SpA
PAROTITIS EPIDEMIKA
= Penyakit akut , menular , pembesaran
kelenjar parotis.
Etologi : Paramyxovirus
Manifestasi Klinis
= Masa inkubasi 1 -2 hr, demam,anoreksia,sakit
kepala,muntah dan nyeri otot.
= pembengkakan kel. Parotis unilateral
bilateral,nyeri, sakit menelan,kadang trismus,
kel submandibularis dan lingualis membesar.
Komplikasi :
Meningoensefalitis,
epididimoorkitis, artritis,mastitis, Miokarditis
Pemeriksaan penunjang :
lekosit N atau
lekopeni ,complement fixing antibodi
,isolasi
virus.
Diagnosis :
= test terdapat virus dlm saliva, urin, LCS ,
Darah.
= Serum neutralisazion .
= Kenaikan titer dr complement fixing antibody.
= Terdapat antibodi terhadap antigen
S.
Penatalaksanaan : Istirahat, obat simptomatik,
diet
lunak.
DERAJAT DBD
Derajat 1 : hanya tourniquet positip.
Derajat 2 : 1 + pendarahan spontan.
Derajat 3 : syok.
Derajat 4 : tekanan darah tak terukur dan nadi
tak teraba.
- Semua pasien DBD hrs terbukti adanya
kebocoran plasma dan trombosit < 100.ooo.
DIAGNOSIS BANDING
- Campak .
- ITP.
- Leptospirosis.
====================ooo======
==============
PERTUSIS
Defenisi :
oleh
Bordetella pertusi s
Nama lain
: Tusis quita, whooping cough,batuk
rejan
Etologi: Bakteri gram negatif,tidak bergerak,swabnasofaring,media agar bordet-gengou
Manifestasi klinis:
ms tunas 7-14 hr dpt
berlangsung 6mgg
Stadium kataralis:
1-2 mgg,batuk ringan malam
hari,pilek,
serak,demam ringan(mirip flu),muntah,anoreksia
Stadium spasmodik:
2-4 mgg,batuk berat,muka
merah,batuk khas serangan batuk panjang dan
tidak
Stadium konvalesensi
: 2 mgg,batuk
berkurang,muntah
berkurang,nafsu makan timbul kembali.
Komplikasi:
Otitis media, bronkopneumonia
atelektasis, empisema,prolapsus rektum, hernia,
kejang,
Perdarahan otak,epistakis,perdarahan
subkonjungtiva.
Diagnosis banding:
Trakeobronkitis,bronkiolitis,pneumonia
interstisialis.
Penatalaksanaan :
Eritromisin 50 mg/ kg BB/hr
dibagi
4 dosis ,Mukolitik,Ekspektoran.
TETANUS
Definisi :
clostridium
Tetani ,anaerob,berbentuk spora tersebar di
tanah,eksotoksin.
Manifestasi klinis:
nyeri,kaku,spasme dari
daerah yg
terluka,trismus,kekakuan otot wajah( risus
sardonicus),
Kaku kuduk,perut papan,kejang tonik umum,
kejang
rangsang(visual,suara,taktil),kejang spontan,
retensio
Urin.
Penatalaksanaan:
Pencegahan: -
bersihkan portd,entre(luka,
caries,otitis)
dg H2O23 %, ATS 1.500 U im.
-Toksoid Tetanus( TT )
-Penisilin procain(PP)
2 - 3hr,5o.ooo U/kg/BB/hr.
Pengobatan :
- ATS 50 000U drip dan
50.000 U/kg/BB/hr im
-Diazepam 4 mg/kg/BB/hr dibagi
6 dosis
-Metronidazole 15 mg/kg/BB/x diberikan 3 kali
-PP 50.000 U/kg/BB/hr im selama 10 hr
-Diet TKTP
DIFTERI
= Definisi:
Peny.infeksi mendadak oleh kuman
Corynebacterium
diphtheriae
mudah
menular,pseudomembran,
eksotoksin.Penularan mll udara,Droplet
infeksi,jg dpt
melalui makanan terkontaminasi. Masa tunas
2-7 hr.
= Etiology :
- corynebacterium diphtheriae,
bakteri gram positif,tidak bergerak.
-Pseudomembran yg sukar diangkat,mudah
berdarah,
dan berwarna putih keabuan berisi fibrin,
= Uji Schick :
Pemeriksaan utk mengetahui
apakah
seseorang telah mengandung antitoksin.
= Patogenesis :
Basil hidup dan berkembang
biak pd
saluran napas atas dan membentuk
pseudomembran
serta melepaskan eksotoksin.
Manifestasi Klinis :
- Difteri hidung :
pilek dg sekret bercampur
darah,gejala konstitusi ringan.
-Difteri faring dan tonsil(fausial) :
terdapat
radang akut tenggorokan,demam sampai 38,5C,
tahikardi, tampak lemah,timbul pembengkakan
kelenjar regional(bull neck).Membran dpt
.
- Difteri laring :
jenis yg terberat,terdapat
afonia,sesak,stridior inspirasi,demam sampai
40 c,sangat lemah,sianosis,bull neck.
Pemeriksaan Penunjang : le
kopeni.
Diagnosis:
Ditegakkan dg ditemukannya
Corynebacterium diphtheriae
pd preparat
langsung dengan pewarnaan biru metilen atau
biru toluidin atau biakan dengan media
loeffler.
Diagnosis Banding.
-Difteria nasal:
Perdarahan akibat luka dalam hidung,korpus
alienum,atau sifilis kongenital.
-Difteria faring dan tonsil(fausial):
Tonsilitis folikularis atau lakunaris,angina
plaut vincent,infeksi monokukleusis infeksiosa
-Difteria laring :
Laringitis akut,laringotrakeitis,laringitis
membranosa,benda asing pada laring.
Penatalaksanaan.
Dilakukan bila klinis menyokong kearah difteria
tanpa
menunggu hasil pemeriksaan penunjang.
Tatalaksana
Umum dg tirah baring,isolasi pasien,
pengawasan ketat
atas kemungkinan komplikasi,antara lain
pemeriksaan
EKG setiap minggu. Pasien dirawat selama 3-4
mgg.
Sedangkan scr khusus:
= Anti difteria serum( ADS) diberikan dg dosis
20.000-1oo.000 U bergantung pd lokasi,
Komplikasi
Saluran napas : obstruksi jalan napas,
bronkopneumona,atelektasis paru.
Kardiovaskular: miokarditis akibat toksin kuman.
Urogenital : nefritis.
Susunan saraf : paralisis/paresis palatum mole ( mgg I
dan II), otot mata ( mgg III),dan umum ( setelah mgg
IV)
Pencegahan
Isolasi pasien. Isolasi dihentikan bila hasil
pemeriksaan sediaan hasil C. Diphteriae 2 hari
berturut-turut negatif.
2. Imunisasi
3. Pencarian dan pengobatan karier. Dilakukan
TIFUS ABDOMINALIS
enteric
fever) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran cerna dengan
gejala demam lebih 7 hari, gangguan pada
saluran cerna , dan gangguan kesadaran.
ETIOLOGI.
Salmonella typhii , basil gram negatip, ,
bergerak dengan rambut getar , tidak
berspora . Mempunyai sekurang-kurangnya
empat macam antigen, yaitu antigen O
(somatik ),H ( flagele ), Vi ,dan protein
membran hialin.
Tifus abdominalis ( demam tifoid,
Patogenesis.
butuh
jml bakteri 10 utk dpt menimbulkan infeksi.
Sebagian
besar bakteri mati oleh asam lambung.Bakteri
yg hidup
akan msk kedlm ileum mll mikrofili dan
mencapai
plaik peyeri,selanjutnya msk kedlm pembuluh
darah
(bakteremia primer).Pd tahap berikutnya
s.
typhii
menujuke organ sistim retikuloendotelial : hati,
Manifestasi Klinis.
Diagnosis Banding.
Penatalaksanaan.
Tirah baring total selama demam sampai dg 2
Komplikasi.
KEJANG DEMAM
Bangkitan kejang yg terjadi pd kenaikan suhu
tbuh
(rektal lebih 38 C) yg disebabkan oleh satu
proses
ekstralramenium. Menurut
consensus
statement on
pebrile seuzures (1980),kejang demam adalah
suatu
kejadian pd bayi/anak, biasanya terjadi antara
umur 3 ln
dan 5 thn,berhubungan dg demam ttp tdk
pernah
terbukti adanya infeksi intrakranial atau
Faktor risiko.
Manifestasi Klinis.
Diagnosis Banding.
Prognosis.
MENINGITIS TUBERKULOSIS
Penyakit ini dpt menyerang semua usia,insidens
tertinggi
pd usia 6 bln-6 thn.Jarang ditemukan pd usia 6
bln,
hampir tdk pernah pd usia < 3 bln.
Patofisiologi.
Umumnya mrpkan penyebaran tuberkulosis
primer,dg
fokus infeksi ditempat lain.Dari fokus infeksi
primer,
kuman masuk ke sirkulasi darah mll duktus
torasikus
dan kelenjar limfe regional dan dpt
Manifestasi Klinis.
Dibagi 3 stadium:
- Stadium pertama/prodromal
dg gejala
demam,sakit perut,nausea,muntah,
apatis/iritabel.
- Stadium kedua/stadium trasisi,pasien
tdk
sadar,sopor,tdpt kelainan neurologis/paresis,
tdpt tanda rangsang meningeal,refleks
abdomen menghilang,timbul klonus
pergelangan kaki dan patela.Saraf otak yg
biasa terkena : N.III,IV,VI,VII.
- Stadium ketiga
pasien dlm keadaan koma,
pupil tdk bereaksi,kadang timbul spasme klonik
pd ekstremitas,napas tdk teratur,demam
tinggi,dpt terjadi hidrosefalus.
Pemeriksaan Penunjang.
Laju endap darah tinggi.
Cairan serebrospinal berwarna jernih atau
xantokrom.
Jumlah sel berkisar 200-500/mm3.
Kadar protein meninggi dan glukosa menurun.
Uji tuberkulin positif,foto dada normal,tdpt
gambaran
milier dan kalsifikasi.
Diagnosis.
Didasarkan gambaran klinis, riwayat kontak
dg pasien TB,uji tuberkulin positif,dan kelainan
cairan
serebrospinal.
Penatalaksanaan.
Ensefalitis
Manifestasi Klinis.
Pemeriksaan Penunjang.
- Atasi kejang.
- Bila terdapat tanda peningkatan tekanan
intrakranial dpt diberikan manitol 0,5-2/kgBB iv
dlm periode 8-12 jam.
- Pada pasien dg gangguan menelan,akumulasi
lendir pd tenggorokan,paralisis pita suara dan
otot napas dilakukan drainase postural dan
aspirasi mekanis yg periodik.
- Pada ensefalitis herpes dpt diberikan asiklovir 10
mg/kgBB/hr iv setiap 8 jam selama 10-12 hr.
Komplikasi.
Retardasi mental,iritabel, gangguan
motorik,epilepsi,emosi tdk stabil,sulit
tidur,halusinasi,enuresis,anak menjadi perusak.
====================00000=======
TUBERKULOSIS.
Mycobacterium
Gejala umum/nonspesifik :
- Berat badan turun tanpa sebab yg jelas atau tdk
naik dlm 1 bln dg penanganan gizi.
- Anoreksia dg gagal tumbuh (
failure to thrive)
- Demam lama dan berulang tanpa sebab yg jelas
(bukan tipus,malaria,atau infeksi saluran napas
akut),dapat disertai keringat malam.
Pemeriksaan penunjang.
Penatalaksanaan.
Kemoprofilaksis.
ASMA
A dalah mengi berulang dan/atau batuk
persisten dlm
keadaan dimana asma adalah yg paling
mungkin , sebab
lain yg lebih jarang telah disingkirkan.
Etologi.
Belum diketahui. Faktor pencetus adalah
alergen,infeksi
(terutama saluran napas bagian atas),iritasi,
cuaca,giat
jasmani,refluks gastroesofagus,dan psikis.
Patogenesis.
Alergen yg masuk ke dlm tubuh merangsang sel
Manifestasi Klinis.
Pneumonia
Komplikasi
Pemeriksaan Penunjang
Darah : lekositosis
Radiologis : bercak konsolidasi
Penatalaksanaan
O2 1-2 L / mnt
IVFD
Pasang NGT
Inhalasi
Koreksi biknat
Antibiotik
====================00000=====
===============
Diare Akut
Diare : Defekasi encer > tiga kali sehari
dg/tanpa
darah/lendir dlm tinja.
Diare akut : diare yg terjadi scr mendadak dan
berlangsung kurang < 7 hr pd bayi
dan anak
yg sehat sebelumnya.
Etologi
1. Infeksi
2. Malabsorpsi
3. Makanan
4. Imunodefisiensi
5. Psikologis
Penatalaksanaan
Prinsip :
selama 3 hr.
2. Doksisiklin dg dosis tunggal 300 mg namun
tdk sesuai utk anak dibawah 12 th.
3. Trimetoprim(TMP)-sulfametoksazol dg dosis 5
mgTMP , 2 x sehari selama 3 hr.
4. Bila berada di daerah resisten V.cholerae,dpt
digunakan furozolidone dg dosis 1,25
mg/kgBB, 4 x sehari,selama 3 hari atau
kloramfenikol.
===================00000======
=============
DESENTRI
Desentri didefinisikan sbg diare yg disertai
darah dlm
tinja.
Etologi.
- Shigella.
Diagnosis :
Muntah
Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara
eksplosif
melalui mulut dg bantuan kontraksi otot-otot
perut.
Regurgitasi
: makanan yg dikeluarkan
kembali ke mulut
akibat gerakan antiperistaltik esofagus.
Ruminasi : pengeluaran makanan scr sadar
untk
dikunyah kemudian ditelan kembali.
Refluk esofagus merupakan kembalinya isi
lambung
kedalam esofagus dg cara pasif yg dpt
disebabkan oleh
Manifestasi Klinis.
Bagaimana bentuk(isi)muntahan,apakah
Pemeriksaan Penunjang.
Penatalaksanaan.
1. Mencari dan mengatasi penyebab.
2. Terapi suportif,seperti menghentikan
Konstipasi
Konstipasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan lab : urin lengkap(terutama pd
2. Simtomatik,terutama pd konstipasi
3.
4.
5.
6.
Patogenesis.
Pemeriksaan Penunjang.
a. Biakan urin.
b. Urin lengkap.
c. Radiologis.
d. Lain-lain.