Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

FISIKA INDUSTRI








Disusun Oleh :
Nama : Soleh Hasan
Nim : 13/16051/TP
Jurusan : Teknik Pertanian
Kelompok : I (satu)
Acara III : Panas Lebur dan Panas Penguapan
Co.Ass : Riski Julpandi

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
I. Tanggal : 06 Januari 2014
II. Acara : Panas Lebur dan Panas Penguapan
III. Tujuan : Menentukan Panas Lebur Dan Panas Penguapan Air
IV. Dasar Teori
Keadaan (phase) zat di alam ada 3 phase yaitu padat, cair, dn gas. Zat-zat
itu dalam kondisi suhu dan tekanan tertentu mengalami 3 phase tersebut.
Misalnya air juga mengalami hal seperti itu yaitu dalam keadaan padat,
keadaan cair dan padat juga berupa gas atau uap. Transisi dari satu fase ke
fase lain disertai dengan pelepasan atau penyerapan panas dan sering kali
disertai juga dengan perubahan Volume. Sebagai contoh ,andaikan bahwa
sebongkah es ya ng diambil dari kulkas dengan suhu misalnya -25
o
C. Cepat-
cepat es dimasukkan dalam suatu bejana pemanas yang dilengkapi dengan
termometer untuk mengukur suhunya dengan penambahan panas yang ajeg.
Nampaklah bahwa penunjukan termometer naik secara ajeg samai 0
o
C. Di
sini dangan segera akan nampak adanya air dalam bejana dengan kata lain es
mencair, terjadi perubahan padat dari padat ke cair. Kenaikan suhu berhenti
karena panas seluruhnya dipakai untuk mencair.
(Purwandi,B,dkk,2000,Panduan Praktikum Fisika Dasar, FMIPA UGM,
Yogyakarta).
Setelah es mencair seluruhnya, suhu air perlahan-lahan akan naik kembali.
Kenaikan suhu sekarang lebih lambat dari sebelum mencair sebab panas jenis
air lebih besar dari pada panas jenis es. Kenaikan suhu air terhenti lagi pada
suhu 100
o
C, terjadi penguapan. Suhu tetap 100
o
C sampai air menjadi uap
seluruhnya. Jika uap air masih menerima panas, akhirnya menjadi uap
superheated. Titik leber es atau titik beku air dan titik didih air dapt
dinyatakan dalam grafik suhu fungsi waktu. Secara umum panas perubahan
wujud yang digunakan untuk mencair atau menguap oleh zat yang bermassa
m adalah


Suhu (celcius) F
100
0
---------------------------------d e



0
0
--------b c

25
0
a t (waktu)

Q = mL
Q = panas yang diserap atau dihasilkan,
L = panas yang diserap atau dihasilkan per satuan massa
Panas yang diperlukan untuk mencair disebut panas lebur, sedangkan untuk
penguapan disebut panas penguapan.
Azas Percobaan
1. Panas lebur es dapat dicari dengan memasukan es yang sudah ditimbang
ke dalam kalorimeter yang berisi air yang sudah diketahui massanya,
kemudian amatilah suhu awal dan suhu akhirnya. Misalnya massa es yang
bersuhu 0
o
C adalah m, massa air didalam kalorimeter m
a,
suhu awal tm dan
suhu akhit T
a
, sesuai azas Black bahwa panas diserap senilai panas dilepas,
sehingga didapat persamaan
ma(T
m
T
a
) = m(L
e
+T
a
) (2)
dimana panas lebur es (L
e
) adalah tetapan yang dicari.
2. Panas penguapan air dapat dicari dengan menguapkan air yang berada
dalam kalorimeter dengan kawat pemanas, tenaga yang diberikan oleh
kawat pemanas sama dengan panas yang diterima oleh air. Dengan
mengamati perubahan massa air, panas yang terjadi pada waktu air telah
mendidih, maka dapat dihitung panas penguapan dari air tersebut. Jika
suhu air panas T
m
, suhu air mendidih T
a
, tegangan kawat pemanas V, arus
yang lewat kawat pemanas i pada waktu t dengan perubahan masa air m
a
,
pada tetapan panas penguapan Lu,dipenuhi kaitan
Vit = m
a
(L
u
+ T
a
- T
m
). (Purwandi,B,dkk,2000,Panduan Praktikum Fisika
Dasar, FMIPA UGM, Yogyakarta).

V. Alat Dan Bahan
Alat
1. Kalorimeter : 1 buah
2. Termometer batang : 1 buah
3. Voltmeter : 1 buah
4. Ampere meter : 1buah
5. Skalar : 1buah
6. Stopwacth : 1buah
7. Timbangan : 1buah
Bahan
1. Air : secukupnya
2. Es : secukupnya



















VI. Cara Kerja
A. Skematis :
1) Ditimbang kalorimeter tanpa pengaduk kemudian tanpa pengaduk
diisi air dan ditimbang lagi,kalorimeter ditutup kemudian baca
penunjukan termometer

2) diambil dengan segera es,lalu timbang dan dimasukkan dengan cepat
dalam kalorimeter.
3) Diadukerlahan-lahan kalorimeter, penunjuk kalorimeter turun,
ditunggu sampai sampai termometer berhenti, kemudian di baca.
4) Diulangi langkah 1 sampai dengan 3 berulang sampai 3 kali.
5) Diletakkan kalorimeter terssebut diatas timbangan, Lubang
pengeluaran pada kalorimeter dibuka kemudian switch ditutup
serentak dengan penekanan tombol stopwatch.

6) Dibaca setiap 30 detik hingga 60 detik penunjukan Ampermeter dan
Volmeter. Switch dibuka bersamaan dengan penekanan stopwatch
7) Dicatat suhu kamar dan tekanan barometer, Ulangi langkah 5,6,7
berulang sampi 3 kali.




B. Teoritis
1. Menimbang berat wadah.
2. Menimbang berat wadah dengan es batu.
3. Mehitung massa benda dengan cara berat wadah dengan es batu
dikurangi dengan berat wadah.
4. Memasukkan wadah dengan es batu kedalam kalori meter.
5. Melihat penunjukkan suhu pada thermometer dan penunjukan
amperemeter dan voltmeter.
6. Menambahkan es batu kedalam wadah dan timbang beratnya.
7. Memasukkan kedalam kalorimeter, aduk dan amati selama 30 detik
hingga 60 detik.
8. Melihat kembali penujukkan suhu, amperemeter dan voltmeternya.
9. Mengulangi langkah 6, 7 dan 8 sampai 3 kali.
10. Menimbang kembali wadah dengan es batu setelah percobaan selesai.
11. Menghitung massa akhirnya.

VII. Hasil Pengamatan Dan Perhitungan
A. Hasil Pengamatan
1. Panas lebur
Kegiatan I
Massa kalorimeter : 375,8 gr
Massa akhir : 540 gr
No T(s) V I T
o
C
1 0 12 2,4 2
2 30 11 2,6 2
3 60 11 2,6 2

Kegiatan II
Massa awal : 375,8 gr
Massa akhir : 538,5gr





Kegiatan III
Massa awal : 375,8 gr
Massa akhir : 542,2 gr

No. T(s) V I T
o
C

1 0 12 2,6 2
2 30 11 2,6 2
3 60 11 2,6 2


No. T(s) V I T
o
C

1 0 12 2,4 1
2 30 12 2,4 2
3 60 12 2,4 3
2. Panas penguapan
Kegiatan I
Massa awal : 375,8 gr
Massa akhir : 571,9 gr





Kegiatan II
Massa awal : 375,8gr
Massa akhir : 565,4 gr





Kegiatan III
Massa awal : 375,8 gr
Massa akhir : 583,4 gr







No. T(s) V I T
o
C

1 0 11 2,8 26
2 30 11 2,8 28
3 60 11 2,8 28
No. T(s) V I T
o
C

1 0 11 2,8 26
2 30 12 2,8 27
3 60 12 2,9 28
No. T(s) V I T
o
C

1 0 11 2,8 26
2 30 11 2,9 28
3 60 12 2,9 28
B. Hasil Perhitungan
1. Panas lebur (L
e
)


M
a
= massa awal
T
m
= suhu awal
L
e
= panas lebur
M = mass aakhir
T
a
= suhu akhir
Kegiatan I
M
a
( T
m
T
a
) = M( L
e
+ T
a
)
375,8( 2 2 ) = 540 ( Le + 2 )
0 = 540 Le + 1080
Le =


Le = -2 joule
Kegiatan II
M
a
( T
m
T
a
) = M( L
e
+ T
a
)
375,8 ( 1 3 ) = 538,5 ( Le + 3 )
-751,6 = 538,5 Le + 1615,5
Le =


Le = -4,40 joule
Kegiatan III
M
a
( T
m
T
a
) = M( L
e
+ T
a
)
375,8 ( 2 2 ) = 542,2 ( Le + 2 )
0 = 542,2 Le + 1084,4
Le =


Le = -2 joule

M
a
(T
m
T
a
) = M(L
e
+ T
a
)
Ralat Perhitungan (Ralat Panas Lebur)
Perlakuan Xn Xn

|Xn -

| |Xn -

|
1 - 2 0,8 0,8 0,64

2 -4,40 - 1,6 1,6 2,56
3 - 2 0,8 0,8 0,64
-8,4 0 3,2 3,84

a. Harga rata-rata

= -2,8
b. Deviasi Rata-Rata (a)
a=

= - 1,07
c. Deviasi Standar(s)
S =

= 1,38
d. Deviasi Standar Relative(S)
S
=

x 100%
=

x 100%
=
-0,4928 x 100% = -49,28 %
e. Deviasi Standar Rata-Rata (A)
A
=

x 100%
=

x 100%
=
-0,3821 x 100% = -38,21%


Hasil Pengukuran
+ a = -2,8 1,07 = -1,73
- a = -2,8 1,07 = -3.87

Tingkat Ketelitian
100% - A% = 100% - (-38,21)%
= 138,21%
2. PanasPenguapan
L
u
= V.I.T = M
a
(L
u
+(T
a
-T
m
))

V = Tegangan
I = Aruslistrik
t = Waktu
T
a
= Suhu akhir
T
m
= Suhu awal
M = Massa akhir
M
a
= Massa awal
Kegiatan I
V.I.T = M
a
(L
u
+(T
a
-T
m
))
11,16.2,6.60 = 127,2 (L
u
+(27-25))
1740,96 = 127,2 (L
u
+2)
1740,96 = 127,2 Lu + 254,4
Lu = 11,68 joule
Kegiatan II
V.I.T = M
a
(L
u
+(Ta-Tm))
11.2,67.60 = 115,7 (L
u
(29-27))
1762,2 = 115,7 Lu + 231,4
L
u
= 13,23 joule
Kegiatan III
V.I.T = M
a
(L
u
+(Ta-Tm))
10,8.3,37.60 = 103,7 (L
u
(30-28))
2183,76 = 103,7 Lu + 207,4
L
u
= =19,05 joule
Ralat Perhitungan (Ralat Panas Penguapan)
Perlakuan Xn Xn -

|
|

|


1 11,68 -2,97 2,97 8,82
2 13,23 -1,42 1,42 2,01
3 19,05 4,4 4,4 19,36
43,96 0,01 8,79 30,19
a. Harga rata-rata ( )

= 14,65
b. Deviasi Rata-Rata (a)
a =
| |

= 2,93
c. Deviasi Standart
S =
|
|

= 3,88
d. Deviasi Standart Relative (S)
S =




e. Deviasi Standart rata-rata (A)
A =


HasilPengukuran
+ a = -14,65 + 2,93 = 17,58
- a = -14,65 2,93 = 11,72

Ketelitian = 100% - A% = 100% - 20% = 80%

VIII. Pembahasan
Keadaan zat di dalam adalah 3 fase yaitu padat, cair, dan gas.Zat-zat
itu dalam kondisi suhu da ntekanan tertentu mengalami 3 fase tersebut.
Transisi dari satu fase kefase lain disertai dengan pelepasan atau
penyerapan panas dan sering kali disertai juga perubahan volume. Panas
yang diperlukan untuk mencair disebut panas lebur. Sedangkan panas yang
diperlukan untuk penguapan disebut panas penguapan.
Menurut hasil pengamatan, pada percobaan panas lebur, Kegiatan
pertama dari waktu 0 sekon sampai 60 sekon tidak terjadi perubahan suhu
yaitu 2
0
C

tetap menjadi 2
0
C. dan pada voltmeter mengalami perubahan
dari 0 sekon sampai 60 sekon yaitu dari angka 12 volt menjadi 11 volt,
sedangkan amperemeter mengalami perubahan dari 2,4 menjadi 2,6
ampere. Pada kegiatan kedua, dari 0 sekon sampai 60 sekon juga terjadi
perubahan suhu yang konstan yaitu dari 1
0
C menjadi 3
0
C dan berakhir
diangka 3
0
C. sedangkan pada voltmeter tidak ada perubahan tetap
meunjukan angka 12 volt dan pada amperemeter ditunjukan angka 2,4
ampere. Pada kegiatan ketiga dari 0 sekon sampai 60 sekon tida terjadi
perubahan suhu pada angka 2
0
C. sedangkan pada voltmeter terlihat
perubahan angka yang konstan yaitu 12 volt menjadi 11 volt, dan pada
amperemeter 0 sekon pertama konstan tidak berubah 2,6 ampere,
sedangkan 60 sekon terakhir tetap tidak berubah maenjadi 2,6 amper.
Menurut hasil pengamatan, pada percobaan panas penguapan ini
dilakukan tiga kali percobaan sama seperti pada percobaan panas lebur.
Kegiatan ini dilakukan pertama dari waktu 0 sekon sampai 60 sekon tidak
terjadi perubahan suhu yaitu 26
0
C

tetap menjadi 28
0
C. dan pada
voltmeter tidak mengalami perubahan dari 0 sekon sampai 60 sekon yaitu
angka 11 volt, sedangkan amperemeter tidak mengalami perubahan 2,8
ampere. Pada kegiatan kedua, dari 0 sekon sampai 60 sekon juga
mengalami perubahan suhu yang konstan yaitu dari 26
0
C menjadi 28
0
C
dan berakhir diangka 28
0
C. sedangkan pada voltmeter terjadi perubahan
meunjukan dari angka 11 volt menjadi 12 volt, dan pada amperemeter
terjadi perubahan angka 2,8 ampere menjadi 2,9 ampere. Pada kegiatan
ketiga dari 0 sekon sampai 60 sekon terjadi perubahan suhu pada angka 26
0
C menjdi 28
0
C. sedangkan pada voltmeter terlihat perubahan angka yang
konstan yaitu 11 volt menjadi 12 volt, dan pada amperemeter 0 sekon
pertama konstan tidak berubah 2,8 ampere, sedangkan 60 sekon terakhir
berubah maenjadi 2,9 amper.
Menurut hasil perhitungan untuk panas lebur dari jumlah harga rata-
rata (x) = -2,8 Deviasi rata-rata (a) = 1,07 Deviasi standart (s) =1,38
Deviasi rata-rata (A) = -38,21% Deviasi standart relatif (S) = -49,28%
pada hasil Pengukuran yang (x + a) didapat hasil -1,73, dan (x a) didapat
hasil -3,87 dan ketelitiannya terdapat hasil 138,21%. Sedangkan menurut
hasil perhitungan ralat panas penguapan dari jumlah Harga rata-rata (x) =
14,65 Deviasi rata-rata (a) = 2,93 Deviasi standart (s) = 3,88 Deviasi rata-
rata (A) = 20%Deviasi standart relatif (S) = 26,48%, pada hasil
Pengukuran (x + a) = 17,58, dan (x a) didapat hasil 11,72, dan
ketelitiannya terdapat hasil 80%.














IX. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan pengamatan dapat disimpulkan :
1. Air panas mengalami fase-fase bebeda yaitu dalam keadaan padat, cair dan
juga berupa gas atau uap.
2. Transisi dari satu fase kefase lain disertai dengan pelepasan atau
penyerapan panas sering kali disertai dengan perubahan volume.
3. Panas jenis air lebih besar disbanding dengan panas jenis es.
4. Panas lebur adalah panas yang diperlukan untuk mencair.
5. Panas penguapan adalah panas yang diperlukan untuk menguap.
6. Hasil ralat untuk perhitungan panas lebur dari jumlah Harga rata-rata (x) =
-2,8 Deviasi rata-rata (a) = 1,07 Deviasi standart (s) =1,38 Deviasi rata-rata
(A) = -38,21% Deviasi standart relatif (S) = -49,28% Hasil Pengukuran (x
a) x + a = -1,73,x - a = -3,87 Ketelitian = 138,21%
7. Hasil ralat untuk perhitungan panas penguapan dari jumlah Harga rata-rata
(x) = 14,65 Deviasi rata-rata (a) = 2,93 Deviasi standart (s) = 3,88 Deviasi
rata-rata (A) = 20%Deviasi standart relatif (S) = 26,48% Hasil
Pengukuran (x a) x + a = 17,58, x - a = 11,72 ketelitian 80%.









DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar 1. Institut Pertanian
STIPER,Yogyakarta.
Nugroho,Djoko . 2009 . Mandiri Fisika Untuk SMA Kelas 3. Erlangga. Jakarta
Purwadi,B, dkk. 2000. Panduan Praktikum Fisika Dasar. FMIPA UGM.
Yogyakarta.
Tipler,P.A.1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid I. Penerbit Erlangga.
Jakarta.












Yogyakarta, 06 Januari 2014
Mengetahui,
Co. Ass Praktikan


( Riski Julpandi) ( Soleh Hasan )

Anda mungkin juga menyukai