(1)
dan
(2)
Keterangan:
(3)
Nilai reaktivitas negatif akibat Xenon
dinyatakan oleh rumus:
()
(4)
Pada percobaan ini akan dilakukan simulasi
sederhana dengan menggunakan perhitungan
numerik untuk menghitung nilai perubahan
reaktivitas yang dihasilkan oleh Xenon. Selain
itu juga akan dihitung kenaikan daya karena
efek Xenon.
II. Metode Percobaan
Percobaan dilakukan dengan menggunakan
Microsoft Excel. Nilai reaktivitas serta daya
dihitung berdasarkan persamaan-persamaan
yang ada kemudian diplot untuk mengetahui
nilai reaktivitas dan daya yang ingin diketahui.
Diduga nilai perubahan reaktivitas akan
bernilai memiliki nilai puncak. Serta nilai daya
akan meningkat karena adanya Xenon.
III. Data dan Pengolahan
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan
data:
Gambar 3. Grafik Konsentrasi I terhadap t
Gambar 4. Grafik Konsentrasi Xe terhadap t
Gambar 5. Grafik Reaktivitas terhadap t
Gambar 6. Grafik Reaktivitas Feedback terhadap t
Gambar 7. Grafik Daya terhadap Waktu untuk
Fluks 0%
Gambar 8. Grafik Daya terhadap Waktu untuk
Fluks 5%
Gambar 9. Grafik Daya terhadap Waktu untuk
Fluks 25%
Gambar 10. Grafik Daya terhadap Waktu untuk
Fluks 50%
Gambar 11. Grafik Suhu Coolant terhadap Waktu
untuk Fluks 0%
Gambar 12. Grafik Suhu Coolant terhadap Waktu
untuk Fluks 5%
Gambar 13. Grafik Suhu Coolant terhadap Waktu
untuk Fluks 25%
Gambar 14. Grafik Suhu Coolant terhadap Waktu
untuk Fluks 50%
IV. Pembahasan
Dari simulasi yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa efek osilasi Xenon terjadi
pada saat fluks neutron rendah. Hal ini dapat
dijelaskan dengan 4 tahapan. Pertama, karena
distribusi energi yang tidak merata pada inti
menyebabkan laju fisi tidak konstan dan hal ini
menyebabkan Iodine meningkat dan Xenon
berkurang. Kedua, pada daerah dengan fluks
tinggi, kehilangan Xenon menyebabkan fluks
meningkat lebih jauh dan pada daerah dengan
fluks rendah, kehilangan Xenon menyebabkan
fluks berkurang lebih jauh. Ketiga, segera
setalah nilai Iodine meningkat, peluruhan
Iodine manjadi Xenon menyebabkan efek
sebaliknya dari efek-efek awal. Terakhir,
pengulangan ini menyebabkan osilasi Xenon.
Dari simulasi yang sudah dilakukan, tampak
ketidakstabilan daya yang besar dalam waktu
yang singkat terjadi pada fluks neutron rendah.
Hal ini disebabkan karena pada fluks neutron
rendah berarti hampir semua neutron yang ada
diserap oleh Xenon. Penyerapan neutron ini
menyebabkan perubahan daya yang drastis
pada reaktor.
Setelah dilakukan shutdown, waktu yang
ideal untuk kembali menghidupkan reaktor
adalah ketika panas sisa reaksi telah dibuang
sampai nilainya telah mencapai dibawah 1%
demi mecegah terjadinya kecelakaan reaktor.
Kecelakaan reaktor nuklir dapat terjadi
karena osilasi daya karena efek Xenon. Hal ini
dikarenakan dengan adanya Xenon yang
menyerap neutron dan menyebabkan osilasi
daya akan membuat daya meningkat dengan
cepat dan berkurang dengan cepat. Hal ini
dapat menyebabkan kerusakan perangkat di
reaktor dan menyebabkan kecelakaan.
Pada fast reactor efek Xenon dapat
diminimalisasi, karena penampang lintang
Xenon untuk penyerapan neutron thermal dan
fast neutron sangat berbeda jauh. Namun efek
yang sama dapat dihasilkan oleh unsur selain
Xenon, karena penampang lintang penyerapan
fast neutron yang lebih besar dari Xenon.
Pada reaktor Chernobyl tiba-tiba terjadi
ledakan pada salah satu reaktor. Hal ini
menyebabkan keluarnya bahan radioaktif yang
menjadi bahan bakar PLTN dari PLTN. Selain
itu, ledakan ini juga mengakibatkan
terbakarnya graphite modulator. Terbakarnya
graphite modulator menyebabkan semakin
meningkatnya emisi bahan radioaktif.
Kemudian bahan radioaktif terbawa oleh asap
karena reaktor tidak diberi case. Hal ini
menyebabkan menyebarnya bahan radioaktif
berbahaya di seluruh kota.
ULOF merupakan akronim dari Unexpected
Loss of Flow, merupakan kecelakaan yang
memiliki karakteristik: flow rate turun karena
hilangnya daya pompa yang menyebabkan
temperatur coolant meningkat; penurunan daya
karena kenaikan temperatur coolant yang
menyebabkan feedback negatif; penurunan
daya menyebabkan penurunan temperatur
bahan bakar yang menyebabkan feedback
positif. UTOP, Unexpected Transient Over
Power merupakan kecelakaan yang memiliki
karakteristik: kenaikan daya yang
menyebabkan kenaikan temperatur coolant dan
bahan bakar; kenaikan temperatur tersebut
mengakibatkan feedback negatif.
Suatu reaktor nuklir dapat meledak apabila
sistem pendingin tidak dapat menahan
kenaikan temperatur yang terjadi pada inti
reaktor. Temperatur yang tinggi ini
menyebabkan air yang sudah tercampur dengan
zirconium yang sangat panas bereaksi. Oksigen
mengoksidasi zirconium dan hidrogen
dilepaskan. Gas hidrogen ini akan meledak
ketiga terkena udara dan berada pada
temperatur yang tinggi.
Ketika fluks neutron dalam reaktor
divariasikan, maka akan terjadi variasi pada
daya rata-rata yang ada pada reaktor. Variasi
pada daya rata-rata yang ada pada reaktor akan
menyebabkan ketidakstabilan perangkat yang
ada pada reaktor dan dapat menyebabkan
kecelakaan.
Daya dalam reaktor dapat berubah secara
drastis karena adanya pengurangan atau
penambahan neutron dalam waktu singkat yang
menyebabkan neutron yang diproduksi dan
hilang tidak seimbang. Apabila neutron yang
diproduksi lebih banyak daripada yang hilang,
maka daya akan naik. Apabila sebaliknya maka
daya akan turun.
V. Simpulan
Dari percobaan yang sudah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa nilai perubahan reaktivitas
karena efek Xenon menyebabkan perubahan
daya yang drastis pada reaktor. Namun hal ini
hanya terjadi pada fluks neutron kecil.
VI. Daftar Pustaka
[1]Benjamin K. Sovacool (2009). The
Accidental Century - Prominent Energy
Accidents in the Last 100 Years
[2]Nuclear poison (or neutron poison)". United
States Nuclear Regulation Committee.
Retrieved 8 April 2011.
[3]Gambar Reaktor Tipe RMBK[gambar dari
internet]. 2004 [dikutip 2014 Mar 6]. Didapat
dari:
http://library.thinkquest.org/3426/media/image
s/diagram/rbmk.analysis.gif
[4] Gambar Peluruhan Iodine[gambar dari
internet]. 2005 [dikutip 2014 Mar 6]. Didapat
dari:
http://www.geigercounter.org/radioactivity/iodi
ne-131-decay.gif