C.
Kolisinogen (col factor)
Partikel seperti episom yang terdapat pada galur tertentu dari. bakteria yang
dapat memperbanyak diri (Strickberger, hal. 422425). Faktor kolisinogenik ini
mengatur pembentukan protein (kolisin) yang mampu membunuh galur bakteria
yang rentan, yaitu zat yang dapat membunuh bakteri karena terlepasnya ensim
yang menyebabkan terputusnya macani-macam proses. Bakteri inang kebal
(immune) terhadap kematian oleh kolisin dari tipenya sendiri. Kolisinogen
ternyata dapat mempengaruhi konyugasi
bakteri, dipindahkan ke dalam sel-sel resipien dan dengan transduksi dapat
mempengaruhi distribusi dari ADN bakteri. Hanya sedikit bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa col factor menjadi satu ke dalam kromosom bakteri
secara tetap. Mereka biasanya terdapat bebas dalam sitoplasma dan karena
kestabilan ekstra kromosomal ini mereka disebut plasmid dan bukan episom.
Catatan : Kelompok plasmid yang lain terdapat dalam sel bakteria tertentu
(Shigella dan E. coli); mereka ini disebut faktor ketahanan (R. factors) yang
mendorong pemindahan ketahanan terhadap banyak antibiotik. Supaya
diingat bahwa faktor F dan lambda phage adalah episom yang infektif,
mampu berada secara bebas dalam sitoplasma atau menjadi satu ke dalam
kromosom dari bakteria tertentu.
Partikel Infektif Pada Manusia
Virus Herpes simplex I yang menyebabkan rasa pedih di sekitar mulut
adalah sel-sel parasit, hidup dalam lapisan bawah kulit manusia atau dalam sel-
sel sarung pelindung dan pemisah yang mengelilingi saraf. Organisme ini
biasanya tidak merugikan, tetapi sering bertambah jumlahnya apabila kekebalan
badan menurun, lalu akan mengganggu karena timbul rasa pedih. Virus dapat
mengalahkan sistem kekebalan, menyerang sel-sel dari sistem saraf pusat, tetapi
hal ini jarang terjadi. Apabila saraf mata diserang dapat menyebabkan
kebutaan.
Virus Herpes simplex II bertempat pada bagian bawah badan dan dapat
menyebabkan rasa pedih pada alat kelamin dan mengakibatkan rasa tidak enak.
Virus-virus ini dapat diwariskan dari ibu kepada janin, tetapi ini mungkin terjadi
dengan pemindahan melalui dinding plasenta bukan melalui sitoplastna dari sel
telur. Hal yang sama terjadi pada syphilis.
German measles (rubella) atau campak air adalah satu contoh dari virus
dengan dua sifat. Pada umumnya terjadi penyakit ringan dengan sedikit atau
tanpa komplikasi. Tetapi pada wanita hamil, virus dapat menembus dinding
plasenta, masuk dalam sel embrio dan menyebabkan kerusakan hebat pada
kelahiran..
ASAL USUL KLOROPLAS DAN MITOKONDRIA Teori Endosimbiont
Menganggap bahwa tipe sel asalnya adalah prokariotik, bukan seperti
eukariotik, salah satu teori mengatakan bahwa organelle timbul sebagai pecahan-
pecahan dari ADN kromosom. ADN sisa akan tetap berfungsi dalam sel. Teori
ini didukung oleh adanya ketergantungan organelle pada gen-gen dalam ADN
inti untuk dapat tumbuh dan berkembang normal.
Teori kedua mengatakan bahwa kloroplas dan mitokondria dihasilkan
dari penyerbuan sel-sel prokariotik oleh prokariote yang lain pada tahap awal dari
evolusi. Diduga bahwa sel yang mempunyai sel penyerbu, memiliki daya
kompetisi lebih baik daripada sel yang lain. Mungkin juga suatu keadaan saling
tergantung lambat laun terjadi karena kedua bentuk kehidupan itu
mengembangkan sistem genetik tertentu dan sangat berbeda. In'i disebut teori
endosimbiosis.
Apabila suatu virus masuk atau keluar dari suatu sel biasanya diselubungi
selaput plasma. Kloroplas dan mitokondria mempunyai selaput rangkap.
Diduga bahwa selaput di sebelah luar berasal dari selaput plasma dari sel yang
diserbu dan selaput dalam berasal dari selaput plasma dari penyerbu.
Kloroplas hampir sama dengan ganggang hijau-biru dan mungkin berasal,
dari prototipenya; mitokondria menunjukkan kesamaannya dengan bakteria
dan mungkin timbul dari endosimbiont bakteria. Teori ini didukung oleh
pengamatan-pengamatan berikut: Kloroplas dan mitokondria mempunyai: (1)
ADN yang berbeda dibandingkan dengan ADN inti, (2) ADN dan ARN
polimerase yang berbeda, (3) Ribosom yang berbeda, (4) ARN pemindah, dan
(5) Ensim pengaktif asam amino yang berbeda. '
BENDA-BENDA DI LUAR INTI DAN PEMULISAAN TANAMAN
Kloroplas '
Telah dilakukan usaha-usaha untuk memindahkan kloroplas dari satu
species ke species lain baik dengan menyuntikkan langsung ke dalam sel-sel yang
diusolasi dan ditumbuhkan pada kultur jaringan atau dengan penggabungan
protoplas (hibridisasi somatik). Bentuk genetic engineering ini mungkin dapat
memperbaiki efisiensi fotosintetik (jika diperoleh kloroplas yang lebih efektif)
dan memberikan ketahanan tertentu terhadap penyakit dan pestisida. Tetapi
sekarang ini, transplantasi kloroplas antar species belum berhasil. Telah
ditunjukkan bahwa kloroplas itu berhasil dipindahkan dari tanaman ke tanaman
lain dalam species yang sama, misalnya pada Petunia dan Tabacum.
Telah didapatkan bahwa ketahanan terhadap herbisida atrazine diatur oleh
satu gen tunggal yang terletak pada kromosom kloroplas (Marx, 1983).
Atrazine digunakan untuk memberantas gulma yang tumbuh di antara tanaman
kedelai dan jagung. Kedelai rentan terhadap atrazine dan juga akan mati, tetapi
dapat ditanam secara rotasi dengan jagung yang tahan terhadap atrazine.
Atrazine yang diterapkan pada pertanaman jagung mempunyai sedikit pengaruh
lanjutan yang dapat menghambat pertumbuhan gulma di antara kedelai tanpa
merusak tanaman kedelai. Diharapkan bahwa gen ketahanan gulma terhadap
atrazine dapat dipindahkan ke dalam kloroplas kedelai.
Kadang-kadang dimungkinkan untuk memindahkan gen ketahanan
terhadap atrazine dengan metode pemuliaan konvensional. Misalnya oil seed
rape (Brassica napus) rentan terhadap atrazine tetapi species seperti rumput
yang disebut bird rape (B. campestris) tahan. Di Kanada, pemulia tanaman
telah berhasil mengembang kan tipe B. napus yang tahan dengan
menyilangkan dan menyiIang balik dengan B. campestrifi sebagai tanaman
betinanya. Kloroplas B. campestris diwariskan melalui sel telur sehingga
dengan silang balik berulang-ulang ADN inti dari B. napus akan diwariskan ke
dalam sitoplasma B. campestris.
Mitokondria
Transplantasi mitokondria dengan mikro injekal ke dalam selsel yang
tumbuh pada kultur jaringan telah berhasil dilakukan pada beberapa bentuk
tanaman tingkat rendah, seperti Neurospora (cendawan) dan Saccharomyces
(yeast). Bukti pemindahan mitokondria dengan penggabungan protoplas
diperlihatkan dengan menggunakan dua varietas Nicotiana tabacum (tembakau).
Sitoplasma hibrida yang mengandung mitokondria dari kedua tetuanya
ditunjukkan dengan suatu analisis ADN mitokondria dan dengan bentuk
bunga intermedier yang tampak pada hibrida somatik itu. Bentuk bunga ini
bertaut dengan sterilitas sitoplasmik. -
Jagung mandul jantan dengan sitoplasma Texas (cms-T) rentan terhadap
racun yang dihasilkan oleh cendawan Helminthosporium maydis (sekarang
disebut Dreschslera maydis) yang menyebabkan becak daun jagung (Southern
Maize Blight). Genotipe dengan sitoplasma normal tahan terhadap racun
tersebut. Demikian juga sel-sel dengan cms-T pada kultur jaringan rentan
terhadap racun itu sedangkan sel-sel dengan sitoplasma normal, tahan. Racun
tersebut diberikan pada kultur jaringan sel dengan cms-T untuk memilih tipe-
tipe.mutan yang tahan. Setelah,lima daur seleksi tipetipe sel yang tahan galur-
galur juga tahan dan mandul jantan. Pewarisan mutasi yang diseleksi pada
kultur jaringan menunjukkan bahwa ketahanan terhadap racun itu diwariskan
melalui induknya. Dasar-dasar molekuler untuk mutasi itu mungkin
berhubungan dengan mitokondria dalam sitoplasma, karena dalam perielitian
lain terlihat bahwa mitokondria yang dimodifikasi dapat memberikan ketahanan
terhadap H. maydis ras-T.
Faktor-faktor Mandul Jantan
Sterilitas sitoplasmik pada beberapa tumbuhan seperti jagung, sorgum, padi,
dan bawang merah ada hubungannya dengan faktor keturunan yang terbawa
dalam sitoplasma. Dalam pemuliaan tanaman konvensional faktorffaktor ini
secara normal diwariskan bila tanaman betinanya adalah mandul jantan. Dalam
penggabungan protoplas, sitoplasma dart tipe tetuanya menjadi tercampur.
Dengan jalan ini, dimungkinkan untuk memindahkan sifat mandul jantan dari
satu species ke species lain. Hal ini telah dikerjakan padaNicotiana
(tembakau).
RINGKASAN
1. Benda-benda sitoplasmik terdapat dalam: sel yang mempunyaikelanjutan
fisik, misalnya kloroplas, mitokondria, sentriol, retikulum endoplasmik,
kinetoplas dan plasmagen. Kriteria untuk menentukan sistem ekstra
kromosomal termasuk perbedaan-perbedaan dalam persilangan resiprok,
pewarisan induk, pewarisan non Mendel, unit yang tak dapat dipetakan
dalam kelompok tautan yang diketahui, kurangnya perubahan penampakan
suatu sifat oleh pemindahan inti, adanya non ADN kromosom.
2. Pada pewarisan plastida, tipe sitoplasmik yang diwariskan oleh jenis
betina yang menentukan tipe keturunannya tanpa pengaruh dari tanaman
jantan. Plastida (kloroplas) tersebar secara rambang pada saat pembelahan
sel. Tak ada mekanisme pasti yang sama dengan pembentukan benang
gelendong untuk meyakinkan adanya pemisahan yang sama kepada selsel
anaknya. Kloroplas adalah organelle yang dapat memperbanyak diri yang
mempunyai warna hijau, ADN nya kurang pekat dan mempunyai nisbah
nukleotida yang berbeda dengan ADN inti, ribosom dan ARN pemindah
berbeda dengan tipe-tipe yang ada pada inti. Pewarisan plastida pada
jagung Iojap dan plastida defektif (Dpl) pada tembakau adalah pewarisan
ekstra kromosomal alami.
3. Kemandulan jantan sitoplasmik terjadi pada beberapa species tanaman
seperti jagung, bawang merah, sorgum, gandum, padi, dan disebabkan oleh
plasmagen yang diduga merupakan partikel sitoplasmik tetapi belum
pernah terlihat. Ini ditunjukkan dengan sterilitas tepungsari yang
diperoleh apabila jagung genotipe tertentu digunakan sebagai induk.
Galur jagung mandul jantan dikembangkan dengan menggunakan
plasmagen yang diwariskan melalui tanaman induk. Galur steril ini dapat
dipertahankan dengan menggunakan tetua jantan fertil dan memanen biji
dari tanaman steril jantan (tanaman betina). Tanaman jantan harus
mempunyai sitoplasma fertil tetapi bukan gen pemulih fertilitas dalam
inti, Ada gen inti yang dapat memulihkan fertilitas jantan.
a. Galur inbred dari tanaman seperti jagung dapat dikembangkan dengan
pembuahan sendiri atau menggunakan faktor mandul jantan.
Menyilangkan dua inbred akan menghasilkan silang tunggal, yang
dapat dipertahankan sebagai mandul jantan. Dengan membiarkan
silang tunggal saling menyerbuki akan dihasilkan silang ganda yang
digunakan dalam perdagangan. Salah satu dari silang tunggal itu harus
mempunyai gen pemulih fertilitas untuk menjaga f)ertilitas dalam
hibrida perdagangan yang ditanam petani.
4. Mitokondria adalah benda sitoplasmik yang dapat memperbanyak diri,
terdapat dalam semua sel hidup kecuali bakteria, ganggang hijau-biru dan
virus; mereka ini mengandung ADN, biasanya berbentuk melingkar dan
diwariskan melalui sitoplasma. Contoh pewarisan mitokondria di luar inti
termasuk sel-sel kecil pada yeast dan mutan poky pada Neurospora, suatu
tipe yang tergantung pada orang tua betina.
5. Gen-gen di luar inti terdapat pada ganggang hijau Chlamydomonas yang
mempunyai kloroplas tunggal. Gen-gen di luar inti ini dapat memberikan
ketahanan terhadap antibiotik misalnya streptomisin. Perlakuan pada sel
resipien (yang biasanya mewariskan partikel sitoplasmik kepada
keturunannya) akan mengubah pola pewarisan di luar inti, membiarkan gen
di luar inti dari sel donor diwariskan kepada keturunannya. Ini
menyebabkan terjadinya sinapsis mitotik dan rekombinasi bahan genetik
dalam partikel sitoplasmik. .
6. Pengaruh induk dapat diakibatkan dari berida-benda infektif (bakteria,
virus atau protein, seperti virus) yang diwariskan melalui sitoplasma
induk atau bahan-bahan sisa dalam sitoplasma yang diatur oleh gen-gen
inti. Contoh benda infektif yaitu Kappa dalam Paramecia, sigma pada
Drosophila, protein virus pada tikus. Contoh substansi sitoplasmik yaitu
kinurenin pada ngengat tepung.
7. Kloroplas dan mitokondria dapat dianggap endosimbiont, yang telah
timbul karena masukkan partikel prokariotik ke dalam sel, dekat sebelum
terjadinya sel eukariotik, atau timbul dari pecahan-pecahan ADN dari
kromosom yang terbungkus dalam sitoplasma.
8. Melalui genetic engineering, baik dengan penggabungan protoplas maupun
mikro injeksi, dimungkinkan untuk memindahkan kloroplas dan
mitokondria dengan gen-gen ketahanan terhadap penyakit dan pestisida
dari satu species tanaman
.
ke species yang lain. Kloroplas dengan
ketahanan terhadap herbisida atrazine telah berhasil dipindahkan dari
Brassica campestris ke B. napus dengan pemuliaan konvensional. Tanaman-
tanaman jagung dengan ketahanan mitokondria terhadap racun penyakit
tanaman dan yang mandul jantan, telah dikembangkan dengan cara kultur
jaringan.
PUSTAKA
Gardner, E.J. 1975. Principles of genetics.
Marx, J.L. 1983. Plants resistance to herbicide pinpointed. Science
(April) 220: 41-42.
Rothwell, N.V. 1976. Understanding Genetics. Ch. 20.
Sager, R. 1972. Cytoplasmic Genes and Organelles. Academic
Press.
Srb, A.M., R.D. Owen and R.S. Edgar. 1965. General Genetics. Ch.
11.
Strickberger, M.W. 1976. Genetics. Ch. 13.
Suzuki, D.T., A.J.F. Griffiths and R.C. Lewontin. 1981. An Introduction to Genetic
Analysis, Ch. 15.
Tilney-Basset, R.A.E. 1975. Genetics of variegated plants. In C.W. Birky, Jr.,
P.S. Perhman, and T.J. Byers. Genetics and Biogenesis of mitochondria
and chloroplasts. Ohio State Univ. Press. pp. 268-308.
Walles, B. 1971. Plaisted inheritance and mutations. In M. Gibbs. Structure and
Function of Chloroplasts. Springer-V erlag, pp. 51- 88.
SOAL-SOAL
1. a. Buat diagram meiosis bila terjadi pembuahan sendiri pada seekor siput
heterosigot untuk sifat melingkar ke kiri ke kanan. Berikan daftar
genotipe-genotipe dan fenotipe-fenotipe dari keturunannya dan
tunjukkan fenotipe dari keturunan pada generasi berikutnya bila terjadi
pembuahan sendiri pada masing-masing genotipe ini.
b. Bagaimana fenotipe dari siput heterosigot asalnya ? Jelaskan.
2. Jenis Lupine dapat pahit atau manis, tergantung adanya suatu alkaloid. Satu
persilangan antara tanaman betina manis dan tanaman jantan pahit
memperlihatkan keturunan-keturunan dengan daun dan batang manis pada
bulan pertama setelah berkecambah dan pertumbuhan bibit. Kemudian
tanamantanaman itu menjadi pahit dan biji dari F1 juga pahit.
a. Bagaimana saudara menjelaskan hasil tersebut ?
b. Pembuahan sendiri pada satu tanaman F1' menghasilkan? 6 keturunan manis
dan 45 pahit. Tetapi semua keturunan mempunyai daun pahit setelah kira-
kira satu bulan. Buatlah diagram persilangan ini dengan memberikan
genotipe dan fenotipe tetuanya, F1 dan F2.
3. Jagung adalah hermaphrodit, menghasilkan tepungsari dan sel telu:r pada
tanaman yang sama, tetapi pada organ yang terpisah. Mandul jantan
disebabkan oleh plasmagen yang diberi simbol ms. Tanaman fertil jantan
memiliki sitoplasma normal yang mempunyai satu plasma gen Ms yang
dianggap dominan. Satu gen pemulih fertilitas di dalam inti dalam bentuk
dominan (Rf) menekan faktor mandul jantan dalam sitoplasma, jadi
menyebabkan tepungsari fertil tetapi tidak mengubah plasma gen ms.
a. Bila satu tanaman homosigot untuk gen pemulih fertilitas disilangkan
dengan satu tanaman mandul jantan, bagaimana susunan genetik dan
fenotipe dari F1 dalam hal sterili