Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

A. PENDAHULUAN

Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kenyataan ini dapat
dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.

Pada prinsipnya, pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mengharagai
perbedaan. Sehingga nantinya perbedaan tersebut tidak menjadi sumber konflik dan
perpecahan. Sikap saling toleransi inilah yang nantinya akan menjadikan keberagaman yang
dinamis, kekayaan budaya yang menjadi jati diri bangsa yang patut untuk dilestarikan.

Dalam pendidikan multikultural, setiap peradapan dan kebudayaan yang ada berada
dalam posisi yang sejajar dan sama, tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atau dianggap
lebih tinggi (superior) dari kebudayaan yang lain, dialog meniscayakan adanya persamaan
dan kesamaan diantara pihak-pihak yang terlibat, anggapan bahwa kebudayaan tertentu lebih
tinggi dari kebudayaan yang lain akan melahirkan fasisme, nativisme dan chauvinism,
dengan dialog, diharapkan terjadi sumbang pemikiran yang pada gilirannya akan
memperkaya kebudayaan atau peradaban yang bersangkutan sehingga nantinya terwujud
masyarakat yang makmur, adil, sejahtera yang saling menghargai perbedaan.

Dalam pendidikan multikultural, seorang guru atau dosen tidak hanya dituntut untuk
menguasai dan mampu secara profesional mengajarkan mata pelajaran atau mata kuliah yang
diajarkan. Lebih dari itu, seorang pendidik juga harus mampu menanamkan nilai-nilai inti
dari pendidikan multikultural seperti demokrasi, humanisme, dan pluralisme atau
menanamkan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif pada siswa.




B. PENGERTIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Multikultural adalah berbagai macam status social budaya meliputi latar belakang, tempat,
agama, ras, suku dll.

Jadi pendidikan multikultural adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian
didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang berbagai macam status sosial, ras,
suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah
keberagaman budaya.
Pendidikan multikultural menurut para ahli:
Gibson(1984) mendefinisikan bahwa pendidikan multikultural adalah suatu proses
pendidikan yang membantu individu mengembangkan cara menerima, mengevaluasi,
dan masuk ke dalam sistem budaya yang berbeda dari yang mereka miliki.

Menurut James. A. Banks pendidikan multikultural adalah konsep atau ide sebagai
rangkaian kepercayaan dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya
keragaman budaya dan etnis dalam membentuk gaya hidup pengalaman sosial
identitas pribadi dan kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu, kelompok
maupun negara.

Hilda Hernandez pendidikan multikultural sebagai prespektif yang mengakui realitas
politik,sosial,dan ekonomi yang dialami oleh masing-masing individu dalam
pertemuan manusia yang kompleks dan beragam secara kultur, dan merefleksikan
pentingnya budaya, ras, seksualitas, agama, gender, etnisitas, status sosial, ekonomi,
dan pengecualian-pengecualian dalam proses pendidikan.


Paulo Freire, pendidikan bukan merupakan menara gading yang berusaha
menjauhi realitas sosial dan budaya. Pendidikan menurutnya harus mamapu
menciptakan tatanan masyarakat yang terdidik dan berpendidikan, buka sebuah
masyarakat yang hanya mengagungkan prestise sosial sebagai akibat kekayaan dan
kemakmuran yang dialami.

Melihat dan memperhatikan pengertian pendidikan multikultural di atas, dapat diambil
beberapa pemahaman, antara lain;
pertama, pendidikan multikultural merupakan sebuah proses pengembangan yang berusaha
meningkatkan sesuatu yang sejak awal atau sebelumnya sudah ada. Karena itu, pendidikan
multikultural tidak mengenal batasan atau sekat-sekat sempit yang sering menjadi tembok
tebal bagi interaksi sesama manusia;
Kedua, pendidikan multikultural mengembangkan seluruh potensi manusia, meliputi, potensi
intelektual, sosial, moral, religius, ekonomi, potensi kesopanan dan budaya. Sebagai langkah
awalnya adalah ketaatan terhadap nilai-nilai luhur kemanusiaan, penghormatan terhadap
harkat dan martabat seseorang, penghargaan terhadap orang-orang yang berbeda dalam hal
tingkatan ekonomi, aspirasi politik, agama, atau tradisi budaya.
Ketiga, pendidikan yang menghargai pluralitas dan heterogenitas. Pluralitas dan heterogenitas
adalah sebuah keniscayaan ketika berada pada masyarakat sekarang ini. Dalam hal ini,
pluralitas bukan hanya dipahami keragaman etnis dan suku, akan tetapi juga dipahami
sebagai keragaman pemikiran, keragaman paradigma, keragaman paham, keragaman
ekonomi, politik dan sebagainya. Sehingga tidak memberi kesempatan bagi masing-masing
kelompok untuk mengklaim bahwa kelompoknya menjadi panutan bagi pihak lain. Dengan
demikian, upaya pemaksaan tersebut tidak sejalan dengan nafas dan nilai pendidikan
multikultural.
Keempat, pendidikan yang menghargai dan menjunjung tinggi keragaman budaya, etnis, suku
dan agama. Penghormatan dan penghargaan seperti ini merupakan sikap yang sangat urgen
untuk disosialisasikan. Sebab dengan kemajuan teknologi telekomunikasi, informasi dan
transportasi telah melampaui batas-batas negara, sehingga tidak mungkin sebuah negara
terisolasi dari pergaulan dunia. Dengan demikian, privilage dan privasi yang hanya
memperhatikan kelompok tertentu menjadi tidak relevan. Bahkan bisa dikatakan
pembusukan manusia oleh sebuah kelompok.

Pendidikan multikulturalisme biasanya mempunyai ciri-ciri :
1. Tujuan membentuk manusia budaya dan menciptakan masyarakat berbudaya .
2. Materinaya mengajarkan nilai-nlai luur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai
kelompok etnis.
3. Metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan keberagaman budaya
bangsa dan kelompok etnis.
4. Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang meliputi
persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lainnya.
Dalam implementasinya, paradigma pendidikan multikultural dituntut untuk
berpegang pada prinsip-prinsip berikut ini:
Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang merepresentasikan
pandangan dan perspektif banyak orang.
Pendidikan multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran
tunggal terhadap kebenaran sejarah.
Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut pandang
kebudayaan yang berbeda-beda.
Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip-prinisip pokok dalam memberantas
pandangan klise tentang ras, budaya dan agama.

Untuk membentuk warga negara yang berpendidikan multikultural tidaklah mudah,
banyak tahap dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam membentuk masyarakat yang
berpendidikan multikultural Indonesia, antara lain:
1. Menyiapkan materi atau kurikulum pelajaran yang mengagungkan perbedaan budaya.
2. Menyiapkan kurikulum yang mempelajari tentang budaya suku lain mulai dari tari
tradisional, sastra, hasil kerajinan suku lain di Indonesia dan lain-lain.
3. Menyiapkan kurikulum yang tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi HAM,
nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.
4. Menyiapkan materi yang berasaskan nilai moral untuk menanamkan sikap
menghargai orang, budaya, agama dan keyakinan lain.
5. Membangun monumen maupun museum disetiap daerah untuk dijadikan penelitian
budaya daerah tersebut dan dapat dijadikan tambahan bahan acuan materi pelajaran
6. Membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk memproduksi hasil kerajinan tangan
yang menjadi ciri khas budaya daerah.
7. Pemerataan pendidikan multikultural untuk sekolah baik dari lembaga pendidikan
pemerintah maupun swasta bahkan untuk sekolah-sekolah internasional yang
mempunyai kurikulum sendiri yang mengacu pada kurikulum negara lain.
8. Pemerataan pendidikan multikultural bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa meliat
status sosialnya.
9. Mengembangkan potensi peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan dan
pengetahuan sosial budaya dengan kemajuan IPTEK.
10. Mempercepat proses hak paten semua hasil kebudayaan agar tidak diklain negara lain
dan sebagainya.
11. Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang
merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang.
12. Pendidikan multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada penafsiran
tunggal terhadap kebenaran sejarah.
13. Kurikulum dicapai sesuai dengan penekanan analisis komparatif dengan sudut
pandang kebudayaan yang berbeda-beda.
14. Pendidikan multikultural harus mendukung prinsip-prinisip pokok dalam
memberantas pandangan klise tentang ras, budaya dan agama.
15. Pendidikan multikultural mencerminkan keseimbangan antara pemahaman
persamaan dan perbedaan budaya mendorong individu untuk mempertahankan dan
memperluas wawasan budaya dan kebudayaan mereka sendiri.








C. KESIMPULAN

Pendidikan di Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari berbagai macam ras, suku
budaya, bangsa, dan agama dirasa penting untuk menerapkan pendidikan multikultural.
Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dengan masyarakat Indonesia yang beragam inilah
seringkali menjadi penyebab munculnya berbagai macam konflik.
Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu juga dapat mempengaruhi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sehingga banyak terjadi berbagai macam perubahan di masyarakat
yang diakibatkan oleh masuknya berbagai macam budaya baru dari luar negeri ke Indonesia.
Melalui pendidikan multikultural yang memperkenalkan budaya asli kepada peserta didik
diharapkan agar peserta didik tidak melupakan asal budayanya sendiri.

Namun demikian, pendidikan multikultural tidak hanya dipelajari dalam pendidikan
normal saja. Melainkan pendidikan multikultural itu harus dipelajari oleh masyarakat luas,
secara non formal melalui berbagai macam diskusi, presentasi. Agar dapat terciptanya
masyarakat Indonesia yang tentram dan damai.













Sumber:
http://fitk.uinsby.ac.id/30-karya-tulis/83-pendidikan-multikultural-upaya-membangun-
keberagaman-inklusif-di-sekolah.html (17 juli 2014 : 18 : 30)
http://emarakhmawati.blogspot.com/2013/02/pentingnya-pendidikan-multikultural-di.html
(17 juli 2014 : 20 : 00)
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/wacana-pendidikan-multikultural-di-
indonesia/ (17 juli 2014 : 20:15)
http://pendidikanmultikulturalku.blogspot.com/ (17 juli 2014 : 20 : 45)
http://manusiapinggiran.blogspot.com/2014/04/konsep-pendidikan-multikulturalisme.html
(17 juli 2014 : 21 : 15)

Anda mungkin juga menyukai