Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

AMELOBLASTOMA
Disusun Oleh:
Ogi Kurniawan
G99131008
eri!"e: # $uni #01%&1' $uni #01%
e()i()ing:
Tri Dar(ani* "rg+*
KEA,-TE.AA, KL-,-K -LMU G-G- DA, MULUT
/AKULTAS KEDOKTE.A, U,S 0 .SUD D.+ MOE1A.D-
SU.AKA.TA
#01%
BAB -
E,DAHULUA,
1+1 LATA. BELAKA,G
Ameloblastoma merupakan suatu tumor epitelial odontogenik yang berasal dari
jaringan pembentuk gigi, bersifat jinak, tumbuh lambat, penyebarannya lokal invasif dan
destruktif serta mengadakan proliferasi kedalam stroma jaringan ikat. Tumor ini mempunyai
kecenderungan untuk kambuh apabila tindakan operasi tidak memadai. Sifat yang mudah
kambuh dan penyebarannya yang ekspansif dan infiltratif ini memberikan kesan malignancy
dan oleh karena sifat penyebarannya maupun kekambuhannya lokal maka tumor ini sering
disebut sebagai locally malignancy.
Ameloblastoma merupakan tumor jinak odontogenik yang berasal dari sisa- sisa epitel pada
masa pembentukan gigi. Ameloblastoma dapat tumbuh dari berbagai macam epitel
odontogenik yang tersisa di antara jaringan lunak alveolar dan tulang. Tumor ini tumbuhnya
lambat, agresif secara lokal dan dapat menyebabkan deformitas wajah yang besar.
Ameloblastoma memiliki angka kejadian rekurensi yang tinggi bila tumor ini tidak dieksisi
secara luas dan hati-hati.
Dari semua pembengkakan yang terjadi pada rongga mulut, ! merupakan tumor
odontogenik dan kira-kira "! dari lesi tersebut merupakan ameloblastoma. Ameloblastoma
terjadi pada maksila sekitar #$! kasus, paling sering terjadi pada region kaninus dan antral.
Ameloblastoma terjadi pada mandibula sekitar %$! kasus. &ang mana '$! terjadi di daerah
molar atau pada ramus asendens, #$! pada regio premolar dan "$! di regio anterior.
Ameloblastoma biasanya didiagnosa pada pasien yang umurnya antara dekade empat dan
dekade lima, kecuali pada kasus tipe unikistik yang biasanya terjadi pada pasien yang berusia
antara #$ sampai ($ tahun dengan tidak ada predileksi jenis kelamin. Sekitar "$-")! tumor
ini terjadi berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi.
BAB --
T-,$AUA, USTAKA
#+1 De2inisi A(el!)las3!(a
Ameloblastoma ialah tumor yang berasal dari jaringan organ enamel yang tidak
menjalani diferensiasi membentuk enamel. *al ini telah dijelaskan sangat tepat oleh
+obinson bahwa tumor ini biasanya unisentrik, nonfungsional, pertumbuhannya bersifat
intermiten, secara anatomis jinak dan secara klinis bersifat persisten.
Ameloblastoma adalah tumor yang berasal dari epitelial odontogenik. Ameloblastoma
biasanya pertumbuhannnya lambat, secara lokal invasif dan sebagian besar tumor ini
bersifat jinak.
#+# E3i!l!gi "an a3!genesis
,ada saat ini sebagian penulis mempertimbangkan bahwa tumor ini tumbuh dari
berbagai asal, walaupun rangsangan awal dari proses pembentukan tumor ini belum
diketahui.
Tumor ini dapat berasal dari-
Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina. Struktur mikroskopis dari
beberapa spesimen dijumpai pada area epitelial sel yang terlihat pada perifer
berbentuk kolumnar dan berhubungan dengan ameloblast yang pada bagian tengah
mengalami degenerasi serta menyerupai retikulum stelata
Sisa-sisa dari epitel .alasse/. Terlihat sisa-sisa epitel yang biasanya terdapat pada
membran periodontal dan kadang-kadang dapat terlihat pada tulang spongiosa yang
mungkin menyebabkan pergeseran gigi dan menstimulasi terbentuknya kista
odontogenik
0pitelium dari kista odontogenik, terutama kista dentigerous dan odontoma. ,ada
kasus yang dilaporkan oleh 1ahn 2"((3, 4vy 2")%3, *odson 2")'3 mengenai
ameloblastoma yang berkembang dari kista periodontal atau kista dentigerous tapi hal
ini sangat jarang terjadi. Setelah perawatan dari kista odontogenik, terjadi
perkembangan dan rekurensi menjadi ameloblastoma.
5asal sel dari epitelium permukaan dari tulang rahang. Siegmund dan 6eber 2"#73
pada beberapa kasus ameloblastoma menemukan adanya hubungan dengan epiteluim
oral.
8ambar ". 9emungkinan sumber penyebab ameloblastoma 2Sapp :,, 0versole ;+, 6ysocki
8,.
Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology. #nd ed. .issouri - .osby, "'- "(7-"<(
#+3 Ti4e A(el!)las3!(a
Ada tiga tipe subtipe secara klinis untuk tujuan perawatan antara lain tipe
solid=multikistik, tipe unikistik, dan tipe ekstraosseus=periferal.
8ambar #. Ameloblastoma subtipe klinis A. Tipe multikistik 5. Tipe >nikistik 1. Tipe
,eriferal 2Sapp :,, 0versole ;+, 6ysocki 8,. 1ontemporary ?ral and .a@illofacial
,athology. #nd ed. .issouri - .osby, "'- "(7-"<(.3
#+3+1+ Ti4e s!li" a3au (ul3i5is3i5
Tumor ini menyerang pasien pada seluruh lapisan umur. Tumor ini jarang terjadi pada
anak yang usianya lebih kecil dari "$ tahun dan relatif jarang terjadi pada usia "$ sampai "
tahun. Tumor ini menunjukan angka prevalensi yang sama pada usia dekade ketiga sampai
dekade ketujuh. Tidak ada predileksi jenis kelamin yang signifikan. Sekitar %)! tumor ini
terjadi pada mandibula, paling sering pada daerah molar di sekitar ramus asendens. Sekitar
")! tumor ini terjadi pada maksila biasanya pada regio posterior.
Tumor ini biasanya asimptomatik dan lesi yang kecil ditemukan pada saat
pemeriksaan radiografis. 8ambaran klinis yang sering muncul adalah pembengkakan atau
ekspansi rahang yang tidak terasa sakit. :ika tidak dirawat, lesi akan tumbuh lambat
membentuk massa yang masif. +asa sakit dan parastesia jarang terjadi bahkan pada tumor
yang besar.
Tumor ini muncul dengan berbagai macam gambaran histologis antara lain variasi
dalam bentuk folikular, pleksiform dan sel granular. 6alaupun terdapat bermacam tipe
histologis tapi hal ini tidak memperngaruhi perawatan maupun prognosis.
Tipe solid atau multikistik tumbuh invasif secara lokal memiliki angka kejadian
rekurensi yang tinggi bila tidak diangkat secara tepat tapi dari sisi lain tumor ini memiliki
kecenderungan yang rendah untuk bermetastasis.
Ameloblastoma tipe solid=multikistik ini ditandai dengan angka terjadi rekurensi
sampai )$! selama ) tahun pasca perawatan. ?leh karena itu, ameloblastoma tipe solid atau
multikistik harus dirawat secara radikal 2reseksi dengan margin jaringan normal disekeliling
tumor3. ,emeriksaan rutin jangka panjang bahkan seumur hidup diindikasikan untuk tipe ini.
#+3+# Ti4e uni5is3i5
Ameloblastoma unikistik sering terjadi pada pasien muda, )$! dari tumor ini
ditemukan pada pasien yang berada pada dekade kedua. ;ebih dari $! ameloblastoma
unikisik ditemukan pada mandibula pada regio posterior.
Ameloblastoma tipe unikistik umumnya membentuk kista dentigerous secara klinis
maupun secara radiografis walaupun beberapa diantaranya tidak berhubungan dengan gigi
yang tidak erupsi.
Tipe ini sulit didiagnosa karena kebanyakan ameloblastoma memiliki komponen
kista. Tipe ini umumnya menyerang bagian posterior mandibula diikuti dengan regio
parasimfisis dan anterior maksila. Sebuah variasi yang disebut sebagai ameloblastoma
unikistik pertama sekali disebut pada tahun "'' oleh +obinson dan .artine/. .ereka
melaporkan bahwa tipe unikistik ini kurang agresif dan menyarankan enukleasi simple
sebagai perawatannya. Studi menunjukan secara klinis enukleasi simple pada ameloblastoma
tipe unikistik sebenarnya menunjukan angka rekurensi yang tinggi yaitu sekitar 7$!. Dengan
demikian enukleasi simple merupakan perawatan yang tidak sesuai untuk lesi ini dan
perawatan yang lebih radikal dengan osteotomi periferal atau terapi krio dengan cairan
nitrogen atau keduanya lebih sesuai untuk tumor ini.
#+3+3 Ti4e 4eri2eral0e5s3ra!sseus
,eriferal ameloblastoma juga dikenal dengan nama ekstraosseus ameloblastoma atau
ameloblastoma jaringan lunak. 5iasanya terjadi pada gingiva atau mukosa alveolar. Tipe ini
menginfiltrasi jaringan di sekelilingnya yaitu jaringan ikat gingiva dan tidak ada keterlibatan
tulang di bawahnya. ,eriferal ameloblastoma ini umumnya tidak sakit, sessile, kaku,
pertumbuhan eksofitik yang biasanya halus atau granular.
Tumor ini diyakini mewakili # ! sampai "$! dari seluruh kasus ameloblastoma yang
didiagnosa. Tumor ini pernah dilaporkan terjadi pada semua rentang umur dari sampai #
tahun. 9asus-kasus melaporkan bahwa tumor ini terjadi kebanyakan pada pria daripada
wanita dengan perbandingan ", dengan ".
'$! dari ameloblastoma tipe periferal ini terjadi pada mandibula, dari bagian ramus
dari anterior mandibula sampai foramen mandibula paling sering terkena. 5eberapa penulis
lebih suka mengklasifikasikan mereka ke dalam hamartoma daripada neoplasma dan tumor
ini biasnya bersifat jinak, tidak mengalami rekurensi setelah eksisi simpel komplit.
,erawatan yang direkomendasikan untuk tumor ini berbeda dengan perawatan tumor
tipe lainnya karena tumor ini biasanya kecil dan bersifat lokal pada jaringan lunak superfisial.
9ebanyakan lesi berhasil dirawat dengan eksisi lokal dengan mengikutsertakan sebagian
kecil dari margin jaringan yang normal. .argin inferior harus diikutkan periosteoum untuk
menyakinkan penetrasi sel tumor ke tulang tidak terjadi.
8ambar (. ,eriferal Ameloblastoma 2Sapp :,, 0versole ;+, 6ysocki 8,. 1ontemporary ?ral
and
.a@illofacial ,athology. #nd ed. .issouri - .osby, "'- "(7-"<(3
#+%+ Ga()aran His3!4a3!l!gis
Ameloblastoma menunjukan berbagai macam variasi pola histologi bergantung pada
arah dan derajat differensiasi sel tumor. 9lasifikasi 6*? membagi ameloblastoma secara
histologis terdiri dari follikular, pleksiform, acanthomatous, sel granular dan tipe sel basal.
#+%+1 Ti4e /!li5ular
Ameloblastoma tipe folikular menunjukan gambaran histologi yang tipikal dengan
adanya sarang-sarang folikular dari sel-sel tumor yang terdiri dari sebuah lapisan periferal
dari sel-sel kolumnar atau kuboidal dan sebuah massa sentral dari sel yang tersusun jarang
yang menyerupai retikulum stellata. Degenerasi dari jaringan yang berbentuk seperti
retikulum stellata itu akan menghasilkan pembentukan kista.
8ambar < - Ameloblastoma tipe follikular 2www.pathology?utlines.com3
#+%+# Ti4e le5si2!r(
Ameloblastoma tipe pleksiform ditandai dengan kehadiran sel tumor yang berbentuk
seperti pita yang tidak teratur dan berhubungan satu sama lain. Stroma terbentuk dari jaringan
ikat yang longar dan edematous fibrous yang mengalami degenerasi kistik.
8ambar )- Ameloblastoma tipe pleksiform 2Shklar 8.?ral 1ancer."st 0d. ,hiladelphiaA
6.5.Saunders1ompany, "%<- #)(3
#+%+3 Ti4e A6an3h!(a3!us
Ameloblastoma tipe ini ditandai dengan karakteristik adannya sBuamous metaplasia
dari retikulum stelata yang berada diantara pulau-pulau tumor. 9ista kecil terbentuk di tengah
sarang sellular. Stroma terdiri dari jaringan ikat yang fibrous dan padat.
8ambar 7- Tipe acanthomatous 2Sapp :,, 0versole ;+, 6ysocki 8,. 1ontemporary ?ral and
.a@illofacial ,athology. #nd ed. .issouri - .osby, "'- "<$.3
#+%+% Ti4e Sel Granular
,ada ameloblatoma tipe sel granular ditandai dengan adanya transformasi dari
sitoplasma biasanya berbentuk seperti sel retikulum stelata, sehingga memberikan gambaran
yang sangat kasar, granular dan eosinofilik. Tipe ini sering melibatkan periferal sel kolumnar
dan kuboidal. *artman melaporkan #$ kasus dari ameloblastoma tipe sel granular dan
menekankan bahwa tipe sel granular ini cenderung merupakan lesi agresif ditandai dengan
kecenderungan untuk rekurensi bila tidak dilakukan tindakan bedah yang tepat pada saat
operasi pertama. Sebagai tambahan, beberapa kasus dari tumor ini dilaporkan pernah terjadi
metastasis.
8ambar '- Tipe sel granular 2Sapp :,, 0versole ;+, 6ysocki 8,. 1ontemporary
?ral and .a@illofacial ,athology. #nd ed. .issouri - .osby, "'- "<$.3
#+%+' Ti4e Sel Basal
Ameloblastoma tipe sel basal ini mirip karsinoma sel basal pada kulit. Sel epithelial
tumor lebih primitif dan kurang kolumnar dan biasanya tersusun dalam lembaran-lembaran,
lebih banyak dari tumor jenis lainnya. Tumor ini merupakan tipe yang paling jarang dijumpai.
8ambar %- Tipe sel basal 2Sapp :,, 0versole ;+, 6ysocki 8,. 1ontemporary ?ral and
.a@illofacial ,athology. #
nd
ed. .issouri - .osby, "'- "<$.3
#+'+ Ga()aran .a"i!l!gis
Secara radiologis, gambaran ameloblastoma muncul sebagai gambaran radiolusensi
yang multiokular atau uniokular.
#+'+1 Mul3i!5ular
,ada tipe ini, tumor menunjukkan gambaran bagian-bagian yang terpisah oleh septa
tulang yang memperluas membentuk masa tumor. 8ambaran multiokular ditandai dengan lesi
yang besar dan memberikan gambaran seperti soap bubble.
>kuran lesi yang sebenarnya tidak dapat ditentukan karena lesi tidak menunjukkan
garis batasan yang jelas dengan tulang yang normal. +esopsi akar jarang terjadi tapi kadang-
kadang dapat dilihat pada beberapa lesi yang tumbuh dengan cepat.
8ambar - .ultiokular ameloblastoma 2http-==www.radpod.org=#$$'=$%=$"=ameloblastoma=3
#+'+# Uni!5ular
,ada tipe lesi uniokular biasanya tidak tampak adanya karakteristik atau gambaran
yang patologis. 5agian periferal dari lesi biasanya licin walaupun keteraturan ini tidak
dijumpai pada waktu operasi. ,ada lesi lanjut akan mengakibatkan pembesaran rahang dan
penebalan tulang kortikal dapat dilihat dari gambaran roentgen.
8ambar "$- Ameloblastoma tipe uniokular 2Sapp :,, 0versole ;+, 6ysocki 8,.
1ontemporary ?ral and .a@illofacial ,athology. #nd ed. .issouri - .osby,"'- "(7-"<(.3
#+7 erawa3an
,erawatan tumor ini beragam mulai dari kuretase sampai reseksi tulang yang luas,
dengan atau tanpa rekonstruksi. +adioterapi tidak diindikasikan karena lesi ini radioresisten.
,ada beberapa literatur juga ditemukan indikasi untuk dielektrokauterisasi, bedah krio dan
penggunaan agen sklorosan sebagai pilihan perawatan. ,emeriksaan kembali 2follow up
pasca operasi3 penting karena hampir )$! kasus rekurensi terjadi pada lima tahun pertama
pasca operasi.
,erawatan untuk tumor ini harus dieksisi dan harus meliputi neoplasma sampai
jaringan sehat yang berada di bawah tumor. Setelah itu, harus dilanjutkan dengan
elektrodesikasi atau dengan dirawat lukanya dengan larutan 9arnoy.
9emungkinan untuk terjadi rekurensi ada dan pasien harus diinstruksikan untuk
mengikuti pemeriksaan secara berkala sampai bertahun-tahun setelah operasi. 4radiasi paska
operasi ditujukan untuk mengurangi insidensi rekurensi dan harus dilakukan secara rutin.
9ebanyakan ahli bedah melakukan reseksi komplit pada daerah tulang yang terlibat tumor
dan kemudian dilakukan bone graft. Tumor ini tidak bersifat radiosensitif tapi Andra 2"<3
melaporkan bahwa terapi dengan C-ray dan +adium mempunyai efek dalam menghambat
pertumbuhan lesi ini. 6aldron dan 6orman 2"("3 melakukan enukleasi pada ameloblastoma
yang kecil, sementara sebagian penulis merekomendasikan reseksi total maupun reseksi
sebagian untuk kasus yang lebih besar. 5agaimanapun, ahli bedah yang pertama kali
melakukan operasi kasus ameloblastoma memiliki kesempatan terbaik untuk mengobati
pasien. 5yars dan Sarnat 2"<)3 menyimpulkan bahwa ameloblastoma harus dienukleasi bila
uniokular, dikauterisasi dengan panas atau bahan kimia dan jika multiokular direseksi dengan
mengikutkan sedikit tulang yang normal jika ekstensif. +ankow dan *ickey 2")<3 meninjau
ulang # kasus ameloblastoma dan menemukan bahwa insidensi terjadi rekurensi sebanyak
"! jika dilakukan kuretase lokal, sementara tidak terjadi rekurensi jika dilakukan reseksi
2"% kasus3.
5eberapa prosedur operasi yang mungkin digunakan untuk mengobati ameloblastoma
antara lain-
#+7+1 Enu5leasi
0nukleasi merupakan prosedur yang kurang aman untuk dilakukan. 6eder 2")$3
pada suatu diskusi menyatakan walaupun popular, kuretase merupakan prosedur yang paling
tidak efisien untuk dilakukan. 0nukleasi menyebabkan kasus rekurensi hampir tidak dapat
dielakkan, walaupun sebuah periode laten dari pengobatan yang berbeda mungkin
memberikan hasil yang salah. 9uretase tumor dapat meninggalkan tulang yang sudah diinvasi
oleh sel tumor.
Teknik enukleasi diawali dengan insisi, flap mukoperiostal dibuka. 9adang-kadang
tulang yang mengelilingi lesi tipis. :ika dinding lesi melekat pada periosteum, maka harus
dipisahkan. Dengan pembukaan yang cukup, lesi biasanya dapat diangkat dari tulang.
8unakan sisi yang konveks dari kuret dengan tarikan yang lembut. Saraf dan pembuluh darah
biasanya digeser ke samping dan tidak berada pada daerah operasi. >jung tulang yang tajam
dihaluskan dan daerah ini harus diirigasi dan diperiksa. 8igi-gigi yang berada di daerah
tumor jinak biasanya tidak diperlukan perawatan khusus. :ika devitalisasi diperlukan,
perawatan endodontik sebelum operasi dapat dilakukan.
#+7+# E5sisi Bl!5
9ebanyakan ameloblastoma harus dieksisi daripada dienukleasi. 0ksisi sebuah bagian
tulang dengan adanya kontinuitas tulang mungkin direkomendasikan apabila
ameloblastomanya kecil. 4nsisi dibuat pada mukosa dengan ukuran yang meliputi semua
bagian yang terlibat tumor. 4nsisi dibuat menjadi flap supaya tulang dapat direseksi di bawah
tepi yang terlibat tumor. ;ubang bur ditempatkan pada outline osteotomi, dengan bur leher
panjang *enahan. ?steotom digunakan untuk melengkapi pemotongan. Sesudah itu, segmen
tulang yang terlibat tumor dibuang dengan tepi yang aman dari tulang yang normal dan tanpa
merusak border tulang.
Setelah meletakkan flap untuk menutup tulang, dilakukan penjahitan untuk
mempertahankan posisinya. Dengan demikian eksisi tidak hanya mengikutkan tumor saja
tetapi juga sebagian tulang normal yang mengelilinginya. 8igi yang terlibat tumor dibuang
bersamaan dengan tumor. 8igi yang terlibat tidak diekstraksi secara terpisah.
8ambar ""- 0ksisi 5lok 2Thoma 9*, Danderveen :;. ?ral Surgery. )th 0d.Saint ;ouisAThe
1.D. .osby 1ompany,"- (3
#+7+3 He(i(an"i)ule53!(i
.erupakan pola yang sama dengan eksisi blok yang diperluas yang mungkin saja
melibatkan pembuangan angulus, ramus atau bahkan pada beberapa kasus dilakukan
pembuangan kondilus. ,embuangan bagian anterior mandibula sampai ke regio simfisis tanpa
menyisakan border bawah mandibula akan mengakibatkan perubahan bentuk wajah yang
dinamakan E Andy 8ump DeformityE.
+eseksi mandibula dilakukan setelah trakeostomi dan diseksi leher radikal 2bila
diperlukan3 telah dilakukan. Akses biasanya diperoleh dengan insisi splitting bibir bawah.
5ibir bawah dipisahkan dan sebuah insisi vertikal dibuat sampai ke dagu. 4nsisi itu kemudian
dibelokkan secara hori/ontal sekitar F inchi dibawah border bawah mandibula. 9emudian
insisi diperluas mengikuti angulus mandibula sampai mastoid. Setelah akses diperoleh, di
dekat foramen mentale mungkin saja dapat terjadi pendarahan karena adanya neurovascular.
8ambar "#- ,ola 4nsisi pada *emimandibulektomi 29eith DA. Atlas of ?ral and
.a@illofacial
Surgery.,hiladelphiaA6.5.Saunder 1ompany, "#- #<(3.
,ermukaan dalam mandibula secara perlahan-lahan dibuka dengan mendiseksi
mukosa oral. Dengan menggunakan gigli saw pemotongan dilakukan secara vertikal di
daerah mentum. *al ini akan memisahkan mandibula secara vertikal. .andibula terbebas
dari otot yang melekat antara lain muskulus depressor labii inferior, depressor anguli oris dan
platysma. 5agian mandibula yang akan direseksi dibebaskan dari perlekatannya dari mukosa
oral dengan hati-hati. Setelah itu, komponen rahang yang mengandung massa tumor dieksisi
dengan margin yang cukup. 5agian margin dari defek bedah harus dibiopsi untuk
pemeriksaan untuk menentukan apakah reseksi yang dilakukan cukup atau tidak. :ika bagian
itu bebas dari tumor, bagian ramus dan kondilus mandibula harus dipertahankan untuk
digunakan pada rekonstruksi yang akan datang. +amus paling baik dipotong secara vertikal.
9etika mandibula disartikulasi, maka ada resiko pendarahan karena insersi temporalis dan
otot pterygoid lateral dipisahkan. *al ini dapat dihindari dengan membiarkan kondilus dan
prosessus koronoid berada tetap in situ. Setelah hemimandibulektomi, penutupan luka
intraoral biasanya dilakukan dengan penjahitan langsung.
8ambar "(- Tipe umum dari reseksi mandibula A. Dengan keterlibatan kondilus 5.Tanpa
pembuangan kondilus 29eith DA. Atlas of ?ral and .a@illofacial Surgery. ,hiladelphiaA
6.5. Saunders 1ompany, "#- #<<3
#+7+%+ He(i(a5sile53!(i
Akses ke maksila biasnya diperoleh dengan insisi 6eber Gergusson. ,emisahan bibir
melalui philtrum rim dan pengangkatan pipi dengan insisi paranasal dan infraorbital
menyediakan eksposure yang luas dari wajah dan aspek lateral dari maksila dan dari ethmoid.
8ambar "<- ,ola 4nsisi 6eber Gergusson 25ooth ,6, Schendel SA, *ausamen :0.
.a@illofacial Surgery. #nd 0d..issouriA1hurhill ;ivingstone 0lsevier, #$$'-<("3
Setelah diperoleh eksposure yang cukup, dilakukan pemotongan jaringan lunak dan
ekstraksi gigi yang diperlukan. 9emudian dilakukan pemotongan dengan oscillating saw dari
lateral dinding maksila ke infraorbital rim kemudian menuju kavitas nasal melalui fossa
lakrimalis. Dari kavitas nasal dipotong menuju alveolar ridge. Setelah itu, dilakukan
pemotongan pada palatum keras. 9emudian pemotongan lateral dinding nasal yang
menghubungkan lakrimal dipotong ke nasofaring dengan mengunakan chisel dan gunting
.ayo dan kemudian dilakukan pemotongan posterior. ,embuangan spesimen dan packing
kavitas maksilektomi yang tepat diperlukan untuk mengkontrol pendarahan.
8ambar ")- ,emotongan tulang pada subtotal maksilektomi 25ooth ,6, Schendel SA,
*ausamen :0. .a@illofacial Surgery. #nd 0d .issouriA 1hurhill ;ivingstone 0lsevier, #$$' -
<(#3
Setelah hemostasis terjadi, manajemen maksilektomi yang tepat dapat membantu ahli
prostodonsia untuk merehabilitasi pasien. Semua bagian tulang yang tajam dihaluskan.
,rosesus koronoid harus diangkat, karena dekat dengan margin lateral defek yang akan
menyebabkan penutup protesa lepas ketika mulut dibuka.
Glap yang ada pada mukosa dikembalikan menutupi margin medial tulang. Skin graft
kemudian dijahit ke tepi luka, lebih baik hanya lembaran tunggal. ,ermukaan dibawah flap
pipi, tulang, otot periorbita dan bahkan dura semuanya ditutup. 8raft dipertahankan dengan
packing iodoform gau/e yang diisi ben/oin tincture. ,acking yang cukup digunakan untuk
mengisi kembali kontur pipi. ?bturator bedah yang sudah dibuat oleh ahli prostodonsi
direline dengan soft denture reliner sehingga dapat mendukung packing dan menutup defek.
?bturator dapat dipasangkan ke gigi-gigi secara fi@ed atau tidak, tergantung kondisi
individual pasien. Glap pipi kemudian dikembalikan dan menutup lapisan.
#+8 .e5!n3ru5si 4as6a )e"ah
#+8+1 e(a5aian 4r!3esa !)3ura3!r
,emasangan protesa palatal secara imidiate telah menjadi perawatan standard setelah
dilakukan maksilektomi atau palatektomi, kecuali digunakan rekonstruksi free flap. 1acat
bedah dapat memberikan efek samping terhadap kesehatan fungsional dan psikologis pasien.
Tujuan dari rekonstruksi adalah untuk mengembalikan fungsi bicara, fungsi pencernaan,
menyediakan dukungan terhadap bibir dan pipi dan membangun kembali proyeksi midfacial.
,asien yang menjalani reseksi maksila akan direhabilitasi dalam tiga fase masng-
masing fase memerlukan protesa obturator yang akan mendukung kesembuhan pasien. 9etiga
obturator protesa ini adalah obturator bedah, obturator interim, dan obturator definitif.
#+8+1+1 O)3ura3!r Be"ah
+ehabilitasi prostodontik dimulai dengan obturator bedah yang mana dimasukkan
pada waktu bedah untuk membantu mempertahankan packing, mencegah kontaminasi oral
dari luka bedah dan skin graft dan memungkinkan pasien untuk berbicara dan menelan
selama periode postoperasi inisial. ,rotesa ini akan digunakan kira-kira ) sampai "$ hari.
#+8+1+# O)3ura3!r -n3eri(
?bturator bedah akan dikonversi menjadi obturator interim dengan penambahan
bahan-bahan lining untuk adaptasi terhadap defek. ,rotesa interim ini secara periodik akan
direadaptasi dan direline kembali untuk menyesuaikan terhadap perubahan dimensional
selama proses penyembuhan jaringan defek. ,roses ini akan meningkatkan kenyamanan dan
fungsional pasien. Tujuan dari obturator ini adalah mengembalikan fungsi bicara dengan
mengembalikan kontur palatal. ,rotesa ini akan digunakan sekitar dua sampai enam bulan.
#+8+1+3 O)3ura3!r De2eni3i2
?bturator defenitif akan dibuat ketika penyembuhan jaringan dan kontraksi telah
selesai. ,embuatan protesa defenitif sebelum kontur jaringan stabil memerlukan penyesuaian
termasuk perubahan posisi gigi atau penyesuaian terhadap bagian perifer protesa.
8ambar "7- ?bturator A. Defek palatal, 5. ?bturator bedah, 1. ?bturator interim,
D.?bturator defenitif 2Shklar 8. ?ral 1ancer."st 0d. ,hiladelphiaA 6.5.Saunders 1ompany,
%<- #"3
#+8+# engunaan 4la3
Tujuan dari rekonstruksi mandibula adalah membangun kontinuitas mandibula,
membangun osseus alvelolar bases dan koreksi terhadap defek jaringan lunak. ,ada
umumnya kehilangan mandibula yang diakibatkan karena proses patologis akan
meninggalkan jaringan lunak yang akan sembuh. 5ila dilakukan mandibulektomi akan
menghasilkan defek tulang yang besar dan jaringan lunak.
Defek pada mandibula bagian lateral lebih dapat ditoleransi dan tidak membutuhkan
rekonstruksi. 9ebalikannya defek pada anterior mandibula akan menimbulkan kecacatan
fungsional dan kosmetik yang parah. 6aktu yang tepat untuk melakukan rekonstruksi masih
diperdebatkan.
,ada literatur disebutkan ada berbagai macam metode yang digunakan untuk
mengembalikan defek pada mandibula. .etode ini dapat diklasifikasikan dalam ( kategori
dasar yaitu bahan alloplastik, bahan alloplastik dengan tulang dan tulang autogenous. 5ahan
alloplastik telah digunakan secara luas pada rekonstruksi mandibula dalam bentuk kawat atau
plat, material organik 2kalsium aluminat, kalsium apatit, kalsium sulfat3 dan bahan sintetik
2metilmetakrilat, proplas dan teflon3. Dari semuanya, plat rekonstruksi biasanya dibuat dari
stainless steel, A? ,lates 2Arbeitsgemeinschaft fur ?stheosynthefragen ,late3 , vitallium dan
titanium 2titorp plates3. 9omplikasi yang umum terjadi meliputi ekstrusi=ekspose plat,
kehilangan sekrup, dan fraktur plat.
,lat rekonstruksi mandibula memiliki keuntungan dari segi-
Tidak membutuhkan donor
,engeluaran
9ontur yang baik
9emampuan untuk membentuk kondilus.##
8ambar "'. ,lat A? 2www.emedicine.comHmandibular reconstruction,plating3
Da23ar us3a5a
Avon, S. ;., .c1omb, :., I 1lokie, 1. #$$(. Ameloblastic 1arcinoma- 1ase +eport and
;iterature +eview. Journal of the Canadian Dental Association #$$(A 723-)'(-7.
Jon lineK. http-==www.cda-adc.ca=:1DA-=vol-7=issue-=)'(.pdf
5ooth ,6, Schendel SA, *ausamen :0. #$$'. Maxillofacial Surgery. #nd 0d..issouriA
1hurhill ;ivingstone 0lsevier
8LmgLm, S., I *osgMren, 5. #$$). 1linical and +adiologic 5ehaviour of Ameloblastoma in
< 1ases. J Can Dent Assoc #$$)A '"2'3-<%"N<. Jon lineK. http-==cda-adc.ca=jadc=vol-
'"=issue-'=<%".pdf
http-==www.emedicine.comHmandibularOreconstruction Oplating
http==www.pathology?utlines.com
http-==www.radpod.org=#$$'=$%=$"=ameloblastoma=
9eith DA. "#. Atlas of Oral and Maxillofacial Surgery. ,hiladelphiaA 6.5. Saunder
1ompany
?liveira, ;. +., .atos, 5. *., Dominguete, ,. +., I Porgetto, D. A., I Silva, A. +. #$"".
Ameloblastoma- +eport of Two 1ases and a 5rief ;iterature +eview. In, J.
Odontostomat.)2(3-#(-#,#$"".JonlineK. http-==ircmj.com=Q
pageRdownloadIfileOidR($#
Sapp :,, 0versole ;+, 6ysocki 8,. "'. Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology.
#nd ed. .issouri- .osby
Shklar 8. "%<. Oral Cancer. "st 0d. ,hiladelphiaA 6.5. Saunders1ompany
Thoma 9*, Danderveen :;. ". Oral Surgery. )th 0d.Saint ;ouisA The 1.D. .osby
1ompany

Anda mungkin juga menyukai