Anda di halaman 1dari 47

i

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke khadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulisan proposal yang berjudul Rumah Adat Suku Mbojo Tahan Gempa Dengan
Kombinasi Sistem Sambungan lubang dan Takikan Dengan Pasak dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Proposal ini dibuat sebagai salah satu
media penilaian dalam Kontes Bangunan Gedung Indonesia ke-5 Tahun 2013 yang
diselenggarakan oleh DITLITABMAS DITJEN DIKTI, KEMDIKNAS RI yang
bekerja sama dengan Universitas Brawijaya.
Penulisan ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari
beberapa pihak yang perannya memberikan pengaruh besar dalam memperlancar
penulisan. Untuk itu tim penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Yusron Saadi, ST.,MSc.,PhD., Dekan Fakultas Teknik Universitas
Mataram yang telah memberikan kami kesempatan untuk mengembangkan
inspirasi dan kreativitas sebagai mahasiswa.
2. Bapak Ir. Joedono, MCE., Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
yang telah mempercayai kami sebuah kesempatan untuk mewakili Jurusan
Teknik Sipil.
3. Ibu Shofia Rawiana, ST., MT. Dosen Pembimbing Kontes Bangunan
Gedung Indonesia ke-5 yang setia memberikan bimbingan dalam penulisan
proposal ini.
4. Serta teman-teman yang selalu memberikan doa dan dukungannya.Dengan
adanya penulisan ini tim penulis berharap akan mendapatkan hasil yang
terbaik. Tim penulis juga berharap proposal ini bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan untuk Konstruksi Kayu.






ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISI..ii
BAB I PENDAHULUAN..1
1.1. Latar Belakang........1
1.2. Perumusan Masalah....2
1.3. Tujuan dan Manfaat....2
1.4. Metode Penulisan....2
BAB II DESAIN BANGUNAN UKURAN SEBENARNYA....3
2.1. Dasar Teori Perancangan....3
2.2. Kriteria Perancangan....13
2.3. Sistem Struktur.....14
2.4. Modelisasi Struktur.......19
2.5. Analisa Struktur....21
2.6. Desain Komponen Struktur......23
BAB III DESAIN MODEL BANGUNAN GEDUNG.......24
3.1. Dasar Teori Model....24
3.2. Kriteria Perancangan....24
3.3. Sistem Struktur.....26
3.4. Modelisasi Struktur.......35
3.5. Analisa Struktur....36
3.6. Desain Komponen Struktur dan Sambungan........38
3.7. Berat Struktur Model Bangunan Rencana....40
3.8. Simpangan Horizontal Rencana.......40
3.9. Waktu Pelaksanaan Konstruksi Rencana.....40
3.10. Rencana Anggaran Biaya........40
BAB IV GAMBAR METODE PERAKITAN MODEL BANGUNAN
GEDUNG (SOP)..........41
BAB V PENUTUP................51
5.1. Kesimpulan...51
5.2. Saran.........51
DAFTAR PUSTAKA..52
iii

LAMPIRAN........53


























iv


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Wilayah Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat
resiko gempa yang tinggi diantara beberapa daerah gempa diseluruh
dunia. Data-data terakhir yang berhasil direkam menunjukkan bahwa
rata-rata setiap tahun terjadi sepuluh kegiatan gempa bumi yang
mengakibatkan kerusakan yang cukup besar di Indonesia. Sebagian
terjadi pada daerah lepas pantai dan sebagian lagi pada daerah pemukiman.
Pada daerah pemukiman yang cukup padat, perlu adanya suatu
perlindungan untuk mengurangi angka kematian penduduk dan kerusakan
berat akibat goncangan gempa.Dengan menggunakan prinsip teknik yang
benar, detail konstruksi yang baik dan praktis maka kerugian harta benda dan
jiwa menusia dapat dikurangi.
Gempa bumi akan menyebabkan tanah dibawah bangunan dan di
sekitarnya tergoncang dan bergerak secara tak beraturan (random).Percepatan
tanah terjadi dalam tiga dimensi membentuk kombinasi frekwensi getaran
dari 0,5 Hertz sampal 50 Hertz.
Jika bangunan kaku (fixed) terhadap tanah (dan tidak dapat tergeser)
gaya inersia yang menahan percepatan tanah akan bekerja pada tiap-tiap
elemen struktur dari bangunan selama gempa terjadi. Besarnya gaya-gaya
inersia ini tergantung dari berat bangunannya, semakin ringan berarti semakin
kecil gaya inersia yang bekerja dalam elemen struktur tersebut.
Beban yang terjadi pada suatu bangunan juga tergantung pada
keadaan (features) dari bangunan rersebut, yakni fleksibilitasnya, beratnya
dan behan bangunan untuk konstruksinya. Biasanya suatu bangunan yang
fIeksibel akan menerima beban gempa yang lebih kecil dibandingkan
bangunan yang lebih kaku. Bangunan yang lebih ringan akan menerima
beban gempa yang lebih kecil dari pada bangunan yang berat dan bangunan
yang kenyal akan menyerap beban gempa yang lebih kecil dari pada
v

bangunan yang getas yang mana dalam keadaan pengaruh gempa akan tetap
elastis atau runtuh secara mendadak.
Disini,bangunan dari kayu digolongkan sebagai bangunan yang
kenyal.Kekenyalan dapat diciptakan dalam struktur kayu dengan
menggunakan alat penyambung yang kenyal pada tiap-tiap hubungan elemen
stuktur kayu tersebut.

1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang diajukan yaitu:
Rencana bangunan konstruksi tahan gempa dengan menggunakan
metode sambungan lubang dan takikan dengan pasak.
Bagaimana perilaku dan kinerja bangunan yang menggunakan
sambungan lubang dan takikan dengan pasak dalam menghadapi
beban akibat gempa.

1.3. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah yang ingin diselesaikan maka tujuan
yang akan dicapai adalah memperoleh Perilaku Bangunan yang
Menggunakan Sambungan Lubang dan Takikan dengan Pasak Terhadap
Beban Gempa,gambaran pengaruh pembebanan pada struktur penahan gaya
lateral terhadap gaya gempa. Selain itu juga diharapkan ini bermanfaat untuk
mendapatkan pengetahuan tentang kinerja sambungan tersebut terhadap
suatu konstruksi bangunan berbahan kayu.

1.4. Metode Penulisan
Proposal ini dibuat dengan menggunakan metode studi pustaka. Studi
Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur yang
berhubungan dengan bangunan tahan gempa.




vi


BAB II
DESAIN BANGUNAN UKURAN SEBENARNYA ( UKURAN DENAH 6M X
9M), 2 LANTAI

2.1. Dasar Teori Perancangan
Rumah Adat Mbojo
Bentuk dan jenis rumah Bima hampir sama dengan rumah tradisional
Makassar dan Bugis. Di Bima dikenal dua jenis rumah yaitu Uma Panggu
Ceko dengan gaya arsitektur tradisional Makassar dan Uma Panggu Paa
gaya arsitektur tradisional Bugis. Dari dua jenis rumah itu, sebenarnya tidak
ada perbedaan yang mendasar. Pada tiang Uma Ceko dipasang dua buah
ceko(siku) untuk menunjang kekuatan pengapit (Nggapi). Sedangkan pada
tiang Uma Paa tidak dipasang Ceko (Siku), pengapit pada Uma Paa terdiri
dari sepasang Kayu. Sebaliknya Nggapi(Pengapit ) Uma Ceko terdiri dari dua
buah kayu yang akan ditopang oleh Ceko(Siku).
Ukuran atau jumlah bilik rumah Bima tergantung jumlah tiangnya
yaitu Sampuru Ini Rii (Enam Belas Tiang), Sampuru Dua RiI (Dua Belas
Tiang), Ciwi RiI (Sembilan tiang), Ini RiI ( Enam Tiang). Rumah enam
belas tiang memiliki panjang sekitar sembilan meter dan lebar sekitar 6
meter. Yang dua Belas tiang memiliki panjang sekitar 8 meter dan lebar 5
meter. Untuk yang sembilan dan enam tiang ukuran panjang dan lebarnya
disesuaikan secara ideal dengan tinggi tiang dan jumlah kamar atau biliknya.
Rumah Enam Belas Tiang memiliki 4 bilik atau kamar yang di sebut RO. RO
Tando berfungsi sebagai tempat pelaksanaan upacara. Pada Saat tertentu
digunakan untuk kamar tidur Tamu. Ro Dei (Ruang Dalam) untuk tempat
tidur Ayah Ibu. Ro Do (Ruang Selatan) terdiri dari dua bilik yaitu untuk
tempat tidur anak-anak putera. Pada umumnya anak gadis tidur dan
beristirahat di Pamoka (Loteng) sambil menenun dan menyulam. Kalaupun
posisi rumah menghadap barat-timut, maka Ro Do disebut Ro Ele(Ruang
vii

Timur). Jadi nama ruang(bilik) ketiga dan ke empat tergantung dari arah
berdirinya rumah. Idealnya Rumah harus menghadap arah barat-timur.
Pada umumnya semua rumah dibuat dari kayu jati dan kayu hutan
yang bermutu, kuat dan tahan lama. Atap rumah cukup beragam,
disesuaikan dengan status sosial ekonomi para pemiliknya. Tapi untuk rumah
Bima yang lama semuanya menggunakan alang-alang yang dirajut tebal. Bagi
yang kurang mampu, beratap ilalang. Bagi yang tergolong mampu, memakai
atap Sante(sejenis sire dari bambu), Genteng, seng, dan khusus Istana Bima
beratap Sire yang dibuat dari potongan kayu besi yang sudah dibelah-belah.
Sudah menjadi ketentuan adat, bahwa setiap rumah tradisional Bima
memiliki Sancaka (Serambi atau Beranda) yang terdiri dari : Sancaka
Tando(Serambi Depan) untuk para tamu dan tempat istirahat Ayah beserta
anak laki-lakinya. Sancaka Riha(Dapur), berfungsi sebagai dapur dan tempat
menyimpan barang pecah belah. Sancaka Wela(Serambi Samping), berfungsi
sebagai tempat istirahat para anggota keluarga.
Khusus rumah keluarga besar Istana atau golongan bangsawan, di
serambi depan dibuat satu bangunan yang bernama Sampana berperan
sebagai tangga dan disamping kiri kanannya berfungsi untuk tempat duduk.
Ciri khas lain yang membedakan rumah rakyat dengan rumah keluarga
bangsawan yaitu jumlah jenjang atap bagian depan dan belakang (Sarinci
Uma). Kalau jenjang atau Sarinci terdiri dari tiga tingkat berarti pemilik
rumah adalah bangsawan tinggi. Kalau dua tingkat berarti rumah bangsawan
menengah. Kalau tutupan Sarincinya hanya satu, berarti rumah rakyat
biasa.
viii


Gambar 2.1. Rumah Tradisional Suku Mbojo
2.1. Kriteria Perancangan
2.2.1. Material
Tabel 2.1. Daftar Material
Material
Kayu Kelas
Semen
Pasir beton
Koral beton
Penutup Atap (Genteng Metal)

2.2.2. Alat Sambung
Alat sambung yang digunakan pada bangunan ini
menggunakan Sambungan Lubang dan Takikan dengan Pasak.

2.2.3. Beban
Beban yang bekeja pada bangunan ini yaitu beban sendiri yang
diakibatkan oleh berat material yang digunakan, beban hidup yang
diakibatkan oleh aktivitas manusia, beban angin yang diakibatkan
oleh angin,beban hujan yang diakibatkan oleh hujan, beban gempa
yang diakibatkan oleh gempa.

2.2.4. Peraturan Yang Digunakan
ix

Dalam perhitungan bangunan ini, peraturan yang digunakan
mengacu pada PKKI.

2.2.5. Metodologi Perancangan
Pada perancangan bangunan ini, balok dibuat dari kayu ukuran
10/20 dan 8/16 kelas kuat II, sedangkan untuk kolom, kayu yang dipakai
sama dengan jenis kayu pada balok, yaitu kayu kelas II dengan
menggunakan ukuran 20/20



2.2. Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan dalam pembuatan bangunan ini
adalah system portal. Portal adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian-
bagian struktur yang saling berhubungan yang berfungsi menahan beban
sebagai suatu kesatuan lengkap yang berdiri sendiri dengan atau tanpa
dibantu oleh diafragma-diafragma horisontal atau sistem-sistem lantai.Pada
dasarnya sistem struktur bangunan terdiri dari 2, yaitu :
1. Portal terbuka, dimana seluruh momen-momen dan gaya yang bekerja
pada konstruksi ditahan sepenuhnya oleh pondasi,sedangkan sloof
hanya berfungsi untuk menahan dinding saja.Pada portal terbuka
kekuatan dan kekakuan portal dalam menahan beban lateral dan
kestabilannya tergantung pada kekuatan dari elemen-elemen
strukturnya.
2. Portal tertutup, dimana momen-momen dan gaya yang bekerja pada
konstruksi ditahan terlebih dahulu oleh sloof/beam kemudian
diratakan,baru sebagian kecil beban dilimpahkan ke pondasi. Sloof
/beam berfungsi sebagai pengikat kolom yang satu dengan yang lain
untuk mencegah terjadinya Differential Settlement.




x

Tabel 2.2. Hasil Analisis Dengan Program SAP 2000
TABLE: Element Forces Frames
Frame Station OutputCase CaseType P V2 M3
Text m Text Text Kgf Kgf Kgf-m
1 0 DEAD LinStatic 797.44 300.82 766.07
1 1.8 DEAD LinStatic 797.44 300.82 224.59
1 3.6 DEAD LinStatic 797.45 300.82 -316.88
2 0 DEAD LinStatic 328.66 264.81 421.42
2 1.8 DEAD LinStatic 328.66 264.81 -55.24
2 3.6 DEAD LinStatic 328.67 264.81 -531.89
3 0 DEAD LinStatic -0.02553 398.36 883.12
3 1.8 DEAD LinStatic -0.02106 398.36 166.07
3 3.6 DEAD LinStatic -0.0166 398.36 -550.98
4 0 DEAD LinStatic -0.0128 470.38 785.16
4 1.8 DEAD LinStatic -0.008335 470.38 -61.53
4 3.6 DEAD LinStatic -0.003871 470.38 -908.22
5 0 DEAD LinStatic -797.48 300.82 766.07
5 1.8 DEAD LinStatic -797.48 300.82 224.59
5 3.6 DEAD LinStatic -797.47 300.82 -316.88
6 0 DEAD LinStatic -328.68 264.81 421.42
6 1.8 DEAD LinStatic -328.67 264.81 -55.24
6 3.6 DEAD LinStatic -328.67 264.81 -531.89
7 0 DEAD LinStatic 264.81 328.67 531.89
7 0.5 DEAD LinStatic 264.81 328.67 367.56
7 1 DEAD LinStatic 264.81 328.67 203.23
7 1.5 DEAD LinStatic 264.81 328.67 38.89
7 2 DEAD LinStatic 264.81 328.67 -125.44
7 2.5 DEAD LinStatic 264.81 328.67 -289.78
7 3 DEAD LinStatic 264.81 328.67 -454.11
8 0 DEAD LinStatic 735.19 328.67 454.11
8 0.5 DEAD LinStatic 735.19 328.67 289.78
8 1 DEAD LinStatic 735.19 328.67 125.44
8 1.5 DEAD LinStatic 735.19 328.67 -38.89
8 2 DEAD LinStatic 735.19 328.67 -203.23
8 2.5 DEAD LinStatic 735.19 328.67 -367.56
8 3 DEAD LinStatic 735.19 328.67 -531.89
9 0 DEAD LinStatic 36.01 468.79 638.3
9 0.5 DEAD LinStatic 36.01 468.79 503.91
9 1 DEAD LinStatic 36.01 468.79 269.51
9 1.5 DEAD LinStatic 36.01 468.79 35.12
9 2 DEAD LinStatic 36.01 468.79 -199.28
9 2.5 DEAD LinStatic 36.01 468.79 -433.68
9 3 DEAD LinStatic 36.01 468.79 -568.07

xi


10 0 DEAD LinStatic -36.01 468.79 668.07
10 0.5 DEAD LinStatic -36.01 468.79 433.67
10 1 DEAD LinStatic -36.01 468.79 199.28
10 1.5 DEAD LinStatic -36.01 468.79 -35.11
10 2 DEAD LinStatic -36.01 468.79 -269.51
10 2.5 DEAD LinStatic -36.01 468.79 -503.91
10 3 DEAD LinStatic -36.01 468.79 -738.3


























xii

2.3. Modelisasi Struktur


Gambar 2.3. Model Struktur Pembebanan Arah Melintang


Gambar 2.4. Model Struktur Pembebanan Arah Memanjang

xiii

2.4. Analisa Struktur
Dalam menganalisa struktur dari model bangunan ini, kami
menggunakan program SAP 2000.Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 2.2..




























14

Tabel 2.3. Perhitungan Batang Tarik
Batang
Momen
M (cm)
Tarik S
(cm)
Penampang

1
=str/slt W
n
=1/6bh
2

o =
S/(Fn)+(
1
.M/W
n
)
otr ijin Kontrol
b
(cm)
h
(cm)
Luas Fn
(cm
2
)
1 76607 797.44 20 20 400.000 0.85 1333.333 50.831 85 Aman
1 22459 797.44 20 20 400.000 0.85 1333.333 16.311 85 Aman
1 31688 797.45 20 20 400.000 0.85 1333.333 22.195 85 Aman
2 42142 328.66 20 20 400.000 0.85 1333.333 27.687 85 Aman
2 5524 328.66 20 20 400.000 0.85 1333.333 4.343 85 Aman
2 53189 328.67 20 20 400.000 0.85 1333.333 34.730 85 Aman
7 53189 264.81 10 20 200.000 0.85 666.667 69.140 85 Aman
7 36756 264.81 10 20 200.000 0.85 666.667 48.188 85 Aman
7 20323 264.81 10 20 200.000 0.85 666.667 27.236 85 Aman
7 3889 264.81 10 20 200.000 0.85 666.667 6.283 85 Aman
7 12544 264.81 10 20 200.000 0.85 666.667 17.318 85 Aman
7 28978 264.81 10 20 200.000 0.85 666.667 38.271 85 Aman
7 45411 264.81 10 20 200.000 0.85 666.667 59.223 85 Aman
8 45411 735.19 10 20 200.000 0.85 666.667 61.575 85 Aman
8 28978 735.19 10 20 200.000 0.85 666.667 40.623 85 Aman
8 12544 735.19 10 20 200.000 0.85 666.667 19.670 85 Aman
8 3889 735.19 10 20 200.000 0.85 666.667 8.634 85 Aman
8 20323 735.19 10 20 200.000 0.85 666.667 29.588 85 Aman
8 36756 735.19 10 20 200.000 0.85 666.667 50.540 85 Aman
8 53189 735.19 10 20 200.000 0.85 666.667 71.492 85 Aman


15


9 63830 36.01 10 20 200.000 0.85 666.667 81.563 85 Aman
9 50391 36.01 10 20 200.000 0.85 666.667 64.429 85 Aman
9 26951 36.01 10 20 200.000 0.85 666.667 34.543 85 Aman
9 3512 36.01 10 20 200.000 0.85 666.667 4.658 85 Aman
9 19928 36.01 10 20 200.000 0.85 666.667 25.588 85 Aman
9 43368 36.01 10 20 200.000 0.85 666.667 55.474 85 Aman
9 56807 36.01 10 20 200.000 0.85 666.667 72.609 85 Aman













16

Tabel 2.4. Perhitungan Batang Tekan
Batang
Panjang
Bentang
L (cm)
Momen
M
(kg.cm)
Gaya
Batang
Penampang

2
=str/slt W
n
=1/6bh
2

I =
1/12bh
3

i
min
=
(I/Fbr)
0.5

(tabel
PKKI)
e (interpolasi
tabel PKKI)
b h Luas Fbr
3 360 88312 -0.03 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
3 360 16607 -0.02 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
3 360 55098 -0.02 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
4 360 78516 -0.01 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
4 360 6153 -0.01 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
4 360 90822 0.00 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
5 360 76607 -797.48 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
5 360 22459 -797.48 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
5 360 31688 -797.47 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
6 360 42142 -328.68 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
6 360 5524 -328.67 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
6 360 53189 -328.67 20 20 400 0.25 1333.333 13333.333 5.774 62.354 1.707
10 300 66807 -36.01 10 20 200 0.25 666.667 6666.667 5.774 51.962 1.529
10 300 43367 -36.01 10 20 200 0.25 666.667 6666.667 5.774 51.962 1.529
10 300 19928 -36.01 10 20 200 0.25 666.667 6666.667 5.774 51.962 1.529
10 300 3511 -36.01 10 20 200 0.25 666.667 6666.667 5.774 51.962 1.529
10 300 26951 -36.01 10 20 200 0.25 666.667 6666.667 5.774 51.962 1.529
10 300 50391 -36.01 10 20 200 0.25 666.667 6666.667 5.774 51.962 1.529
10 300 63830 -36.01 10 20 200 0.25 666.667 6666.667 5.774 51.962 1.529


17


o =
S.e/(Fn)+(
2
.M/W
n
)
otk ijin Kontrol
16.558 25 Aman
3.114 25 Aman
10.331 25 Aman
14.722 25 Aman
1.154 25 Aman
17.029 25 Aman
10.961 25 Aman
0.808 25 Aman
2.538 25 Aman
6.499 25 Aman
-0.367 25 Aman
8.570 25 Aman
24.777 25 Aman
15.987 25 Aman
7.198 25 Aman
1.041 25 Aman
9.831 25 Aman
18.621 25 Aman
23.661 25 Aman



18

Tabel 2.5. Perhitungan Simpangan Bentang
Batang
Momen
M
(kg.m)
Elastisitas
Kayu Kelas
E (kg/cm
2
)
Inersia I
(cm
4
)
Penampang
Panjang
Batang L
(cm)
Simpangan
o o = M.L
2
(6x3EI)

Simpangan Izin
f
max
= L/300
b h
1 76607 100000 13333.333 20 20 360 0.413678 1.200
1 22459 100000 13333.333 20 20 360 0.121 1.200
1 -31688 100000 13333.333 20 20 360 0.171 1.200
2 42142 100000 13333.333 20 20 360 0.228 1.200
2 -5524 100000 13333.333 20 20 360 0.030 1.200
2 -53189 100000 13333.333 20 20 360 0.287 1.200
3 88312 100000 13333.333 20 20 360 0.477 1.200
3 16607 100000 13333.333 20 20 360 0.090 1.200
3 -55098 100000 13333.333 20 20 360 0.298 1.200
4 78516 100000 13333.333 20 20 360 0.424 1.200
4 -6153 100000 13333.333 20 20 360 0.033 1.200
4 -90822 100000 13333.333 20 20 360 0.490 1.200
5 76607 100000 13333.333 20 20 360 0.414 1.200
5 22459 100000 13333.333 20 20 360 0.121 1.200
5 -31688 100000 13333.333 20 20 360 0.171 1.200
6 42142 100000 13333.333 20 20 360 0.228 1.200
6 -5524 100000 13333.333 20 20 360 0.030 1.200
6 -53189 100000 13333.333 20 20 360 0.287 1.200
7 53189 100000 6666.667 10 20 300 0.399 1.000
7 36756 100000 6666.667 10 20 300 0.276 1.000
7 20323 100000 6666.667 10 20 300 0.152 1.000

19


7 3889 100000 6666.667 10 20 300 0.029 1.000
7 -12544 100000 6666.667 10 20 300 0.094 1.000
7 -28978 100000 6666.667 10 20 300 0.217 1.000
7 -45411 100000 6666.667 10 20 300 0.341 1.000
8 45411 100000 6666.667 10 20 300 0.341 1.000
8 28978 100000 6666.667 10 20 300 0.217 1.000
8 12544 100000 6666.667 10 20 300 0.094 1.000
8 -3889 100000 6666.667 10 20 300 0.029 1.000
8 -20323 100000 6666.667 10 20 300 0.152 1.000
8 -36756 100000 6666.667 10 20 300 0.276 1.000
8 -53189 100000 6666.667 10 20 300 0.399 1.000
9 63830 100000 6666.667 10 20 300 0.479 1.000
9 50391 100000 6666.667 10 20 300 0.378 1.000
9 26951 100000 6666.667 10 20 300 0.202 1.000
9 3512 100000 6666.667 10 20 300 0.026 1.000
9 -19928 100000 6666.667 10 20 300 0.149 1.000
9 -43368 100000 6666.667 10 20 300 0.325 1.000
9 -56807 100000 6666.667 10 20 300 0.426 1.000
10 66807 100000 6666.667 10 20 300 0.501 1.000
10 43367 100000 6666.667 10 20 300 0.325 1.000
10 19928 100000 6666.667 10 20 300 0.149 1.000
10 -3511 100000 6666.667 10 20 300 0.026 1.000
10 -26951 100000 6666.667 10 20 300 0.202 1.000
10 -50391 100000 6666.667 10 20 300 0.378 1.000
10 -63830 100000 6666.667 10 20 300 0.479 1.000
20

Catatan: Perhitungan dilakukan dengan beban 1000 Kg untuk setiap frame.
Karena frame yang dimiliki sebanyak 4 buah, maka bangunan
tersebut mampu menahan beban sebesar 4000 Kg.
Berdasarkan perhitungan dengan pedoman PKKI didapatkan hasil:
Kontrol Tegangan izin Tarik dan Tekan Aman
Kontrol Simpangan Bentang Aman


























21

2.5. Desain Komponen Struktur
Komponen Struktur
1. Pondasi menggunakan umpak atau tiang beton dengan ukuran 30 x 30
2. Kolom menggunakan kayu dengan ukuran 20/20.
3. Balok menggunakan kayu dengan ukuran 10/20, merupakan kayu kelas II,
ukuran yang digunakan disesuaikan dengan ukuran kayu yang terdapat di
pasaran
4. Lantai menggunakan papan kayu kelas II, dengan ukuran 3/30.
5. Rangka Atap
Kuda-kuda menggunakan kayu kelas II, dengan ukuran kayu 6/12
Gording menggunakan kayu kelas II, dengan ukuran kayu 6/12
6. Penutup Atap
Penutup atap yang digunakan yaitu Genteng Metal.



















22

BAB
DESAIN MODEL BANGUNAN GEDUNG (UKURAN DENAH
1M X 1,5M),2 LANTAI

3.1 Dasar Teori Model
Dalam pemodelan ini kami mengadopsi unsur-unsur yang terdapat
pada rumah tradisional suku Mbojo terutama pada bagian atap yang sedikit
dikombinasikan dengan bentuk atap limas guna untuk memperoleh konsep
yang lebih luas yakni konsep nusantara yang identik dengan keanekaragaman
kebudayaan. Bangunan ini menggunakan konstruksi kayu dengan tujuan
untuk menahan beban-beban geser atau gempa.Konstruksi ini tidak
menekankan kekuatan pada dasarnya atau pondasinya melainkan
menekankan kekuatan pada setiap sudut-sudut rumah karena bagian-bagian
tersebutlah yang paling besar menerima gaya geser dibandingkan bagian
lain. Konstruksi yang dipilih untuk setiap sudut tersebut merupakan
sambungan gabungan yaitu Sambungan Lubang dan Sambungan Takikan
dengan pasak.















23


3.2 Kriteria Perancangan
3.2.1 Material
Material dan peralatan yang digunakan dalam model bangunan ini
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Daftar Material
Material Peralatan
Plywood 12mm; 6mm; 3mm Palu Kayu, Karet, Cakar
Papan Kelas Kuat II
Obeng
Kayu Kasau Kelas II Klem F
Multiplex Pneumatic Nail
Aksesoris Screw Driver
Kayu Kasau 5/7 (Kelas Kuat ) Kunci Pas
Lem Mesin Bor
Amplas Siku
Polytur Penggaris
Dempul Kayu Pensil
Kafi Gergaji

3.2.2 Alat Sambung
Alat sambung yang digunakan dalam pemodelan
bangunan ini merupakan penggabungan dari dua buah sambungan
yaitu Sambungan Lubang dan Sambungan Takikan dengan pasak.

3.2.3 Rangka Atap
Rangka atap yang digunakan dalam pemodelan ini
mengadopsi bentuk atap rumah suku Mbojo yang
dikombinasikan dengan bentuk atap limas terpancung.

3.2.4 Beban Uji
Dalam perancangan beban untuk pemodelan ini digunakan
24

beban 20 Kg untuk setiap portal, karena bangunan ini memiliki
empat portal yang sama, maka bangunan tersebut dapat menahan
empat kali 20 Kg beban atau sama dengan 80 Kg beban maksimal
.
3.2.5 Metodologi Perancangan
Pada perancangan pemodelan ini, balok dibuat dari
kayu kasau ukuran 5/7 kelas kuat II yang dibuat menjadi ukuran
1,6 x 3,3 cm, sedangkan untuk kolom, kayu yang dipakai sama
dengan jenis kayu yang digunakan untuk balok dan dibuat
menjadi 3,3 x 3,3 cm.

3.3 Sistem Struktur
Penampang:
- Ukuran Kolom :3.3 x 3.3 cm
- Ukuran Balok Memanjang :1.6 x 3.3 cm
- Ukuran Balok Melintang :1.3 x 2.6 cm
- Ukuran balok Kuda-kuda :1 x 2 cm
- Gording :1 x 2 cm

Gambar 3.2. Pembebanan Model Bangunan
25


Tabel 3.2. Hasil Analisis Dengan Program SAP 2000
TABLE: Element Forces - Frames
Frame Station OutputCase CaseType P V2 M3
Text m Text Text Kgf Kgf Kgf-m
1 0 DEAD LinStatic 15.85 6.03 2.58
1 0.3 DEAD LinStatic 15.85 6.03 0.77
1 0.6 DEAD LinStatic 15.85 6.03 -1.04
2 0 DEAD LinStatic 6.56 5.28 1.40
2 0.3 DEAD LinStatic 6.56 5.28 -0.18
2 0.6 DEAD LinStatic 6.56 5.28 -1.77
3 0 DEAD LinStatic 0.04 7.96 2.97
3 0.3 DEAD LinStatic 0.04 7.96 0.58
3 0.6 DEAD LinStatic 0.04 7.96 -1.81
4 0 DEAD LinStatic 0.03 9.4 2.61
4 0.3 DEAD LinStatic 0.03 9.4 -0.21
4 0.6 DEAD LinStatic 0.03 9.4 -3.03
5 0 DEAD LinStatic -15.89 6.01 2.58
5 0.3 DEAD LinStatic -15.89 6.01 0.78
5 0.6 DEAD LinStatic -15.89 6.01 -1.03
6 0 DEAD LinStatic -6.59 5.32 1.41
6 0.3 DEAD LinStatic -6.59 5.32 -0.18
6 0.6 DEAD LinStatic -6.59 5.32 -1.78
7 0 DEAD LinStatic 0.75 9.29 2.44
7 0.5 DEAD LinStatic 0.75 9.29 -2.21
8 0 DEAD LinStatic -0.69 9.3 2.21
8 0.5 DEAD LinStatic -0.69 9.3 -2.44
9 0 DEAD LinStatic 5.28 6.56 1.77
9 0.5 DEAD LinStatic 5.28 6.56 -1.51
10 0 DEAD LinStatic 14.68 6.59 1.52
10 0.5 DEAD LinStatic 14.68 6.59 -1.78









26

3.4 Modelisasi Struktur


Gambar 3.3. Model Strutur

3.5 Analisa Struktur
Dalam menganalisa struktur dari model bangunan ini, kami
menggunakan program SAP 2000.Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 3.2.



27

Tabel 3.3. Perhitungan Batang Tarik
Batang Momen Tarik S
Penampang

1
=str/slt W
n
=1/6bh
2

o =
S/(Fn)+(
1
.M/W
n
)
otr ijin Kontrol
b
(cm)
h
(cm)
Luas Fn
(cm
2
)
1 258 15.85 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 38.070 85 Aman
1 77 15.85 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 12.383 85 Aman
1 104 15.85 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 16.215 85 Aman
2 140 6.56 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 20.470 85 Aman
2 18 6.56 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 3.157 85 Aman
2 177 6.56 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 25.721 85 Aman
3 297 0.04 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 42.153 85 Aman
3 58 0.04 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 8.235 85 Aman
3 181 0.04 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 25.691 85 Aman
4 261 0.03 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 37.042 85 Aman
4 21 0.03 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 2.983 85 Aman
4 303 0.03 3.3 3.3 10.890 0.85 5.98950 43.003 85 Aman
7 244 0.75 1.6 3.3 5.280 0.85 2.90400 71.561 85 Aman
7 221 0.75 1.6 3.3 5.280 0.85 2.90400 64.829 85 Aman
9 177 5.28 1.6 3.3 5.280 0.85 2.90400 52.808 85 Aman
9 151 5.28 1.6 3.3 5.280 0.85 2.90400 45.198 85 Aman
10 152 14.68 1.6 3.3 5.280 0.85 2.90400 47.271 85 Aman
10 178 14.68 1.6 3.3 5.280 0.85 2.90400 54.881 85 Aman



28

Tabel 3.4. Perhitungan Batang Tekan
Batang
Panjang
Bentang
L
Momen
Gaya
Batang
Penampang

2
=str/slt W
n
=1/6bh
2

I =
1/12bh
3

i
min
=
(I/Fbr)
0.5

(tabel
PKKI)
e (interpolasi
tabel PKKI)
b h Luas Fbr
5 60 258 15.89 3.3 3.3 10.89 0.25 5.990 9.883 0.953 62.984 1.719
5 60 78 15.89 3.3 3.3 10.89 0.25 5.990 9.883 0.953 62.984 1.719
5 60 103 15.89 3.3 3.3 10.89 0.25 5.990 9.883 0.953 62.984 1.719
6 60 141 6.59 3.3 3.3 10.89 0.25 5.990 9.883 0.953 62.984 1.719
6 60 18 6.59 3.3 3.3 10.89 0.25 5.990 9.883 0.953 62.984 1.719
6 60 178 6.59 3.3 3.3 10.89 0.25 5.990 9.883 0.953 62.984 1.719
8 60 221 0.69 1.6 3.3 5.28 0.25 2.904 4.792 0.953 62.984 1.719
8 60 244 0.69 1.6 3.3 5.28 0.25 2.904 4.792 0.953 62.984 1.719

o =
S.e/(Fn)+(
2
.M/W
n
)
otk ijin Kontrol
13.278 25 Aman
5.764 25 Aman
6.808 25 Aman
6.926 25 Aman
1.792 25 Aman
8.470 25 Aman
19.250 25 Aman
21.230 25 Aman


29

Tabel 3.5. Perhitungan Simpangan Bentang
Batang
Momen
M
(kg.m)
Elastisitas
Kayu Kelas
E (kg/cm
2
)
Inersia I
(cm
4
)
Penampang
Panjang
Batang L
(cm)
Simpangan
o o = M.L
2
(6x3EI)

Simpangan Izin
f
max
= L/300
b h
1 258 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.052 0.200
1 77 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.016 0.200
1 -104 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.021 0.200
2 140 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.028 0.200
2 -18 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.004 0.200
2 -177 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.036 0.200
3 297 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.060 0.200
3 58 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.012 0.200
3 -181 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.037 0.200
4 261 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.053 0.200
4 -21 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.004 0.200
4 -303 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.061 0.200
5 258 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.052 0.200
5 78 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.016 0.200
5 -103 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.021 0.200
6 141 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.029 0.200
6 -18 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.004 0.200
6 -178 100000 9.883 3.3 3.3 60 0.036 0.200
7 244 100000 4.792 1.6 3.3 50 0.071 0.167
7 -221 100000 4.792 1.6 3.3 50 0.064 0.167


30


8 221 100000 4.792 1.6 3.3 50 0.064 0.167
8 -244 100000 4.792 1.6 3.3 50 0.071 0.167
9 177 100000 4.792 1.6 3.3 50 0.051 0.167
9 -151 100000 4.792 1.6 3.3 50 0.044 0.167
10 152 100000 4.792 1.6 3.3 50 0.044 0.167
10 -178 100000 4.792 1.6 3.3 50 0.052 0.167

Catatan: Perhitungan dilakukan dengan beban 20 Kg untuk setiap frame. Karena frame yang di,iliki sebanyak 4 buah, maka
bangunan tersebut mampu menahan beban sebesar 80 Kg.
Berdasarkan perhitungan dengan pedoman PKKI didapatkan hasil:
Kontrol Tegangan izin Tarik dan Tekan Aman
Kontrol Simpangan Bentang Aman








31


3.6 Desain Komponen Struktur

Gambar 3.4.Detail Komponen Struktur

3.7 Desain Sistem Sambungan Komponen Struktur dan AntarKomponen
Struktur
Sistem sambungan komponen struktur untuk model bangunan ini
merupakan penggabungan dari dua buah sambungan yaitu Sambungan
Lubang dan Sambungan Takikan dengan pasak. Konstruksi tersebut
digunakan pada setiap sudut-sudut bangunan, tujuannya yaitu sebagai
penahan gaya geser yang didesain dengan menggunakan dua buah pasak
yang dibuat siku dan saling berlawanan sehingga konstruksi tersebut
dapat menahan gaya geser dari dua arah. Sambungan digunakan dalam
proses penyambungan kolom dan balok. Sedangkan untuk konstruksi
lantainya digunakan pen sebagai alat sambung dan pasak sebagai pengaku
antara sambungan kolom dan lantai.








32


Gambar 3.5. Detail Pertemuan Balok Dan Kolom


Gambar 3.6. Detail Sambungan AntarKolom


3.8 Desain Sistem Sambungan Kolom Dengan Lantai Dasar
Sistem sambungan kolom dengan lantai dasar untuk model bangunan
ini adalah dengan membuat lubang (takikan) pada setiap tumpuan kolom
sehingga antara kolom dengan lantai dasar bisa lebih kaku, kuat dan mampu
menahan gaya geser bila di bandingkan dengan kolom tanpa takikan.

3.9 Berat Struktur Model Bangunan Rencana
Menurut analisis kami, berat bangunan yang direncanakan kurang
lebih 70 kg

33

3.10 Simpangan Horizontal Rencana Untuk Beban Dorong Dan Beban
Tarik (1 Siklus Pembebanan)
Simpangan Horizontal dari bangunan yang kami rencanakan adalah
kurang lebih 1 mm.

3.11 Perkiraan Kurva Histeretik 1 (satu) Siklus Pembebanan Bolak Balik
(Dorong dan Tarik)


3.12 Waktu Pelaksanaan Konstruksi Rencana
Waktu pelaksanaan konstruksi rencana diperkirakan 5 minggu.








34

3.13 Rencana Anggaran Biaya

No
Uraian
Pekerjaan
Material Jumlah Satuan
Harga
Satuan
Jumlah
Harga
1
Pekerjaan
lantai
plywood 12
mm
1 Lbr
Rp
250,000.00
Rp
250,000.00


plywood 6
mm
1 Lbr
Rp
70,000.00
Rp
70,000.00
2
Pekerjaan
kolom
Kayu usuk
5/7 (kelas
)
5 Btg
Rp
90,000.00
Rp
450,000.00
3
Pekerjaan
balok dan
ring balok
Kayu usuk
5/7 (kelas
)
9 Btg
Rp
90,000.00
Rp
810,000.00
4
Pekerjaan
dinding
Taekwood 4 Btg
Rp
48,000.00
Rp
192,000.00
5
Pekerjaan
kusen dan
aksesoris
Papan 3/20
x400 cm
(kelas )
1 Lbr
Rp
120,000.00
Rp
120,000.00

Aksesoris 1
Lump
sum
Rp
200,000.00
Rp
200,000.00
6
Pekerjaan
atap
Taekwood 4 Lbr
Rp
48,000.00
Rp
192,000.00


Kayu usuk
5/7 (kelas
)
1 Ikat
Rp
90,000.00
Rp
90,000.00
7
Finishing Lem G 9 bh
Rp
8,000.00
Rp
72,000.00

Amplas 2 meter
Rp
12,500.00
Rp
25,000.00

politur 2 kaleng
Rp
58,000.00
Rp
116,000.00

kuas 3 bh
Rp
9,000.00
Rp
27,000.00

kafi 1 pcs
Rp
12,000.00
Rp
12,000.00

pelamir 1 kg
Rp
24,000.00
Rp
24,000.00
Total Biaya
Rp
2,650,000.00




35

BAB
GAMBAR METODE PERAKITAN MODEL BANGUNAN GEDUNG (SOP)

LangkahKerja/urutan Gambar Metode Perakitan Model:
1. Membuat alas bangunan (lantai dasar) berupa selembar multiplek tebal 12 mm
yang telah diberi lukisan as bangunan dan titik-titik lobang kolom (lihat gambar
1).

Gambar 1
2. Rangkai struktur portal kolom dan balok melintang, kemudian
dipasangkan/diletakkan pada alas bangunan sesuai kode portal as 1, 2, 3 dan
4(lihat gambar 2)

Gambar 2




36


3. Rangkai balok memanjang as A, B, dan C pada portal as 1, 2, 3 dan 4 sehingga
telah menjadi struktur ruang (lihat gambar 3)

Gambar 3
4. Kencangkan semua sambungan-sambungan pertemuan kolom dan balok
(melintang dan memanjang) serta pengikatan kolom-kolom dan lantai dasar.
5. Pasang tangga dan dinding-dinding dalam di lantai dasar (lihat gambar 4)

Gambar 4
6. Pasang lantai 1 (multiplek t = 6 mm) di atas balok-balok melintang
(lihat gambar 5)
37


Gambar 5
7. Pasang dinding-dinding dalam di lantai 1, dinding luar lantai dasar dan dinding
luar lantai 1 (lihat gambar 6)

Gambar 6









38

8. Susun rangkai atap di atas struktur balok (lihat gambar 7)

Gambar 7

9. Pasang penutup atap (triplek t = 3 mm) pada rangka atap dengan paku (lihat
gambar 8) dan Pasang asesoris atap dengan lem


Gambar 8





39

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka didapat beberapa kesimpulan antara
lain:
1. Perilaku struktur terhadap getaran gaya gempa berfrekuensi rendah dan
akselerasi tinggi adalah struktur labil (secara visual terlihat bergetar
hebat) dan mengalami deformasi, sambungan utuh dan disipasienergi
terjadi di Sambungan Lubang dan Takikan dengan Pasak.
2. Perilaku strutur terhadap getaran gaya gempa berfrekuensi rendah dan
akselerasi rendah adalah struktur labil (secara visual terlihat bergetar
hebat) dan mengalami deformasi,sambungan utuh dan disipasi energi
terjadi pada sambungan.


5.2 Saran
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bangunan
tahan gempa antara lain:
a. Perawatan berkala terhadap material kayu, komponen struktur dan
konstruksi sambungan akan menjamin kehandalan kinerja struktur
Rumah Limas untuk menghadapi getaran gempa.
b. Penggunaan kayu dan rekayasa sambungannya sebagai konstruksi
bangunan perlu dikembangkan untuk bangunan saat ini, terutama
kebutuhan bentang lebar, inovasi metode membangun dan eksplorasi.







40

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. 1961. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5
PKKI 1961. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
http://tarunadadarasamawa.wordpress.com/rumah-adat-sumbawa/ diakses 10 Juli
2013 pukul 10.10 wita


























41

LAMPIRAN
Denah

Denah Lantai Dasar


Denah Lantai 1

42

Tampak


Tampak Depan


Tampak Belakang
43


Tamapak Samping Kiri














Tampak Samping Kanan

44

Potongan


Potongan A-A











45


Potongan B-B


Detail Sambungan












Detail Sambungan kolom balok arah memanjang
46












Detail Sambungan kolom balok arah melintang




Detail Sambungan balok lantai dan kuda-kuda










47

Daftar alat dan bahan penunjang dalam pengkonstruksian
1. Gergaji dua buah
2. Paku triplek 0.25 kg
3. Palu tiga buah
4. Tang
5. Pisau
6. Siku

Anda mungkin juga menyukai