Anda di halaman 1dari 40

Berjalan di Atas Manhaj Ahlus Sunnah

:: Edisi 8 Tahun VI :: Dzul Qadah 1435/September 2014


tauhidullah.blogspot.com
SALAHKAH
isis
TAUHIDULLAH
Bulan Dzul Qadah
Waktunya Shadaqah
BERTAMBAH
Percayakan pada
TAUHIDULLAH
Uzlah, Haruskah?
pemanfaatan
daging kurban
membina penguasa
AQIQAH
SUNNAH
SESUAI
TIDAK LAGI
SUSAH
Bulan Dzul Qadah Ayo Aqiqah
PAKET MENTAH MASAK NASI KOTAK KET.
SUNNAH 1 850.000 1.000.000 1.540.000
Sate 225 tsk +
Gule 60 Porsi
SUNNAH 2 950.000 1.100.000 1.820.000
Sate 275 tsk +
Gule 80 porsi
SUNNAH 3 1.100.000 1.250.000 2.150.000
Sate 325 tsk +
Gule 100 porsi
SUNNAH 4 1.150.000 1.300.000 2.380.000
Sate 375 tsk +
Gule 120 porsi
SUNNAH 5 1.250.000 1.400.000 2.660.000
Sate 425 tsk +
Gule 130 porsi
SUNNAH 6 1.400.000 1.600.000 3.040.000
Sate 475 tsk +
Gule 150 porsi
| Bonus krupuk udang, acar, bawang goreng, jeruk nipis | Layanan plus
nasi dan buah dalam box | Menu sesuai pilihan (Sate, Gule, Krengsengan,
Tongseng, Kikil, Sup, Daging Lapis, dll) | Gratis ongkos kirim wil. Surabaya
| Pemesanan via 0813 3536 0320 atau ke kantor kami di Jl. Kedung Cowek
331, Surabaya |
Rincian Harga dan Paket Aqiqah Sunnah
(Harga dapat berubah sewaktu-waktu)
Salurkan infaq, zakat, shadaqah, waqaf, kafalah yatim dan
janda, donasi pendidikan Islam, qurban dan lain sebagainya
melalui Yayasan Tauhidullah. Insya Allah akan tersalurkan se-
cara amanah dan sesuai sunnah.
Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5
Syariah Mandiri 7060786814
Muamalat 7010075434
Setelah transfer mohon konfrmasikan via SMS ke nomor 031 71119071
(Flexi) atau 08175057161 (XL) dengan format sebagai berikut. Contoh:
Telah transfer Rp 100.000,- yatim/BRI
Telah transfer Rp 500.000,- zakat mal/Muamalat
Telah transfer Rp 1.000.000,- f sabilillah/Syariah Mandiri.
Kami menyampaikan jazakumullah khairan katsiran atas kesediannya
dan kepercayaannya. Kami senantiasa mendoakan untuk para munfq rizqi
yang lebih melimpah penuh barakah dari Allah Taala.
Kantor PP. Tauhidullah di Jl. Kedung Cowek, 331, Surabaya
S
eantero Indonesia di-
hebohkan dengan
booming berita seputar
Islamic State (IS) atau dalam ba-
hasa Arabnya Khilafah Islamiyah.
Berita-berita tersebut penuh pro
dan kontra. Ada yang meman-
faatkannya untuk monsterisasi
dan hororisasi syariah Islam dan
konsep-konsep khilafah. Ada pula
yang mencoba membela habis-
habisan bahwa ISIS adalah wujud
kekhilafahan Islam yang syari dan
sah, yang selama ini dinanti-nanti
dan kaum muslimin wajib ber-
gabung dengannya.
Ada pula pihak-pihak yang
mengecam mati-matian isu ISIS
karena faktanya ISIS banyak
membunuhi orang-orang Islam
tak bersalah. Sampai-sampai pi-
hak yang kontra dengan ISIS ben-
gong dan plintutan ketika ditanya
ISIS itu kepanjangannya apa sih.
Ya pokoknya kelompok yang ra-
dikal, keras, teroris, kejam, biad-
ab, sadis. Pake jubah, jenggotan,
jidat hitam, lengkap dengan sur-
ban, bawa senjata kemana-mana,
terus benderanya bertuliskan la
ilaha illallah. Kalau di sekitar Anda
ada orang dengan ciri-ciri begitu,
langsung tangkap saja, berbahaya,
atau laporkan ke polisi, sebelum
terlambat
Jelas saja, siapa sih yang tidak
takut dengan orang yang jahat.
Semua orang pasti takut, walau-
pun preman dan berandal sekali-
pun akan takut dengan orang yang
lebih jahat darinya.
Permasalahannya terletak
pada pencitraan ISIS sebagai
muslim arogan, muslim tak pu-
nya aturan, muslim perusak dan
sebagainya. Pencitraan tersebut
kabarnya membuat salah seorang
penguasa di negeri ini memerin-
tahkan anak buahnya untuk mem-
bakar setiap bendera yang keb-
etulan dijadikan sebagai bendera
oleh ISIS, yaitu bendera berwarna
hitam bertuliskan kalimat la ilaha
illallah berwarna putih. Astagh-
frullah. Kenapa sampai seperti itu
permusuhannya terhadap umat
Islam. Kain bertuliskan kalimat
tauhid dibakar, spanduk-spanduk
promosi maksiat malah dihorma-
ti.
Baiklah, segudang tarik-ulur
masalah ISIS memang benar-
benar kalut. Setidaknya, dalam
edisi ini kita akan kupas walaupun
tidak secara mendalam dan mel-
uas, fenomena ISIS akan jelas bagi
kita kebobrokan dan kesalahan-
nya. Mari berinfaq!
tidak mencerminkan Islam?
1
TAQDIM
isis
DAFTAR ISI
2
REDAKSIONAL
Penerbit: Pondok Pesantren Tauhidullah. Penasehat: Amien M. S. Naladigjaya.
Pemimpin Umum: Ustadz Ridwan ibnu Abdil Aziz. Pemimpin Redaksi: Brilly Y.
Will.. Redaktur Ahli: Ustadz Abu Zurah Ath-Taybi. Kontributor: Abu Ali, Abu
Abdirrahman, Zakariya. Design & Layout: Quantum Fiqih Art (081515526665).
Distribusi & Marketing: Fathurrahman, Indra, Abdullah Taslim. Alamat Reda-
ksi: Jl. Kedung Cowek, 331, Surabaya. Call Center: 081335360320. Website: ma-
jalahtauhidullah.blogspot.com (BARU). Email: majalahtauhidullah@gmail.com.
SALAHKAH ISIS?
pemanfaatan
daging kurban
SALAHKAH ISIS?
Menyibak tabir konspirasi
Mendudukan Opini
Uzlah, Haruskah?
debat khawarij
dengan ibnu abbas
pengaruh penguasa
pada rakyatnya
membina penguasa
3
12
23
19
34
32
Ulama Besar Arab Saudi,
Ahli Hadits Kota Suci Madi-
nah, Asy-Syaikh Al-Allamah
Al-Muhaddits Abdul Muhsin
bin Hamd Al-Abbad Al-Badr
hafizhahullah berkata dalam
risalah Fitnatul Khilafah Ad-
Daisyiah Al-Iraqiyah Al-
Mazumah di website resmi
beliau, sebagaimana berikut.
S
ungguh telah lahir di
Iraq beberapa tahun
yang lalu, sebuah ke-
lompok yang menamakan diri
Daulah (Negara) Islam Iraq
dan Syam, dan dikenal dengan
empat huruf awal nama daulah
khayalan tersebut yaitu (ISIS),
dan muncul bersamaan dengan
itu, sebagaimana yang dise-
3
AQIDAH
Souvenir Kerang Laut Mutu Terjamin. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11
SALAHKAH ISIS?
Menyibak tabir konspirasi
Mendudukan Opini
para ulama saudi arabia sangat menentang aksi terorisme kelompok isis
butkan oleh sebagian orang
yang mengamati tingkah pola
dan pergerakan mereka, se-
jumlah nama sebagai julukan
bagi anggota mereka dengan
sebutan: Abu Fulan Al-Fulani
atau Abu Fulan bin Fulan, ku-
niah (julukan) yang disertai
penisbatan kepada negeri
atau kabilah, inilah kebiasaan
orang-orang majhul (yang ti-
dak dikenal), bersembunyi di
balik julukan dan penisbatan.
Selang beberapa waktu
terjadi peperangan di Su-
riah antara pemerintah dan
para penentangnya, masuklah
sekelompok orang dari ISIS ini
ke Suriah, bukan untuk mem-
erangi pemerintah, akan teta-
pi memerangi Ahlus Sunnah
yang menentang pemerintah
dan membunuh Ahlus Sunnah
dengan cara yang sangat ke-
jam, dan telah masyhur cara
membunuh mereka terha-
dap orang yang ingin mereka
bunuh, dengan menggunakan
pisau-pisau yang merupak-
an cara terjelek dan tersadis
dalam membunuh manusia.
Dan di awal bulan Ramad-
han tahun ini (1435 H) mereka
merubah nama kelompok mer-
eka menjadi Al-Khilafah Al-
I sl ami -
y a h .
K h a l i -
f a h n y a
y a n g
dinamak-
an Abu
Bakr Al-
Baghdadi
berkhut -
bah di sebuah masjid di Mo-
sul, diantara yang ia katakan
dalam khutbahnya, Sungguh
aku telah dijadikan pemimpin
kalian padahal aku bukan
yang terbaik di antara kalian.
Sungguh dia telah berkata
benar bahwa ia bukanlah yang
terbaik di antara mereka, kare-
na ia telah membunuh orang
yang mereka bunuh dengan
pisau-pisau, apabila pem-
bunuhan itu atas dasar perin-
tahnya, atau ia mengetahuinya
dan membolehkannya maka ia
adalah yang terburuk di antara
mereka (memang bukan yang
terbaik), berdasarkan sabda
Nabi shallallahualaihi wa sal-
lam, Barangsiapa menga-
jak kepada petunjuk maka ia
mendapat pahala seperti pa-
hala orang-orang yang mengi-
kutinya tanpa mengurangi pa-
hala mereka sedikit pun, dan
4
AQIDAH
barangsiapa menga-
jak kepada kesesatan,
maka ia mendapat
dosa seperti dosa
orang-orang yang
mengikutinya tanpa
mengurangi dosa
mereka sedikit
pun. [HR. Muslim
no. 6804 dari Abu Hurairah
radhiyallahuanhu]
Dan kalimat yang ia katakan
dalam khutbahnya tersebut,
telah dikatakan oleh khalifah
pertama dalam Islam setelah
Rasulullah shallallahualaihi
wa sallam,yaitu Abu Bakr Ash-
Shiddiq radhiyallahuanhu wa
ardhaahu, dan beliau adalah
orang terbaik umat ini, sedang
umat ini adalah umat yang
terbaik di antara umat-umat
yang ada, beliau mengatakan
demikian dalam rangka tawad-
hu (bersikap rendah hati)
sedang beliau mengetahui,
para sahabat juga mengetahui
bahwa beliau adalah orang
yang terbaik di antara mereka
berdasarkan dalil-dalil yang
menunjukkannya dari ucapan
Rasulullah shallallahualaihi
wa sallam.
Termasuk kebaikan (yang
kami nasihatkan) untuk ke-
lompok ini, hendaklah mereka
sadar diri dan kembali kepada
kebenaran, sebelum daulah
mereka hilang terbawa an-
gin seperti daulah-daulah lain
yang semisalnya di berbagai
masa.
Dan sangat disayangkan,
fitnah (bencana) khilafah
khayalan yang lahir beberapa
waktu yang lalu ini, diterima
oleh anak-anak muda yang
bodoh di negeri Al-Haramain,
mereka menampakkan ke-
bahagiaan dan kegembiraan
terhadap khilafah khayalan ini
layaknya kebahagiaan orang
yang haus terhadap minuman,
dan diantara mereka ada yang
berkhayal telah membaiat
khalifah majhul ini!
Bagaimana mungkin
diharapkan kebaikan
dari orang-orang yang
tersesat dengan ajaran
takfir (pengkafiran ter-
hadap kaum muslimin)
dan pembunuhan dengan
cara yang paling kejam
dan sadis?!
5 Souvenir Kerang Laut Mutu Terjamin. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11
AQIDAH
Wajib atas para pemuda
tersebut untuk melepas-
kan diri dari ikut-ikutan
di belakang para provo-
kator, ...
...dan hendaklah dalam se-
tiap tindakan mereka kembali
kepada dalil yang datang dari
Allah azza wa jalla dan dari
Rasul-Nya shallallahualaihi
wa sallam, karena padanya
ada keterjagaan, keselamatan
dan kesuksesan di dunia dan
akhirat. Dan hendaklah mer-
eka kembali merujuk kepada
para ulama yang menasihati
mereka dan menasihati kaum
muslimin.
Diantara contoh kesela-
matan dari pemikiran sesat
karena merujuk kepada
ulama, adalah sebuah had-
its yang diriwayatkan Imam
Muslim dalam Shahih beliau
(no. 191) dari Yazid Al-Faqir,
ia berkata,Aku pernah ter-
pengaruh oleh satu pemiki-
ran Khawarij, maka kami be-
berapa orang pergi untuk
berhaji, kemudian kami ingin
memberontak, kami pun me-
lewati kota Madinah, ternyata
ada sahabat Jabir bin Abdul-
lah radhiyallahuanhuma se-
dang duduk di sebuah sudut,
beliau sedang menyampai-
kan hadits dari Rasulullah
shallallahualaihi wa sallam,
ketika itu beliau telah menye-
butkan tentang al-jahannami-
un (orang-orang yang dibe-
baskan dari neraka setelah
diazab, lalu dimasukkan ke
surga). Maka aku berkata ke-
padanya: Wahai sahabat Rasu-
lullah, mengapa engkau me-
nyampaikan ini padahal Allah
telah berfirman, Sesungguh-
nya barang siapa yang Engkau
masukkan ke dalam neraka,
maka sungguh telah Engkau
hinakan ia. (Ali Imron: 192)
Dan firman Allah taala,
Setiap kali mereka hendak
ke luar dari neraka, mereka
dikembalikan (lagi) ke dalam-
nya. (As-Sajadah: 20)
Maka apa yang bisa eng-
kau katakan?
Beliau berkata: Apakah
kamu membaca Al-Quran?
Aku berkata: Ya.
Beliau berkata: Apak-
ah kamu pernah menden-
gar ayat tentang kedudukan
(syafaat) Nabi Muhammad
shallallahualaihi wa sallam
yang akan Allah bangkitkan
beliau dalam kedudukan ini?
Aku berkata: Ya.
Beliau berkata: Ses-
AQIDAH
6
Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!
ungguhnya itu kedudukan
(syafaat) Nabi Muhammad
shallallahualaihi wa sallam
yang terpuji, yang dengan itu
Allah mengeluarkan sebagian
orang dari neraka.
Kemudian beliau menye-
butkan tentang peletakan
jembatan (shiroth) dan lewat-
nya manusia di atasnya aku
khawatir menyampaikannya
karena aku tidak menghapal-
nya dengan baik, yang pasti
beliau menyebutkan tentang
satu kaum yang keluar dari
neraka setelah mereka diazab
di dalamnya, mereka keluar
dalam bentuk seperti biji wi-
jen yang terbakar sinar ma-
tahari- Beliau berkata: Mereka
lalu masuk ke salah satu sun-
gai di surga, mereka mandi
padanya, lalu mereka keluar
dalam bentuk seperti kertas-
kertas putih.
Kami pun kembali, lalu
kami berkata kepada rombon-
gan kami, celaka kalian apak-
ah kalian menganggap Asy-
Syaikh (Jabir bin Abdullah)
berdusta atas nama Rasulullah
shallallahualaihi wa sallam
(beliau tidak mungkin berdus-
ta)?! Maka kami pun kembali,
demi Allah (setelah itu) tidak
ada seorang pun dari kami
yang keluar (mengikuti Kha-
warij) kecuali satu orang atau
seperti yang dikatakan oleh
Abu Nuaim-. [HR. Muslim]
Abu Nuaim adalah Al-
Fadhl bin Dukain, beliau
adalah salah seorang per-
awi hadits ini. Dan hadits ini
menunjukkan bahwa kelom-
pok ini telah tertipu dengan
pemikiran Khawarij dalam
mengkafirkan pelaku dosa
besar dan meyakini kekal-
nya di neraka, dan dengan
pertemuan bersama saha-
bat Jabir radhiyallahuanhu
dan penjelasan beliau, maka
mereka kemudian mengikuti
bimbingan beliau, mening-
galkan kebatilan yang mereka
pahami dan tidak jadi mem-
berontak yang sudah mereka
rencanakan akan dilakukan
setelah melaksanakan haji,
maka ini adalah faidah terbe-
7
AQIDAH
8
Malem Minggu Ngaji Subulus Salam di Masjid Jariyat Jl. Kedung Cowek 331, SBY.
sar yang akan didapatkan oleh
seorang muslim apabila ia
merujuk kepada ulama.
Dan yang menunjukkan
bahaya ghuluw (berlebih-leb-
ihan) dalam agama dan meny-
impang dari kebenaran serta
menyelisihi pendapat Ahlus
Sunnah wal Jamaah adalah sab-
da Rasulullah shallallahualaihi
wa sallam, dari hadits Hudzai-
fah Sesungguhnya yang aku
takuti menimpa kalian, adan-
ya orang yang membaca Al-
Quran, sampai apabila telah
terlihat sinarnya dalam dirinya
dan menjadi benteng bagi Is-
lam, maka ia pun berlepas diri
darinya dan membuangnya di
belakang punggungnya, lalu ia
memerangi tetangganya den-
gan pedang dan ia menuduh
tetangganya itu telah melaku-
kan syirik. Aku (Hudzaifah)
berkata: Wahai Nabi Allah,
siapakah yang lebih pantas
dihukumi syirik, apakah yang
menuduh atau yang tertuduh?
Beliau bersabda: Bahkan yang
menuduh. [Diriwayatkan Al-
Bukhari dalam At-Tarikh, Abu
Yala, Ibnu Hibban dan Al-Ba-
zzar, lihat Ash-Shahihah karya
Al-Albani no. 3201]
Anak muda, umumnya bu-
ruk pemahaman, yang menun-
jukkan hal itu adalah sebuah
hadits yang diriwayatkan
Imam Al-Bukhari dalam Sha-
hih beliau (no. 4495) dengan
sanadnya kepada Hisyam bin
Urwah dari bapaknya, bahwa
beliau berkata,
Aku berkata kepada Ai-
syah istri Nabi shallallahualaihi
wa sallam dan aku ketika itu
masih berumur muda: Apa
pendapatmu tentang firman
Allah taala, Sesungguhnya
Shafa dan Marwah adalah
termasuk syiar-syiar Al-
lah, maka barangsiapa yang
melakukan haji ke kakbah
atau umroh, maka tidak ada
dosa baginya untuk thawaf
(sai) pada keduanya. Maka
aku berpendapat bahwa ti-
dak ada dosa atas seorang pun
yang tidak melakukan sai an-
tara Shofa dan Marwah?
Aisyah berkata: Tidak, an-
daikan seperti yang engkau
katakan maka ayatnya akan
berbunyi, Maka tidak ada
dosa baginya untuk tidak
thawaf (sai) pada keduanya.
Hanyalah ayat ini turun ada
sebabnya, yaitu tentang kaum
Anshor, dulu mereka berihram
untuk Manat, dan Manat terle-
tak di Qudaid, dahulu mereka
merasa berdosa untuk melaku-
AQIDAH
9
kan sai antara Shafa dan Mar-
wah, maka ketika datang Is-
lam, mereka bertanya kepada
Rasulullah shallallahualaihi
wa sallam tentang itu, lalu
Allah menurunkan (firman-
Nya), Sesungguhnya Shafa
dan Marwah adalah termasuk
syiar-syiar Allah, maka ba-
rangsiapa yang melakukan
haji ke kakbah atau umroh,
maka tidak ada dosa baginya
untuk thawaf (sai) pada ked-
uanya. [HR. Al-Bukhari]
Padahal Urwah bin Az-
Zubair termasuk sebaik-baik
tabiin, salah seorang dari
7 Fuqoha Madinah di masa
tabiin, beliau telah menyiap-
kan udzurnya pada kesala-
han beliau dalam memahami,
yaitu keadaan beliau yang
masih berumur muda ketika
bertanya kepada Aisyah, maka
jelaslah anak muda umumnya
jelek pemahaman, dan bahwa
kembali kepada ulama adalah
kebaikan dan keselamatan.
Dan dalam Shahih Al-
Bukhari (no. 7152) dari
Jundab bin Abdullah
radhiyallahuanhu, ia berkata,
Sesungguhnya bagian tubuh
manusia yang pertama kali
membusuk adalah perutnya,
maka siapa yang mampu un-
tuk tidak makan kecuali yang
baik hendaklah ia lakukan,
siapa yang mampu untuk tidak
dihalangi antara dirinya dan
surga dengan sepenuh geng-
gaman darah yang ia tump-
ahkan hendaklah ia lakukan.
[HR. Al-Bukhari]
Al-Hafizh berkata dalam
Al-Fath (13/130), Hadits ini
secara marfu terdapat dalam
riwayat Ath-Thabrani juga dari
jalan Ismail bin Muslim, dari
Al-Hasan, dari Jundab dengan
lafaz: Kalian mengetahui bah-
wa aku pernah mendengar
Rasulullah shallallahualaihi
wa sallam bersabda, Jangan-
lah terhalangi antara seorang
dari kalian dan surga den-
gan sepenuh genggaman da-
rah seorang muslim yang ia
tumpahkan tanpa alasan yang
benar, padahal ia sudah meli-
hat surga.
Lafaz ini tidak secara te-
gas sampai kepada Rasulullah
shallallahualaihi wa sallam
(marfu) akan tetapi ia dihuku-
mi marfu karena tidak mung-
kin dikatakan berdasarkan
pendapat (mesti berdasar-
kan wahyu), sebab di dalam-
nya ada ancaman yang keras
terhadap dosa membunuh
seorang muslim tanpa alasan
AQIDAH
10
yang benar (ini tidak mungkin
dari pendapat Jundab, mesti-
lah beliau pernah
mendengarkan
dari Rasulullah
shallallahualaihi
wa sallam).
Dan untuk
para pemuda yang
telah ikut-ikutan
di belakang pe-
nyeru kelompok
(ISIS) ini, hendak-
lah mereka meng-
oreksi diri, kembali
kepada kebenaran
dan jangan berfikir untuk ber-
gabung dengan mereka, yang
akan menyebabkan kalian ke-
luar dari kehidupan dengan
bom bunuh diri yang mer-
eka pakaikan atau disembe-
lih dengan pisau-pisau yang
telah menjadi ciri khas ke-
lompok ini, dan (kepada para
pemuda Arab Saudi) henda-
klah mereka tetap konsisten
dalam mendengar dan taat ke-
pada pemerintah Arab Saudi
yang mereka hidup di bawah
kekuasaannya, demikian pula
bapak-bapak dan kakek-ka-
kek mereka hidup di negeri
ini dalam keadaan aman dan
damai.
Negeri ini, dengan kebena-
ran (aku berkata) adalah se-
baik-baiknya negeri di dunia
ini, meskipun masih terdapat
banyak kekuran-
gan, diantara sebab
kekurangan terse-
but adalah ben-
cana para pengikut
Barat di negeri ini
yang latah terha-
dap Barat, ikut-iku-
tan dalam perkara
yang bermudarat.
Aku memo-
hon kepada Al-
lah azza wa jalla
agar memper-
baiki kondisi kaum muslimin
di setiap tempat, memberi hi-
dayah kepada para pemuda
kaum muslimin baik laki-laki
maupun wanita kepada setiap
kebaikan, menjaga negeri Al-
Haramain baik pemerintah
maupun masyarakat dari se-
tiap kejelekan, memberi tau-
fiq kepada setiap kebaikan
dan melindungi dari kejele-
kan orang-orang yang jelek
dan makar orang-orang yang
buruk, sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha
Mengabulkan. [Selesai]
Diambil dari http://sofyanruray.info/
seruan-ulama-besar-arab-saudi-ter-
kait-isis/
Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!
AQIDAH
11
S
yaikh Abdul Aziz Alu Syaikh,
mufti Arab Saudi, menge-
luarkan sebuah keterangan
resmi, Selasa (19/8/2014)
bahwa pemikiran ekstrem dan aksi
terorisme yang dilakukan oleh organ-
isasi Negara Islam di Irak dan Syam
(ISIS) dan Al-Qaeda adalah musuh
utama Islam. Bahkan ada sebuah ha-
dits Nabi saw. yang memerintahkan
agar mereka diperangi.
Menurut mufti yang sekaligus
ketua lembaga ulama besar Saudi
ini, ISIS dan Al-Qaeda tidak bisa di-
katakan termasuk dalam Islam. Pe-
mikiran-pemikiran ekstrem, keras,
dan teroris yang membuat kerusakan
di atas bumi dan dan merusak ta-
nam-tanaman dan binatang ternak,
tidaklah berasal dari Islam. Seba-
liknya, menjadi musuh utama Islam.
Karena umat Islamlah yang menjadi
korban pertamanya, seperti yang kita
lihat dalam aksi-aksi ISIS, Al-Qaeda
dan jamaah-jamaah turunannya.
Syaikh Alu Syaikh juga menye-
butkan adanya sebuah hadits shahih
yang memerintahkan umat Islam
agar memerangi pengikut jamaah
seperti itu. Nabi saw. bersabda,
Akan datang di akhir zaman seke-
lompok orang yang masih muda-mu-
da, berpikiran dangkal, berdalilkan
rman Allah Taala, membaca Al-
Quran tapi tidak lebih dari kerong-
kongannya saja. Mereka keluar dari
agama seperti anak panah melesat
dari busurnya. Jika kalian bertemu
dengan mereka, maka bunuhlah mer-
eka. Membunuh mereka berpahala di
Sisi Allah Taala pada Hari Kiamat.
ISIS yang saat ini menguasai
wilayah yang cukup luas di Irak dan
Suriah, menurut Syaikh Alu Syaikh,
adalah perpanjangan dari kaum Kha-
warij yang merupakan kelompok
yang pertama kali keluar dari agama
Islam. Khawarij dianggap keluar dari
Islam disebabkan tindakan mer-
eka yang mengkarkan umat Islam
hanya karena melakukan perbuatan
dosa.
http://www.dakwatuna.
com/2014/08/19/55999/mufti-saudi-isis-
perpanjangan-dari-khawarij-yang-karkan-
muslim/#ixzz3BN04oaUA
FATWA
ISIS Perpanjangan
Mufti Arab Saudi:
dari Khawarij
12
D
i zaman yang penuh fit-
nah ini, yaitu ketika fit-
nah syubhat dan syah-
wat begitu kerasnya menerpa,
ketika kesyirikan menjamur,
ketika maksiat tersebar dan
dianggap biasa orang ma-
syarakat, ketika sunnah di-
anggap asing dan bidah di-
anggap sunnah oleh mereka
terkadang orang yang ingin
berpegang teguh pada aga-
manya dihadapkan oleh dua
pilihan: uzlah (mengasingkan
diri) ataukah khulthah (tetap
bergaul di tengah masyara-
kat)? Kita simak pembahasan
berikut.
Dalil-Dalil Yang Men-
ganjurkan Uzlah Demi
Menjauhi Fitnah
Banyak dalil-dalil yang
menganjurkan untuk uzlah
(mengasingkan diri) demi
menyelamatkan diri dari fit-
nah atau diri menghindari
masyarakat yang banyak
terjadi maksiat, kebidahan
dan pelanggaran agama.
Diantaranya sabda Nabi
Shallallahualaihi Wa Sallam:
Sebaik-baik manusia ketika
berhadapan dengan fitnah
adalah orang yang memegang
MANHAJ
Uzlah, Haruskah?
Oleh Ustadz Yulian Permana
13
Parabola Islami. Sekali Bayar. Rp 1.500.000,-. Hubungi 0813 3536 0320!
tali kekang kudanya meng-
hadapi musuh-musuh Allah.
Ia menakuti-nakuti mereka,
dan merekapun menakut-na-
kutinya. Atau seseorang yang
mengasingkan diri ke lereng-
lereng gunung, demi menun-
aikan apa yang menjadi hak
Allah (HR. Al Hakim 4/446).
Sebagaimana juga dalam
hadits, Seseorang bertanya
kepada Nabi: siapakan manu-
sia yang paling utama wahai
Rasulullah? Nabi menjawab:
Orang yang berjihad den-
gan jiwanya dan hartanya di
jalan Allah. Lelaki tadi ber-
tanya lagi: lalu siapa?. Nabi
menjawab: Lalu orang yang
mengasingkan diri di lem-
bah-lembah demi untuk me-
nyembah Rabb-nya dan men-
jauhkan diri dari kebobrokan
masyarakat (HR. Al Bukhari
7087, Muslim 143).
Bahkan andai satu-satu ja-
lan supaya selamat dari fitnah
adalah dengan mengasing-
kan diri ke lembah-lembah
dan puncak-puncak gunung,
maka itu lebih baik daripada
agama kita terancam hancur.
Nabi Shallallahualaihi Wa
Sallam bersabda: Hampir-
hampir harta seseorang yang
paling baik adalah kambing
MANHAJ
MANHAJ
14
yang ia pelihara di puncak gu-
nung dan lembah, karena ia
lari mengasingkan diri demi
menyelamatkan agamanya
dari fitnah (HR. Al Bukhari
3300).
Dalil-Dalil Yang Men-
ganjurkan Untuk
Bergaul Di Tengah
Masyarakat
Sebagian dalil yang lain
menganjurkan kita untuk ber-
gaul di tengah masyarakat
walaupun bobrok keadaan-
nya, dalam rangka berdak-
wah dan amar maruf nahi
munkar di dalamnya. Dian-
taranya firman Allah Taala:
Dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jan-
gan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelangga-
ran (QS. Al Maidah: 2). juga
firman Allah Taala: Demi
masa. Sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam
kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati
supaya mentaati kebena-
ran dan nasehat menas-
ehati supaya menetapi
kesabaran (QS. Al Ashr:
1-3)
D i a n t a r a n y a
juga sabda Nabi
Shallallahualaihi Wa
Sallam: Seorang muk-
min yang bergaul di
tengah masyarakat
dan bersabar terha-
dap gangguan mereka, itu
lebih baik dari pada seorang
mukmin yang tidak bergaul di
tengah masyarakat dan tidak
bersabar terhadap gangguan
mereka (HR. At Tirmidzi 2507,
Al Bukhari dalam Adabul Mu-
frad 388, Ahmad 5/365).
Juga sabda beliau
Shallallahualaihi Wa Sallam:
Demi Allah, sungguh engkau
menjadi sebab hidayah bagi
satu orang saja, itu lebih baik
bagimu daripada unta merah
(HR. Al Bukhari 2942)
Juga sabda beliau
Shallallahualaihi Wa Sallam:
Bertaqwalah engkau kepada
Allah dimanapun berada, dan
perbuatan buruk itu henda-
MANHAJ
15
Aqiqah sesuai Sunnah mulai Rp 850.000. Hubungi 0813 3536 0320!
knya diikuti dengan perbua-
tan baik yang bisa mengha-
pus dosanya, dan pergaulilah
orang-orang dengan akhlaq
yang baik (HR. At Tirmidzi
1906).
Dan masih banyak lagi
dalil-dalil yang lain.
Memahami dan Meng-
gabungkan Dalil-Dalil
Jika kita melihat penjela-
san para ulama, ternyata dalil-
dalil di atas tidaklah saling
bertabrakan. Juga dengan
memahami pernyataan para
ulama, kita bisa mengamalkan
dan menggabungkan dalil-
dalil yang ada dalam masalah
ini. Sehingga kita pun bisa
bersikap dengan benar dan
proporsional, tidak mutlak me-
mutuskan untuk mengasing-
kan diri dan juga tidak mutlak
memutuskan untuk bergaul di
masyarakat yang buruk ke-
adaannya.
Al Khathabi dalam kitab
Al Uzlah menyatakan bahwa
dalil-dalil yang menganjur-
kan untuk berkumpul di dalam
masyarakat di bawa ke makna
bahwa hal itu dalam hal-hal
yang berkaitan dengan keta-
atan terhadap ulil amri dan
ketaatan dalam menjalankan
perintah agama. Dan seba-
liknya, jika berkaitan dengan
adanya pengingkaran ter-
hadap ulil amri dan peng-
ingkaran terhadap perintah-
perintah agama maka uzlah.
Adapun mengenai memutus-
kan untuk ijtima (berkumpul)
atau iftiraq (memisahkan diri)
secara lahiriah, maka orang
yang merasa dapat menjaga
kecukupan penghidupan-
nya dan menjaga agamannya,
maka lebih utama baginya
untuk tetap bergaul di tengah
masyarakat. Dengan syarat,
ia harus tetap dapat menja-
ga shalat jamaah, senantiasa
menebarkan salam, menjaw-
ab salam, memenuhi hak-hak
sesama muslim seperti men-
jenguk orang yang sakit, me-
layat orang yang meninggal,
dan lainnya (walaupun ting-
gal di masyarakat yang bo-
brok, pent). Dan yang dituntut
dalam keadaannya ini adalah
meninggalkan fudhulus shah-
bah (terlalu berlebihan dalam
MANHAJ
16
Souvenir Kerang Laut Mutu Terjamin. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11
bergaul atau bermasyarakat).
Karena hal itu dapat menyi-
bukkan diri, membuang ban-
yak waktu, sehingga lalai dari
hal-hal yang lebih penting.
Hal itu juga dapat menjadikan
kegiatan kumpul-kumpul di-
masyarakat sebagai kegiatan
yang sampai taraf kebutuhan
baginya untuk dilakukan pagi
dan malam. Yang benar henda-
knya seseorang itu mencukup-
kan diri bergaul di masyarkat
(yang buruk) sebatas yang
dibutuhkan saja, yaitu yang
memberikan kelonggaran
badan dan hati. Wallahualam.
(lihat Fathul Baari, 11/333).
Al Hafidz Ibnu Hajar Al
Asqalani menyatakan: para
salaf berbeda pendapat
mengenai hukum asal uzlah.
Jumhur ulama berpendapat
bahwa bergaul di tengah ma-
syarakat (yang bobrok) itu
lebih utama karena dengan
hal itu didapatkan banyak
keuntungan diniyyah, semisal
tersebarnya syiar-syiar Islam,
memperkokoh kekuatan kaum
Muslimin, tercapainya banyak
kebaikan-kebaikan seperti
saling menolong, saling mem-
bantu, saling mengunjungi,
dan lainnya. Dan sebagian ula-
ma berpendapat, uzlah itu leb-
ih utama karena lebih terjamin
keselamatan dari keburukan,
namun dengan syarat ia me-
mahami benar keadaan yang
sedang terjadi (Fathul Baari,
13/42).
An Nawawi menjelaskan:
Yang lebih rajih adalah me-
rinci masalah bergaul di ma-
syarakat yang buruk.
Bagi orang yang me-
nyangka dengan kuat
bahwa ia tidak akan ikut
terjerumus dalam mak-
siat (maka tidak men-
gapa tidak uzlah). Bagi
orang yang ragu ia akan
ikut bermaksiat atau
tidak, maka yang lebih
utama baginya adalah
uzlah.
Sebagian ulama men-
gatakan, keputusannya ter-
gantung keadaan. Jika ke-
adaannya saling bertentangan
juga, keputusannya juga ma-
sih perlu melihat waktu. Bagi
orang yang memang diwajib-
kan baginya untuk bergaul di
masyarakat karena ia sangat
mampu mengingkari kemung-
karan, maka hukumnya wajib
ain atau wajib kifayah baginya.
MANHAJ
17
Tergantung keadaan dan ke-
mungkinan yang ada. Adapun
orang yang menyangka den-
gan kuat bahwa ia masih bisa
selamat di masyarakat terse-
but dengan tetap melakukan
amar maruf dan nahi mung-
kar, atau orang yang merasa
dirinya masih aman namun
ia merasa tidak bisa menjadi
orang yang shalih, (maka bo-
leh tetap bergaul di masyara-
kat). Ini selama tidak ada fit-
nah yang tersebar luas. Ada-
pun jika ada fitnah maka lebih
dianjurkan untuk uzlah. Karena
di dalam masyarakat tersebut
terjadi pelanggaran syariat
yang meluas (dilakukan may-
oritas orang). Dan dalam ke-
adaan ini terkadang hukuman
dari Allah diturunkan bagi
ashabul fitan (pelaku keburu-
kan dimasyarakat) namun hu-
kuman tersebar hingga orang
yang tidak termasuk ashabul
fitan pun terkena. sebagaima-
na firman Allah Taala: Dan
peliharalah dirimu dari pada
siksaan yang tidak khusus me-
nimpa orang-orang yang zalim
saja di antara kamu. Dan keta-
huilah bahwa Allah amat keras
siksaan-Nya. (QS. Al Anfal: 25)
Ahmad Al-Harrani ditan-
ya: Apakah bagi orang yang
berusaha menjalani agama
dengan benar itu lebih baik
uzlah atau bergaul di tengah
masyarakat?.
Beliau menjawab: Ma-
salah ini walaupun para ulama
khilaf, baik khilaf kulliy mau-
pun khilaf haliy, namun yang
benar adalah bergaul di ten-
gah masyarakat terkadang wa-
jib dan terkadang mustahab
(dianjurkan). Dan seseorang
terkadang diperintahkan un-
tuk tetap bergaul di tengah
masyarakat dan terkadang di-
perintahkan untuk menyendi-
ri.
Mengkompromikannya
yaitu dengan melihat
apakah dengan bergaul
itu dapat terwujud sal-
ing tolong-menolong
dalam kebaikan dan ket-
aqwaan, jika demikian
maka diperintahkan un-
tuk bergaul. Namun jika
dalam bergaul di tengah
masyarakat terdapat
unsur saling tolong-
menolong dalam dosa
dan pelanggaran, maka
ketika itu terlarang.
Kunjungi secara rutin http://majalahtauhidullah.blogspot.com!
MANHAJ
18
Dan berkumpul bersama
orang-orang dalam ber-
bagai jenis ibadah sep-
erti shalat 5 waktu, shalat
jumat, shalat Id, shalat Ku-
suf, shalat istisqa, dan yang
lainnya adalah perkara yang
diperintahkan oleh Allah dan
Rasul-Nya.
Demikian juga berkumpul
bersama masyarakat dalam
ibadah haji, dalam memeran-
gi orang kafir, dalam memer-
angi kaum khawarij, (adalah
hal yang diperintahkan oleh
Allah dan Rasul-Nya). Walau
penguasa ketika itu fajir. Wa-
laupun diantara masyarakat
itu ada banyak orang fajir.
Demikian juga (diperintahkan
oleh Allah dan Rasul-Nya) ber-
kumpul bersama orang-orang
dalam hal-hal yang dapat me-
nambah keimanan, karena ia
mendapat manfaat dari kump-
ulan itu maupun ia yang mem-
beri manfaat, atau semisal itu.
Dan semestinya seseorang
memiliki waktu menyendiri,
yang ia gunakan untuk berdoa,
berdzikir, shalat, ber-tafakkur,
muhasabah, memperbaiki hat-
inya, dan hal-hal lain yang khu-
sus untuknya tanpa ada orang
lain. Ini semua butuh bersend-
irian. Baik di rumahnya, seb-
agaima-
na kata Thawus: sebaik-baik
tempat bagi seseorang untuk
menyimpan dirinya adalah
rumahnya, ia dapat mena-
han pandangannya dan lisan-
nya disana , maupun di luar
rumah.
Maka memutuskan untuk
bergaul di tengah masyarakat
secara mutlak, ini adalah kes-
alahan. Dan memutuskan un-
tuk menyendiri secara mutlak,
ini juga kesalahan. Namun un-
tuk menakar kadar mana yang
lebih utama bagi seseorang
apakah yang ini ataukah
yang itu, dan mana yang leb-
ih baik baginya dalam setiap
keadaan, ini sangat membu-
tuhkan penelaahan keadaan
masing-masing sebagaimana
telah kami jelaskan (Majmu
Al Fatawa, 10/425). (www.mus-
lim.or.id)
Kunjungi secara rutin http://majalahtauhidullah.blogspot.com!
19
Parabola Islami. Sekali Bayar. Rp 1.500.000,-. Hubungi 0813 3536 0320!
S
epulang dari peritiwa Shif-
fin (perang antara Ali den-
gan Muawiyah), Ali bin Abi
Thalib bersama seluruh pasukan-
nya kembali ke Kufah. Beberapa
mil sebelum sampai Kufah, ada
sekitar 14 ribu orang (menu-
rut riwayat Abdurrazaq dalam
Mushannaf) yang memisahkan
diri dari jamaah dan mencari
jalur yang berbeda. Mereka tidak
terima dengan genjatan senjata
antara Ali dengan Muawiyah.
Peristiwa tahkim, kesepakatan
damai antara Ali dengan Muawi-
yah radhiyallahu anhuma, yang
diwakilkan kepada dua sahabat
Abu Musa Al-Asyari dan Amr bin
Ash radhiyallahu anhuma, men-
jadi pemicu sebagian masyara-
kat yang sok tahu dengan dalil
untuk mengkafirkan Ali bin Abi
Thalib. Karena peristiwa ini, pada
saat Ali bin Abi Thalib berkhut-
bah, banyak orang meneriakkan:
Tidak ada hukum, kecuali hanya
milik Allah.
Mereka beranggapan, Ali telah
menyerahkan hukum kepada ma-
nusia (Abu Musa Al-Asyari rad-
hiyallahu anhu)
Ali tetap melanjutkan perjala-
nan hingga sampai di Kufah. Ali
sangat berharap mereka mau
kembali bergabung bersamanya.
Untuk tujuan itu, beliau mengutus
Ibnu Abbas agar berdialog den-
gan mereka.
debat khawarij
dengan ibnu abbas
IBRAH
IBRAH
20
Aqiqah sesuai Sunnah mulai Rp 850.000. Hubungi 0813 3536 0320!
Ibnu Abbas menceritakan,
Jubah terbaik dari Yaman segera
kupakai, kurapikan rambutku,
dan kulangkahkan kaki ini hing-
ga masuk di barisan mereka di
tengah siang.
Ibnu Abbas radhiyallahu anhu-
ma berkata: Sungguh aku dapati
diriku masuk di tengah kaum
yang belum pernah sama sekali
kujumpai satu kaum yang san-
gat bersemangat dalam ibadah
seperti mereka. Dahi-dahi penuh
luka bekas sujud, tangan-tangan
menebal bagaikan lutut-lutut
unta. Wajah-wajah mereka pucat
karena tidak tidur, menghabiskan
malam untuk beribadah.
Selamat datang wahai Ibnu Ab-
bas, misi apa yang anda bawa?
Aku datang dari sisi seorang
sahabat nabi, menantu beliau.
Al-Quran turun kepada para sa-
habat, dan mereka lebih paham
tentang tafsir Al-Quran dari pada
kalian. Sementara tidak ada satu-
pun sahabat di tengah kalian.
Sampaikan kepadaku, apa yang
menyebabkan kalian membenci
para sahabat Rasulullah dan pu-
tra paman beliau (Ali bin Abi
Thalib)?
Ada tiga hal.. jawab orang kha-
warij tegas.
Apa saja itu? tanya Ibnu Abbas.
Pertama, dia menyerahkan uru-
san Allah kepada manusia, se-
hingga dia menjadi kafir. Karena
Allah berfirman, Tidak ada hu-
kum kecuali hanya milik Allah.
Apa urusan orang ini dengan hu-
kum Allah?
Ini satu.. tukas Ibn Abbas
Kedua, Ali memerangi Muawi-
yah, namun tidak tuntas, tidak
memperbudak mereka dan mer-
ampas harta mereka. Jika yang
diperangi itu kafir, seharusnya
dituntaskan dan diperbudak. Jika
mereka mukmin, tidak halal me-
merangi mereka.
Sudah dua.. lalu apa yang keti-
ga? kata Ibnu Abbas.
Dia tidak mau disebut amirul
mukminin, berarti dia amirul kaf-
irin.
Ada lagi alasan kalian mengkaf-
irkan Ali selain 3 ini? tanya Ibnu
Abbas.
Cukup 3 ini. jawab mereka.
Mulailah Ibnu Abbas menjelas-
kan salah paham mereka,
Apa pendapat kalian, jika aku
sampaikan kepada kalian firman
Allah dan sunah Nabi-Nya, yang
membantah pendapat kalian.
IBRAH
21
Apakah kalian bersedia meneri-
manya?
Ya, kami menerima. Jawab mer-
eka.
Alasan kalian, Ali telah menun-
juk seseorang untuk memutus-
kan hukum, akan kubacakan
ayat dalam firman Allah, bahwa
Allah menyerahkan hukum-Nya
kepada manusia untuk menentu-
kan harga dirham. Allah per-
intahkan agar seseorang memu-
tuskan hal ini. Allah berfirman,
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu membunuh bi-
natang buruan, ketika kamu se-
dang ihram. Barangsiapa di anta-
ra kamu membunuhnya dengan
sengaja, Maka dendanya ialah
mengganti dengan binatang ter-
nak seimbang dengan buruan
yang dibunuhnya, menurut pu-
tusan dua orang yang adil di an-
tara kamu sebagai sembelihan
yang dibawa ke kabah. (QS. Al-
Maidah: 95)
Aku sumpah kalian di hada-
pan Allah, apakah putusan ses-
eorang dalam masalah kelinci
atau hewan buruan lainnya,
lebih mendesak dibanding-
kan keputusan seseorang untuk
mendamaikan diantara mereka.
Sementara kalian tahu, jika Al-
lah berkehendak, tentu Dia yang
memutuskan, dan tidak meny-
erahkannya kepada manusia?.
Jelas Ibn Abbas.
Keputusan perdamaian lebih
mendesak. Jawab mereka.
Allah juga berfirman tentang
seorang suami dengan istrin-
ya, Jika kamu khawatirkan ada
persengketaan antara keduanya,
Maka kirimlah seorang hakam
(juru damai) dari keluarga laki-
laki dan seorang hakam dari
keluarga perempuan. jika ked-
ua orang hakam itu bermaksud
mengadakan perbaikan, niscaya
Allah memberi taufik kepada
keduanya. (QS. An-Nisa: 35)
Aku sumpah kalian di
hadapan Allah, bu-
kankah keputusan
seseorang untuk men-
damaikan sengketa dan
menghindari pertumpa-
han darah, lebih mende-
sak dibandingkan kepu-
tusan mereka terkait
masalah keluarga?
Ya, itu lebih mendesak. Jawab
khawarij.
Alasan kalian yang kedua, Ali
berperang namun tidak tuntas,
tidak menjadikan lawan sebagai
tawanan, dan tidak merampas
harta mereka.
Apakah kalian akan menjadi-
kan ibunda kalian sebagai bu-
dak. Ibunda Aisyah radhiyal-
lahu anha, kemudian kalian
menganggap halal memper-
lakukannya sebagai budak, seb-
Kunjungi secara rutin http://majalahtauhidullah.blogspot.com!
IBRAH
22
agaimana budak pada umumnya,
padahal dia ibunda kalian? Jika
kalian menjawab, Kami men-
ganggap halal memperlakukan-
nya sebagai budak, sebagaimana
lainnya. berarti dengan jawaban
ini kalian telah kafir. Dan jika
kalian mengatakan, Dia bukan
ibunda kami kalian juga kafir.
Karena Allah telah menegaskan,
Nabi itu (hendaknya) lebih utama
bagi orang-orang mukmin dari
diri mereka sendiri dan isteri-
isterinya adalah ibu-ibu mereka.
(QS. Al-Ahzab: 6).
Dengan demikian, berarti kalian
berada diantara dua kesesatan.
Apakah kalian telah selesai dari
masalah ini? tanya Ibn Abbas
Ya.. jawab mereka.
Alasan kalian yang ketiga, Ali
menghapus gelar amirul muk-
minin darinya, saya akan sam-
paikan kepada kalian kisah dari
orang yang kalian ridhai (Rasu-
lullah shallallahu alaihi wa sal-
lam) dan saya kira kalian telah
mendengarnya. Bahwa Nabi shal-
lallahu alaihi wa sallam pada saat
Hudaibiyah, beliau mengadakan
perjanjian damai dengan orang
musyrkin. Nabi shallallahu alaihi
wa sallam memerintahkan kepa-
da Ali: Tulis, ini yang diputuskan
oleh Muhammad rasulullah (utu-
san Allah).
Maka orang-orang musyrik men-
gatakan, Tidak bisa. Demi Al-
lah, kami tidak mengakui bahwa
kamu rasul Allah. Kalau kami
mengakui kamu Rasul Allah, kami
akan mentaatimu. Tulis saja, Mu-
hammad bin Abdillah.
Hapuslah wahai Ali, hapus tu-
lisan utusan Allah. Ya Allah, Eng-
kau tahu bahwa aku utusan-Mu.
Hapus wahai Ali, dan tulislah: Ini
perjanjian damai yang diputus-
kan Muhammad bin Abdillah.
Perintah Nabi shallallahu alaihi
wa sallam kepada Ali.
Demi Allah, Rasulullah
lebih baik dari pada
Ali. Namun beliau telah
manghapus dari dirinya
gelar rasul Allah. Dan
beliau menghapus hal
itu, tidaklah menyebab-
kan beliau gugur menjadi
seorang nabi. Apakah
kalian telah selesai dari
masalah yang ini? jelas
Ibnu Abbas.
Ya.. jawab khawarij.
Sejak peristiwa ini, ada sekitar
2000 orang khawarij yang ber-
taubat dan kembali bersama
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
anhu. Sisanya diperangi oleh Ali
bersama para sahabat Muhajirin
dan Anshar.
(Khashais Ali bin Abi Thalib, An-
Nasai, hlm. 20).
(nasehat.net)
Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!
23
B
agi pemilik hewan qurban
dibolehkan memanfaatkan
daging qurbannya, me-
lalui: (1) Dimakan sendiri dan
keluarganya, bahkan sebagian
ulama menyatakan shohibul qur-
ban wajib makan bagian hewan
qurbannya. Termasuk dalam hal
ini adalah berqurban karena
nadzar menurut pendapat yang
benar. (2) Disedekahkan kepada
orang yang membutuhkan. (3)
Dihadiahkan kepada orang yang
kaya. (4) Disimpan untuk bahan
makanan di lain hari. Namun pe-
nyimpanan ini hanya dibolehkan
jika tidak terjadi musim paceklik
atau krisis makanan.
Dari Salamah bin Al Akwa dia
berkata; Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, Ba-
rangsiapa diantara kalian yang
berqurban maka jangan sam-
pai dia menjumpai subuh hari
ketiga sesudah Ied sedangkan
dagingnya masih tersisa wa-
laupun sedikit. Ketika datang
tahun berikutnya maka para
sahabat mengatakan, Wahai
Rasulullah, apakah kami harus
melakukan sebagaimana tahun
lalu ? Maka beliau menjawab,
(Adapun sekarang) Makanlah
sebagian, sebagian lagi berikan
kepada orang lain dan sebagian
lagi simpanlah. Pada tahun lalu
masyarakat sedang mengalami
kesulitan (makanan) sehingga
aku berkeinginan supaya kalian
membantu mereka dalam hal
itu. (HR. Bukhari dan Muslim).
Menurut mayoritas ulama perin-
tah yang terdapat dalam hadits
ini menunjukkan hukum sunnah,
Souvenir Kerang Laut dari Laut Kenjeran. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11!
IBADAH
pemanfaatan
daging kurban
24
Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!
bukan wajib (lihat Shahih Fiqih
Sunnah, II/378). Oleh sebab itu,
boleh mensedekahkan semua
hasil sembelihan qurban. Seb-
agaimana diperbolehkan untuk
tidak menghadiahkannya (kepa-
da orang kaya, ed.) sama sekali
kepada orang lain (Minhaajul
Muslim, 266). (artinya hanya un-
tuk shohibul qurban dan sedekah
pada orang miskin, ed.)
Bolehkah
Memberikan
Daging Qur-
ban Kepada
Orang Kafir?
Ulama madzhab Malikiyah
berpendapat makruhnya mem-
berikan daging qurban kepada
orang kafir, sebagaimana kata
Imam Malik: (diberikan) kepada
selain mereka (orang kafir) lebih
aku sukai. Sedangkan syafiiyah
berpendapat haramnya mem-
berikan daging qurban kepada
orang kafir untuk qurban yang
wajib (misalnya qurban nadzar,
pen.) dan makruh untuk qurban
yang sunnah. (lih. Fatwa Syabakah
Islamiyah no. 29843). Al Baijuri
As Syafii mengatakan: Dalam
Al Majmu (Syarhul Muhadzab)
disebutkan, boleh memberikan
sebagian qurban sunnah kepada
kafir dzimmi yang faqir. Tapi ke-
tentuan ini tidak berlaku untuk
qurban yang wajib. (Hasyiyah Al
Baijuri 2/310)
Lajnah Daimah (Majlis Ulama
saudi Arabia) ditanya tentang bo-
lehkah memberikan daging qur-
ban kepada orang kafir.
Jawaban Lajnah: Kita dibo-
lehkan memberi daging qur-
ban kepada orang kafir Muahid
(****) baik karena statusnya se-
bagai orang miskin, kerabat, tet-
angga, atau karena dalam rangka
menarik simpati mereka na-
mun tidak dibolehkan memberi-
kan daging qurban kepada orang
kafir Harby, karena kewajiban
kita kepada kafir harby adalah
merendahkan mereka dan me-
lemahkan kekuatan mereka.
Hukum ini juga berlaku untuk
pemberian sedekah. Hal ini ber-
dasarkan keumuman firman Al-
lah: Allah tidak melarang kamu
untuk berbuat baik dan berlaku
adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangimu karena aga-
ma dan tidak mengusir kamu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang ber-
laku adil. (QS. Al Mumtahanah 8)
Demikian pula Nabi shal-
lallahu alaihi wa sallam pernah
memerintahkan Asma binti Abu
Bakr radhiallahu anhu untuk
menemui ibunya dengan mem-
bawa harta padahal ibunya masih
musyrik. (Fatwa Lajnah Daimah
no. 1997).
IBADAH
25
Kesimpulannya, mem-
berikan bagian hewan qurban
kepada orang kafir dibolehkan
karena status hewan qurban sama
dengan sedekah atau hadiah, dan
diperbolehkan memberikan se-
dekah maupun hadiah kepada
orang kafir. Sedangkan pendapat
yang melarang adalah pendapat
yang tidak kuat karena tidak
berdalil.
(****) Kafir Muahid: Orang kafir
yang mengikat perjanjian damai
dengan kaum muslimin. Termasuk
orang kafir muahid adalah orang
kafir yang masuk ke negeri islam
dengan izin resmi dari pemerin-
tah. Kafir Harby: Orang kafir yang
memerangi kaum muslimin. Kafir
Dzimmi: Orang kafir yang hidup di
bawah kekuasaan kaum muslimin.
Larangan
Memperjual-
Belikan Hasil
Sembelihan
Tidak diperbolehkan mem-
perjual-belikan bagian hewan
sembelihan, baik daging, kulit,
kepala, teklek, bulu, tulang mau-
pun bagian yang lainnya. Ali bin
Abi Thalib radhiallahu anhu men-
gatakan, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam memerintahkan
aku untuk mengurusi penyembe-
lihan onta qurbannya. Beliau juga
memerintahkan saya untuk mem-
bagikan semua kulit tubuh serta
kulit punggungnya. Dan saya ti-
dak diperbolehkan memberikan
bagian apapun darinya kepada
tukang jagal. (HR. Bukhari dan
Muslim). Bahkan terdapat anca-
man keras dalam masalah ini, se-
bagaimana hadits berikut: Dari
Abu Hurairah radhiallahu anhu,
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda: Barang siapa
yang menjual kulit hewan qur-
bannya makaibadah qurbannya
tidak ada nilainya. (HR. Al Hakim
2/390 & Al Baihaqi)
Tetang haramnya pemilik he-
wan menjual kulit qurban meru-
pakan pendapat mayoritas ulama,
meskipun Imam Abu Hanifah me-
nyelisihi mereka. Namun meng-
ingat dalil yang sangat tegas dan
jelas maka pendapat siapapun
harus disingkirkan.
Catatan:
Termasuk memperjual-be-
likan bagian hewan qurban
adalah menukar kulit atau
kepala dengan daging atau
menjual kulit untuk kemudi-
an dibelikan kambing. Kare-
na hakekat jual-beli adalah
tukar-menukar meskipun
dengan selain uang.
Transaksi jual-beli kulit he-
wan qurban yang belum
dibagikan adalah transaksi
yang tidak sah. Artinya pen-
jual tidak boleh menerima
uang hasil penjualan kulit
dan pembeli tidak berhak
menerima kulit yang dia beli.
Kunjungi secara rutin http://majalahtauhidullah.blogspot.com!
IBADAH
26
Hal ini sebagaimana per-
kataan Al Baijuri: Tidak sah
jual beli (bagian dari hewan
qurban) disamping transaksi
ini adalah haram. Beliau juga
mengatakan: Jual beli kulit
hewan qurban juga tidak sah
karena hadis yang diriway-
atkan Hakim (baca: hadis di
atas). (Fiqh Syafii 2/311).
Bagi orang yang menerima
kulit dibolehkan memanfaat-
kan kulit sesuai keinginan-
nya, baik dijual maupun untuk
pemanfaatan lainnya, karena
ini sudah menjadi haknya. Se-
dangkan menjual kulit yang
dilarang adalah menjual ku-
lit sebelum dibagikan (dise-
dekahkan), baik yang dilaku-
kan panitia maupun shohibul
qurban.
Larangan Men-
gupah Jagal
Dengan Bagian
Hewan Sembe-
lihan
Dari Ali bin Abi Thalib rad-
hiallahu anhu bahwa Beliau
pernah diperintahkan Nabi shal-
lallahu alaihi wa sallam untuk
mengurusi penyembelihan on-
tanya dan agar membagikan selu-
ruh bagian dari sembelihan onta
tersebut, baik yang berupa dag-
ing,
k u -
l i t
t ubuh
maupun
p e l a n a .
Dan dia tidak
boleh memberi-
kannya kepada jagal barang
sedikitpun. (HR. Bukhari dan
Muslim) dan dalam lafaz lainnya
beliau berkata, Kami mengu-
pahnya dari uang kami pribadi.
(HR. Muslim). Danini merupakan
pendapat mayoritas ulama (lihat
Shahih Fiqih Sunnah, II/379)
Syaikh Abdullah Al Bassaam
mengatakan, Tukang jagal tidak
boleh diberi daging atau kulit-
nya sebagai bentuk upah atas pe-
kerjaannya. Hal ini berdasarkan
kesepakatan para ulama. Yang
diperbolehkan adalah memberi-
kannya sebagai bentuk hadiah
jika dia termasuk orang kaya atau
sebagai sedekah jika ternyata
dia adalah miskin.. (Taudhihul
Ahkaam, IV/464). Pernyataan be-
liau semakna dengan pernyataan
Ibn Qosim yang mengatakan:
Haram menjadikan bagian he-
wan qurban sebagai upah bagi
jagal. Perkataan beliau ini diko-
mentari oleh Al Baijuri: Karena
hal itu (mengupah jagal) semak-
na dengan jual beli. Namun jika
www.tauhidullah.com
IBADAH
27
jagal diberi bagian dari
qurban dengan status se-
dekah bukan upah maka
tidak haram.(Hasyiyah Al
Baijuri As Syafii 2/311).
Adapun bagi orang yang
memperoleh hadiah atau se-
dekah daging qurban diperbo-
lehkan memanfaatkannya seke-
hendaknya, bisa dimakan, dijual
atau yang lainnya. Akan tetapi
tidak diperkenankan menjual-
nya kembali kepada orang yang
memberi hadiah atau sedekah
kepadanya.
Menyembelih
Satu Kambing
Untuk Makan-
Makan Pani-
tia? Atau Pani-
tia Dapat Jatah
Khusus?
Status panitia maupun jagal
dalam pengurusan hewan qur-
ban adalah sebagai wakil dari
shohibul qurban dan bukan amil
(*****). Karena statusnya hanya
sebagai wakil maka panitia qur-
ban tidak diperkenankan men-
gambil bagian dari hewan qur-
ban sebagai ganti dari jasa dalam
mengurusi hewan qurban. Untuk
lebih memudahkan bisa diperha-
tikan ilustrasi kasus berikut:
Adi ingin mengirim uang Rp
1 juta kepada Budi. Karena tidak
bisa ketemu langsung maka Adi
mengutus Rudi untuk mengantar-
kan uang tersebut kepada Budi.
Karena harus ada biaya transport
dan biaya lainnya maka Adi mem-
berikan sejumlah uang kepada
Rudi. Bolehkah uang ini diambil-
kan dari uang Rp 1 juta yang akan
dikirimkan kepada Budi?? Semua
orang akan menjawab: TIDAK
BOLEH KARENA BERARTI MEN-
GURANGI UANGNYA BUDI.
Status Rudi pada kasus di
atas hanyalah sebagai wakil Adi.
Demikian pula qurban. Status
panitia hanya sebagai wakil pe-
milik hewan, sehingga dia tidak
boleh mengambil bagian qurban
sebagai ganti dari jasanya. Oleh
karena itu, jika menyembelih satu
kambing untuk makan-makan pa-
nitia, atau panitia dapat jatah khu-
sus sebagai ganti jasa dari kerja
yang dilakukan panitia maka ini
tidak diperbolehkan.
(*****) Sebagian orang menya-
makan status panitia qurban
sebagaimana status amil dalam
zakat. Bahkan mereka meyebut
panitia qurban dengan amil
qurban. Akibatnya mereka be-
ranggapan panitia memiliki ja-
tah khusus dari hewan qurban
sebagaimana amil zakat memi-
liki jatah khusus dari harta zakat.
Yang benar, amil zakat tidaklah
sama dengan panitia pengurus
qurban. Karena untuk bisa dise-
but amil, harus memenuhi be-
IBADAH
28
berapa persyaratan. Sementara
pengurus qurban hanya sebatas
wakil dari shohibul qurban, seb-
agaimana status sahabat Ali rad-
hiallahu anhu dalam mengurusi
qurban Nabi shallallahu alaihi
wa sallam. Dan tidak ada riwayat
Ali radhiallahu anhu mendapat
jatah khusus dari qurbannya
Nabishallallahu alaihi wa sal-
lam.
Nasehat &
Solusi Untuk
Masalah Kulit
Satu penyakit kronis yang
menimpa ibadah qurban kaum
muslimin bangsa kita, mereka ti-
dak bisa lepas dari fiqh praktis
menjual kulit atau menggaji jagal
dengan kulit. Memang kita akui
ini adalah jalan pintas yang pal-
ing cepat untuk melepaskan diri
dari tanggungan mengurusi kulit.
Namun apakah jalan pintas cepat
ini menjamin keselamatan???
Bertaqwalah kepada Allah wahai
kaum muslimin
Sesungguhnya ibadah qur-
ban telah diatur dengan in-
dah dan rapi oleh Sang Peletak
Syariah. Jangan coba-coba untuk
keluar dari aturan ini karena bisa
jadi qurban kita tidak sah. Berusa-
halah untuk senantiasa berjalan
sesuai syariat meskipun jalurnya
kelihatannya lebih panjang dan
sedikit menyibukkan. Jangan
pula terkecoh dengan pendapat
sebagian orang, baik ulama mau-
pun yang ngaku-ngaku ulama,
karena orang yang berhak untuk
ditaati secara mutlak hanya satu
yaitu Nabi kita Muhammad shal-
lallahu alaihi wa sallam. Maka
semua pendapat yang bertentan-
gan dengan hadis beliau harus
dibuang jauh-jauh.
Tidak perlu bingung dan
merasa repot. Bukankah Ali bin
Abi Thalib radhiallahu anhu per-
nah mengurusi qurbannya Nabi
shallallahu alaihi wa sallamyang
jumlahnya 100 ekor onta?! Tapi ti-
dak ada dalam catatan sejarah Ali
bin Abi thalib radhiallahu anhu
bingung ngurusi kulit dan kepala.
Demikianlah kemudahan yang
Allah berikan bagi orang yang
100% mengikuti aturan syariat.
Namun bagi mereka (baca: pani-
tia) yang masih merasa bingung
ngurusi kulit, bisa dilakukan be-
berapa solusi berikut:
1
Kumpulkan semua kulit,
kepala, dan kaki hewan
qurban. Tunjuk sejumlah
orang miskin sebagai sasaran
penerima kulit. Tidak perlu di-
antar ke rumahnya, tapi cukup
hubungi mereka dan sampaikan
bahwa panitia siap menjualkan
kulit yang sudah menjadi hak
mereka. Dengan demikian, status
panitia dalam hal ini adalah seb-
agai wakil bagi pemilik kulit un-
tuk menjualkan kulit, bukan wakil
dari shohibul qurban dalam men-
IBADAH
29
jual kulit.
2
Serahkan semua atau seba-
gian kulit kepada yayasan
islam sosial (misalnya panti
asuhan atau pondok pesantren).
(Terdapat Fatwa Lajnah yang
membolehkan menyerahkan
bagian hewan qurban kepada
yayasan).
Mengirim se-
jumlah uang
untuk di-
belikan hewan
qurban di tem-
pat tujuan (di
luar daerah
pemilik hewan)
dan disembe-
lih di tempat
tersebut?
Pada asalnya tempat meny-
embelih qurban adalah daerah
orang yang berqurban. Karena
orang-orang yang miskin di dae-
rahnya itulah yang lebih ber-
hak untuk disantuni. Sebagian
syafiiyah mengharamkan men-
girim hewan qurban atau uang
untuk membeli hewan qurban ke
tempat lain di luar tempat ting-
gal shohibul qurban selama ti-
dak ada maslahat yang menuntut
hal itu, seperti penduduk tempat
shohibul qurban yang sudah kaya
sementara penduduk tempat lain
sangat membutuhkan. Sebagian
ulama membolehkan secara mut-
lak (meskipun tidak ada tuntutan
maslahat). Sebagai jalan keluar
dari perbedaan pendapat, seba-
gian ulama menasehatkan agar
tidak mengirim hewan qurban
ke selain tempat tinggalnya. Arti-
nya tetap disembelih di daerah
shohibul qurban dan yang dikir-
im keluar adalah dagingnya. (lih.
Fatwa Syabakah Islamiyah no.
2997, 29048, dan 29843 & Shahih
Fiqih Sunnah, II/380
Kesimpulannya, ber-
qurban dengan model seperti
ini (mengirim hewan atau uang
dan bukan daging)
termasuk qurban
yang sah na-
mun meny-
elisihi sun-
nah Nabi
shallalla-
hu alaihi
wa sallam
k a r e n a
tiga hal: (1)
Nabi shal-
lallahu alaihi
wa sallam dan
para sahabat ra-
diallahu anhum ti-
dak pernah mengajarkannya, (2)
Hilangnya sunnah anjuran untuk
disembelih sendiri oleh shohibul
qurban. (3) Hilangnya sunnah an-
juran untuk makan bagian dari
hewan qurban.
Parabola Islami. Sekali Bayar. Rp 1.500.000,-. Hubungi 0813 3536 0320!
IBADAH
DARI KAMI
30
Pertama, wajib bagi orang yang berkela-
pangan. Ulama yang berpendapat demikian
adalah Rabiah (guru Imam Malik), Al Auzai,
Abu Hanifah, Imam Ahmad dalam salah satu
pendapatnya, Laits bin Saad serta sebagian
ulama pengikut Imam Malik, Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah, dan Syaikh Ibnu Utsaimin.
Syaikh Ibn Utsaimin mengatakan: Pendapat
yang menyatakan wajib itu tampak lebih
kuat dari pada pendapat yang menyatakan
tidak wajib. Akan tetapi hal itu hanya diwajib-
kan bagi yang mampu (lih. Syarhul Mumti,
III/408) Diantara dalilnya adalah hadits Abu
Hurairah yang menyatakan bahwa Rasu-
lullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yang berkelapangan (harta)
namun tidak mau berqurban maka jangan
sekali-kali mendekati tempat shalat kami.
(HR. Ibnu Majah 3123, Al Hakim 7672)
Pendapat kedua menyatakan Sunnah
Muakkadah (ditekankan). Dan ini adalah
pendapat mayoritas ulama yaitu Malik, Syafi,
Ahmad, Ibnu Hazm dan lain-lain. Ulama yang
mengambil pendapat ini berdalil dengan ri-
wayat dari Abu Masud Al Anshari radhiyalla-
hu anhu. Beliau mengatakan,Sesungguhnya
aku sedang tidak akan berqurban. Padahal
aku adalah orang yang berkelapangan. Itu
kulakukan karena aku khawatir kalau-kalau
tetanggaku mengira qurban itu adalah wajib
bagiku. (HR. Abdur Razzaq dan Baihaqi den-
gan sanad shahih). Demikian pula dikatakan
oleh Abu Sarihah, Aku melihat Abu Bakar
dan Umar sementara mereka berdua tidak
berqurban. (HR. Abdur Razzaaq dan Baihaqi,
sanadnya shahih) Ibnu Hazm berkata, Tidak
ada riwayat sahih dari seorang sahabatpun
yang menyatakan bahwa qurban itu wajib.
(lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/367-368, Taud-
hihul Ahkaam, IV/454)
Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320!
Bosan dengan siaran
televisi yang hanya
menampilkan hiburan
yang melanggar sya-
riah dan gaya hidup
hedonistik?
Saatnya beralih ke pa-
rabola siaran sunnah!
Rp 1.500.000,-
Tanpa tagihan bulanan
Tanpa biaya pemasangan
Kami tidak hanya menjual tapi melayani. Jika
Anda temukan banyak penyedia parabola yang
menipu, kami tidak seperti itu. Kepuasan Anda,
harta termahal kami.
Mau nikahan tapi bingung beli souvenir cantik
apa buat para undangan? Mau hajatan tapi susah
mendapatkan souvenir unik buat para tamu? Sou-
venir Kerang Laut dari Laut Kenjeran adalah pilihan
tepat. Harga terjangkau dan mutu memukau.
Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11!
hukum ibadah kurban
DARI KAMI
31
BIDANG GARAP
YAYASAN TAUHIDULLAH
Sesuai Anggaran Dasar Pasal 2 dan 3
A. BIDANG KEAGAMAAN
1. Mendirikan, mengelola dan memelihara sarana ibadah
2. Menyelenggarakan pondok pesantren dan madrasah
3. Menerima dan menyalurkan amal zakat, infaq dan se-
dekah
4. Meningkatkan pemahaman keagamaan
5. Melaksanakan syiar keagamaan
6. Studi banding keagamaan
B. BIDANG SOSIAL
1. Lembaga formal dan nonformal
2. Panti asuhan, panti jompo dan panti werda
3. Rumah sakit, poliklinik dan laboratorium
4. Pembinaan olahraga
5. Penelitian di bidang ilmu pengetahuan
C. BIDANG KEMANUSIAAN
1. Memberi bantuan kepada korban bencana alam
2. Memberi bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan
gelandangan
3. Mendirikan dan menyelenggarakan rumah singgah
4. Memberikan perlindungan konsumen
5. Melestarikan lingkungan hidup
Yayasan Tauhidullah berkomitmen untuk mendistribusikan donasi yang terkumpul
sesuai sunnah Rasulullah. Yayasan Tauhidullah bertekad untuk memberikan pelayanan
terbaik kepada para donatur dalam pendistribusian donasi. Yayasan Tauhidullah ber-
harap bantuan doa dari para donatur, pembaca dan seluruh kaum muslimin agar para
pengurus Yayasan Tauhidullah bisa ikhlash, ittiba dan istiqamah. Yayasan Tauhidul-
lah berterima kasih kepada para donatur yang selama ini telah setia mempercayakan
pendistribusian donasi melalui kami.
AKHLAQ
32
I
bnu Jarir mengutip perkataan
Ali bin Muhammad al-Madaini
yang mengatakan, al-Walid
bin Abdul Malik menurut pan-
dangan penduduk Syam adalah
penguasa mereka yang terbaik.
Beliaulah yang membangun ber-
bagai masjid di kota Damaskus,
membangun berbagai menara,
memberi rakyat yang perlu ban-
tuan finansial dan menggaji bula-
nan para penyandang lepra dan
berkata kepada mereka, Jan-
ganlah kalian mengemis. Be-
liau memberikan kepada setiap
orang yang lumpuh pelayan dan
kepada setiap orang yang buta
penuntun. Ketika beliau berkuasa
beliau menaklukkan banyak neg-
eri-negeri kafir. Beliau kirimkan
semua anak laki-lakinya dalam
setiap peperangan dengan Ro-
mawi. Beliau berhasil menakluk-
kan India, Spanyol dan berbagai
negeri non-Arab. Pasukan beliau
bahkan sudah memasuki Cina
dan selainnya.
Meski demikian, suatu ketika
beliau melewati penjual sayur-
mayur lantas beliau mengambil
satu ikat sayuran dengan tangan-
nya lalu bertanya kepada penjual,
Oleh Brilly El-Rasheed
pengaruh penguasa
pada rakyatnya
AKHLAQ
33
Berapa harganya?. Satu fulus,
jawab sang penjual sayur. Beliau
kemudian mengatakan, Tamba-
hi sayurannya karena engkau ter-
lalu untung dengan harga terse-
but.
Para pakar sejarah men-
gatakan bahwa obsesi al-Walid
bin Abdul Malik adalah mem-
bangun. Rakyatnya pun demiki-
an. Jika ada seseorang bertemu
kawannya maka pertanyaan yang
terlontar, Apa yang telah kau-
bangun saat ini? Kau makmur-
kan dengan bangunan apa tanah
yang kau miliki?
Sedangkan obsesi saudaran-
ya, Khalifah Sulaiman bin Abdul
Malik adalah perempuan sehing-
ga rakyatnya pun demikian. Jika
ada seseorang bertemu dengan
kawannya maka yang pertama
kali ditanyakan, Berapa kali
engkau menikah? Berapa budak
perempuan yang kau gauli?
Sedangkan obsesi Umar
bin Abdul Aziz adalah mem-
baca Alquran, shalat dan iba-
dah. Kondisi rakyat di masa be-
liau seperti itu. Jika ada seorang
bersua dengan kawannya, maka
pertanyaan yang pertama kali
terlontar adalah Berapa rakaat
shalat malam yang kau rutinkan?
Berapa lembar mushaf Alquran
yang kau baca setiap harinya?
Shalat apa yang kau kerjakan se-
malam?.
Banyak orang mengatakan,
Rakyat itu mengikuti agama
atau ketaatan penguasanya. Jika
sang penguasa hobi menenggak
khamr, maka akan banyak khamr
yang beredar di masyarakat.
Jika penguasa memiliki pe-
nyimpangan seksual berupa ho-
moseksual, maka kondisi rakyat
juga demikian. Jika penguasa
itu pelit dan rakus dengan harta,
maka kondisi rakyat juga demiki-
an. Namun jika penguasa der-
mawan dan berjiwa sosial tinggi
maka kondisi rakyat juga seru-
pa. Jika penguasanya rakus dan
suka bertindak kezaliman, maka
kondisi rakyat juga demikian. Jika
penguasa adalah seorang yang
bagus agamanya, bertakwa, suka
berbuat baik, dan menolong,
maka kondisi rakyat juga demiki-
an. Pengaruh penguasa semacam
ini dijumpai pada sebagian masa
pada sebagian person penguasa
tertentu [Bidayah wan Nihayah,
karya Ibnu Katsir 9/186].
Ini hanyalah satu potret pal-
ing sederhana betapa sebuah
kekuasaan sangat mempenga-
ruhi keagamaan sebuah ma-
syarakat. Indonesia contohnya,
keagamaan masyarakatnya, dulu,
juga dipengaruhi penguasanya.
Bukan tidak mungkin, suatu ke-
tika akan begitu lagi.
IBADAH
34
S
eorang muslim harus
melakukan hubungan baik
dengan para Ulil Amri,
baik dari kalangan pemimpin,
para hakim penanggung jawab
peradilan ataupun tokoh-tokoh
lembaga-lembaga penting dan
kepala-kepala penanggung jaw-
ab pemerintah. Kita tidak boleh
merasa kaku serta menganggap,
bila dekat dengan penguasa akan
menodai kehormatan diri dalam
beragama. Bukan pula berarti
menjadi penjilat dan kacung bagi
para penguasa, bahkan syariat
memerintahkan kita untuk men-
jalin hubungan erat dengan para
Ulil Amri atau penguasa.
Sesungguhnya, salah satu
yang menjadi penyebbab keber-
hasilan shahwah (kebangkitan
Islam) dan dakwah kepada Allah,
yaitu apabila dawah memiliki
dukungan dari penguasa dalam
suatu negara. Karena, dawah
dan kekuasaan merupakan dua
pilar perbaikan terhadap umat.
Penyair berkata: Kekuasaan yang
bersanding dengan agama akan
menjadi stabil, dan agama yang
bersanding dengan kekuasaan
akan menjadi kuat dan kokoh.
Bila keduanya bertemu dan
bersatu, maka tujuan dan sasa-
ran dawah tercapai. Cita-cita
membangun umat akan teral-
isasi dengan izin Allah. Namun,
jika keduanya berpisah, apalagi
m
e
m
b
i
n
a

p
e
n
g
u
a
s
a
IBADAH
35
saling berhadapan, maka segala
usaha akan sia-sia atau melemah
sampai pada batas kehinaan, se-
hingga muncul berbagai fitnah
dan musibah bagi umat.
Setiap negara yang meng-
inginkan kemuliaan hakiki dan
kekuasaan di muka bumi, memi-
liki kewajiban untuk mendukung
dawah kepada Allah, mengerah-
kan segala perangkat kekuasaan
dan pilar kekuatan negara yang
mampu memberikan peringatan
dan bimbingan secara persua-
sif kepada seluruh rakyat. Den-
gan demikian, penguasa akan
mendapatkan legitimasi dan
dukungan penuh dari semua pi-
hak. Sebab, seringkali Allah me-
nyadarkan lewat peguasa, apa
yang tidak tergugah dengan Al
Quran. Karena, bila keimanan
telah melemah dalam hati ma-
nusia, maka kekuatan penguasa
jauh lebih dapat menakut-nakuti
mereka dari maksiat, dan lebih
meluruskan mereka kepada iba-
dah, hingga mereka dapat meraih
istiqamah dan keshalihan dalam
hidup.
MENASIHATI PENGUASA BU-
KAN MEMBANGKANG
Islam memiliki etika tersend-
iri dalam menasihati pemimpin,
bahkan mempunyai kaidah-kai-
dah dasar yang tidak boleh dil-
ecehkan; sebab, pemimpin tidak
sama dengan rakyat. Apabila me-
nasihati kaum muslimin, secara
umum memerlukan kaidah dan
etika, maka menasihati para pe-
mimpin lebih perlu memperhati-
kan kaidah dan etikanya.
Dari Ibnu Hakam meri-
wayatkan, bahwa Nabi
bersabda,Barangsiapa yang in-
gin menasihati pemimpin, maka
jangan melakukannya secara
terang-terangan. Akan tetapi, na-
sihatilah dia di tempat yang sepi.
Jika menerima nasihat, itu sangat
baik. Dan bila tidak meneriman-
ya, maka kamu telah menyampai-
kan kewajiban nasihat kepadan-
ya. [HR Imam Ahmad].
Sangat tidak bijaksana meng-
oreksi dan mengkritik kekeliruan
para pemimpin melalui mimbar-
mimbar terbuka, tempat-tempat
umum ataupun media massa,
baik elektronik maupun cetak.
Yang demikian itu menimbulkan
banyak fitnah. Bahkan terkadang
disertai dengan hujatan dan ca-
cian kepada orang per orang.
Seharusnya, menasihati para pe-
mimpin dengan cara lemah lem-
but dan di tempat rahasia, seb-
agaimana yang dilakukan oleh
Usamah bin Zaid tatkala menasi-
hati Utsman bin Affan, bukan den-
gan cara mencaci-maki mereka
di tempat umum atau mimbar.
Imam Ibnu Hajar berkata,
bahwa Usamah telah menasihati
Utsman bin Affan dengan cara
m
e
m
b
i
n
a

p
e
n
g
u
a
s
a
IBADAH
36
Ngaji Tafsir Ibnu Katsir Setiap Bada Maghrib di Masjid Jariyat Jl. Kedung Cowek 331, SBY
yang sangat bijaksana dan be-
retika tanpa menimbulkan fitnah
dan keresahan.
Imam Syafii berkata, Ba-
rangsiapa yang menasihati te-
mannya dengan rahasia, maka
ia telah menasihati dan meng-
hiasinya. Dan barangsiapa yang
menasihatinya dengan terang-
terangan, maka ia telah mem-
permalukan dan merusaknya.
Fudhail bin Iyadh berkata,
Orang mukmin menasihati den-
gan cara rahasia; dan orang jahat
menasihati dengan cara melece-
hkan dan memaki-maki.
Bagi setiap individu yang in-
gin memberikan nasihat kepada
pemimpin, maka ia harus mem-
perhatikan hal-hal berikut:
Pertama : Ikhlas dalam
memberi nasihat.
Nabi Muhammad bersabda
kepada Abdullah bin Amr: Wa-
hai, Abdullah bin Amr. Jika eng-
kau berperang dengan sabar dan
ikhlas, maka Allah akan mem-
bangkitkanmu sebagai orang
yang sabar dan ikhlas. Dan jika
engkau berperang karena riya,
maka Allah akan membangkit-
kanmu sebagai orang riya dan
orang yang ingin dipuji . [HR
Abu Dawud].
Imam Ibnu Nahhas berkata,
Orang yang menasihati pe-
mimpin atau penguasa, henda-
knya mendahulukan sikap ikhlas
untuk mencari ridha Allah. Ba-
rangsiapa yang mendekati pe-
mimpin untuk mencari populari-
tas atau jabatan atau sanjungan,
maka ia telah berbuat kesalahan
yang besar dan melakukan per-
buatan sia-sia.
Kedua : Menjahui segala
macam ambisi pribadi.
Seseorang yang menasihati
sebaiknya menanggalkan segala
ambisi dan keinginan pribadi
untuk mendapatkan sesuatu dari
pemimpin atau penguasa. Para
ulama salaf telah banyak mem-
berikan contoh dan suri tauladan,
seperti Sufyan Ats Atsauri. Beliau
sering menolak pemberian para
penguasa, karena khawatir pem-
berian tersebut menghalanginya
untuk mengingkari kemung-
karan.
Ketiga : Mendahulukan
sikap kejujuran dan ke-
benaran.
Seorang yang ingin mena-
sihati pemimpin atau penguasa,
hendaknya bersikap jujur dan
pemberani; sebagaimana sabda
Nabi,Jihad yang paling utama
adalah menyampaikan kebena-
ran kepada pemimpin yang
zhalim. [HR Abu Dawud]
Keempat : Berdoa kepada
Allah dengan doa-doa
yang matsur.
Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5
Syariah Mandiri 7060786814
Muamalat 7010075434
LAYANAN DONATUR
0817 5057 161
Pengembangan masjid Al-Ja-
riyat Ats-Tsalats mendesak di-
lakukan karena jumlah jamaah
shalat Jumat kerap kali tidak
bisa tertampung, demikian
juga ketika sedang diadakan
daurah atau talim akbar.
Lantai dua masjid akan digu-
nakan sebagai kelas untuk Ta-
man Pendidikan Al-Qur`an dan
madrasah diniyah serta untuk
area shalat jamaah putri.
Untuk pembangunan ini di-
perkirakan menelan biaya sebe-
sar Rp 1.000.000.000,-. Panitia
pembangunan mengundang
kaum muslimin untuk ikut ber-
partisipasi dan berinfaq jariyah
dalam pembangunan rumah
Allah ini. Guna memudahkan,
panitia mengharapkan infaq
dalam ukuran kavling perme-
ter dengan nilai Rp 6.410.256,-
. Nilai yang sangat besar ini
tentu saja membutuhkan par-
tisipasi dari Anda semua. Dan
alhamdulillah hingga kini telah
terkumpul dana infaq dari se-
bagian muhsinin.
Informasi lebih lanjut hubun-
gi nomor HP layanan donatur!
Alhamdulillah, momen Idul Fithri
1435 kemarin Yayasan Tauhidullah
mendapatkan amanah penyaluran
zakat fthri, zakat mal dan santunan
dhuafa serta kafalah yatim.
Kafalah yatim sebesar Rp 100.000,-
x 63 anak di daerah Surabaya dan
Malang.
Infaq secara umum sebesar Rp
4.700.000,- diwujudkan sebagai
santunan dhuafa berupa beras 2,5 Kg
untuk 60 orang, dan berupa uang Rp
1.600.000,- untuk uang saku hari raya
santri Tauhidullah, dan bantuan untuk
orang jompo sebesar Rp 300.000,-.
Jumlah Rp 3.250.000,-. Selebihnya
untuk mukafaah panitia zakat, trans-
portasi, santunan guru TK Tauhidullah.
Semoga Allah memberikan balasan
yang banyak kepada para muhsinin.
Segera waqafkan harta Anda untuk pembangunan
Masjid Al-Jariyat Ats-Tsalats! Sebelum saudara-saudara
Anda lebih dulu merebut kesempatan amal jariyah ini
Yayasan Tauhidullah menyampaikan teri-
ma kasih kepada para donatur yang telah
menyisihkan hartanya untuk relokasi Mas-
jid Al-Furqon, Malang, yang merupakan bi-
naan Yayasan Tauhidullah. Ini adalah foto
Masjid Al-Furqon yang sudah aktif, namun
dengan nama Masjid HAMZAH (Hasan Ali
Muhammad wa Zaujatuhu.

Anda mungkin juga menyukai