Anda di halaman 1dari 10

RANCANGAN PERCOBAAN

1. Rancangan acak lengkap


Rancangan acak lengkap merupakan jenis rancangan percobaan yang paling
sederhana. Adapun yang melatarbelakangi digunakannya rancangan acak lengkap adalah
sebagai berikut:
1. Satuan percobaan yang digunakan homogen atau tidak ada faktor lain yang
mempengaruhi respon di luar faktor yang dicoba atau diteliti.
2. Faktor luar yang dapat mempengaruhi percobaan dapat dikontrol. Misalnya percobaan
yang dilakukan di laboratorium.
Oleh karena hal-hal tersebut di atas, rancangan acak lengkap ini biasanya banyak
ditemukan di laboratorium atau rumah kaca.

Keuntungan dari rancangan acak lengkap yaitu:
Denah percobaan yang lebih mudah
Analisis statistik terhadap subjek percobaan cukup sederhana
Fleksibel dalam penggunaan jumlah perlakuan dan ulangan
Kehilangan informasi (data-hilang) relatif lebih kecil dibandingan dengan
perancangan yang lain.
Kekurangan dari rancangan acak lengkap yaitu:
Persyaratan kondisi sampel yang harus homogen, tidak mungkin dilakukan pada
kondisi lingkungan yang tidak seragam, dan jumlah ulangan yang rendah akan
memberikan hasil yang tidak konsisten.

Model Matematis : Yij = + Pi + ij
i = 1, 2, 3,,p dan j = 1, 2, 3,,u
Disini :
Yij : Pengamatan perlakuan ke-i dan ulagan ke-j
: Rataan Umum
Pi : Pengaruh perlakukan ke-i
ij : Galat perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
Contoh Rancangan Acak Lengkap :
Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh lama desinfeksi H
2
O
2
terhadap log jumlah
bakteri E coli pada limbah RPH dengan dosis 30% . Untuk tujuan tersebut dilakukan
penelitian dengan lama desinfeksi 0, 2, 4 dan 8 jam dengan ulangan masing-masing sebanyak
5 kali.

Tabel Data Jumlah E. coli (Log E. coli)
Ulangan
(j)
Lama Desinfeksi (i) dalam jam Total
(y
,j
) 0 2 4 6
1 6.88 5.78 5.62 4.73 23.01
2 6.87 5.71 5.51 4.80 22.89
3 6.75 6.07 5.58 4.86 23.26
4 6.82 6.02 5.60 4.85 23.29
5 6.78 5.95 5.52 4.88 23.13
Total (y
i.
) 34.10 29.53 27.83 24.12 115.58
Rata-rata 6.82 5.91 5.57 4.82 5.78
SD 0.0561 0.1550 0.0488 0.0602 0.0911

Perhitungan :

pu
__
2
(y..)
2
yij Total Kuadrat Jumlah
4

1
5
1 i j

JK Total = 6.88
2
+ 6.87
2
+ 6.75
2
++ 4.88
2
- (115.58)
2
/(4x5)
= 678.3556 667.9368 = 10.4188
pu
__
2
(y..)

2
yi. 1/u Perlakuan Kuadrat Jumlah
4
1 i


JK Perlakuan =1/5(34.10
2
+ 29.53
2
+ 27.83
2
+ 24.12
2
) (115.58)
2
/(4x5)
= 578.2228 667.9368 = 10.2660
JK Galat = JK Total JK Perlakuan
= 10.4188 10.2660 = 0.1327
Daftar Sidik Ragam
Sumber D B Jumlah Kuadrat F. Hi- F Tabel P
Keragaman Kuadrat Tengah tung 0.05 0.01
Lama D 3 10.2860 3.42867 413.22** 3.24 5.29 <0.01
Galat 16 0.1327 0.00830
Total 19 10.4188

Keterangan : ** Lama Desinfeksi Berpengaruh Sangat Nytata (P<0,01).
Hipotesis :
H
0
:
1
=
2
=
3
=
4

H
1
:
i

i
i


Kesimpulan :
FH = 413.22> F Tabel 0,01= 5.29, maka H
0
ditolak pada taraf 1%. Jadi Lama
desinfeksi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap log jumlah E coli air limbah RPH.

2. Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Rancangan Acak Kelompok adalah suatu rancangan acak yang dilakukan
dengan mengelompokkan satuan percobaan ke dalam grup-grup yang homogen yang
dinamakan kelompok dan kemudian menentukan perlakuan secara acak di dalam
masing-masing kelompok. Rancangan Acak Kelompok Lengkap merupakan rancangan
acak kelompok dengan semua perlakuan dicobakan pada setiap kelompok yang ada.
Tujuan pengelompokan satuan-satuan percobaan tersebut adalah untuk membuat
keragaman satuan-satuan percobaan di dalam masing-masing kelompok sekecil mungkin
sedangkan perbedaan antar kelompok sebesar mungkin. Tingkat ketepatan biasanya
menurun dengan bertambahnya satuan percobaan (ukuran satuan percobaan) per
kelompok, sehingga sebisa mungkin buatlah ukuran kelompok sekecil mungkin.
Pengelompokan yang tepat akan memberikan hasil dengan tingkat ketepatan yang lebih
tinggi dibandingkan rancangan acak lengkap yang sebanding besarnya.
Percobaan faktorial bukan merupakan suatu rancangan, melainkan suatu pola
melakukan percobaan untuk mencoba secara serentak dari beberapa faktor dalam suatu
percobaan. Adapun rancangan yang dipergunakan dalam percobaan faktorial tergantung
pada keadaan lingkungan percobaan dan tujuan percobaan Percobaan faktorial
mempelajari pengaruh dari dua faktor atau lebih. Masing-masing faktor terdiri dari dua
taraf atau lebih, dimana semua taraf setiap faktor dikombinasikan menjadi kombinasi
perlakuan. Kombinasi perlakuan ini merupakan satu kesatuan perlakuan yang dicoba
dengan suatu rancangan tertentu.
Keuntungan rancangan acak kelompok adalah:
Lebih efisien dan akurat dibanding dengan RAL
Pengelompokan yang efektif akan menurunkan jumlah kuadrat galat, sehingga akan
meningkatkan tingkat ketepatan atau bisa mengurangi jumlah ulangan.
Lebih Fleksibel.
Penarikan kesimpulan lebih luas, karena kita bisa juga melihat perbedaan diantara
kelompok

Kerugiannya adalah:
Memerlukan asumsi tambahan untuk beberapa uji hipotesis
Interaksi antara Kelompok Perlakuan sangat sulit
Peningkatan ketepatan pengelompokan akan menurun dengan semakin meningkatnya
jumlah satuan percobaan dalam kelompok
Derajat bebas kelompok akan menurunkan derajat bebas galat, sehingga
sensitifitasnya akan menurun terutama apabila jumlah perlakuannya sedikit atau
keragaman dalam satuan percobaan kecil (homogen).
Memerlukan pemahaman tambahan tentang keragaman satuan percobaan untuk
suksesnya pengelompokan.
Jika ada data yang hilang memerlukan perhitungan yang lebih rumit.

Model Matematis : Yij = + Ki + Pj + ij
i = 1, 2, 3,,k dan j = 1, 2, 3,,p
Disini :
Yij : Pengamatan Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j : Rataan Umum
Ki : Pengaruh Kelompok ke-i Pj : Pengaruh Perlakuan ke-j dan
ij : Galat Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j

Contoh soal rancangan acak kelompok yaitu :
Seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh Jenis antibiotika (A, B, C, dan D) terhadap
diameter Zone Bakteri Coliform. Peneltitian ini dilakukan sebanyak 5 kali setiap minggu
sekali
Data yang diperoleh sebagai berikut :
Kelompok
(i)
Jenis Antibiotika (j) Total
(yi.) A B C D
1 14.50 14.33 13.00 10.00 51.83
2 15.50 15.0 11.00 11.50 53.00
3 16.50 14.00 13.00 10.00 54.00
4 17.00 14.33 12.00 9.50 52.93
5 16.20 12.00 13.00 9.20 50.40
Total 79.70 69.66 62.50 50.20 262.06
Rataan 15.84 13.93 12.50 10.04 13.103
DS(S) 0.9711 1.1396 1.0000 0.8849



2

5x4

__
y..)
2
yij Total K J
5
(
1
4
1

i j

= 14.50
2
+ 14.33
2
+ ....................+ 9.20
2
(1/20)(262.06
2
)
=3542.278 3433.772 = 108.506
x4 5
__
2
..)
y
(

2
yi. 1/4 Kelompok K J
6
1 i


= (1/4)(51.83
2
+53.00
2
+54.00
2
+52.93
2
+50.40
2
) (1/20)(262.06
2
)
= 3435.629 3433.722 = 1.857
4 x 5
__
2
(y..)

2
y.j 1/5 Perlakuan JK
4
1


j

= (1/5)(79.70.
2
+69.66
2
+62.50
2
+50.20
2
) (1/20)(262.06
2
)
= 3526.179 3433.722 = 92.407
.JK Galat = JK Total JK Kelompok - JK Perlakuan
= 108.506 1.857 92.407 = 14.242

Tabel Daftar Sidik Ragam.
S K D B J K K T F H F Tabel P
0.05 0.01
Kelompok (5-1)=4 1.857 0.4643 0.39
TN
3.26 3.49 >0.05
Perlakuan (4-1)=3 92.407 30.802 25.95** 5.41 5.95 <0.01
Galat (5-1)(4-1)=12 14.242 1.1867
Total (201)=19 108.506

Keterangan :
TN : Tidak berpengaruh nyata (P>0,05)
** : Berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
Jadi Jenis Antibiotika berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap Zona bakteri Coliform.
Selanjutnya dilakukan uji BNT
Sx = k KTGalat / 2 5 / 18678 . 1 2x = 0.689
BNT 5% = 2.179 x 0.689 = 1.5012
BNT 1% = 2.921 x 0.689 = 42.1046
Tabel hasil Uji BNT :
Jenis
Antibiotika
Rataan
1
- i
2
- i
3
- i Signifikansi
0.05 0.01
A 15.94 0 a a
B 13.93 2.01* 0 b ab
C 12.50 3.44** 1.43
TN
0 b b
D 10.04 5.90** 3.89** 2.46** c c

Keterangan :
TN : Tidak berbeda nyata nyata (P>0,05)
* : Berbeda nyata (P<0,05)
** : Berbeda sangat nyata (P<0,01)
Nilai dengan huruf yang sama ke-arah kolom menunjukkan tidak berbeda nyata
(P>0.05), sebaliknya huruf yang berbeda ke-arah kolom menunjukkan berbeda nyata
(P<0.05) atau berbeda sangat nyata (P<0.05)




Gambar Histogram Diameter Zone Bakteri Colifoorm.

Oleh karena Jenis Antibiotika bersifat kualitatif, maka tidak bisa dilakuka analisis
regrei-korelasi antra jenis antibiotika dengan diameter zona bakteri Colifoorm.


3. Rancangan Bujur Sangkar Latin
Rancangan bujur sangkar latin merupakan suatu rancangan percobaan dengan
dua arah pengelompokan, yaitu baris dan kolom. Banyaknya perlakuan sama dengan
jumlah ulangan sehingga setiap baris dan kolom akan mengandung semua perlakuan.
Pada rancangan ini, pengacakan dibatasi dengan mengelompokannya ke dalam baris dan
juga kolom, sehingga setiap baris dan kolom hanya akan mendapatkan satu perlakuan.
Pada percobaan biologi, seringkali pengamatan dilakukan secara berulang pada satuan
percobaan yang sama. Pada kasus tersebut, mungkin saja beberapa perlakuan akan
menghasilkan pengaruh yang berbeda selama percobaan berlangsung, konsekuensinya,
mungkin akan mempengaruhi respons yang diamati pada periode yang berbeda.
Sehingga respons mungkin merupakan fungsi dariperlakuan pada periode tertentu. Salah
satu cara untuk menghilangkan galat percobaan tersebut adalah dengan cara
memasukkan waktu/periode pengamatan ke dalam perlakuan. Dengan demikian, disini
terdapat dua arah pengelompokan (double blocking), pertama berdasarkan kelompok
pada percobaan dasar, dan kedua kelompok dari waktu pengamatan, sehingga
rancangannya menjadi RBSL.

Keuntungan menggunakan RBSL yaitu :
Mengurangi keragaman galat melalui penggunaan dua buah pengelompokan
Pengaruh perlakuan dapat dilakukan untuk percobaan berskala kecil
Analisis relatif mudah
0
5
10
15
20
15.94
13.932
12.5
10.04
D
i
a
m
e
t
e
r

Z
o
n
a

B
a
k
t
e
r
i

C
o
l
i
f
o
r
m

Jenis Antibiotika
Baris atau kolom bisa juga digunakan untuk meningkatkan cakupan dalam
pengambilan kesimpulan

Kekurangan menggunakan RBSL yaitu :
Banyaknya baris, kolom dan perlakuan harus sama,sehingga semakin banyak
perlakuan, satuan percobaan yang diperlukan juga semakin banyak
Apabila banyaknya kelompok bertambah besar,galat percobaan per satuan
percobaan juga cenderung meningkat
Asumsi modelnya sangat mengikat, yaitu bahwa tidak ada interaksi antara
sembarang dua atau semua kriteria, yaitu baris, kolom dan perlakuan.
Apabila ada data hilang, meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, maka hasil
analisisnya diragukan karena perlakuan menjadi tidak seimbang.


Model Matematis : Y
ij
= + B
i
+ K
j
+ P
k
+
ijk


Di mana :
Y = nilai pengamatan atau pengukuran
= nilai rata-rata harapan
B
i
= pengaruh baris ke-i
K
j
= pengaruh kolom atau lajur ke-j
P
k
= pengaruh perlakuan ke-k

ijk
= pengruh kesalahan percobaan


Contoh Rancangan Sangkar Bujur Latin :
Misalnya dalam sebuah penelitian tentang pengaruh jarak tanam terhadap produksi
tanaman pada lahan yang memiliki kemiringan 5% ke arah barat dan 10% ke arah
selatan, dimana perlakuan yang diuji meliputi A (15x15cm); B (15x20cm); C (15x25cm)
dan D (20x20cm) diperoleh data:


Lajur 1 Lajur 2 Lajur 3 Lajur 4 Jumlah
Baris 1 5,69 (B) 5,69 (D) 5,70 (C) 5,70 (A) 22,78
Baris 2 5,67 (C) 5,60 (A) 5,52 (D) 5,52 (B) 22,31
Baris 3 5,59 (A) 5,58 (C) 5,50 (B) 5,50 (C) 22,17
Baris 4 5,50 (D) 5,52 (B) 5,50 (A) 5,50 (D) 22,02
Jumlah 22,45 23,39 22,22 22,22 89,28

Perlakuan Jumlah Rata-rata
A 22,39 5,5975
B 22,23 5,5575
C 22,45 5,6125
D 22,21 5,5525

Maka analisis sidik ragam untuk data tersebut diatas dapat dilakukan dengan langkah-
langkah:
Menghitung Faktor Koreksi (FK) dengan rumus FK = Y..2 / t 2
dimana t = jumlah baris/lajur
FK = 89,282 / 42
FK = 498,1824

Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) Total dengan rumus JK
total
= Y.
kl
2 - FK
dimana k = data tiap baris dan l = data tiap lajur
JK
total
= (5,692 + 5,672 + ... + 5,502) - 498,1824
JK
total
= 0,1044

Menghitung JK Baris dengan rumus JK
baris
= (Y.
k
.2 / t) - FK
JK
baris
= [(22,782 + 22,312 + 22,172 + 22,022) / 4] - 498,1824
JK
perlakuan
= 0,08105

Menghitung JK Lajur dengan rumus JK
lajur
= (Y..
l
2 / t) - FK
JK
lajur
= [(22,452 + 23,392 + 22,222 + 22,222) / 4] - 498,1824
JK
perlakuan
= 0,01045

Menghitung JK Perlakuan dengan rumus JK
perlakuan
= (Y
i
..2 / t) - FK
JK
perlakuan
= (22,392 + 22,232 + 22,452 + 22,212) - 498,1824
JK
perlakuan
= 0,01045


Menghitung JK Galat dengan rumus JK
galat
= JK
total
- JK
baris
- JK
lajur
- JK
perlakuan

JK
galat
= 0,1044 - 0,01045 - 0,08105 - 0,01045
JK
galat
= 0,00245

Menghitung Derajat Bebas (DB) Total dengan rumus DB
total
= t2 - 1
DB
total
= (4 x 4) - 1
DB
total
= 15
Menghitung Derajat Bebas (DB) Baris = DB Lajur = DB Perlakuan dengan
rumus DB
baris
= t - 1
DB
baris
= 4 - 1
DB
baris
= 3

Menghitung Derajat Bebas (DB) Galat dengan rumus DB
galat
= (t - 1)(t - 2)
DB
galat
= (4 - 1)(4 - 2)
DB
galat
= 6

Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Baris dengan rumus KT
baris
= JK
baris
/ DB
baris

KT
baris
= 0,08105 / 3
KT
baris
= 0,027017

Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Lajur dengan rumus KT
lajur
= JK
lajur
/ DB
lajur

KT
lajur
= 0,01045 / 3
KT
lajur
= 0,003483

Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Perlakuan dengan rumus KT
perlakuan
= JK
perlakuan
/
DB
perlakuan

KT
perlakuan
= 0,01045 / 3
KT
perlakuan
= 0,003483

Menghitung Kuadrat Tengah (KT) Galat dengan rumus KT
galat
= JK
galat
/ DB
galat

KT
galat
= 0,00245 / 6
KT
galat
= 0,000408

Menghitung F Hitung (FH) Perlakuan dengan rumus FH
perlakuan
= KT
perlakuan
/ KT
galat

FH
perlakuan
= 0,003483 / 0,000408
FH
perlakuan
= 8,530612

Menghitung Koefisien Keragaman (KK) dengan rumus KK = [(KT
galat
)
0,5
/ ...] x 100%
KK = [(0,000408)
0,5
/ 5,58] x 100%
KK = 0,36%

Selanjutnya data-data tersebut diatas dimasukkan dalam tabel analisis sidik ragam:
Tabel Analisis Sidik Ragam

Sumber
Keragaman
Jumlah
Kuadrat
Derajat
Bebas
Kuadrat
Tengah
F Hitung F Tabel
5% 1%
Baris 0,08105 3 0,027017 . . .
Lajur 0,01045 3 0,003483 . . .
Perlakuan 0,01045 3 0,003483 8,530612* 4,76 9,78
Galat 0,00245 6 0,000408 . . .
Total 0,1044 15 . . . .

Anda mungkin juga menyukai