Anda di halaman 1dari 12

Tujuan

1. Mahasiswa memahami konsep routing RIP dengan perangkat Cisco.


2. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi dengan menggunakan Cisco Router dengan
protokol routing RIP.
II. Peralatan Yang Dibutuhkan
Cisco Packet Trecer
III. Dasar Teori
Definisi Dynamic Routing
Dynamic routing merupakan proses pemilihan jalur yang dilakukan secara
otomatis oleh gateway atau router yang bersangkutan. Diterapkan pada jaringan yang
memiliki banyak gateway atau router. Kelebihan dari dynamic routing juga dia selalu
mengupdate secara otomatis table routing yang tersedia pada dirinya. Dynamic routing
protocol digunakan oleh router untuk membagi informasi tentang penjangkauan dan
status dari remote network.
Konvergen
konvergen adalah saat semua tabel routing berada pada status konsisten. Sebuah
jaringan dikatakan konvergen saat semua router memiliki informasi yang lengkap dan
akurat mengenai jaringan yang ada.

Metric
Metric adalah nilai yang digunakan routing protocol untuk menetapkan cost untuk
mencapai remote network. Metric tersebut digunakan untuk menentukan jalur mana yang
paling baik saat ada lebih dari satu jalur di jaringan yang sama.
Setiap routing protocol menggunakan metricnya masing-masing. Sebagai contoh,
RIP menggunakan hop count, EIGRP menggunakan kombinasi bandwidth dan delay, dan
dalam implementasi di cisco OSPF menggunakan bandwidth.

Administrative Distance
Pada umumnya protocol routing mempunyai struktur metric dan algoritma yang berbeda
dengan protocol yang lain. Pada jaringan yang memiliki beberapa routing protocol,
pertukaran informasi routing dan kemampuan untuk memilih jalur terbaik sangatlah
penting.

Administrative distance (AD) adalah fitur yang dimiliki oleh router untuk memilih jalur
terbaik ketika terdapat dua atau lebih jalur menuju tujuan yang sama dari dua routing
protocol yang berbeda. Administrative distance menyatakan reliability dari sebuah
routing protocol. Tiap routing protocol diprioritaskan terhadap yang lain dengan bantuan
besaran/nilai Administrative Distance (AD).

Pemilihan Jalur Tebaik [The Best Path]
Administrative distance adalah kriteria pertama yang digunakan oleh router untuk
menentukan routing protocol yang harus dijalankan, jika terdapat dua routing protocol
yang menyediakan jalur untuk tujuan yang sama. AD adalah sebuah ukuran
trustworthiness dari source of routing information. AD hanya mempunyai local
significance, dan tidak melakukan advertise dalam routing update.

Nilai AD yang lebih kecil, lebih dipercaya/reliable. Contoh, Jika sebuah router menerima
informasi tentang jalur menuju jaringan tertentu dari Open Shortest Path First (OSPF)
(default administrative distance 110) dan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
(default administrative distance 100), Router akan memilih IGRP karena IGRP lebih
dipercaya/reliable karena memiliki AD yang lebih kecil dibandingkan OSPF.
Jika source address untuk IGRP hilang atau tidak dikenal, maka router akan
memilih/menjalankan routing OSPF sampai IGRP aktif kembali.



IP Routing Protocol
Ada beberapa routing dinamic untuk IP. dibawah ini adalah dynamic routing yang sering
digunakan :
1. RIP (Routing Information Protocol)
RIP adalah distance vector routing protocol yang paling pertama. Meskipun
RIP tidak memiliki kecanggihan lebih dibandingkan routing protocol yang sudah
maju, kesederhanaannya dan terus digunakan secara luas adalah bukti bahwa RIP
masih memiliki umur yang panjang
.
Fitu-fitur RIP
Triger update : update tabel routing yang dikirim seketika untuk merespons
perubahan routing. Triger update tidak menunggu update habis.
Limited hop: membatasi hop sampai 16 hop
Holddown time: waktu yang digunakan untuk memastikan bahwa link benar-
benar putus.
Split horizon: router tidak memberitahu routing update ke sumber update info
routing tersebut.
Split hotizone with route positioning: menandai jalur sebagai unreacble di routing
update yang dikirim ke router lainnya.
Berikut ini adalah konsep dan karakteristik dari distance vector routing:
Routers selalu menambahkan langsung kepada routing table semua subnet yang
bersentuhan langsung kepada router tersebut, walau tanpa routing protocol.
Router mengirim routing update keluar dari interface-interfacenya untuk meng-
advertise route / jalur yang dia ketahui. Route ini meliputi route yang terhubung
langsung dengannya maupun route yang dia pelajari dari router lainnya.
Router mendengarkan routing update dari tetangganya sehingga dia dapat
mempelajari route-route baru.
Informasi routing berisi subnet dan metric. Metric mendefinisikan seberapa bagus
suatu route, semakin kecil metricnya semakin bagus routenya.
Jika memungkinkan, router menggunakan broadcast atau multicast untuk
mengirim routing update. Dengan menggunakan broadcast atau multicast, semua
tetangga router akan menerima informasi routing update yang sama dalam sekali
update saja.
Jika sebuah router mempelajari beberapa route dalam satu subnet yang sama,
router akan memilih route terbaik berdasarkan metric (terendah)
Router secara periodic mengirim full update dan mengharapkan menerima update
secara periodic juga dari router-router tetangganya.
Jika sebuah router gagal menerima update dari router tetangganya pada pereode
waktu tertentu akan berakibat bahwa router tersebut akan menghapus route yang
telah dipelajari sebelumnya dari router tetangganya.
Sebuah router berasumsi bahwa pada suatu route yang di advertise oleh router X,
maka router pada hop berikutnya adalah router X.

RIP version 1
RIP menggunakan jumlah hop sebagai ukuran metric. Dalam arti, jika ada dua
router antara si router dengan subnet yang dituju, maka metric nya adalah 2 untuk
subnet tersebut.

Dengan memahami gambar diagram diatas, metric router B untuk kedua
subnet yang terhubung langsung dengan kedua subnet adalah 0 sebab tidak ada
router diantara B dan kedua subnet tersebut alias kedua subnet terhubung
langsung dengan interface router.
Lihat juga di router A, metric untuk subnet 172.101.100.0 adalah 0
karena subnet tersebut menempel langsung kepada router A. Sementara subnet
172.101.103.0 dipisahkan oleh router B, maka metric untuk subnet tersebut dilihat
dari router A adalah 1.
Akhirnya pada router C, metric untuk subnet 172.101.103.0 adalah 2
karena ada dua router yang memisahkan subnet tersebut dilihat dari router C. dan
untuk subnet 172.101.100.0 metricnya adalah 1 dilihat dari router C.
Berikut adalah daftar beberapa fitur dari RIP-1 routing dibanding dengan
protocol routing lainnya:
Berdasarkan pada distance vector logic
Metric menggunakan jumlah hop router
Update routing secara full dikirim per 30 detik sekali
Waktu convergence memakan waktu sekitaran 3 sampai 5 menit
RIP merupakan protocol classfull karena dia tidak mendukung VLSM
RIP version 2
RIP version 2 (RIP-2) routing mempunyai beberapa pengembangan dari
protocol aslinya RIP. RIP-2 masih menggunakan logica distance vector,
menggunakan jumlah hop untuk metric, mengirim full update secara periodic, dan
juga butuh waktu convergence yang masih lama juga. Akan tetapi dibanding
dengan RIP-1, RIP-2 mendukung VLSM seperti halnya dengan protocol link-state
lainnya misal OSPF, EIGRP, yang menjadikannya menjadi protocol routing
classless.
Table berikut ini menegaskan beberapa pengembangan yang dibuat untuk
RIP menjadi RIP routing version-2.
Features Description
Mentransmisikan subnet
mask bersama dengan
rute
Fitur ini memungkinkan VLSM dengan memasukkan mask
bersama setiap route update sehingga subnet mask di-
definisikan dengan tepat. Hal ini menjadikan RIP-2 menjadi
routing protocol classless.
Memberikan proses
authentication
Bisa menggunakan baik clear text password dan juga
encryption MD5 (yg merupakan tambahan fitur Cisco) untuk
authentication source dari routing update
Mengikutsertakan IP
address hop router
berikutnya dalam routing
update-nya
Sebuah router dapat meng-advertisekan sebuah route tapi
mengarahkan setiap listener kepada suatu router yang berbeda
pada subnet yang sama
Menggunakan tag route
External
RIP bisa meneruskan informasi mengenai route yang
dipelajari dari sumber external dan mendistribusikannya
kedalam RIP.
Router yang lain kemudian meneruskan external tag ini
kepada protocol yg sama tadi kedalam bagian jaringan yang
berbeda, sehingga secara efektif membantu protocol routing
lainnya juga meneruskan informasi ini.
Menggunakan routing
update multicast
Ketimbang membroadcast update kepada 255.255.255.255
seperti dalam RIP-1, destinasi IP address adalah 224.0.0.9
yang merupakan IP address multicast.
224.0.0.9 merupakan IP address yang dicadangkan khusus
untuk RIP-2. Hal ini mengurangi jumlah processing yang
dibutuhkan pada host-host yang tidak memakai RIP pada
subnet yang sama.
Fitur yang paling penting dalam perbandingan kedua RIP adalah bahwa
RIP-2 mendukung VLSM sehingga menjadikannya classless protocol. RIP-1
sudah menjadi masa lalu, jadi jika anda menggunakan RIP pastikan
menggunakan RIP-2 yang lebih fungsional. Jika anda ingin menggunakan routing
protocol standard yang umum dipakai sementara anda tidak mau repot dengan
keruwetan l ink-state protocol, maka RIP-2 adalah pilihan yang tepat.
2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
(interior gateway routing protocol) adalah protocol distance vector yang di
ciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop
maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth, MTU,
delay dan load. IGRP adalah protocol routing yang menggunakan Autonomous Sistem
(AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system, interior atau exterior.
Administrative distance untuk IGRP adalah 100.
3. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang
hanya diadopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai propietary protocol pada
cisco, dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco. EIGRP
menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang
sesuai dengan suatu rute. EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika
menghindari loop.
4. OSPF (Open Shortest Path First)
Llink state protocol menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk
menetapkan path-path ke jaringan lain.
5. IS-IS (Intermediate System-to-Intermediate System)
adalah sebuah protokol gateway interior, dirancang untuk digunakan dalam
domain administrasi atau jaringan. Hal ini berbeda dengan Protokol Gateway Exterior,
terutama Border Gateway Protocol (BGP), yang digunakan untuk routing antara sistem
otonom (RFC 1930).

6. BGP (Border Gateway Protocol)
Merupakan distance vektor exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas
untuk merawat path-path ke jaringan lainnya.

Classfull dan Classless Routing Protocol
Classfull : routing protocol yang tidak mengirim informasi subnet mask saat update
routingnya. Yang termasuk classfull routing protocol yaitu RIPv1 dan IGRP.
Classfull routing protocol tidak mendukung VLSM. Routing protocol ini juga tidak
mendukung jaringan discontiguous.
Classless : routing protocol yang menyertakan informasi subnet masknya saat update
routing. Yang termasuk classless routing protocol yaitu RIPv2, EIGRP, OSPF, IS-IS,
BGP. Mendukung VLSM dan jaringan discontiguous.

Kelebihan dan Kekurangan Routing Dynamic

Konfigurasi Routing Dynamic denagan Packet Tracer
Pertama yang harus di buat adalah Buat 3 buah router, 3 buah switch, dan 2 PC
pada masing masing router. Seperti contoh gambar di bawah ini:

Router ke router : Serial
Router ke switch : FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih cepat
FastEthernet)
Switch ke PC : FastEthernet
Konektor yang warna merah menggunakan Serial DTE
(recommended) Sebaiknya menggunakan Routers yang Generic (Router-
PT) agar kita tidak perlu menambahkan modul pada komponen router.
(recommended) Untuk Switches gunakan Generic (Switch-PT)
Konfigurasi ini menggunakan CLI (command-line interface)
Setting IP address pada masing-masing ethernet dan serial pada router





Setting IP address address pada komputer
Router 0
PC 0 : IP 172.16.1.2
GW 172.16.1.1
PC 1 : IP 172.16.1.3
GW 172.16.1.1
Router 1
PC 2 : IP 172.16.3.2
GW 172.16.3.1
PC 3 : IP 172.16.3.3
GW 172.16.3.1
Router 2
PC 4 : IP 172.16.5.2
GW 172.16.5.1
PC 5 : IP 172.16.5.3
GW 172.16.5.1

Konfigurasi RIP
Pada konfigurasi router Dynamic, Tambahkan semua network yang telah
diatur pada masing masing router. Misalnya tambahkan semua network pada
Sterling ke dalam settingan Router RIP pada Sterling. Untuk lebih jelasnya lihat
konfigurasi di bawah ini:




Troubleshoot
Jika, antar router tidak dapat terkoneksi. Pastikan clock rate sudah disetting dengan baik.

Tambahan
a. Langkah-langkah Routing EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol):
1. Menciptakan rute dengan model EIGRP
router eigrp <autonomous system number> : pada priviledged mode network <IP
network> <wildcard-mask> : pada Global Configuration mode write mem : --
2. Melihat semua rute ke masing-masing router yang lain
show ip route : pada priviledged mode
b. Routing OSPF (Open Shortest Path First)
Menciptakan Routing dengan model OSPF
router ospf <process id>
network <ip network>
Perintah untuk melihat Route dari terminal pengirim ke terminal tujuan :
Router#traceroute <ip tujuan>

Anda mungkin juga menyukai