OSEANOGRAFI INDONESIA (OS-3206) PENGARUH ENSO DI INDONESIA
Disusun Oleh: Hamdi Eko Putranto (12908026)
PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011 Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 2
ABSTRAK El Nino merupakan salah satu proses fisis yang mempengaruhi keadaan laut dan atmosfer.Di satu sisi El-Nino dapat menyebabkan kerugian bagi suatu negara yang terkena dampaknya , tetapi di sisi lain El Nino juga memberikan banyak manfaat. Bagaikan dua keping uang logam yang saling berhubungan , pengaruh El Nino juga terasa di Indonesia , baik yang bermanfaat maupun yang merugikan. Dari data sejarah atau kejadian yang sudah terjadi , dapat dilihat bagaimana El Nino terjadi , pengaruh yang ditimbulkannya , kerusakan yang diberikan , dan juga manfaat yang menyertainya. Diharapkan dengan mempelajari dari El Nino yang pernah terjadi di masa lalu , dapat dijadikan sebagai pembelajaran agar dapat diambil tindakan yang tepat apabila di masa mendatang pengaruh El Nino kembali dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 3
DAFTAR ISI ABSTRAK .........................................................................................................................2 DAFTAR ISI.......................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4 Proses Terjadinya El Nino......................................................................................5 Mendeteksi El Nino................................................................................................7 Konveksi Yang Terjadi Di Laut..............................................................................7 Koveksi Yang Terjadi Di Atmosfer........................................................................7 Fenomena El Nino Dengan Terjadinya Konveksi Di Laut.....................................8 BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................9 Dampak El Nino Terhadap Curah Hujan..............................................................10 Dampak El Nino Terhadap Pola Tanaman............................................................12 Dampak El Nino Terhadap Area Panen.................................................................13 Dampak El Nino Terhadap Perikanan...................................................................15 Dampak El Nino Terhadap Bencana Alam...........................................................18 Dampak El Nino Terhadap Wabah Penyakit........................................................20 BAB III KESIMPULAN...................................................................................................23 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................24
Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 4
BAB I PENDAHULUAN El NioSouthern Oscillation (ENSO) adalah gejala penyimpangan (anomali) pada suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Gejala ini lebih umum dikenal di kalangan awam dengan nama El Nio (bahasa Spanyol, dibaca: "El Ninyo" yang berarti "anak laki-laki kecil"). Gejala penyimpangan di tempat yang sama tetapi berupa penurunan suhu dikenal sebagai La Nia (dibaca "La Ninya"). Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang kadang- kadang mengalir dari Utara ke Selatan antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru yang terjadi pada bulan Desember. Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun serta dapat memengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun. El nino merupakan kondisi yang muncul akibat adanya interaksi antara atmosfer dengan samudera di bawah pengaruh kontrol matahari. Suhu muka laut di sekitar pasifik tengah dan timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El nino tidak dapata terlihat. Saat terjadi El nino Angin Pasat Timuran melemah, artinya angin berbalik arah ke Barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke Barat. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Pasifik Tengah dan Timur dan Amerika Tengah. Masing-masing kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya sebagaimana dampaknya pada pola turunnya hujan maupun panjang durasinya. Berdasar intensitasnya El Nino dikategorikan sebagai : 1. El Nino Lemah (Weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +0.5 C s/d +1,0 C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. 2. El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +1,1 C s/d 1,5 C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. 3. El Nino kuat (Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator > 1,5 C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut. Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 5
Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai El Nio, fenomena ini dikenal dengan nama El NioSouthern Oscillation (ENSO). Gejala El Nio tidak selalu diikuti dengan Southern Oscillation, dan tanpa kombinasi keduanya efek global tidak terjadi. El nino terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya. Selain memberikan kerugian, el nino juga memberikan keuntungan pada Indonesia. Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ketimur. Namun, ikan yang berada di Samudera Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Hal ini membuat indonesia mendapat banyak ikan tuna. Proses Terjadinya El nino Dalam penjelasan mengenai sistem sirkulasi udara pada wilayah Pasifik tropik, Garbell (1947) menyatakan bahwa selama musim solstis selatan (2 September 21 Maret), pergeseran ke arah selatan dari front intertropikal diikuti oleh adanya aliran ke arah selatan dari aliran balik ekuatorial (equatorial countercurrent) melalui ekuator sambil membawa udara hangat dan curah hujan ke wilayah pantai barat benua Amerika antara 3 o 7 o
lintang selatan yang pada keadaan normal biasanya sejuk dan kering. Arus hangat yang mulai terjadinyai pada akhir waktu Natal inilah yang disebut sebagai El Nio (de Cristo). Fenomeno El Nio terjadi dengan interval waktu yang tidak teratur. Fenomena ini merupakan suatu variabilitas alami iklim yang menimbulkan suatu keadaan peningkatan yang nyata pada kelembaban dan ketidakstabilan udara dan pemunculan permukaan perairan yang hangat dari utara yang menyebabkan kerusakan yang parah sepanjang pantai Peru. Para nelayan di perairan Pasifik lepas pantai Peru dan Ekuador telah berabad-abad mengetahui fenomena yang dikenal sebagai El Nio. Setiap tiga sampai tujuh tahun antara bulan Desember dan Januari, ikan-ikan pada perairan lepas pantai di kedua negara tersebut menghilang, yang mengganggu secara nyata kegiatan perikanan. Selama kejadian El Nio, hubungan fisik antara angin, arus laut, suhu perairan laut dan suhu atmosfer, dan biosfer Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 6
mengalami suatu keadaan yang terganggu; membentuk suatu pola cuaca yang menyimpang dari keadaan cuaca pada kondisi normal (NASA/EOS 1999).
Gambar 1. Kondisi Saat Normal
Gambar 2. Kondisi Saat El Nino
Gambar 3. Kondisi Saat La-Nina
Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 7
Mendeteksi El Nino El Nino adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi kehidupan di wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun. Meskipun rata-rata El Nino terjadi setiap tiga hingga delapan tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 18 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap. Kenyataan ini membuat El Nino sulit diperkirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. Namun demikian secara umum terdapat dua parameter yang biasa digunakan untuk mendeteksi terjadinya El Nino : 1. SOI (Indeks Osilasi Selatan) 2. Suhu Muka Laut (SST) Konveksi Yang Terjadi Di Laut Berbeda dengan konduksi, konveksi merupakan suatu cara perpindahan energi yang sangat efektif di dalam atmosfer dan dilautan. Konveksi terdiri dari transfer energi melalui pergerakan cairan atau gas. Dalam pengetahuan tentang atmosfer, istilah adveksi digunakan untuk menunjukkan gerakan transfer horizontal sedangkan konveksi digunakan untuk transfer melalui pergerakan-pergerakan di udara vertikal. Contoh adveksi adalah angin panas dari arah selatan di amerika serikat sebelah utara, sedangkan pergerakan udara panas yang naik ke atas pada hari terik adalah suatu contoh konveksi. Di lautan, arus ke arah utara di teluk meksiko yang sejajar dengan garis pantai tenggara amerika serikat, adalah adveksi arah utara melalui pergerakan air laut. Selain itu ada pula mengenai arus konveksi, dimana arus ini bergerak mendorong aliran material yang diakibatkan perbedaan tekanan, arah arus konveksi berupa siklus putaran. Seperti pada proses pemanasan air panas dalam bejana, dimana air yang ada di bawah akan didorong ke atas, kesamping kemudian kembali lagi ke bawah. Konveksi Yang Terjadi Di Atmosfer Cara perpindahan massa, energi dan lain sebagainya bersama dengan bagian-bagian fluida yang memindahkannya. Konveksi juga disebut gerak udara vertikal ke atas. Konveksi Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 8
memainkan peran yang penting di dalam atmosfer, terutama dalam distribusi vertikal energi di dalam atmosfer. Di antara tiga mekanisme perpindahan energi (konduksi, konveksi dan radiasi), konveksi mendominasi proses perpindahan energi di dalam atmosfer, karena atmosfer dikenal sebagai konduktor dan radiator panas yang buruk. Proses perpindahan energi dalam konveksi terjadi melalui perpindahan massa, yang membawa energi di dalamnya, dan mendistribusikan energi tersebut di dalam atmosfer. Konveksi di dalam atmosfer juga memainkan peran dalam distribusi uap air dan perubahan fase yang menghasilkan awan dan hujan, yang merupakan variabel penting dalam aplikasi meteorologi. Konveksi juga berkaitan dengan pembentukan badai yang mempengaruhi cuaca. Maka tidaklah mengherankan bahwa konveksi mempengaruhi semua variabel atmosfer. Fenomena El Nino Dengan Proses Terjadinya Konveksi Di Laut El Nino merupakan fenomena global. Pada saat tahun El Nino laut panas di Pasific bergeser ke timur menjauh dari daerah Indonesia, sehingga laut di Indonesia relatif lebih dingin, dan pembentukan awan hujan berkurang, sehingga di daerah Indonesia hujanya berkurang. Demikian juga arah angin yang membawa uap air lebih kuat bertiup ke arah timur menjauhi Indonesia dan menyebabkan konveksi kuat di Pasific yang menyebabkan banyak hujan di laut Pasifik Suhu permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik ekuator tengah (wilayah ini disebut Nino 3,4), sejak pertengahan Juni 2009 telah menunjukkan terjadinya peningkatan melebihi 0,5 derajat Celsius. Pada awal Juli 2009, suhu bahkan telah merangkak melebihi angka 0,8 derajat Celsius. Keadaan semacam ini digolongkan sebagai El Nino lemah (Consensus of Strong El Nino NOAA, Amerika Serikat, 2007). Peningkatan suhu di Samudra Pasifik yang melebihi kondisi normal ini berakibat pada pelemahan sirkulasi Walker. Sirkulasi Walker adalah sirkulasi angin zonal (sejajar lintang) timur-barat yang terjadi dari Samudra Pasifik Timur menuju Pasifik Barat (dekat wilayah Indonesia). Pada keadaan normal, berembus angin dari timur (Pasifik) ke barat (Indonesia). Angin yang berembus dari Pasifik ini membawa banyak uap air sehingga bila telah sampai di wilayah Indonesia maka angin tersebut akan bergerak naik (terjadi konveksi) sehingga terbentuklah awan dan hujan. Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 9
Namun, apabila terjadi El Nino, angin timur yang dihasilkan oleh sirkulasi Walker dari Samudra Pasifik menuju Indonesia akan melemah. Pelemahan angin timur ini akan menghentikan terjadinya konveksi di atas Indonesia, sebaliknya konveksi yang berlebihan terjadi di wilayah Pasifik. Tidak adanya konveksi di wilayah Indonesia akan berefek pada kekeringan yang berlebihan pada musim kemarau tahun ini.
Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 10
BAB II PEMBAHASAN Dampak El-nino Terhadap Curah Hujan Dampak El-Nino terhadap curah hujan tergantung pada besarnya intensitas El- Nino itu sendiri (kuat, sedang, lemah) dan pengaruh lokal wilayah tersebut. Oleh karena itu, bisa saja dampak El-Nino sangat besar di suatu daerah sementara di daerah lain sedang, lemah atau bahkan tidak ada (Irianto dan Sumaini, 2001). Wilayah pengunungan umumnya lebih peka terhadap El-Nino dicirikan dengan penurunan curah hujan tahunan lebih besar 30%, sementara wilayah pesisir barat dan timur penurunan lebih kecil dari 15%. Yoshito, dkk., (1999) menunjukkan dampak El-Nino pada curah hujan di Indonesia relatif tinggi pada musim kemarau dibandingkan musim hujan. Pada negatif SOI atau kejadian El-Nino, curah hujan dibawah normal sekitar 93% untuk musim kemarau dan musim hujan persentasenya hanya 38%.
Gambar 4. Pengaruh El-Nino terhadap Curah Hujan di Indonesia Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 11
Irawan (2002), mengilustrasikan dampak El-Nino terhadap curah hujan dengan melakukan analisis statistik pada curah hujan yang terjadi pada tahun 1982 dan 1997, dikarenakan dua kejadian El-Nino tersebut merupakan terbesar selama 25 bulan terakhir. Data berasal dari curah hujan bulanan antara bulan 1970 1997 pada setiap provinsi. Perhitungan menunjukkan penurunan curah hujan di Indonesia tinggi pada El-Nino 1997 (-39,9%) dibandingkan El-Nino 1982 (-23,7%). Ini berdasarkan hasil observasi di 19 dari 24 provinsi kecuali untuk Aceh, Sumatera Utara, Bali, NTT dan Sulawesi Tengah. Hal ni menunjukkan dampak El-Nino terhadap curah hujan tahun 1997 lebih besar dibandingkan kejadian El-Nino pada tahun 1992. Studi yang dilakukan PSE (1998) menunjukkan El-Nino 1997 terjadi pengurangan debit air sekitar 33% pada bendungan Jatiluhur dan 30% bendungan Rentang di Jawa Barat. Ini berarti kejadian El-Nino dapat juga menyebabkan penurunan area panen pada daerah irigasi sebagai konsekuensi akibat kekurangan air terutama pada musim kemarau. Apabila dilakukan estimasi terhadap kerusakan atau kerugian akibat kekeringan/kelangkaan air maka pada Tabel 1. Dapat dilihat dampak kekeringan dan level kerugianatau kerusakan yang terjadi. Bila setiap level kerugian dan kerusakan dinilai secara ekonomi dengan metode valuasi ekonomi yang dilakukan maka dapat dipastikan besarnya total kerugian yang dialami. Pada prinsipya kerugian ini tidak perlu kita keluarkan apabila dilakukan pengelolaan sumber daya alam dengan baik. Tabel 1. Identifikasi Dampak dan Tingkat Kerugian/Kerusakan Akibat Kelangkaan Air. No Jenis Kerja Dampak Dampak Tingkat Kerugian/Kerugian 1 Produksi Penurunan Produksi 5 2 Pendapatan Penurunan pendapatan petani 5 3 Daya beli Daya beli turun 3 4 Pangan Terjadi rawan pangan 4 5 Pengangguran Peningkatan angka pengangguran 5 Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 12
6 Air bersih Ketersediaan air bersih 4 7 Kesehatan Munculnya penyakit 3 8 Ketersediaan air di waduk/irigasi Penurunan kapasitas air di waduk 5 9 Lisktrik tenaga air Kekurangan pasokan listrik 3 Sumber : Sanim, 2003 hal : 51 (Keterangan : 1 = rendah,..,5 = sangat tinggi)
Dampak El-Nino Terhadap Pola Tanaman Ketersediaan air merupakan varabel utama yang mempengaruhi petani untuk memutuskan jadwal pola tanam, panen serta kegiatan yang lain dalam mengelola tanaman. Sejak keterbatasan air sangat tergantung pada curah hujan, jadwal bulanan untuk mengelola tanaman yang dilakukan petani sangat dipengaruhi curah hujan bulanan. El-Nino yang mempengaruhi curah hujan dan ketersediaan air akan menyebabkan pergeseran pola tanam. Pengesahan pola tanam terjadi pada berbagai jenis tanaman. El-Nino yang menyebabkan penurunan curah hujan dapat meningkatkan kemungkinan peluang kegagalan pada tingkatan yang luas dari pertumbuhan tanaman baik periode vegetatif maupun generatif khususnya bagi tanaman dengan adaptasi yang rendah terhadap keterbatasan air.
Gambar 5. Singkong adalah pilihan mayoritas petani Indonesia saat terjadi El Nino untuk bercocok tanam (Sumber : http://3.bp.blogspot.com/_OPiX3KmFpZQ/TRRV855JXzI/AAAAAAAAAaA/WhPkYr7dxfk/s1600/bibit-singkong-super- cassava-n1-0.jpg) Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 13
Singkong adalah salah satu tanaman dengan daya adaptasi yang tinggi terhadap ketersediaan air dan juga tanah, dengan sistem akar yang dalam tanah pada musim kering untuk periode yang panjang, sebaliknya keledai sangat sensitif terhadap keterbatasan air, bisa menyebabkan penurunan panen sekitar 40% - 50% (Rajit, dkk., 1991). Untuk mengurangi kerugian akan keragaman iklim, respon yang dilakukan petani sangat bervariasi, tergantung pada waktu ketika gangguan terjadi. Jika gangguan iklim dapat diprediksi dan terjadi sebelum aktivitas penanaman makan diversifikasi tanaman, varietas toleran terhadap keterbatasan air dan menunda waktu tanam adalah alternatif yang dapat diterapkan untuk mengurangi kerugian. Jika gangguan terjadi setelah penanaman maka ada tiga alternatif yang dapat dilakukan petani untuk mengurangi kerugian : 1) Merubah tanaman yang telah ada dengan tanaman lain yang toleran terhadap perubahan iklim atau ganti dengan varietas yang cepat masak. 2) Meningkatkan kualitas penanaman yang telah ada dengan penanaman kembali, memperpanjang jarak tanam dan meningkatkan penggunaan input kimia. 3) Melakukan panen premature dimana lebih cepat dari waktu optimum dari periode masak tanaman. Penelitian yang dilakukan PSE (1996), pada area irigasi di indramayu menunjukkan alternatif ketiga adalah yang paling popular untuk padi sawah, walaupun ini akan menyebabkan panen yang rendah dan kualitas panen yang buruk.
Dampak El-Nino Terhadap Area Panen Fluktuasi iklim dari tahun ketahun mempengaruhi produksi pertanian baik secara langsung maupun tidak langsung melalui penyakit, hama, kerusakan infrastruktur pada berbagai tingkatan sistem produksi seperti panen, penyimpanan, dsb. Pada tingkat Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 14
petani, keragaman iklim mempengaruhi produksi pertanian melalui dampaknya kepada area tanam atau area panen. El-Nino yang menyebabkan curah hujan menurun dapat menyebabkan penurunan pada area panen. Penurunan area panen ini tergantung pada besarnya El-Nino yang berdampak pada penurunan curah hujan. Pada daerah tertentu penurunan area yang disebabkan El-Nino ini bisa berdasarkan pada jenis tenaman, tergantung pada daya tahan tanaman terhadap persediaan air.
Gambar 6. Area Panen yang mengalami kekeringan akibat El-Nino Jika tanaman yang ditanam sangat sensitif terhadap keterbatsan air, penurunan area panen tanaman tersebut bisa lebih tinggi dibandingkan tanaman lain. Irawan (2002) menunjukkan padi sawah merupakan tanaman yang mengalami penurunan area panen terendah dan yang tertinggi terjadi pada tanaman kedelai dikarenakan tanaman tersebut sensitif terhadap keterbasan air. Penurunan area panen ini nantinya akan menyebabkan penurunan produksi pangan. Kejadian kekeringan akibat berlangsungnya El-Nino telah menimbulkan dampak terhadap produksi pangan Indonesia. Dampak yang terjadi biasanya fluktuatif atau tidak begitu konsisten. Hal ini dapat dilihat pada areal pertanaman padi yang terkena dampak. Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 15
Tabel 2. Total Area Pertanaman Padi yang terkena dampak El-Nino di Indonesia 1988-1997 Tahun Kekeringan (ha) Gagal panen (ha) 1988 87.373 15.115 1989 36.143 2.116 1990 54.125 9.521 1991 (El Nino) 876.997 192.37 1992 42.409 7.267 1993 66.992 20.415 1994 (El Nino) 544.442 161.144 1995 (La Nina) 2.854 4.614 1996 5.956 12.462 1997 (El Nino) 504.021 88.467 Sumber : Data survey pertania tahun 1988-1997 Pada Tabel.2 terlihat bahwa pada tahun terjadi El-Nino yaitu tahun 1991, 1994 dan 1997 terjadi penurunan produksi padi yang sangat besar dibandingkan dengan tahun normal.
Dampak El-nino terhadap Perikanan Bencana alam yang menimbulkan dampak negatif pada berbagia aspek kehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya akhir-akhir ini semakin sering terjadi di wilayah Indonesia. Peristiwa tsunami di provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan provinsi Jawa Barat serta kejadian gempa di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta dan di daerah daerah lainnya. Fenomena alam tersebut umumnya merupakan suatu proses yang kompleks serta melibatkan banyak faktor anomali sehingga gejala kehadirannya seringkali tidak mudah terdeteksi secara dini. Konsekuensinya adalah dampak yang ditimbulkan biasanya sangat luas dan menimbulkan kerugian yang besar akibat tidak adanya tindakan antisipasi yang dapat dipersiapkan sebelumnya. Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 16
Pada sektor perikanan fenomena alam juga memperlihatkan peran yang semakin penting akhir akhir ini melalui munculnya anomali iklim El-Nino dan La-Nina. Anomali iklim tersebut semakin sering terjadi dengan kondisi musim yang semakin ekstrim dan durasi yang semakin panjang sehingga menimbulkan dampak yang signifikan terhadap hasil penangkapan ikan di laut indonesia. Di daerah tropis, kedua anomali iklim tersebut biasanya menimbulkan pergeseran pola curah hujan, perubahan besaran curah hujan dan perubahan temperatur udara. Akibatnya ikan di laut semakin berkurang dan meningkatnya perubahan cuaca yang susah ditebak yang menyebabkan nelayan takut melaut karena gelombang laut yang besar hingga mencapai beberapa meter. (http://bily2.wordpress.com/category/oseanografi/)
Gambar 7. Daerah Upwelling di Indonesia akibat El-Nino (Sumber http://bily2.wordpress.com/category/oseanografi/) Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pengaruh El-Nino pada hasil penangkapan ikan di laut indonesia sendiri memiliki dua pendapat. Ada yang mengatakan bahwa fenomena ini berpengaruh positif dan ada juga yang mengatakan kalau fenomena ini berpengaruh negatif. Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 17
Ketika terjadi El-Nino, ikan bermigrasi. Hal ini berdampak pada minimnya hasil tangkapan nelayan. Jika hal tersebut terus dibiarkan tanpa penanganan serius oleh pemerintah, efek buruk El-Nino akan berakibat pada melemahnya daya adaptasi nelayan tradisional. Pada tahun-tahun normal, air laut dalam yang bersuhu rendah dan kaya akan nutrisi bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai. Kondisi ini dikenal dengan upwelling. Upwelling ini menyebabkan daerah tersebut sebagai tempat berkumpulnya jutaan plankton dan ikan. Ketika terjadi El-Nino, proses upwelling menjadi melemah dan air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah, menyebar disepanjang pantai sehingga panen para nelayan berkurang. Perubahan lokasi potensial penangkapan ikan akibat El-Nino akan memicu pemborosan waktu melaut dan bahan bakar nelayan tradisional. Keberadaan ikan di perairan Indonesia bersifat dinamis, selalu berhijrah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan. Secara alamiah, ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai. Kesesuaian habitat tersebut ditentukan antara lain oleh temperatur permukaan laut, salinitas, konsentrasi klorofil laut, dan cuaca serta yang berpengaruh pada dinamika pergerakan air laut, baik secara horizontal maupun vertikal. Sumber : http://www.kapanlagi.com/h/el-nino-ancam-kehidupan-nelayan-tanah-air.html Gejala El-Nino yang sedang berlangsung tidak hanya mendatangkan kerugian akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Namun, di perairan, seperti di selatan Pulau Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara, dapat menguntungkan atau berdampak positif karena biota ikan dari kedalaman akan berenang lebih dekat ke permukaan laut. Secara terpisah, dampak positif El-Nino juga dipaparkan Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Edvin Aldrian. Selama ini publik disuguhi informasi dampak El-Nino masih dari sisi yang tidak menguntungkan saja, kata Edvin. Menurut dia, alam, termasuk fenomena El Nino, tak bisa dilawan. Tindakan adaptif atau memanfaatkan nilai keuntungan yang ditimbulkannya menjadi sangat Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 18
penting. Pada sektor perikanan, fenomena El Nino mengakibatkan suhu laut menjadi lebih dingin. Biota laut, termasuk ikan-ikan bernilai ekonomis, seperti ikan tuna dari kedalaman, akan berenang mendekati permukaan laut. Dengan kondisi air laut seperti itu, industri rumput laut juga lebih diuntungkan. Termasuk pula industri garam karena mendapatkan penyinaran matahari yang lebih lama sehingga produksi juga akan lebih menguntungkan petani. Dampak El-nino Terhadap Bencana Alam Musim Kemarau Berkepanjangan Secara umum, kekeringan atau kemarau adalah kondisi kekurangan air pada suatu daerah untuk suatu periode waktu berkepanjangan, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadi defisit kelembaban tanah. Kekeringan merupakan peristiwa alam atau sunnatullah yang terjadi sejak dahulu, terkait dengan fenomena cuaca. Kekeringan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1848 dan disusul tahun 1872 yang melanda wilayah Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah, telah mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia. . Pengamatan menunjukkan bahwa kemarau yang terjadi terus meningkat besarannya (magnitude), baik intensitas, periode ulang, dan lamanya, sehingga dampak dan risiko yang ditimbulkan cenderung meningkat menurut ruang maupun waktu. Hal ini terlihat dari meningkatnya luas dan jumlah wilayah yang mengalami deraan kekeringan sejak sepuluh tahun terakhir. Secara umum kekeringan disebabkan oleh adanya anomali iklim dan aktifitas manusia. Kemarau berkepanjangan yang menyebabkan kekeringan sering terjadi karena anomali iklim seperti El Nio. Dari data curah hujan di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali, kemarau panjang di Indonesia terjadi pada tahun-tahun 1903, 1914, 1925, 1929, 1935, 1948, 1961, 1963, 1965, 1967, 1972, 1977, 1982, 1987, 1991, 1994, dan 1997. Dari 17 kali kejadian kemarau panjang di Indonesia, 11 kali di antaranya bersamaan dengan kejadian El Nio. Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 19
Banjir Banjir adalah kondisi sementara dari permukaan lahan, yang umumnya kering pada kondisi normal, yang tergenang karena pasokan berlebih akibat akumulasi yang sangat cepat dari limpasan aliran permukaan (runoff). Banjir terjadi saat debit aliran sungai menjadi sangat tinggi, sehingga melampaui kapasitas daya tampung sungai. Akibatnya bagian air yang tidak tertampung akan melimpas melampaui badan/bibir sungai dan pada akhirnya akan menggenangi daerah sekitar aliran yang lebih rendah. Secara umum penyebab utama banjir dapat dibagi menjadi tiga yaitu: iklim, karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS), dan pengaruh aktivitas manusia (antropogenik). Faktor iklim yang secara langsung berpengaruh terhadap kejadian banjir adalah curah hujan khususnya hujan lebat (eksepsional). Banjir terjadi karena DAS menerima masukan curah hujan yang melebihi kapasitas tampungnya. Intensitas dan durasi hujan di suatu wilayah sangat ditentukan oleh kondisi iklim setempat. Selain itu, gangguan iklim regional seperti gangguan siklon tropis maupun gangguan iklim global yaitu fenomena La Nina (kebalikan fenomena El Nino) dapat mempengaruhi karakteristik hujan.. Perilaku debit sungai sangat ditentukan oleh karakteristik biofisik DAS meliputi bentuk, ukuran, kerapatan jaringan sungai, topografi, jenis tanah serta geologi. DAS berbentuk bulat, berukuran kecil, kerapatan jaringan sungai tinggi, lereng terjal, serta permeabilitas tanah rendah akan memiliki respon hidrologis yang sangat cepat saat menerima masukan hujan. Sedangkan DAS berbentuk memanjang, berukuran besar, kerapatan jaringan hidrografi rendah, lereng landai, permeabilitas tanah tinggi, akan memiliki respon hidrologis sangat lambat. Apabila kita bandingkan, maka resiko banjir akan lebih mudah terjadi pada kasus DAS pertama. Karena terdiri dari kepulauan, DAS di Indonesia sebagian besar berukuran kecil dengan lereng yang terjal. DAS yang memanjang hanya terdapat di pulau-pulau besar, seperti Musi dan Batanghari di Sumatera, Kapuas, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai- Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 20
sungai di Sumatera bagian utara, Jawa dan Sulawesi umumnya pendek dan sering mengalami kebanjiran. Aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap perubahan fungsi hidrologis yang menyebabkan banjir, diantaranya adalah alih fungsi lahan. Penebangan atau konversi dengan vegetasi yang memiliki laju evapotranspirasi dan daya intersepsi rendah akan meningkatkan volume aliran permukaan. Dengan demikian, waktu respon DAS akan cenderung semakin cepat, sehingga akan meningkatkan resiko banjir. Secara historis, kekeringan dan banjir merupakan fenomena alam yang sudah terjadi ribuan tahun yang lalu. Bahkan beberapa peradaban besar dunia dibangun pada daerah dataran banjir yang sangat subur, yang telah memicu berkembangnya teknik budi daya pertanian. Saat ini kekeringan dan banjir makin sering terjadi dengan cakupan yang makin luas dan dampak yang sangat signifikan. Makin meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian kekeringan dan banjir disinyalir akibat aktivitas manusia yang cenderung merusak dan tidak memperhatikan kelestarian alam seperti yang dilakukan para kapitalis sekuler yang menguasai sumberdaya alam di negeri kita.
Dampak El-nino terhadap Wabah Penyakit Pakar kesehatan masyarakat menilai, perubahan iklim dan pemanasan global yang melanda dunia saat ini bisa berdampak pada pola penularan dan penyebaran penyakit. Bagi Indonesia yang 41 juta warganya menghuni kawasan pantai sangat rentan terkena dampak menyebarnya penyakit akibat perubahan iklim. Penyakit-penyakit yang mesti diwaspadai peningkatannya di Indonesia antara lain adalah penyakit yang ditularkan oleh vektor seperti malaria, demam berdarah dengue dan chikungunya. Contohnya kejadian luar biasa (KLB) penyakit seperti wabah malaria yang muncul pasca El Nino 1997 di Irian Jaya, La Nina 1998 di Gunung Menoreh (Yogyakarta), El Nino 1998 di Sumatera Utara dan El Nino Tahun 1999 di Kalimantan Selatan. Sedangkan Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 21
KLB penyakit demam berdarah dengue terjadi di seluruh Indonesia pasca-La Nina tahun 1998 dan wabah pes terjadi di Pasuruan Jawa Timur pasca-El Nino 1997.
Gambar 8. El Nino juga ternyata berdampak terhadap kenaikan presentasi pasien chikunguya Perubahan iklim seperti peningkatan suhu permukaan bumi antara 1,5 derajat Celcius hingga enam derajat Celcius dan naiknya permukaan air laut setinggi 14-80 sentimeter dipastikan berdampak terhadap penyebaran penyakit yang menular melalui vektor, udara dan air. Dampak pemanasan global terhadap KLB penyakit sudah demikian nyata, namun bukti yang menunjukkan proses tersebut di Indonesia belum dirumuskan secara lebih sistimatis. Pemerintah perlu mengembangkan riset dan teknologi guna memantau sistem iklim, membuat regulasi pendukung dan membangun kapasitas surveilans yang memadukan kesehatan dan perubahan iklim. Sektor kesehatan mesti menyiapkan langkah guna mengantisipasi dampak perubahan iklim dan pemanasan global karena kedua faktor tersebut memengaruhi pola penyebaran dan penularan penyakit. Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 22
Gambar 9. Perlu adanya peran dari pemerintah untuk melakukan tindakan preventif untuk mencegah wabah penyakit akibat pengaruh El Nino. (sumber : http://www.phuketgazette.net/newsimages/phuket-Despite-spraying-of-insecticides- in-outbreak-areas-the-chikungunya-outbreak-worsened-in-Phuket-in-June-1-CAQRDaY.jpg) Untuk mengendalikan penyakit dampak perubahan iklim tersebut, perlu diterapkan paradigma kesehatan lingkungan. Antisipasi yang mesti dilakukan terkait perbaikan sistem kesehatan adalah penguatan penerapan sistem kesehatan di tingkat daerah.
Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 23
BAB III KESIMPULAN ENSO sangat berpengaruh dalam segala aspek yang berhubungan dengan manusia. Baik dari kondisi alam sekitar , maupun kejadian-kejadian fisis seperti upwelling . Secara garis besar , beberapa pengaruh ENSO di Indonesia adalah : Dampak El-nino terhadap curah hujan Dampak El-Nino Terhadap Pola Tanaman Dampak El-Nino Terhadap Area Panen Dampak El-nino terhadap Perikanan Dampak El-nino terhadap Bencana Alam Dampak El-nino terhadap Wabah Penyakit Karena pengaruh El-Nino sudah bisa diprediksi dari hasil perkiraan, studi dan juga pengamatan pada kejadian yang terjadi di masa lalu, maka perlu adanya tindakan preventif dari masyarakat dan juga pemerintah. Hal ini harus dilakukan agar walaupun pada saat El Nino terjadi , Indonesia tidak perlu mengalami kerugian yang tidak perlu.
Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto 12908026 Page 24
DAFTAR PUSTAKA Ardia, A. Wida, 2005, Dampak Keragaman El-Nino Southern Oscillation (ENSO) Terhadap Pengeluaran Rumah Tangga Petani Di Provinsi Sulawesi Tengah. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertania Bogor http://en.wikipedia.org/wiki/El_Ni%C3%B1o-Southern_Oscillation http://id.wikipedia.org/wiki/El_Ni%C3%B1o%E2%80%93Southern_Oscillation http://virtualbright.wordpress.com/2011/02/07/el-nino-dan-kerawanan-pangan/ http://miftahulmunir.wordpress.com/2010/04/11/pengaruh-el-nino-terhadap-curah- hujan-dunia/ http://mbojo.wordpress.com/2007/04/08/el-nino-dan-la-nina/ http://bily2.wordpress.com/category/oseanografi/ http://drise-online.com/index.php/ispirasi/172-kekeringan-dan-banjir http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cyber med|0|0|63|4136