Muhammad Fatah Karyadi (1206263370) Aplikasi Protein
ABSTRAK Protein merupakan zat yang sangat penting dibutuhkan oleh manusia karena protein bukan hanya sekedar bahan struktural, seperti lemak dan karbohidrat. Protein merupakan kelompok dari makromolekul organik kompleks yang diantaranya terkandung hidrogen, okisgen, nitrogen, karbon, fosfor dan sulfur serta terdiri dari satu atau beberapa rantai dari asam amino. Protein merupakan makromolekul yang terdiri dari satu atau lebih polimer.Setiap Polimer tersusun atas monomer yang di sebut asam amino.Masing-masing asam amino mengandung satu atom Karbon(C) yang mengikat satu atom Hidrogen(H),satu gugus amin(NH 2 ),satu gugus karboksil(-COOH),dan lain-lain(Gugus R). Pengertian protein dalam ilmu gizi adalah suatu kelompok makronutrisi berupa senyawa asam amino yang berfungsi sebagai zat pembangun dan pendorong metabolisme dalam tubuh. Zat ini tidak dapat dihasilkan sendiri oleh manusia kecuali lewat makanan seperti halnya makanan yang mengandung protein. Aplikasi protein dewasa ini telah dikembangkan ke berbagai macam bidang seperti bidang medis, kosmetik, militer, industri dan bidang pangan. Berikut pembahasan aplikasi protein dalam berbagai bidang tersebut
A. Protein Dalam Bidang Medis a. Vaksin Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker). Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.
JENIS-JENIS VAKSIN
1. Live attenuated vaccine Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu : Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis berganda Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat. Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan mencapai 95% Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan dosisi asli dan berperan sebagai imunisasi ulangan Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela)
2. Inactivated vaccine (Killed vaccine) Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu : Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk antigen Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.
3. Vaksin Toksoid Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus
4. Vaksin Acellular dan Subunit Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza.
b. Insulin Insulin merupakan sejenis hormon jenis polipeptida yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Sel yang menghasilkan hormon insulin dalam kelenjar pankreas dikenali sebagai sel beta, iaitu sejenis sel yang terdapat dalam kelompokan sel yang digelar pepulau (islet of) Langerhans dalam pankreas. Fungsi utama insulin ialah pengawalan keseimbangan tahap glukosa dalam darah dan bertindak meningkatkan pengambilan glukosa oleh sel badan. Kegagalan badan untuk menghasilkan insulin, atau jumlah insulin yang tidak mencukupi akan menyebabkan glukos tidak dapat masuk ke dalam dan digunakan oleh sel-sel badan Dengan demikian glukos meningkat di dalam darahmenyebabkan berlakunya penyakit kencing manis juga dikenal sebagai diabetes melitus. Insulin dihasilkan oleh kalenjar pankreas pada tubuh kita, hormon insulin yang diproduksi oleh tubuh kita dikenal juga sebagai sebutan insulin endogen. Namun, ketika kalenjar pankreas mengalami gangguan sekresi guna memproduksi hormon insulin, disaat inilah tubuh membutuhkan hormon insulin dari luar tubuh, dapat berupa obat buatan manusia atau dikenal juga sebagai sebutan insulin eksogen. Walaupun demikian, hanyalah sebagian dari diabetesein yang membutuhkan insulin eksogen. Seorang diabetesein yang menggunakan insulin eksogen sedikit banyak akan memerlukan beberapa informasi serba serbi insulin eksogen tersebut.
Keadaan Memerlukan Insulin Eksogen Semua diabetesein diabetes tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta pada kalenjar pankreas tidak ada ataupun hampir tidak ada. Diabetesein diabetes tipe 2 mungkin membutuhkan insulin eksogen apabila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Selain itu, ada beberapa keadaan lain yang membutuhkan insulin eksogen : Keadaan stress berat, seperti infeksi berat, pembedahan, serangan jantung, stroke. Diabetes yang timbul dikala kehamilan, bila pengaturan makan saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Keadaan ketoasidosis diabetik. Sindroma hiperglikemia hiperosmolar non-keotik. Gangguan fungsi hati atau ginjal yang berat. Kontraindikasi atau alergi terhadap Obat Hipoglikemik Oral. Insulin menolong tubuh untuk menggunakan glukosa yang berada di dalam darah. Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemia), sedangkan kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar glukosa terlalu rendah (hipoglikemia).
Tipe Insulin Terdapat 4 buah insulin eksogen yang diproduksi dan dikategorikan berdasarkan puncak dan jangka waktu efeknya. Berikut keterangan jenis insulin eksogen : Insulin Eksogen kerja cepat. Insulin Eksogen kerja pendek. Insulin Eksogen kerja sedang. Insulin Eksogen campur antara kerja cepat & kerja sedang. Insulin Eksogen kerja panjang.
c. Diagnosa Penyakit i. Parkinson Penelitian untuk mendiagnosa penyakit Parkinson telah menemukan bahwa protein tertentu yang muncul dari cairan tulang belakang menjadi alat untuk mengindentifikasi sejak dini seseorang bisa terkena penyakit Parkinson. Hasil temuan ini dilaporkan tim dari University of Pennsylvania dan dipublikasikan dalam The Journal JAMA Neurology pada hari ini (27/08/13). Publik biasanya mengetahui tanda-tanda gejala Parkinson saat terjadi tremor pada jari, dagu atau bibir, hilangnya bau dan ekspresi wajah menjadi kaku. Tetapi setelah ditemukannya ini sangat menjanjikan bisa membantu diagnosa sebelum terjadi gejala awal parkinson dan lebih efektif dalam pengobatan. Dalam pertama kali uji, para peneliti mengambil sampel cairan serebrospinal adalah bantalan cair untuk otak dan sunsum tulang belakang yang diperoleh dari 102 orang peserta PPMI dan 63 orang peserta merupakan pasien penyakit Parkinson dengan sisa peserta tidak ada gejala Parkinson. Dari hasil uji tersebut para peneliti memfokuskan pada lima protein biomaker yaitu amyloid beta, total tau, phosphorylated tau, alpha synuclein dan rasio total tau ke amyloid beta. Sehingga mereka menemukan bahwa tahap awal orang Parkinson memiliki tingkat amyloid beta dan alpha synuclein yang lebih rendah. Penguraian protein bisa menjadi awal pemahaman yang lebih teknis tentang bagaimana penyakit parkinson terjadi. Seperti disebabkan karena menipisnya kimia dopamin otak, kemajuan dan perubahan dalam tubuh sebagai tanda gejala baru.
ii. Tes Lipase Lipase merupakan enzim pencernaan yang diproduksi oleh pankreas. Peningkatan kadar lipase digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi berbagai kondisi kesehatan. Pengukuran lipase terutama bermanfaat dalam mendiagnosa pankreatitis karena pankreas adalah satu-satunya organ yang mengeluarkan enzim tersebut. Lipase membantu dalam pencernaan lemak dengan memecah trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak adalah sumber energi yang digunakan oleh jantung serta otot selama latihan atau kerja berkepanjangan. Metabolisme lemak juga menyediakan energi selama masa puasa. Kisaran normal untuk lipase adalah 3 sampai 73 unit/L. Banyak obat yang dapat memengaruhi tingkat lipase. Peningkatan lipase dapat disebabkan oleh Solumedrol (steroid), morpine, kodein, narkotika, dan indometasin. Dialisis (cuci darah) juga meningkatkan jumlah lipase, sehingga sampel darah harus diambil sebelum dilakukan dialisis. Tes lipase juga membantu dalam diagnosa kanker pankreas. Banyak kondisi pankreas yang bisa didiagnosa dengan mengukur tingkat lipase, termasuk kista dan peradangan pankreas, serta peradangan kandung empedu. Gagal ginjal juga dapat didiagnosa karena ginjal menyekresikan lipase selama penurunan fungsi ginjal.
B. Protein Dalam Bidang Militer Protein juga dapat mendebarkan dengan aplikasinya untuk militer. Satu dari jenis senjata biologis yang mematikan, racun botulinum dari bakteri Clostridium botulinium, adalah protein. Zat-zat racun dalam bakteri Bacillus anthracis juga berbentuk protein. Dari jenis senjata kimia, gas kimia misalnya Sarin, VX, OP, bekerja dengan mematikan kerja enzim-enzim dalam sistem saraf seperti enzim acetylcholinesterase. Pada tahun 1995, para peneliti dari lembaga penelitian medis Angkatan Darat AS berhasil memutasi enzim ini sehingga sama sekali kebal terhadap gas-gas saraf beracun itu. Di LIPI, rekayasa protein digunakan untuk mengembangkan enzim-enzim sebagai alat diagnosa penyakit seperti DM dan kanker.
C. Protein Dalam Bidang Kosmetik Albumin merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang mencapai kadar 60%. Nilai normal albumin didalam darah sekitar 3,5-5 g/dl. Fungsi dari albumin adalah,pertama mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel. Fungsi ini erat kaitannya dengan bahan metabolisme-asam lemak bebas dan bilirubin dan berbagai macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus diangkut melalui darah dari satu organ ke organ lainnya agar dapat dimetabolisme atau diekskresi. Fungsi kedua adalah memberi tekanan osmotik di dalam kapiler sehingga albumin dapat menjaga keberadaan air dalam plasma darah dengan demikian volume darah akan tetap stabil. Bila jumlah albumin turun maka akan terjadi penimbunan cairan dalam jaringan (edema) misalnya bengkak di kedua kaki. Atau bisa terjadi penimbunan cairan dalam rongga tubuh misalnya di perut yang disebut asites. Albumin bermanfaat dalam pembentukan jaringan sel baru.pembentukan jaringan tubuh yang baru dibutuhkan pada saat pertumbuhan (bayi,kanak-kanak,remaja dan ibu hamil) dan mempercepat penyembuhan jaringan tubuh misalnya sesudah operasi,luka bakar dan saat sakit. Karena itu didalam ilmu kedokteran,albumin dimanfaatkan untuk mepercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah, misalnya karena operasi,pembedahan,atau luka bakar. Faedah lainnya albumin bisa menghindari timbulnya sembab paru-paru dan gagal ginjal serta sebagai carrier faktor pembekuan darah. Albumin merupakan protein penting yang terdapat dalam plasma darah yang produksinya hanya dilakukan di hati dan dikeluarkan langsung ke sirkulasi darah. Konsentrasi albumin yag rendah dalam tubuh dapat disebabkan karena beberapa hal diantaranya malnutrisi,penyakit kronis (sirosis),malabsorbsi,luka bakar hebat,saat menjalani operasi,kelainan fungsi ginjal,dan lain-lain. Efek plasma albumin yang rendah akan berhubungan dengan fungsi mempertahankan sel dalam sirkulasi darah dan jika kondisinya ekstrem akan berpengaruh pada fungsi pengantaran zat gizi kedalam jaringan dengan membentuk udema(penumpukan cairan) lokal, low serum kalsium walaupun tidak terdapat tanda adanya gangguan metabolisme kalsium.Normalnya, kadar albumin yang harus terpenuhi di dalam tubuh manusia adalah 3,5 sampai 5,5 g/dl. Kurangnya asupan albumin di dalam tubuh ini bisa berpengaruh pa da sistem metabolisme tubuh. Di rumah sakit, bagi pasien yang kekurangan albumin direkomendasikan untuk mengko nsumsi berbagai sumber makanan yang mengandung albumin. Makanan ini bisa didapa tkan dari ikan, telur, daging sapi, susu, dan sebagainya.Dari makanan tersebut, yang pal ing tinggi mengandung albumin adalah ikan gabus (ikan kutuk). Dan kini anda tidak perl u susahrepot untuk mendapatkan albumin ikan gabus.
D. Protein Dalam Bidang Pangan a. Protein daging Protein otot terdiri atas sekitar 70 % protein struktur atau protein fibril dan sekitar 30 % protein larut air. Proteain fibril mengandung sekitar 32-38 % miosin, 13-17 5 aktin, 7 % triptomisin, dan 6 % protein stroma. Protein daging dan ikan memberi sumbangan kepada struktur yang sangat terorganisasi yang memberikan sifat khusus kepada produk ini. Contohnya protein susu dan badan protein dalam serealia dan biji minyak.
b. Protein ikan Otot kerangka ikan terdiri atas serat pendek disusun diantara lembaran-lembaran jaringan ikat, meskipun jumlah jaringan ikat dalam otot ikan lebih kecil daripada jumlah jaringan ikat dalam mamalia dan seratnya lebih pendek. Miofibril otot ikan beralur seperti otot mamalia dan mengandung protein utama yang sama, miosin, aktin, aktomiosin, dan tropomisin.
c. Protein telur Protein telur diciri oleh nilai biologinya yang tinggi dan dapat dipilah menjadi protein putih telur dan prtotein kuning telur. Putih telur mengandung sekurang-kurangnya delapan protein yang berbeda. Beberapa dari protein ini memiliki sifat yang luar biasa, misalnya lisozim, merupakan antibiotika, ovomukoid inhibitor biotin, dan konalbumin mengikat besi. Sifat antimikrobia membantu melindungi telur dari serangan bakteri. Putih telur cair mengandung 10-11 % protein dan bentuk keringya mengandung sekitar 83 %. Protein yang paling baynak adalah ovalbumin. Protein kuning telur mengendap jika kuning telur diencerkan dengan air. Protein kuning telur mengandung sejumlah besar lipid dan sebagian besar dari lipid ini terikat sebagai lipoprotein. Lipoprotein adalah pengemulsi yang sangat baik dan kuning telur dipakai secara luas dalam makanan karena alasan itu.
d. Protein kedelai Protein dalam kedelai terdapat dalam badan protein atau aleuron, yang diameternya 2-20 mikrometer. Protein kedelai merupakan sumber yang baik untuk semua asam amino esensial keculai metionin dan triptofan. Kandungan lisina yang tinggi membuatnya sebagai pelengkap yang baik untuk protein serealia, yang kandungan lisinnya rendah. Protein kedelai tidak mengandung gliadin maupun glutenin, protein gluteni terigu yang unik. Akibatnya tepung kedelai tidak dapt dimasukkan kedalam roti tanpa memakai tambahan khusus yang dapat memperbaiki volume roti.
E. Protein Dalam Bidang Industri a. Kertas Industri kertas menggunakan bahan baku utama berupa pulp dari hasil pengolahan serat tumbuhan. Sebagai konsekuensinya diperlukan pengolahan serat campuran antara selulosa, hemiselulosa dan lignin untuk menghasilkan pulp dengan kualitas yang baik. Produksi pulp secara komersial dilakukan dengan menggunakan proses kraft, yaitu dengan menggunakan perlakuan suhu dan pH yang tinggi untuk mendegradasi dan melarutkan lignin yang berasosiasi dengan selulosa dan hemiselulosa. Pulp hasil produksi menggunakan metode kraft berwarna kecoklatan yang disebabkan oleh residu lignin dan turunan lignin(Shoham et al., 1993). Kemudian untuk mengatasi hal tersebut, maka industri melakukan pemutihan menggunakan agen pemutih yaitu klorin. Pemakian klorin ini biasa digunakan untuk pemutihan pulp karena murah dan efektif untuk memutihkan pulp. Namun penggunaan klorin secara terus menerus dalam jumlah banyak menyebabkan pencemaran lingkungan dan memerlukan perlakuan khusus pada limbah yang dihasilkan. Banyak upaya dilakukan untuk mengurangi dan menggantikan penggunaan klorin di industri kertas, salah satunya yaitu menggunakan agen biobleaching. Agen biobleaching ini merupakan molekul protein yang berfungsi sebagai biokatalisator yang mampu mereduksi penggunaan klorin di industri kertas. Biokatalisator yang berfungsi sebagai agen biobleaching industri kertas adalah enzim xilanase, sehingga eksplorasi enzim xilanase untuk aplikasi industri kertas mempunyai aspek potensian bioteknologi industri yang potensial. Enzim xilanase dapat digunakan sebagai agen biobleaching karena enzim xilanase mampu memotong ikatan antara xilan pada selulosa yang berikatan dengan lignin, sehingga dengan memotong xilan menjadi monomernya,dapat melepaskan lignin dengan selulosa. Enzim xilanase dapat dihasilkan dari berbagai mikroorganisme, diantaranya yaitu domain eukariot, prokariot dan archaea. Masing-masing mikroorganisme tersebut dapat menghasilkan enzim xilanase yang mampu menghidrolisis xilan menjadi gula-gula sederhana yaitu xilosa. Oleh karena itu, jika dilakukan eksplorasi enzim xilanase dari mikroorganisme memberikan peluang bernilai ekonomi dalam penggunaan mikroorganisme di industri kertas dapat memberikan peluang dari hasil kekayaan biodiversitas. Akan tetapi untuk aplikasi industri kertas, perlu diperhatikan sumber enzim xilanase yang digunakan karena penggunaan enzim xilanase nantinya berhubungan dengan proses kraft pulping. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan dilakukan analisis pemilihan sumber mikroorganisme penghasil enzim xilanase yang memiliki karakter sesuai dengan proses kraft.
Gambar 1. Diagram penggunaan enzim xilanase dalam proses kraft Sumber : http://www.chem-is-try.org/
b. Sabun Gelatin berasal dari kolagen yang merupakan komponen utama protein penyusun jaringan hewan (kulit, tulang, dan tendon). Gelatin merupakan salah satu emulsifier, thickening agent dan stabilizer yang banyak digullakan dalam berbagai industri, yang berfungsi untuk meningkatkan kekentalan, memperbaiki dan mempertahankan sistem emulsi produk yang dihasilkan. Selama ini aplikasi penggunaan gelatin terbesar adalah pada industri pangan sedangkan pada industri non pangan, misalnya pada industri fotografi, kertas dan lain-lain masih sangat terbatas. Untuk memperluas aplikasi gdatin maka diperlukan upaya untuk mengembangkan aplikasi gelatin pada industri non pangan. Salah satu peluang untuk pengembangan aplikasi gelatin pada industri non pangan adalah mengaplikasikan gelatin dalam produk kosmetika. Aplikasi gelatin pada industri kosmetik masih sangat terbatas, padahal industri kosmetik merupakan salah satu industri penting yang hampir sebagian besar produknya dipakai dalam kehidupan sehari-hari. lmeson (1992) menyatakan bahwa gelatin merupakan salah satu hidrokoloid yang dapat digunakan sebagai bahan pengental, bahan pembentuk gel dan bahan penstabil. Bahan pengental, emulsifier, dan bahan penstabil merupakan bahan yang banyak digunakan dalam industri kosmetik. Salah produk personal care yang menggunakan bahan pengental adalah sabun, terutama shower gel. Pengembangan formula sabun lebih banyak dilakukan pada modifikasi untuk meningkatkan mutu sabun. Salah satu bentuk sabun adalah shower gel. Shower gel merupakan salah satu jenis dari foam bath yang memiliki kandungan bahan aktif dan kekentalan yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh konsentrasi gelatin terbaik yang digunakan dalam pembuatan shower gel.
KESIMPULAN Protein dapat diaplikasikan dalam bidang kesehatan, militer, kosmetik, pangan, dan industri Dalam bidang medis, protein dapat dimanfaatkan sebagai vaksin, insulin, mendiagnosa penyakit dan suplemen. Dalam bidang militer, protein dapat diapakai sebagai racun dan senjata kimia Dalam bidang industri, protein dapat dipakai dalam industi kertas dan sabun Dalam bidang kosmetik, protein dapat dipakai sebagai cairan albumin
Daftar Pustaka
CAMPBELL NA, REECE JB. (2008) Biology. 8th ed. Upper Saddle River (NJ): BenjaminCummings. 1393 p. Ningrum, Vona Pawaka. (2002) Aplikasi Gelatin Tipe B Sebagai Bahan Pengental Pada Produk Shower Gel. Bogor : Institut Pertanian Bogor RIYADI, WAHYU. (2005) Peran Enzim dalam Dunia Industri. http://sciencebiotech.net/peran-enzime-dalam-dunia-industri/. [Accessed : 18 March 2014]