Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

EPILEPSI
DI PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG
DI SUSUN OLEH :
WIDYA LITA FITRIANUR
2011.1046.1011.018
KELOMPOK 5
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
2012
DEFINISI
Epilepsi merupakan sindrom yang ditandai oleh kejang yang terjadi berulang-ulang.
Diagnose ditegakkan bila seseorang mengalami paling tidak dua kali kejang tanpa penyebab
(Jastremski, 1988).
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang berulang akibat
lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersiat reersibel (!ar"oto, #$$%).
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan &iri timbulnya gejala-gejala yang
datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang disebabkan lepas muatan listrik
abnormal sel-sel sara' otak, yang bersi'at reersibel dengan berbagai etiologi ((ri', #$$$).
Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai ma&am etiologi dengan &iri-
&iri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik neuron-neuron
otak se&ara berlebihan dengan berbagai mani'estasi klinik dan laboratorik.
ETIOLOGI
)enyebab pada kejang epilepsi sebagian besar belum diketahui (idiopatik), sering terjadi
pada*
1. !rauma lahir, (sphy+ia neonatorum
#. ,edera -epala, .n'eksi sistem syara'
/. -era&unan ,0, intoksikasi obat1alkohol
2. Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia)
3. !umor 0tak
4. -elainan pembuluh darah (!ar"oto, #$$%).
5aktor etiologi berpengaruh terhadap penentuan prognosis. )enyebab utama, ialah
epilepsi idopatik, remote simtomatik epilepsi (67E), epilepsi simtomatik akut, dan epilepsi
pada anak-anak yang didasari oleh kerusakan otak pada saat peri- atau antenatal. Dalam
klasi'ikasi tersebut ada dua jenis epilepsi menonjol, ialah epilepsi idiopatik dan 67E. Dari
kedua tersebut terdapat banyak etiologi dan sindrom yang berbeda, masing-masing dengan
prognosis yang baik dan yang buruk.
Dipandang dari kemungkinan terjadinya bangkitan ulang pas&a-a"itan, de'inisi
neurologik dalam kaitannya dengan umur saat a"itan mempunyai nilai prediksi sebagai
berikut*
(pabila pada saat lahir telah terjadi de'isit neurologik maka dalam "aktu 1# bulan
pertama seluruh kasus akan mengalami bangkitan ulang, (pabila de'isit neurologik terjadi
pada saat pas&alahir maka resiko terjadinya bangkitan ulang adalah %38 pada 1# bulan
pertama dan 838 dalam /4 bulan pertama. -e&uali itu, bangkitan pertama yang terjadi pada
saat terkena gangguan otak akut akan mempunyai resiko 2$8 dalam 1# bulan pertama dan /4
bulan pertama untuk terjadinya bangkitan ulang. 7e&ara keseluruhan resiko untuk terjadinya
bangkitan ulang tidak konstan. 7ebagian besar kasus menunjukan bangkitan ulang dalam
"aktu 4 bulan pertama.
)erubahan bisa terjadi pada a"al saat otak janin mulai berkembang, yakni pada
bulan pertama dan kedua kehamilan. Dapat pula diakibatkan adanya gangguan pada ibu
hamil muda seperti in'eksi, demam tinggi, kurang gi9i (malnutrisi) yang bisa menimbulkan
bekas berupa kerentanan untuk terjadinya kejang. )roses persalinan yang sulit, persalinan
kurang bulan atau telat bulan (serotinus) mengakibatkan otak janin sempat mengalami
kekurangan 9at asam dan ini berpotensi menjadi :embrio: epilepsi. ;ahkan bayi yang tidak
segera menangis saat lahir atau adanya gangguan pada otak seperti in'eksi1radang otak dan
selaput otak, &edera karena benturan 'isik1trauma serta adanya tumor otak atau kelainan
pembuluh darah otak juga memberikan kontribusi terjadinya epilepsi.
)enyebab- penyebab kejang pada epilepsi
;ayi ($- # th)
<ipoksia dan iskemia paranatal
,edera lahir intrakranial
.n'eksi akut
=angguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesmia, de'isiensi
piridoksin)
>al'ormasi kongenital
=angguan geneti&
(nak (#- 1# th) .diopatik
.n'eksi akut
!rauma
-ejang demam
6emaja (1#- 18 th) .diopatik
!rauma
=ejala putus obat dan al&ohol
>al'ormasi anterioena
De"asa >uda (18- /3 th) !rauma
(lkoholisme
!umor otak
De"asa lanjut (? /3) !umor otak
)enyakit serebroaskular
=angguan metabolik (uremia, gagal hepatik, dll )
(lkoholisme
PATOFISIOLOGI
0tak merupakan pusat penerima pesan (impuls sensorik) dan sekaligus merupakan
pusat pengirim pesan (impuls motorik). 0tak ialah rangkaian berjuta-juta neuron. )ada
hakekatnya tugas neuron ialah menyalurkan dan mengolah aktiitas listrik sara' yang
berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. Dalam sinaps terdapat 9at yang
dinamakan neurotransmiter. (setilkolin dan norepinerprine ialah neurotranmiter eksitati',
sedangkan 9at lain yakni =(;( (gama-amino-butiri&-a&id) bersi'at inhibiti' terhadap
penyaluran aktiitas listrik sara'i dalam sinaps. ;angkitan epilepsi di&etuskan oleh suatu
sumber gaya listrik di otak yang dinamakan 'okus epileptogen. Dari 'okus ini aktiitas listrik
akan menyebar melalui sinaps dan dendrit ke neron-neron di sekitarnya dan demikian
seterusnya sehingga seluruh belahan hemis'er otak dapat mengalami muatan listrik berlebih
(depolarisasi). )ada keadaan demikian akan terlihat kejang yang mula-mula setempat
selanjutnya akan menyebar ke bagian tubuh1anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa
disertai hilangnya kesadaran. Dari belahan hemis'er yang mengalami depolarisasi, aktiitas
listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan
menyebarkan impuls-impuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat
mani'estasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran.
7elain itu, epilepsi juga disebabkan oleh instabilitas membran sel sara', sehingga sel
lebih mudah mengalami pengakti'an. <al ini terjadi karena adanya in'lu+ natrium ke
intraseluler. Jika natrium yang seharusnya banyak di luar membrane sel itu masuk ke dalam
membran sel sehingga menyebabkan ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan
asam-basa atau elektrolit, yang mengganggu homeostatis kimia"i neuron sehingga terjadi
kelainan depolarisasi neuron. =angguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan
berlebihan neurotransmitter aksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik.
-ejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah 'okus
kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik. (ktiitas
kejang sebagian bergantung pada lokasi muatan yang berlebihan tersebut. @esi di otak tengah,
talamus, dan korteks serebrum kemungkinan besar bersi'at apileptogenik, sedangkan lesi di
serebrum dan batang otak umumnya tidak memi&u kejang. Di tingkat membran sel, sel 'okus
kejang memperlihatkan beberapa 'enomena biokimia"i, termasuk yang berikut *
1. .nstabilitas membran sel sara', sehingga sel lebih mudah mengalami pengakti'an.
#. Aeuron-neuron hipersensiti' dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan
apabila terpi&u akan melepaskan muatan menurun se&ara berlebihan.
/. -elainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau selang "aktu dalam
repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau de'isiensi asam gama-
aminobutirat (=(;().
2. -etidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit,
yang mengganggu homeostatis kimia"i neuron sehingga terjadi kelainan depolarisasi
neuron. =angguan keseimbangan ini menyebabkan peningkatan berlebihan
neurotransmitter aksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik.
)erubahan-perubahan metabolik yang terjadi selama dan segera setelah kejang
sebagian disebabkan oleh meningkatkannya kebutuhan energi akibat hiperaktiitas neuron.
7elama kejang, kebutuhan metabolik se&ara drastis meningkat, lepas muatan listrik sel-sel
sara' motorik dapat meningkat menjadi 1$$$ per detik. (liran darah otak meningkat,
demikian juga respirasi dan glikolisis jaringan. (setilkolin mun&ul di &airan serebrospinalis
(,77) selama dan setelah kejang. (sam glutamat mungkin mengalami deplesi (proses
berkurangnya &airan atau darah dalam tubuh terutama karena pendarahanB kondisi yang
diakibatkan oleh kehilangan &airan tubuh berlebihan) selama aktiitas kejang.
7e&ara umum, tidak dijumpai kelainan yang nyata pada autopsi. ;ukti histopatologik
menunjang hipotesis bah"a lesi lebih bersi'at neurokimia"i bukan struktural. ;elum ada
'aktor patologik yang se&ara konsisten ditemukan. -elainan 'okal pada metabolisme kalium
dan asetilkolin dijumpai di antara kejang. 5okus kejang tampaknya sangat peka terhadap
asetikolin, suatu neurotransmitter 'asilitatorik, 'okus-'okus tersebut lambat mengikat dan
menyingkirkan asetilkolin.
KLASIFIKASI KEJANG
;erdasarkan penyebabnya
1. epilepsi idiopatik * bila tidak di ketahui penyebabnya
#. epilepsi simtomatik * bila ada penyebabnya
;erdasarkan letak 'o&us epilepsi atau tipe bangkitan
a) Epilepsi partial (lokal, 'okal)
1) Epilepsi parsial sederhana, yaitu epilepsi parsial dengan kesadaran tetap normal
Dengan gejala motorik
o 5okal motorik tidak menjalar* epilepsi terbatas pada satu bagian tubuh saja
o 5okal motorik menjalar * epilepsi dimulai dari satu bagian tubuh dan menjalar
meluas ke daerah lain. Disebut juga epilepsi Ja&kson.
o Cersi' * epilepsi disertai gerakan memutar kepala, mata, tuibuh.
o )ostural * epilepsi disertai dengan lengan atau tungkai kaku dalam sikap tertentu
o Disertai gangguan 'onasi * epilepsi disertai arus bi&ara yang terhenti atau pasien
mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu
Dengan gejala somatosensoris atau sensoris spesial (epilepsi disertai halusinasi
sederhana yang mengenai kelima pan&a indera dan bangkitan yang disertai ertigo).
o 7omatosensoris* timbul rasa kesemuatan atau seperti ditusuk-tusuk jarum.
o Cisual * terlihat &ahaya
o (uditoris * terdengar sesuatu
o 0l'aktoris * terhidu sesuatu
o =ustatoris * terke&ap sesuatu
o Disertai ertigo
Dengan gejala atau tanda gangguan sara' otonom (sensasi epigastrium, pu&at,
berkeringat, membera, piloereksi, dilatasi pupil).
Dengan gejala psikis (gangguan 'ungsi luhur)
o Dis'agia * gangguan bi&ara, misalnya mengulang suatu suku kata, kata atau bagian
kalimat.
o Dimensia * gangguan proses ingatan misalnya merasa seperti sudah mengalami,
mendengar, melihat, atau sebaliknya. >ungkin mendadak mengingat suatu
peristi"a di masa lalu, merasa seperti melihatnya lagi.
o -ogniti' * gangguan orientasi "aktu, merasa diri berubah.
o ('ekti' * merasa sangat senang, susah, marah, takut.
o .lusi * perubahan persepsi benda yang dilihat tampak lebih ke&il atau lebih besar.
o <alusinasi kompleks (berstruktur) * mendengar ada yang bi&ara, musik, melihat
suatu 'enomena tertentu, dll.
#) Epilepsi parsial kompleks, yaitu kejang disertai gangguan kesadaran.
7erangan parsial sederhana diikuti gangguan kesadaran * kesadaran mula-mula baik
kemudian baru menurun.
Dengan gejala parsial sederhana (1-(2. =ejala-gejala seperti pada golongan (1-
(2 diikuti dengan menurunnya kesadaran.
Dengan automatisme. Daitu gerakan-gerakan, perilaku yang timbul dengan
sendirinya, misalnya gerakan mengunyah, menelan, raut muka berubah seringkali
seperti ketakutan, menata sesuatu, memegang kan&ing baju, berjalan,
mengembara tak menentu, dll.
Dengan penurunan kesadaran sejak seranganB kesadaran menurun sejak permulaan
kesadaran.
<anya dengan penurunan kesadaran
Dengan automatisme
/) Epilepsi )arsial yang berkembang menjadi bangkitan umum (tonik-klonik, tonik,
klonik).
Epilepsi parsial sederhana yang berkembang menjadi bangkitan umum.
Epilepsi parsial kompleks yang berkembang menjadi bangkitan umum.
Epilepsi parsial sederhana yang menjadi bangkitan parsial kompleks lalu berkembang
menjadi bangkitan umum.
b. Epilepsi umum
1. )etit mal1 @ena (absen&e)
@ena khas (tipi&al absen&e)
)ada epilepsi ini, kegiatan yang sedang dikerjakan terhenti, muka tampak
membengong, bola mata dapat memutar ke atas, tak ada reaksi bila diajak bi&ara.
;iasanya epilepsi ini berlangsung selama E F G menit dan biasanya dijumpai pada
anak.
<anya penurunan kesadaran
Dengan komponen klonik ringan. =erakan klonis ringan, biasanya dijumpai pada
kelopak mata atas, sudut mulut, atau otot-otot lainnya bilateral.
Dengan komponen atonik. )ada epilepsi ini dijumpai otot-otot leher, lengan,
tangan, tubuh mendadak melemas sehingga tampak mengulai.
Dengan komponen klonik. )ada epilepsi ini, dijumpai otot-otot ekstremitas, leher
atau punggung mendadak mengejang, kepala, badan menjadi melengkung ke
belakang, lengan dapat mengetul atau mengedang.
Dengan automatisme
Dengan komponen autonom.
@ena tak khas (atipi&al absen&e)
Dapat disertai*
=angguan tonus yang lebih jelas.
)ermulaan dan berakhirnya bangkitan tidak mendadak.
#) =rand >al
>ioklonik
)ada epilepsi mioklonik terjadi kontraksi mendadak, sebentar, dapat kuat atau lemah
sebagian otot atau semua otot, seringkali atau berulang-ulang. ;angkitan ini dapat
dijumpai pada semua umur.
-lonik
)ada epilepsi ini tidak terjadi gerakan menyentak, repetiti', tajam, lambat, dan tunggal
multiple di lengan, tungkai atau torso. Dijumpai terutama sekali pada anak.
!onik
)ada epilepsi ini tidak ada komponen klonik, otot-otot hanya menjadi kaku pada
"ajah dan bagian tubuh bagian atas, 'laksi lengan dan ekstensi tungkai. Epilepsi ini
juga terjadi pada anak.
!onik- klonik
Epilepsi ini sering dijumpai pada umur di atas balita yang terkenal dengan nama grand
mal. 7erangan dapat dia"ali dengan aura, yaitu tanda-tanda yang mendahului suatu
epilepsi. )asien mendadak jatuh pingsan, otot-otot seluruh badan kaku. -ejang kaku
berlangsung kira-kira E F G menit diikutti kejang kejang kelojot seluruh tubuh.
;angkitan ini biasanya berhenti sendiri. !arikan napas menjadi dalam beberapa saat
lamanya. ;ila pembentukan ludah ketika kejang meningkat, mulut menjadi berbusa
karena hembusan napas. >ungkin pula pasien ken&ing ketika mendapat serangan.
7etelah kejang berhenti pasien tidur beberapa lamanya, dapat pula bangun dengan
kesadaran yang masih rendah, atau langsung menjadi sadar dengan keluhan badan
pegal-pegal, lelah, nyeri kepala.
(tonik
)ada keadaan ini otot-otot seluruh badan mendadak melemas sehingga pasien terjatuh.
-esadaran dapat tetap baik atau menurun sebentar. Epilepsi ini terutama sekali
dijumpai pada anak.
&. Epilepsi tak tergolongkan
!ermasuk golongan ini ialah bangkitan pada bayi berupa gerakan bola mata yang
ritmik, mengunyah, gerakan seperti berenang, menggigil, atau pernapasan yang
mendadak berhenti sederhana.
MANIFESTASI KLINIS DAN PERILAKU
a) >ani'estasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan
penginderaan
b) -elainan gambaran EE=
&) ;agian tubuh yang kejang tergantung lokasi dan si'at 'okus epileptogen
d) Dapat mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang epileptik (aura dapat
berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, men&ium bau-bauan tidak enak,
mendengar suara gemuruh, menge&ap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya)
e) Aapas terlihat sesak dan jantung berdebar
') 6aut muka pu&at dan badannya berlumuran keringat
g) 7atu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak dengan gejala sensorik khusus atau
somatosensorik seperti* mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa yang tidak normal seperti
pada keadaan normal
h) .ndiidu terdiam tidak bergerak atau bergerak se&ara automatik, dan terkadang indiidu
tidak ingat kejadian tersebut setelah episode epileptikus tersebut le"at
i) Di saat serangan, penyandang epilepsi terkadang juga tidak dapat berbi&ara se&ara tiba-
tiba
j) -edua lengan dan tangannya kejang, serta dapat pula tungkainya menendang-
menendang
k) =igi geliginya terkan&ing
l) <itam bola matanya berputar- putar
m) !erkadang keluar busa dari liang mulut dan diikuti dengan buang air ke&il
-ejang epilepsi
Di saat serangan, penyandang epilepsi tidak dapat bi&ara se&ara tiba-tiba. -esadaran
menghilang dan tidak mampu bereaksi terhadap rangsangan. !idak ada respon terhadap
rangsangan baik rangsang pendengaran, penglihatan, maupun rangsang nyeri. ;adan tertarik
ke segala penjuru. -edua lengan dan tangannya kejang, sementara tungkainya menendang-
nendang. =igi geliginya terkan&ing. <itam bola mata berputar-putar. Dari liang mulut keluar
busa. Aapasnya sesak dan jantung berdebar. 6aut mukanya pu&at dan badannya berlumuran
keringat. !erkadang diikuti dengan buang air ke&il. >ani'estasi tersebut dimungkinkan
karena terdapat sekelompok sel-sel otak yang se&ara spontan, di luar kehendak, tiba-tiba
melepaskan muatan listrik.
Hainal >uttaIien (#$$1) mengatakan keadaan tersebut bisa dikarenakan oleh adanya
perubahan, baik perubahan anatomis maupun perubahan biokimia"i pada sel-sel di otak
sendiri atau pada lingkungan sekitar otak. !erjadinya perubahan ini dapat diakibatkan antara
lain oleh trauma 'isik, benturan, memar pada otak, berkurangnya aliran darah atau 9at asam
akibat penyempitan pembuluh darah atau adanya pendesakan1rangsangan oleh tumor.
)erubahan yang dialami oleh sekelompok sel-sel otak yang nantinya menjadi biang keladi
terjadinya epilepsi diakibatkan oleh berbagai 'aktor.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) ,! 7&an dan >agnetik resonan&e imaging (>6.) untuk mendeteksi lesi pada otak,
'okal abnormal, serebroaskuler abnormal, gangguan degenerati' serebral. Epilepsi
simtomatik yang didasari oleh kerusakan jaringan otak yang tampak jelas pada ,! s&an
atau magneti& resonan&e imaging (>6.) maupun kerusakan otak yang tak jelas tetapi
dilatarbelakangi oleh masalah antenatal atau perinatal dengan de'isit neurologik yang
jelas
b) Elektroense'alogram(EE=) untuk mengklasi'ikasi tipe kejang, "aktu serangan
&) -imia darah* hipoglikemia, meningkatnya ;JA, kadar alkohol darah.
>engukur kadar gula, kalsium dan natrium dalam darah
>enilai 'ungsi hati dan ginjal
>enghitung jumlah sel darah putih (jumlah yang meningkat menunjukkan adanya
in'eksi).
)ungsi lumbal utnuk mengetahui apakah telah terjadi in'eksi otak
PENATALAKSANAAN
>anajemen Epilepsi *
a) )astikan diagnosa epilepsi dan mengadakan e+plorasi etiologi dari epilepsi
b) >elakukan terapi simtomatik
&) Dalam memberikan terapi anti epilepsi yang perlu diingat sasaran pengobatan yang
di&apai, yakni*
o )engobatan harus di berikan sampai penderita bebas serangan.
o )engobatan hendaknya tidak mengganggu 'ungsi susunan syara' pusat yang normal.
o )enderita dpat memiliki kualitas hidup yang optimal.
)enatalaksanaan medis ditujukan terhadap penyebab serangan. Jika penyebabnya
adalah akibat gangguan metabolisme (hipoglikemia, hipokalsemia), perbaikan gangguan
metabolism ini biasanya akan ikut menghilangkan serangan itu.
)engendalian epilepsi dengan obat dilakukan dengan tujuan men&egah serangan.
(da empat obat yang ternyata berman'aat untuk ini* 'enitoin (di'enilhidantoin),
karbama9epin, 'enobarbital, dan asam alproik. -ebanyakan pasien dapat dikontrol dengan
salah satu dari obat tersebut di atas.
,ara menanggulangi kejang epilepsi *
1. 7elama -ejang
a) ;erikan priasi dan perlindungan pada pasien dari penonton yang ingin tahu
b) >engamankan pasien di lantai jika memungkinkan
&) <indarkan benturan kepala atau bagian tubuh lainnya dari bendar keras, tajam atau
panas. Jauhkan ia dari tempat 1 benda berbahaya.
d) @onggarkan bajunya. ;ila mungkin, miringkan kepalanya kesamping untuk men&egah
lidahnya menutupi jalan pernapasan.
e) ;iarkan kejang berlangsung. Jangan memasukkan benda keras diantara giginya,
karena dapat mengakibatkan gigi patah. Jntuk men&egah gigi klien melukai lidah,
dapat diselipkan kain lunak disela mulut penderita tapi jangan sampai menutupi jalan
pernapasannya.
') (jarkan penderita untuk mengenali tanda# a"al mun&ulnya epilepsi atau yg biasa
disebut Kaura:. (ura ini bisa ditandai dengan sensasi aneh seperti perasaan bingung,
melayang#, tidak 'okus pada aktiitas, mengantuk, dan mendengar bunyi yang
melengking di telinga. Jika )enderita mulai merasakan aura, maka sebaiknya berhenti
melakukan aktiitas apapun pada saat itu dan anjurkan untuk langsung beristirahat
atau tidur.
g) ;ila serangan berulang-ulang dalam "aktu singkat atau penyandang terluka berat,
ba"a ia ke dokter atau rumah sakit terdekat.
#. 7etelah -ejang
a) )enderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang terjadi.
b) )ertahankan pasien pada salah satu sisi untuk men&egah aspirasi. Dakinkan bah"a jalan
napas paten.
&) ;iasanya terdapat periode ekon'usi setelah kejang grand mal
d) )eriode apnea pendek dapat terjadi selama atau se&ara tiba- tiba setelah kejang
e) )asien pada saaat bangun, harus diorientasikan terhadap lingkungan
') ;eri penderita minum untuk mengembalikan energi yg hilang selama kejang dan
biarkan penderita beristirahat.
g) Jika pasien mengalami serangan berat setelah kejang (postiktal), &oba untuk menangani
situasi dengan pendekatan yang lembut dan member restrein yang lembut
h) @aporkan adanya serangan pada kerabat terdekatnya. .ni penting untuk pemberian
pengobatan oleh dokter.
)enanganan terhadap penyakit ini bukan saja menyangkut penanganan
medikamentosa dan pera"atan belaka, namun yang lebih penting adalah bagaimana
meminimalisasikan dampak yang mun&ul akibat penyakit ini bagi penderita dan keluarga
maupun merubah stigma masyarakat tentang penderita epilepsi.
PENCEGAHAN
Jpaya sosial luas yang menggabungkan tindakan luas harus ditingkatkan untuk
pen&egahan epilepsi. 6esiko epilepsi mun&ul pada bayi dari ibu yang menggunakan obat
antikonulsi (konulsi* spasma atau kekejangan kontraksi otot yang keras dan terlalu banyak,
disebabkan oleh proses pada system sara' pusat, yang menimbulkan pula kekejangan pada
bagian tubuh) yang digunakan sepanjang kehamilan. ,edera kepala merupakan salah satu
penyebab utama yang dapat di&egah. >elalui program yang memberi keamanan yang tinggi
dan tindakan pen&egahan yang aman, yaitu tidak hanya dapat hidup aman, tetapi juga
mengembangkan pen&egahan epilepsi akibat &edera kepala. .bu-ibu yang mempunyai resiko
tinggi (tenaga kerja, "anita dengan latar belakang sukar melahirkan, pengguna obat-obatan,
diabetes, atau hipertensi) harus di identi'ikasi dan dipantau ketat selama hamil karena lesi
pada otak atau &edera akhirnya menyebabkan kejang yang sering terjadi pada janin selama
kehamilan dan persalinan.
)rogram skrining untuk mengidenti'ikasi anak gangguan kejang pada usia dini, dan
program pen&egahan kejang dilakukan dengan penggunaan obat-obat anti konulsan se&ara
bijaksana dan memodi'ikasi gaya hidup merupakan bagian dari ren&ana pen&egahan ini.
PENGOBATAN
)engobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. )enderita akan diberikan
obat antikonulsan untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan. )enggunaan obat
dalam "aktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan minum obat
(&omplian&e) serta beberapa e'ek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi,
mengantuk, hiperakti', sakit kepala, dll.
)enyembuhan akan terjadi pada /$-2$8 anak dengan epilepsi. @ama pengobatan
tergantung jenis epilepsi dan etiologinya. )ada serangan ringan selama #-/ tahun sudah
&ukup, sedang yang berat pengobatan bisa lebih dari 3 tahun. )enghentian pengobatan selalu
harus dilakukan se&ara bertahap. !indakan pembedahan sering dipertimbangkan bila
pengobatan tidak memberikan e'ek sama sekali.
)enanganan terhadap anak kejang akan berpengaruh terhadap ke&erdasannya. Jika
terlambat mengatasi kejang pada anak, ada kemungkinan penyakit epilepsi, atau bahkan
keterbalakangan mental. -eterbelakangan mental di kemudian hari. -ondisi yang
menyedihkan ini bisa berlangsung seumur hidupnya.
)ada epilepsi umum sekunder, obat-obat yang menjadi lini pertama pengobatan
adalah karbama9epin dan 'enitoin. =abapentin, lamotrigine, 'enobarbital, primidone,
tiagabine, topiramate, dan asam alproat digunakan sebagai pengobatan lini kedua. !erapi
dimulai dengan obat anti epilepsi garis pertama. ;ila plasma konsentrasi obat di ambang atas
tingkat terapeutis namun penderita masih kejang dan (ED tak ada e'ek samping, maka dosis
harus ditingkatkan. ;ila perlu diberikan gabungan dari # atau lebih (ED, bila tidak ada
pengaruh diberikan (ED tingkat kedua sebagai add on.11
5enitoin ()<!)
5enitoin dapat mengurangi masuknya Aa ke dalam neuron yang terangsang dan
mengurangi amplitudo dan kenaikan maksimal dari aksi potensial saluran Aa peka
oltase 'enitoin dapat merintangi masuknya ,a ke dalam neuron pada pelepasan
neurotransmitter.11
-arbama9epin (,;H)
-arbama9epin dapat menghambat saluran Aa . -arbama9epin dapat memperpanjang
inaktiasi saluran Aa .juga menghambat masuknya ,a ke dalam membran sinaptik.11
5enobarbital ();)
5enobarbital adalah obat yang digunakan se&ara luas sebagai hipnotik, sedati' dan
anastetik. 5enobarbital bekerja memperkuat hambatan =(;(ergik dengan &ara
mengikat ke sisi kompleks saluran reseptor ,l- pada =(;((. )ada tingkat selular,
'enobarbital memperpanjang potensial penghambat postsinaptik, bukan penambahan
amplitudonya. 5enobarbital menambah "aktu buka jalur ,l- dan menambah lamanya
letupan saluran ,l- yang dipa&u oleh =(;(. 7eperti 'enitoin dan karbama9epin,
'enobarbital dapat memblokade aksi potensial yang diatur oleh Aa . 5enobarbital
mengurangi pelepasan transmitter dari terminal sara' dengan &ara memblokade saluran
,a peka oltase.11
(sam alproat (C)()
C)( menambah aktiitas =(;( di otak dengan &ara menghambat =(;(-
transaminase dan suksinik semialdehide dehidrogenase, en9im pertama dan kedua pada
jalur degradasi, dan aldehide reduktase.
C)( bekerja pada saluran Aa peka oltase, dan menghambat letupan 'rekuensi tinggi
dari neuron.
C)( memblokade rangsangan 'rekuensi rendah /<9 dari neuron thalamus.11
=abapentin (=;))
,ara kerja* mengikat pada reseptor spesi'ik di otak, menghambat saluran Aa peka
oltase, dapat menambah pelepasan =(;(.11
@amotrigin (@!=)
,ara kerja* >enghambat saluran Aa peka oltase.11
!opiramate (!)>)
,ara kerja* >enghambat saluran Aa , menambah kerja hambat dari =(;(.11
!iagabine (!=;)
,ara kerja* menghambat kerja =(;( dengan &ara memblokir uptake-nya.
7elain pemilihan dan penggunaan optimal dari (ED, harus diingat akan e'ek jangka
panjang dari terapi 'armakologik. -arbama9epin, 'enobarbital, 'enitoin, primidone, dan
asam alproat dapat menyebabkan osteopenia, osteomalasia, dan 'raktur. 5enobarbital
dan primidone dapat menyebabkan gangguan jaringan ikat, mis 'ro9en shoulder da
kontraktur Dupuytren. 5enitoin dapat menyebabkan neuropati peri'er. (sam alproat
dapat menyebabkan polikistik oari dan hiperandrogenisme.
PROGNOSIS
)rognosis epilepsi bergantung pada beberapa hal, di antaranya jenis epilepsi 'aktor
penyebab, saat pengobatan dimulai, dan ketaatan minum obat. )ada umumnya prognosis
epilepsi &ukup menggembirakan. )ada 3$-%$8 penderita epilepsi serangan dapat di&egah
dengan obat-obat, sedangkan sekitar 3$ 8 pada suatu "aktu akan dapat berhenti minum obat.
7erangan epilepsi primer, baik yang bersi'at kejang umum maupun serangan lena atau
melamun atau absen&e mempunyai prognosis terbaik. 7ebaliknya epilepsi yang serangan
pertamanya mulai pada usia / tahun atau yang disertai kelainan neurologik dan atau retardasi
mental mempunyai prognosis relati' jelek.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a) ;iodata * Aama ,umur, seks, alamat, suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan
penanggungja"abnya.
Jsia* )enyakit epilepsi dapat menyerang segala umur
)ekerjaan* 7eseorang dengan pekerjaan yang sering kali menimbulkan stress dapat
memi&u terjadinya epilepsi.
-ebiasaan yang mempengaruhi* peminum al&ohol (al&oholi&)
b) -eluhan utama* Jntuk keluhan utama, pasien atau keluarga biasanya ketempat
pelayanan kesehatan karena klien yang mengalami penurunan kesadaran se&ara tiba-
tiba disertai mulut berbuih. -adang-kadang klien 1 keluarga mengeluh anaknya
prestasinya tidak baik dan sering tidak men&atat. -lien atau keluarga mengeluh
anaknya atau anggota keluarganya sering berhenti mendadak bila diajak bi&ara.
&) 6i"ayat penyakit sekarang* kejang, terjadi aura, dan tidak sadarkan diri.
d) 6i"ayat penyakit dahulu*
!rauma lahir, (sphy+ia neonatorum
,edera -epala, .n'eksi sistem syara'
=anguan metabolik (hipoglikemia, hipokalsemia, hiponatremia)
!umor 0tak
-elainan pembuluh darah
demam,
stroke
gangguan tidur
penggunaan obat
hiperentilasi
stress emosional
e) 6i"ayat penyakit keluarga* )andangan yang mengatakan penyakit ayan merupakan
penyakit keturunan memang tidak semuanya keliru, sebab terdapat dugaan terdapat 2-
88 penyandang ayan diakibatkan oleh 'aktor keturunan.
') 6i"ayat psikososial
.ntrapersonal * klien merasa &emas dengan kondisi penyakit yang diderita.
.nterpersonal * gangguan konsep diri dan hambatan interaksi sosial yang
berhubungan dengan penyakit epilepsi (atau Kayan: yang lebih umum di
masyarakat).
g) )emeriksaan 'isik (607)
1) ;1 (breath)* 66 biasanya meningkat (takipnea) atau dapat terjadi apnea, aspirasi
#) ;# (blood)* !erjadi takikardia, &ianosis
/) ;/ (brain)* penurunan kesadaran
2) ;2 (bladder)* oliguria atau dapat terjadi inkontinensia urine
3) ;3 (bo"el)* na'su makan menurun, berat badan turun, inkontinensia al'i
4) ;4 (bone)* klien terlihat lemas, dapat terjadi tremor saat menggerakkan anggota
tubuh, mengeluh meriang
Diagnosa Kee!a"a#an Ke$%a!ga
1. )erubahan dalam proses keluarga b1d penyakit yang diderita
#. -etidakmampuan mempertahankan kesehatan b1d perjalanan penyakit epilepsi
/. -urang pengetahuan tentang penyakit b1d kurang in'ormasi tentang penyakit
epilepsi
2. 6esiko trauma (injury) b1d proses penyakit
3. =angguan koping keluarga b1d penyakit kronis
4. -etidakmampuan dalam interaksi so&ial b1d .solasi sosial
Diagnosa Kee!a"a#an
1) 6esiko &edera b.d aktiitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan keseimbangan).
#) -etidake'ekti'an bersihan jalan na'as berhubungan dengan sumbatan lidah di
endotrakea, peningkatan sekresi salia
/) .solasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk penyakit
epilepsi dalam masyarakat
2) -etidake'ekti'an pola napas b.d dispnea dan apnea
3) .ntoleransi aktiitas b.d penurunan kardia& output, takikardia
4) =angguan persepsi sensori b.d gangguan pada nerus organ sensori persepsi
%) (nsietas b.d kurang pengetahuan mengenai penyakit
8) 6esiko penurunan per'usi serebral b.d penurunan suplai oksigen ke otak
In#e!&ensi 'an !asiona$
1) 6esiko &edera b.d aktiitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan keseimbangan).
!ujuan * -lien dapat mengidenti'ikasi 'aktor presipitasi serangan dan dapat
meminimalkan1menghindarinya, men&iptakan keadaan yang aman untuk klien,
menghindari adanya &edera 'isik, menghindari jatuh
-riteria hasil * tidak terjadi &edera 'isik pada klien, klien dalam kondisi aman, tidak
ada memar, tidak jatuh
.nterensi 6asional
0bserasi*
.dentiikasi 'a&tor lingkungan yang memungkinkan resiko terjadinya &edera
;arang- barang di sekitar pasien dapat membahayakan saat terjadi kejang
)antau status neurologis setiap 8 jam >engidenti'ikasi perkembangan atau
penyimpangan hasil yang diharapkan
>andiri
Jauhkan benda- benda yang dapat mengakibatkan terjadinya &edera pada pasien saat
terjadi kejang
>engurangi terjadinya &edera seperti akibat aktiitas kejang yang tidak terkontrol
)asang penghalang tempat tidur pasien )enjagaan untuk keamanan, untuk men&egah
&idera atau jatuh
@etakkan pasien di tempat yang rendah dan datar (rea yang rendah dan datar dapat
men&egah terjadinya &edera pada pasien
!inggal bersama pasien dalam "aktu beberapa lama setelah kejang >emberi
penjagaan untuk keamanan pasien untuk kemungkinan terjadi kejang kembali
>enyiapkan kain lunak untuk men&egah terjadinya tergigitnya lidah saat terjadi
kejang @idah berpotensi tergigit saat kejang karena menjulur keluar
!anyakan pasien bila ada perasaan yang tidak biasa yang dialami beberapa saat
sebelum kejang Jntuk mengidenti'ikasi mani'estasi a"al sebelum terjadinya kejang
pada pasien
-olaborasi*
;erikan obat anti konulsan sesuai adi&e dokter
>engurangi aktiitas kejang yang berkepanjangan, yang dapat mengurangi suplai
oksigen ke otak
Edukasi*
(njurkan pasien untuk memberi tahu jika merasa ada sesuatu yang tidak nyaman, atau
mengalami sesuatu yang tidak biasa sebagai permulaan terjadinya kejang.
7ebagai in'ormasi pada pera"at untuk segera melakukan tindakan sebelum terjadinya
kejang berkelanjutan
;erikan in'ormasi pada keluarga tentang tindakan yang harus dilakukan selama pasien
kejang >elibatkan keluarga untuk mengurangi resiko &edera
#) -etidake'ekti'an bersihan jalan na'as berhubungan dengan sumbatan lidah di
endotrakea, peningkatan sekresi salia
!ujuan * jalan na'as menjadi e'ekti'
-riteria hasil * na'as normal (14-#$ kali1 menit), tidak terjadi aspirasi, tidak ada dispnea
.nterensi 6asional
>andiri
(njurkan klien untuk mengosongkan mulut dari benda 1 9at tertentu 1 gigi palsu atau
alat yang lain jika 'ase aura terjadi dan untuk menghindari rahang mengatup jika kejang
terjadi tanpa ditandai gejala a"al.
@etakkan pasien dalam posisi miring, permukaan datar
!anggalkan pakaian pada daerah leher 1 dada dan abdomen
>elakukan su&tion sesuai indikasi
-olaborasi
;erikan oksigen sesuai program terapi
menurunkan resiko aspirasi atau masuknya sesuatu benda asing ke 'aring.
meningkatkan aliran (drainase) sekret, men&egah lidah jatuh dan menyumbat jalan
na'as
untuk mem'asilitasi usaha berna'as 1 ekspansi dada
>engeluarkan mukus yang berlebih, menurunkan resiko aspirasi atau as'iksia.
>embantu memenuhi kebutuhan oksigen agar tetap adekuat, dapat menurunkan
hipoksia serebral sebagai akibat dari sirkulasi yang menurun atau oksigen sekunder
terhadap spasme askuler selama serangan kejang.
/) .solasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk penyakit
epilepsi dalam masyarakat
!ujuan* mengurangi rendah diri pasien
-riteria hasil*
- adanya interaksi pasien dengan lingkungan sekitar
- menunjukkan adanya partisipasi pasien dalam lingkungan masyarakat
.nterensi 6asional
0bserasi*
.denti'ikasi dengan pasien, 'a&tor- 'a&tor yang berpengaruh pada perasaan isolasi sosial
pasien
>emberi in'ormasi pada pera"at tentang 'a&tor yang menyebabkan isolasi sosial pasien
>andiri
>emberikan dukungan psikologis dan motiasi pada pasien
Dukungan psikologis dan motiasi dapat membuat pasien lebih per&aya diri
-olaborasi*
-olaborasi dengan tim psikiater
-onseling dapat membantu mengatasi perasaan terhadap kesadaran diri sendiri.
6ujuk pasien1 orang terdekat pada kelompok penyokong, seperti yayasan epilepsi dan
sebagainya. >emberikan kesempatan untuk mendapatkan in'ormasi, dukungan ide-ide
untuk mengatasi masalah dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman yang
sama.
Edukasi*
(njurkan keluarga untuk memberi motiasi kepada pasien. -eluarga sebagai orang
terdekat pasien, sangat mempunyai pengaruh besar dalam keadaan psikologis pasien.
>emberi in'ormasi pada keluarga dan teman dekat pasien bah"a penyakit epilepsi
tidak menular >enghilangkan stigma buruk terhadap penderita epilepsi (bah"a
penyakit epilepsi dapat menular).
D(5!(6 )J7!(-(
0eyab, #$1$. (skep Epilepsi. 0nline diakses dari http 11 *""".askep epilepsi blogspot.&om,
tanggal #1>ei #$1#
Doengoes, >arylin,1999. 6en&ana (suhan -epera"atan, E=,, Jakarta.
Eli9abeth, J.,or"in. #$$1. ;uku 7aku )ato'isiologi. ,etakan .. )enerbit * E=,, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai