Uji Kualitatif Protein dengan Reagen Ninhidrin, Biuret,
Reduksi Sulfur, Xantoprotein, Millonasse dan Ferosianin
Laporan Praktikum Kimia
Oleh : Michael Natanael Weri NIM 412013003
Program Studi Biologi Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2013 I. Hasil dan Pembahasan A. Hasil Tabel 1. Pengamatan Uji Protein No Metode Sampel Hasil Reaksi Keterangan 1 Ninhidrin Albumin Ungu + (Protein) 2 Tirosin Tidak Berwarna - 3 Fenilalanin Tidak Berwarna - 4 Histidin Ungu + (Protein) 5 Triptofan Kuning - 6 Sistein Orange - 7 Akuades Tidak Berwarna - 8 Biuret Albumin Ungu + (Ikatan) 9 Tirosin Tidak Berwarna - 10 Fenilalanin Tidak Berwarna - 11 Histidin Biru - 12 Triptofan Tidak Berwarna - 13 Sistein Kuning - 14 Akuades Tidak Berwarna - 15 Reduksi Sulfur Albumin Endapan + (Asam Amino dengan atom S) 16 Tirosin Tidak Berwarna - 17 Fenilalanin Tidak Berwarna - 18 Histidin Tidak Berwarna - 19 Triptofan Tidak Berwarna - 20 Sistein Endapan + (Asam Amino dengan Atom S) 21 Akuades Tidak Berwarna - 22 Xantoprotein Albumin Kuning + (Asam Amino dengan Cincin Benzena) 23 Tirosin Orange + (Asam Amino dengan Cincin Benzena) 24 Fenilalanin Tidak Berwarna - 25 Histidin Tidak Berwarna - 26 Triptofan Orange + (Asam Amino dengan Cincin Benzena) 27 Sistein Tidak Berwarna - 28 Akuades Tidak Berwarna - 29 Millonasse Albumin Endapan + (Asam Amino Tirosin) 30 Tirosin Merah +(Asam Amino Tirosin) 31 Fenilalanin Tidak Berwarna - 32 Histidin Tidak Berwarna - 33 Triptofan Endapan + (Asam Amino Tirosin) 34 Sistein Tidak Berwarna - 35 Akuades Tidak Berwarna - 36 Ferosianin Albumin Endapan + (Pengendapan) 37 Tirosin Hijau - 38 Fenilalanin Hijau - 39 Histidin Hijau - 40 Triptofan Hijau - 41 Sistein Hijau - 42 Akuades Hijau - 1 B. Pembahasan
Protein merupakan salah satu zat penting yang diperlukan untuk tubuh kita agar tetap sehat. Protein merupakan kelompok dari makromolekul organik kompleks dimana didalamnya terkandung hidrogen, karbon, nitrogen, oksigen dan sulfur serta terdiri dari satu atau beberapa rantai asam amino.Ini adalah komponen utama dari semua sel hidup yang mencakup banyak zat seperti hormon, enzim, serta antibodi yang dibutuhkan untuk fungsi organisme. Zat ini sangat penting karena digunakan untuk perbaikan jaringan dan pertumbuhan. Zat ini bisa diperoleh dari berbagai sumber makanan seperti telur, susu, ikan, daging, dan kacang-kacangan.Jika melihat dari pengertian protein, zat ini tidak bisa diproduksi sendiri dari dalam tubuh manusia sehingga harus diambil melalui sumber lainnya yaitu lewat makanan. Kebutuhan sisanya bisa dibuat oleh hati bila seluruh komponen kimia yang dibutuhkan tersedia. Senyawa ini memiliki fungsi yang bermacam-macam untuk tubuh kita dan semua fungsi tersebut dibangun dari satu set asam amino (Fessenden, 1982). Protein yang membangun tubuh disebut Protein Struktural sedangkan protein yang berfungsi sebagai enzim,antibodi atau hormon dikenal sebagai Protein Fungsional. Protein struktural pada umumnya bersenyawa dengan zat lain di dalam tubuh makhluk hidupContoh protein struktural antara lain nukleoprotein yang terdapat di dalam inti sel dan lipoprotein yang terdapat di dalam membran sel.Ada juga protein yang tidak bersenyawa dengan komponen struktur tubuh,tetapi terdapat sebagai cadangan zat di dalam sel- sel makhluk hidup.Contoh protein seperti ini adalah protein pada sel telur ayam,burung,kura- kura dan penyu. Semua jenis protein yang kita makan akan dicerna di dalam saluran pencernaan menjadi zat yang siap diserap di usus halus,yaitu berupa asam amino-asamamino. Asam amino - asam amino yang dihasilkan dari proses pencernaan makanan berperan sangat penting di dalam tubuh,untuk bahan dalam sintesis subtansi penting seperti hormon,zat antibodi,dan organel sel lainnya. Lalu, perbaikan,pertumbuhan dan pemeliharaan struktur sel,jaringan dan organ tubuh, sebagai sumber energi,setiap gramnya akan menghasilkan 4,1 kalori. Kemudian, mengatur dan melaksakan metabolisme tubuh,misalnya sebagai enzim(protein mengaktifkan dan berpartisipasi pada reaksi kimia kehidupan), menjaga keseimbangan asam basa dan keseimbangan cairan tubuh.Sebagai senyawa penahan/bufer,protein berperan besar dalam menjaga stabilitas pH cairan tubuh.Sebagai zat larut dalam cairan tubuh,protein membantu dalam pemeliharaan tekanan osmotik di dalam sekat-sekat rongga tubuh dan membantu tubuh dalam menghancurkan atau menetralkan zat- zat asing yang masuk ke dalam tubuh (Petruci, 1999). Kekurangan protein di dalam tubuh dapat mengakibatkan beberapa penyakit.Seperti kwashiorkor,anemia,radang kulit,dan busung lapar yang disebut juga hongeroedem karena terjadinya edema (pembengkakan organ karena kandungan cairan yang berlebihan) pada tubuh (Pujaatmaka, 1990). Protein dalam makanan hampir sebagian besar berasal dari daging dan sayur-sayuran. Protein yang berasal dari sayuran atau tumbuhan disebut protein nabati. Sedangkan, protein yang berasal dari daging atau hewan disebut protein hewani. Protein dicerna di lambung oleh enzim pepsin,yang aktif pada pH 2-3 (suasana asam). Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang berada dalam makanan.Salah satu hal terpenting dari penceranaan yang dilakukan pepsin adalah kemampuannya untuk mencerna kolagen.Kolagen merupakan bahan daasar utama jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan. Pepsin memulai proses pencernaan Protein.Proses pencernaan yang dilakukan pepsin meliputi 10 - 30% dari pencernaan protein total.Pemecahan protein ini merupakan proses hidrolisis yang terjadi pada rantai polipeptida. Sebagian besar proses pencernaan protein terjadi di usus.Ketika protein meninggalkan lambung,biasanya protein dalam bentuk proteosa,pepton,dan polipeptida besar.Setelah memasuki usus, produk - produk yang telah di pecah sebagian besar akan bercampur dengan enzim pankreas di bawah pengaruh enzim proteolitik,seperti tripsin,kimotripsin,dan peptidase.Baik tripsin maupun kimotripsin memecah molekul protein menjadi polipeptida kecil.Peptidase kemudian akan melepaskan asam-asam amino. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber,yaitu penyerapan melalui dinding usus,hasil penguraian protein dalam sel,dan hasil sintesis asam amino dalam sel.asam amino yang disintesis dalam sel maupun yang dihasilkan dari proses penguraian protein dalam hati dibawa oleh darah untuk digunakan di dalam jaringan, dalam hal ini hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah. Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh,melainkan akan dirombak di dalam hati menjadi senyawa yang mengandung unsur N,seperti NH 3 (amonia) dan NH 4 OH (amonium hidroksida),serta senyawa yyang tidak mengandung unsur N.Senyawa yang mengandung unsur N akan disintesis menjadi urea.Pembentukan urea berlangsung di dalam hati karena hanya sel-sel hati yang dapat menghasilkan enzim arginase.Urea yang dihasilkan tidak dibutuhkan oleh tubuh,sehingga diangkut bersama zat-zat lainnya menuju ginjal laul dikeluarkan melalui urin.sebaliknya,senyawa yang tidak mengandung unsur N akan disintesis kembali mejadi bahan baku karbohidrat dan lemak,sehingga dapat di oksidasi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi (Kusumawardhani, 2002). Protein dapat diuji dengan beberapa reagen antara lain reagen ninhidrin, biuret, reduksi sulfur, xantoprotein, millonasse dan ferosianin. Pada uji ninhidrin dilakukan untuk mengetahui kandungan protein pada bahan, reaksi positif dengan perubahan warna biru sampai dengan ungu. Selanjutnya, uji biuret digunakan untuk mengetahui ada tidaknya ikatan peptida yang membentuk suatu protein pada bahan, uji positif ditandai perubahan warna dar merah muda sampai ungu. Lalu, uji reduksi sulfur dilakukan untuk mengetahui adanya protein yang mengandung asam amino dengan atom S, uji positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. Uji xantoprotein dialkukan untuk mengetahui protein yang mengandung asam amino dengan cincin benzena, uji positif ditandaii dengan perubahan warna kuning sampai oranye. Uji millonasse dilakukan untuk mengetahui adanya protein yang mengandung asam amino tirosin, perubahan warna menjadi merah atau adnya endapan menandai uji yang dilakukan positif. Uji selanjutnya adalah uji endapan dengan ferosianin, dilakukan untuk mengetahui adanya endapan logam pada protein tersebut, hasil positif bila ada endapan logam (Soekardjo, 1984). II. Kesimpulan Berdasarkan praktkum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dapat memahami dan terampil dalam melakukan uji kualitatif protein dengan spesifikasi tertentu dan mampu dalam menerapkan uji kualitatif tersebut pada sampel yang belum spesifik. III. Daftar Pustaka Fessenden, Ralp J. 1982. Kimia Organik, Edisi Ketiga, Jakarta: Erlangga. Kusumawardhani, Dina.2002. Uji Kandungan Makanan, Jakarta: Erlangga. Petruci, Ralph H Sumiinar Achmadi. 1999. Kimia Dasar Prinsip Terapan Modern, Jakarta: Erlangga. Pujaatmaka, A. Hadyana.1990. Kima Universitas: Azas dan Struktur, Edisi Kelima, Jakarta: Erlangga. Soekardjo.1984. Kandungan Kimia pada Makanan, Yogyakarta: Bina Aksara.