Anda di halaman 1dari 29

INVAGINASI

Disusun oleh:

Ridho Muhammad Dianto

030.09.205

Indrastiti Pramitasari

030.09.121

Pembimbing:
Dr. Bambang Supriyo, Sp.B, DTM&H

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD DR. SOESELO SLAWI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
SLAWI
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya,
penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul Invaginasi ini.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pembimbing dr.
Bambang Supriyo, Sp.B yang telah membantu dalam menyusun referat ini.
Referat ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
RSUD Dr. Soeselo Slawi. Penulis sangat menyadari bahwa referat ini masih banyak kekurangan
baik mengenai isi, tata bahasa, maupun informasi ilmiah yang terdapat di dalam tulisan ini. Oleh
karena itu kritik dan saran senantiasa diharapkan. Semoga referat ini bermanfaat bagi
pembacanya.

Slawi, Juli 2014

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar . 2
Daftar Isi .. 3
Lembar Pengesahan 4
Bab I : Pendahuluan 5
Bab II : Tinjauan Pustaka ... 6
Bab III : Kesimpulan .. 28
Daftar Pustaka

LEMBAR PENGESAHAN

Ridho Muhammad Dianto

030.09.205

Indrastiti Pramitasari

030.09.121

Bagian : Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah, RSUD dr. Soeselo Slawi


Judul Referat : Invaginasi
Pembimbing : dr. Bambang Supriyo, SpB, DTM&H

Slawi, Juni 2014

Pembimbing,
Dr. Bambang Supriyo, SpB, DTM&H

Bab I
Pendahuluan
Invaginasi adalah suatu keadaan, dimana sebagian usus masuk ke dalam usus berikutnya.
Biasanya bagian proksimal masuk ke dalam distal, dan jarang terjadi sebaliknya. Bagian usus
yang masuk disebut intususeptum dan bagian yang menerima disebut intususipien. Oleh karena
itu invaginasi disebut juga sebagai intususeption. Pemberian nama invaginasi bergantung pada
bagian intususeptum dan intususipien, misal nya ileo-ileal menunjukkan invaginasi hanya
melibatkan ileum, ileo-colica menunjukkan ileum sebagai intususeptum dan colon sebagai
intususipien. Kombinasi lain dapat berupa ileo-ileo colica, colo-colica dan apendical-colica.
Ileo colica yang paling banyak ditemukan (75%), ileoileocolica (15%) dan sisanya
(10%), dan yang paling jarang islah tipe apendical-colica. Invaginasi paling sering dijumpai pada
anak usia3 bulan 2 tahun, diduga berkaitan dengan hipermotilitas usus pada saat fase
pergantian diet daric air ke semi padat.
Diare dan invaginasi dihubungkan dengan infeksi virus, karena pada pemeriksaan tinja
dan kelenjar limfe mesenterium, terdapat adenovirus yang ditemukan bersamaan dengan keadaan
invaginasi. Invaginasi pada anak usia 3 tahun ke atas, biasanya ditemukan bersama dengan
keadaan diverticulum Meckel, polip usus dan infeksi parasite pada saluran cerna

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI SALURAN PENCERNAAN
Sistem Pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan,
penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris)
sampai anus.

ORGAN-ORGAN

SALURAN

PENCERNAAN
1.
2.
3.
4.
5.

Cavum Oris (rongga mulut)


Pharynx (tekak/tenggorokan)
Oesophagus
Gaster
Intestinum tenue
a. Duodenum
b. Jejunum
c. Ileum
6. Intestinum crassum
a. Caecum
b. Colon ascendens
c. Kolon transversum
d. Kolon descendens
e. Kolon sygmoideum
7. Rectum
8. Anus
Kelenjar Eksokrin Saluran Pencernaan :
1. Salivary Gland:
a. Glandula Parotis
b. Glandula Submandibularis
c. Glandula Sublingualis
2. Hepar
3. Pankreas
4. Kandung empedu

STRUKTUR PENCERNAAN
1. Rongga Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan. Fungsi rongga mulut:

Mengerjakan pencernaan pertama dengan jalan mengunyah


Untuk berbicara
Bila perlu, digunakan untuk bernafas.

Pipi dan bibir


Mengandung otot-otot yang diperlukan dalam proses mengunyah dan bicara, disebelah
luar pipi dan bibir diselimuti oleh kulit dan disebelah dalam diselimuti oleh selaput lendir
(mukosa).
Gigi
Terdapat 2 kelompok yaitu gigi sementara atau gigi susu mulai tumbuh pada umur 6-7
bulan dan lengkap pada umur 2 tahun jumlahnya 20 buah dan gigi tetap (permanen)
tumbuh pada umur 6-18 tahun jumlahnya 32 buah. Fungsi gigi: gigi seri untuk memotong
makanan, gigi taring untuk memutuskan makanan yang keras, dan gigi geraham untuk
mengunyah makanan yang sudah dipotong-potong
7

Bagian lidah yang berperan dalam mengecap rasa makanan adalah papilla. Papilla ini
merupakan bentukan dari saraf-saraf sensorik (penerima rangsang).
Lidah
Fungsi Lidah:

Untuk membersihkan gigi serta rongga mulut antara pipi dan gigi
Mencampur makanan dengan ludah
Untuk menolak makanan dan minuman kebelakang
Untuk berbicara
Untuk mengecap manis, asin dan pahit
Untuk merasakan dingin dan panas.

Kelenjar ludah

Kelenjar parotis, terletak disebelah bawah dengan daun telinga diantara otot pengunyah
dengan kulit pipi. Cairan ludah hasil sekresinya dikeluarkan melalui duktus stesen
kedalam rongga mulut melalui satu lubang dihadapannya gigi molar kedua atas. Saliva

yang disekresikan sebanyak 25-35 %


Kelenjar Sublinguinalis, terletak dibawah lidah salurannya menuju lantai rongga mulut.

Saliva yang disekresikan sebanyak 3-5 %


Kelenjar Submandibularis, terletak lebih belakang dan kesamping dari kelenjar
sublinguinalis. Saluran menuju kelantai rongga mulut belakang gigi seri pertama. Saliva
yang disekresikan sebanyak 60-70 %
Ada 2 jenis pencernaan didalam rongga mulut

Pencernaan mekanik,
Pencernaan kimiawi

2. Faring
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar
limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
8

3. Esofagus
Esophagus adalah yang menghubungkan tekak dengan lambung, yg letaknya
dibelakang trakea yg berukuran panjang 25 cm dan lebar 2 cm. Fungsi dari esofagus adalah
menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung dan tiap2 ujung esofagus
dilindungi oleh suatu spinter yang berperan sebagai barier terhadap refleks isi lambung
kedalam esophagus.
4. Gaster
Merupakan organ otot berongga yang besar yang letaknya di rongga perut atas
sebelah kiri. Fungsi dari lambung: menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan
oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
Enzim lambung yang dihasilkan :
o Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan peptone)
o Asam Lambung (HCl), fungsinya mengasamkan makanan dan membuat suasana asam
pada pepsinogen menjadi pepsin.
o Rennin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dan dari
karsinogen (karsinogen dan protein susu)
o Lapisan lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang
marangsang sekresi getah lambung.
Fungsi asam lambung sebagai pembunuh kuman atau racun yang masuk bersama makanan serta
untuk mengasamkan makanan agar mudah dicerna.
5. Intestinum Tenue (Minor) = Usus Halus
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan
usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap
ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air
(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Usus halus terdiri dari tiga bagian
o Duodenum
o Jejunum, dan
o Ileum

Duodenum (20 cm)


Nama duodenum berasal dari bahasa latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas
jari. Duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke jejunum. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu.
Jejenum (2,5 m)
Berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti "kosong". Menempati 2/5 sebelah atas
dari usus halus. Terjadi pencernaan secara kimiawi.
Ileum (3,6 m)
Ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan ini memiliki
panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan menempati 3/5 bagian
akhir usus halus. Usus halus berfungsi menyerap sari-sari makanan.
6. Intestinum Crassum (mayor) = Usus Besar
Banyak bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri ini juga penting untuk fungsi normal dari
usus. Fungsi usus besar, terdiri dari :
o Menyerap air dari makanan
o Tempat tinggal bakteri E.Coli
o Tempat feses
Usus besar terdiri dari :

Caecum
Kolon asendens
Kolon transversum
Kolon desendens
Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Caecum

10

Caecum (bahasa latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung
yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Di bawah
seikum terdapat appendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga
umbai cacing, panjangnya 6 cm.
Kolon Asendens
Panjang 13 cm dan terletak di abdomen bawah sebelah kanan membujur ke atas.
Kolon Transversum
Panjangnya 38 cm dan Membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens
Kolon Desendens
Panjangnya 25 cm dan Terletak di abdomen bawah bagian kiri membujur dari atas ke
bawah.
Kolon Sigmoid
o
o
o
o

Lanjutan dari kolon desendens terletak miring


Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri
Bentuknya menyerupai huruf S
Ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.

7. RECTUM
Rektum (Bahasa Latin: regere, "meluruskan, mengatur") adalah sebuah ruangan
yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ
ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
8. ANUS
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya
dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama
anus.

11

9. HEPAR

Organ terbesar di dalam tubuh

Warna coklat kemerahan, beratnya 1 kg

Berperan penting dalam metabolisme

Penetralan obat
10. KANDUNG EMPEDU

Organ berbentuk buah pir

Letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati

Warna hijau gelap

Berfungsi dalam pencernaan dan penyerapan lemak


11. PANKREAS

Terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan dengan duodenum.

Fungsi utama pankreas:


1. menghasilkan enzim pencernaan
2. menghasilkan hormone
HISTOLOGI SALURAN PENCERNAAN
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar yang pencernaan. Fungsi
sistem pencernaan adalah memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkan bagi tubuh.
Struktur Histologi Umum Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang terdiri atas 4
lapisan utama yaitu: lapisan mukosa, submukosa, lapisan otot, dan
lapisan serosa.
1. Lapisan mukosa terdiri atas (1) epitel pembatas; (2) lamina propria yang terdiri dari
jaringan penyambung jarang yang kaya akan pembuluh darah kapiler dan limfe dan selsel otot polos, kadang-kadang mengandung juga kelenjar-kelenjar dan jaringan limfoid;
dan (3) muskularis mukosae.

12

2. Submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan banyak pembuluh darah dan
limfe, pleksus saraf submukosa (juga dinamakan Meissner), dan kelenjar-kelenjar
dan/atau jaringan limfoid.
3. Lapisan otot tersusun atas: (1) sel-sel otot polos, berdasarkan susunannya dibedakan
menjadi 2 sublapisan menurut arah utama sel-sel otot yaitu sebelah dalam (dekat lumen),
umumnya tersusun melingkar (sirkuler); pada sublapisan luar, kebanyakan memanjang
(longitudinal). (2) kumpulan saraf yang disebut pleksus mienterik (atau Auerbach), yang
terletak antara 2 sublapisan otot. (3) pembuluh darah dan limfe.
4. Serosa merupakan lapisan tipis yang terdiri atas (1) jaringan penyambung jarang, kaya
akan pembuluh darah dan jaringan adiposa; dan (2) epitel gepeng selapis (mesotel).
Fungsi utama epitel mukosa saluran pencernaan adalah:
1. Menyelenggarakan sawar (pembatas), bersifat permeabel selektif antara isi saluran dan
jaringan tubuh.
2. Mempermudah transpor dan pencernaan makanan
3. Meningkatkan absorpsi hasil-hasil pencernaan (sari-sari makanan). Sel-sel pada lapisan
ini selain menghasilkan mukus juga berperan dalam pencernaan atau absorpsi makanan.
Nodulus limfatikus yang banyak terdapat pada lamina propria dan lapisan submukosa sebagai
sistem pertahanan tubuh atau pelindung dari infeksi mikroorganisme dari invasi virus dan
bakteri.
Muskularis mukosae dan lapisan otot untuk pergerakan lapisan mukosa secara independen
(otonom) dari pergerakan saluran pencernaan lain, sehingga meningkatkan kontak dengan
makanan. Kontraksi lapisan mukosa mendorong (peristaltik) dan mencampur makanan
(segmentasi) dalam saluran pencernaan. Pleksus-pleksus saraf mengatur kontraksi muskuler ini,
yang membentuk gangglia parasimpatis. Banyaknya jala-jala serabut pre- dan postganglionik
system saraf otonom dan beberapa serabut-serabut sensoris viseral dalam ganglia ini
memungkinkan komunikasi diantara mereka. Kenyataan bahwa saluran pencernaan menerima
banyak persyarafan dari sistem saraf otonom memberikan penjelasan anatomik akan besarnya
pengaruh gangguan emosi pada saluran pencernaan suatu fenomena yang penting pada
pengobatan psikosomatis.

13

USUS HALUS
Usus Halus
Usus halus relatif

panjang kira-kira

6 m dan ini memungkinkan kontak yang lama antara makanan dan enzim-enzim pencernaan
serta antara hasil-hasil pencernaan dan sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus halus terdiri atas 3
segmen: duodenum, jejunum, dan ileum. Membran mukosa usus halus menunjukkan sederetan
lipatan permanen yang disebut plika sirkularis atau valvula Kerkringi. Pada membran mukosa
terdapat lubang kecil yang merupakan muara kelenjar tubulosa simpleks yang dinamakan
kelenjar intestinal (kriptus atau kelenjar Lieberkuhn). Kelenjarkelenjar intestinal mempunyai
epitel pembatas usus halus dan sel-sel goblet (bagian atas).
Mukosa usus halus dibatasi oleh beberapa jenis sel, yang paling banyak
adalah sel epitel toraks (absorptif), sel paneth, dan sel-sel yang mengsekresi
polipeptida endokrin.
1. Sel toraks adalah sel-sel absorptif yang ditandai oleh adanya permukaan apical yang
mengalami spesialisasi yang dinamakan striated border yang tersusun atas mikrovili.
Mikrovili mempunyai fungsi fisiologis yang penting karena sangat menambah
permukaan kontak usus halus dengan makanan. Striated border merupakan tempat
aktivitas enzim disakaridase usus halus. Enzim ini terikat pada mikrovili, menghidrolisis
disakarida menjadi monosakarida, sehingga mudah diabsorbsi. Di tempat yang sama
diduga terdapat enzim dipeptidase yang menghidrolisis dipeptida menjadi unsur-unsur
asam aminonya. Fungsi sel toraks usus halus lebih penting adalah mengabsorbsi zatzat
sari-sari yang dihasilkan dari proses pencernaan.
2. Sel-sel goblet terletak terselip diantara sel-sel absorpsi, jumlahnya lebih sedikit dalam
duodenum dan bertambah bila mencapai ileum. Sel goblet menghasilkan glikoprotein
asam yang fungsi utamanya melindungi dan melumasi mukosa pembatas usus halus.

14

3. Sel-sel Paneth (makrofag) pada bagian basal kelenjar intestinal merupakan sel eksokrin
serosa yang mensintesis lisosim yang memiliki aktivitas antibakteri dan memegang
peranan dalam mengawasi flora usus halus.
4. Sel-sel endokrin saluran pencernaan. Hormon-hormon saluran pencernaan antara lain:
sekretin, dan kolesistokinin (CCK). Sekretin berperan sekresi cairan pankreas dan
bikarbonat. Kolesistokinin berperan merangsang kontraksi kandung empedu dan sekresi
enzim pankreas. Dengan demikian, aktivitas sistem pencernaan diregulasi oleh sistem
saraf dan hormon-hormon peptida.
USUS BESAR
Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa lipatan kecuali pada bagian distalnya (rektum)
dan tidak terdapat vili usus. Epitel yang membatasi adalah toraks dan mempunyai daerah
kutikula tipis. Fungsi utama usus besar adalah:
1. untuk absorpsi air dan
2. pembentukan massa feses
3. pemberian mukus dan pelumasan permukaan mukosa, dengan demikian banyak sel
goblet.
Lamina propria kaya akan sel-sel limfoid dan nodulus limfatikus. Nodulus sering menyebar ke
dalam dan menginvasi submukosa. Pada bagian bebas kolon, lapisan serosa ditandai oleh suatu
tonjolan pedunkulosa yang terdiri atas jaringan adiposa appendices epiploidices (usus buntu).
Pada daerah anus, membran mukosa mempunyai sekelompok lipatan longitudinal, collum
rectails Morgagni. Sekitar 2 cm di atas lubang anus mukosa usus diganti oleh epitel berlapis
gepeng. Pada daerah ini, lamina propria mengandung pleksus vena-vena besar yang bila melebar
berlebihan dan mengalami varikosa mengakibtakan hemoroid.

15

1.Definisi
Invaginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen usus masuk ke
dalam segmen lainnya; yang bisa berakibat dengan obstruksi / strangulasi. Umumnya bagian
yang peroksimal (intususeptum) masuk ke bagian distal (intususepien).

2.Insidensi
Insidens penyakit ini tidak diketahui secara pasti, masing masing penulis mengajukan
jumlah penderita yang berbeda beda. Kelainan ini umumnya ditemukan pada anak anak di
bawah 1 tahun dan frekuensinya menurun dengan bertambahnya usia anak.
Umumnya invaginasi ditemukan lebih sering pada anak laki laki, dengan perbandingan
antara laki laki dan perempuan tiga banding dua. Insiden invaginasi meningkat pada musim
hujan, diduga terkait dengan kasus gastroenteritis yang meninggi. Sehingga banyak ahli yang
menganggap bahwa hypermotilitas usus merupakan salah satu faktor penyebab.
3 Etiologi
Terbagi dua :

Idophatic

I. Idiophatic

16

Menurut kepustakaan 90 95 % invaginasi pada anak dibawah umur satu tahun tidak
dijumpai penyebab yang spesifik sehingga digolongkan sebagai infatile idiphatic
intussusceptions.
Pada waktu operasi hanya ditemukan penebalan dari dinding ileum terminal berupa
hyperplasia jaringan follikel submukosa yang diduga sebagai akibat infeksi virus.
Penebalan ini merupakan titik awal (lead point) terjadinya invaginasi.

Kausal
Pada penderita invaginasi yang lebih besar (lebih dua tahun) adanya kelainan usus
sebagai penyebab invaginasi seperti : inverted Meckels diverticulum, polip usus,
leiomioma, leiosarkoma, hemangioma, blue rubber blep nevi, lymphoma, duplikasi usus.
Gross mendapatkan titik awal invaginasi berupa : divertikulum Meckel,
polip,duplikasi usus dan lymphoma pada 42 kasus dari 702 kasus invaginasi anak.
Eins dan Raffensperger, pada pengamatannya mendapatkan Specific leading
points berupa eosinophilik, granuloma dari ileum, papillary lymphoid hyperplasia dari
ileum hemangioma dan perdarahan submukosa karena hemophilia atau Henochs
purpura.
Lymphosarcoma sering dijumpai sebagai penyebab invaginasi pada anak yang berusia
diatas enam tahun.
Invaginasi dapat juga terjadi setelah laparotomi, yang biasanya timbul setelah dua
minggu pasca bedah, hal ini terjadi akibat gangguan peristaltik usus, disebabkan
manipulasi usus yang kasar dan lama, diseksi retroperitoneal yang luas dan hipoksia
lokal.

17

4 Faktor faktor yang dihubungkan dengan terjadinya invaginasi


Penyakit ini sering terjadi pada umur 3 12 bulan, di mana pada saat itu terjadi
perubahan diet makanan dari cair ke padat, perubahan pemberian makanan ini dicurigai sebagai
penyebab terjadi invaginasi. Invaginasi kadang kadang terjadi setelah / selama enteritis akut,
sehingga dicurigai akibat peningkatan peristaltik usus. Gastroenteritis akut yang dijumpai pada
bayi, ternyata kuman rota virus adalah agen penyebabnya, pengamatan 30 kasus invaginasi bayi
ditemukan virus ini dalam fesesnya sebanyak 37 %.
Pada beberapa penelitian terakhir ini didapati peninggian insidens adenovirus dalam feses
penderita invaginasi.

5 Jenis Invaginasi
Jenis invaginasi dapat dibagi menurut lokasinya pada bagian usus mana yang terlibat,
pada ileum dikenal sebagai jenis ileo ileal.
Pada kolon dikenal dengan jenis colo colica dan sekitar ileo caecal disebut ileocaecal,
jenis jenis yang disebutkan di atas dikenal dengan invaginasi tunggal dimana dindingnya terdiri
dari tiga lapisan.
Jika dijumpai dindingnya terdiri dari lima lapisan, hal ini sering pada keadaan yang lebih
lanjut disebut jenis invaginasi ganda, sebagai contoh adalah jenis jenis ileo ileo colica atau
colo colica. Suwandi J. Wijayanto E. di Semarang selama 3 tahun (1981 1983) pada
pengamatannya mendapatkan jenis invaginasi sebagi berikut:
Ileo ileal 25%, ileo colica 22,5%, ileo ileo colica 50% dan colo colica 22,5%.
6. Patologi
Pada invaginasi dapat berakibat obstruksi strangulasi. Obstruksi yang terjadi secara
mendadak ini, akan menyebabkan bagiian apex invaginasi menjadi oedem dan kaku, jika hal ini
telah terjadi maka tidak mungkin untuk kembali normal secara spontan. Pada sebagian besar
kasus invaginasi keadaan ini terjadi pada daerah ileo caecal.
Apabila terjadi obstruksi system llimfatik dan vena mesenterial, akibat penyakit berjalan
progresif dimana ileum dan mesenterium masuk kedalam caecum dan colon, akan dijumpai

18

mukosa intussusseptum menjadi oedem dan kaku. Mengakibatkan obstruksi yang pada akhirnya
akan dijumpai keadaan strangulasi dan perforasi usus.

7. Gambaran Klinis
Secara klasik perjalanan suatu invaginasi memperlihatkan gambaran sebagai berikut :
Anak atau bayi yang semula sehat dan biasanya dengan keadaan gizi yang baik, tiba
tiba menangis kesakitan, terlihat kedua kakinya terangkat ke atas, penderita tampak seperti
kejang dan pucat menahan sakit, serangan nyeri perut seperti ini berlangsung dalam beberapa
menit. Diluar serangan, anak / bayi kelihatan seperti normal kembali. Pada waktu itu sudah
terjadi proses invaginasi. Serangan nyeri perut datangnya berulang ulang dengan jarak waktu
15 20 menit, lama serangan 2 3 menit. Pada umumnya selama serangan nyeri perut itu diikuti
dengan muntah berisi cairan dan makanan yang ada di lambung, sesudah beberapa kali serangan
dan setiap kalinya memerlukan tenaga, maka di luar serangan si penderita terlihat lelah dan lesu
dan tertidur sampai datang serangan kembali. Proses invaginasi pada mulanya belum terjadi
gangguan pasase isi usus secara total, anak masih dapat defekasi berupa feses biasa, kemudian
feses bercampur darah segar dan lendir, kemudian defekasi hanya berupa darah segar bercampur
lendir tanpa feses.
Karena sumbatan belum total, perut belum kembung dan tidak tegang, dengan demikian
mudah teraba gumpalan usus yang terlibat invaginasi sebagai suatu massa tumor berbentuk bujur
di dalam perut di bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah atau kiri bawah.
Tumor lebih mudah teraba pada waktu terdapat peristaltik, sedangkan pada perut bagian
kanan bawah teraba kosong yang disebut dances sign ini akibat caecum dan kolon naik ke
atas, ikut proses invaginasi.
Pembuluh darah mesenterium dari bagian yang terjepit mengakibatkan gangguan venous
return sehingga terjadi kongesti, oedem, hiperfungsi goblet sel serta laserasi mukosa usus, ini
memperlihatkan gejala berak darah dan lendir, tanda ini baru dijumpai sesudah 6 8 jam
serangan sakit yang pertama kali, kadang kadang sesudah 12 jam. Berak darah lendir ini
bervariasi jumlahnya dari kasus ke kasus, ada juga yang dijumpai hanya pada saat melakukan
colok dubur.

19

Sesudah 18 24 jam serangan sakit yang pertama, usus yang tadinya tersumbat partial
berubah menjadi sumbatan total, diikuti proses oedem yang semakin bertambah, sehingga pasien
dijumpai dengan tanda tanda obstruksi, seperti perut kembung dengan gambaran peristaltik
usus yang jelas, muntah warna hijau dan dehidrasi.
Oleh karena perut kembung maka massa tumor tidak dapat diraba lagi dan defekasi hanya
berupa darah dan lendir. Apabila keadaan ini berlanjut terus akan dijumpai muntah feses, dengan
demam tinggi, asidosis, toksis dan terganggunya aliran pembuluh darah arteri, pada segmen yang
terlibat menyebabkan nekrosis usus, ganggren, perforasi, peritonitis umum, shock dan kematian.
Pemeriksaan colok dubur didapati:

Tonus sphincter melemah, mungkin invaginat dapat diraba berupa massa seperti portio.

Bila jari ditarik, keluar darah bercampur lendir.


Perlu perhatian bahwa untuk penderita malnutrisi gejala gejala invaginasi tidak khas, tanda
tanda obstruksi usus berhari hari baru timbul, pada penderita ini tidak jelas tanda adanya
sakit berat, defekasi tidak ada darah, invaginasi dapat mengalami prolaps melewati anus, hal ini
mungkin disebabkan pada pasien malnutrisi tonus yang melemah, sehingga obstruksi tidak cepat
timbul.
Suatu keadaan disebut dengan invaginasi atipikal, bila kasus itu gagal dibuat diagnosa yang
tepat oleh seorang ahli bedah, meskipun keadaan ini kebanyakan terjadi karena ketidaktahuan
dokter dibandingkan dengan gejala tidak lazim pada penderita.

8.Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa invaginasi didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik,
laboratorium dan radiologi.
Gejala klinis yang menonjol dari invaginasi adalah suatu trias gejala yang terdiri dari :

Nyeri perut yang datangnya secara tiba tiba, nyeri bersifat serang serangan., nyeri

menghilang selama 10 20 menit, kemudian timbul lagi serangan baru.

20

Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada bagian kanan atas, kanan bawah, atas

tengah, kiri bawah atau kiri atas.

Buang air besar campur darah dan lendir


Bila penderita terlambat memeriksakan diri, maka sukar untuk meraba adanya tumor,

oleh karena itu untuk kepentingan diagnosis harus berpegang kepada gejala trias invaginasi.
Mengingat invaginasi sering terjadi pada anak berumur di bawah satu tahun, sedangkan penyakit
disentri umumnya terjadi pada anak anak yang mulai berjalan dan mulai bermain sendiri maka
apabila ada pasien datang berumur di bawah satu tahun, sakit perut yang bersifat kolik sehingga
anak menjadi rewel sepanjang hari / malam, ada muntah, buang air besar campur darah dan
lendir maka pikirkanlah kemungkinan invaginasi.

9. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah rutin ditemukan peningkatan jumlah leukosit ( leukositosis >
10.000/mm3. ), karena pada umum nya invaginasi didahului dengan adanya infeksi saluran cerna
yang mengakibatkan terjadinya hipermotilitas saluran cerna.
10. Pemeriksaan Radiologi
Foto polos abdomen : didapatkan distribusi udara didalam usus tidak merata, usus
terdesak ke kiri atas, bila telah lanjut terlihat tanda tanda obstruksi usus dengan gambaran air
fluid level. Dapat terlihat free air bilah terjadi perforasi.

21

Barium enema : dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi, untuk diagnosis dikerjakan
bila gejala gejala klinik meragukan, pada barium enema akan tampak gambaran cupping,
coiled spring appearance.

11. Diagnosa Banding

Gastro enteritis, bila diikuti dengan invaginasi dapat ditandai jika dijumpai perubahan

rasa sakit, muntah dan perdarahan.

Divertikulum Meckel, dengan perdarahan, biasanya tidak ada rasa nyeri.

Disentri amoeba, disini diare mengandung lendir dan darah, serta adanya obstipasi, bila

disentri berat disertai adanya nyeri di perut, tenesmus dan demam.

Enterokolitis, tidak dijumpai adanya nyeri di perut yang hebat.

Prolapsus recti atau Rectal prolaps, dimana biasanya terjadi berulang kali dan pada

colok dubur didapati hubungan antara mukosa dengan kulit perianal, sedangkan pada invaginasi
didapati adanya celah.

22

12. Penatalaksanaan

Keberhasilan penatalaksanaan invaginasi ditentukan oleh cepatnya pertolongan diberikan,


jika pertolongan sudah diberikan kurang dari 24 jam dari serangan pertama maka akan
memberikan prognosis yang lebih baik.
Penatalaksanaan penanganan suatu kasus invaginasi pada bayi dan anak sejak dahulu
mencakup dua tindakan penanganan yang dinilai berhasil dengan baik :

Reduksi dengan barium enema

Reduksi dengan operasi

1
2

Sebelum dilakukan tindakan reduksi, maka terhadap penderita : dipuasakan, resusitasi

cairan, dekompressi dengan pemasangan pipa lambung. Bila sudah dijumpai tanda gangguan
pasase usus dan hasil pemeriksaan laboratorium dijumpai peninggian dari jumlah leukosit maka
saat ini antibiotika berspektrum luas dapat diberikan. Narkotik seperti Demerol dapat diberikan
(1mg/ kg BB) untuk menghilangkan rasa sakit.

Reduksi Dengan Barium Enema


Telah disebutkan pada bab terdahulu bahwa barium enema berfungsi dalam diagnostik
dan terapi. Barium enema dapat diberikan bila tidak dijumpai kontra indikasi seperti :

Adanya tanda obstruksi usus yang jelas baik secara klinis maupun pada foto abdomen

Dijumpai tanda tanda peritonitis

Gejala invaginasi sudah lewat dari 24 jam

23

Dijumpai tanda tanda dehidrasi berat.

Usia penderita diatas 2 tahun


Hasil reduksi ini akan memuaskan jika dalam keadaan tenang tidak menangis atau gelisah
karena kesakitan oleh karena itu pemberian sedatif sangat membantu.
Kateter yang telah diolesi pelicin dimasukkan ke rektum dan difiksasi dengan plester,
melalui kateter bubur barium dialirkan dari kontainer yang terletak 3 kaki di atas meja
penderita dan aliran bubur barium dideteksi dengan alat floroskopi sampai meniskus
intussusepsi dapat diidentifikasi dan dibuat foto. Meniskus sering dijumpai pada kolon
transversum dan bagian proksimal kolon descendens.
Bila kolom bubur barium bergerak maju menandai proses reduksi sedang berlanjut, tetapi
bila kolom bubur barium berhenti dapat diulangi 2 3 kali dengan jarak waktu 3 5 menit.
Reduksi dinyatakan gagal bila tekanan barium dipertahankan selama 10 15 menit tetapi
tidak dijumpai kemajuan. Antara percobaan reduksi pertama, kedua dan ketiga, bubur barium
dievakuasi terlebih dahulu.
Reduksi barium enema dinyatakan berhasil apabila :

Rectal tube ditarik dari anus maka bubur barium keluar dengan disertai massa feses dan
udara.

Pada floroskopi terlihat bubur barium mengisi seluruh kolon dan sebagian usus halus,
jadi adanya refluks ke dalam ileum.

Hilangnya massa tumor di abdomen.

Perbaikan secara klinis pada anak dan terlihat anak menjadi tertidur serta norit test
positif.

24

Penderita perlu dirawat inap selama 2 3 hari karena sering dijumpai kekambuhan
selama 36 jam pertama.
Keberhasilan tindakan ini tergantung kepada beberapa hal antara lain, waktu sejak

timbulnya gejala pertama, penyebab invaginasi, jenis invaginasi dan teknis pelaksanaannya,

Reduksi Dengan Tindakan Operasi


Memperbaiki keadaan umum
Tindakan ini sangat menentukan prognosis, janganlah melakukan tindakan operasi
sebelum terlebih dahulu keadaan umum pasien diperbaiki.
Pasien baru boleh dioperasi apabila sudah yakin bahwa perfusi jaringan telah baik, hal ini
di tandai apabila produksi urine sekitar 0,5 1 cc/kg BB/jam. Nadi kurang dari 120x/menit,
pernafasan tidak melebihi 40x/menit, akral yang tadinya dingin dan lembab telah berubah
menjadi hangat dan kering, turgor kulit mulai membaik dan temperature badan tidak lebih
dari 38o C.
Biasanya perfusi jaringan akan baik apabila setengah dari perhitungan dehidrasi telah
masuk, sisanya dapat diberikan sambil operasi berjalan dan pasca bedah.
Yang dilakukan dalam usaha memperbaiki keadaan umum adalah :
a. Pemberian cairan dan elektrolit untuk rehidrasi (resusitasi).
b. Tindakan dekompresi abdomen dengan pemasangan sonde lambung.
c. Pemberian antibiotika dan sedatif.
Suatu kesalahan besar apabila buru buru melakukan operasi karena takut usus menjadi
nekrosis padahal perfusi jaringan masih buruk. Harus diingat bahwa obat anestesi dan stress
operasi akan memperberat keadaan umum penderita serta perfusi jaringan yang belum baik akan
menyebabkan bertumpuknya hasil metabolik di jaringan yang seharusnya dibuang lewat ginjal
dan pernafasan, begitu pula perfusi jaringan yang belum baik akan mengakibatkan oksigenasi
jaringan akan buruk pula. Bila dipaksakan kelainan kelainan itu akan irreversible.

25

Tindakan untuk mereposisi usus

Tindakan selama operaasi tergantung kepada penemuan keadaan usus, reposisi


manual dengan cara milking dilakukan dengan halus dan sabar, juga bergantung pada
keterampilan dan pengalaman operator. Insisi operasi untuk tindakan ini dilakukan secara
transversal (melintang), pada anak anak dibawah umur 2 tahun dianjurkan insisi
transversal supraumbilikal oleh karena letaknya relatif lebih tinggi.

Ada juga yang menganjurkan insisi transversal infraumbilikal dengan alasan lebih
mudah untuk eksplorasi malrotasi usus, mereduksi invaginasi dan tindakan apendektomi
bila dibutuhkan. Tidak ada batasan yang tegas kapan kita harus berhenti mencoba reposisi
manual itu.
Reseksi usus dilakukan apabila : pada kasus yang tidak berhasil direduksi dengan
cara manual, bila viabilitas usus diragukan atauditemukan kelainan patologis sebagai
penyebab invaginasi. Setelah usus direseksi dilakukan anastomosis end to end, apabila
hal ini memungkinkan, bila tidak mungkin maka dilakukan exteriorisasi atau
enterostomi.

13. Perawatan Pasca Operasi


Pada kasus tanpa reseksi Nasogastric tube berguna sebagai dekompresi pada saluran cerna
selama 1 2 hari dan penderita tetap dengan infus. Setelah oedem dari intestine menghilang,
pasase dan peristaltik akan segera terdengar. Kembalinya fungsi intestine ditandai dengan
menghilangnya cairan kehijauan dari nasogastric tube. Abdomen menjadi lunak, tidak distensi.
Dapat juga didapati peningkatan suhu tubuh pasca operasi yang akan turun secara perlahan.

26

Antibiotika dapat diberikan satu kali pemberian pada kasus dengan reduksi. Pada kasus dengan
reseksi perawatan menjadi lebih lama.

BAB III
KESIMPULAN
Invaginasi atau intususepsi merupakan masuknya bagian/segmen usus ke dalam segmen usus
lainnya. Invaginasi sering ditemukan pada anak dan agak jarang ditemukan pada orang muda
dan dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada anak umur 2-12 bulan. Invaginasi umumnya berupa
intususepsi ileosekal yang masuk dan naik ke kolon asendens. Invaginasi dapat mengakibatkan
nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan komplikasi perforasi dan peritonitis.
Invaginasi pada orang muda atau orang dewasa jarang sekali bersifat idiopatik. Umumnya, ujung
invaginatum pada orang dewasa merupakan polip atau tumor lain di usus halus. Invaginasi pada
orang dewasa juga dapat disebabkan oleh pencetus seperti diverticulum Meckel yang terbalik
masuk lumen usus, duplikasi usus, kelainan vascular atau limfoma.

27

Daftar Pustaka
1. Kempe CH, Silver HK, Brien D. Current Pediatric Diagnosis and Treatment, 4th ed.
London: Balierre, Tindal Cassel 1976; pp 206-7
2. Saing H. Common Surgical Pediatric Emergencies. Medical Progress 1985; 12: 25-8
3. Singleton EH. X Ray Diagnostic of The Alimentary Tract in Infant and Children, 2nd
ed. London: WB Saunders. 1977; pp 244-6
4. Dejong W. Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: Kedokteran ECG,
2005

28

29

Anda mungkin juga menyukai