Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
Nodul pita suara (vocal nodule) adalah pertumbuhan yang menyerupai jaringan
parut dan bersifat jinak pada pita suara. Terdapat berbagai sinonim klinis untuk nodul pita
suara termasuk screamers nodule, singers nodule, atau teachers nodule.
1
Nodul biasanya terbentuk akibat pemakaian suara yang berlebihan, terlalu keras
atau terlalu lama seperti pada seorang guru, penyanyi, penyiar, presenter dan sebagainya.
Nodul dapat terjadi pada anak-anak dan deasa, pada deasa anita lebih sering terkena.
!enggunaan suara yang berlebihan secara terus menerus mengkin merupakan faktor
pencetus yang terpenting.
1,"
#elelahan bersuara pada profesi-profesi tersebut cukup sering ditemukan,
prevalensinya $,%&1'(. )engan self assessment ternyata prevalensinya meningkat
menjadi %'(. *al ini menunjukkan baha sebenarnya prevalensi kelelahan bersuara
cukup tinggi.
1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
".1. +natomi ,aring
,aring merupakan bagian terbaah dari saluran nafas bagian atas. -entuknya
menyerupai limas segitiga terpancung dengan bagian atas lebih besar daripada bagian
baah. ,aring terletak di bagian anterioir leher setinggi corpus vertebra cervicales ...-/..
,aring menghubungkan bagian inferior faring dengan trakea.
-angunan kerangka laring tersusun dari satu tulang, yaitu tulang hioid dan
beberapa buah tulang raan (kartilago).
0ambar 1. #erangka laring dan membrananya (penampang anterior)
2.1.1 Kartilago Laring
#artilago laring terbagi atas " (dua) kelompok, yaitu 1
',2
1. #elompok kartilago mayor, terdiri dari 1
#artilago Tiroidea, 1 buah
#artilago #rikoidea, 1 buah
#artilago +ritenoidea, " buah
". #artilago minor, terdiri dari 1
#artilago #ornikulata 3antorini, " buah
2
#artilago #uneiforme 4risberg, " buah
#artilago 5piglotis, 1 buah.
',2
0ambar ". 3truktur #artilago laring
2.1.2 Ligamentum Laring
,igamentum dan membran laring terbagi atas " grup, yaitu1
2
1.,igamentum ekstrinsik, terdiri dari 1
6embran tirohioid
,igamentum tirohioid
,igamentum tiroepiglotis
,igamentum hioepiglotis
,igamentum krikotrakeal
".,igamentum intrinsik, terdiri dari 1
6embran 7uadrangularis
,igamentum vestibular
#onus elastikus
,igamentum krikotiroid media
,igamentum vokalis
3
0ambar '. #erangka laring dan ligamentum serta membrananya (penampang
posterior)
2.1.3. OtotOtot Laring
8tot&otot laring terbagi dalam " (dua) kelompok besar yaitu otot-otot ekstrinsik
dan otot-otot intrinsik yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda.
1. Otototot e!"trin"i!.
8tot-otot ini menghubungkan laring dengan struktur disekitarnya. #elompok otot
ini menggerakkan laring secara keseluruhan.
Terbagi atas 1
1. 8tot-otot suprahioid 9otot-otot elevator laring, yaitu 1
- 6. 3tilohioideus - 6. 6ilohioideus
- 6. 0eniohioideus - 6. )igastrikus
- 6. 0enioglosus - 6. *ioglosus
". 8tot-otot infrahioid 9 otot-otot depresor laring, yaitu 1
- 6. 8mohioideus
- 6. 3ternokleidomastoideus
- 6. Tirohioideus
4
0ambar 2.8tot e:trinsic
2. Otototot intrin"i!
6enghubungkan kartilago satu dengan yang lainnya. -erfungsi menggerakkan
struktur yang ada di dalam laring terutama untuk membentuk suara dan bernafas. 8tot-
otot pada kelompok ini berpasangan kecuali m. interaritenoideus yang serabutnya
berjalan transversal dan oblik. ;ungsi otot ini dalam proses pembentukkan suara, proses
menelan dan berbafas. -ila m. interaritenoideus berkontraksi, maka otot ini akan bersatu
di garis tengah sehingga menyebabkan adduksi pita suara.
<ang termasuk dalam kelompok otot intrinsik adalah 1
2
1. 8tot-otot adduktor 1
6m. .nteraritenoideus transversal dan oblik
6. #rikotiroideus
6. #rikotiroideus lateral
-erfungsi untuk menutup pita suara.
". 8tot-otot abduktor 1
2

6. #rikoaritenoideus posterior
-erfungsi untuk membuka pita suara.
'. 8tot-otot tensor 1
2
Tensor .nternus 1 6. Tiroaritenoideus dan 6. /okalis
Tensor 5ksternus 1 6. #rikotiroideus
5
6empunyai fungsi untuk menegangkan pita suara. !ada orang tua, m. tensor
internus kehilangan sebagian tonusnya sehingga pita suara melengkung ke lateral
mengakibatkan suara menjadi lemah dan serak.
0ambar =. 8tot intrinsic
2.1.# Anatomi Laring Bagian Dalam
>avum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut 1
1. 3upraglotis (vestibulum superior), yaitu ruangan diantara permukaan atas pita
suara palsu dan inlet laring.
". 0lotis (pars media), yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan pita
suara sejati serta membentuk rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni.
'. .nfraglotis (pars inferior), yaitu ruangan diantara pita suara sejati dengan tepi baah
kartilago krikoidea.
-eberapa bagian penting dari dalam laring 1

+ditus ,aringeus 1 pintu masuk ke dalam laring yang dibentuk di anterior oleh
epiglotis, lateral oleh plika ariepiglotika, posterior oleh ujung kartilago
kornikulata dan tepi atas m. aritenoideus.

?ima /estibuli 1 merupakan celah antara pita suara palsu.


"

?ima glottis 1 di depan merupakan celah antara pita suara sejati, di belakang
antara prosesus vokalis dan basis kartilago aritenoidea.
2

!lika /entrikularis (pita suara palsu) 1 yaitu pita suara palsu yang bergerak
bersama-sama dengan kartilago aritenoidea untuk menutup glottis dalam keadaan
6
terpaksa, merupakan dua lipatan tebal dari selaput lendir dengan jaringan ikat tipis
di tengahnya.
2

/entrikel ,aring 6orgagni (sinus laringeus) 1 yaitu ruangan antara pita suara
palsu dan sejati. )ekat ujung anterior dari ventrikel terdapat suatu divertikulum
yang meluas ke atas diantara pita suara palsu dan permukaan dalam kartilago
tiroidea, dilapisi epitel berlapis semu bersilia dengan beberapa kelenjar
seromukosa yang fungsinya untuk melicinkan pita suara sejati, disebut appendiks
atau sakulus ventrikel laring.
2

!lika /okalis (pita suara sejati) 1 terdapat di bagian baah laring. Tiga per lima
bagian dibentuk oleh ligamentum vokalis dan celahnya disebut intermembranous
portion, dan dua per lima belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago
aritenoidea dan disebut intercartilagenous portion.
2
)engan adanya lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan ligamentum
ventrikulare, maka terbentuklah plika vokalis (pita suara asli) dan plika ventrikularis (pita
suara palsu). -idang antara plika vokalis kiri dan kanan disebut rima glotis, sedangkan
antara kedua plika ventrikularis, disebut rima vestibuli. !lika vokalis dan plika
ventrikularis membagi rongga laring menjadi ' bagian@ vestibulum laring (supraglotik),
glotik, dan subglotik.0lotik merupakan ruang antara plika vokalis.
',=
0ambar A. !otongan koronal laring memperlihatkan ' bagian laring
!ita suara dalam potongan koronal dibagi menjadi 1 cover, transition dan body.
-agian cover terdiri dari epitel berlapis gepeng dan lapisan superficial lamina profia,
7
yang sering disebut sebagai reinke,s space. -agian transition adalah ligament vocal yang
dibentuk oleh lapisan tengah dan lapisan dalam lamina propia yang mengandung banyak
serat elastin dan kolagen. 3edangkan bagian body merupakan lapisan dalam lamina
propia yang bertgabung dengan dasar otot vokalis. !ada nodul pita suara, terjadi
peningkan massa dan kekakuan pada bagian cover.
'
2.2. $i"iologi Laring
,aring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi, menelan, emosi serta fonasi.
1.Prote!"i
;ungsi laring sebagai proteksi adalah untuk mencegah makanan dan benda asing
masuk ke dalam trakea, dengan jalan menutup additus glottis dan rima glottis secara
bersamaan. Terjadinya penutupan additus laring ialah karena pengangkatan laring ke atas
akibat kontraksi otot-otot ekstremitas laring. !enutupan rima glottis karena adduksi plika
vokalis. #artilago aritenoid kiri dan kanan mendekat karena adduksi otot-otot instriksik.
3elain itu dengan refle: batuk , benda asing yang masuk ke trakea dapat dibatukkan
keluar.
"

2. %e"&ira"i
8
0ambar %. !lika vokalis potongan koronal
;ungsi respirasi dari laring adalah dengan mengatur besar kecilnya rima glottis.
)engan terjadinya perubahan tekanan udara dalam traktus trakeo-bronkial akan dapat
mempengaruhi sirkulasi darah tubuh.
"
!ada aktu inspirasi diafragma bergerak ke baah
untuk memperbesar rongga dada dan 6. #rikoaritenoideus !osterior terangsang sehingga
kontraksinya menyebabkan rima glotis terbuka. !roses ini dipengaruhi oleh tekanan
parsial >8" dan 8" arteri serta p* darah. -ila p8" tinggi akan menghambat pembukaan
rima glotis, sedangkan bila p>8" tinggi akan merangsang pembukaan rima glotis.
*iperkapnia dan obstruksi laring mengakibatkan pembukaan laring secara reflektoris,
sedangkan peningkatan p8" arterial dan hiperventilasi akan menghambat pembukaan
laring. Tekanan parsial >8" darah dan p* darah berperan dalam mengontrol posisi pita
suara.
2

3. 'enelan
Terdapat ' (tiga) kejadian yang berhubungan dengan laring pada saat
berlangsungnya proses menelan, yaitu 1 !ada aktu menelan faring bagian baah (6.
#onstriktor ;aringeus 3uperior, 6. !alatofaringeus dan 6. 3tilofaringeus) mengalami
kontraksi sepanjang kartilago krikoidea dan kartilago tiroidea, serta menarik laring ke
atas menuju basis lidah, kemudian makanan terdorong ke baah dan terjadi pembukaan
faringoesofageal.
,aring menutup untuk mencegah makanan atau minuman masuk ke saluran
pernafasan dengan jalan menkontraksikan orifisium dan penutupan laring oleh epiglotis.
5piglotis menjadi lebih datar membentuk semacam papan penutup aditus laringeus,
sehingga makanan atau minuman terdorong ke lateral menjauhi aditus laring dan maduk
ke sinus piriformis lalu ke hiatus esofagus.
2
#. $ona"i
;ungsi fonasi terjadi akibat aduksi pita suara yang menghasilkan daerah yang
berkonstriksi di mana tekanan udara berkurang saat berjalan dari paru ke arah faring
(fenomena -ernouilli). +kibatnya mukosa pita suara terhisap dan menyebabkan
peningkatan tekanan subglotik yang memaksa pita suara terpisah kembali (abduksi).
3iklus ini terus terjadi untuk menghasilkan vibrasi9getaran dan suara. !erubahan volume
suara diakibatkan oleh perubahan tekanan subglotik, sedangkan perubahan nada (pitch)
terjadi dengan merubah panjang dan ketegangan pita suara. #ualitas baku dari suara yang
9
dihasilkan laring diubah lebih lanjut oleh kavitas resonansi dari faring, mulut dan hidung.
!ada akhirnya, suara merupakan hasil dari interaksi artikulator-artikulator@ gigi, lidah dan
mulut.
"
,aring juga untuk mengekspresikan emosi dengan cara berteriak.
A
(. Batu!
-entuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi sebagai katup,
sehingga tekanan intratorakal meningkat. !elepasan tekanan secara mendadak
menimbulkan batuk yang berguna untuk mempertahankan laring dari ekspansi benda
asing atau membersihkan sekret yang merangsang reseptor atau iritasi pada mukosa
laring.
2.3. No)ul Pita Suara
2.3.1. Pengertian No)ul Pita Suara
Nodul pita suara (vocal nodul) adalah benjolan kecil (nodus), bilateral,
simetris, yang timbul pada perbatasan 19' anterior dan 19' tengah dari bagian
medial korda vokalis. Nodul dapat terjadi pada anak-anak dan deaasa. -esarnya
ukuran nodul yang ditemukan pada bagian tengah membran pita suara bervariasi.
B
Nodul ini memiliki karakteristik berupa penebalan epitel dengan tingkatan reaksi
inflamasi berbeda pada lapisan superfisial lamina propia.
'
#elainan ini sering juga
disebut dengan CsingerDs nodesE, CscreamerDs nodesE atau CteacherDs nodesE.
1,"
0ambar B. Nodul pita suara
2.3.2. Etiologi
10
Terbentuknya nodul pita suara karena penyalahgunaan pemakaian suara
(vocal abuse) dalam aktu lama, berlebihan atau dipaksakan secara terus menerus.
<ang disebut cara berbicara yang salah seperti1
Terlalu keras
Terlalu lama atau banyak bersuara
Terlalu tinggi nadanya
Terlalu rendah
)itekan
3alah cara menyanyi
-erteriak
Namun batuk yang sring dank eras untuk membersihkan tenggorokkan juga dapat
mencetuskan timbulnya nodul pita suara.
8rang-orang dengan kebiasaan seperti ini akan menyebabkan cedera pada
pita suaranya. Fika hal ini terjadi, pita suara aalnya akan mengalami penebalan dan
menjadi merah. Fika penyalahgunaan suara berlanjut maka penebalan pada tengah
pita suara akan berkembang menjadi sebuauh nodul.
1,%
2.3.3. E&i)emiologi
8rang-orang yang banyak menggunakan suara cenderung untuk
mendapatkan nodul pada pita suara mereka. Nodul pita suara merupakan kelainan
yang sering terjadi pada anak laki-laki dan anita deasa.
"
Nodul dua sampai tiga kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibanding
anak perempuan, yaitu usia B-1" tahun. suara serak yang kronis terjadi G =( pada
anak-anak sekolah. +nak-anak biasanya tidak peduli pada suara seraknya. )ari anak-
anak tersebut yang menderita suara serak yang kronis, nodul adalah penyebab
sebanyak 'B-%B(. .ni membuat nodul pita suara sebagai penyebab tersering
gangguan suara pada anak-anak usia sekolah. !ada deasa, anita lebih sering
terkena dari laki-laki.
1
11
2.3.#. Pato*i"iologi
+sal nodul pita suara berhubungan dengan anatomi pita suara yang khas.
Nodul dapat bilateral dan simetris pada pertemuan sepertiga anterior dan dua pertiga
posterior pita suara. !ada daerah ini terjadi kerja maksimal yang membebani pita
suara, seperti aktivitas berteriak dan bernyanyi. ,esi biasanya berasal dari trauma
pada mukosa pita suara seaktu vibrasi yang berlebihan dan dijumpai adanya daerah
penebalan mukosa yang terletak pada pita suara.
3elain itu, menurut -enninger ("HHH) nodul dapat bilateral namun seringkali
asimetris, sedangkan menurut Nurbaiti (1$B%) nodul dapat ditemukan unilateral jika
pita suara kontralateralnya terdapat kelumpuhan. Nodul berkembang sebagai
penebalan hiperplastik dari epitelium karena vocal abuse.
1,",%
!ada tepi bebas pita suara, terdapat ruang potensial subepitel (?einkeDs
3pace), yang mudah diinfiltrasi oleh cairan edema atau darah, dan mungkin inilah
yang terjadi pada lesi yang disebabkan oleh trauma akibat penggunaan suara
berlebih. #arena nodul merupakan reaksi inflamasi terhadap trauma mekanis, terlihat
perubahan inflamasi yang progresif.
Nodul yang baru biasanya lunak dan berarna merah. )itutupi oleh epitel
skuamosa dan stroma di baahnya mengalami edema serta memperlihatkan
peningkatan vaskularisasi, dilatasi pembuluh darah dan pendarahan sehingga
menimbulkan nodul polipoid dalam berbagai tingkat pembentukan. Fika trauma atau
penyalahgunaan suara ini berlanjut, maka nodul menjadi lebih matang dan lebih
keras karena mengalami fibrosis dan hialinisasi. Nodul yang matang seperti pada
penyanyi profesional tampak pucat dan fibrotik. 5pitel permukaannya menjadi tebal
dan timbul keratosis, akantosis, dan parakeratosis.
%
2.3.(. +e,ala Klini"
0ejala-gejala yang dapat ditemukan pada penderita nodul pita suara
",%,B
1
1. 3uara pecah pada nada tinggi
". 0agal mempertahankan nada suara
'. -icara terasa cepat lelah
2. Tidak mampu berbicara lama
12
=. 3uara parau (disfonia)
A. 6eningkatnya pengeluaran udara saat berbicara (breathiness)
%. !eningkatan tegangan otot leher dan masalah tenggorokan.
1,%
Namun berat ringanya gejala klinis yang muncul tergantung pada ukuran
nodul yang terbentuk. !ada pasien dengan nodul berukuran sedang sampai besar akan
timbul gejala klinis1 suara saat berbicara umumnya lebih rendah daripada biasanya, dalam
dan berat (husky), parau, dan breathy.
%
3edangkan pasien dengan pembengkakan yang tidak terlihat sampai sedang
biasa bersuara normal. 3uara saat berbicara kurang sensitif dibandingkan dengan suara
saat bernyanyi. !ada pasien dengan pembengkakan yang tak terlihat sampai kecil,
terdapat limitasi vokal saat dilakukan penilaian vokal (seperti diplophonia, tidak dapat
bernyanyi nada tinggi dengan suara yang lembut atau keterlambatan onset bersuara).
2.3.-. Diagno"a
)iagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laringoskopi, baik tidak langsung dan langsung.!ada pemeriksaan laringoskop
langsung digunakan endoskopi seperti laringoskopi serat optik atau video
stroboskopi. !ada anak, laring dapat dilihat melalui laringoskopi serat optik.
,aringoskop dengan jelas dapat menunjukkan penampakan kecil, tergambar jelas
lesi pita suara sebagai penebalan mukosa pita suara berbentuk fusiform. ,esi ini
dapat dibedakan dari pita suara normal karena berarna keputihan.
,esi dapat beragam tergantung lamanya penyakit. Nodul akut dapat berupa
polipoid, merah dan edema. Nodul kronis biasanya kecil, pucat, runcing, dan
simetris. Nodul biasanya bilateral dan tampak pada pertemuan sepertiga anterior dan
dua pertiga posterior pita suara.
3edangkan pemeriksaan mikrolaringoskopi dilakukan apabila pada keadaan
sebagai berikut1
1.
!ada anak yang dicurigai memiliki nodul pita suara tetapi tidak dapat diajak
berkerja sama untuk pemeriksaan lain.
13
".
!ada orang deasa jika perlu operasi mikro eksisi nodul atau saat diagnosis masih
belum jelas. Nodul dapat dieksisi dengan menggunakan instrument operasi mikro
yang tepat atau tekhnik vaporisasi menggunakan laser >8".
%
Intuk pemeriksaan biopsi dilakukan untuk memastikan nodul tersebut
bukanlah suatu keganasan, gambaran patologiknya ialah epitel gepeng berlapis yang
mengalami proliferasi dan di sekitarnya terdapat jaringan yang mengalami
kongesti.
A,%
2.3.. Diagno"a Ban)ing
-erikut ini merupakan jenis-jenis tumor pita suara non-neoplastik yang sering
dijumpai dan perlu dibedakan dengan nodul pita suara1
1. ?einkeDs 5dema
Tipikal terjadi pada anita perokok setelah masa menopause. Imumnya kelainan ini
muncul ditandai dengan suara serak yang makin berat dalam kurun aktu bertahun-
tahun.
A
". !olip pita suara
!olip ini merupakan ekstensi lamina propia, dapat mempunyai dasar yang luas atau
tangkai yang sempit. #elainan ini bersifat unilateral dan lokasinya terletak di 19'
anterior pita suara. 4arna polip bervariasi, mulai dari merah hingga translusen.
"
0ambar B. !olip pita suara
'. #ista pita suara
#ista ini terletak di lapisan lamina propia. Terdapat " tipe kista, yaitu1 kista retensi
mukus (mucous retention cyst) dan kista epidermoid atau keratin
(epidermoid9keratin cysts). #ista ini terlihat seperti massa berbentuk oval (spheroid
14
masses) dan opak di lapisan epitel. 3ering ditemukan unilateral, dengan atau tanpa
edema kontralateral
A
0ambar $. #ista pita suara
2. ,aryngeal papilloma
#elainan ini perlu dipikirkan menjadi salah satu diagnosis banding disfonia pada
anak. +ngka prevalensinya tinggi pada usia " tahun dan 2 tahun. !ada orang deasa
biasanya ditemukan lesi tunggal, sedangkan pada anak ditemukan lesi multipel yang
menyebar ke trakea dan sistem bronkial.
A
2.3./ Penatala!"anaan
1.Tera&i 'e)i"
!enanganan berfokus pada lubrikasi laring yang baik melalui hidrasi dan
mengobati penyebab lain seperti alergi dan refluks asam lambung (05?)). *idrasi
yang adekuat dapat membantu mukosa pita suara menahan kekuatan dan tenaga
paksaan getaran.
%
*idrasi dilakukan dengan meminum cukup air dan hindari alcohol
serta kafein. #eseimbangan air dibutuhkan sebagai pelumas pita suara.
2.Be0a1ioral 2oi3e T0era&4 5Tera&i 6i3ara7
Terapi behavioral ini diberikan pada sebagian besar pasien nodul pita suara dan
pada pasien yang mengalami gangguan pita suara karena infeksi saluran pernafasan.
A
Terapi ini sebaiknya menjadi pengobatan lini pertama, terutama pada anak dan
deasa. )okumentasi pada nodul di klinik suara dapat digunakan untuk menilai
kemajuan pengobatan dan kepatuhan pasien selama terapi icara.
%
15
3esi terapi dilakukan oleh ahli terapi icara pada pasien dengan kelainan mukosa
pita suara jinak, seperti nodul pita suara, yang sering disebabkan penggunaan vocal
yang berlebihan. Nodul ini diharapkan dapat menghilang, mengecil atau setidaknya
stabil dalam regimen peningkatan vocal hygiene dan produksi suara yang
optimal.Terapi dinyatakan berhasil jika pasien mencapai suara yang dalam dan berat
(husky voice) tanpa episode suara serak yang parah atau afonia sebelumnya dan
resolusi limitasi suara yang komplit.
A
Terapi suara merupakan salah satu bentuk terapi icara untuk menangani
gangguan suara. )alam terapi suara secara langsung terdapat dua tipe yang berkaitan
secara spesifik yakni recovery (penyembuhan) dan training (latihan).
1.%e3o1er4 5Pen4em8u0an7
!rosedur recovery dilakukan keperluan penyembuhan serta mengembalikan
struktur menjadi normal. !rosedur ini berdasarkan prinsip apabila penyalahgunaan
suara dihentikan maka organ vocal dapat kembali berfungsi. Intuk mencapai kondisi
ini beberapa rekomendasi umum adalah keheningan total selama 1 sampai " minggu
(atau bahkan lebih) dengan tidak berbisik, tidak bernyanyi, berbicara apabila sangat
diperlukan, pengurangan intensitas vocal , limitasi latihan fisik dan aktivitas dan
hindari batuk serta berdehem.prosedur recovery dapat memperbaiki kondisi laring,
tetapi kembalinya kebiasaan lama penggunaan suara dapat menyebabkan
kekambuhan. #eberhasilan terapi didukung dengan periode latihan yang
memodifikasi kebiasaan lama dan menggantikannya dengan penggunaan suara yang
efisien.
%
2. Training 5Lati0an7
;okus latihan vocal adalah pengguanaan suara lembut. )alam sesi latihan =-1H
menit, dilakukan latihan menyanyikan sebuah huruf vocal secara lembut dalam pitch
yang bervariasi serta membacakan secara lantang sebuah cerita pendek dari majalah
atau sumber lainnya. Fika pembacaan lantang itu ternyata memaksaan suara , latihan
ini ditunda. ,atihan vocal membutuhkan konsisten dan kesabaran. 3ering pasien
merasa jenuh jika tidak ada perkembangan setelah menjalani latihan ' bulan atau
lebih, mungkin dibutuhan aktu A bulan untuk mendapatkan kebiasaan vocal yang
16
baru. 8leh sebab itu, hal yang paling penting dalam terapi suara ini adalah motivasi
pasien.
%
Terapi berbicara pra dan pasca tindakan adalah utama untuk memperbaiki
trauma vokal dan untuk mencegah berulangnya kembali setelah eksisi pembedahan,
selain itu untuk mengubah pola berbicara yang lebih santai dan memperbaiki teknik
berbicara yang salah.
%,B,$
3.Tera&i O&erati*
.ndikasi dilakukannya terapi operatif yaitu 1
1.
Nodul belum menghilang sepenuhnya
".
pasien mengalami gejala residual
'.
limitasi vocal yang tidak dapat diterima pasien yaitu pasien merasakan suaranya
tetap tidak membaik setelah terapi yang adekuat (umumnya minimum ' bulan).
2.
nodul fibrotik, nodul besar, dan curiga keganasan.
%,$
!enilaian vocal saat bernyanyi secara umum dapat membantu menentukan
indikasi operasi. Intuk memaksimalkan hasil operasi dengan mengurangi resiko
rekurensi pasca operasi dapat juga dilakukan terapi icara. -eberapa penulis memilih
menggunakan tekhnik microdissection dalam terapi operatif.
%,$
Nodul yang sudah matur juga bisa diangkat dengan laser >8", menggunakan
teknik shaving. 6enurut -enninger ("HHH), hal ini dilakukan jika terdapat beberapa
keadaan berikut @ a) nodul pita suara dicurigai terjadi pada anak, ketidakpatuhan
penderita dalam menjalani pemeriksaan, b) pada deasa, jika ekstirpasi nodul
memang diinginkan dan jika diagnosis masih samar. Namun menurut hajar J 3aragih
("HH=), tindakan pada pembedahan pada anak tidak mendapat tempat sebagai
penatalaksanaan nodul pita suara.
A
.stirahat berbicara pasca operasi mengoptimalkan hasil operatsi yang
diperoleh.
$
,ama istirahat pita suara yang diperlukan setelah operasi masih
controversial. -iasanya pasien diminta beristirahat berbicara selama 2 hari . pada
aal hari ke 2, pasien diperbolehkan menggunakan suara secara perlahan-lahan
dibaah supervise ahli terapi icara (table 1). >ornut dan -ouchayer (1$B$)
17
menyatakan pada kurang lebih 1AH penyanyi yang telah dioperasi micro laring,
sebagian besar fungsi suara untuk bernyanyi kembali secara penuh.
%
Tabel 1. !edoman penggunaan pita suara setelah operasi.
%
0eneral 0uidelines ;or .nitial /oice Ise +fter ;ocal ;old 6icrosurgery
Time after surgary Talking 3inging (for singers)
)ays 1 to 2-= None 0entle attempts at yaning or sigh
for appro:imately 'H sec, A-B times
per day
4eek 1 (after first
e:amination)
" = min tice per day
4eek " ' 1H min tice per day
4eek ' (after second
e:amination)
2 1= min tice per day
4eek 2 2 or = "H min tice per day
4eeks =-B (after third
e:amination)
2 or = Ip to "H min three times per day
2.3.9 Progno"a
!rognosa penatalaksanaan nodul pita suara seluruhnya adalah baik.
!enggunaan yang berlebihan secara berlanjut dari suara akan menyebabkan lesi ini
timbul kembali. Nodul ini dapat dicegah atau disembuhkan dengan istirahat suara
dan dengan mempelajari kegunaan suara dengan tepat. Fika kebiasaan yang salah
dalam berbicara tidak diubah maka kesempatan akan tinggi untuk kambuh
kembali.
1,%
BAB III
KESI'PULAN
18
1. Nodul pita suara adalah bentuk laringitis kronis yang terlokalisir, ditandai dengan
adanya lesi berupa massa kecil jaringan inflamasi yang terdapat pada pinggir bebas
pita suara yaitu pada pertemuan sepertiga anterior dan dua pertiga posterior pita
suara.
". !enyebabnya adalah penggunaan suara yang berlebihan dalam aktu lama atau
penggunaan suara yang tidak benar.
'. 0ejala yang timbul berupa suara serak, kelelahan suara, sesak nafas dan batuk.
2. )iagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan laringoskop tak
langsung dan langsung serta pemeriksaan histopatologi.
=. !engobatan dengan istirahat dan terapi bicara. !ada nodul pita suara yang tidak
bisa disembuhkan dengan terapi bicara diperlukan operasi.
19
DA$TA% PUSTAKA
1. *ajar, 3iti J 3aragih, +bdul ?ahman. "HH=. Nodul Pita Suara. 6ajalah
#edokteran Nusantara. /ol 'B. No 1 edisi 6aret.
". *ermani, -ambang@ +bdurrachman, *artono@ >ahyono, +rie. "HHB. Kelainan
Laring dalam Buku Ajar lmu Kesehatan !elinga "idung !enggorok Kepala #
Leher edisi keenam. !enerbit 1 -alai !enerbitan ;# I., Fakarta
'. 6oore, #eith ,.@ +gur, +nne 6. ?. "HH". Anatomi Klinis $asar. !enerbit 1
*ipokrates.Fakarta.
2. 3ofyan,;."H11.5mbriologi,+natomi dan ;isiologi ,aring. )epartemen .lmu
#esehatan Telinga *idung Tenggorokan 1 ;# I3I )iakses melalui
http199repository.usu.ac.id9bitstream91"'2=A%B$9"BB$2919embriologi("Hdan
("Hanatomi("Hlaring.pdf (tgl 1'9HB9"H12)
=. .skandar, Nurbaiti. 1$B%. Pemakaian Mikroskop pada $iagnostik dan Bedah
Laring dalam %ermin $unia Kedokteran No& '(. Fakarta.
A. #adriyan, *amsu. "HH%. Aspek )isiologis dan Biomekanis Kelelahan Bersuara
serta Penatalaksanaann*a dalam Majalah %ermin $unia Kedokteran vol (' no&
+,-.. Maret/April. !enerbit 0rup !T. #albe ;arma Tbk, Fakarta
%. <uono N, Novita 3."H12.Nodul Pita Suara 0Singers Nodes1 dalam Majalah
%ermin $unia Kedokteran vol '- no& 2,+-3& )iakses melalui
http199.kalbemed.com9!ortals9A91HK"1%Nodul("H!ita("H3uara-3ingers
("HNodes.pdf (tgl B9HB9"H12)
B. -uku inda
$. /ocal !olyps and Nodules."H1'.(update H$ september "H1'@ diakses pada tanggal
1' agustus "H12) diakses melalui http199emedicine.medscape.com9article9BA2=A=-
overvieLaH'
20

Anda mungkin juga menyukai