0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
139 tayangan7 halaman
I. Tujuan Percobaan
o Memahami prinsip isolasi protein berdasarkan titik isoelektriknya.
o Mampu mengisolasi kasein dari susu.
II. Dasar Teori
Kasein merupakan sebuah fosfoprotein. Kasein tidak dapat larut pada titik isoelektriknya, pH 4.6, namun karena pH susu mendekati 7.0, tidak diragukan kasein akan berada sebagai sebuah garam, yakni kalsium kaseinat. Pada bahwa asidifikasi (pengasaman), kasein akan mengendap:
Ca – kasein + 2HCl Kasein + CaCl2
III. Pembahasan
Persentase kadar kasein dalam susu yang kami peroleh dari percobaan 3,07% . Sesuai dengan rentang kadar kasein yang kami peroleh dari literatur, yakni 2,1%-6,4%. Namun, kadar kasein yang kami peroleh dapat merupakan jumlah yang bukan kadar yang sebenarnya. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal, di antaranya:
a. Adanya kasein yang tertinggal di dalam susu, kertas saring, dan kain saring.
b. Serbuk kasein kering yang telah kami timbang masih mengandung air.
Pada penambahan
I. Tujuan Percobaan
o Memahami prinsip isolasi protein berdasarkan titik isoelektriknya.
o Mampu mengisolasi kasein dari susu.
II. Dasar Teori
Kasein merupakan sebuah fosfoprotein. Kasein tidak dapat larut pada titik isoelektriknya, pH 4.6, namun karena pH susu mendekati 7.0, tidak diragukan kasein akan berada sebagai sebuah garam, yakni kalsium kaseinat. Pada bahwa asidifikasi (pengasaman), kasein akan mengendap:
Ca – kasein + 2HCl Kasein + CaCl2
III. Pembahasan
Persentase kadar kasein dalam susu yang kami peroleh dari percobaan 3,07% . Sesuai dengan rentang kadar kasein yang kami peroleh dari literatur, yakni 2,1%-6,4%. Namun, kadar kasein yang kami peroleh dapat merupakan jumlah yang bukan kadar yang sebenarnya. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal, di antaranya:
a. Adanya kasein yang tertinggal di dalam susu, kertas saring, dan kain saring.
b. Serbuk kasein kering yang telah kami timbang masih mengandung air.
Pada penambahan
I. Tujuan Percobaan
o Memahami prinsip isolasi protein berdasarkan titik isoelektriknya.
o Mampu mengisolasi kasein dari susu.
II. Dasar Teori
Kasein merupakan sebuah fosfoprotein. Kasein tidak dapat larut pada titik isoelektriknya, pH 4.6, namun karena pH susu mendekati 7.0, tidak diragukan kasein akan berada sebagai sebuah garam, yakni kalsium kaseinat. Pada bahwa asidifikasi (pengasaman), kasein akan mengendap:
Ca – kasein + 2HCl Kasein + CaCl2
III. Pembahasan
Persentase kadar kasein dalam susu yang kami peroleh dari percobaan 3,07% . Sesuai dengan rentang kadar kasein yang kami peroleh dari literatur, yakni 2,1%-6,4%. Namun, kadar kasein yang kami peroleh dapat merupakan jumlah yang bukan kadar yang sebenarnya. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal, di antaranya:
a. Adanya kasein yang tertinggal di dalam susu, kertas saring, dan kain saring.
b. Serbuk kasein kering yang telah kami timbang masih mengandung air.
Pada penambahan
Hari / Tanggal Percobaan : Rabu / 18 Agustus 2013 Kelompok : Tiga & Empat Nama Mahasiswa / NRP : 1. Sherly Untari (2443012170) 2. Mayela (2443012171) 3. Maria K.W. Woda (2443012180) 4. Yulita S. Ngarung (2443012190) 5. Monika Putri Lestari (2443012193) 6. Elisabeth Wulan (2443012218) 7. Priska Rosalia (2443012221) 8. Ni Putu Eka Setiawati (2443012228) 9. Maria Elvina Leki (2443012250) 10. Chateryn Putri S. (2443012263) I. Tujuan Percobaan o Memahami prinsip isolasi protein berdasarkan titik isoelektriknya. o Mampu mengisolasi kasein dari susu.
II. Dasar Teori Kasein merupakan sebuah fosfoprotein. Kasein tidak dapat larut pada titik isoelektriknya, pH 4.6, namun karena pH susu mendekati 7.0, tidak diragukan kasein akan berada sebagai sebuah garam, yakni kalsium kaseinat. Pada bahwa asidifikasi (pengasaman), kasein akan mengendap: Ca kasein + 2HCl Kasein + CaCl 2
Pada pengasaman susu, reaksi yang sama akan terjadi. Rennin juga akan mengendapkan kasein. Bagaimanapun juga, hal ini tidak sepenuhnya benar, karena pencernaan parsial juga ikut ambil bagian dalam reaksi tersebut, dimana beberapa fragmen dan protein akan memisah. Hal ini berbeda dengan pengendapan dengan menggunakan asam yang hasil endapannya mengandung kalsium. Faktanya, pada ketiadaan kalsium, pengendapan tidak akan terjadi seperti ini: Ca kaseinat Ca parakaseinat + Peptida Namun, Kasein Parakasein + Peptida Parakasein akan tetap berada dalam larutan hingga ion Ca 2+ ditambahkan: Parakasein + Ca + Ca parakaseinat Hai ini dapat ditunjukan dengan menambahkan sejumlah asam oksalat ke dalam susu, dan akan melalui penyaringan, susu tanpa kalsium. Rennin, jika dimasukkan ke dalam susu tanpa kasium itu, tidak akan menggumpalkan kasein dalam susu tersebut, dibandingkan dengan rennin yang akan menggumpalkan susu biasa dalam beberapa menit. Penambahan berikutnya, garam kalsium yang dapat larut, dalam jumlah berlebih, akan membawa gumpalan turun ke dalam wadah. Bila rennin ditambahkan ke dalam susu yang dididihkan, tidak akan ada gumpalan, sebab pemanasan telah menyebabkan kalsium menjadi terendapan sebagai Ca 3 (PO 4 ) 2 . Susu yang digumpalkan atau junket sering digunakan dalam makanan Amerika. Pada kondisi yang sesuai, enzim proteolitik lain akan menyebabkan susu menggumpal dengan cara ini, namun rennin, enzim yang berada dalam perut keempat pada sapi muda, sangat efektif dan sangat efektif dan sangat jelas efeknya terbatas pada pencernaan ini (Kleiner and Orten, 1966).
III. Alat dan Bahan Alat : Bahan : - Gelas kimia - Kertas saring - Gelas arloji - Muslin (kain saring) - Neraca analitis - Eter - Penyaring Buchner - Etanol 95% - pH meter - Buffer Na-Asetat (0.2 mol/L, pH 4.6) - Termometer - Susu segar dan susu low fat
IV. Cara Kerja
Ambil susu sebanyak 100 ml masukkan kedalam gelas ukur, kemudian panaskan di water bath sampai suhu 40 o c
Ambil asam glasial asetat sebanyak 5 ml, kemudian teteskan beberapa tetes kedalam susu yang sudah dipanaskan aduk ad larut.
Cek di pH meter sampai pH akhir campuran mencapai 4,6
Dinginkan suspensi tersebut di suhu ruangan, kemudian diamkan selama 5 menit
Saring suspensi tersebut dengan corong yang sudah di alasi kertas saring dan dilanjutkan dengan muslin.
Endapan yang di hasilkan dicuci beberapa kali dengan sejumlah kecil air
Suspesikan endapan tersebut dalam 30 ml etanol aduk ad larut, lalu saring dengan penyaring buchner
Mencuci kembali endapan dengan campuran etanol eter (1:1) sebanyak 50 ml saring dengan penyaring buchner
V. Data Hasil Pengamatan
VI. Pengolahan Data Persentase hasil = bobot kasein x 100 % Volume susu = 3,07 x 100% 100 = 3,07 % Nilai Teoritis: Rentang kadar kasein dalam susu: 2,1% - 6,4%.
Cuci kembali endapan tersebut dengan eter sebanyak 50 ml dan hisap kering dengan penyaring buchner
Endapan kasein yang sudah kering diletakan di gelas arloji, kemudian keringkan lagi dengan oven selama 10 menit.
Serbuk kasein ditimbang
Serbuk kasein kering 3,07 gram. VII. Pembahasan Persentase kadar kasein dalam susu yang kami peroleh dari percobaan 3,07% . Sesuai dengan rentang kadar kasein yang kami peroleh dari literatur, yakni 2,1%-6,4%. Namun, kadar kasein yang kami peroleh dapat merupakan jumlah yang bukan kadar yang sebenarnya. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal, di antaranya: a. Adanya kasein yang tertinggal di dalam susu, kertas saring, dan kain saring. b. Serbuk kasein kering yang telah kami timbang masih mengandung air. Pada penambahan asam glasial kelompok kami menambah 23 tetes untuk mencapai PH 4,6. Hal ini disebabkan suhu susu sudah mendingin atau tidak sesuai dengan yang semestinya yaitu 40 o C, sehingga penambahan asam glasial cukup banyak.
Jawaban pertanyaan bahan diskusi/ pembahasan 1. Yang dimaksud dengan titik isoelektrik adalah titik dimana jumlah muatan listrik positif sama dengan muatan negatif 2. Yang dimaksud dengan sifat amfoterik protein adalah sifat yang dapat bereaksi dengan asam maupun basa, sifat amfoter ini tampak pada asam amino yang hanya mengikat satu gugus -COOH dan satu gugus NH 2 . 3. Kandungan senyawa-senyawa kimia dalam susu adalah lemak susu, kasein (protein susu), dan laktosa (karbohidrat susu). 4. Metode isolasi protein yang lain adalah : Cara Dialisis Pemisahan berdasarkan ukuran molekul melalui selaput semipermiabel, dimana molekul-molekul dengan berat molekul lebih besar dari 15.000 akan tertahan dalam kantong dialysis. Sedangkan molekul yang berukuran lebih kecil dan juga ion-ion akan melewati pori-pori selaput semipermiable tersebut keluar dari kantong dialysis. Cara Kromatografi Filtrasi Sel Pemisahan berdasarkan ukuran molekul. Prinsipnya, larutan dialirkan dari atas kolom yang berisi butir-butir gel yang terdiri dari karbohidrat berpolimer tinggi. Butir-butir tersebut dikenal sebagai sepandex. Molekul-molekul berukuran kecil dapat masuk ke dalam butir-butir sephadex. Sedangkan yang berukuran besar tidak. Karena itu terjadi pemisahan. Molekul-molekul kecil berada dalam larutan butir-butir sephadex diantara butir-butir sepandex. Karena molekul-molekul besar akan turun lebih cepat, maka molekul-molekul besar terelusi atau keluar terlebih dahulu. Cara Kromatografi Pertukaran Ion Pemisahan berdasarkan muatannya. Bila sebuah protein mempunyai muatan positif pada pH 7, ia akan terikat pada kolom penukar ion yang berisi gugus yang bermuatan negatif. Sedangkan protein yang bermuatan negative tidak. Protein bermuatan positif yang terikat dalam kolom dapat dielusi dengan penambahan garam NaCl atau garam lain pada larutan buffer yang digunakan untuk elusi. Ion Na + akan berkompetensi dengan protein untuk berikatan dengan gugus pada kolom dan secara bertahap ion Na + akan menggantikan kedudukan protein. 5. Sifat protein yang dimanfaatkan untuk mengisolasi kasein dari susu adalah protein memiliki pH isoelektrik tertentu dimana pH isoelektrik merupakan suati nilai pH dimana jumlah muatan listrik positif sama dengan muatan negatifnya. Pada pH tersebut, protein tidak bermuatan positif maupun negatif, sehingga dapat membentuk agregat (gumpalan-gumpalan yang keruh) dan mengendap, karena sebagian protein menunjukkan kelarutan yang minimal pada pH isolektriknya. 6. Fungsi setiap reagen adalah: Asam asetat glacial berfungsi untuk penambahan ion H +
sehingga akan menetralkan protein dan menuju tercapainya pH isoelektrik. Etanol berfungsi untuk menghilangkan lemak yang tidak diinginkan dalam preparasai. Etanol:Eter berfungsi untuk memurnikan kasein dari komponen susu yang lain. 7. Hambatan yang dialami dalam menjalankan praktikum isolasi kasein dari susu adalah: Dalam menjaga kestabilan suhu agar tetap 40 0 C .
Dalam mengukur pH dimana harus 4,6. Cara mengatasi hambatan tersebut: Untuk suhu pada saat pemanasan harus diamati agar suhunya tidak berlebih dari 40 0 C. Untuk pH, disarankan pada saat penambahan asam asetat tidak secara berlebihan.
VIII. Kesimpulan Pada percobaan praktikum ini, kasein menunjukan kelarutan terkecilnya pada pH 4,6 yang merupakan titik isoelektriknya. Titik isoelektrik yang dimiliki kasein ini dapat dipergunakan sebagai prinsip untuk mengisolasi kasein, yakni dengan menurunkan pH larutan yang mengandung kasein menjadi 4,6 sehingga melalui penyaringan, endapan kasein akan didapat.
IX. Daftar Pustaka o BukuPetunjukPraktikumBiokimia. 2012. FakultasFarmasiUniversitasKatolikWidya Mandala Surabaya o G hosal S, Srivastava AK. Fundamentals of Bioanalytical Techniques and Instrumentation. New Delhi: PHI Learning Private; 2009 o Kleiner and Orten: Biochemistry 7 th edition. Saint Louis. 1966. The C. V. Mosby Company. o Murray, Robert K. Granner, Daryl K. Rodwell, Victor W. Biokimia. Harper.27 th ed. Jakarta.PenerbitBukuKedokteran EGC: 2006. o L . G. Wade, Jr. Organic Chemistry, 6th ed. New Jersey : Pearson, 2006