Anda di halaman 1dari 27

ARUS

Dinamika oseanografi berkaitan dengan gaya-gaya yang bekerja di lautan dan dengan
pergerakan massa air yang terjadi. Pergerakan massa air di laut merupakan resultan dari gaya-
gaya yang bekerja pada massa air. Gaya-gaya yang bekerja terhadap massa air tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu gaya yang menyebabkan massa air bergerak serta
gaya yang terjadi ketika massa air bergerak (Pond dan Pickard, 1983). Gaya yang
menyebabkan massa air bergerak adalah gaya gravitassi, gaya gesekan angin, gaya tektonik,
dan tekanan atmosfer, sedangkan gaya yang terjadi ketika massa air bergerak adalah gaya
coriolis, gaya gesekan dasar, serta gesekan lapisan air (Groen, 1965; Gross, 1972; Pond dan
Pickard, 1983).

Arus adalah gerakan horizontal atau verikal dari suatu massa air sehingga massa air menuju
kestabilan. Gerakan arus laut merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja padanya
serta pengaruh dari beberapa faktor, ada dua gaya yang bekerja berpengaruh terhadap air laut
sehingga dapat terjadi arus, yaitu gaya eksternal dan gaya internal. Gaya eksternal terdiri dari
angin, perbedaan tekanan udara, daya gravitasi, gaya tektonik, gaya tarik matahari dan bulan
yang dipengaruhi pelh tahanan daasar laut dan gaya coriolis, sedangkan gaya internal dari
perbedaan densitas air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross, 1979).

Purba (1995) menyatakan bahwa pemodelan numerik menggunakan persamaan
hidrodinamika dengan penyelesaian metode beda hingga eksplisit mampu menjelaskan
dengan cukup baik pola arus di teluk pelabuhan ratu. (lampiran)

Purba (1995) melaporkan dari hasil pemodelan pada penelitianya bahwa pola arus hasil
simulasi menunjukan bahwa faktor pasang surut dan faktor angin bersama-sama
mempengaruhi kondisi hidrodinamika di perairan teluk Pelabuhan Ratu. Penelitian tersebut
juga menjelaskan adanya perbedaan pola elevasi saat air pasang dan surut. Saat air pasang,
penumpukan massa air hanya terjadi di titik Ujung Karang Taraje, sedangkan bagian dalam
teluk memperlihatkan nilai elevasi yang lebih rendah dubandingkan elevasi di titik ujung
Karang Taraje. Saat air surut pola elevasi memperlihatkan nilai garis kontur pada bagian
dalam teluk lebih tinggi dibandingkan dengan nilai garis kontur oada bagian mulut teluk. Hal
ini menunjukan massa air pada bagian dalam teluk mengalir keluar menuju mulut teluk.

Pasang Surut Teluk Pelabuhan Ratu

Hasil pengamatan pasang surut pada penelitian terdahulu di Teluk Pelabuhan Ratu
memberikan kesimpulan bahwa tipe pasang surut perairan teluk Pelabuhan Ratu adalah
pasang surut campuran cenderung semi diurnal (Pariwono et al., 1988; Palit 1992).

Pariwono (1985) dalam studinya tentang pasut di perairan Asia Tenggara menyatakan bahwa
di Samudera Hindia komponen pasut M2 dan K1 merambat dari bagian barat menuju timur,
ketika memasuki perairan teluk Pelabuhan Ratu komponen pasut tersebut diduga akan
merambat melalui alur yang dalam karena di kawasan tersebut tahanan dasarnya kecil.
Hatayama et al. (1996) dalam penelitiannya juga mendapatkan hasil yang sama bahwa di
Samudera Hindia, komponen pasut M2 dan K1 merambat dari bagian barat menuju timur.

Garis-garis kontur untuk amplitude (co-range) dan fasa (co-tidal) komponen pasut M2
meningkat secara gradual dari mulut teluk kearah pantai (kepala teluk). Pada daerah kepala
teluk terjadi isohaline amplitude yang rapat yang disebabkan oleh besarnya gradient
kedalaman di daerah pantai, yang mempengaruhi perambatan pasut.

Arus Pasut teluk Pelabuhan Ratu

Dinamika pasut akan menimbulkan perbedaan tekanan hidrostatik pada beberapa tempat
sehingga dapat terjadi arus yang dikenal sebagai arus pasang surut. Arus pasut biasanya
dominan terjadi di perairan sempit seperti selat dan pada perairan dangkal (Gross, 1979).
Arus pasut yang dominan terjadi di perairan teluk memiliki karakteristik pasang (flood) dan
surut (ebb). Arus pasang (flood current) terjadi ketika permukaan air laut naik dalam satu
arah dan arus surut (ebb current) terjadi pada arah yang berlawanan pada saat permukaan air
menutun (Pond dan Pickard, 1983).

Sannang (2003) dalam studinya tentang komponen M2 dan K1 pasut di teluk Pelabuhan Ratu
menyatakan bahwa secara umum rambatan pasut untuk komponen M2 dan K1 di teluk
Pelabuhan Ratu mempunyai pola yang sama, yaitu dimulai dari batas terbuka bagian utara
dan kepala teluk menuju selatan teluk. Hal ini berarti pada bagian utara teluk dan kepala teluk
terjadi pasang maupun surut secara bersamaan. Saat pasang tertitinggi, massa air masuk
melalui bagian selatan mulut teluk kemudian menyebar kea rah utara dan bertemu dengan
massa air yang mengarah keluar teluk lalu massa air tersebut mengikuti pola arus pasut yang
keluar teluk di bagian utara mulut teluk, sebagian lagi menuju daerah balekambang. Pada
kondisi ini elevasi muka laut mencapai ketinggian maksimum, gradient tekanan menurun
sehingga kecepatan arus relative kecil dan seragam dibandingkan dengan kondisi sebelumnya
(saat air pasang). Saat surut terendah tampak pola arus pasut bergerak keluar teluk.

Sannang (2003) juga menyatakan bahwa kecepatan arus pasut komponen K1 sangat kecil
dibandingkan dengan arus pasut komponen M2. Hal ini disebabkan oleh komponen pasut
semidiurnal yang mendominasi karakteristik pasang surut di teluk Pelabuhan Ratu,
khususnya komponen M2 yang mempunyai nilai amplitud terbesar dibandingkan dengan
komponen semidiurnal lainnya.
ARUS 2
Pengertian Arus Laut, Faktor penyebab terjadinya Arus Laut, Jenis-jenis Arus Laut,
Persebaran arus laut di seluruh dunia, dan pengamatan Arus Laut, nah sobat,
beberapa point tersebut akan menjadi bahasan kita dalam artikel kali ini. Arus Laut
merupakan tema dalam label geografi kita kali ini. Langsung saja ya.



A.PENGERTIAN ARUS LAUT
Arus laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga
menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh
lautan di dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang
dikarenakan tipuan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang
panjang.

B.FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ARUS LAUT
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu :
Faktor internal, seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan
gesekan lapisan air.
Faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh
tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya
tektonik, dan angin.


Arus Laut

C.JENIS-JENIS ARUS LAUT

a.Berdasarkan Proses Terjadinya:
Arus ekman: Arus yang dipengaruhi oleh angin.
Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitas.
Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
Arus Geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya
corolis.
Arus Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan
terjadi pada lapisan permukaan.


b.Berdasarkan Kedalamannya:
Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak
dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom peraran, arah pergerakannya tidak
dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan membawa massa air dari daerah kutub ke
daerah ekuator.


D.PERSEBARAN ARUS DI SELURUH DUNIA

a.Di Samudra Pasifik

1.Di Sebelah Utara Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke arah barat
sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta di dorong oleh angin pasat
timur laut.
Arus Kuroshio, merupakan lanjutan arus khatulistiwa utara, karena setelah sampai di
dekat Filipina, arahnya menuju ke utara. Arus ini merupakan arus panas yang
mengalir dari kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur kepulauan Jepang dan
terus ke pesisir Amerika Utara (terutama Kanada). Arus ini di dorong oleh Angin
Barat.
Arus Kalifornia, mengalir di sepanjang pesisir barat Amerika Utara ke arah selatan
menuju ke khatulistiwa. Arus ini merupakan lanjutan arus kuroshio, termasuk arus
menyimpang (pengaruh daratan) dan arus dingin.
Arus Oyashio, merupakan arus dingin yang di dorong oleh angin timur dan mengalir
dari selat Bering menuju ke selatan dan berakhir di sebelah timur kepulauan Jepang,
karena di tempat ini arus tersebut bertemu dengan arus Kuroshio (terhambat oleh
kuroshio). Di tempat pertemuan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio
terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab plankton-plankton yang terbawa oleh
arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuan dengan arus pana Kuroshio yang
menjadi hangat dan tumbuh subur.

2.Di Sebelah Selatan Khaulistiwa
Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat
sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong oleh angin
pasat tenggara.
Arus Humboldt atau Arus Peru, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin bbarat
yang mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah utara. Arus ini
di dorong oleh angin pusat tenggara dan termasuk arus dingin.
Arus Australia timur, merupakan lanjutan arus Khatulistiwa Selatan yang mengalir di
sepanjang pesisir Australia Timur dari arah utara ke selatan (sebelah timur Great
Barrier Reef).
Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus Australia Timur yang
mengalir menuju ke timur ( pada lintang 30 derajat-40 derajat LS) dan sejajar
dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh Angin Barat.


b.Di Samudra Atlantik

1.Di Sebelah Utara Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat
sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat
timur laut.
Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang segera diperkuat oleh
dorongan angin besar dan merupakan arus panas. Arus ini disebut arus teluk sebab
sebagian darinya keluar dari teluk meksiko.
Arus Tanah Hijau Timur atau Arus Greenland Timur, merupakan arus dingin yang
mengalir dari laue Kutub Utara ke Selatan menyusur pantai timur tanah hijau. Arus
ini didorong oleh angin Timur ( yang berasal dari daerah kutub).
Arus Labrador, berasal dari laut kutub utara yang mengalir ke selatan menyusuri
pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan merupakan arus dingin
yang pada umumnya membawa gunung es yang ikut dihanyutkan.
Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin. Arus ini
merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh
daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.

2.Di Sebelah Setan Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat,
sejajar dengan garis khatulistiwa. Sebagian dari arus ini masuk ke utara (yang
bersama-sama dengan arus khatulistiwa utara ke Laut Karibia) sedangkan yang
sebagian lagi membelok ke selatan. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin
pasat tenggara.
Arus Braziliia, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke
arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan (khususnya Brazilia). Arus ini
termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas.
Arus Benguela, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke
arah utara menyusuri pantai barat Afrika Selatan. Arus ini merupakan arus dingin,
yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa selatan.
Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian Arus Brazilia yang mengalir ke
arah timur (pada lintang 30 derajat-40 derajat LS) sejajar dengan garis ekuator, arus
ini didorong oleh angin barat dan merupakan arus dingin.

c.Di Samudra Hindia

1.Di Sebelah Utara Khatulistiwa
Arus laut samudra ini keadaanya berbeda dengan samudra lain, sebab arah gerakan
arus tak tetap dalam setahun, melainkan berganti arah dalam tahun, sesuai
dengan gerakan angin musim yang menimbulkannya. Arus-arus tersebut adalah
sebagai berikut:

Arus Musim Barat Daya, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke timur menyusuri laut
arab dan Teluk Benguela. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim barat daya. Arus
ini berjalan kurang kuat sebab mendapat hambatan dari gerakan angin pasat timur laut.
Arus Musim Timur Laut, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat menyusuri teluk
Benguela dan Laut Arab. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim timur laut. Arus
yang terjadi bergerak agak kuat sebab di dorong oleh dua angin yang saling memperkuat, yaitu
angi pasat timuur laut dan angin musim timur laut.
2.Di Sebelah Selatan Khatulistiwa

Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan
garis khatulistiwa yang nnantinya pecah menjadi dua ( Arus Maskarena dan Aurs Agulhas
setelah sampai di timur madagaskar). Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat
tenggara.
Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan arus menyimpang dan merupakan arus panas.
Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena
mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga
mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai pulau Madagaskar Barat.
Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke sebelah
utara menyusur pantai barat benua Australia. Arus ini termasuk arus menyimpang dan
merupakan arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.

E.PENGAMATAN ARUS LAUT
Dilakukan untuk mengetahui arah dan kecepatan air laut pada kedalaman tertentu.
Metode pengamatannya menggunakan Current Meter, yaitu dengan
menempatkannya di beberapa stasiun pengamat di bawah permukaan laut.


Current Meter


Keuntungan Current Meter:

Dapat mengukur pada setiap kedalaman.
Pencatatanya secara otomatis.
Data Ukurannya relatif teliti.
Sistem Pengamatan
Pengukuran kecepatan arus air disebut dengan Water Current Meter yang secara
prinsip dibagi dalam tiga sistem, yaitu:


Pengukuran Kecepatan Arus


Sistem Pencacah Putaran, yaitu current meter yang mengkonversi kecepatan sudut dari
propeller atau baling-baling kedalam kecepatan linear. Biasanya jenis ini mempunyai kisaran
pengukuran antara 0,03 10 m/s.
Sistem Elektromagnetik, pada sistem ini air dianggap sebagai konduktor yang mengalir melalui
medan magnetik. Perubahan pada tegangan diterjemahkan kedalam kecepatan.
Sistem Akustik, pada sistem ini digunakan prinsip Dopler pada transduser, juga biasanya
berperan sekaligus sebagai receiver, yang memancarkan pulsa-pulsa pendek pada frekuensi
tertentu. Pulsa-pulsa dari yang diterima kembali oleh receiver dimana hal tersebut dapat diukur
sebagai kecepatan arus air.
Arus air laut

Semua dunia arus pada peta laut yang berkesinambungan
"Arus" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Arus, lihat Arus (disambiguasi).
Arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga menuju
keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia
[1]
. Arus
juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau
perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang
[2]
. Pergerakan arus dipengaruhi oleh
beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan densitas air,
gaya Coriolis dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng , downwelling.
Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu
[3]
:
1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau pulau yang ada di sekitarnya : Beberapa
sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh
arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas batas ini menghasilkan sistem
aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu
bentuk bulatan.
2. Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis memengaruhi aliran massa air, di mana
gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga
yangmenyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus yang kompleks
susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.
3. Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking : Perbedaan densitas menyebabkan
timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara
ke arah daerah tropik.
Adapun jenis jenis arus dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Berdasarkan penyebab terjadinya
Arus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.
Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
Arus geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya
coriolis.
Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi
pada lapisan permukaan.
2. Berdasarkan Kedalaman
Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak dengan
arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak dipengaruhi
oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.
1. ^ [Hutabarat dan Evans, 1986]
2. ^ {Nontji,1987]
3. ^ [Sahala Hutabarat,1986]

DEFINISI ARUS LAUT :
Arus laut adalah gerakan molekul air laut yang pada umumnya dengan arah horizontal dan
vertical, atau bisa juga Arus laut adiartikan sebagai pergerakan air laut yang mempunyai
peredaran tetap dan teratur.

FAKTOR PENYEBAB :
Arus dipengaruhi oleh paling tidak oleh tiga faktor, yaitu :
Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau pulau yang ada di sekitarnya : Beberapa sistem
lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial
counter di sisi yang keempat. Batas batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir
tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan.
Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis memengaruhi aliran massa air, di mana gaya
ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga
yangmenyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus yang kompleks susunannya
yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.
Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking : Perbedaan densitas menyebabkan
timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke
arah daerah tropik.

sumber gbr: http://www.operationaloceanography-brokdkp.com

BERBAGAI JENIS ARUS LAUT :

1. Arus Permukaan Laut di Samudera (Surface Circulation) disebabkan Angin Muson
Faktor utama adalah tiupan angin yang bertiup melintasi permukaan Bumi melintasi zona-
zona lintang yang berbeda. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut
tertekan sesuai dengan arah angin. Pola umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh
faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi,
konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai variabel itu
menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit. Arus di samudera bergerak secara
konstan melintasi samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak
jarum jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah gerak jarum
jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Karena gerakannya yang terus menerus
itu, massa air laut mempengaruhi massa udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim
di seluruh dunia.

2. Arus di Kedalaman Samudera (Deep-water Circulation) disebabkan Proses Konveksi
Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman samudera adalah
densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air laut yang berdampingan
menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa air laut-dalam (deep-
water masses) yang bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut
dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan. Perbedaan densitas massa air laut
terutama disebabkan oleh perbedaan temperatur dan salinitas air laut. Oleh karena itu,
gerakan massa air laut dalam tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline
circulation).

3. Arus Pasang Surut (Tidal Current)
Arus pasang surut terjadi terutama karena gerakan pasang surut air laut. Arus ini terlihat jelas
di perairan estuari atau muara sungai. Bila air laut bergerak menuju pasang, maka terlihat
gerakan arus laut yang masuk ke dalam estuari atau alur sungai; sebaliknya ketika air laut
bergerak menuju surut, maka terlihat gerakan arus laut mengalir ke luar.

4. Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan Arus Rip (rip current)
Kedua macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai, dan terjadi karena gelombang
mendekat dan memukul ke pantai dengan arah yang muring atau tegak lurus garis pantai.
Arus sepanjang pantai bergerak menyusuri pantai, sedang arus rip bergerak menjauhi pantai
dengan arah tegak lurus atau miring terhadap garis pantai.

5. Arus Panas dan Arus Dingin
Keduanya merupakan arus yang disebabkan perbedaan suhu air laut dengan suhu air laut
disekitarnya. Arus panas terjadi jika suhu air laut lebih panas daripada air laut sekitarnya,
sedang arus dingin terjadi bila suhu air laut lebih dingin dari suhu air laut sekitarnya.

6. Break Current
Arus air yang mengalir kuat ke arah laut dari sekitar pantai, biasanya melalui garis selancar,
dan dapat terjadi pada setiap pantai yang bergelombang pecah. Saat angin dan gelombang
laut mendorong air menuju pantai, air sering didorong menyamping oleh gelombang yang
mendekat. Air ini mengalir ke sepanjang garis pantai sampai menemukan jalan keluar
kembali ke laut atau ke perairan danau yang terbuka. Arus pecah yang dihasilkan biasanya
sempit dan terletak di sebuah parit antara gosong pasir, di bawah dermaga atau sepanjang
dermaga jetti.
MACAM-MACAM ARUS LAUT MENURUT LETAKNYA, YAITU :
arus bawah
arus atas
MACAM-MACAM ARUS LAUT MENURUT TEMPERATURNYA:
arus panas
arus dingin

MACAM-MACAM ARUS LAUT MENURUT TERJADINYA:
arus laut karena pengaruh tiupan angin.
arus laut karena perbedaan kadar garam/berat jenis
arus laut karena perbedaan tinggi rendah permukaan air laut yang disebabkan oleh pasang
surut.
arus laut karena pengaruh daratan/benua.

MACAM-MACAM ARUS LAUT DI BERBAGAI BELAHAN BUMI:
Arus di samudra pasifik:
Samudra pasifik neruipakan samudra yang terluas didunia. Samudra ini dibedakam menjadi
dua kelompok. Yaitu :
a) di sebelah utara khatulistiwa
arus khatulistiwa utara, arus panas yang bergerak menuju barat dan sejajar dengan garis
khatulistiwa yang digerakkan oleh angin pasat timur laut.
arus kuroshiwo, arus panas yang mengalir dari Filipina menuju perairan Jepang, selanjutnya
ke Amerika Utara.
arus kalifornia, arus dingin kelanjutan dari Kuroshiwo, bergerak di pesisir barat Amerika
Utara ke arah khatulistiwa.
arus oyashiwo, arus dingin dari selat Bering menuju ke selatan Kepulauan Jepang dan
bertemu Arus Kuroshiwo. Pertemuan dua arus ini membuat perairan di sekitarnya kaya akan
ikan, karena di temat tersebut keberadaan plankton sangat melimpah.

b) di sebelah selatan khatulistiwa
arus khatulistiwa selatan, arus panas yang bergerak ke barat sejajar dengan garis
khatulistiwa akibat angin pasat tenggara.
arus humboldt atau arus peru, arus laut dingin yang mengalir di pesisir barat Amerika
Selatan ke arah utara.
arus australia timur, arus laut yang bergerak di sepanjang pesisir Australia Timur ke selatan.
arus angin barat, merupakan arus laut di Australia timur yang mengalir menuju ke timur.
Arus di samudra Hindia
a) di sebelah utara khatulistiwa
arus laut muson barat daya, arus panas yang bergerak menyusuri Laut Arab dan Teluk
Benguela, akibat angin musim barat daya.
arus laut muson timur laut, arus laut panas bergerak ke barat melalui Teluk Benguela dan
Laut Arab.

b) di sebelah selatan khatulistiwa
arus maskarena dan arus agulhas, arus panas yang mengalir ke selatan melewati pantai
Pulau Madagaskar Timur sedangkan Arus Agulhas di sebelah barat.
arus angin barat, arus laut dingin yang menyusuri pantai barat Benua Australia ke arah
utara.

Arus di samudra Atlantik:
a) di sebelah utara khatulistiwa
arus Greenland timur, arus laut dingin yang bergerak dari kutub utara menuju pulau
Greenland.
arus labrador, arus dingin yang bergerak dari kutub utara ke selatan melewati pantai timur
Labrador.
arus canari, arus dingin yang bergerak melalui pesisir Spanyol dan mengalir ke selatan
(pantai barat Afrika).

b) di sebelah selatan khatulistiwa
arus khatulistiwa selatan, arus laut panas yang bergerak ke barat, sejajar dengan garis
khatulistiwa. Arus ini didorong oleh angin pasat tenggara.
arus brazilia, arus panas yang mengalir menyusuri pantai Amerika Selatan (Brazilia) dan
terus mengalir ke selatan.
arus benguela, arus dingin yang bergerak ke arah utara menyusuri pantai barat Afrika
Selatan dan yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.
arus angin barat, merupakan kelanjutan dari Arus Brazilia yang ke arah timur dan berupa
arus dingin.

SUMBER BACA:
- http://kindiver.blogspot.com
- http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_air_laut
- http://www.operationaloceanography-brokdkp.com
"Arus" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Arus, lihat Arus (disambiguasi).
Arus air laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horisontal sehingga menuju
keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia.
Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tiupan angin atau
perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Pergerakan arus dipengaruhi oleh
beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan densitas air, gaya
Coriolis dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng , downwelling.
Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yait
u
:

1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau pulau yang ada di sekitarnya :
Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan
pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas batas ini menghasilkan
sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam
suatu bentuk bulatan.
1. Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis memengaruhi aliran massa air,
di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis
juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan perubahan arah arus yang kompleks
susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.
1. Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking : Perbedaan densitas
menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan
dan kutub utara ke arah daerah tropik.
Adapun jenis jenis arus dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Berdasarkan penyebab terjadinya Arus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh
angin. Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi. Arus
pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut. Arus geostropik : Arus yang dipengaruhi
oleh gradien tekanan mendatar dan gaya coriolis. Wind driven current : Arus yang
dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi pada lapisan permukaan.
1. Berdasarkan Kedalaman Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter
dari permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran
angin. Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak
dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke
daerah ekuator.
3. Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah. Arus atas
adalah arus yang bergerak di permukaan laut. Sedangkan arus bawah adalah arus yang
bergerak di bawah permukaan laut.
4. Menurut suhunya kita mengenal adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas adalah
arus yang bila suhunya lebih panas dari daerah yang dilalui. Sedang kan arus dingin adalah
arus yang suhunya lebih dingin dari daerah yang dilaluinya.
Pond dan Pickard 1983 mengklasifikasikan gerakan massa air berdasarkan penyebabnya,
terbagi atas :
a. Gerakan dorongan angin
Angin adalah factor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai
kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin
memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh
sama sekali.
b. Gerakan termohalin
Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas antara 2 massa
air yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar di bawah permukaan air sebagai
arus dalam dan sirkulasinya disebut arus termohalin.
c.Arus Pasang Surut
Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda angkasa. Arus
pasut ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.
d. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya gesekan
antar lapisan.
e. Tsunami
Sering disebut sebagai gelombang seismic yang dihasilkan dari pergeseran dasar laut saat
terjadi gempa.
f. Gelombang lain :
Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang
dikenal denganupwelling dan downwelling di daerah-daerah tertentu.
Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar
100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan
kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan
yang berada di atas. Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan
atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan
suhu air permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien
seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung
banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan
demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan.
Faktor Penyebab Terjadinya Arus
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan
gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang
dipengaruhi oleh tahanan dasarlaut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya
gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).
Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah
gaya gradien tekanan, gaya coriolis, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal.
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas permukaan,
sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang
memberikan pergerakan air dari yang kecil ke arah perambatan gelombang sehingga
terbentuklah arus di laut. Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang
bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar aruspermukaan. Dalam proses gesekan
antara angin dengan permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air
laminar dan pergerakan air turbulen (Supangat,2003).

Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada
permukaan lautsehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik,
hal ini disebabkan karena perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan
menjadi dua gaya yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan
fluida hasil dari transfer momentum diantara bagian-bagian yang berbeda dari fluida. Dalam
pergerakan fluida dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi hasil transfer antara batas
yang berdekatan yang disebut viskositas molekular. Di permukaan laut, gerakan air tidak
pernah laminer, tetapi turbulen sehingga kelompok-kelompok air, bukan molekul individu,
ditukar antara satu bagian fluida ke yang lain. Gesekan internal yang dihasilkan lebih besar
dari pada yang disebabkan oleh pertukaran molekul individu dan disebut viskositas eddy.

Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah angin
dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya.
Gaya Coriolis ini yang membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi
selatan kearah kiri. Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang
disebabkan gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari
arah arus yang relaif cepat di lapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar
pada aliran arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin
bertambah besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan
maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokkan arahnya. Hubungan ini
dikenal sebagai Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 45
0
dari arah angin dan sudut
penyimpangan. bertambah dengan bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).

Gambar 1.Pola arus spiral Ekman


Gaya gradien tekanan horizontal sangat dipengaruhi oleh tekanan, massa air, kedalaman dan
juga densitas dari massa air tersebut, yang mana jika densitas laut homogen, maka gaya
gradien tekanan horizontal adalah sama untuk kedalaman berapapun. Jika tidak ada gaya
horizontal yang bekerja, maka akan terjadi percepatan yang seragam dari tekanan tinggi ke
tekanan yang lebih rendah.

Gambar 2. Gaya Gradien Tekanan Horizontal


Gelombang-gelombang yang panjang pada lautan menghasilkan
peristiwa pasang surut air laut. Pasangsurut ini menimbulkan pergerakan massa air yang
mana prosesnya dipengaruhi oleh gaya tarik bulan, matahari dan benda angkasa lainya selain
itu juga dipengaruhi oleh gaya sentrifugal dari bumi itu sendiri.
Upwelling
Upwelling merupakan fenomena oseanografi yang melibatkan wind-driven motion yang kuat,
dingin dan biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut.
Upwelling adalah fenoma atau kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa
air laut. Gerakan vertikal ini adalah bagian integrasi dari sirkulasi laut tetapi ribuan sampai
jutaan kali lebih kecil dari arus horizontal. Gerakan vertikal ini terjadi akibat adanya
stratifikasi densitas air laut karena dengan penambahan kedalaman mengakibatkan suhu
menurun dan densitas meningkat yang menimbulkan energi untuk menggerakkan massa air
secara vertikal. Laut juga terstratifikasi oleh faktor lain, seperti kandungan nutrien yang
semakin meningkat seiring pertambahan kedalaman. Dengan demikian adanya gerakan massa
air vertikal akan menimbulkan efek yang signifikan terhadap kandungan nutrien pada lapisan
kedalaman tertentu.
Setidaknya ada lima tipe upwelling yaitu coastal upwelling, large-scale wind-driven
upwelling in the ocean interior, upwelling associated with eddies, topographically-
associated upwelling, and broad-diffusive upwelling in the ocean interior.
Coastal Upwelling

Coastal upwelling adalah tipe yang paling banyak memiliki hubungan dengan aktivitas
manusia dan memberikan banyak pengaruh terhadapa produktivitas perikanan di dunia,
seperti ikan pelagis kecil (sardines, anchovies, dll.). Laut dalam kaya akan nutrien termasuk
nitrate and phosphate, yang merupakan hasil dari dekomposisi materi organik (dead/detrital
plankton) dari permukaan laut.
Ketika sampai ke permukaan, nutrien tersebut digunakan oleh fitoplankton,
beserta CO
2
terlarut dan dan energi cahaya matahari untuk menghasilkan bahan
organik melalui proses fotosintesis. Daerah Upwelling memiliki produktivitas yang tinggi
dibanding dengan wilayah lainnya. Hal ini berkaitan dengan rantai makanan,
karena fitoplankton berada pada level dasar pada rantai makanan di laut. Daearah dari
upwelling antara lain pantai Peru, Chile, Laut arab, western South Africa, eastern New
Zealand, southeastern Brazildan pantai California.
Adapun rantai makanan di laut adalah sebagai berikut :
Phytoplankton ->Zooplankton ->Predatory zooplankton ->Filter feeders ->Predatory
fish
Karena ini menjadi sebuah rantai makanan, ini berarti bahwa setiap spesies adalah spesies
kunci dalam zona upwelling. Bagian kunci dari oseanografi fisika yang menimbulkan coastal
upwelling adalah efek Coriolis yang didorong oleh wind-driven yang derung diarahkan ke
sebelah kanan di belahan bumi utara dan ke arah kiri di belahan bumi selatan.

Equatorial Upwelling
Fenomena yang sama terjadi di ekuator. Apapun lokasinya ini merupakan hasil dari
divergensi, massa air yang nutrien terangkat dari lapisan bawah dan hasilnya ditandai oleh
fakta bahwa pada daerah ekuator di pasifik memiliki konsentrasi fitoplankton yang tinggi.
Southern Ocean Upwelling
Upwelling dalam skala besar juga terjadi di Southern Ocean. Di sana, dipengaruhi angin yang
kuat dari barat dan timur yang bertiup mengelilingi Antarctika, yang mengakibatkan
perubahan yang signifikan terhadap aliran massa air yang menuju ke utara. Sebenarnya tipe
ini masih termasuk ke dalam coastal upwelling. Ketika tidak ada daratan antara Amerika
Selatan dengan Semenanjung Antartika, sejummah massa air terangkat dari lapisan dalam.
Dalam banyak pengamatan dan sintesis model numerik, upwelling samudra bagian Selatan
merupakan sarana utama untuk mengaduk material lapisan dalam ke permukaan.Beberapa
model sirkulasi laut menunjukkan bahwa dalam skala luas upwelling terjadi di daerah tropis,
karena didorong tekanan air mengalir berkumpul ke arah lintang rendah dimana terdifusi
dengan lapisan hangat dari permukaan.

Tropical cyclone upwelling
Upwelling juga bisa disebabkan oleh tropical cyclone yang melanda suatu wilayah laut,
biasanya apabila bertiup dengan kecepatannya kurang dari 5 mph (8 km/h).

Artificial Upwelling
Upwelling tipe jenis ini dihasilkan oleh perangkat yang menggunakan energi
gelombang laut atau konversi energi panas laut untuk memompa air ke permukaan. Perangkat
seperti telah dilakukan untuk memproduksi plankto.
Non-oceanic upwelling
Upwellings juga terjadi di lingkungan lainnya, seperti danau, magma dalam mantel bumi.
Biasanya akibat dari konveksi.
Spiral Ekman
Ekman spiral merujuk ke struktur arus atau angin di dekat garis batas horisontal yang arah
alirannya berputar dan bergerak menjauh. Istilah Ekman Spiral ini berasal dari seorang
ilmuwan kelautan Swedia yang bernama Vagn Walfrid Ekman. Defleksi dari arus permukaan
pertama kali ditemukan oleh ilmuwanoseanografi Norwegia yang bernama Fridtjof Nansen
ketika berlangsungnya ekspedisi Fram (1893-1896).Efek dari Ekman Spiral ini adalah
akibat efek Coriolis yang menyebabkan benda dipaksa bergerak ke kanan pada belahan bumi
utara dan ke arah kiri pada belahan bumi selatan. Dengan demikian ketika angin berhembus
pada permukaan laut di belahan bumi utara, arus permukaan bergerak kearah kanan dari arah
angiin.
Diagram yang di sebelah kanan menunjukkan gaya yang terkait dengan Ekman spiral.
Gaya yang bekerja di atas permukaan yang diberi warna merah (sebagai akibat adanya
hembusan angin di permukaan air), gaya Coriolis (di sudut kanan dari gaya yang bekerja di
atas permukaan air) berwarna kuning, dan resultan perpindahan (arus) berwarna merah
jambu, yang kemudian menjadi memberikan pengaruh pada lapisan di bawahnya, dan secara
gradual membentuk spiral secara bertahap searah jarum jam dengan gerakan ke arah bawah.
Manfaat Arus
-Perikanan
Gerakan air laut berpengaruh pada gerakan plankton (fitoplankton). Tempat-tempat yang
banyak planktonnya biasanya di situ banyak berkumpul ikan. Oleh karena itu bagi para
nelayan, informasi tentang gerakan air laut dapat dimanfaatkan untuk mendetek si tempat-
tempat berkumpulnya berbagai jenis ikan.
-Pariwisata
Olahraga selancar, dayung, diving, lomba perahu layar dan lain-lain yang
banyak memperhitungkan faktor gerakan air laut sangat diminati oleh para
wisatawan. Olahraga selancar angin misal nya, memerlukan tempat yang gelombangnya
besar.
-Pertanian Laut
Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan bagi para petani yang bergerak di
bidang pertanian laut. Sebagai contoh para petani yang melakukan usaha di
bidang pertanian laut (seperti budidaya rumput laut, budidaya kerang, mutiara dan
lainlain), kalau tidak memperhitungkan gerakan air laut, maka hasil pertaniannya
akan hanyut terbawa oleh air laut sehingga mengalami gagal panen.
- Pelayaran
Informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan dalam bidang pelayaran
terutama kapal/perahu yang menggunakan layar. Kapal besar sekalipun pada prinsipnya
dalam perjalanan pelayarannya tidak mau berbenturan dengan ombak maupun
arus sehingga informasi tentang gerakan air laut sangat diperlukan.
- Energi (pembangkit tenaga listrik)
Belanda dan Perancis merupakan contoh negara yang telah memanfaatkan gerakan air laut
sebagai sumber energi (yaitu sebagai pembangkit tenaga listrik). Sedangkan di Indonesia hal
ini masih dalam tahap uji coba. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja
sama dengan pemerintah Belanda kini sedang melakukan uji coba membangun proyek
pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan gerakan air laut di selat Bali.

2. Gelombang Laut
Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita
amati.
Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut: Jika ada
dua massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain,
maka pada bidang geraknya akan terbentuk gelombang. Gelombang terjadi karena beberapa
sebab, antara lain:
Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena
itu arah gelombang sesuai dengan arah angin.
Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadi hempasan dan
pecah. Air yang pecah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh karena itu
arahnya akan berlawanan dengan arah datangnya gelombang.
Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa
terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/ pergeseran kulit bumi
di dasar laut. Gelombang yang ditimbulkan biasanya besar dan sering disebut dengan
gelombang tsunami. Contohnya ketika gunung Krakatau meletus pada tahun 1883,
menyebabkan terjadinya gelombang tsunami yang banyak menimbulkan banyak kerugian.
Dapat dikatakan arus merupakan derasnya aliran air laut, baik aliran naik turun (vertikal)
maupun aliran mendatar (horizontal). Sedangkan gelombang merupakan gerakan naik
turunnya air laut. Tititk tertinggi pada gerakan naik disebut puncak gelombang sedangkan
titik terrendah pada gerakan menurun disebut lembah gelombang.

c. Pasang Surut (Ocean Tide)
Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena
pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini didasarkan pada hukum
Newton yang berbunyi: Dua benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan
yang berbanding terbalik dengan pangkat dua jaraknya. Berdasarkan hukum tersebut berarti
makin besar/jauh jaraknya makin kecil daya tariknya. Karena jarak dari bumi ke matahari
lebih jauh dari pada ke jarak bulan, maka pasang surut permukaan air laut lebih banyak
dipengaruhi oleh bulan.
Ada dua macam pasang surut.
1) Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi
(besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan kalender bulan) dan pada tanggal 14
(saat bulan purnama). Pada kedua tanggal tersebut posisi Bumi Bulan Matahari berada
satu garis (konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi
satu menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami
pasang naik besar. Sedangkan permukaan bumi yang tidak menghadap ke bulan mengalami
pasang surut besar.
2) Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan psang surut terendah (kecil).
Pasang kecil terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada kedua tanggal tersebut posisi
M a t a h a r i B u l a n B u m i membentuk sudut 90. Gaya tarik Bulan dan Matahari
terhadap Bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang (saling
melemahkan) dan terjadilah pasang terendah (rendah).Terjadinya peristiwa pasang surut
permukaan air laut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, antara lain: untuk
kepentingan penelitian, usaha pertambakan, kepentingan militer misalnya untuk mengatur
pendaratan pasukan katak, sumber energi listrik, usaha pertanian lahan pasang surut.

Pasang Surut
1. Definisi Pasang Surut
Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya
muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari
dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang
surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara
berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-
benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya
dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

Pasang surut yang terjadi di bumi ada tiga jenis yaitu: pasang surut atmosfer (atmospheric
tide), pasang surut laut (oceanic tide) dan pasang surut bumi padat (tide of the solid earth).
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil
dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan
pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital
bulan dan matahari.

2. Teori Pasang Surut
2.1 Teori Kesetimbangan (Equilibrium Theory)

Teori kesetimbangan pertama kali diperkenalkan oleh Sir Isaac Newton (1642-1727). Teori
ini menerangkan sifat-sifat pasut secara kualitatif. Teori terjadi pada bumi ideal yang seluruh
permukaannya ditutupi oleh air dan pengaruh kelembaman (Inertia) diabaikan. Teori ini
menyatakan bahwa naik-turunnya permukaan laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang
surut (King, 1966). Untuk memahami gaya pembangkit passng surut dilakukan dengan
memisahkan pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2 yaitu, sistem bumi-bulan dan
sistem bumi matahari.
Pada teori kesetimbangan bumi diasumsikan tertutup air dengan kedalaman dan densitas yang
sama dan naik turun muka laut sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut atau GPP
(Tide Generating Force) yaitu Resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal, teori ini
berkaitan dengan hubungan antara laut, massa air yang naik, bulan, dan matahari. Gaya
pembangkit pasut ini akan menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua
lokasi (Gross, 1987).

2.2 Teori Pasut Dinamik (Dynamical Theory)
Pond dan Pickard (1978) menyatakan bahwa dalam teori ini lautan yang homogen masih
diasumsikan menutupi seluruh bumi pada kedalaman yang konstan, tetapi gaya-gaya tarik
periodik dapat membangkitkan gelombang dengan periode sesuai dengan konstitue-
konstituennya. Gelombang pasut yang terbentuk dipengaruhi oleh GPP, kedalaman dan luas
perairan, pengaruh rotasi bumi, dan pengaruh gesekan dasar. Teori ini pertama kali
dikembangkan oleh Laplace (1796-1825). Teori ini melengkapi teori kesetimbangan sehingga
sifat-sifat pasut dapat diketahui secara kuantitatif. Menurut teori dinamis, gaya pembangkit
pasut menghasilkan gelombang pasut (tide wive) yang periodenya sebanding dengan gaya
pembangkit pasut. Karena terbentuknya gelombang, maka terdapat faktor lain yang perlu
diperhitungkan selain GPP. Menurut Defant (1958), faktor-faktor tersebut adalah :
Kedalaman perairan dan luas perairan
Pengaruh rotasi bumi (gaya Coriolis)
Gesekan dasar
Rotasi bumi menyebabkan semua benda yang bergerak di permukaan bumi akan berubah
arah (Coriolis Effect). Di belahan bumi utara benda membelok ke kanan, sedangkan di
belahan bumi selatan benda membelok ke kiri. Pengaruh ini tidak terjadi di equator, tetapi
semakin meningkat sejalan dengan garis lintang dan mencapai maksimum pada kedua
kutub. Besarnya juga bervariasi tergantung pada kecepatan pergerakan benda tersebut.
Menurut Mac Millan (1966) berkaitan dengan dengan fenomeana pasut, gaya Coriolis
mempengaruhi aruspasut. Faktor gesekan dasar dapat mengurangi tunggang pasut dan
menyebabkan keterlambatan fase (Phase lag) serta mengakibatkan persamaan gelombang
pasut menjadi non linier semakin dangkal perairan maka semaikin besar pengaruh
gesekannya.

3. Faktor Penyebab Terjadinya Pasang Surut
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan
adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap
matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan,
pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa
faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasar laut,
lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut
yang berlainan (Wyrtki, 1961).

Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil
dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari
dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak
matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan
menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan
pasang surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan matahari (Priyana,1994).

Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang
besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan
memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal ini disebabkan
karena walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi.
Gaya-gaya ini mengakibatkan air laut, yang menyusun 71% permukaan bumi,
menggelembung pada sumbu yang menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena
rotasi bumi yang berada di bawah muka air yang menggelembung ini, yang mengakibatkan
kenaikan dan penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik
gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama namun dengan derajat yang lebih kecil.
Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama periode sedikit di
atas 24 jam (Priyana,1994)
4. Tipe Pasang Surut
Perairan laut memberikan respon yang berbeda terhadap gaya pembangkit pasang
surut,sehingga terjadi tipe pasut yang berlainan di sepanjang pesisir. Menurut Dronkers
(1964), ada tiga tipe pasut yang dapat diketahui, yaitu :
1. Pasang surut diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali
surut. Biasanya terjadi di laut sekitar katulistiwa.
2. pasang surut semi diurnal. Yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut yang hampir sama tingginya.
3. pasang surut campuran. Yaitu gabungan dari tipe 1 dan tipe 2, bila bulan melintasi
khatulistiwa (deklinasi kecil), pasutnya bertipe semi diurnal, dan jika deklinasi bulan
mendekati maksimum, terbentuk pasut diurnal.

Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia dibagi menjadi 4 yaitu :

1.Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)
Merupakan pasut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, ini
terdapat di Selat Karimata
2.Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama
dalam satu hari, ini terdapat di Selat Malaka hingga Laut Andaman.
3.Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
Merupakan pasut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan
waktu, ini terdapat di Pantai Selatan Kalimantan dan Pantai Utara Jawa Barat.
4.Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
Merupakan pasut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu yang
berbeda, ini terdapat di Pantai Selatan Jawa dan Indonesia Bagian Timur

5. Arus Pasut
Gerakan air vertikal yang berhubungan dengan naik dan turunnya pasang surut, diiringi oleh
gerakan air horizontal yang disebut dengan arus pasang surut. Permukaan air laut senantiasa
berubah-ubah setiap saat karena gerakan pasut, keadaan ini juga terjadi pada tempat-tempat
sempit seperti teluk dan selat, sehingga menimbulkan arus pasut(Tidal
current). Gerakan arus pasut dari laut lepas yang merambat ke perairan pantai akan
mengalami perubahan, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah berkurangnya
kedalaman (Mihardja et,. al 1994).
Menurut King (1962), arus yang terjadi di laut teluk dan laguna adalah akibat massa air
mengalir dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah yang disebabkan
oleh pasut. Arus pasang surut adalah arus yang cukup dominan pada perairan teluk yang
memiliki karakteristik pasang (Flood) dan surut atau ebb. Pada waktu gelombang pasut
merambat memasuki perairan dangkal, seperti muara sungai atau teluk, maka badan air
kawasan ini akan bereaksi terhadap aksi dari perairan lepas.
Pada daerah-daerah di mana arus pasang surut cukup kuat, tarikan gesekan pada
dasar lautmenghasilkan potongan arus vertikal, dan resultan turbulensi menyebabkan
bercampurnya lapisan air bawah secara vertikal. Pada daerah lain, di mana arus pasang surut
lebih lemah, pencampuran sedikit terjadi, dengan demikian stratifikasi (lapisan-lapisan air
dengan kepadatan berbeda) dapat terjadi. Perbatasan antar daerah-daerah kontras dari
perairan yang bercampur dan terstratifikasi seringkali secara jelas didefinisikan, sehingga
terdapat perbedaan lateral yang ditandai dalam kepadatan air pada setiap sisi batas.
6. Alat-alat Pengukuran Pasang Surut
Beberapa alat prngukuran pasang surut diantaranya adalah sebagai berikut :
1.Tide Staff.
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter. Biasanya
digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan
alat pengukur pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian
muka laut atau tinggi gelombang airlaut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu,
alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.
Syarat pemasangan papan pasut adalah :
1.Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih tergenang oleh air
2.Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah aliran sungai
(aliran debit air).
3.Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang menyebabkan air
bergerak secara tidak teratur
4.Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk diamati dan
dipasang tegak lurus
5.Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya dermaga sehingga papan mudah
dikaitkan
6.Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data pasang surut
mudah untuk diikatkan terhadap titik referensi
7.Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannya papan harus stabil
8.Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arus dan sampah

2.Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan
otomatis. Alat ini memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang
kemudian direkam ke dalam komputer. Tide gauge terdiri dari dua jenis yaitu :
Floating tide gauge(self registering)
Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui
melalui pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (recording unit). Pengamatan
pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah dengan cara
rambu pasut.
Pressure tide gauge (self registering)
Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating tide gauge, namun perubahan
naik-turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut yang dihubungkan
dengan alat pencatat (recording unit). Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu
berada di bawah permukaan air laut tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk
pengamatan pasang surut.
3.Satelit.
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-
3. Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka
panjang yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub,
dan mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global. Prinsip Dasar Satelit Altimetri
adalah satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (transmiter), penerima pulsa
radar yang sensitif (receiver), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar
yang dibawa oleh satelit memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar)
kepermukaan laut. Pulsa-pulsa tersebut dipantulkan balik oleh permukaan lautdan diterima
kembali oleh satelit.
Prinsip penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik altimetri yaitu pada
dasarnya satelitaltimetri bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke permukaan laut.
Karena tinggi satelit di atas permukaan ellipsoid referensi diketahui maka tinggi
muka laut (Sea Surface Height atau SSH) saat pengukuran dapat ditentukan sebagai selisih
antara tinggi satelit dengan jarak vertikal. Variasi muka lautperiode pendek harus
dihilangkan sehingga fenomena kenaikan muka laut dapat terlihat melalui analisis deret
waktu (time series analysis). Analisis deret waktu dilakukan karena kita akan melihat variasi
temporal periode panjang dan fenomena sekularnya (http://gdl.geoph.itb.ac.id)
7. Pasang Surut di Perairan Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh dua lautan yaitu Samudera
Indonesia dan Samudera Pasifik serta posisinya yang berada di garis katulistiwa sehingga
kondisi pasang surut, angin, gelombang, dan arus laut cukup besar. Hasil pengukuran tinggi
pasang surut di wilayah laut Indonesia menunjukkan beberapa wilayah lepas laut pesisir
daerah Indonesia memiliki pasang surut cukup tinggi. Gambar 15 memperlihatkan peta
pasang surut wilayah lautan Indonesia. Dari gambar tersebut tampak beberapa wilayah
lepas laut pesisir Indonesia yang memiliki pasang surut cukup tinggi antara lain
wilayahlaut di timur Riau, laut dan muara sungai antara Sumatera Selatan dan
Bangka, laut dan selat di sekitar pulau Madura, pesisir Kalimantan Timur, dan muara sungai
di selatan pulau Papua (muara sungai Digul) (Sumotarto, 2003).
Keadaan pasang surut di perairan Nusantara ditentukan oleh penjalaran pasang surut dari
Samudra Pasifik dan Hindia serta morfologi pantai dan batimeri perairan yang kompleks
dimana terdapat banyak selat, palung dan laut yang dangkal dan laut dalam. Keadaan
perairan tersebut membentuk pola pasang surut yang beragam. Di Selat Malaka pasang surut
setengah harian (semidiurnal) mendominasi tipe pasut di daerah tersebut. Berdasarkan
pengamatan pasang surut di Kabil, Pulau Batam diperoleh bilangan Formzhal sebesar 0,69
sehingga pasang surut di Pulau Batam dan Selat Malaka pada umumnya adalah pasut bertipe
campuran dengan tipe ganda yang menonjol. Pasang surut harian (diurnal) terdapat di Selat
Karimata dan Laut Jawa. Berdasarkan pengamatan pasut di Tanjung Priok diperoleh bilangan
Formzhal sebesar 3,80. Jadi tipe pasut di Teluk Jakarta dan laut Jawa pada umumnya adalah
pasut bertipe tunggal. Tunggang pasang surut di perairan Indonesia bervariasi antara 1
sampai dengan 6 meter. Di LautJawa umumnya tunggang pasang surut antara 1 1,5 m
kecuali di Selat madura yang mencapai 3 meter. Tunggang pasang surut 6 meter di jumpai di
Papua (Diposaptono, 2007).

Sumber : http://geografi-ump.blogspot.com/2011/11/gerakan-air-laut.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_air_laut

Anda mungkin juga menyukai