Anda di halaman 1dari 11

KARAKTERISTIK DAN DAMPAK PENCEMARAN FISIK DI

LINGKUNGAN KEBISINGAN


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Lingkungan


Oleh:
Faiqotul Himmah
NIM 090210102042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISISKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran lingkungan dibagi menjadi empat macam,yaitu pencemaran
air.pencemaran udara,pencemaran tanah dan pencemaran suara.Salah satu contoh dari
pencemaran udara adalah kebisingan.
Kebisingan merupakan suatu pencemaran yang mengganggu manusia.Orang akan
merasa terganggu akibat suara yang dihasilkan terlalu keras.Akan tetapi,tingkat
kekerasan suara yang dapat dikatakan mengganggu seseorang pada tiap individu
berbeda.Tergantung dari kebiasaan masing-masing individu.Apabila mereka tinggal
di daerah perkotaan dan dekat dengan jalan raya ataupun mereka tinggal di dekat rel
kereta api,maka suara yang mereka anggap bising,tingkat kekerasan suaranya lebih
tinggi dari pada orang yang tinggal dipedesaan.Sebab orang yang bertempat tinggal di
perkotaan atau dekat rel kereta api sudah terbiasa mendengar suara-suara yang sangat
keras,sehingga itu merupakan suatu hal yang sudah biasa.
Bising dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis,
gangguan psikologis, gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan
gangguannya berupa gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran
dan gangguan non Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya
keselamatan, menurunya performan kerja, stres dan kelelahan.
Agar kita dapat mengetahui dengan jelas mengenai karakteristik dan dampak dari
kebisingan,maka saya membuat makalah ini.Selain itu juga untuk memenuhi tugas
mata kuliah fisika lingkungan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.



1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah definisi dari kebisingan?
1.2.2 Bagaimana karakteristik dari kebisingan?
1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan Tingkat Tekanan Suara dan tingkat tekanan
suara berbobot A (tingkat kebisingan)?
1.2.4 Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh kebisingan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi dari kebisingan
1.3.2 Mengetahui karakteristik dari kebisingan
1.3.3 Mengetahui Tingkat Tekanan Suara dan tingkat tekanan suara berbobot A
(tingkat kebisingan)
1.3.4 Mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh kebisingan











BAB II
PEMBAHASAN
Kebisingan didefinisikan sebagai "suara yang tak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit
atau yang menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-
teknik Internasional Bab 801: Akustikal dan elektroakustik)". Diantara pencemaran
lingkungan yang lain, pencemaran/polusi kebisingan dianggap istimewa dalam hal:
[1] Penilaian pribadi dan penilaian subyektif sangat menentukan untuk mengenali
suara sebagai pencemaran kebisingan atau tidak, dan
[2] Kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran air dan
pencemaran udara (Bising pesawat udara merupakan pengecualian).
Mengenai karakteristik [1] di atas, ada masalah mengenai bagaimana
menempatkan kebisingan antara tingkat penilaian subjektif seorang individu yang
menangkapnya sebagai "kebisingan" dan tingkat fisik yang dapat diukur secara
obyektif. Dengan karakteristik [2], tidak ada perbedaan jelas antara siapa agresornya
dan siapa korbannya, sebagaimana yang sering terjadi ada korban-korban dari
kebisingan akibat piano dan karaoke. Meskipun jumlah keluhan yang terdaftar di
kota-kota besar selama beberapa tahun terakhir ini telah berkurang, kebisingan masih
merupakan bagian besar dari keluhan-keluhan masyarakat.
Tingkat Tekanan Suara dan tingkat tekanan suara berbobot A (tingkat
kebisingan)
Suara adalah gejala di mana partikel-partikel di udara bergetar dan
menyebabkan perubahan-perubahan dalam tekanan udara, karena itu intensitasnya
dinyatakan sebagai tekanan suara. (Pascal adalah suatu unit [Pa]) dan energi yang
diperlukan untuk getaran (juga dinamakan "tenaga suara dari sumber ", unit-unit watt
[W]). Bila dinyatakan dalam Pascal, intensitas dari suara dinamakan "tekanan suara"
dan menggunakan suatu unit referensi dari 20 Pa. Ini hampir sama dengan tekanan
suara dari suara minimum yang ditangkap oleh telinga manusia. Tingkat tekanan
suara didefinisikan sebagai 10x logaritma rasio dari tekanan suara efektif pangkat dua
terhadap tekanan suara referensi efektif (20 Pa), dan dinyatakan dengan formula di
bawah ini.
Pendekatan ini diterima demi mudahnya anotasi, seperti - misalnya - suatu
suara dengan 100 dB akan mempunyai tekanan suara sebesar 100.000 kali tekanan
suara referensi dengan seterusnya menjadi terdiri dari banyak digit. Unit-unit itu
adalah decibel (dB).
Demikian pula, intensitas suara didefinisikan secara kwantitatif sebagai
tingkat kekuatan suara karena kekuatan suara dari unit-unit sumber (10
- 12
W).
Seperti halnya dengan tingkat tekanan suara, unit-unit di sini menggunakan decibel.
Dalam menilai kenyaringan suara, perlu mempertimbangkan perbedaan cara
bagaimana suara ditangkap karena frekwensi, seperti dijelaskan dalam 1.4. Untuk itu,
alat-alat ukur tingkat kebisingan menggunakan rangkaian penyesuaian frekwensi
yang meng-asimilasikan kepekaan telinga manusia terhadap kenyaringan.
Karakteristik penyesuaian frekwensi ini adalah seperti yang terlihat pada Gb.
2-1, tetapi pada umumnya digunakan karakteristik A. Tingkat kenyaringan yang
didapat sesudah penyesuaian frekwensi ini dinamakan "Tingkat tekanan suara
berbobot A (tingkat kebisingan)".

Gb. 2-1 Karakteristik frekwensi dari alat-alat ukur tingkat Kebisingan

Dampak Kebisingan
Bising merupakan suara atau bunyi yang mengganggu. Bising dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis,
gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa
gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non
Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya
performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap
kesehatan dijelaskan sebagai berikut:
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-
putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan
tekanan darah ( 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah
perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan
gangguan sensoris.
Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini
disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga
dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur
dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf,
keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan
keseimbangan elektrolit.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah
tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat
menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan
dan lain-lain.
3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang
menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara.
Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini
menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya
kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan
komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.
4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa
atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala
pusing (vertigo) atau mual-mual.
5. Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan
diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran
adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area
bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka
akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada
frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas kefrekuensi sekitarnya dan
akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan.
Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas :
1. Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS)
Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan
mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu
pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara
cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.
2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)
Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi
faktor-faktor sebagai berikut :
a. Tingginya level suara
b. Lama paparan
c. Spektrum suara
d. Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadi
TTS akan lebih besar
e. Kepekaan individu
f. Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh
synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara,
misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya
g. Keadaan Kesehatan
3. Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat
pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa
pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau
suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan
gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris
pendengaran.
4. Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang
dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya
dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan
daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.
5. Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran .
Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan
tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur
malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).



KESIMPULAN
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Salah satu dari pencemaran lingkungan adalah pencemaran suara.Contoh dari
pencemaran suara adalah kebisingan.
Kebisingan didefinisikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya
yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa
sakit atau yang menghalangi gaya hidup.
Bising merupakan suara atau bunyi yang mengganggu. Bising dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis,
gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa
gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non
Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya
performan kerja, stres dan kelelahan.







DAFTAR PUSTAKA
Ambar.Pencemaran Udara.1999
daditzberpikir.blogspot.com/2008/10/kebisingan.html
dtm.usu.ac.id/files/Ikhwansyah_Isranuri(1).pdf
free-pdfebooks.com/?s=kebisingan -
Nasri.Teknik Pengukuran dan Pemantauan Kebisingan di Tempat Kerja.1997
Sastrowinoto.Penanggulangan Dampak Pencemaran Udara Dan Bising Dari Sarana
Transportasi.1985

Anda mungkin juga menyukai