Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I
PENDAHULUAN
Prediksi WHO, tahun 2020 angka kejadian PPOK akan meningkat dari
posisi 12 ke 5 sebagai penyakit terbanyak di dunia dan dari posisi 6 ke 3,
sebagai penyebab kematian terbanyak Po!usi udara terutama asap rokok
ditengarai penyebab meningkatnya pre"a!ensi penderita penyakit paru obstrukti#
kronis $PPOK%
&ika seseorang datang dengan ke!uhan batuk'batuk !ama, kadang'
kadang susah buat berna#as dan terutama dia ada!ah seorang perokok maka
kemungkinan dia menga!ami penyakit paru obstruksi kronis $PPOK% atau di dunia
internasiona! dikena! sebagai Chronic Obstructive Pulmonary Disease $(OP)%
PPOK sebenarnya merupakan penyakit yang preventable dan treatable
Pada penyakit ini terjadi ke!ainan paru sebagai respon in#!amasi kronis terhadap
partike! gas yang menyebabkan terjadinya hambatan ja!an na#as yang tidak
sepenuhnya bisa re"ersibe! dan bersi#at progresi# *e!ain itu ke!ainan ini juga
memberi dampak gangguan di !uar paru se+ara bermakna sehingga
memperberat derajat penyakit Hambatan ja!an na#as tersebut terjadi akibat
obstruksi ja!an na#as ke+i! $obstructive bronchiolitis) dan destruksi parenkim
$em#isema% Proses in#!amasi juga menyebabkan hi!angnya alveolar attachment
terhadap ja!an na#as ke+i! dan menurunnya elastic recoil paru sehingga
kemampuan ja!an na#as tetap membuka saat ekspirasi menjadi terganggu
PPOK atau (OP) ini ditandai dengan keterbatasan da!am berna#as yang
+ukup !ama dan terdapatnya beberapa perubahan pato!ogi pada ja!an na#as
disertai gangguan pada sa!uran na#as yang signi#ikan
PPOK dapat di+egah dan diobati, tetapi pengobatan e#ekti# diper!ukan
agar pasien merasa nyaman $mengurangi geja!a dan meningkatkan kua!itas
hidup pasien% dan meningkatkan kemampuan berakti"itas da!am kegiatan sehari
'hari Wa!aupun demikian keterbatasan pada sa!uran na#as tidak bisa
disembuhkan se+ara tota!
,
Keterbatasan a!iran udara biasanya bersi#at progresi#
dan dihubungkan dengan respon in#!amasi paru -enurut drWi.ien H Wiyono
*pP dari )epartemen Pu!mono!ogi dan Kedokteran /espirasi, 0aku!tas
Kedokteran 1ni"ersitas 2ndonesia 3 /okok merupakan penyebab utama dari
2
penyakit ini dan hampir semua negara me!aporkan konstribusi rokok sebagai
penyebab PPOK4
1,3
)i 2ndonesia kebiasaan merokok masih merupakan peri!aku yang su!it
dihentikan disamping po!usi udara dan !ingkungan yang be!um dapat
dikenda!ikan Kebiasaan merokok makin banyak ter!ihat pada usia muda bahkan
sudah dimu!ai pada anak seko!ah dasar Karena e#ek asap rokok yang demikian
signi#ikan pada angka kejadian PPOK, maka sebagai seorang dokter punya
tanggung ja.ab untuk ikut memberikan edukasi kepada pasien agar bisa
berhenti merokok Proses berhenti dari kebiasaan merokok ini memang tidak
semudah memba!ik te!apak tangan, butuh niat yang kuat dari penderita dan
ka!au per!u bisa dibantu dengan #armakoterapi Kebiasaan merokok ini bahkan
bisa masuk kategori +andu karena begitu seseorang men+oba merokok maka
nikotin yang terserap da!am darah akan diteruskan ke otak dan ditangkap o!eh
reseptor a!#a , beta 2 sehingga merangsang pe!epasan dopamin yang
memberikan rasa nyaman *ehingga saat seseorang berhenti merokok, dopamin
akan berkurang dan menimbu!kan hi!angnya rasa nyaman se!anjutnya akan
timbu! keinginan kemba!i untuk merokok, terjadi!ah !ingkaran setan yang akan
sangat su!it diputuskan
1ntuk itu butuh dukungan dari semua pihak untuk membantu seseorang
berhenti merokok *aat ini sudah ada terapi #armako!ogi untuk membantu
seseorang yang ingin berhenti merokok )engan berhenti merokok diharapkan
status kesehatan masyarakat menjadi !ebih baik dan pre"a!ensi PPOK terutama
di 2ndonesia bisa menurun
3
BAB II
PPOK
Penyakit Paru Obstruksi Kronik
1. Definisi
Penyakit Paru Obstruktif kronik (PPOK) ada!ah penyakit paru kronik
yang ditandai dengan hambatan a!iran udara di sa!uran na#as yang tidak
sepenuhnya re"ersibe!
2
$guide!ine 5O6) terbaru%
Hambatan a!iran udara pada penyakit ini seringka!i disebabkan o!eh
diameter sa!uran na#as yang menyempit berkaitan dengan beberapa #aktor,
antara !ain meningkatnya ketidake!astisan dinding sa!uran na#as, meningkatnya
produksi sputum di sa!uran na#as, dan !ain sebagainya 5angguan a!iran udara di
da!am sa!uran na#as disebabkan proses in#!amasi paru yang menyebabkan
terjadinya kombinasi penyakit sa!uran napas ke+i! $77small airway disease88% dan
destruksi parenkim $em#isema% Kerusakan pada jaringan parenkim paru, yang
juga disebabkan proses in#!amasi, menyebabkan hi!angnya per!ekatan a!"eo!ar
pada sa!uran na#as ke+i! dan penurunan rekoi! e!astik paru
9anyak de#inisi terdahu!u menekankan em#isema dan bronkitis kronis,
yang sekarang sudah tidak termasuk da!am de#inisi PPOK :m#isema atau
kerusakan permukaan pertukaran gas paru $a!"eo!i%, ada!ah kata pato!ogis yang
sering digunakan dan menje!askan, hanya satu dari beberapa abnorma!itas
struktura! yang terjadi pada penderita PPOK, dengan kata !ain em#isema
merupakan suatu diagnosis pato!ogik 9ronkitis kronis, atau batuk dan produksi
sputum se!ama setidaknya 3 bu!an da!am 2 tahun, tetap merupakan konsep
de#initi# yang berguna se+ara k!inis dan epidemio!ogi, sehingga bronkitis kronis
dianggap sebagai diagnosis k!inis
2. e!a"a K"inis
5eja!a PPOK sangat ber"ariasi dari satu penderita ke penderita !ainnya,
dapat dimu!ai dengan tanpa geja!a, geja!a ringan sampai berat, mu!ai dari tanpa
ke!ainan #isik sampai ke!ainan #isik yang je!as dan tanda in#!asi paru O!eh karena
4
itu dibutuhkan diagnosa yang akurat, pemeriksaan penunjang dan diagnosa
banding untuk dapat menegakkan penyakit PPOK
2

*eseorang diduga menderita PPOK bi!a $i% menga!ami batuk kronis yang
umumnya mun+u! pada siang hari, jarang pada ma!am hari, $ii% memproduksi
sputum kronis, $iii% 'sering menga!ami bronkitis akut, $i"% sesak na#as setiap hari,
memburuk pada saat me!akukan akti"itas dan terkena in#eksi, $"% punya ri.ayat
terpapar asap rokok $baik perokok akti# maupun perokok pasi#%, po!usi udara,
debu dan bahan kimia di tempat kerja, ataupun asap hasi! pembakaran a!at
masak, misa!nya kayu bakar, arang yang terus menerus $setiap hari sepanjang
tahun%, disertai dengan pemeriksaan #aa! paru 2ndikator diagnosis PPOK ada!ah
penderita di atas usia ,0 tahun, dengan sesak napas yang progresi#, memburuk
dengan akti"itas, persisten, batuk kronik, produksi sputum kronik, ri.ayat
pajanan rokok, asap atau gas berbahaya di da!am !ingkungan kerja atau rumah
Penyakit ini seringka!i tidak berdiri sendiri, tapi se!a!u disertai komorbid
yang berkaitan dengan rokok atau ketuaan, karena memang PPOK seringka!i
terjadi pada orang perokok da!am jangka !ama dan usia !anjut Penurunan berat
badan, abnorma!itas nutrisi dan dis#ungsi otot ske!eta! ada!ah beberapa dampak
PPOK pada ekstrapu!mona! PPOK juga akan meningkatkan risiko terjadinya
in#ark myokard, angina, osteoporosis, in#eksi perna#asan, #raktur, depresi,
diabetes, gangguan tidur, anemia , g!ukoma dan juga kanker paru
#. $aktor %esiko
31 5enetik
PPOK ada!ah penyakit yang me!ibatkan banyak gen dan
merupakan +ontoh k!asik interaksi gen dan !ingkungan 0aktor resiko
genetik yang te!ah diketahui ada!ah de#isiensi a!pha'1 antitrypsin, suatu
penghambat yang bersiku!asi dari protease serine
1
32 -erokok
Perokok meme!iki pre"a!ensi yang !ebih tinggi menderita geja!a
dan gangguan #ungsi paru, penurunan 0:;1 setiap tahun dan angka
morta!itas PPOK yang !ebih besar /esiko PPOK pada perokok,
bergantung pada banyaknya rokok yang dikonsumsi, usia pertama ka!i
mu!ai merokok, jum!ah tota! rokok yang dihisap pertahun dan status
merokok saat ini
5
33 )ebu dan 9ahan Kimia Okupasi
Paparan partike! dan bahan kimia okupasi, juga merupakan #aktor
resiko berkembangnya PPOK -e!iputi agen kimia dan debu organik dan
anorganik serta bau'bauan
3, Po!usi 1dara )a!am /umah
Pembakaran pada tungku atau kompor yang tidak ber#ungsi
dengan baik, dapat menyebabkan po!usi udara di da!am ruangan
35 Po!usi 1dara )i 6uar /umah
Peranan po!usi udara !uar rumah da!am menyebabkan PPOK
tidak je!as, tetapi tampaknya !ebih ke+i! dibandingkan merokok Po!usi
udara dari pembakaran hutan, asap kendaraan bermotor dan asap'asap
pabrik
36 *tress Oksidati#
Paru'paru se+ara terus menerus terpapar o!eh oksidan yang
dike!uarkan se+ara endogendari #agosit dan jenis se! !ainnya, atau se+ara
eksogen dari po!usi udara atau asap rokok <kibat dari
ketidakseimbangan antara oksidan dan anti oksidan maka paru'paru
menga!ami stress oksidati# *e!ain menghasi!kan per!ukaan !angsung,
juga mengakti"ase mekanisme mo!eku!er yang menginisiasi in#!amasi
paru
3= 2n#eksi
Ko!onisasi bakteri yang dihubungkan dengan in#!amasi sa!uran
na#as, dapat juga berperan da!am eksaserbasi <kibatnya akan
menyebabkan penurunan #ungsi paru dan menimbu!kan geja!a
gangguaan perna#asan
3> *tatus *osioekonomi
3? @utrisi
310 <sma
Pada orang de.asa dengan asma meme!iki resiko 12A !ipat !ebih
besar menderita PPOK, dibandingkan orang de.asa tanpa menderita
asma
6
BAB III
Pato&enesis 'an Patofiso"o&is PPOK
<sap rokok dan partike! berbahaya, menyebabkan in#!amasi pada paru'
paru yang merupakan suatu respon norma!, yang tampak menjadi !ebih berat
pada penderita PPOK /espon abnorma! ini menyebabkan kerusakan jaringan
parenkim $menyebabkan em#isema% dan mengganggu perbaikan norma! dan
mekanisme pertahanan $menyebabkan #ibrosis sa!uran na#as ke+i!% Perubahan
pato!ogis ini menyebabkan air trapping dan keterbatasan sa!uran na#as yang
progresi#
PE%UBAHAN PA(OLOI PADA PPOK
)a"uran Nafas Proksi*a" ((rakea+ Bronki , 2** 'ia*eter interna")
*e! in#!amasi B -akro#ag, ()>C !im#osit D, beberapa neutro#i! atau eosino#i!
Perubahan struktura! B *e! gob!et, hipertrophi ke!enjar submukosa! $ keduanya
menyebabkan hipersekresi mukus%, sEuamosa metap!asia epite!ium
)a"uran Nafas Perifera" (Bronkio"us - 2**)
*e! in#!amasi B -akro#ag, $()>C F (),C% !im#osit D, !im#osit 9, #o!ike! !im#oid,
#ibrob!as, beberapa neutro#i! atau eosino#i!
Perubahan struktura! B peneba!an dinding sa!uran na#as, #ibrosis peribronkia!,
eksudat in#!amasi !umina!, penyempitan sa!uran na#as, peningkatan respon
in#!amasi dan eksudat yang berhubungan dengan kega.atan penyakit
Parenki* Paru (bronkiou"us res.irasi 'an a"/eo"i)
*e! in#!amasi B -akro#ag, ()>C !im#osit D
Perubahan struktura! B kerusakan dinding a!"eo!ar, apoptosis dinding epite!
dan endote!
:m#isema sentri!obu!ar B di!atasi dan kerusakan bronkio!us respirasi $pa!ing
banyak pada perokok%
:m#isema parasinar B kerusakan kantung a!"eo!ar dan bronkio!us respirasi
$banyak terdapat pada de#isiensi a!pha'1 antitrypsin%
0asku"ar Pu"*ona"
*e! in#!amasi B -akro#ag, !im#osit D
Perubahan struktura! B peneba!an intima, dis#ungsi se! endote!
7
)EL1)EL IN$LA2)I PADA PPOK
Neutrofi" B terdapat di da!am sputum perokok norma!, kemungkinan berperan
penting da!am hipersekresi mukus dan me!a!ui pe!epasan protease
2akrofa& B *ejum!ah besar ter!ihat pada !umen sa!uran na#as, parenkim paru
dan +airan !a"age bronkoa!"eo!ar 9erasa! dari monosit darah yang
berdi#erensiasi da!am jaringan paru -enghasi!kan peningkatan mediator
in#!amasi dan protease pada pasien PPOK, sebagai respon terhadap asap rokok
dan dapat menyebabkan #agositosis de#ekti#
Li*fosit ( B *e! (),C dan ()>C meningkat poada dinding sa!uran na#as dan
parenkim paru *e! D ()>C $D+1% dan se! Dh1 mensekresikan inter#eron *e!
()>C dapat menjadi sitotoksik terhadap se!'se! a!"eo!ar
Li*fosit B B di da!am sa!uran na#as peri#er dan diantara #o!ike! !im#oid,
kemungkinan sebagai respon terhadap ko!onisasi kronik dan in#eksi sa!uran
na#as
Eosinofi" B protein eosino#i! terdapat da!am sputum dan eosino#i! terdapat pada
dinding sa!uran na#as saat eksaserbasi
)e"1se" E.ite" B kemungkinan dipi+u o!eh asap rokok, untuk menghasi!kan
mediator in#!amasi
1. Pato&enesis
2n#!amasi paru pada pasien PPOK merupakan suatu respon in#!amasi
norma! terhadap partike! dan gas bera+un seperti asap rokok yang ber!angsung
!ama *e!ain itu #aktor genetik ikut mempengaruhi 2n#!amasi !ebih !anjut,
diperburuk o!eh stress oksidati# dan ke!ebihan proteinase pada paru'paru
*e+ara bersamaan, mekanisme ini akan menyebabkan perubahan pato!ogis
PPOK ditandai o!eh po!a tertentu dari in#!amasi yang me!ibatkan netro#i!,
makro#ag dan !im#ositosis *e!'se! ini akan me!epaskan mediator in#!amasi dan
berinteraksi dengan se! struktura!, pada sa!uran na#as dan parenkim paru
9erbagai mediator in#!amasi itu, akan menarik se! in#!amasi dari darah $ #aktor
kemotakik%, memperkuat proses in#!amasi $sitokin proin#!amasi%, dan menginduksi
perubahan struktura! $#aktor pertumbuhan%
8
*tress oksidati# mungkin merupakan mekanisme penguat dari proses
terjadinya PPOK stress oksidati# !ebih !anjut, meningkat pada eksaserbasi
Oksidan dihasi!kan o!eh asap rokok dan partiku!at !ainnya, dan di!epaskan dari
se! in#!amasi terakti#asi seperti makro#ag dan neutro#i! *tress oksidati# memi!iki
konsekuensi buruk pada paru paru, yang me!iputi akti#asi gen in#!amasi, inakti#asi
antiprotese yang menstimu!asi sekresi mukus dan eksudat p!asma
PA(OENE)I)
Pato#isio!ogis
2n#!amasi dan air trapping ada!ah dasar dari PPOK Pada pasien PPOK
penurunan 0:;1 disebakan in#!amasi dan penyempitan sa!uran na#as peri#era!,
sementara penurunan pertukaran gas disebabkan o!eh kerusakan jaringan
parenkim paru 9esarnya in#!amasi, #ibrosis dan eksudat pada sa!uran na#as
ke+i!, berhubungan dengan penurunan 0:;1 dan rasio 0:;1G0;( (epatnya
penurunan 0:;1, merupakan karakteristik dari PPOK Obstruksi sa!uran na#as
peri#era! se+ara progresi#, menyebabkan air trapping se!ama ekspirasi dan
Asa. rokok+ Partike" 'an &as bera3un
Inf"a*asi .aru
$aktor .en!a*u
Antioksi'an
)tress oksi'atif
Anti.rotease
Protease
2ekanis*e .erbaikan
Pato"o&i PPOK
9
mengakibatkan hiperin#!asi Hiperin#!asi ini akan menurunkan kapasitas inspirasi,
sehingga kapasitas residu #ungsiona! meningkat )iperkirakan hiperin#!asi
berkembang sejak a.a! penyakit dan merupakan mekanisme utama untuk
dispnea eksersiona!
<bnorma!itas dari pertukaran gas itu akan menyebabkan terjadinya hipoksemia
dan hiperkapnia <kibat dari obstruksi sa!uran na#as peri#era! menyebabkan
ketidakseimbangan "enti!asi H per#usi $;<GI% disertai gangguan #ungsi otot
perna#asan, terjadi!ah retensi (O
2

Hipersekresi mukus, penyebab batuk kronis, tidak dia!ami semua pasien dengan
PPOK Ha! ini disebabkan metap!asia mukus dengan peningkatan jum!ah se!'se!
gob!et dan pembesaran ke!enjar submukosa, sebagai respon terhadap iritasi
sa!uran na#as kronis akibat asap rokok dan agen berbahaya !ainnya
Hipertensi ringan juga dapat terjadi pada pasien PPOK ha! ini disebabkan
"asokonstriksi hipoksik dari arteri pu!mona! ke+i!, yang akhirnya menyebabkan
trejadinya hiperp!asia intima Pada PPOK, tejadi respon in#!amasi pada pembu!uh
darah serupa dengan yang ter!ihat pada sa!uran na#as dan pada dis#ungsi se!
endote!
10
BAB I0
DIANO)I) PPOK
)iagnosis PPOK se+ara teoritis ditegakkan didasarkan atas anamnesis,
pemeriksaan #isik, pemeriksaan radio!ogi, dan pemeriksaan #ungsi paru atau
spirometri
2 <namnesis
PPOK ada!ah suatu penyakit menahun, gangguan sa!uran napas se+ara
bertahap se!ama bertahun'tahun 1mumnya terjadi pada perokok, dimu!ai
dengan berkurangnya kemampuan untuk me!akukan pekerjaan berat,
terjadinya perubahan pada sa!uran na#as ke+i! dan #ungsi paru Dimbu! batuk
prodikti# yang !ama, mu!ai sering mendapat in#eksi beru!ang sa!uran na#as,
kemudian se+ara per!ahan disertai sesak na#as, dan sudah tidak mampu
untuk me!akukan akti#itas sehari hari
)iagnosis k!inis PPOK seyogyanya dipertimbangkan pada setiap
penderita yang menga!ami dyspneu, batuk kronis dengan produksi sputum
danG atau adanya #aktor resiko $genetikB de#isiensi a!#a'1 antitripsin, paparan
rokok dan po!usi udara, oksidati# stres, gender, usia, in#eksi sa!uran na#as,
d!!%
9atuk'batuk pada pagi hari sering dikatakan o!eh penderita karena
merokok, dan dianggap bukan sebagai ke!uhan o!eh penderita -akin !ama
batuk makin berat, timbu! sepanjang hari 9i!a disertai in#eksi sa!uran na#as,
batuk akan bertambah hebat dan berkurang bi!a in#eksi menghi!ang
1mumnya sputum pasien PPOK ber.arna putih atau mukoid, bi!a terdapat
in#eksi akan menjadi puru!en atau mukopuru!en dan kenta! Ke!uhan sesak
bertambah berat bi!a terdapat in#eksi
22 Pemeriksaan 0isik
Pada stadium dini tidak diketemukan ke!ainan Hanya kadang H kadang
terdengar ronkhi pada .aktu inspirasi da!am 9i!a sudah ada ke!uhan sesak,
akan terdengar ronkhi pada .aktu ekspirasi dan inspirasi disertai mengi
11
Pasien biasanya tampak kurus, juga didapatkan tanda H tanda o"erin#!asi
paru seperti diameter anteroosterior dada meningkat $ barrel-shaped chest ),
ki#osis, jarak tu!ang ra.an krikotiroid dengan !ekukan supra sterna! kurang
dari 3 jari, iga !ebih horisonta! dan sudut subkosta! bertambah 0remitus takti!
dada berkurang bahkan tidak ada
Pada perkusi dada terdengar hipersonor, peranjakan hati menge+i!, batas
paru hati !ebih rendah, dan pekak jantung berkurang *uara na#as "esiku!er
berkurang dengan ekspirasi memanjang atau kadang norma! Kadang
disertai kontraksi otot otot perna#asan tambahan 6ebih sering didapatkan
dengan hernia inguina!is
222 Pemeriksaan /adio!ogis
Pada #oto toraks pasien +uriga PPOK bisa didapatkan norma! atau tidak
ada ke!ainan, dapat juga ditemukan gambaran bayangan bronkus yang
meneba!, +orakan bronko"asku!er meningkat,bu!a, diapragma !etak rendah
dan mendatar, paru paru !ebih hiper!usen karena adanya air trapping, disertai
posisi jantung yang menggantung
2; Pemeriksaan 0ungsi Paru
*pirometri ada!ah pengukuran "o!ume dan a!iran udara yang masuk dan
ke!uar paru'paru *pirometer dapat mengukur "o!ume paru, seperti "o!ume
tida! dan kapasitas paru, seperti kapasitas tota!
9i!a pada hasi! pemeriksaan spirometri didapatkan hasi! 30JK;:P1K=0J
dan ;:P1 G K;P K >0J maka dipastikan menderita PPOK
12
)2<5@O*2* PPOK
KE(E%ANAN
4 Pe*eriksaan fisik 5
a. Nor*a"
b. Ke"ainan
Bentuk 'a'a 5 Barre" 36est
Pen&&unaan otot bantu .erna.asan
Pe"ebarab se"a i&a
Hi.ertrofi otot bantu nafas
$re*itus *e"e*a6+ se"a i&a *e"ebar
Hi.ersonor
)uara nafas /esiku"er *e"e*a6 atau
nor*a"
Eks.irasi *e*an!an&
2en&i
44$oto toraks 3uri&a PPOK
a. Nor*a"
b. Ke"ainan
Hi.erinf"asi
Hi.er"usen
Diafra&*a *en'atar
7orakan bronko/asku"er *enin&kat
Bu""ae
$aktor resiko
Usia
%i8ayat .a!anan 5 asa. rokok+ .o"usi
u'ara+ .o"usi te*.at ker!a
)esak nafas
Batuk kronik 'isertai 'a6ak
Keterbatasan aktifiti
Pe*eriksaan fisik 4
Pe*eriksaan foto
torak
7uri&a PPOK 44
Infi"trat+ *assa+ '""
$asi"iti s.iro*etri (1) $asi"iti s.iro*etri (9)
Nor*a" #:; - 0EP1 - <: ; .re'iksi
0EP1 = K0P - >: ;
PPOK se3ara
k"inis
Beresiko PPOK
'era!at :
PPOK
Dera!at I=II=III=I0
Bukan PPOK
13
?antun& .en'u"u*
KLA)I$IKA)I PPOK
):/<&<D K62@2* 0<<6 P</1
)erajat 0 B
beresiko
5eja!a kronik $batuk, dahak%
Derpajan #aktor resiko
*pirometri norma!
)erajat 2 B
PPOK /ingan
)engan atau tanpa geja!a
k!inik $
;:P
1
GK;P K =5J
;:P
1
>0J prediksi
)erajat 22 <B
PPOK *edang
)engan atau tanpa geja!a
k!inik
;:P
1
GK;P K =5J
50 J ;:P
1
>0J prediksi
)erajat 22 9B
PPOK *edang
)engan atau tanpa geja!a
k!inik
;:P
1
GK;P K =5J
30 J ;:P
1
50J prediksi
)erajat 222B
PPOK 9erat
5aga! napas atau gaga!
jantung kanan
;:P
1
GK;P K =5J
;:P
1
30J prediksi
)iagnosis 9anding
1 PPOK
a Onset usia pertengahan
b 5eja!a progresi# !ambat
+ /i.ayat merokok $!ama dan jum!ah rokok%
d *esak saat akti#itas
e Hambatan a!iran udara ire"ersibe!
2 Pada <sma
a Onset usia dini
b 5eja!a ber"ariasi dari hari ke hari
+ 5eja!a pada .aktu ma!am !ebih menonjo!
14
d )apat diketemukan a!ergi, rhinitis dan eksim
e /i.ayat asma da!am ke!uarga
# Hambatan a!iran udaranya re"ersibe!
3 Pada 5aga! &antung Kongesti#
a /i.ayat hipertensi
b /ankhi basah ha!us di basa! paru
+ 5ambaran #oto torak tampak pembesaran jantung dan oedema
d Pemeriksaan #aa! paru restrikti# $PPOK Obstrukti#%
, Pada Duberku!osis
a Onset semua usia
b 5ambaran #oto torak in#i!trat
+ Kon#irmasi pemeriksaan mikrobio!ogi $9D<%
5 Pada *indrom Obstruksi Pas+a D9 $*OPD%
a /i.ayat terapi D9 adekuat
b 5ambaran #oto torak #ibrosis dan ka!si#ikasi minima!
+ Pemeriksaan #aa! paru menunjukkan obstrukti# yang tidak re"ersibe!
15
BAB 0
PENA(ALAK)ANAAN PA)IEN PPOK
)ampak PPOK pada seseorang pasien, bergantung tidak hanya pada
derajat keterbatasan sa!uran na#as, tetapi juga pada keparahan geja!anya
*taging berdasarkan spirometri, ada!ah pendekatan pragmatik yang ditujukan
pada imp!ementasi praktis dan harus digunakan sebagai a!at edukasi dan suatu
indikasi umum untuk di!akukan pengobatan
Derapi #armako!ogis digunakan untuk men+egah dan mengenda!ikan
geja!a, mengurangi kekerapan dan keparahan eksaserbasi, meningkatkan
kondisi kesehatan dan meningkatkan to!eransi o!ah raga
Dujuan dari penata!aksanaan PPOK sendiri B
1 -en+egah progresi"itas penyakit
2 -engurangi geja!a
3 -eningkatkan to!eransi !atihan
, -en+egah dan mengobati komp!ikasi
5 -en+egah dan mengobati eksaserbasi beru!ang
6 -en+egah atau meminima!kan e#ek samping obat
= -emperbaiki dan men+egah penurunan #aa! paru
> -eningkatkan kua!itas hidup penderita
? -enurunkan angka kematian
9erdasarkan dari tujuan penata!aksanaan PPOK maka program berhenti
merokok juga menjadi perhatian utama, karena asap rokok merupakan penyebab
terpenting bagi timbu!nya PPOK
1ntuk men+apai tujuan tersebut dapat di!akukan me!a!ui , komponen
program tata!aksana B
1 :"a!uasi dan monitor penyakit
/i.ayat penyakit yang rin+i pada pasien yang di+urigai atau pasien
yang te!ah di diagnosis PPOK digunakan untuk e"a!uasi dan monitoring
penyakit B
a Pajanan #aktor resiko, jenis Lat dan !amanya terpajan
b /i.ayat timbu!nya geja!a atau penyakit
16
+ /i.ayat ke!uarga PPOK atau penyakit paru !ain, misa!nya <sma
dan D9 paru
d /i.ayat eksaserbasi atau pera.atan di rumah sakit akibat
penyakit paru kronik !ainnya
e Penyakit komorbid yang ada, misa! penyakit jantung, rematik
atau penyakit yang menyebabkan keterbatasan akti#itas
# /en+ana pengobatan terkini yang sesuai dengan derajat PPOK
g Pengaruh penyakit terhadap kehidupan pasien seperti
keterbatasan akti#itas, kehi!angan .aktu kerja dan pengaruh
ekonomi, dan perasaan +emas
h Kemungkinan untuk mengurangi #aktor resiko terutama berhenti
merokok
i )ukungan dari ke!uarga
Karakteristik geja!a PPOK ada!ah dispnea kronik dan progresi#,
artinya #ungsi paru akan menurun seiring bertambahnya usia, batuk dan
produksi sputum, dapat mendahu!ui terjadinya keterbatasan a!iran na#as
-eski PPOK dide#inisikan atas dasar keterbatasan a!iran na#as, pada
prakteknya keputusan untuk mendapatkan perto!ongan medis umumnya
ditentukan dari dampak suatu geja!a terhadap kua!itas hidup pasien
1ntuk itu monitor penting yang harus di!akukan ada!ah memperhatikan
geja!a k!inis dan #ungsi paru penderita
2 -enurunkan #aktor resiko
9erhenti merokok merupakan satu'satunya inter"ensi yang pa!ing
e#ekti# da!am mengurangi resiko berkembangnya PPOK dan
memper!ambat progesi#itas penyakit
Proses berhenti dari kebiasaan merokok ini memang tidak
semudah memba!ik te!apak tangan, butuh niat yang kuat dari penderita
dan ka!au per!u bisa dibantu dengan #armakoterapi Kebiasaan merokok
ini bahkan bisa masuk kategori +andu karena begitu seseorang men+oba
merokok maka nikotin yang terserap da!am darah akan diteruskan ke
otak dan ditangkap o!eh reseptor a!#a , beta 2 sehingga merangsang
pe!epasan dopamin yang memberikan rasa nyaman *ehingga saat
seseorang berhenti merokok, dopamin akan berkurang dan menimbu!kan
17
hi!angnya rasa nyaman se!anjutnya akan timbu! keinginan kemba!i untuk
merokok, terjadi!ah !ingkaran setan yang akan sangat su!it diputuskan
1ntuk itu bagi kita para dokter te!ah dibuatkan strategi untuk
membantu pasen berhenti merokok )ikena! dengan isti!ah 5 <B
a <sk $ Danyakan %
-engidenti#ikasi semua perokok pada setiap kunjungan
b <sd"ise $ @asihati %
9eri dorongan yang kuat untukberhenti merokok
+ <ssessment $ meni!ai %
Keinginan untuk usaha berhenti merokok
d <ssist $ membantu %
-embantu pasien dengan ren+ana berhenti merokok, menyediakan
konse!ing dan merekomendasikan penggunaan #armakoterapi
e <rrange $<tur%
9uat jad.a! kontak !ebih !anjut
3 Data!aksana PPOK stabi!
Tatalaksana PPOK stabil
EDUKA)I $A%2AKOLOI NON $A%2AKOLOI
%EULE%
Bronko'i"ator
Anti ko"iner&ik

2
A&onis
@antin
Ko*binasi )ABA 9
Antiko"iner&ik
Ko*binasi LABA 9
Kortikosteroi'
Antioksi'an
Di.erti*ban&kan
*uko"itik
%e6abi"itasi
(era.i oksi&en
0aksinasi 4
Nutrisi
0enti"asi non *ekanik
Inter/ensi be'a6
Ber6enti *erokok
Pen&eta6uan
'asar PPOK
Obat1obatan
Pen3e&a6an
.erburukan
.enyakit
2en&6in'ari
.en3etus
Penyesuaian
aktifitas
18
Keteran&an 5
Kortikosteroi' 6anya 'iberikan ke.a'a .en'erita 'en&an u!i steroi' .ositif. U!i
steroi' .ositif a'a"a6 bi"a 'en&an .e*berian steroi' ora" se"a*a 1:11A 6ari atau
in6a"asi se"a*a B *in&&u C # bu"an *enu!ukkan .erbaikan &e!a"a k"inisatau fun&si
.aru.
)ABA 5 s6ort a3tin& 2 A&onis
LABA 5 "on& a3tn& 2 A&onis
4 0aksinasi Inf"uensa 'i.erti*ban&kan .e*beriannya .a'a 5
Pasien usia 'iatas B: ta6un
Pasien PPOK se'an& 'an berat
, Data!aksana PPOK eksaserbasi
<kut eksaserbasi ada!ah suatu kejadian yang terjadi se+ara
a!amiah, da!am perja!anan penyakit PPOK ha! itu ditandai dengan
perubahan dispnea, batuk, dan atau produksi sputum yang jauh dari
norma!
5eja!a eksaserbasi akut B
9atuk bertambah
Produksi sputum bertambah
*putum berubah .arna
*esak napas bertambah
Keterbatasan akti#itas bertambah
Penurunan kesadaran
Prinsip penata!aksanaan eksaserbasi PPOK
1 Optima!isasi penggunaan obat'obatan
a. 9ronkodi!ator
<gonis beta'2 kerja +epat kombinasi dengan antiko!inergik
perinha!asi $nebu!iser%
Mantin intra"ena $bo!us dan drip%
b Kortikosteroid sistemik
+ <ntibiotik
5o! -akro!id baru
19
5o! Kuino!on
*e#a!osporin generasi 222 G 2;
d -uko!itik
e :kspektoran
2 Derapi oksigen
3 Derapi nutrisi
, /ehabi!itasi #isik dan respirasi
5 :"a!uasi progesi#itas penyakit
6 :dukasi
Penata!aksanaan pasien PPOK eksaserbasi akut bisa di!akukan
dengan ra.at ja!an atau ra.at inap bergantung pada kondisi pasien
20
BAB 0I
%EHABILI(A)I .a'a PENDE%I(A PPOK
Pada penderita PPOK, terdapat gangguan mekanis dan pertukaran gas
pada sistim pernapasan dan menurunnya akti"itas #isik pada kehidupan sehari'
hari Peningkatan "o!ume paru dan tahanan a!iran udara da!am sa!uran napas
akan meningkatkan kerja pernapasan Penyakit ini bersi#at kronis dan progrresi#,
makin !ama kemampuan penderita akan menurun bahkan penderita akan
kehi!angan stamina #isiknya
Parameter penting keberhasi!an penanganan pasien PPOK ada!ah
meningkatnya kua!itas hidup pasien )a!am menge!o!a penderita PPOK, di
samping pemberian obat'obatan dan penghentian merokok juga diper!ukan
terapi tambahan yang ditujukan untuk mengatasi masa!ah tersebut yakni
rehabi!itasi medis, khususnya #isioterapi pernapasan
0isioterapi pernapasan ada!ah suatu tindakan da!am rehabi!itasi medis
yang bertujuan mengurangi +a+at atau ketidak mampuan penderita, dan
diharapkan penderita merasa terbantu untuk mengatasi ketidak mampuannya
sehingga mereka dapat mengurus diri sendiri tanpa banyak tergantung pada
orang !ain @amun sayangnya upaya ini kurang diminati o!eh para dokter bahkan
sering ka!i di!upakan orang
(U?UAN %EHABILI(A)I PA%U
/ehabi!itasi dide#inisikan sebagai B memu!ihkan indi"idu ke arah potensi
#isik, medik, menta!, emosiona!, ekonomi sosia! dan "okasiona! sepenuhnya
menurut kemampuannya -aka je!as!ah bah.a tingkat pemenuhan tujuan
program rehabi!itasi paru tergantung pada derajat insu#isiensi pernapasan, dan
tindakan yang ditempuh tergantung pu!a pada #aktor'#aktor yang berpengaruh
pada penderita -eskipun demikian, tiap usaha harus di!akukan untuk memba.a
penderita ke arah perbaikan #isik yang maksima! dan pemakaian energi yang
optima! tetapi e#isien, sehingga penderita dapat me!akukan pekerjaannya sehari'
hari &ika ha! ini tidak mungkin, harus diusahakan !atihan kerja yang !ebih ringan,
21
dan harus ditekankan agar penderita mempunyai per+aya diri dan mengurangi
ketergantungan pada ke!uarga dan masyarakat
%EHABILI(A)I PA%U PADA PPOK
)a!am menge!o!a penderita PPOK, rehabi!itasi medis pada paru
$rehabi!itasi pu!mona!% mempunyai 2 aspek yakniB
1% /ehabi!itasi #isik, terdiri dariB
11 6atihan re!aksasi
12 Derapi #isik dada
13 6atihan pernapasan
1, 6atihan meningkatkan kemampuan #isik
2% /ehabi!itasi psikososia! dan "okasiona!, terdiri dariB
21 Pendidikan perseorangan dan ke!uarga
22 6atihan pekerjaan
23 Penempatan tugas
2, 6atihan mera.at diri sendiri
Kedua aspek rehabi!itasi medis tersebut diterapkan da!am menge!o!a
semua penderita PPOK tanpa memandang etio!ogi dan derajat penyakitnya
/ehabi!itasi #isik dapat di!akukan pada stadium dini atau stadiun !anjut dari
penyakitnya Penderita di!atih untuk memakai +adangan napasnya see#ekti#
mungkin dengan mengubah po!a bernapas untuk mempero!eh potensi yang
optima! bagi kegiatan #isiknya
/ehabi!itasi psikososia! dan "okasiona! dipertimbangkan bi!a penderita
tidak dapat men+apai keinginan #isik'psiko!ogis untuk me!akukan kegiatan seperti
biasanya 9i!a pendidikan pada tingkat tersebut tidak mungkin, rehabi!itasi
ditujukan untuk memberi kesempatan pada penderita untuk dapat me!akukan
kegiatan minima! termasuk mengurus diri sendiri
I. Lati6an re"aksasi
Dujuan !atihan re!aksasi ada!ahB
1% -enurunkan tegangan otot pernapasan, terutama otot bantu
pernapasan
2% -enghi!angkan rasa +emas karena sesak napas
3% -emberikan sense o# .e!! being
22
Penderita PPOK yang menga!ami insu#isiensi pernapasan se!a!u
merasa tegang, +emas dan takut mati tersumbat 1ntuk mengatasi
keadaan ini penderita berusaha membuat posisi yang menguntungkan
terutama bagi gerakan dia#ragmanya *ikap ini di+apai dengan memutar
bahu ke depan dan membungkukkan badan ke depan pu!a *ikap ini
se!a!u diambi! setiap akan memu!ai rehabi!itasi #isik $drainase postura!,
!atihan pernapasan% <gar penderita memahami, !atihan ini harus
diperagakan 6atihan re!aksasi hendaknya di!akukan di ruangan yang
tenang, posisi yang nyaman yaitu te!entang dengan banta! menyangga
kepa!a dan gu!ing di ba.ah !utut atau sambi! duduk
II. (era.i fisik 'a'a
Dimbunan sekret yang sangat kenta! jika tidak dike!uarkan akan
menyumbat sa!uran napas dan merupakan media yang baik bagi
pertumbuhan kuman 2n#eksi mengakibatkan radang yang menambah
obstruksi sa!uran napas 9i!a ber!angsung terus sehingga mengganggu
mekanisme batuk dan gerakan mukosi!ier, maka timbunan sekret
merupakan penyu!it yang +ukup serius
Derapi #isik $#isioterapi% dada ditujukan untuk me!epaskan dan
membantu menggerakkan sekret dan sa!uran napas ke+i! ke trakeaN
dapat di!akukan dengan +ara drainase postura!, perkusi dinding dada,
"ibrasi menggunakan tangan $manual% atau dengan bantuan a!at
$mekanik% Perkusi dengan "ibrasi +epat, ketukan dengan te!apak tangan
$clapping%, atau memakai rompi perkusi !istrik serta !atihan batuk akan
memperbaiki mobi!isasi dan k!irens sekret bronkus dan #ungsi paru pada
penderita PPOK dengan produksi sputum yang meningkat $F30 m!G hari%
Pada penderita dengan serangan asma akut, pneumonia akut, gaga!
napas, penderita yang memakai "enti!ator, dan penderita PPOK dengan
produksi sputum yang minima! $K30 m!Ghari%, #isioterapi dada tidak
bere#ek dan bahkan membahayakan
)a!am me!akukan drainase postura! harus diperhatikan posisi
penderita yang disesuaikan dengan anatomi per+abangan bronkus
Dindakan ini di!akukan 2 ka!i sehari se!ama 5 menit *ebe!um di!akukan
drainase postura! sebaiknya penderita minum banyak atau diberikan
muko!itik, bronkodi!ator perinha!asi untuk memudahkan penga!iran sekret
23

III. Lati6an .erna.asan
6atihan pernapasan di!akukan sete!ah !atihan re!aksasi dikuasai
penderita Dujuan !atihan pernapasan ada!ah untukB
1 -engatur #rekuensi dan po!a napas sehingga mengurangi air
trapping
2 -emperbaiki #ungsi dia#ragma
3 -emperbaiki mobi!itas sangkar toraks
, -emperbaiki "enti!asi a!"eo!i untuk memperbaiki pertukaran gas
tanpa meningkatkan kerja pernapasan
5 -engatur dan mengkoordinir ke+epatan pernapasan sehingga
bernapas !ebih e#ekti# dan mengurangi kerja pernapasan
*e!ain itu pada penderita PPOK tendapat hambatan a!iran udara
terutama pada .aktu ekspirasi Pada umumnya !etak dia#ragma rendah
dan posisi sangkar toraks sangat tinggi sehingga se+ara mekanis otot'
otot pernapasan bekerja kurang e#ekti# Pada umumnya #ungsi dia#ragma
penderita PPOK kurang dan 35J "o!ume tida!, akibatnya penderita se!a!u
menggunakan otot'otot bantu pernapasan 6atihan otot'otot pernapasan
akan meningkatkan kekuatan otot pernapasan, meningkatkan tekanan
ekspirasi $P: maA% sekitar 3=J
6atihan pernapasan me!iputiB
a) Latihan pernapasan diafragma
Dujuan !atihan pernapasan dia#ragma ada!ah B menggunakan
dia#ragma sebagai usaha pernapasan, sementara otot'otot bantu
pernapasan menga!ami re!aksasi
-an#aat pernapasan dia#ragmaB
1% -engatur pernapasan pada .aktu serangan sesak napas dan .aktu
me!akukan pekerjaanG!atihan
2% -emperbaiki "enti!asi ke arah basa! paru
3% -e!epaskan sekret yang me!a!ui sa!uran napas
24
)engan pernapasan dia#ragma maka akan terjadi peningkatan
"o!ume tida!, penununan kapasitas residu #ungsiona! dan peningkatan
ambi!an oksigen optima!
6atihan ini dapat di!akukan dengan prosedur berikut B
1 *ebe!um me!akukan !atihan, bi!a terdapat obstruksi sa!uran napas yang
re"ersibe! dapat diberi bronkodi!ator 9i!a terdapat hipersekresi mukus
di!akukan drainase postura! dan !atihan batuk Pemberian oksigen bi!a
penderita mendapat terapi oksigen di rumah
2 Posisi penderita bisa duduk, te!entang, setengah duduk, tidur miring ke
kiri atau ke kanan, mendatar atau setengah duduk
3 Penderita me!etakkan sa!ah satu tangannya di atas perut bagian tengah,
tangan yang !ain di atas dada <kan dirasakan perut bagian atas
mengembang dan tu!ang rusuk bagian ba.ah membuka Penderita per!u
disadarkan bah.a dia#ragma memang turun pada .aktu inspirasi *aat
gerakan $ekskursi% dada minima! )inding dada dan otot bantu napas
re!aksasi
, Penderita menarik napas me!a!ui hidung dan saat ekspirasi pe!an'pe!an
me!a!ui mu!ut $pursed lips breathing%, se!ama inspirasi, dia#ragma sengaja
dibuat akti# dan memaksima!kan protrusi $pengembangan% perut Otot
perut bagian depan dibuat berkontraksi se!ama inspirasi untuk
memudahkan gerakan dia#ragma dan meningkatkan ekspansi sangkar
toraks bagian ba.ah
5 *e!ama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut
untuk menggerakkan dia#ragma !ebih tinggi 9eban seberat 0,5 '1 kg
dapat di!etakkan di atas dinding perut untuk membantu akti"itas ini
6atihan pernapasan pernapasan dia#ragma sebaiknya di!akukan
bersamaan dengan !atihan berja!an atau naik tangga *e!ama !atihan, penderita
harus dia.asi untuk men+egah kesa!ahan yang sering terjadi seperti B
:kspirasi paksaB
Ha! ini akan memperberat obstruksi sa!uran napas, meningkatkan
tekanan intrap!eura dan terjadi air trapping jika sa!uran napas yang rusak
dan mudah ko!aps ditekan o!eh tekanan intrap!eura
25
Perpanjangan ekspirasiB
-enyebabkan pernapasan berikutnya tidak teratur dan tidak
e#isien, po!a pernapasan kemba!i ke pernapasan dada bagian atas yang
tidak teratur disertai dengan akti#nya otot bantu pernapasan
5erakan tipuan abdomenB
Otot perut berkontraksi dan re!aksasi tetapi tidak ada perbaikan
dan "enti!asi
Penggunaan dada bagian atas se+ara ber!ebihanB
Ha! ini dapat mengganggu gerakan dia#ragma, kebutuhan O2
meningkat karena otot bantu pernapasan bekerja !ebih keras
b) Pursed lips breathing
Pursed lips breathing $P69% di!akukan dengan +ara menarik
napas $inspirasi% se+ara biasa beberapa detik me!a!ui hidung $bukan
menarik napas da!am% dengan mu!ut tertutup, kemudian menge!uarkan
napas $ekspirasi% pe!an'pe!an me!a!ui mu!ut dengan posisi seperti bersiu!,
!amanya ekspirasi 2'3 ka!i !amanya inspirasi, sekitar ,'6 detik Penderita
tidak diperkenankan menge!uarkan napas ter!a!u keras
P69 di!akukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen se!ama
ekspirasi *e!ama P69 tidak ada udara ekspirasi yang menga!ir me!a!ui
hidung, karena terjadi e!e"asi in"o!unter dari pa!atum mo!!e yang
menutup !ubang naso#aring )engan pursed lips breathing $P69% akan
terjadi peningkatan tekanan pada rongga mu!ut, kemudian tekanan ini
akan diteruskan me!a!ui +abang'+abang bronkus sehingga dapat
men+egah air trapping dan ko!aps sa!uran napas ke+i! pada .aktu
ekspirasi Ha! ini akan menurunkan "o!ume residu, kapasitas "ita!
meningkat dan distribusi "enti!asi merata pada paru sehingga dapat
memperbaiki pertukaran gas di a!"eo! *e!ain itu P69 dapat menurunkan
"enti!asi semenit, #rekuensi napas, meningkatkan "o!ume tida!, PaO2
saturasi oksigen darah, menurunkan Pa(O2 dan memberikan
keuntungan subjekti# karena mengurangi rasa sesak napas pada
penderita Pursed lips breathing akan menjadi !ebih e#ekti# bi!a di!akukan
26
bersama'sama dengan pernapasan dia#ragma ;enti!asi a!"eo!er yang
e#ekti# ter!ihat sete!ah !atihan ber!angsung !ebih dari 10 menit
c) Latihan batuk
9atuk merupakan +ara yang e#ekti# untuk membersihkan benda
asing atau sekret dan sa!uran pernapasan 9atuk yang e#ekti# harus
memenuhui kriteriaB
1% Kapasitas "ita! yang +ukup untuk mendorong sekret
2% -ampu menimbu!kan tekanan intra abdomina! dan intratoraka!
yang +ukup untuk mendorong udara pada #ase ekspu!si
(ara me!akukan batuk yang baikB
Posisi badan membungkuk sedikit ke depan sehingga memberi
kesempatan !uas kepada otot dinding perut untuk berkontraksi, sehingga
menimbu!kan tekanan intratorak Dungkai ba.ah #!eksi pada paha dan
!utut, !engan menyi!ang di depan perut Penderita diminta menarik napas
me!a!ui hidung, kemudian menahan napas sejenak, disusu! batuk dengan
mengkontraksikan otot'otot dinding perut serta badan sedikit
membungkuk ke depan
(ara ini diu!angi dengan satu #ase inspirasi dan dua tahap #ase
ekspu!si 6atihan diu!ang sampai penderita menguasai Penderita yang
menge!uh sesak napas saat !atihan batuk, diistirahatkan dengan
me!akukan 2atihan pernapasan diantara dim !atihan batuk 9i!a penderita
tidak mampu batuk se+ara e#ekti#, di!akukan rangsangan dengan a!at
penghisap $re#!eks batuk akan terangsang o!eh kateter yang masuk
trakea% atau menekan trakea dari satu sisi ke sisi yang !ain
I0. Lati6an *enin&katkan ke*a*.uan fisik
9ertujuan meningkatkan to!eransi penderita terhadap akti"itas dan
meningkatkan kemampuan #isik, sehingga penderita hidup !ebih akti# dan
!ebih produkti# Pengaturan tingkat !atihan dimu!ai dengan tingkat berja!an
yang disesuaikan dengan kemampuan a.a! tiap penderita se+ara
indi"idua!, yang kemudian se+ara bertahap ditingkatkan ke tingkat
to!eransi yang pa!ing besar &arak maksimum da!am !atihan berja!an yang
di+apai o!eh penderita merupakan batas untuk mu!ai meningkatkan
27
!atihan dengan menaiki tangga *e!ama !atihan penderita harus dibantu
dengan pemberian oksigen untuk menghindari penununan saturasi
oksigen se+ara drastis yang dapat membahayakan jantung Penderita
harus dia.asi dengan baik, se+ara berka!a gas darah arteri diukur
tenutama pada penderita dengan hipo"enti!asi a!"eo!er, untuk men+egah
retensi (O2 yang ber!ebihan
Pemberian oksigen se!ama !atihan harus diteruskan sampai
penderita mendapat man#aat yang maksima!, sete!ah itu !ambat !aun
dapat dikurangi
28
Kepustakaan
1. PPOK :DH2(<6 )25:*D, *emijurna! 0armasi dan Kedokteran no 3= -aret
200=
2. Perhimpunan )okter Paru 2ndonesia $P)P2% PPOK Pedoman Praktis
)iagnosis dan Penata!aksanaan di 2ndonesia, /e"isi &uni 200,
#. /asiona! -edia in#ormasi peresepan rasiona! bagi tenaga kesehatan
2ndonesia ;o!ume ,, @omor 2 *eptember 2006 2**@ 1,11 H >=,2 dan
;o!ume ,, @omor 3 )esember 2006 2**@ 1,11 H >=,2
A. Penyakit paru obstrukti# kronik :nsik!opedia bebas berbahasa 2ndonesia
OhttpBGGid.ikipediaorgG.ikiGPenyakitPparuPobstrukti#PkronikO
D. 2ana&e*en Ko*.re6ensif Penyakit Paru Obstruktif Kronis+ )I2PO)IA
' -aja!ah 0arma+ia :disi )esember 200= , Ha!amanB 5> $26 hits%
B. -ansjoer, <ri# dkk Kapita *e!ekta Kedokteran edisi ketiga, -edia
<es+u!apius, 2001 Ha! ,>0 ' ,>2
<. 9uku ajar i!mu Penyakit )a!am ji!id 22 edisi keempat, 9a!ai Penerbit 0K12,
&akarta 2006

Anda mungkin juga menyukai