:: Edisi 8 Tahun VI :: Dzul Qadah 1435/September 2014
tauhidullah.blogspot.com SALAHKAH isis TAUHIDULLAH Bulan Dzul Qadah Waktunya Shadaqah BERTAMBAH Percayakan pada TAUHIDULLAH Uzlah, Haruskah? pemanfaatan daging kurban membina penguasa AQIQAH SUNNAH SESUAI TIDAK LAGI SUSAH Bulan Dzul Qadah Ayo Aqiqah PAKET MENTAH MASAK NASI KOTAK KET. SUNNAH 1 850.000 1.000.000 1.540.000 Sate 225 tsk + Gule 60 Porsi SUNNAH 2 950.000 1.100.000 1.820.000 Sate 275 tsk + Gule 80 porsi SUNNAH 3 1.100.000 1.250.000 2.150.000 Sate 325 tsk + Gule 100 porsi SUNNAH 4 1.150.000 1.300.000 2.380.000 Sate 375 tsk + Gule 120 porsi SUNNAH 5 1.250.000 1.400.000 2.660.000 Sate 425 tsk + Gule 130 porsi SUNNAH 6 1.400.000 1.600.000 3.040.000 Sate 475 tsk + Gule 150 porsi | Bonus krupuk udang, acar, bawang goreng, jeruk nipis | Layanan plus nasi dan buah dalam box | Menu sesuai pilihan (Sate, Gule, Krengsengan, Tongseng, Kikil, Sup, Daging Lapis, dll) | Gratis ongkos kirim wil. Surabaya | Pemesanan via 0813 3536 0320 atau ke kantor kami di Jl. Kedung Cowek 331, Surabaya | Rincian Harga dan Paket Aqiqah Sunnah (Harga dapat berubah sewaktu-waktu) Salurkan infaq, zakat, shadaqah, waqaf, kafalah yatim dan janda, donasi pendidikan Islam, qurban dan lain sebagainya melalui Yayasan Tauhidullah. Insya Allah akan tersalurkan se- cara amanah dan sesuai sunnah. Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5 Syariah Mandiri 7060786814 Muamalat 7010075434 Setelah transfer mohon konfrmasikan via SMS ke nomor 031 71119071 (Flexi) atau 08175057161 (XL) dengan format sebagai berikut. Contoh: Telah transfer Rp 100.000,- yatim/BRI Telah transfer Rp 500.000,- zakat mal/Muamalat Telah transfer Rp 1.000.000,- f sabilillah/Syariah Mandiri. Kami menyampaikan jazakumullah khairan katsiran atas kesediannya dan kepercayaannya. Kami senantiasa mendoakan untuk para munfq rizqi yang lebih melimpah penuh barakah dari Allah Taala. Kantor PP. Tauhidullah di Jl. Kedung Cowek, 331, Surabaya S eantero Indonesia di- hebohkan dengan booming berita seputar Islamic State (IS) atau dalam ba- hasa Arabnya Khilafah Islamiyah. Berita-berita tersebut penuh pro dan kontra. Ada yang meman- faatkannya untuk monsterisasi dan hororisasi syariah Islam dan konsep-konsep khilafah. Ada pula yang mencoba membela habis- habisan bahwa ISIS adalah wujud kekhilafahan Islam yang syari dan sah, yang selama ini dinanti-nanti dan kaum muslimin wajib ber- gabung dengannya. Ada pula pihak-pihak yang mengecam mati-matian isu ISIS karena faktanya ISIS banyak membunuhi orang-orang Islam tak bersalah. Sampai-sampai pi- hak yang kontra dengan ISIS ben- gong dan plintutan ketika ditanya ISIS itu kepanjangannya apa sih. Ya pokoknya kelompok yang ra- dikal, keras, teroris, kejam, biad- ab, sadis. Pake jubah, jenggotan, jidat hitam, lengkap dengan sur- ban, bawa senjata kemana-mana, terus benderanya bertuliskan la ilaha illallah. Kalau di sekitar Anda ada orang dengan ciri-ciri begitu, langsung tangkap saja, berbahaya, atau laporkan ke polisi, sebelum terlambat Jelas saja, siapa sih yang tidak takut dengan orang yang jahat. Semua orang pasti takut, walau- pun preman dan berandal sekali- pun akan takut dengan orang yang lebih jahat darinya. Permasalahannya terletak pada pencitraan ISIS sebagai muslim arogan, muslim tak pu- nya aturan, muslim perusak dan sebagainya. Pencitraan tersebut kabarnya membuat salah seorang penguasa di negeri ini memerin- tahkan anak buahnya untuk mem- bakar setiap bendera yang keb- etulan dijadikan sebagai bendera oleh ISIS, yaitu bendera berwarna hitam bertuliskan kalimat la ilaha illallah berwarna putih. Astagh- frullah. Kenapa sampai seperti itu permusuhannya terhadap umat Islam. Kain bertuliskan kalimat tauhid dibakar, spanduk-spanduk promosi maksiat malah dihorma- ti. Baiklah, segudang tarik-ulur masalah ISIS memang benar- benar kalut. Setidaknya, dalam edisi ini kita akan kupas walaupun tidak secara mendalam dan mel- uas, fenomena ISIS akan jelas bagi kita kebobrokan dan kesalahan- nya. Mari berinfaq! tidak mencerminkan Islam? 1 TAQDIM isis DAFTAR ISI 2 REDAKSIONAL Penerbit: Pondok Pesantren Tauhidullah. Penasehat: Amien M. S. Naladigjaya. Pemimpin Umum: Ustadz Ridwan ibnu Abdil Aziz. Pemimpin Redaksi: Brilly Y. Will.. Redaktur Ahli: Ustadz Abu Zurah Ath-Taybi. Kontributor: Abu Ali, Abu Abdirrahman, Zakariya. Design & Layout: Quantum Fiqih Art (081515526665). Distribusi & Marketing: Fathurrahman, Indra, Abdullah Taslim. Alamat Reda- ksi: Jl. Kedung Cowek, 331, Surabaya. Call Center: 081335360320. Website: ma- jalahtauhidullah.blogspot.com (BARU). Email: majalahtauhidullah@gmail.com. SALAHKAH ISIS? pemanfaatan daging kurban SALAHKAH ISIS? Menyibak tabir konspirasi Mendudukan Opini Uzlah, Haruskah? debat khawarij dengan ibnu abbas pengaruh penguasa pada rakyatnya membina penguasa 3 12 23 19 34 32 Ulama Besar Arab Saudi, Ahli Hadits Kota Suci Madi- nah, Asy-Syaikh Al-Allamah Al-Muhaddits Abdul Muhsin bin Hamd Al-Abbad Al-Badr hafizhahullah berkata dalam risalah Fitnatul Khilafah Ad- Daisyiah Al-Iraqiyah Al- Mazumah di website resmi beliau, sebagaimana berikut. S ungguh telah lahir di Iraq beberapa tahun yang lalu, sebuah ke- lompok yang menamakan diri Daulah (Negara) Islam Iraq dan Syam, dan dikenal dengan empat huruf awal nama daulah khayalan tersebut yaitu (ISIS), dan muncul bersamaan dengan itu, sebagaimana yang dise- 3 AQIDAH Souvenir Kerang Laut Mutu Terjamin. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11 SALAHKAH ISIS? Menyibak tabir konspirasi Mendudukan Opini para ulama saudi arabia sangat menentang aksi terorisme kelompok isis butkan oleh sebagian orang yang mengamati tingkah pola dan pergerakan mereka, se- jumlah nama sebagai julukan bagi anggota mereka dengan sebutan: Abu Fulan Al-Fulani atau Abu Fulan bin Fulan, ku- niah (julukan) yang disertai penisbatan kepada negeri atau kabilah, inilah kebiasaan orang-orang majhul (yang ti- dak dikenal), bersembunyi di balik julukan dan penisbatan. Selang beberapa waktu terjadi peperangan di Su- riah antara pemerintah dan para penentangnya, masuklah sekelompok orang dari ISIS ini ke Suriah, bukan untuk mem- erangi pemerintah, akan teta- pi memerangi Ahlus Sunnah yang menentang pemerintah dan membunuh Ahlus Sunnah dengan cara yang sangat ke- jam, dan telah masyhur cara membunuh mereka terha- dap orang yang ingin mereka bunuh, dengan menggunakan pisau-pisau yang merupak- an cara terjelek dan tersadis dalam membunuh manusia. Dan di awal bulan Ramad- han tahun ini (1435 H) mereka merubah nama kelompok mer- eka menjadi Al-Khilafah Al- I sl ami - y a h . K h a l i - f a h n y a y a n g dinamak- an Abu Bakr Al- Baghdadi berkhut - bah di sebuah masjid di Mo- sul, diantara yang ia katakan dalam khutbahnya, Sungguh aku telah dijadikan pemimpin kalian padahal aku bukan yang terbaik di antara kalian. Sungguh dia telah berkata benar bahwa ia bukanlah yang terbaik di antara mereka, kare- na ia telah membunuh orang yang mereka bunuh dengan pisau-pisau, apabila pem- bunuhan itu atas dasar perin- tahnya, atau ia mengetahuinya dan membolehkannya maka ia adalah yang terburuk di antara mereka (memang bukan yang terbaik), berdasarkan sabda Nabi shallallahualaihi wa sal- lam, Barangsiapa menga- jak kepada petunjuk maka ia mendapat pahala seperti pa- hala orang-orang yang mengi- kutinya tanpa mengurangi pa- hala mereka sedikit pun, dan 4 AQIDAH barangsiapa menga- jak kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun. [HR. Muslim no. 6804 dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu] Dan kalimat yang ia katakan dalam khutbahnya tersebut, telah dikatakan oleh khalifah pertama dalam Islam setelah Rasulullah shallallahualaihi wa sallam,yaitu Abu Bakr Ash- Shiddiq radhiyallahuanhu wa ardhaahu, dan beliau adalah orang terbaik umat ini, sedang umat ini adalah umat yang terbaik di antara umat-umat yang ada, beliau mengatakan demikian dalam rangka tawad- hu (bersikap rendah hati) sedang beliau mengetahui, para sahabat juga mengetahui bahwa beliau adalah orang yang terbaik di antara mereka berdasarkan dalil-dalil yang menunjukkannya dari ucapan Rasulullah shallallahualaihi wa sallam. Termasuk kebaikan (yang kami nasihatkan) untuk ke- lompok ini, hendaklah mereka sadar diri dan kembali kepada kebenaran, sebelum daulah mereka hilang terbawa an- gin seperti daulah-daulah lain yang semisalnya di berbagai masa. Dan sangat disayangkan, fitnah (bencana) khilafah khayalan yang lahir beberapa waktu yang lalu ini, diterima oleh anak-anak muda yang bodoh di negeri Al-Haramain, mereka menampakkan ke- bahagiaan dan kegembiraan terhadap khilafah khayalan ini layaknya kebahagiaan orang yang haus terhadap minuman, dan diantara mereka ada yang berkhayal telah membaiat khalifah majhul ini! Bagaimana mungkin diharapkan kebaikan dari orang-orang yang tersesat dengan ajaran takfir (pengkafiran ter- hadap kaum muslimin) dan pembunuhan dengan cara yang paling kejam dan sadis?! 5 Souvenir Kerang Laut Mutu Terjamin. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11 AQIDAH Wajib atas para pemuda tersebut untuk melepas- kan diri dari ikut-ikutan di belakang para provo- kator, ... ...dan hendaklah dalam se- tiap tindakan mereka kembali kepada dalil yang datang dari Allah azza wa jalla dan dari Rasul-Nya shallallahualaihi wa sallam, karena padanya ada keterjagaan, keselamatan dan kesuksesan di dunia dan akhirat. Dan hendaklah mer- eka kembali merujuk kepada para ulama yang menasihati mereka dan menasihati kaum muslimin. Diantara contoh kesela- matan dari pemikiran sesat karena merujuk kepada ulama, adalah sebuah had- its yang diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih beliau (no. 191) dari Yazid Al-Faqir, ia berkata,Aku pernah ter- pengaruh oleh satu pemiki- ran Khawarij, maka kami be- berapa orang pergi untuk berhaji, kemudian kami ingin memberontak, kami pun me- lewati kota Madinah, ternyata ada sahabat Jabir bin Abdul- lah radhiyallahuanhuma se- dang duduk di sebuah sudut, beliau sedang menyampai- kan hadits dari Rasulullah shallallahualaihi wa sallam, ketika itu beliau telah menye- butkan tentang al-jahannami- un (orang-orang yang dibe- baskan dari neraka setelah diazab, lalu dimasukkan ke surga). Maka aku berkata ke- padanya: Wahai sahabat Rasu- lullah, mengapa engkau me- nyampaikan ini padahal Allah telah berfirman, Sesungguh- nya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia. (Ali Imron: 192) Dan firman Allah taala, Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka, mereka dikembalikan (lagi) ke dalam- nya. (As-Sajadah: 20) Maka apa yang bisa eng- kau katakan? Beliau berkata: Apakah kamu membaca Al-Quran? Aku berkata: Ya. Beliau berkata: Apak- ah kamu pernah menden- gar ayat tentang kedudukan (syafaat) Nabi Muhammad shallallahualaihi wa sallam yang akan Allah bangkitkan beliau dalam kedudukan ini? Aku berkata: Ya. Beliau berkata: Ses- AQIDAH 6 Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320! ungguhnya itu kedudukan (syafaat) Nabi Muhammad shallallahualaihi wa sallam yang terpuji, yang dengan itu Allah mengeluarkan sebagian orang dari neraka. Kemudian beliau menye- butkan tentang peletakan jembatan (shiroth) dan lewat- nya manusia di atasnya aku khawatir menyampaikannya karena aku tidak menghapal- nya dengan baik, yang pasti beliau menyebutkan tentang satu kaum yang keluar dari neraka setelah mereka diazab di dalamnya, mereka keluar dalam bentuk seperti biji wi- jen yang terbakar sinar ma- tahari- Beliau berkata: Mereka lalu masuk ke salah satu sun- gai di surga, mereka mandi padanya, lalu mereka keluar dalam bentuk seperti kertas- kertas putih. Kami pun kembali, lalu kami berkata kepada rombon- gan kami, celaka kalian apak- ah kalian menganggap Asy- Syaikh (Jabir bin Abdullah) berdusta atas nama Rasulullah shallallahualaihi wa sallam (beliau tidak mungkin berdus- ta)?! Maka kami pun kembali, demi Allah (setelah itu) tidak ada seorang pun dari kami yang keluar (mengikuti Kha- warij) kecuali satu orang atau seperti yang dikatakan oleh Abu Nuaim-. [HR. Muslim] Abu Nuaim adalah Al- Fadhl bin Dukain, beliau adalah salah seorang per- awi hadits ini. Dan hadits ini menunjukkan bahwa kelom- pok ini telah tertipu dengan pemikiran Khawarij dalam mengkafirkan pelaku dosa besar dan meyakini kekal- nya di neraka, dan dengan pertemuan bersama saha- bat Jabir radhiyallahuanhu dan penjelasan beliau, maka mereka kemudian mengikuti bimbingan beliau, mening- galkan kebatilan yang mereka pahami dan tidak jadi mem- berontak yang sudah mereka rencanakan akan dilakukan setelah melaksanakan haji, maka ini adalah faidah terbe- 7 AQIDAH 8 Malem Minggu Ngaji Subulus Salam di Masjid Jariyat Jl. Kedung Cowek 331, SBY. sar yang akan didapatkan oleh seorang muslim apabila ia merujuk kepada ulama. Dan yang menunjukkan bahaya ghuluw (berlebih-leb- ihan) dalam agama dan meny- impang dari kebenaran serta menyelisihi pendapat Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah sab- da Rasulullah shallallahualaihi wa sallam, dari hadits Hudzai- fah Sesungguhnya yang aku takuti menimpa kalian, adan- ya orang yang membaca Al- Quran, sampai apabila telah terlihat sinarnya dalam dirinya dan menjadi benteng bagi Is- lam, maka ia pun berlepas diri darinya dan membuangnya di belakang punggungnya, lalu ia memerangi tetangganya den- gan pedang dan ia menuduh tetangganya itu telah melaku- kan syirik. Aku (Hudzaifah) berkata: Wahai Nabi Allah, siapakah yang lebih pantas dihukumi syirik, apakah yang menuduh atau yang tertuduh? Beliau bersabda: Bahkan yang menuduh. [Diriwayatkan Al- Bukhari dalam At-Tarikh, Abu Yala, Ibnu Hibban dan Al-Ba- zzar, lihat Ash-Shahihah karya Al-Albani no. 3201] Anak muda, umumnya bu- ruk pemahaman, yang menun- jukkan hal itu adalah sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dalam Sha- hih beliau (no. 4495) dengan sanadnya kepada Hisyam bin Urwah dari bapaknya, bahwa beliau berkata, Aku berkata kepada Ai- syah istri Nabi shallallahualaihi wa sallam dan aku ketika itu masih berumur muda: Apa pendapatmu tentang firman Allah taala, Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah termasuk syiar-syiar Al- lah, maka barangsiapa yang melakukan haji ke kakbah atau umroh, maka tidak ada dosa baginya untuk thawaf (sai) pada keduanya. Maka aku berpendapat bahwa ti- dak ada dosa atas seorang pun yang tidak melakukan sai an- tara Shofa dan Marwah? Aisyah berkata: Tidak, an- daikan seperti yang engkau katakan maka ayatnya akan berbunyi, Maka tidak ada dosa baginya untuk tidak thawaf (sai) pada keduanya. Hanyalah ayat ini turun ada sebabnya, yaitu tentang kaum Anshor, dulu mereka berihram untuk Manat, dan Manat terle- tak di Qudaid, dahulu mereka merasa berdosa untuk melaku- AQIDAH 9 kan sai antara Shafa dan Mar- wah, maka ketika datang Is- lam, mereka bertanya kepada Rasulullah shallallahualaihi wa sallam tentang itu, lalu Allah menurunkan (firman- Nya), Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah termasuk syiar-syiar Allah, maka ba- rangsiapa yang melakukan haji ke kakbah atau umroh, maka tidak ada dosa baginya untuk thawaf (sai) pada ked- uanya. [HR. Al-Bukhari] Padahal Urwah bin Az- Zubair termasuk sebaik-baik tabiin, salah seorang dari 7 Fuqoha Madinah di masa tabiin, beliau telah menyiap- kan udzurnya pada kesala- han beliau dalam memahami, yaitu keadaan beliau yang masih berumur muda ketika bertanya kepada Aisyah, maka jelaslah anak muda umumnya jelek pemahaman, dan bahwa kembali kepada ulama adalah kebaikan dan keselamatan. Dan dalam Shahih Al- Bukhari (no. 7152) dari Jundab bin Abdullah radhiyallahuanhu, ia berkata, Sesungguhnya bagian tubuh manusia yang pertama kali membusuk adalah perutnya, maka siapa yang mampu un- tuk tidak makan kecuali yang baik hendaklah ia lakukan, siapa yang mampu untuk tidak dihalangi antara dirinya dan surga dengan sepenuh geng- gaman darah yang ia tump- ahkan hendaklah ia lakukan. [HR. Al-Bukhari] Al-Hafizh berkata dalam Al-Fath (13/130), Hadits ini secara marfu terdapat dalam riwayat Ath-Thabrani juga dari jalan Ismail bin Muslim, dari Al-Hasan, dari Jundab dengan lafaz: Kalian mengetahui bah- wa aku pernah mendengar Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda, Jangan- lah terhalangi antara seorang dari kalian dan surga den- gan sepenuh genggaman da- rah seorang muslim yang ia tumpahkan tanpa alasan yang benar, padahal ia sudah meli- hat surga. Lafaz ini tidak secara te- gas sampai kepada Rasulullah shallallahualaihi wa sallam (marfu) akan tetapi ia dihuku- mi marfu karena tidak mung- kin dikatakan berdasarkan pendapat (mesti berdasar- kan wahyu), sebab di dalam- nya ada ancaman yang keras terhadap dosa membunuh seorang muslim tanpa alasan AQIDAH 10 yang benar (ini tidak mungkin dari pendapat Jundab, mesti- lah beliau pernah mendengarkan dari Rasulullah shallallahualaihi wa sallam). Dan untuk para pemuda yang telah ikut-ikutan di belakang pe- nyeru kelompok (ISIS) ini, hendak- lah mereka meng- oreksi diri, kembali kepada kebenaran dan jangan berfikir untuk ber- gabung dengan mereka, yang akan menyebabkan kalian ke- luar dari kehidupan dengan bom bunuh diri yang mer- eka pakaikan atau disembe- lih dengan pisau-pisau yang telah menjadi ciri khas ke- lompok ini, dan (kepada para pemuda Arab Saudi) henda- klah mereka tetap konsisten dalam mendengar dan taat ke- pada pemerintah Arab Saudi yang mereka hidup di bawah kekuasaannya, demikian pula bapak-bapak dan kakek-ka- kek mereka hidup di negeri ini dalam keadaan aman dan damai. Negeri ini, dengan kebena- ran (aku berkata) adalah se- baik-baiknya negeri di dunia ini, meskipun masih terdapat banyak kekuran- gan, diantara sebab kekurangan terse- but adalah ben- cana para pengikut Barat di negeri ini yang latah terha- dap Barat, ikut-iku- tan dalam perkara yang bermudarat. Aku memo- hon kepada Al- lah azza wa jalla agar memper- baiki kondisi kaum muslimin di setiap tempat, memberi hi- dayah kepada para pemuda kaum muslimin baik laki-laki maupun wanita kepada setiap kebaikan, menjaga negeri Al- Haramain baik pemerintah maupun masyarakat dari se- tiap kejelekan, memberi tau- fiq kepada setiap kebaikan dan melindungi dari kejele- kan orang-orang yang jelek dan makar orang-orang yang buruk, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan. [Selesai] Diambil dari http://sofyanruray.info/ seruan-ulama-besar-arab-saudi-ter- kait-isis/ Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320! AQIDAH 11 S yaikh Abdul Aziz Alu Syaikh, mufti Arab Saudi, menge- luarkan sebuah keterangan resmi, Selasa (19/8/2014) bahwa pemikiran ekstrem dan aksi terorisme yang dilakukan oleh organ- isasi Negara Islam di Irak dan Syam (ISIS) dan Al-Qaeda adalah musuh utama Islam. Bahkan ada sebuah ha- dits Nabi saw. yang memerintahkan agar mereka diperangi. Menurut mufti yang sekaligus ketua lembaga ulama besar Saudi ini, ISIS dan Al-Qaeda tidak bisa di- katakan termasuk dalam Islam. Pe- mikiran-pemikiran ekstrem, keras, dan teroris yang membuat kerusakan di atas bumi dan dan merusak ta- nam-tanaman dan binatang ternak, tidaklah berasal dari Islam. Seba- liknya, menjadi musuh utama Islam. Karena umat Islamlah yang menjadi korban pertamanya, seperti yang kita lihat dalam aksi-aksi ISIS, Al-Qaeda dan jamaah-jamaah turunannya. Syaikh Alu Syaikh juga menye- butkan adanya sebuah hadits shahih yang memerintahkan umat Islam agar memerangi pengikut jamaah seperti itu. Nabi saw. bersabda, Akan datang di akhir zaman seke- lompok orang yang masih muda-mu- da, berpikiran dangkal, berdalilkan rman Allah Taala, membaca Al- Quran tapi tidak lebih dari kerong- kongannya saja. Mereka keluar dari agama seperti anak panah melesat dari busurnya. Jika kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mer- eka. Membunuh mereka berpahala di Sisi Allah Taala pada Hari Kiamat. ISIS yang saat ini menguasai wilayah yang cukup luas di Irak dan Suriah, menurut Syaikh Alu Syaikh, adalah perpanjangan dari kaum Kha- warij yang merupakan kelompok yang pertama kali keluar dari agama Islam. Khawarij dianggap keluar dari Islam disebabkan tindakan mer- eka yang mengkarkan umat Islam hanya karena melakukan perbuatan dosa. http://www.dakwatuna. com/2014/08/19/55999/mufti-saudi-isis- perpanjangan-dari-khawarij-yang-karkan- muslim/#ixzz3BN04oaUA FATWA ISIS Perpanjangan Mufti Arab Saudi: dari Khawarij 12 D i zaman yang penuh fit- nah ini, yaitu ketika fit- nah syubhat dan syah- wat begitu kerasnya menerpa, ketika kesyirikan menjamur, ketika maksiat tersebar dan dianggap biasa orang ma- syarakat, ketika sunnah di- anggap asing dan bidah di- anggap sunnah oleh mereka terkadang orang yang ingin berpegang teguh pada aga- manya dihadapkan oleh dua pilihan: uzlah (mengasingkan diri) ataukah khulthah (tetap bergaul di tengah masyara- kat)? Kita simak pembahasan berikut. Dalil-Dalil Yang Men- ganjurkan Uzlah Demi Menjauhi Fitnah Banyak dalil-dalil yang menganjurkan untuk uzlah (mengasingkan diri) demi menyelamatkan diri dari fit- nah atau diri menghindari masyarakat yang banyak terjadi maksiat, kebidahan dan pelanggaran agama. Diantaranya sabda Nabi Shallallahualaihi Wa Sallam: Sebaik-baik manusia ketika berhadapan dengan fitnah adalah orang yang memegang MANHAJ Uzlah, Haruskah? Oleh Ustadz Yulian Permana 13 Parabola Islami. Sekali Bayar. Rp 1.500.000,-. Hubungi 0813 3536 0320! tali kekang kudanya meng- hadapi musuh-musuh Allah. Ia menakuti-nakuti mereka, dan merekapun menakut-na- kutinya. Atau seseorang yang mengasingkan diri ke lereng- lereng gunung, demi menun- aikan apa yang menjadi hak Allah (HR. Al Hakim 4/446). Sebagaimana juga dalam hadits, Seseorang bertanya kepada Nabi: siapakan manu- sia yang paling utama wahai Rasulullah? Nabi menjawab: Orang yang berjihad den- gan jiwanya dan hartanya di jalan Allah. Lelaki tadi ber- tanya lagi: lalu siapa?. Nabi menjawab: Lalu orang yang mengasingkan diri di lem- bah-lembah demi untuk me- nyembah Rabb-nya dan men- jauhkan diri dari kebobrokan masyarakat (HR. Al Bukhari 7087, Muslim 143). Bahkan andai satu-satu ja- lan supaya selamat dari fitnah adalah dengan mengasing- kan diri ke lembah-lembah dan puncak-puncak gunung, maka itu lebih baik daripada agama kita terancam hancur. Nabi Shallallahualaihi Wa Sallam bersabda: Hampir- hampir harta seseorang yang paling baik adalah kambing MANHAJ MANHAJ 14 yang ia pelihara di puncak gu- nung dan lembah, karena ia lari mengasingkan diri demi menyelamatkan agamanya dari fitnah (HR. Al Bukhari 3300). Dalil-Dalil Yang Men- ganjurkan Untuk Bergaul Di Tengah Masyarakat Sebagian dalil yang lain menganjurkan kita untuk ber- gaul di tengah masyarakat walaupun bobrok keadaan- nya, dalam rangka berdak- wah dan amar maruf nahi munkar di dalamnya. Dian- taranya firman Allah Taala: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jan- gan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelangga- ran (QS. Al Maidah: 2). juga firman Allah Taala: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebena- ran dan nasehat menas- ehati supaya menetapi kesabaran (QS. Al Ashr: 1-3) D i a n t a r a n y a juga sabda Nabi Shallallahualaihi Wa Sallam: Seorang muk- min yang bergaul di tengah masyarakat dan bersabar terha- dap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka (HR. At Tirmidzi 2507, Al Bukhari dalam Adabul Mu- frad 388, Ahmad 5/365). Juga sabda beliau Shallallahualaihi Wa Sallam: Demi Allah, sungguh engkau menjadi sebab hidayah bagi satu orang saja, itu lebih baik bagimu daripada unta merah (HR. Al Bukhari 2942) Juga sabda beliau Shallallahualaihi Wa Sallam: Bertaqwalah engkau kepada Allah dimanapun berada, dan perbuatan buruk itu henda- MANHAJ 15 Aqiqah sesuai Sunnah mulai Rp 850.000. Hubungi 0813 3536 0320! knya diikuti dengan perbua- tan baik yang bisa mengha- pus dosanya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlaq yang baik (HR. At Tirmidzi 1906). Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang lain. Memahami dan Meng- gabungkan Dalil-Dalil Jika kita melihat penjela- san para ulama, ternyata dalil- dalil di atas tidaklah saling bertabrakan. Juga dengan memahami pernyataan para ulama, kita bisa mengamalkan dan menggabungkan dalil- dalil yang ada dalam masalah ini. Sehingga kita pun bisa bersikap dengan benar dan proporsional, tidak mutlak me- mutuskan untuk mengasing- kan diri dan juga tidak mutlak memutuskan untuk bergaul di masyarakat yang buruk ke- adaannya. Al Khathabi dalam kitab Al Uzlah menyatakan bahwa dalil-dalil yang menganjur- kan untuk berkumpul di dalam masyarakat di bawa ke makna bahwa hal itu dalam hal-hal yang berkaitan dengan keta- atan terhadap ulil amri dan ketaatan dalam menjalankan perintah agama. Dan seba- liknya, jika berkaitan dengan adanya pengingkaran ter- hadap ulil amri dan peng- ingkaran terhadap perintah- perintah agama maka uzlah. Adapun mengenai memutus- kan untuk ijtima (berkumpul) atau iftiraq (memisahkan diri) secara lahiriah, maka orang yang merasa dapat menjaga kecukupan penghidupan- nya dan menjaga agamannya, maka lebih utama baginya untuk tetap bergaul di tengah masyarakat. Dengan syarat, ia harus tetap dapat menja- ga shalat jamaah, senantiasa menebarkan salam, menjaw- ab salam, memenuhi hak-hak sesama muslim seperti men- jenguk orang yang sakit, me- layat orang yang meninggal, dan lainnya (walaupun ting- gal di masyarakat yang bo- brok, pent). Dan yang dituntut dalam keadaannya ini adalah meninggalkan fudhulus shah- bah (terlalu berlebihan dalam MANHAJ 16 Souvenir Kerang Laut Mutu Terjamin. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11 bergaul atau bermasyarakat). Karena hal itu dapat menyi- bukkan diri, membuang ban- yak waktu, sehingga lalai dari hal-hal yang lebih penting. Hal itu juga dapat menjadikan kegiatan kumpul-kumpul di- masyarakat sebagai kegiatan yang sampai taraf kebutuhan baginya untuk dilakukan pagi dan malam. Yang benar henda- knya seseorang itu mencukup- kan diri bergaul di masyarkat (yang buruk) sebatas yang dibutuhkan saja, yaitu yang memberikan kelonggaran badan dan hati. Wallahualam. (lihat Fathul Baari, 11/333). Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani menyatakan: para salaf berbeda pendapat mengenai hukum asal uzlah. Jumhur ulama berpendapat bahwa bergaul di tengah ma- syarakat (yang bobrok) itu lebih utama karena dengan hal itu didapatkan banyak keuntungan diniyyah, semisal tersebarnya syiar-syiar Islam, memperkokoh kekuatan kaum Muslimin, tercapainya banyak kebaikan-kebaikan seperti saling menolong, saling mem- bantu, saling mengunjungi, dan lainnya. Dan sebagian ula- ma berpendapat, uzlah itu leb- ih utama karena lebih terjamin keselamatan dari keburukan, namun dengan syarat ia me- mahami benar keadaan yang sedang terjadi (Fathul Baari, 13/42). An Nawawi menjelaskan: Yang lebih rajih adalah me- rinci masalah bergaul di ma- syarakat yang buruk. Bagi orang yang me- nyangka dengan kuat bahwa ia tidak akan ikut terjerumus dalam mak- siat (maka tidak men- gapa tidak uzlah). Bagi orang yang ragu ia akan ikut bermaksiat atau tidak, maka yang lebih utama baginya adalah uzlah. Sebagian ulama men- gatakan, keputusannya ter- gantung keadaan. Jika ke- adaannya saling bertentangan juga, keputusannya juga ma- sih perlu melihat waktu. Bagi orang yang memang diwajib- kan baginya untuk bergaul di masyarakat karena ia sangat mampu mengingkari kemung- karan, maka hukumnya wajib ain atau wajib kifayah baginya. MANHAJ 17 Tergantung keadaan dan ke- mungkinan yang ada. Adapun orang yang menyangka den- gan kuat bahwa ia masih bisa selamat di masyarakat terse- but dengan tetap melakukan amar maruf dan nahi mung- kar, atau orang yang merasa dirinya masih aman namun ia merasa tidak bisa menjadi orang yang shalih, (maka bo- leh tetap bergaul di masyara- kat). Ini selama tidak ada fit- nah yang tersebar luas. Ada- pun jika ada fitnah maka lebih dianjurkan untuk uzlah. Karena di dalam masyarakat tersebut terjadi pelanggaran syariat yang meluas (dilakukan may- oritas orang). Dan dalam ke- adaan ini terkadang hukuman dari Allah diturunkan bagi ashabul fitan (pelaku keburu- kan dimasyarakat) namun hu- kuman tersebar hingga orang yang tidak termasuk ashabul fitan pun terkena. sebagaima- na firman Allah Taala: Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus me- nimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan keta- huilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS. Al Anfal: 25) Ahmad Al-Harrani ditan- ya: Apakah bagi orang yang berusaha menjalani agama dengan benar itu lebih baik uzlah atau bergaul di tengah masyarakat?. Beliau menjawab: Ma- salah ini walaupun para ulama khilaf, baik khilaf kulliy mau- pun khilaf haliy, namun yang benar adalah bergaul di ten- gah masyarakat terkadang wa- jib dan terkadang mustahab (dianjurkan). Dan seseorang terkadang diperintahkan un- tuk tetap bergaul di tengah masyarakat dan terkadang di- perintahkan untuk menyendi- ri. Mengkompromikannya yaitu dengan melihat apakah dengan bergaul itu dapat terwujud sal- ing tolong-menolong dalam kebaikan dan ket- aqwaan, jika demikian maka diperintahkan un- tuk bergaul. Namun jika dalam bergaul di tengah masyarakat terdapat unsur saling tolong- menolong dalam dosa dan pelanggaran, maka ketika itu terlarang. Kunjungi secara rutin http://majalahtauhidullah.blogspot.com! MANHAJ 18 Dan berkumpul bersama orang-orang dalam ber- bagai jenis ibadah sep- erti shalat 5 waktu, shalat jumat, shalat Id, shalat Ku- suf, shalat istisqa, dan yang lainnya adalah perkara yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Demikian juga berkumpul bersama masyarakat dalam ibadah haji, dalam memeran- gi orang kafir, dalam memer- angi kaum khawarij, (adalah hal yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya). Walau penguasa ketika itu fajir. Wa- laupun diantara masyarakat itu ada banyak orang fajir. Demikian juga (diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya) ber- kumpul bersama orang-orang dalam hal-hal yang dapat me- nambah keimanan, karena ia mendapat manfaat dari kump- ulan itu maupun ia yang mem- beri manfaat, atau semisal itu. Dan semestinya seseorang memiliki waktu menyendiri, yang ia gunakan untuk berdoa, berdzikir, shalat, ber-tafakkur, muhasabah, memperbaiki hat- inya, dan hal-hal lain yang khu- sus untuknya tanpa ada orang lain. Ini semua butuh bersend- irian. Baik di rumahnya, seb- agaima- na kata Thawus: sebaik-baik tempat bagi seseorang untuk menyimpan dirinya adalah rumahnya, ia dapat mena- han pandangannya dan lisan- nya disana , maupun di luar rumah. Maka memutuskan untuk bergaul di tengah masyarakat secara mutlak, ini adalah kes- alahan. Dan memutuskan un- tuk menyendiri secara mutlak, ini juga kesalahan. Namun un- tuk menakar kadar mana yang lebih utama bagi seseorang apakah yang ini ataukah yang itu, dan mana yang leb- ih baik baginya dalam setiap keadaan, ini sangat membu- tuhkan penelaahan keadaan masing-masing sebagaimana telah kami jelaskan (Majmu Al Fatawa, 10/425). (www.mus- lim.or.id) Kunjungi secara rutin http://majalahtauhidullah.blogspot.com! 19 Parabola Islami. Sekali Bayar. Rp 1.500.000,-. Hubungi 0813 3536 0320! S epulang dari peritiwa Shif- fin (perang antara Ali den- gan Muawiyah), Ali bin Abi Thalib bersama seluruh pasukan- nya kembali ke Kufah. Beberapa mil sebelum sampai Kufah, ada sekitar 14 ribu orang (menu- rut riwayat Abdurrazaq dalam Mushannaf) yang memisahkan diri dari jamaah dan mencari jalur yang berbeda. Mereka tidak terima dengan genjatan senjata antara Ali dengan Muawiyah. Peristiwa tahkim, kesepakatan damai antara Ali dengan Muawi- yah radhiyallahu anhuma, yang diwakilkan kepada dua sahabat Abu Musa Al-Asyari dan Amr bin Ash radhiyallahu anhuma, men- jadi pemicu sebagian masyara- kat yang sok tahu dengan dalil untuk mengkafirkan Ali bin Abi Thalib. Karena peristiwa ini, pada saat Ali bin Abi Thalib berkhut- bah, banyak orang meneriakkan: Tidak ada hukum, kecuali hanya milik Allah. Mereka beranggapan, Ali telah menyerahkan hukum kepada ma- nusia (Abu Musa Al-Asyari rad- hiyallahu anhu) Ali tetap melanjutkan perjala- nan hingga sampai di Kufah. Ali sangat berharap mereka mau kembali bergabung bersamanya. Untuk tujuan itu, beliau mengutus Ibnu Abbas agar berdialog den- gan mereka. debat khawarij dengan ibnu abbas IBRAH IBRAH 20 Aqiqah sesuai Sunnah mulai Rp 850.000. Hubungi 0813 3536 0320! Ibnu Abbas menceritakan, Jubah terbaik dari Yaman segera kupakai, kurapikan rambutku, dan kulangkahkan kaki ini hing- ga masuk di barisan mereka di tengah siang. Ibnu Abbas radhiyallahu anhu- ma berkata: Sungguh aku dapati diriku masuk di tengah kaum yang belum pernah sama sekali kujumpai satu kaum yang san- gat bersemangat dalam ibadah seperti mereka. Dahi-dahi penuh luka bekas sujud, tangan-tangan menebal bagaikan lutut-lutut unta. Wajah-wajah mereka pucat karena tidak tidur, menghabiskan malam untuk beribadah. Selamat datang wahai Ibnu Ab- bas, misi apa yang anda bawa? Aku datang dari sisi seorang sahabat nabi, menantu beliau. Al-Quran turun kepada para sa- habat, dan mereka lebih paham tentang tafsir Al-Quran dari pada kalian. Sementara tidak ada satu- pun sahabat di tengah kalian. Sampaikan kepadaku, apa yang menyebabkan kalian membenci para sahabat Rasulullah dan pu- tra paman beliau (Ali bin Abi Thalib)? Ada tiga hal.. jawab orang kha- warij tegas. Apa saja itu? tanya Ibnu Abbas. Pertama, dia menyerahkan uru- san Allah kepada manusia, se- hingga dia menjadi kafir. Karena Allah berfirman, Tidak ada hu- kum kecuali hanya milik Allah. Apa urusan orang ini dengan hu- kum Allah? Ini satu.. tukas Ibn Abbas Kedua, Ali memerangi Muawi- yah, namun tidak tuntas, tidak memperbudak mereka dan mer- ampas harta mereka. Jika yang diperangi itu kafir, seharusnya dituntaskan dan diperbudak. Jika mereka mukmin, tidak halal me- merangi mereka. Sudah dua.. lalu apa yang keti- ga? kata Ibnu Abbas. Dia tidak mau disebut amirul mukminin, berarti dia amirul kaf- irin. Ada lagi alasan kalian mengkaf- irkan Ali selain 3 ini? tanya Ibnu Abbas. Cukup 3 ini. jawab mereka. Mulailah Ibnu Abbas menjelas- kan salah paham mereka, Apa pendapat kalian, jika aku sampaikan kepada kalian firman Allah dan sunah Nabi-Nya, yang membantah pendapat kalian. IBRAH 21 Apakah kalian bersedia meneri- manya? Ya, kami menerima. Jawab mer- eka. Alasan kalian, Ali telah menun- juk seseorang untuk memutus- kan hukum, akan kubacakan ayat dalam firman Allah, bahwa Allah menyerahkan hukum-Nya kepada manusia untuk menentu- kan harga dirham. Allah per- intahkan agar seseorang memu- tuskan hal ini. Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh bi- natang buruan, ketika kamu se- dang ihram. Barangsiapa di anta- ra kamu membunuhnya dengan sengaja, Maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ter- nak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut pu- tusan dua orang yang adil di an- tara kamu sebagai sembelihan yang dibawa ke kabah. (QS. Al- Maidah: 95) Aku sumpah kalian di hada- pan Allah, apakah putusan ses- eorang dalam masalah kelinci atau hewan buruan lainnya, lebih mendesak dibanding- kan keputusan seseorang untuk mendamaikan diantara mereka. Sementara kalian tahu, jika Al- lah berkehendak, tentu Dia yang memutuskan, dan tidak meny- erahkannya kepada manusia?. Jelas Ibn Abbas. Keputusan perdamaian lebih mendesak. Jawab mereka. Allah juga berfirman tentang seorang suami dengan istrin- ya, Jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam (juru damai) dari keluarga laki- laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika ked- ua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada keduanya. (QS. An-Nisa: 35) Aku sumpah kalian di hadapan Allah, bu- kankah keputusan seseorang untuk men- damaikan sengketa dan menghindari pertumpa- han darah, lebih mende- sak dibandingkan kepu- tusan mereka terkait masalah keluarga? Ya, itu lebih mendesak. Jawab khawarij. Alasan kalian yang kedua, Ali berperang namun tidak tuntas, tidak menjadikan lawan sebagai tawanan, dan tidak merampas harta mereka. Apakah kalian akan menjadi- kan ibunda kalian sebagai bu- dak. Ibunda Aisyah radhiyal- lahu anha, kemudian kalian menganggap halal memper- lakukannya sebagai budak, seb- Kunjungi secara rutin http://majalahtauhidullah.blogspot.com! IBRAH 22 agaimana budak pada umumnya, padahal dia ibunda kalian? Jika kalian menjawab, Kami men- ganggap halal memperlakukan- nya sebagai budak, sebagaimana lainnya. berarti dengan jawaban ini kalian telah kafir. Dan jika kalian mengatakan, Dia bukan ibunda kami kalian juga kafir. Karena Allah telah menegaskan, Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan isteri- isterinya adalah ibu-ibu mereka. (QS. Al-Ahzab: 6). Dengan demikian, berarti kalian berada diantara dua kesesatan. Apakah kalian telah selesai dari masalah ini? tanya Ibn Abbas Ya.. jawab mereka. Alasan kalian yang ketiga, Ali menghapus gelar amirul muk- minin darinya, saya akan sam- paikan kepada kalian kisah dari orang yang kalian ridhai (Rasu- lullah shallallahu alaihi wa sal- lam) dan saya kira kalian telah mendengarnya. Bahwa Nabi shal- lallahu alaihi wa sallam pada saat Hudaibiyah, beliau mengadakan perjanjian damai dengan orang musyrkin. Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kepa- da Ali: Tulis, ini yang diputuskan oleh Muhammad rasulullah (utu- san Allah). Maka orang-orang musyrik men- gatakan, Tidak bisa. Demi Al- lah, kami tidak mengakui bahwa kamu rasul Allah. Kalau kami mengakui kamu Rasul Allah, kami akan mentaatimu. Tulis saja, Mu- hammad bin Abdillah. Hapuslah wahai Ali, hapus tu- lisan utusan Allah. Ya Allah, Eng- kau tahu bahwa aku utusan-Mu. Hapus wahai Ali, dan tulislah: Ini perjanjian damai yang diputus- kan Muhammad bin Abdillah. Perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada Ali. Demi Allah, Rasulullah lebih baik dari pada Ali. Namun beliau telah manghapus dari dirinya gelar rasul Allah. Dan beliau menghapus hal itu, tidaklah menyebab- kan beliau gugur menjadi seorang nabi. Apakah kalian telah selesai dari masalah yang ini? jelas Ibnu Abbas. Ya.. jawab khawarij. Sejak peristiwa ini, ada sekitar 2000 orang khawarij yang ber- taubat dan kembali bersama Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu. Sisanya diperangi oleh Ali bersama para sahabat Muhajirin dan Anshar. (Khashais Ali bin Abi Thalib, An- Nasai, hlm. 20). (nasehat.net) Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320! 23 B agi pemilik hewan qurban dibolehkan memanfaatkan daging qurbannya, me- lalui: (1) Dimakan sendiri dan keluarganya, bahkan sebagian ulama menyatakan shohibul qur- ban wajib makan bagian hewan qurbannya. Termasuk dalam hal ini adalah berqurban karena nadzar menurut pendapat yang benar. (2) Disedekahkan kepada orang yang membutuhkan. (3) Dihadiahkan kepada orang yang kaya. (4) Disimpan untuk bahan makanan di lain hari. Namun pe- nyimpanan ini hanya dibolehkan jika tidak terjadi musim paceklik atau krisis makanan. Dari Salamah bin Al Akwa dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ba- rangsiapa diantara kalian yang berqurban maka jangan sam- pai dia menjumpai subuh hari ketiga sesudah Ied sedangkan dagingnya masih tersisa wa- laupun sedikit. Ketika datang tahun berikutnya maka para sahabat mengatakan, Wahai Rasulullah, apakah kami harus melakukan sebagaimana tahun lalu ? Maka beliau menjawab, (Adapun sekarang) Makanlah sebagian, sebagian lagi berikan kepada orang lain dan sebagian lagi simpanlah. Pada tahun lalu masyarakat sedang mengalami kesulitan (makanan) sehingga aku berkeinginan supaya kalian membantu mereka dalam hal itu. (HR. Bukhari dan Muslim). Menurut mayoritas ulama perin- tah yang terdapat dalam hadits ini menunjukkan hukum sunnah, Souvenir Kerang Laut dari Laut Kenjeran. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11! IBADAH pemanfaatan daging kurban 24 Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320! bukan wajib (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/378). Oleh sebab itu, boleh mensedekahkan semua hasil sembelihan qurban. Seb- agaimana diperbolehkan untuk tidak menghadiahkannya (kepa- da orang kaya, ed.) sama sekali kepada orang lain (Minhaajul Muslim, 266). (artinya hanya un- tuk shohibul qurban dan sedekah pada orang miskin, ed.) Bolehkah Memberikan Daging Qur- ban Kepada Orang Kafir? Ulama madzhab Malikiyah berpendapat makruhnya mem- berikan daging qurban kepada orang kafir, sebagaimana kata Imam Malik: (diberikan) kepada selain mereka (orang kafir) lebih aku sukai. Sedangkan syafiiyah berpendapat haramnya mem- berikan daging qurban kepada orang kafir untuk qurban yang wajib (misalnya qurban nadzar, pen.) dan makruh untuk qurban yang sunnah. (lih. Fatwa Syabakah Islamiyah no. 29843). Al Baijuri As Syafii mengatakan: Dalam Al Majmu (Syarhul Muhadzab) disebutkan, boleh memberikan sebagian qurban sunnah kepada kafir dzimmi yang faqir. Tapi ke- tentuan ini tidak berlaku untuk qurban yang wajib. (Hasyiyah Al Baijuri 2/310) Lajnah Daimah (Majlis Ulama saudi Arabia) ditanya tentang bo- lehkah memberikan daging qur- ban kepada orang kafir. Jawaban Lajnah: Kita dibo- lehkan memberi daging qur- ban kepada orang kafir Muahid (****) baik karena statusnya se- bagai orang miskin, kerabat, tet- angga, atau karena dalam rangka menarik simpati mereka na- mun tidak dibolehkan memberi- kan daging qurban kepada orang kafir Harby, karena kewajiban kita kepada kafir harby adalah merendahkan mereka dan me- lemahkan kekuatan mereka. Hukum ini juga berlaku untuk pemberian sedekah. Hal ini ber- dasarkan keumuman firman Al- lah: Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena aga- ma dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang ber- laku adil. (QS. Al Mumtahanah 8) Demikian pula Nabi shal- lallahu alaihi wa sallam pernah memerintahkan Asma binti Abu Bakr radhiallahu anhu untuk menemui ibunya dengan mem- bawa harta padahal ibunya masih musyrik. (Fatwa Lajnah Daimah no. 1997). IBADAH 25 Kesimpulannya, mem- berikan bagian hewan qurban kepada orang kafir dibolehkan karena status hewan qurban sama dengan sedekah atau hadiah, dan diperbolehkan memberikan se- dekah maupun hadiah kepada orang kafir. Sedangkan pendapat yang melarang adalah pendapat yang tidak kuat karena tidak berdalil. (****) Kafir Muahid: Orang kafir yang mengikat perjanjian damai dengan kaum muslimin. Termasuk orang kafir muahid adalah orang kafir yang masuk ke negeri islam dengan izin resmi dari pemerin- tah. Kafir Harby: Orang kafir yang memerangi kaum muslimin. Kafir Dzimmi: Orang kafir yang hidup di bawah kekuasaan kaum muslimin. Larangan Memperjual- Belikan Hasil Sembelihan Tidak diperbolehkan mem- perjual-belikan bagian hewan sembelihan, baik daging, kulit, kepala, teklek, bulu, tulang mau- pun bagian yang lainnya. Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu men- gatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan aku untuk mengurusi penyembe- lihan onta qurbannya. Beliau juga memerintahkan saya untuk mem- bagikan semua kulit tubuh serta kulit punggungnya. Dan saya ti- dak diperbolehkan memberikan bagian apapun darinya kepada tukang jagal. (HR. Bukhari dan Muslim). Bahkan terdapat anca- man keras dalam masalah ini, se- bagaimana hadits berikut: Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barang siapa yang menjual kulit hewan qur- bannya makaibadah qurbannya tidak ada nilainya. (HR. Al Hakim 2/390 & Al Baihaqi) Tetang haramnya pemilik he- wan menjual kulit qurban meru- pakan pendapat mayoritas ulama, meskipun Imam Abu Hanifah me- nyelisihi mereka. Namun meng- ingat dalil yang sangat tegas dan jelas maka pendapat siapapun harus disingkirkan. Catatan: Termasuk memperjual-be- likan bagian hewan qurban adalah menukar kulit atau kepala dengan daging atau menjual kulit untuk kemudi- an dibelikan kambing. Kare- na hakekat jual-beli adalah tukar-menukar meskipun dengan selain uang. Transaksi jual-beli kulit he- wan qurban yang belum dibagikan adalah transaksi yang tidak sah. Artinya pen- jual tidak boleh menerima uang hasil penjualan kulit dan pembeli tidak berhak menerima kulit yang dia beli. Kunjungi secara rutin http://majalahtauhidullah.blogspot.com! IBADAH 26 Hal ini sebagaimana per- kataan Al Baijuri: Tidak sah jual beli (bagian dari hewan qurban) disamping transaksi ini adalah haram. Beliau juga mengatakan: Jual beli kulit hewan qurban juga tidak sah karena hadis yang diriway- atkan Hakim (baca: hadis di atas). (Fiqh Syafii 2/311). Bagi orang yang menerima kulit dibolehkan memanfaat- kan kulit sesuai keinginan- nya, baik dijual maupun untuk pemanfaatan lainnya, karena ini sudah menjadi haknya. Se- dangkan menjual kulit yang dilarang adalah menjual ku- lit sebelum dibagikan (dise- dekahkan), baik yang dilaku- kan panitia maupun shohibul qurban. Larangan Men- gupah Jagal Dengan Bagian Hewan Sembe- lihan Dari Ali bin Abi Thalib rad- hiallahu anhu bahwa Beliau pernah diperintahkan Nabi shal- lallahu alaihi wa sallam untuk mengurusi penyembelihan on- tanya dan agar membagikan selu- ruh bagian dari sembelihan onta tersebut, baik yang berupa dag- ing, k u - l i t t ubuh maupun p e l a n a . Dan dia tidak boleh memberi- kannya kepada jagal barang sedikitpun. (HR. Bukhari dan Muslim) dan dalam lafaz lainnya beliau berkata, Kami mengu- pahnya dari uang kami pribadi. (HR. Muslim). Danini merupakan pendapat mayoritas ulama (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/379) Syaikh Abdullah Al Bassaam mengatakan, Tukang jagal tidak boleh diberi daging atau kulit- nya sebagai bentuk upah atas pe- kerjaannya. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Yang diperbolehkan adalah memberi- kannya sebagai bentuk hadiah jika dia termasuk orang kaya atau sebagai sedekah jika ternyata dia adalah miskin.. (Taudhihul Ahkaam, IV/464). Pernyataan be- liau semakna dengan pernyataan Ibn Qosim yang mengatakan: Haram menjadikan bagian he- wan qurban sebagai upah bagi jagal. Perkataan beliau ini diko- mentari oleh Al Baijuri: Karena hal itu (mengupah jagal) semak- na dengan jual beli. Namun jika www.tauhidullah.com IBADAH 27 jagal diberi bagian dari qurban dengan status se- dekah bukan upah maka tidak haram.(Hasyiyah Al Baijuri As Syafii 2/311). Adapun bagi orang yang memperoleh hadiah atau se- dekah daging qurban diperbo- lehkan memanfaatkannya seke- hendaknya, bisa dimakan, dijual atau yang lainnya. Akan tetapi tidak diperkenankan menjual- nya kembali kepada orang yang memberi hadiah atau sedekah kepadanya. Menyembelih Satu Kambing Untuk Makan- Makan Pani- tia? Atau Pani- tia Dapat Jatah Khusus? Status panitia maupun jagal dalam pengurusan hewan qur- ban adalah sebagai wakil dari shohibul qurban dan bukan amil (*****). Karena statusnya hanya sebagai wakil maka panitia qur- ban tidak diperkenankan men- gambil bagian dari hewan qur- ban sebagai ganti dari jasa dalam mengurusi hewan qurban. Untuk lebih memudahkan bisa diperha- tikan ilustrasi kasus berikut: Adi ingin mengirim uang Rp 1 juta kepada Budi. Karena tidak bisa ketemu langsung maka Adi mengutus Rudi untuk mengantar- kan uang tersebut kepada Budi. Karena harus ada biaya transport dan biaya lainnya maka Adi mem- berikan sejumlah uang kepada Rudi. Bolehkah uang ini diambil- kan dari uang Rp 1 juta yang akan dikirimkan kepada Budi?? Semua orang akan menjawab: TIDAK BOLEH KARENA BERARTI MEN- GURANGI UANGNYA BUDI. Status Rudi pada kasus di atas hanyalah sebagai wakil Adi. Demikian pula qurban. Status panitia hanya sebagai wakil pe- milik hewan, sehingga dia tidak boleh mengambil bagian qurban sebagai ganti dari jasanya. Oleh karena itu, jika menyembelih satu kambing untuk makan-makan pa- nitia, atau panitia dapat jatah khu- sus sebagai ganti jasa dari kerja yang dilakukan panitia maka ini tidak diperbolehkan. (*****) Sebagian orang menya- makan status panitia qurban sebagaimana status amil dalam zakat. Bahkan mereka meyebut panitia qurban dengan amil qurban. Akibatnya mereka be- ranggapan panitia memiliki ja- tah khusus dari hewan qurban sebagaimana amil zakat memi- liki jatah khusus dari harta zakat. Yang benar, amil zakat tidaklah sama dengan panitia pengurus qurban. Karena untuk bisa dise- but amil, harus memenuhi be- IBADAH 28 berapa persyaratan. Sementara pengurus qurban hanya sebatas wakil dari shohibul qurban, seb- agaimana status sahabat Ali rad- hiallahu anhu dalam mengurusi qurban Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dan tidak ada riwayat Ali radhiallahu anhu mendapat jatah khusus dari qurbannya Nabishallallahu alaihi wa sal- lam. Nasehat & Solusi Untuk Masalah Kulit Satu penyakit kronis yang menimpa ibadah qurban kaum muslimin bangsa kita, mereka ti- dak bisa lepas dari fiqh praktis menjual kulit atau menggaji jagal dengan kulit. Memang kita akui ini adalah jalan pintas yang pal- ing cepat untuk melepaskan diri dari tanggungan mengurusi kulit. Namun apakah jalan pintas cepat ini menjamin keselamatan??? Bertaqwalah kepada Allah wahai kaum muslimin Sesungguhnya ibadah qur- ban telah diatur dengan in- dah dan rapi oleh Sang Peletak Syariah. Jangan coba-coba untuk keluar dari aturan ini karena bisa jadi qurban kita tidak sah. Berusa- halah untuk senantiasa berjalan sesuai syariat meskipun jalurnya kelihatannya lebih panjang dan sedikit menyibukkan. Jangan pula terkecoh dengan pendapat sebagian orang, baik ulama mau- pun yang ngaku-ngaku ulama, karena orang yang berhak untuk ditaati secara mutlak hanya satu yaitu Nabi kita Muhammad shal- lallahu alaihi wa sallam. Maka semua pendapat yang bertentan- gan dengan hadis beliau harus dibuang jauh-jauh. Tidak perlu bingung dan merasa repot. Bukankah Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu per- nah mengurusi qurbannya Nabi shallallahu alaihi wa sallamyang jumlahnya 100 ekor onta?! Tapi ti- dak ada dalam catatan sejarah Ali bin Abi thalib radhiallahu anhu bingung ngurusi kulit dan kepala. Demikianlah kemudahan yang Allah berikan bagi orang yang 100% mengikuti aturan syariat. Namun bagi mereka (baca: pani- tia) yang masih merasa bingung ngurusi kulit, bisa dilakukan be- berapa solusi berikut: 1 Kumpulkan semua kulit, kepala, dan kaki hewan qurban. Tunjuk sejumlah orang miskin sebagai sasaran penerima kulit. Tidak perlu di- antar ke rumahnya, tapi cukup hubungi mereka dan sampaikan bahwa panitia siap menjualkan kulit yang sudah menjadi hak mereka. Dengan demikian, status panitia dalam hal ini adalah seb- agai wakil bagi pemilik kulit un- tuk menjualkan kulit, bukan wakil dari shohibul qurban dalam men- IBADAH 29 jual kulit. 2 Serahkan semua atau seba- gian kulit kepada yayasan islam sosial (misalnya panti asuhan atau pondok pesantren). (Terdapat Fatwa Lajnah yang membolehkan menyerahkan bagian hewan qurban kepada yayasan). Mengirim se- jumlah uang untuk di- belikan hewan qurban di tem- pat tujuan (di luar daerah pemilik hewan) dan disembe- lih di tempat tersebut? Pada asalnya tempat meny- embelih qurban adalah daerah orang yang berqurban. Karena orang-orang yang miskin di dae- rahnya itulah yang lebih ber- hak untuk disantuni. Sebagian syafiiyah mengharamkan men- girim hewan qurban atau uang untuk membeli hewan qurban ke tempat lain di luar tempat ting- gal shohibul qurban selama ti- dak ada maslahat yang menuntut hal itu, seperti penduduk tempat shohibul qurban yang sudah kaya sementara penduduk tempat lain sangat membutuhkan. Sebagian ulama membolehkan secara mut- lak (meskipun tidak ada tuntutan maslahat). Sebagai jalan keluar dari perbedaan pendapat, seba- gian ulama menasehatkan agar tidak mengirim hewan qurban ke selain tempat tinggalnya. Arti- nya tetap disembelih di daerah shohibul qurban dan yang dikir- im keluar adalah dagingnya. (lih. Fatwa Syabakah Islamiyah no. 2997, 29048, dan 29843 & Shahih Fiqih Sunnah, II/380 Kesimpulannya, ber- qurban dengan model seperti ini (mengirim hewan atau uang dan bukan daging) termasuk qurban yang sah na- mun meny- elisihi sun- nah Nabi shallalla- hu alaihi wa sallam k a r e n a tiga hal: (1) Nabi shal- lallahu alaihi wa sallam dan para sahabat ra- diallahu anhum ti- dak pernah mengajarkannya, (2) Hilangnya sunnah anjuran untuk disembelih sendiri oleh shohibul qurban. (3) Hilangnya sunnah an- juran untuk makan bagian dari hewan qurban. Parabola Islami. Sekali Bayar. Rp 1.500.000,-. Hubungi 0813 3536 0320! IBADAH DARI KAMI 30 Pertama, wajib bagi orang yang berkela- pangan. Ulama yang berpendapat demikian adalah Rabiah (guru Imam Malik), Al Auzai, Abu Hanifah, Imam Ahmad dalam salah satu pendapatnya, Laits bin Saad serta sebagian ulama pengikut Imam Malik, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan Syaikh Ibnu Utsaimin. Syaikh Ibn Utsaimin mengatakan: Pendapat yang menyatakan wajib itu tampak lebih kuat dari pada pendapat yang menyatakan tidak wajib. Akan tetapi hal itu hanya diwajib- kan bagi yang mampu (lih. Syarhul Mumti, III/408) Diantara dalilnya adalah hadits Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Rasu- lullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang berkelapangan (harta) namun tidak mau berqurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami. (HR. Ibnu Majah 3123, Al Hakim 7672) Pendapat kedua menyatakan Sunnah Muakkadah (ditekankan). Dan ini adalah pendapat mayoritas ulama yaitu Malik, Syafi, Ahmad, Ibnu Hazm dan lain-lain. Ulama yang mengambil pendapat ini berdalil dengan ri- wayat dari Abu Masud Al Anshari radhiyalla- hu anhu. Beliau mengatakan,Sesungguhnya aku sedang tidak akan berqurban. Padahal aku adalah orang yang berkelapangan. Itu kulakukan karena aku khawatir kalau-kalau tetanggaku mengira qurban itu adalah wajib bagiku. (HR. Abdur Razzaq dan Baihaqi den- gan sanad shahih). Demikian pula dikatakan oleh Abu Sarihah, Aku melihat Abu Bakar dan Umar sementara mereka berdua tidak berqurban. (HR. Abdur Razzaaq dan Baihaqi, sanadnya shahih) Ibnu Hazm berkata, Tidak ada riwayat sahih dari seorang sahabatpun yang menyatakan bahwa qurban itu wajib. (lihat Shahih Fiqih Sunnah, II/367-368, Taud- hihul Ahkaam, IV/454) Saatnya Parabola Siaran Islami. Hanya Sekali Bayar. Hubungi 0813 3536 0320! Bosan dengan siaran televisi yang hanya menampilkan hiburan yang melanggar sya- riah dan gaya hidup hedonistik? Saatnya beralih ke pa- rabola siaran sunnah! Rp 1.500.000,- Tanpa tagihan bulanan Tanpa biaya pemasangan Kami tidak hanya menjual tapi melayani. Jika Anda temukan banyak penyedia parabola yang menipu, kami tidak seperti itu. Kepuasan Anda, harta termahal kami. Mau nikahan tapi bingung beli souvenir cantik apa buat para undangan? Mau hajatan tapi susah mendapatkan souvenir unik buat para tamu? Sou- venir Kerang Laut dari Laut Kenjeran adalah pilihan tepat. Harga terjangkau dan mutu memukau. Hubungi 031 773 5559/0821 391 381 11! hukum ibadah kurban DARI KAMI 31 BIDANG GARAP YAYASAN TAUHIDULLAH Sesuai Anggaran Dasar Pasal 2 dan 3 A. BIDANG KEAGAMAAN 1. Mendirikan, mengelola dan memelihara sarana ibadah 2. Menyelenggarakan pondok pesantren dan madrasah 3. Menerima dan menyalurkan amal zakat, infaq dan se- dekah 4. Meningkatkan pemahaman keagamaan 5. Melaksanakan syiar keagamaan 6. Studi banding keagamaan B. BIDANG SOSIAL 1. Lembaga formal dan nonformal 2. Panti asuhan, panti jompo dan panti werda 3. Rumah sakit, poliklinik dan laboratorium 4. Pembinaan olahraga 5. Penelitian di bidang ilmu pengetahuan C. BIDANG KEMANUSIAAN 1. Memberi bantuan kepada korban bencana alam 2. Memberi bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan gelandangan 3. Mendirikan dan menyelenggarakan rumah singgah 4. Memberikan perlindungan konsumen 5. Melestarikan lingkungan hidup Yayasan Tauhidullah berkomitmen untuk mendistribusikan donasi yang terkumpul sesuai sunnah Rasulullah. Yayasan Tauhidullah bertekad untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para donatur dalam pendistribusian donasi. Yayasan Tauhidullah ber- harap bantuan doa dari para donatur, pembaca dan seluruh kaum muslimin agar para pengurus Yayasan Tauhidullah bisa ikhlash, ittiba dan istiqamah. Yayasan Tauhidul- lah berterima kasih kepada para donatur yang selama ini telah setia mempercayakan pendistribusian donasi melalui kami. AKHLAQ 32 I bnu Jarir mengutip perkataan Ali bin Muhammad al-Madaini yang mengatakan, al-Walid bin Abdul Malik menurut pan- dangan penduduk Syam adalah penguasa mereka yang terbaik. Beliaulah yang membangun ber- bagai masjid di kota Damaskus, membangun berbagai menara, memberi rakyat yang perlu ban- tuan finansial dan menggaji bula- nan para penyandang lepra dan berkata kepada mereka, Jan- ganlah kalian mengemis. Be- liau memberikan kepada setiap orang yang lumpuh pelayan dan kepada setiap orang yang buta penuntun. Ketika beliau berkuasa beliau menaklukkan banyak neg- eri-negeri kafir. Beliau kirimkan semua anak laki-lakinya dalam setiap peperangan dengan Ro- mawi. Beliau berhasil menakluk- kan India, Spanyol dan berbagai negeri non-Arab. Pasukan beliau bahkan sudah memasuki Cina dan selainnya. Meski demikian, suatu ketika beliau melewati penjual sayur- mayur lantas beliau mengambil satu ikat sayuran dengan tangan- nya lalu bertanya kepada penjual, Oleh Brilly El-Rasheed pengaruh penguasa pada rakyatnya AKHLAQ 33 Berapa harganya?. Satu fulus, jawab sang penjual sayur. Beliau kemudian mengatakan, Tamba- hi sayurannya karena engkau ter- lalu untung dengan harga terse- but. Para pakar sejarah men- gatakan bahwa obsesi al-Walid bin Abdul Malik adalah mem- bangun. Rakyatnya pun demiki- an. Jika ada seseorang bertemu kawannya maka pertanyaan yang terlontar, Apa yang telah kau- bangun saat ini? Kau makmur- kan dengan bangunan apa tanah yang kau miliki? Sedangkan obsesi saudaran- ya, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik adalah perempuan sehing- ga rakyatnya pun demikian. Jika ada seseorang bertemu dengan kawannya maka yang pertama kali ditanyakan, Berapa kali engkau menikah? Berapa budak perempuan yang kau gauli? Sedangkan obsesi Umar bin Abdul Aziz adalah mem- baca Alquran, shalat dan iba- dah. Kondisi rakyat di masa be- liau seperti itu. Jika ada seorang bersua dengan kawannya, maka pertanyaan yang pertama kali terlontar adalah Berapa rakaat shalat malam yang kau rutinkan? Berapa lembar mushaf Alquran yang kau baca setiap harinya? Shalat apa yang kau kerjakan se- malam?. Banyak orang mengatakan, Rakyat itu mengikuti agama atau ketaatan penguasanya. Jika sang penguasa hobi menenggak khamr, maka akan banyak khamr yang beredar di masyarakat. Jika penguasa memiliki pe- nyimpangan seksual berupa ho- moseksual, maka kondisi rakyat juga demikian. Jika penguasa itu pelit dan rakus dengan harta, maka kondisi rakyat juga demiki- an. Namun jika penguasa der- mawan dan berjiwa sosial tinggi maka kondisi rakyat juga seru- pa. Jika penguasanya rakus dan suka bertindak kezaliman, maka kondisi rakyat juga demikian. Jika penguasa adalah seorang yang bagus agamanya, bertakwa, suka berbuat baik, dan menolong, maka kondisi rakyat juga demiki- an. Pengaruh penguasa semacam ini dijumpai pada sebagian masa pada sebagian person penguasa tertentu [Bidayah wan Nihayah, karya Ibnu Katsir 9/186]. Ini hanyalah satu potret pal- ing sederhana betapa sebuah kekuasaan sangat mempenga- ruhi keagamaan sebuah ma- syarakat. Indonesia contohnya, keagamaan masyarakatnya, dulu, juga dipengaruhi penguasanya. Bukan tidak mungkin, suatu ke- tika akan begitu lagi. IBADAH 34 S eorang muslim harus melakukan hubungan baik dengan para Ulil Amri, baik dari kalangan pemimpin, para hakim penanggung jawab peradilan ataupun tokoh-tokoh lembaga-lembaga penting dan kepala-kepala penanggung jaw- ab pemerintah. Kita tidak boleh merasa kaku serta menganggap, bila dekat dengan penguasa akan menodai kehormatan diri dalam beragama. Bukan pula berarti menjadi penjilat dan kacung bagi para penguasa, bahkan syariat memerintahkan kita untuk men- jalin hubungan erat dengan para Ulil Amri atau penguasa. Sesungguhnya, salah satu yang menjadi penyebbab keber- hasilan shahwah (kebangkitan Islam) dan dakwah kepada Allah, yaitu apabila dawah memiliki dukungan dari penguasa dalam suatu negara. Karena, dawah dan kekuasaan merupakan dua pilar perbaikan terhadap umat. Penyair berkata: Kekuasaan yang bersanding dengan agama akan menjadi stabil, dan agama yang bersanding dengan kekuasaan akan menjadi kuat dan kokoh. Bila keduanya bertemu dan bersatu, maka tujuan dan sasa- ran dawah tercapai. Cita-cita membangun umat akan teral- isasi dengan izin Allah. Namun, jika keduanya berpisah, apalagi m e m b i n a
p e n g u a s a IBADAH 35 saling berhadapan, maka segala usaha akan sia-sia atau melemah sampai pada batas kehinaan, se- hingga muncul berbagai fitnah dan musibah bagi umat. Setiap negara yang meng- inginkan kemuliaan hakiki dan kekuasaan di muka bumi, memi- liki kewajiban untuk mendukung dawah kepada Allah, mengerah- kan segala perangkat kekuasaan dan pilar kekuatan negara yang mampu memberikan peringatan dan bimbingan secara persua- sif kepada seluruh rakyat. Den- gan demikian, penguasa akan mendapatkan legitimasi dan dukungan penuh dari semua pi- hak. Sebab, seringkali Allah me- nyadarkan lewat peguasa, apa yang tidak tergugah dengan Al Quran. Karena, bila keimanan telah melemah dalam hati ma- nusia, maka kekuatan penguasa jauh lebih dapat menakut-nakuti mereka dari maksiat, dan lebih meluruskan mereka kepada iba- dah, hingga mereka dapat meraih istiqamah dan keshalihan dalam hidup. MENASIHATI PENGUASA BU- KAN MEMBANGKANG Islam memiliki etika tersend- iri dalam menasihati pemimpin, bahkan mempunyai kaidah-kai- dah dasar yang tidak boleh dil- ecehkan; sebab, pemimpin tidak sama dengan rakyat. Apabila me- nasihati kaum muslimin, secara umum memerlukan kaidah dan etika, maka menasihati para pe- mimpin lebih perlu memperhati- kan kaidah dan etikanya. Dari Ibnu Hakam meri- wayatkan, bahwa Nabi bersabda,Barangsiapa yang in- gin menasihati pemimpin, maka jangan melakukannya secara terang-terangan. Akan tetapi, na- sihatilah dia di tempat yang sepi. Jika menerima nasihat, itu sangat baik. Dan bila tidak meneriman- ya, maka kamu telah menyampai- kan kewajiban nasihat kepadan- ya. [HR Imam Ahmad]. Sangat tidak bijaksana meng- oreksi dan mengkritik kekeliruan para pemimpin melalui mimbar- mimbar terbuka, tempat-tempat umum ataupun media massa, baik elektronik maupun cetak. Yang demikian itu menimbulkan banyak fitnah. Bahkan terkadang disertai dengan hujatan dan ca- cian kepada orang per orang. Seharusnya, menasihati para pe- mimpin dengan cara lemah lem- but dan di tempat rahasia, seb- agaimana yang dilakukan oleh Usamah bin Zaid tatkala menasi- hati Utsman bin Affan, bukan den- gan cara mencaci-maki mereka di tempat umum atau mimbar. Imam Ibnu Hajar berkata, bahwa Usamah telah menasihati Utsman bin Affan dengan cara m e m b i n a
p e n g u a s a IBADAH 36 Ngaji Tafsir Ibnu Katsir Setiap Bada Maghrib di Masjid Jariyat Jl. Kedung Cowek 331, SBY yang sangat bijaksana dan be- retika tanpa menimbulkan fitnah dan keresahan. Imam Syafii berkata, Ba- rangsiapa yang menasihati te- mannya dengan rahasia, maka ia telah menasihati dan meng- hiasinya. Dan barangsiapa yang menasihatinya dengan terang- terangan, maka ia telah mem- permalukan dan merusaknya. Fudhail bin Iyadh berkata, Orang mukmin menasihati den- gan cara rahasia; dan orang jahat menasihati dengan cara melece- hkan dan memaki-maki. Bagi setiap individu yang in- gin memberikan nasihat kepada pemimpin, maka ia harus mem- perhatikan hal-hal berikut: Pertama : Ikhlas dalam memberi nasihat. Nabi Muhammad bersabda kepada Abdullah bin Amr: Wa- hai, Abdullah bin Amr. Jika eng- kau berperang dengan sabar dan ikhlas, maka Allah akan mem- bangkitkanmu sebagai orang yang sabar dan ikhlas. Dan jika engkau berperang karena riya, maka Allah akan membangkit- kanmu sebagai orang riya dan orang yang ingin dipuji . [HR Abu Dawud]. Imam Ibnu Nahhas berkata, Orang yang menasihati pe- mimpin atau penguasa, henda- knya mendahulukan sikap ikhlas untuk mencari ridha Allah. Ba- rangsiapa yang mendekati pe- mimpin untuk mencari populari- tas atau jabatan atau sanjungan, maka ia telah berbuat kesalahan yang besar dan melakukan per- buatan sia-sia. Kedua : Menjahui segala macam ambisi pribadi. Seseorang yang menasihati sebaiknya menanggalkan segala ambisi dan keinginan pribadi untuk mendapatkan sesuatu dari pemimpin atau penguasa. Para ulama salaf telah banyak mem- berikan contoh dan suri tauladan, seperti Sufyan Ats Atsauri. Beliau sering menolak pemberian para penguasa, karena khawatir pem- berian tersebut menghalanginya untuk mengingkari kemung- karan. Ketiga : Mendahulukan sikap kejujuran dan ke- benaran. Seorang yang ingin mena- sihati pemimpin atau penguasa, hendaknya bersikap jujur dan pemberani; sebagaimana sabda Nabi,Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebena- ran kepada pemimpin yang zhalim. [HR Abu Dawud] Keempat : Berdoa kepada Allah dengan doa-doa yang matsur. Simpedes BRI 3188-01-005803-53-5 Syariah Mandiri 7060786814 Muamalat 7010075434 LAYANAN DONATUR 0817 5057 161 Pengembangan masjid Al-Ja- riyat Ats-Tsalats mendesak di- lakukan karena jumlah jamaah shalat Jumat kerap kali tidak bisa tertampung, demikian juga ketika sedang diadakan daurah atau talim akbar. Lantai dua masjid akan digu- nakan sebagai kelas untuk Ta- man Pendidikan Al-Qur`an dan madrasah diniyah serta untuk area shalat jamaah putri. Untuk pembangunan ini di- perkirakan menelan biaya sebe- sar Rp 1.000.000.000,-. Panitia pembangunan mengundang kaum muslimin untuk ikut ber- partisipasi dan berinfaq jariyah dalam pembangunan rumah Allah ini. Guna memudahkan, panitia mengharapkan infaq dalam ukuran kavling perme- ter dengan nilai Rp 6.410.256,- . Nilai yang sangat besar ini tentu saja membutuhkan par- tisipasi dari Anda semua. Dan alhamdulillah hingga kini telah terkumpul dana infaq dari se- bagian muhsinin. Informasi lebih lanjut hubun- gi nomor HP layanan donatur! Alhamdulillah, momen Idul Fithri 1435 kemarin Yayasan Tauhidullah mendapatkan amanah penyaluran zakat fthri, zakat mal dan santunan dhuafa serta kafalah yatim. Kafalah yatim sebesar Rp 100.000,- x 63 anak di daerah Surabaya dan Malang. Infaq secara umum sebesar Rp 4.700.000,- diwujudkan sebagai santunan dhuafa berupa beras 2,5 Kg untuk 60 orang, dan berupa uang Rp 1.600.000,- untuk uang saku hari raya santri Tauhidullah, dan bantuan untuk orang jompo sebesar Rp 300.000,-. Jumlah Rp 3.250.000,-. Selebihnya untuk mukafaah panitia zakat, trans- portasi, santunan guru TK Tauhidullah. Semoga Allah memberikan balasan yang banyak kepada para muhsinin. Segera waqafkan harta Anda untuk pembangunan Masjid Al-Jariyat Ats-Tsalats! Sebelum saudara-saudara Anda lebih dulu merebut kesempatan amal jariyah ini Yayasan Tauhidullah menyampaikan teri- ma kasih kepada para donatur yang telah menyisihkan hartanya untuk relokasi Mas- jid Al-Furqon, Malang, yang merupakan bi- naan Yayasan Tauhidullah. Ini adalah foto Masjid Al-Furqon yang sudah aktif, namun dengan nama Masjid HAMZAH (Hasan Ali Muhammad wa Zaujatuhu.