Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Operasi caesar telah menjadi bagian kebudayaan manusia sejak zaman dahulu,
namun operasi caesar selalu dipandang sebagai usaha terakhir untuk menyelmatkan
sang bayi dan mempertahankan hidup sang ibu (Gallagher,C, 2004, hlm 3). Angka
kejadian seksio sesaria di Indonesia menurut data survey nasional tahun 2007 adalah
921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8 %
(http://www.idi.seksio.com.20%.sesaria).
Ibu yang mengalami seksio sesarea dengan adanya luka di perut sehingga harus
dirawat dengan baik untuk mencegah kemungkinan timbulnya infeksi. Ibu juga akan
membatasi pergerakan tubuhnya karena adanya luka operasi sehingga proses
penyembuhan luka dan pengeluaran cairan atau bekuan darah kotor dari rahim ibu
ikut terpengaruh (Bobak,L.J, 2004, hlm 52)
Dewasa ini semakin banyak dokter dan tenaga medis yang menganjurkan pasien
yang baru melahirkan dengan operasi agar segera menggerakkan tubuhnya. Dokter
kandungan menganjurkan pasien yang mengalami operasi caesar untuk tidak berdiam
diri di tempat tidur tetapi harus menggerakkan badan atau mobilisasi.
(Kasdu, 2003, hlm1).
Mobilisasi merupakan faktor yang utama dalam mempercepat pemulihan dan
dapat mencegah komplikasi pasca bedah seksio sesarea. Banyak keuntungan yang
Universitas Sumatera Utara
bisa diraih dari latihan di tempat tidur dan berjalan pada periode dini pasca bedah.
Mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resiko karena
tirah baring lama seperti terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot otot
di seluruh tubuh dan sirkulasi darah dan pernafasan terganggu, juga adanya gangguan
peristaltik maupun berkemih. (Carpenito, 2000, 4,http://www.bidanlia.com
diperoleh tanggal 25 September 2009).
Mobilisasi segera secara bertahap sangat berguna untuk proses penyembuhan
luka dan mencegah terjadinya infeksi serta trombosis vena. Bila terlalu dini
melakukan mobilisasi dapat mempengaruhi penyembuhan luka operasi. J adi
mobilisasi secara teratur dan bertahap yang didikuti dengan latihan adalah hal yang
paling dianjurkan (Roper, 2002, 3,http://www.postseksio.com diperoleh tanggal 25
September 2009)
Setelah dari ruang operasi, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Di ruang
ini, berbagai pemeriksaan akan dilakukan, meliputi pemeriksaan tingkat kesadaran,
sirkulasi pernafasan, tekanan darah, suhu tubuh, jumlah urin yang tertampung di
kantong urin, jumlah darah dalam tubuh, serta jumlah dan bentuk cairan lokia. Hal ini
untuk memastikan tidak di temukan gumpalan darah yang abnormal atau perdarahan
yang berlebihan. (Kasdu, 2003, hlm 2).
Dalam membantu jalannya penyembuhan ibu pasca seksio sesarea, disarankan
untuk melakukan mobilisasi dini. Tetapi, pada ibu yang mengalami seksio sesarea
rasanya sulit untuk melaksanakan mobilisasi karena ibu merasa letih dan sakit. Salah
satu penyebabnya adalah ketidaktahuan pasien mengenai mobilisasi dini. Untuk itu
Universitas Sumatera Utara
diperlukan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini pasca operasi seksio sesarea
sehingga pelaks anaan mobilisasi dini lebih maksimal dilakukan. Sebenarnya ibu
yang mengalami seksio caesaria mengerti dalam pelaksanaan mobilisasi dini, namun
ibu tidak mengerti apa manfaat dilakukan mobilisasi dini (Surininah, 2004,
1,http://www.ayahbunda-online.co.id diperoleh tanggal 1 Oktober 2009)
Tanggung jawab atas kesehatan diri sendiri, termasuk juga harus dapat
mencapai tingkat kemandirian maksimal, dalam hal ini adalah melakukan mobilisasi
yang sesuai dengan kondisi pasien. Mobilisasi dini bermanfaat untuk
mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal, maka system saraf, otot dan skeletal
harus tetap utuh dan berfungsi dengan baik (Potter., Perry, 2006, hlm 31).
Dari survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Dr. Pirngadi
Medan pada tanggal 26 Oktober 2009 peneliti mendapatkan informasi dari sepuluh
orang ibu yang bersalin dengan operasi seksio sesarea mengatakan bahwa sangat
takut untuk melakukan mobilisasi pasca seksio sesaria. Hal ini disebabkan karena ibu
merasa sangat kesakitan saat efek dari anestesi telah hilang sehingga tidak mampu
untuk melakukan mobilisasi dini dan khawatir jahitan luka bekas operasi akan
meregang atau terbuka, sehingga menyebabkan terjadinya ruam atau lecet pada
bagian punggung bagian bawah, kekakuan atau penegangan otot otot di seluruh
tubuh, pusing dan susah bernafas, juga susah buang air besar maupun berkemih serta
bengkak pada tungkai kaki.
Berdasarkan data di atas, diperlukan upaya terhadap penyembuhan pasien
pasca bedah seksio sesaria dengan mobilisasi dini, oleh sebab itu peneliti tertarik
Universitas Sumatera Utara
untuk meneliti efektifitas mobilisasi dini terhadap peneyembuhan pasien pasca seksio
sesarea.

B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh mobilisasi dini terhadap
penyembuhan pasien pasca seksio sesarea di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan pasien
pasca seksio sesarea di RSUD Dr. Pirngadi Medan
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi volume BAK setelah dilakukan mobilisasi dini pada
kelompok intervensi di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
b. Mengidentifikasi frekuensi BAB setelah dilakukan mobilisasi dini pada
kelompok intervensi di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
c. Mengidentifikasi jumlah lokia setelah dilakukan mobilisasi dini pada
kelompok intervensi di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
d. Mengidentifikasi tinggi fundus uteri setelah dilakukan mobilisasi dini pada
kelompok intervensi di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
Universitas Sumatera Utara
e. Mengidentifikasi penyembuhan luka operasi setelah dilakukan mobilisasi dini
pada kelompok intervensi di RSUD Dr. Pirngadi Medan.
f. Mengidentifikasi volume BAK pada kelompok kontrol
g. Mengidentifikasi frekuensi BAB pada kelompok kontrol
h. Mengidentifikasi jumlah lokia pada kelompok kontrol
i. Mengidentifikasi tinggi fundus uteri pada kelompok kontrol
j. Mengidentifikasi penyembuhan luka operasi pada kelompok kontrol
k. Membandingkan efektifitas mobilisasi dini terhadap penyembuhan pasien
pasca seksio sesarea antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi bidan tentang
penatalaksanaan mobilisasi dini dan manfaat mobilisasi dini terhadap
penyembuhan pasien pasca seksio sesarea.
2. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi pengetahuan
tentang mobilisasi sebagai intervensi bagi penelitian selanjutnya yang sejenis.
3. Bagi Pendidikan Kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan pada
institusi kebidanan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik
tentang manfaat mobilisasi dini pada pasien pasca seksio sesarea.
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai