Penghisapan orofaringeal atau nasofaringeal digunakan bila klien mampu batuk
secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan atau menelan. Tindakan ini sering digunakan setelah klien batuk. Penghisapan orofaringeal dan nasiofaringeal mungkin juga tepat pada klien yang kurang responsif atau koma yang memerlukan pembuangan sekret oral. Diagnosa Keperawatan Potensial Data Klien yang didapatkan selama pengkajian menunjukkan batasan karakteristik untuk mendukung diagnosa keperawatan berikut untuk klien yang memerlukan keterampilan ini: Infeksi, risiko tinggi terhadap Klirens jalan napas, tidak efektif Peralatan Penghisap portebel atau dinding dengan selang penghubung dan konektor! bila diperlukan kateter steril "#$ atau #% &rench' "(ihat kotak' )ir steril atau normal salin *arung tangan steril Pelumas larut air *elimut atau handuk untuk melindungi linen dan baju klien +asker wajah "google' N o Langkah-langkah Rasional # $ *iapkan peralatan di samping tempat tidur ,uci tangan dan pakai sarung tangan +emungkinkan kelancaran dalam pelaksanaan prosedur tanpa gangguan +engurangi Transmisi +ikroorganisme Ukuran Kateter Penghisap -eonatus .ayi sampai % bln #/ bln $0 bln $0 tahun 01 tahun 1#2 tahun #2#$ tahun Dewasa %/ &r %/ &r /#2 &r #2 &r #2#$ &r #$ &r #$#0 &r #0 &r #$#% &r 3 4elaskan pada klien bagaimana prosedur akan membantu membersihkan jalan napas dan menghilangkan beberapa masalah pernapasannya. 4elaskan bahwa batuk, bersin, atau menelan adalah normal. 0 5 % 1 / Posisikan klien dengantepat: .ila sadar dengan re6eks gag berfungsibaringkan klien pada posisi semi &owler7s dengan kepala miring ke satu sisi untuk penghisapan oral. .aringkan klien pada posisi &lower7s dengan leher ekstensi untuk penghisapan nasal. .ila sadar.aringkan klien pada posisi lateral menghadap pada anda untuk penghisapan oral atau nasal. Tempatkan handuk pada bantal atau di bawah dagu klien. Pilih tekanan dan tipe unit penghisap yang tepat. 8ntuk semua unit penghisap adalah #$2 sampai #52 mm 9g pada orang dewasa, #22 sampai #$2 mm 9g pada anak anak, atau %2 sampai #22mm 9g pada bayi "lihat kotak'. Tuangkan air steril atau normal salin ke dalam wadah yang steril. Kenakan sarung tangan steril pada :e6eks gag mencegah aspirasi isi gastrointestinal. Posisi kepala ke satu sisi atau hiperekstensi leher meningkatkan insersi perlahan kateter ke dalam orofaring atau nasofaring secara berurutan. +encegah lidah klien menghambat jalan napas, meningkatkan drainase sekret pulmonal, dan mencegah aspirasi isi gastrointestinal. +encegah linen tempat tidur atau baju tidur basah akibat dari sekret. 9anduk dapat di buang, mengurangi penyebaran bakteri. +enjamin tekanan negatif yang aman sesuai dengan usia klien. Tekanan negatif yang berlebihan dapat mencetuskan cedera mukosa. Diperlukan untuk melumasi kateter guna mengurangi friksi ; meningkatkan pasase lembut. Regulator Vakum )lat <akum = Dinding .ayi )nakanak Dewasa )lat <akum = Portebel .ayi )nakanak Dewasa %2#22 mm 9g #22#$2 mm 9g #$2#52 mm 9g 35 inci 9g 5#2 inci 9g 1#5 inci 9g > #2 ## #$ #3 #0 #5 ?unakan tangan yang telah menggunakan sarung tangan, sambungkan kateter ke mesin penghisap. Perkirakan jarak antara daun telinga klien dan ujung hidung dan letakkan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang telah menggunakan sarung tangan. .asahi ujung kateter dengan larutan steril. Pasang penghisap dengan unjungnya terletak dalam larutan. Penghisap @rofaringealDengan perlahan masukkan kateter ke dalam satu sisi mulut klien dan arahkan ke orofaring. 4angan lakukan penghisapan selama pemasangan. -asofaringealDengan perlahan masukkan kateter ke salah satu lubang hidung. )rahkan ke arahmedial sepanjang dasar rongga hidung. 4angan dorong paksa kateter. .ila lubang hidung yang satu tidak paten, coba lubang hidung yang lain. 4angan lakukan penghisapan selama pemasangan. *umbat port penghisap dengan ibu jari anda. Dengan perlahan rotasi kateter saat anda menariknya. Keseluruhan prosedur tidak boleh lebih dari #5 detik. .ilas kateter dengan larutan steril dengan meletakkannya dalam larutan dan lakukan penghisapan. .ila klien tidak mengalami distres pernapasan, biarkan ia istirahat selama $2 sampai 32 detik sebelum memasukkan ulang kateter. +empertahankan sterilitas 4arak ini menjamin bawah kateter penghisap akan tetap pada region faringeal. Insersi kateter pada titik ini menempatkan kateter di trakea. Pembahasan ujung kateter mengurangi friksi dan memudahkan pemasangan. Pemasangan penghisap saat kateter berada dalam larutan steril menjamin bahwa peralatan penghisap berfungsi sebelum kateter dimasukkan. +engurangi stimulasi re6eks gag. +enghindari turbinasi nasal oleh karakter dan masuk lebih mudah ke dalam nasofaring. :isiko trauma pada mukosa oral dan nasal selama pemasangan kateter dikurangi. *umbatan pada port penghisap mengaktifkan tekanan penghisap. Penghisapan dilakukan secara intermiten saat kateter ditarik. :otasi mengangkat secret dari permukaan jalan napas dan mencegah trauma dari tekanan penghisap pada satu area. ,)T)T)-: Penghisapan juga membuang udara. *uplai oksigen klien dapat sangat berkurang bila prosedur berlangsung lebih dari #5 detik. +embuang sekret dari kateter dan melumasinya untuk penghisapan berikutnya. +emungkinkan kesempatan klien untuk meningkatkan masukan oksigennya. #% #1 #/ #> $2 $# .ila klien mampu, minta ia untuk bernapas dalam dan batuk diantara penghisapan. .ila diperlukan penghisapan ulang, ulangi langkah ## sampai #3. 9isap sekret pada mulut atau dibawah lidah setelah penghisapan orofaring atau nasofaring. .uang kateter dengan membungkusnya dalam tangan anda yang menggunakan sarung dan lepaskan sarung tangan untuk membungkus kateter. *iapkan peralatan untuk penghisapan berikutnya. ,atat pada catatan perawat jumlah, konsistensi, warna, dan bau sekret, serta respons klien terhadap prosedur. +eningkatkan mobilitas sekret ke jalan napas atas, tempat sekret dapat diangkat dengan kateter. .ila klien mampu untuk batuk secara produktif, penghisapan selanjutnya tidak diperlukan sepanjang jalan napas bersih pada auskultasi. +empertahankan asepsis steril. +ulut harus dihisap hanya setelah area steril telah dihisap secara keseluruhan. +engurangi penyebaran bakteri dari kateter penghisap. +emberikan kesiapan akses untuk peralatan penghisap, khususnya bila klien mengalami distres pernapasan. +endokumentasikan bahwa prosedur telah dilakukan. Kewaspadaan Perawat .ila klien tidak mampu batuk atau menggunakan jalan napas buatan, diperlukan penghisapan orotrakeal atau nasotrakeal. Penyuluhan Klien Klien yang telah menjalani bedah kepala atau leher "seperti laringektomi atau diseksi leher' sering belajar untuk melakukan penghisapan oral sendiri selama di rumah sakit. Ini dapat memberikan rasa kemandirian pada mereka. Pertimbangan Pediatri )nakanak memerlukan diameter kateter penghisap lebih kecil. -eonatus sampai anakanak #/ bulan memerlukan ukuran % sampai / &rench, #/ sampai $0 bulan memerlukan / sampai #2 &rench, dan anak yang lebih besar memerlukan #2 sampai #0 &rench. Pertimbangan Geriatri Klien lansia dengan penyakit jantung atau pulmonal dapat mentoleransi hanya #2 detik periode penghisapan. Klien ini berisiko tinggi terhadap distrimia jantung akibat hipoksia. Penghisapan Nasotrakeal Penghisapan nasotrakeal meliputi pemasangan selang karet kecil ke dalam hidung klien dan terus ke trakea. Tujuan prosedur ini adalah untuk menghilangkan sekret dari jalan napas klien dan untuk merangsang klien batuk dalam. *ekret yang tidak hilang dari jalan napas meningkatkan risiko infeksi klien danAatau kegagalan pernapasan. iagnosa Keperawatan Potensial Data klien yang didapatkan selama pengkajian menunjukkan batasan karakteristik untuk mendukung diagnosa keperawatan berikut untuk klien yang memerlukan ketrampilan ini: Infeksi, risiko tinggi terhadap Pertukaran gas, kerusakan Klirens jalan napas, tidak efektif Peralatan 8nit penghisap portebel atau dinding dengan selang penghubung dan konektor ! bila diperlukan kateter steril "#$ atau #% &rench' +angkuk steril *arung tangan steril *Alat ini biasanya tersedia dalam kotak penghisap sekali pakai. Pelumas larut dalam air Penutup atau handuk untuk melindungi linen dan baju klien ?oogle N o Langkah-langkah Rasional # $ 3 0 5 4elaskan prosedur pada klien. .aringkan klien pada posisi semi atau &owler7s tinggi. ,uci tangan. Kenakan ?oogle .ila menggunakan kotak penghisap: a' .uka kemasan. .ila tersedia selimut steril, letakkan diatas dada klien atau gunakan handuk. b' .uka kemasan kateter penghisap. 4angan biarkan kateter penghisap menyentuh permukaan yang lain kecuali bagian dalam kemasan itu sendiri. c' .uka bungkus basin steril dan letakkan di meja tempat tidur. 9atihati jangan menyentuh bagian dalam baskom. Isi dengan #22 ml +engurangi ansietas dan meningkatkan kerja sama. Posisi meningkatkan ekspansi maksimum paru. +engurangi transmisi mikroorganisme. +elindungi perawat dari risiko transmisi patogen yang ditularkan melalui darah melalui transmisi droplet. +engurangi transmisi +ikroorganisme. +enyiapkan kateter dan mengurangi transmisi mikroorganisme. +empertahankan asepsis medik. -ormal salin digunakan untuk membersihkan selang setelah tiap penghisapan. % 1 / > #2 ## #$ .uka pelumas pencet ke dalam kemasan kateter steril tanpa menyentuh kemasan. Kenakan sarung tangan steril atau kenakan sarung tangan tak steril pada tangan nondominan dan sarung steril pada tangan dominan. )mbil kateter penghisap dengan tangan dominan tanpa menyentuh permukaan tak steril. )mbil selang penghubung dengan tangan nondominan. Kencangkan kateter pada selang "?br. #55' Periksa bahwa peralatan berfungsi dengan baik dengan menghisap sejumlah kecil normal salin dari basin. @leskan bagian distal % sampai / cm kateter dengan pelumas larut dalam air. (epaskan alat pengirim oksigen, bila terpasang, dengan tangan non dominan. Tanpa memberikan hisapan, perlahan tetapi cepat masukkan kateter dengan ibu jari dominan dan telunjuk ke dalam hidung agak ke bawah atau melalui mulut saat klien bernapas. 4angan dorong paksa ke dalam lubang hidung "?br. #5%' a. Penghisapan trakeal: pada orang dewasa, masukkan kateter $2 sampai $0 cmB pada anak yang lebih besar, #0 sampai $2 cmB dan anak kecil dan bayi, / sampai #0 cm. .ila terasa adanya tahanan setelah memasukkan kateter untuk jarak yang direkomendasikan, perawat mungkin menyentuh karina. Tarik kateter # cm sebelum menggunakan penghisap. b. .eri posisi: pada beberapa contoh memutar kepala klien ke kanan membantu perawat menghisap bronkus cabang besar kiriB membalik kepala ke kiri membantu perawat menghisap bronkus cabang besar kanan. +enyiapkan pelumas sambil mempertahankan sterilitas. Pelumas larut dalam air digunakan untuk menghindari aspirasi lipoid pneomia. +engurangi transmisi mikroorganisme dan memungkinkan perawat untuk mempertahankan sterilitas kateter penghisap. +empertahankan sterilitas kateter. +enghubungkan kateter ke penghisap. +emastikan fungsi peralatan. +elumasi bagian dalam kateter dan selang. +elumasi kateter untuk memudahkan pemasangan. Pemberian tekanan hisapan sambil memasukkan kateter ke dalam trakea meningkatkan risiko kerusakan mukosa, serta meningkatkan risiko hipoksia karena mengambilan oksogen inhalasi yang ada di jalan napas. Cpiglotis terbuka pada inspirasi dan memudahkan insersi ke dalam trakea. Klien harus batuk. .ila klien cegukan atau menjadi mual, kateter sepertinya berada dalam esophagus. .erikan penghisapan intermiten selama #2 detik dengan meletakkan dan melepaskan ibu jari tangan nondominan di atas port Dentilasi kateter dan dengan perlahan tarik kateter sambil memutar ke depan dank e belakang di antara ibu jari dominan dan telunjuk. Dorong klien untuk batuk. ?antikan alat oksigen, bila ada. Penghisapan dan pemutaran kateter intermiten mencegah cedera pada mukosa. .ila kateter EmencapaiF mukosa, lepaskan ibu jari untuk menghilangkan hisapan. Penghisapan selama lebih dari #2 detik dapat menyebabkan gangguan kardiopulmonari. #3 #0 #5 #% #1 #/ #> $2 $# .ilas kateter dan selang penghubung dengan normal salin sampai bersih. 8langi langkah #2 sampai #$ sesuai kebutuhan untuk membersihkan faring dan trakea dari sekret. .erikan waktu yang cukup antaran penghisapan untuk Dentilasi. +onitor status kardiopulmonal klien diantara penghisapan. +inta klien untuk napas dalam dan batuk. .ila faring dan trakea cukup bersih dari sekret, lakukan penghisapan orofaringeal untuk membersihkan sekret mulut. .ila penghisapan selesai, rulung kateter disekitar jari tangan dominan. (epaskan sarung tangan bagian dalam keluar sehingga kateter tetap tergulung di sarung tangan. (epaskan sarung tangan yang lain dengan cara yang sama. .uang pada wadah yang telah disediakan. +atikan alat penghisap. (epaskan handuk, letakkan pada tempat cucian. Kembalikan klein pada posisi semula. .ila ada indikasi, sesuaikan kembali oksigen pada tingkat sebelumnya. 8langi sekret dari kateter. Pemasangan kateter penghisap berulang @bserDasi terhadap perubahan statuskardiopulmonari. Penghisapan dapat menginduksi hipoksia, disritmia, dan spasmebronkus. -apas dalam memberikan reDentilasi dan reoksigenasi alDeoli. +embuang sekret jalan napas atas. +engurangi transmisi mikroorganisme. +engurangi transmisi mikroorganisme. +eningkatkan kenyamanan. +encegah absorpsi atelektasis dan toksisitas oksigen. +engurangi transmisi mikroorganisme. $$ $3 $0 .uang normal salin yang tersisa ke dalam wadah yang telah disediakan. .ila basin yang dipakai sekali pakai, buang ke dalam wadah yang telah disediakan. .ila basin dapat di gunakan ulang, cuci dan letakkan dalam ruangan alatalat basah. ,uci tangan (etakkan kotak penghisap tertutup pada mesin penghisap atau di kepala tempat tidur. ,atat dalam catatan perawat pengkajian pernapasan sebelum dan sesudah penghisapanB ukuran penghisap kateter yang digunakanB lamanya periode menghisapB rute yang digunakan untuk menghisapB rute yang digunakan untuk menghisapB sekret yang didapatB bau, jumlah, warna, konsistensi sekretB frekuensi penghisapanB toleransi klien terhadap prosedurB dan besarnya tekanan negatif yang digunakan. +engurangi transmisi mikroorganisme. +emberikan akses segera pada kateter penghisap. +endokumentasikan status kardiopulmonal, asuhan keperawatan, hasil yang diharapkan dan hasil yang tak diharapkan, dan memberikan dasar pengkajian selanjutnya. Kewaspadaan Perawat Klien dengan riwayat deDiasi septum atau trauma wajah dapat memerlukan penggantian jalan napas nasal sebelum penghisapan trakeal nasal dilakukan. Penghisapan nasotrakeal sering dapat mengakibatkan trauma pada mukosa nasal dan keluaran mengandung darah dari kateter penghisap. Penyuluhan klien Klien yang mengalami bedah kepala dan leher "seperti laringektomi atau diseksi leher' sering belajar untuk melakukan penghisapan sendiri sementara di rumah sakit. Tindakan ini dapat memberikan rasa mandiri pada mereka. Pertimbangan Pediatri )nakanak memerlukan diameter kateter penghisap lebih kecil -eonatus sampai anak #/ bulan memerlukan % sampai / &rench, #/ sampai $0 bulan memerlukan / sampai #2 &rench, dan anak lebih besar memerlukan #2 sampai #0 &rench Pertimbangan Geriatri Klien lansia dengan penyakit jantung atau pulmonal hanya mampu mentolerir periode penghisapan selama #2 deti. Klien ini berisiko tinggi mengalami disritmia jantung akibat hipoksia. Penghisapan !rakeal Penghisapan trakeal meliputi pemasangan kateter penghisap ke dalam jalan napas buatan klien. Penghisapan trakeal mempertahankan patensi jalan napas, memudahkan penghilangan sekret jalan napas, dan merangsang batuk dalam. Pada lingkungan perawatan kesehatan akut penghisapan trakeal adalah proses steril. Pada lingkungan rumah klien dapat diinstruksikan untuk menggunakan teknik penghisapan sepanjang tidak terdapat tanda infeksi. iagnosa Keperawatan Potensial Data klien yang didapatkan selama pengkajian menunjukkan batasan karakteristik untuk mendukung diagnosa keperawatan berikut untuk klien yang memerlukan ketrampilan ini: Infeksi, risiko tinggi terhadap Pertukaran gas, kerusakan Klirens jalan napas, tidak efektif Peralatan +eja tempat tidur Kateter penghisap dengan ukuran yang tepat "lihat kotak' Pelumas larut dalam air $ sarung tangan atau # sarung tangan steril dan # sarung tangan tak steril .asin steril Kurang lebih #22 ml normal salin steril 9anduk bersih atau selimut steril dari kotak )lat penghisap portebel atau dinding *elang penghubung panjang #/2 cm Kotak penghisap steril dapat digunakan, bila ada "pastikan semua item yang tidak terdapat dalam kotak, ditambahkan' ?oogle Ukuran Kateter Penghisap -eonatus .ayi sampai % bln #/ bln $0 bln $0tahun 01 tahun 1#2 tahun #2#$ tahun Dewasa %/ &r %/ &r /#2 &r #2 &r #2#$ &r #$ &r #$#0 &r #0 &r #$#% &r No Langkah-langkah Rasional # $ 3 0 5 *iapkan klien: a. 4elaskan prosedur dan partisipasi klien. b. 4elaskan pentingnya batuk selama prosedur. (atihkan sekarang bila mampu. c. .antu klien memilih posisi nyaman untuk perawat dan klien, biasanya semi &owler7s atau &owler7s. .ila tidak sadar, baringkan dalam posisi miring. d. (etakkan handuk di atas dada klien. ,uci tangan dan kenakan google bila tepat. 9idupkan alat penghisap dan atur regulator Dakum pada tekanan negatif yang tepat "lihat kotak pada hal.03#' *ambungkan satu ujung selang penghubung pada mesin penghisap dan letakkan ujung yang lain dalam lokasi baik. .ila menggunakan kotak penghisap steril: a. .uka kemasan. .ila tersedia selimut steril, letakkan di atas dada klien. b. .uka kemasan kateter penghisap. 4angan biarkan kateter penghisap menyentuh permukaan yang tidak steril. c. .uka pembungkus basin steril dan letakkan di meja tempat tidur. 9atihati jangan menyentuh bagian dalam baskom. Isi dengan #22 ml +endorong kerja sama, meminimalkan risiko, mengurangi ansietas. +emudahkan pengangkatan sekret dan dapat mengurangi frekuensi penghisapan selanjutnya. +eningkatkan kenyamanan klienB mencegah regangan otot. +eningkatkan ekspansi maksimum paru dan napas dalam juga mengurangi risiko aspirasi. +engurangi transmisi mikroorganisme. +engurangi transmisi mikroorganisme. Tekanan negatif berlebihan merusak mukosa trakeal dan dapat lebih memperburuk hipoksia. +enyiapkan alat penghisap. +encegah kontaminasi pakaian. +enyiapkan kateter dan mengurangi transmisi mikroorganisme. +enyiapkan kateter dan mencegah transmisi mikroorganisme. normal salin steril. % 1 / .ila ada indikasi, buka pelumas. Pencet ke dalam kemasan kateter steril tanpa menyentuh kemasan. Kenakan sarung tangan steril atau kenakan sarung tangan tak steril pada tangan nondominan dan sarung tangan steril pada tangan dominan. )mbil kateter penghisap dengan +enyiapkan pelumas untuk digunakan sambil mempertahankan sterilitas +engurangi transmisi mikroorganisme dan memungkinkan perawat untuk mempertahankan sterilitas kateter penghisap. +empertahankan sterilitas kateter. > #2 ## #$ #3 #0 #5 #% tangan dominan tanpa menyentuh permukaan tak steril. )mbil selang penghubung dengan tangan non dominan. Kencangkan kateter pada selang. Periksa bahwa peralatan berfungsi baik dengan menghisap sejumlah kecil normal salin dari basin. @leskan bagian distal kateter % sampai / cm dengan pelumas larut yang larut dalam air. Pada beberapa situasi kateter dilimasi hanya dengan normal salin. Pengkajian keperawatan menandakan kebutuhan untuk pelumasan. (epaskan alat pemberi oksigen atau humiGder dengan tangan no dominan. 9iperin6asi danAatau oksigenasi klien sebelum penghisapan, dengan menggunakan jantung resusitasi manual ")+.8' atau mekanisme sigh pada Dentilator mekanik. Tanpa memberikan hisapan, dengan perlahan tetapi cepat masukkan kateter dengan ibujari dominan dan jari telunjuk kedalam jalan napas buatan "terbaik pada waktu kateter masuk dengan inspirasi'. Pasang kateter sampai terasa ada tahanan, kemudian tarik kembali # cm. (akukan penghisapan intermiten dengan menempelkan dan melepaskan ibujari tangan non dominan di atas Dent kateter dan dengan perlahan tarik kateter sambil memutar ke belakang dan ke depan diantara ibu jari dominan dan telunjuk. Dorong klien untuk batuk. +enjamin fungsi peralatan melumasi kateter dan selang. +eningkatkan kemudahan pemasangan kateter. .ila diperlukan pelumas, pelumas harus larut dalam air untuk mencegah pneumonnia akibat aspirasi pelumas petrolium. Pelumas yang berlebihan dapat melekat pada jalan napas buatan. +emajankan jalan napas buatan. 9iperin6asi menurunkan atelektasis yang disebabkan oleh tekanan negatif. Preoksigensi mengubah gas paru residen dalam jumlah besar sampai #22H @$ pada jumlah seimbang yang digunakan pada konsumsi metabolik terhenti, serta Dolume seimbang hilang dari kateter penghisap "(uce, #>>3'. +eletakkan kateter pada pohon trakeobronkial. Pemberian tekanan penghisap saat memasukkan kateter ke dalam trakea meningkatkanrisiko kerusakan pada mukosa trakeal, juga meningkatkan hipoksia yang disebabkan oleh pengangkatan oksigen inhalasi yang ada di jalan napas. +erangsang batuk dan melepaskan kateter dari dinding mukosa. Penghisapan intermiten dan rotasi kateter mencegah cedera pada lapisan mukosa trakeal. .ila kateter EmencapaiF mukosa, lepaskan ibu jari dan hilangkan penghisapan. #1 #/ #> $2 $# $$ $3 $0 $5 ?anti alat pemberi oksigen. Dorong klien untuk napas dalam. .ilas kateter dan selang penghubung dengan garam faal sampai bersih. (akukan penghisapan kontinu. 8langi langkah #$ sampai #1 sesuai kebutuhan untuk membersihkan sekret. .erikan waktu yang adekuat "sedikitnya # menit penuh' diantara penghisapan untuk Dentilasi dan reoksigenasi. Kaji status kardiopulmonal klien diantara penghisapan. .ila jalan napas buatan dan pohon trakeobronkial cukup bersih dari sekret, lakukan penghisapan nasal dan oral untuk membersihkan jalan napas atas dari sekret. *etelah penghisapan nasal dan oral dilakukan, kateter terkontaminasiB jangan masukkan kembali ke dalam endotrakeal "CT' atau selang trakeostomi "TT' (epaskan hubungan kateter dari selang penghubung. ?ulung kateter pada jari pada tangan dominan anda. (epaskan sarung tangan dengan bagian dalam ke luar sehingga kateter tetap di sarung tangan. (epaskan sarung tangan yang lain dengan cara yang sama. .uang ke dalam wadah yang telah disediakan. +atikan alat penghisap. (epaskan handuk dan tempatkan pada mesin cuci, atau lepaskan penutup dan buang pada wadah yang tepat. Kembalikan posisi klien pada semula :eoksigenasi dan reekspansi alDeoli. Penghisapan dapat menyebabkan hipoksemia dan atelektasis. +embuang sekret yang melekat pada kateter. *ekret yang tertinggal pada selang menurunkan penghisapan dan memberikan lingkungan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Pemasangan kateter berulang membersihkan jalan napas dari sekret yang berlebihan dan meningkatkan perbaikan oksigenasi. Penghisapan dapat mencetuskan disritmia, hipoksia, dan spasme bronkus. .uang sekret jalan napas atas jalan napas atas dipertimbangkan EbersihF sementara jalan napas bawah dipertimbangkan EsterilF. @leh karenanya, kateter yang sama dapat digunakan untuk menghisap dari steril ke area yang bersih, tetapi tidak dari area bersih ke area steril. +engurangi transmisi mikroorganisme. +engurangi transmisi mikroorganisme. +eningkatkan kenyamanan posisi *im7s mendorong drainase dan mengurangi risiko aspirasi. $% $1 .uang normal salin yang tersisa ke dalam wadah yang telah disiapkan. .ila digunakan basin sekali pakai buang ke dalam wadah yang tepat. .ila basin dapat digunakan ulang, tempatkan pada ruang alatalat kotor ,uci tangan (etakkan kotak penghisap tertutup pada mesin penghisap atau di kepala tempat tidur. ,atat pengkajian pernapasan sebelum dan setelah penghisapan, ukuran kateter penghisap yang digunakan, lamanya prosedur penghisapan, sekret, dan toleransi klien terhadap prosedur. +engurangi transmisi mikroorganisme. +engurangi transmisi mikroorganisme. +emberikan akses segera pada kateter penghisap. +endokumentasikan status kardiopulmonalis, asuhan keperawatan yang diberikan, dan memberikan dasar untuk pengkajian selanjutnya.