FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2013
A. MAKALAH PARASITOLOGI
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa cacing. berdasarkan taksonomi, helmintologi dibagi menjadi : 1. NEMATHELMINTHES (Cacing Gilik) 2. PLATYHELMINTHES (Cacing Pipih) Cacing dewasa yang termasuk Platyhelminthes mempunyai badan pipih, tidak mempunyai rongga badan dan biasanya bersifat hemafrodit. Pltyhelminthes dibagi menjadi kelas Trematoda (cacing daun) dan kelas Cestoda (cacing pita). cacing Trematoda berbentuk daun, badannya tidak bersegmen, mempunyai alat pencernaan. cacing cestoda mempunyai badan yang berbentuk pita dan teridiri dari skoleks. leher dan badan (starbila) yang bersegmen (proglotid) ; makanan diserap melalui kulit (kutikulum) badan. Dalam makalah ini Penulis akan menjelaskan klasifikasi dari Trematoda karena kurangnya pengetahuan mengenai Trematoda baik dikalangan mahasiswa maupun dikalangan masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Trematoda ? 2. Bagaimana Pembagian jenis Termatoda Berdasarkan Hospesnya ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Trematoda 2. Untuk mengetahui jenis-jenis Trematoda berdasarkan Hospesnya.
2. PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PARASITOTOGI Parasitologi adalah bidang ilmu yang sangat berhuhungan dengan fenomena- fenomena ketergantungan dari satu organisme terhadap yang lainnya. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang hidup untuk sementara atau menetap di dalam atau pada permukaan organisme lain dengan maksud untuk mengambil sebagian atau seluruh kebutuhan makanannya serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut. Organisme yang mengambil makanan serta mendapat perlindungan dari organisme lain tersebut disebut parasit (sites artinya makanan, parasit artinya orang yang ikut makan), sedang-kan organisme yang mengandung parasit disebut hospes atau tuan rumah. Biasanya organisme yang Iebih besar merupakan hospes yang akan memberikan perlindungan serta makanan pada organisme lainnya yang lebilt kecil yang disebut parasit.
2.2 Trematoda Trematoda berasal dari bahasa yunani Trematodaes yang berarti punya lobang, bentuk tubuh pipih dorso ventral sperti daun.Umumnya semua organ tubuh tak punya ronggat tubuh dan mempunyai Sucker atau kait untuk menempel pada parasit ini di luar atau di organ dalam induk semang. Saluran pencernaaan mempunyai mulut, pharink, usus bercabang cabang. tapi tak punya anus. Sistem eksretori bercabang- cabang, mempunyai flame cell yaitu kantong eksretori yang punya lubang lubang di posterior. Hermaprodit, kecuali famili Schistosomatidae. Siklis hidup ada secara langsung (Monogenea) dan tak langsung (Digenea). Trematoda atau cacing daun yang berparasit pada hewan dapat dibagi menjadi tiga sub klas yaitu Monogenea, Aspidogastrea, dan Digenea. Pada hewan jumlah jenis dan macam cacing daun ini jauh lebih besar dari pada yang terdapat pada manusia, karena pada hewan sub-klas ini dapat dijumpai. Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap. Alat penghisap terdapat pada mulut di bagian anterior. Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel pada tubuh inangnya makanya disebut pula cacing hisap. Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya. Dengan demikian maka Trematoda merupakan hewan parasit karena merugikan dengan hidup di tubuh organisme hidup dan mendapatkan makanan tersedia di tubuh inangnya. Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati,usus,paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata, ternak, ikan, manusia Trematoda. Trematoda berlindung di dalam inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikula permukaaan tubuhnya tidak memiliki sila.
2.3 Jenis-jenis Trematoda Berbagai macam hewan dapat berperan sebagai hospes definitife cacing Trematoda, antara lain : kucing, anjing, kambing, sapi , babi, tikus, burun, luak, harimau, dan manusia. Menurut tempat hidup cacing dewasa dalam tubuh hospes , maka Trematoda dapat dibagi dalam : 1. Trematoda Hati ( Clonorchis sinensis ) Sejarah Cacing ini pertama kali ditemukan oleh Mc Connell tahun 1874 di saluran empedu pada seorang cina di Kalkuta. Hospes dan Nama Penyakit Manusia, Kucing, Anjing, Beruang Kutub , dan Babi merupakan Hospes parasit Trematoda Hati, penyakit yang disebabkannya disebut Klonorkiasis. Morfologi dan daur hidup Cacing dewasa hidup di saluran empedu, kadang-kadang disaluran prankeas. ukuran cacing dewasa 10-25 mm x 3-5 mm, bentuknya pipih, lonjong, menyerupai daun. telur berukuran kira-kira 30x 16 mikron, bentuknya seperti bola lampu pijar dan berisi mirasidium, ditemukan dalam saluran empedu. telur dikeluarkan dengan tinja. telur menetas bila dimakan keong air ( Bulinus, Semisulcopira) . dalam keong air , mirasidium berkembang menjadi sporakista, redia induk, redia anak, lalu serkaria. serkaria keluar dari keong air dan mencari hospes perantara II, yaitu ikan (family cyprinidae). setelah menembus masuk tubuh ikan serkaria melepaskan ekornya dan membentuk kista didalam kulit dibawah sisik. kista ini disebut metaserkaria. Perkembangan larva dalam air yaitu, sebagai berikut : M S R SK Ket : M : Mirasidium S : Sporakista R : Redia (sporakista II) SK : Serkaria Infeksi terjadi dengan makan ikan yang mengandung metaserkaria yang dimasak kurang matang. ekskistasi terjadi di duodenum. kemudian larva masuk di duktus koledokus, lalu menuju ke saluran empedu yang lebih kecil dan menjadi dewasa dalam waktu sebulan. seluruh daur hidup berlangsung selama 3 bulan. Patologi dan Gejala Klinis sejak larva masuk di saluran empedu sampai menjadi dewasa. parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding saluran. selain itu dapat terjadi perubahan jaringan hati yang berupa radang sel hati. pada keadaaan lebih lanjut dapat timbul sirosis, hati di sertai asites dan edema. luasnya organ yang mengalami kerusakan bergantung pada jumlah cacing yang terdapat di saluran empedu dan lamanya infeksi. gejala dapat dibagi menjadi 3 stadium. pada stadium ringan tidak di temukan gejala. stadium progresif di tandai dengan menurunnya nafsu makan, perut rasa penuh, diare, edema, dan pembesaran hati. pada stadium lanjut di dapatkan sindrom hipertensi fortal yang terdiri dari pembesaran hati, ikterus,asites,edema, sirosis hepatis. kadang-kadang dapat menimbulkan keganasan dalam hati. Diagnosis Diagnosis di tegakkkan dengan menemukan telur yang berbentuk khas dalam tinja atau dalam cairan duodenum. Pengobatan penyakit ini dapat diobati dengan prazikuantel. Epidemiologi Kebiasaan makan ikan yang diolah kuarang matang merupakan faktor penting dalam penyebaran penyakit. selain itu, cara pemeliharaan ikan dan cara pembuangan tinja di kolam ikan penting dalam penyebaran penyakit. kegiatan pemberantasan lebih di tujukan untuk mencegah infeksi pada manusia. misalnya penyuluhan kesehatan agar orang makan ikan yang sudah di masak dengan baik serta pemakaian jamban yang tidak mencemari air sungai. tetapi hal ini agak lambat diterima oleh masyarakat desa. 2. Trematoda Paru ( paragonimus westermani )
Hospes Dan Nama Penyakit manusia dan binatang yang memakan ketam atau udang batu, seperti kucing, luak, anjing, harimau, serigala dan lain-lain merupakan hospes cacing ini. pada manusia parasit ini menyebabkan paragonomiasis.
Morfologi Dan Daur Hidup Cacing dewasa hidup dalam kista di paru. bentuknya bundar lonjong menyerupai biji kopi, dengan ukuran 8 12 x 4 6 mm dan berwarna coklat tua. batil isap mulut hampir sama besar dengan batil isap perut. testis berlobus terletak berdampingan antara batil isap perut dan ekor. ovarium terletak di belakang batil isap perut. Telur berbentuk lonjong berukuran 80-118 mikron x 40-60 miron dengan operculum agak tertekan ke dalam. waktu keluar bersama tinja atau sputum, telurnya belum berisi mirasidium. Telur menjadi matangdalam waktu kira-kira16 hari, lalu menetasmirasidiummencari keong air dan dalam keong air terjadi perkembangan : M S R1 R2 SK Serkaria keluar dari keong air, berenang mencari hospes perantara II , yaitu ketam atau udang batu, lalu membentuk metaserkaria didalam tubuhnya. Infeksi terjadi dengan makan ketam atau udang batu yang tidak dimasak sampai matang. Dalam Hospes definitif, meta serkaria menjadi cacing dewasa muda di duodenum. cacing dewasa muda berimigrasi menembus dinding usus, masuk ke rongga perut, menembus diafragma dan menuju keparu. jaringan hospes mengadakan reaksi jaringan sehingga cacing dewasa terbungkus dalam kista, biasanya ditemukan 2 ekor didalamnya. Patologi dan Gejala Klinis karena cacing dewasa berada dalam kista di paru, maka gejala dimulai dengan adanya batuk kering yang lama kelamaan menjadi batuk darah. keadaan ini disebut endemic hemoptysis. cacing dewasa dapat pula berimigrasi kealat-alat laindan menimbulkan abses pada alat tersebut ( antara lain hati, limpa, otak, otot, dinding usus ). Diagnosis Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dalam sputum atau cairan pleura. kadang- kadang telur juga ditemukan dalam tinja. reaksi serologi sangat mmbantu untuk menegakan diagnosis. Pengobatan Prazikuantel dan bitionel merupakan obat pilhan. Epidemiologi Penyakit ini berhubungan erat dengan kebiasaan makan ketam dan pemakain jamban yang tidak mencemari air sungai dan sawah dapat mengurangi transmisi paragonimiasis.
3. Trematoda Usus Dalam daur hidup trematoda usus tersebut, seperti pada trematoda lain, diperlukan keong sebagai hospes perantara I, tempat mirasidium tumbuh menjadi sporokista, berlanjut menjadi redia dan serkaria. serkaria yang dibentuk dari redia, kemudian melepaskan diri untuk keluar dari tubuh keong dan berenang bebas dalam air. tujuan akhir serkaria tersebut adalah hospes perantara II, yang dapat berupa keong jenis ikan air tawar, atau tumbuh-tumbuhan air. manusia mendapatkan penyakit cacing daun karena memakan hospesperantara II yang tidak dimasak sampai matang. Keluarga Echinostomatidae Sejarah Cacing genus Echinostoma yang ditemukan pada manusia kira-kira 11 spesies atau lebih. Garisson (1907) adalah sarjana yang pertama kali menemukan telur Echinostoma ilocanum pada narapidana pribumi di Filipina. tubangui (1931). menemukan bahwa Ratus rattus norvegicus. merupakan hospes resevoar cacing tersebut. Chen (1934) melaporkan bahwa anjing-anjing setempat di canton RRC, dihinggapi cacing tersebut . Brug dan tesch (1973) . melaporkan spesies Echinostoma lindoense pada manusia di palu, Sulawesi tengah. Bonne Bras dan lie kian joe (1948) menemukan Echinodestomata ilocanum pada penderita sakit jiwa di jawa. Berbagai Sarjana telah melaporkan bahwa di Indonesia ditemukan 5 spesies cacing Echinostoma, yaitu : Echinodestomata ilocanum, Echinodestomata malayanum, Echinostoma lindoense, Echinostoma recurvatum dan Echinostoma revolatum. Hospes dan Nama Penyakit Hospes cacing keluarga Echinostomatidae sangat beraneka ragam. yaitu manusia, tikus, anjing, burung, ikan dan lain-lain (poliksen). Nama penyakitnya disebut ekinostomiasis. Distribusi geografik Cacing tersebut kecuali ditemukan di Filipina, Cina dan Indonesia juga dilaporkan dari India. Morfologi dan Daur Hidup Cacing trematoda dari keluarga Echinostomatidae, dapat dibedakan dari cacing trematoda lain, dengan adanya cirri-ciri khas berupa duri-duri leher dengan jumlah antara 37 buah sampai kira-kira 51 buah, letaknya dalam dua baris berupa tapal kuda, melingkari bagian belakang serta samping batil isap kepala. cacing tersebut berbentuk lonjong, berukuran panjang dari 2,5 mm hingga 13-15 mm dan lebar 0,4 0,7 mm hingga 2,5 3,5 mm. Testis berbentuk agak bulat, berlekuk-lekuk, letaknya bersusun tandem pada bagian posterior cacing. Vitelaria letaknya sebelah lateral, meliputi 2/3 badan cacing dan melanjut hingga bagian posterior. cacing dewasa hidup diusus halus, mempunyai warna agak merah ke abu-abuan. telur mempunyai operculum, besarnya berkisar antara 103-137 x 59 75 mikron. telur setelah 3 minggu dalam air, berisi tempayak yang disebut mirasidium. bila telur menetas, mirasidium keluar dan berenang bebas untuk hinggap pada hospes perantara I yang berupa keong jenis kecil seperti genus anisus, gyraulus, lymnae, dan sebagainya. Dalam hospes perantara I, mirasidium tumbuh menjadi sporokista, kemudian melanjut menjadi redia induk, redia anak yang kemudian membentuk serkaria yang pada suatu saat berjumlah banyak. dilepaskan kedalam air oleh redia yang berada dalam keong . serkaria ini kemudian hinggap pada hospes perantara II untuk menjadi metaserkaria yang efektif . hospes perantara II adalah jenis keong yang besar, seperti genus vivivar/bellamya, pila atau corbicula. Ukuran Besar cacing , jumlah duri-duri sirkumoral, bentuk testis, ukuran telur, dan jenis hospes perantara, digunakan untuk mengidentifikasi spesies cacing. Patologi dan Gejala Klinis Biasanya cacing Echinostema menyebabkan kerusakan ringan pada mukosa usus dan tidak menimbulakan timbulnya radang kataral pada dinding usus, atau ulserari. pada anak dapat menimbulkan gejala diare , sakit perut, anemia, dan sembab (edema). Diagnosis Diagnosis ditegakkandengan menemukan telur dalam tinja. Pengobatan Tetraklorotilenn adalah obat yang dianjurkan akan tetapi penggunaan obat-obat baru yang lebih aman, seperti prazikuantel dapat dipertimbangkan. Prognosis Penderita biasanya tidak menunjukkan gejala yang berat, dapat sembuh setelah pengobatan.
Epidemiologi Keong sawah yang digunakan untuk konsumsi sebaiknya dimasaki sampai matang, sebab bila tidak, meta serkaria dapat hidup dan tumbuh menjadi cacing dewasa. 4. Trematoda Darah ( Schistosoma japonicum) cacing yang berbentuk pipih dan tinggal di berbagai aliran darah. Biasanya cacing ini masuk ke tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang mengandung parasite cacing ini dan mandi pada air yag kotor. Hospes dan Nama Penyakit Hospes definitive adalah manusia. berbagai macam binatang dapat berperan sebagai hospes reservoar. Pada manusia, cacing ini menyebabkan penyakit skistomiasis atau bilharziasis. Morfologi dan Daur Hidup Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya. Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut. Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping, Cacing jantan panjangnya 9 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 26 cm. Cacing darah ini bertelur pada pembuluh balik (vena) manusia kemudian menuju keporos usus (rectum) dan kantong air seni (vesica urinaria), lalu telur keluar bersama tinja dan urine. Telur akan berkembang menjadi mirasidium dan masuk kedaalam tubuh siput. kemudian dalam tubuh siput akan berkembang menjadi serkaria yang berekor bercabang. serkaria dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman atau menembus kulit dan dapat menimbulkan penyakit schistomiasis ( banyak terdapat di afrika dan Asia). penyakit ini menyebabkan kerusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung limpa , kantong urine dan ginjal. Gejala Klinis Terasa gatal-gatal yang nyata, terjadi pembengkakan, serangan ashma dan hati terasa sakit bila disentuh (bila terjadi peradangan), demam berkeringat dan disentry, dan berat badan bekurang dan hilang nafsu makan. Diagnosis Minum air yang sudah terdapat parasit cacing, mandi atau berenang pada air yang kotor.
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan Trematoda atau disebut juga Cacing Isap adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Platyhelminthes. Jenis cacing Trematoda hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Tubuhnya dilapisi dengan kutikula untuk menjaga agar tubuhnya tidak tercerna oleh inangnya dan mempunyai alat pengisap dan alat kait untuk melekatkan diri pada inangnya. Contoh anggota Trematoda adalah Fasciola hepatica (cacing hati). Cacing ini hidup di hati ternak kambing, biri-biri, sapi, dan kerbau.
B. MAKALAH MIKROBIOLOGI
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat keci. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadiny kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Mikrobiologi Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jasad renik atau mikrobia. Mikrobia berasal dari kata mikro yang berarti sangat kecil dan bio yang artinya hidup. Dengan demikian Mikrobia adalah jasad hidup yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat tanpa mikroskop. Mikrobia meliputi semua jasad mikroskopik yang terdiri dari Arkhaebakteri, Khamir, Bakteri, Fungi, Sianobakteri, dan Protozoa. Mikrobia merupakan jasad uniseluler dengan sifatnya yang berbeda dari tumbuhan maupun hewan. Mikrobia mampu hidup dimana saja, di lingkungan yang lembab, kering, suhu tinggi, maupun suhu rendah. Sel mikrobia mampu melakukan proses untuk kelangsungan hidupnya tanpa tergantung pada sel-sel yang lain dan sel mikrobia dapat memproduksi tenaga maupun berkembang biak tanpa tergantung sel lain. Mikrobia memiliki arti penting di alam, Fungsi Mikroba diantaranya sebagai pembenah alam. Sebagai pembenah alam, mikrobia dapat melakukan perombakan jasad-jasad yang telah mati atau menguraikan polutan. Mikrobia juga berperan dalam biodegradasi yang kemungkinan dapat menghasilkan produk yang dapat dikomersialisasikan , sehingga dapat dikembangkan dalam industri. Mikrobia juga dapat melakukan berbagai transformasi kimia sehingga mikrobia dapat dikatakan merupakan pabrik kimia karena mampu melakukan perubahan- perubahan kimia menjadi produk-produk baru. Sebagai sel hidup, mikrobia memiliki empat karakteristik yang penting. Karakteristik Mikroba yaitu :
1. Menyerap makanan sendiri atau nutrisi. Sel mikrobia mengambil senyawa kimia dari lingkungan dan selanjutnya dikonversi menjadi senyawa kimia lain dan tenaga.
2. Replikasi. Sel mikrobia mampu melakukan sintesis dan beberapa hasil sintesisnya digunakan untuk pertumbuhan dan membentuk dua selanakan yang identik dengan induknya.
3. Mengalami Diferensiasi. Sel mikrobia dapat berubah bentuk dan fungsi yang disebut dengan diferensiasi. Diferensiasi tersebut dapat dilihat dari substansi atau struktur yang semula tidak ada kemudian terbentuk. Diferensiasi biasanya merupakan bagian dari siklus hidup selulernya, misalnya sel membentuk spora atau struktur yang terlibat dalam reproduksi seksual.
4. Memberi Tanda. Sel mikrobia mampu berinteraksi dengan sel lain melalui perantaraan bahan kimia.
Salah satu manfaat mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan bakteri lain. Antibiotik ini merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi infeksi oleh bakteri. Beberapa mikroba menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat bermanfaat sebagai obat untuk mengendalikan berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal jamur Penicillium yang pertama kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928), dapat menghasilkan antibiotika penisilin. Sekarang banyak diproduksi berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang sangat berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam bidang kesehatan mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di dalam saluran pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di dalam saluran pencernaan. Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehadiran Flora Normal Pada Tubuh Manusia Nutrisi kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan) kondisi hidup penerapan prinsip-prinsip kesehatan Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu : 1) Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya. Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis,Pityrosporum ovale,Candida albicans. 2) Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
3. Flora Normal Pada Tubuh Manusia Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
4. VIRULENSI MIKROORGANISME
Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi yang dapat meningkatkan patogenisitasnya dan memungkinkannya berkolonisasi atau menginvasi jaringan inang dan merusak ungsi normal tubuh. Virulensi menggambarkan kemampuan untuk menimbulkan penyakit. 5. JALAN MASUK MIKROORGANISME KE TUBUH INANG Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernafasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata. a) Saluran pernafasan : Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar air. b) Saluran pencernaan : Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan atau minuman dan melalui jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang berahan dapat menimbulkan penyakit. Misalnya demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau jari-jari tangan yang terkontaminasi. c) Kulit : Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini disebut rute perenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral. d) Rongga mulut : Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolism menghidrolisis sukrosa menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bateri dan dekstran menempel pada permukaan gigi dam membentuk plak gigi. Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak sangat tidak permeabelm terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akanmelunakkan enamel gigitepat plak tersebut melekat.
6. MEKANISME PATOGENISITAS Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor biologis seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat -zat penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen. Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal. Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen. Streptococcus viridians, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup jantung yang abnormal dan mengakibat kan subacute bacterial endocarditis. Bacteroides yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma Spesies Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar dan tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum atau jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi dan bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang penting adalah flora normal tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-faktor predisposisi.
7. INTERAKSI ANTARA FLORA NORMAL dengan INANGNYA Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan antara manusia dan flora normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi dinamis daripada saling asosiasi ketidak pedulian. Baik host dan bakteri berpikir untuk memperoleh manfaat dari satu sama lain, dan asosiasi, untuk sebagian besar, mutualistik. Flora normal berasal dari host mereka pasokan nutrisi, lingkungan yang stabil, perlindungan dan transportasi. Host memperoleh dari flora normal tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari kegiatan pembangunan dan sistem imun, dan perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi oleh mikroba patogen. Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah mereka, sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan rumah mereka), dan beberapa bersifat patogen (mampu menghasilkan penyakit). Penyakit yang dihasilkan oleh flora normal di tuan rumah mereka dapat disebut penyakit endogen. Kebanyakan endogen bakteri penyakit infeksi oportunistik, yang berarti bahwa organisme harus diberi kesempatan khusus kelemahan atau membiarkan-down dalam pertahanan host untuk menginfeksi . Contoh dari infeksi oportunistik bronkitis kronis pada perokok dimana bakteri flora normal dapat menyerang paru-paru melemah. Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya tidak dapat diuraikan. Seperti hubungan dimana tidak ada manfaat jelas atau membahayakan organisme baik selama hubungan mereka disebut sebagai hubungan teman semakan. Banyak flora normal yang tidak dominan dalam habitat mereka, walaupun selalu hadir dalam jumlah yang rendah, dianggap sebagai teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan hubungan teman semakan mempelajari secara mendetail, parasit atau karakteristik mutualistic sering muncul. 8. Virus Dalam Mikrobiologi Kesehatan
1.Virus yang merugikan 1) Influenza Penyebab influenza adalah virus golongan orthomyxovirus yang bebbentuk seperti bola. Virus influenza ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh manusia melalui alat pernapasan. 2) Flu burung Flu burung atau Avian Influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti unggas dan ammalia. Penyebab penyakit ini termasuk influenza tipe A, Strain H5N1. 3) Campak Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus. Gejala campak adalah demam tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh.masa inkubasinya sekitar 10 hingga 12 hari. Di awal masa inkubasi virus berlipat ganda di saluran pernapasan atas yang menyebabkan gejala batuk kering dan radang tenggorokan. Di akhir masa inkubasi, virus menuju darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh, terutama kulit, sehingga terlihat bercak-bercak merah di kulit. 4) Cacar Air dan Herpes Zoster Cacar air dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama, yaitu varicella zoster virus (VCV). Virus ini dapat langsung menyebabkan penyakit atau dapat menetap selama beberapa tahun, baru kemudian menimbulkan penyakit. 5) Hepatitis Hepatitis (pembegkakan hati) disebabkan oleh virus hepatitis. Beberapa virus hepatitis yang diekenali adalah virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Gejala umumnya adalah demam, mual, dan muantah, serta perubahan warna kulit dan selaput lender terlihat kuning. 6) Polio Polio (poliomyelitis) disebabkan oleh virus polio. Serangan virus polio menyebabkan lumpuh jika virus menginfeksi selaput otak (meninges) dan sumsum tulang belakang. 1) Papilonia Disebabkan oleh salah satu virus yang diduga dapat menimbulkan tumor di kulit, alat kelamin, tenggorokan, dan saluran utama pernapasan. Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita. 2) Gondong Penyakit gondong disebabkan oleh golongan paramyxovirus. Virus ini hanya memiliki RNA. Paramyxovirus dapat tumbuh di jaringan otak, selaput otak, pancreas, testis, galndula parotid, dan kadang di hati. 3) AIDS AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah penularan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV (human immunodeficiency virus). 4) Ebola
Virus ebola ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire. Habitatnya di alam belum diketahui. Demikian pula prosesnya menjai epidemic. Virus ebola dapat hidup di atmosfer selama beberapa menit, kemudian aka mati oleh sinar ultraviolet. Virus ebola merusak jaringan dan sel tubuh dan menyebabkan kematian dalam jangka kurang dari dua minggu. 5) Herpes Simpleks
Penyakit ini disebabkan oleh virus anggota famili Herpesviridae, yang menyerang kulit dan selaput lender. Virus herpes simpleks dapat menyerang bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
2. Virus yang menguntungkan Namun demikian, tidak berarti bahwa virus hanya memiliki peran yang merugikan. Dengan kemajuan bioteknologi dan rekayasa genetika, ilmuan telah dapat memanfaatkan virus untuk tujuan yang menguntungkan manusia. Misalnya, untuk penghasil vaksin. Virus juga dapat dimanipulasi agar membawa gen untuk suatu sifat yang menguntungkan (misalnya gen yang menghasilkan antitoksin) (ibit, 2006206).
1. Mempercantik warna dan corak bunga tulip Jenis-jenis tulip yang sudah dikenal sejak zaman dulu mempunyai motif garis-garis, "coretan kuas," atau "jilatan api" atau mempunyai warna lain pada bagian-bagian tertentu daun bunga, sedangkan jenis-jenis yang lebih baru mempunyai pola aneka warna pada daun bunga. Sentuhan warna lain pada warna dasar bunga tulip disebabkan perubahan pegmen di bagian atas dan bagian bawah bunga.
2. Membuat Antitoksin Salah satu fase daur hidup virus adalah fase penggabungan. Pada fase ini, DNA virus menyambungkan diri ke DNA bakteri, sehingga di dalam DNA bakteri terkandung profag (DNA virus). Dengan kata lain, di dalam bakteri terkandung materi genetic virus. Ketika profag aktif dan DNA bakteri hancur ada yang terbawa DNA virus. Misalnya di dalam DNA virus terkandung DNA bakteri pertama. Apa bila virus ini menginfeksi bakteri kedua, dan kemudian mengikuti daur lisogenik, maka di dalam DNA bakteri kedua ini terkandung DNA virus dan DNA bakteri pertama. 3.pembuatan vaksin Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut. Vaksin Hepatitis B dan malaria adalah contoh pembuatan vaksin melalui bioteknologi modern. Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan kimia. Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen. Vaksin dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral) ke dalam tubuh manusia agar sistem kekebalan tubuh manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut. Vaksin telah membantu berjutajuta orang di dunia dalam pencegahan serangan penyakit yang serius. 1. Bakteri Dalam Mikrobiologi Kesehatan Bakteri juga dapat memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah: Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik streptomycin Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik tetracycline Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik chloramphenicol Penicillium, menghasilkan antibiotik penisilin Bacillus polymyxa, menghasilkan antibiotik polymixin. Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak jenis bakteri yang justru bersifat patogen. Pada manusia, beberapa jenis bakteri yang sering kali menjadi agen penyebab penyakit adalah: Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus, Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus. Bakteri patogen juga dapat menyerang hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks. Pernah lihat iklan minuman kesehatan, susu, atau yoghurt yang menghubung- hubungkan pencernaan kita dengan bakteri bersahabat. Bakteri-bakteri baik itu adalah sahabat dan pelindung perut kita. lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria (bifidus). Sebenarnya bakteri baik ini jumlahnya paling banyak di usus kita dibanding bakteri lainnya.Jumlah yang berkurang, akan membuat keseimbangan tubuh terganggu. Karena terjadi pembusukan dan penimbulan toksin di kolon. Kita pun jadi rentan terhadap penyakit dan akan semakin sering mengalami gangguan fisik yang diakibatkan bakteri tak bersahabat. Asidofilusdan bifidus sangat penting dijaga karena dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga pencernaan kita agar selalu prima. Selain itu bakteri ini menghasilkan vitamin B esensial. Fungsi paling sakti lainnya adalah kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit. Manfaat bakteri bersahabat yang paling sentral untuk tubuh manusia : Memulihkan dan mengatur usus dari kerja berat. Bakteri ini sangat baik bagi mereka yang mengalami sembelit dan sindrom iritasi usus. Bakteri ini juga mencegah dan mengobati diare yang ditimbulkan oleh antibiotik. Sebagai eliminator racun. Bakteri ini menonaktifkan senyawa toksik seperti nitrat, yang dihasilkan mikroorganisme lain dan makanan. Membantu pembentukan enzim laktase. Enzim ini berfungsi mencerna susu dan produk susu yang merupakan makanan tak bersahabat bagi perut. Banyak orang yang dapat mulai menoleransi produk susu dalam jumlah terbatas, jika mereka menambahkan bakteri bersahabat ke dalam diet mereka. Pelindung sistem imun. Bakteri ini membantu merangsang pembentukan antibodi yang mencegah pertumbuhan kelebihan mikroorganisme berbahaya seperti kandida, H.pylori, E.coli, dan salmonela, yang dapat mengambil alih usus dan menimbulkan kekacauan dalam pencernaan kita. Mencegah timbul atau kambuhnya infeksi saluran kemih dan vagina (terutama setelah mendapat antibiotik). Meningkatkan perlindungan terhadap patogen, virus, dan bakteri (flu, masuk angin, keracunan makanan). Memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik, obat, kemoterapi/radiasi, pemilihan makanan yang salah. Mencegah pembentukan gas akibat proses pembusukan dan peragian. Mengharumkan napas. Jika kolon Anda dipenuhi bakteri tak bersahabat, gas-gas yang dihasilkan oleh mereka dapat diserap ke dalam aliran darah dan dibawa ke paru-paru untuk dikeluarkan. Ubahlah keseimbangan bakteri usus Anda dan napas Anda akan menjadi lebih segar. Memperindah dan menghaluskan kulit. Kulit kita bermasalah salah satunya juga karena manifestasi bakteri. Toksin yang terangkat ke kulit sumber penyebab jerawat, melasma, diskolorasi kulit, dan psoriasis. Dengan berjayanya bakteri bersahabat, kelainan-kelainan kulit ini akan mereda.
2. Jamur Dalam Mikrobiologi Kesehatan 1. peran menguntungkan berperan dalam industri antibiotik, antibiotik ini dihasilkan oleh fungi Penicllium notatum 2. peran merugikan Fungi juga dapat berperan sebagai agen penyebab penyakit. Fungi pada umumnya lebih sering menyebabkanpenyakit pada tumbuhan dibanding pada hewan atau manusia Fungi dapat menghasilkan racun, racun yang dihasilkan beberapa fungi seperti seperti Amanita phalloides, A. muscaria maupun Aspergillus flavus (menghasilkan aflatoksin), dapat sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker dan bahkan kematian
3. Alga dalam mikrobiologi kesehatan Dalam bidang kesehatan, protista fotosintetik telah dikenal memiliki berbagai khasiat dan digunakan dalam pembuatan berbagai obat-obatan. Misalnya : Chlorella : yang telah diketahui mengandung klorofil 23 persen dari beratnya, protein 5560 persen, vitamin C, vitamin E, kalsium, kalium, dan magnesium serta berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, memperbaiki pencernaan, mendorong pertumbuhan bakteri yang bermanfaat dalam usus, menanggulangi sembelit, mencegah sakit maag, dan mencegah tumor. Porphyra tenerakijellum : yang bermanfaat untuk suplemen kesehatan, Laminaria digitalis dan Macrocystis pyrifera : sebagai penghasil iodium untuk mengobati penyakit gondok, Laminaria sp. : sebagai bahan pembuatan pil, tablet antibiotik, dan salep, Eucheuma spinosum, Gelidium, Gracillaria lichenoides, Agardhiella : sebagai obat pencahar (laksatif), dan Dunaliella sp. : yang digunakan sebagai sumber beta-karoten yang bermanfaat untuk mencegah berbagai kanker termasuk kanker paru-paru. Kombu yang berasal dari Laminaria japonica memiliki kandungan serat, zat besi, kalsium dan iodium yang cukup tinggi serta konon dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan mencegah diabetes melitus.
4. Protozoa Dalam Mikrobiologi Kesehatan 1. Peran yang menguntungkan Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri.Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok. 2.Peran yang merugikan Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit. Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain: Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis; Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria; Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur; Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar; Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita;
BAB III KESIMPULAN mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan bakteri lain. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehadiran Flora Normal Pada Tubuh Manusia: Nutrisi kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan) kondisi hidup penerapan prinsip-prinsip kesehatan Penyebaran dan terjadinya mikrobiota manusia: Kulit Hidung dan nasofaring Mulut Orofaring Perut Usus besar Saluran kemih