Anda di halaman 1dari 10

pengertian adc/dac

ADC/DAC ( Analog to digital Converter )


Analog to Digital Converter (ADC) adalah pengubah atau pengkonversi sinyal dari
sinyal Analog ke Digital, yang jadi pertanyaan adalah kenapa sinyal analog tersebut
harus di ubah ke sinyal digital? Yaitu agar sinyal analog tersebut bisa dibaca
sebagai data dan kalo sudah dalam bentuk data maka kita dapat dengan mudah
mengolah data tersebut didalam perangkat digital.

II. Karakteristik Dasar ADC/DAC

Gambar 1. Konfigurasi Pin ADC080x
Konverter A/D tersedia secara komersial tersedia sebagai rangkaian terpadu dengan
resolusi 8bit, 16 bit sampai dengan 32 bit. Pada pembahasan kali ini kita akan coba
jelaskan mengenai perbedaan dari bit resolusi tersebut, pada ADC0801, yaitu
sebagai sebuah konverter A/D 8 bit yang mudah diinterfacekandengan sistem
berbasis 8 bit misalkan mikrokontroller. A/D ini menggunakan metode approksimasi
berturut-turut untuk mengkonversikan masukan analog (0-5V) menjadi data digital 8
bit yang ekivalen. ADC0801 mempunyai pembangkit clock internal dan memerlukan
catu daya +5V dan mempunyai waktu konversi optimum sekitar 100us.

Diagram konfigurasi pin ADC0804 ditunjukkan pada gambar 1. Pin 11 sampai 18 (
keluaran digital ) adalah keluaran tiga keadaan, yang dapat dihubungkan langsung
dengan bus data bilamana diperlukan. Apabila CS ( pin 1 ) atau RD (pin2) dalam
keadaan high (1), pin 11 sampai 18 akan mengambang ( high impedanze ), apabila
CS dan RD rendah keduanya, keluaran digital akan muncul pada saluran keluaran.
Sinyal mulai konversi pada WR (pin 3). Untuk memulai suatu konversi, CS harus
rendah. Bilamana WR menjadi rendah, konverter akam mengalami reset, dan ketika
WR kembali kepada keadaan high, konversi segera dimulai.
Konversi detak konverter harus terletak dalam daereh frekuensi 100 sampai 800kHz.
CLK IN ( pin 4) dapat diturunkan dari detak mikrokontroller, sebagai kemungkinan
lain, kita dapat mempergunakan pembangkit clock internal dengan memasang
rangkaian RC antara CLN IN ( pin 4) dan CLK R ( pin 19).
Pin 5 adalah saluran yang digunakan untuk INTR, sinyal selesai konversi. INTR
akan menjadi tinggi pada saat memulai konversi, dan akan aktiv rendah bila konversi
telah selesai. Tepi turun sinyal INTR dapat dipergunakan untuk menginterupsi
sistem mikrokontroller, supaya mikrokontroller melakukan pencabangan ke subrutine
pelayanan yang memproses keluaran konverter.
Pin 6 dan 7 adalah masukan diferensial bagi sinyal analog. A/D ini mempunyai dua
ground, A GND (pin 8) dan D GND ( pin10). Kedua pin ini harus dihubungkan
dengan ground. Pin 20 harus dihubungkan dengan catu daya +5V
A/D ini mempunyai dua buah ground, A GND ( pin 8 ) dan D GND ( pin 10).
Keduanya harus dihubungkan dengan catu daya, sebesar +5V.
Pada A/D 0804 merupakan tegangan referensi yang digunakan untuk offset suatu
keluaran digital maksimum.

A/D ini dapat dirangkai untuk menghasilkan konversi secara kontinu. Untuk
melaksanakannya, kita harus menghubungkan CS, dan RD ke ground dan
menyambungkan WR dengan INTR seperti pada gambar dibawah ini. Maka dengan
ini keluaran digital yang kontinu akan muncul, karena sinyal INTR menggerakkan
masukan WR. Pada akhir konversi INTR berubah menjadi low, sehingga keadaan ini
akan mereset konverter dan mulai konversi.

III. Parameter-Parameter Penting Pada ADC

Resolusi konversi ADC

Resolusi konversi dari sebuah konverter analog ke digital adalah, dimana kita dapat
mengkonversikan data analog kedalam bit-bit digital tersebut, apakah data analog
tersebut akan dikonversikan ke dalam data 8bit, 16 bit atau 32bit, ini tergantung
keinginan si perancang design dan tergantung dari kekompatibelan device yang
nanti akan di interface kan.

Misalkan ingin meng interface kan ADC dengan mikrokontroller maka harus dilihat
support untuk berapa bit kah mikrokontroller tersebut?, dan biasanya mikrokontroller
support untuk ADC dengan resolusi 8 bit.

Time Konversi

Time konversi atau waktu konversi adalah waktu yang dibutuhkan oleh ADC untuk
mengkonversi data analaog ke digital, untuk menentukan time konversi ini tentunya
kita harus melihat di datasheet nya, dan harus dilihat untuk kebutuhan seperti apa.

Time konversi semakin tinggi mungkin semakin baik, tetapi harus didukung pula
untuk interface nya seperti apa, missal untuk mikrokontroller yang support untuk time
lebih besar maka tidak akan cocok bila menggunakan ADC dengan Time yang lebih
besar, penentuan time konversi ini perlu disesuaikan dengan design interface nya
seperti apa. Jika semua device nya mendukung untuk time yang lebih cepat maka
dengan menggunakan ADC yang time nya lebih cepat itu akan menjadi lebih baik.

IV. ADC yang ada dipasaran

Konverter A/D tersedia secara komersial tersedia sebagai rangkaian terpadu dengan
resolusi 8, 16 bit sampai dengan 32 bit. Dipasaran mungkin lebih banyak tersedia
ADC yang 8 bit. Type-type ADC yang tersedia seperti: ADC080X dll.

Untuk mengetahui semua itu tentunya akan lebih lengkap jika kita melihatnya di
datasheet nya langsung.



. Apa itu ADC ( Analog to Digital Converter) ? ADC ( Analog to Digital Converter) adalah Pengubah
dari analog ke digital. Fungsi dari ADC adalah untuk mengubah data analog menjadi data digital yang
nantinya akan masuk ke suatu komponen digital yaitu mikrokontroller AT89S51. Inputan dari ADC ini
ada 2 yaitu input positif (+) dan input negatif (-). V (+) dan V (-) adalah inputan tegangan analog
differensial sehingga data tegangan yang akan diproses oleh ADC adalah selisih antara Vi (+) dan Vi (-
). Vref adalah tegangan referensi ADC yang digunakan untuk mengatur tegangan input pada Vi+ dan
Vi-. Besarnya tegangan referensi ini adalah setengah dari tegangan input maksimal. Hal ini bertujuan
agar pada saat inputan maksimal data digital juga akan maksimal. Chip select fungsinya untuk
mengaktifkan ADC yang diaktifkan dengan logika low. Read adalah inputan yang digunakan untuk
membaca data digital hasil konversi yang aktif pada kondisi logika low. Write berfungsi untuk
melakukan start konversi ADC diaktifkan pada kondisi logika low. Instruksi berfungsi untuk
mendeteksi apakah konversi telah selesai atau tidak, jika sudah selesai maka pin instruksi akan
mengeluarkan logika low. Data outputan digital sebanyak 8 byte (DB0-DB7) biner 0000 0000 sampai
dengan 1111 1111, sehingga kemungkinan angka decimal yang akan muncul adalah 0 sampai 255
dapat diambil pada pin D0 sampai D7. DB0-DB7 mempunyai sifat menempel. 2. Apa itu DAC( Digital
to Analog Converter) ? DAC adalah perangkat untuk mengkonversi sinyal masukan dalam bentuk
digital menjadi sinyal keluaran dalam bentuk analog (tegangan, arus, muatan electrik). Tegangan
keluaran yang dihasilkan DAC sebanding dengan nilai digital yang masuk ke dalam DAC. Sebuah
konverter analog-ke-digital (ADC) melakukan operasi mundur. Sinyal mudah disimpan dan
ditransmisikan dalam bentuk digital, tapi DAC diperlukan untuk sinyal untuk diakui oleh indera
manusia atau non-sistem digital. Fungsi DAC adalah pengubah data digital yang masih berbentuk
biner seperti data yang ada pada CD menjadi data analog . berikut adalah tahapan data digital
menjadi analog. fisik CD dibaca Data digital CD DAC Buffer Line out












http://sekaranindya.wordpress.com/2012/12/08/adc-dan-dac/
ADC DAN DAC
BY ANINDYA ON DECEMBER 8, 2012
1. Analog to Digital Converter (ADC)
Analog to Digital Converter atau ADC yang artinya pengubah dari analog ke digital. Fungsi dari ADC
adalah untuk mengubah data analog menjadi data digital yang nantinya akan masuk ke suatu
komponen digital yaitu mikrokontroller AT89S51. Inputan dari ADC ini ada 2 yaitu input positif (+)
dan input negatif (-). ADC 0804 ini terdiri dari 8 bit microprocessor Analog to Digital Converter.
V (+) dan V (-) adalah inputan tegangan analog differensial sehingga data tegangan yang akan
diproses oleh ADC adalah selisih antara Vi (+) dan Vi (-). Vref adalah tegangan referensi ADC yang
digunakan untuk mengatur tegangan input pada Vi+ dan Vi-. Besarnya tegangan referensi ini adalah
setengah dari tegangan input maksimal. Hal ini bertujuan agar pada saat inputan maksimal data
digital juga akan maksimal. Frekuensi clock dari ADC dapat diatur dengan komponen R dan C
eksternal pada pin Rclk dan Cclk dengan ketentuan :
Fclk = 1 / (1,1 RC)
Chip select fungsinya untuk mengaktifkan ADC yang diaktifkan dengan logika low. Read adalah
inputan yang digunakan untuk membaca data digital hasil konversi yang aktif pada kondisi logika
low. Write berfungsi untuk melakukan start konversi ADC diaktifkan pada kondisi logika low.
Instruksi berfungsi untuk mendeteksi apakah konversi telah selesai atau tidak, jika sudah selesai
maka pin instruksi akan mengeluarkan logika low. Data outputan digital sebanyak 8 byte (DB0-DB7)
biner 0000 0000 sampai dengan 1111 1111, sehingga kemungkinan angka decimal yang akan muncul
adalah 0 sampai 255 dapat diambil pada pin D0 sampai D7. DB0-DB7 mempunyai sifat latching.

Gambar : Konfigurasi Pin ADC 0804
Deskripsi Fungsi Pin ADC 0804 :
WR, pulsa transisi high to low pada input input write maka ADC akan melakukan konversi data,
tegangan analog menjadi data digital. Kode 8 bit data akan ditransfer ke output lacht flip flop.
INT, bila konversi data analog menjadi digital telah selesai maka pin INT akan mengeluarkan pulsa
transisi high to low. Perangkat ADC dapat diopersikan dalam mode free running dengan
menghubungkan pin INT ke input WR.
CS, agar ADC dapat aktif , melakukan konversi data maka input chip select harus diberi logika low.
Data output akan berada pada kondisi three state apabila CS mendapat logika high.
RD, agar data ADC data dapat dibaca oleh sistem mikroprosessor maka pin RD harus diberi logika
low.
Tegangan analog input deferensial, input Vin (+) dan Vin (-) merupakan input tegangan deferensial
yang akan mengambil nilai selisih dari kedua input. Dengan memanfaatkaninput Vin maka dapat
dilakukan offset tegangan nol pada ADC.
Vref, tegangan referensi dapat diatur sesuai dengan input tegangn pada Vin (+) dan Vin (-), Vref = Vin
/ 2.
Vresolusi = Vin max / 255.
CLOCK, clock untuk ADC dapat diturunkan pada clock CPU atau RC eksternaldapat ditambahkan
untuk memberikan generator clock dari dalam CLK In menggunakan schmitt triger
Resolusi dari converter menandakan nilai angka diskret yang menghasilkan range nilai analog,
biasanya ditulis dalam biner dalam bit-bit. Contoh ADC dengan resolusi 8 bit dapat mengenkode
masukan analog ke 256 (28=256), yang merepresentasikan range dari 0 sampai 255 (unsigned
integer) atau dari -128 ke 127 (signed integer) tergantung pada aplikasi.
Resolusi juga dapat didefinisikan secara elektris dan diekspresikan dalam volt. Resolusi tegangan
ADC sama dengan range pengukuran tegangan dibagi dengan jumlah interval diskret, sebagaimana
ditunjukkan berikut;

Dimana Q merupakan resolusi dalam volt per step (volt per kode keluaran), EFSR merupakan skala
penuh range tegangan = VRefHi VrefLow, M merupakan resolusi ADC dalam bit dan N merupakan
jumlah interval yang diberikan oleh kode keluaran dimana N=2M.
Contoh 1;
Range skala pengukuran = 0 sampai 10 V
Resolusi ADC adalah 12-bit, sehingga 212 = 4096 kode
Resolusi tegangan ADC adalah (10V 0V)/4096 kode = 10V/4096 kode menghasilkan
0,00244V/kode2,44mV/kode.
Contoh 2;
Range skala pengukuran = -10 sampai +10 V
Resolusi ADC adalah 14-bit, sehingga 214 = 16384 kode
Resolusi tegangan ADC adalah (10V (-10V))/16384 kode = 20V/16384 kode menghasilkan
0,00122V/kode1,22mV/kode.
Contoh 3;
Range skala pengukuran = 0 sampai 8 V
Resolusi ADC adalah 3-bit, sehingga 23 = 8 kode
Resolusi tegangan ADC adalah (8V 0V))/8 kode = 8V/8 kode menghasilkan 1V/kode1000mV/kode.
Pada prakteknya, kode keluaran terkecil (0 dalam unsigned) mewakili range tegangan 0,5X dari
resolusi tegangan ADC (Q) sementara kode keluaran terbesar mewakili range tegangan 1,5X resolusi
tegangan ADC (maksudnya 50% lebih lebar dari resolusi tegangan ADC. Kode N-2 semua lebarnya
sama dan mewakili resolusi tegangan ADC (Q)). Misal sebagaimana pada contoh 3, dengan 3-bit ADC
yang mempunyai range 8V, masing-masing bagian N akan diwakili 1V, kecuali yang pertama (kode
ke-0) yang mempunyai lebar 0,5V dan terakhir (kode ke-7) yang mempunyai lebar 1,5V. Sehingga
kode ke-1 mempunyai range tegangan dari 0,5-1,5V, kode ke-2 mempunyai range tegangan dari 1,5-
2,5V dan seterusnya. Lalu jika sinyal masukan berada pada 3/8 dari range tegangan maka keluaran
ADC adalah kode ke-3 dan seterusnya akan demikian dengan range tegangan 2,5/8 dan 3,5/8. Hal ini
disebut dengan operasi Mid-tread dan dapat dimodelkan secara matematis sebagai:

Pada prakteknya, resolusi dari converter dibatasi oleh signal-to-noise ratio terbaik yang dapat
dicapai untuk digitized signal. ADC dapat menghasilkan sinyal dengan resolusi bit angka tertentu
yang disebut effective number of bits (ENOB). Satu resolusi bit saja dapat merubah signal-to-noise
ratio dari digitized signal oleh 6dB, jika resolusi dibatasi oleh ADC. Jika preamplifier digunakan pada
konversi A/D makaamplifier akan berkontribusi pada hasil SNR (Signal-to-Noise Ratio).
2. Digital to Analog Converter (DAC)
DAC adalah salah satu komponen elektronika yang cukup ampuh untuk pengaturan sebuah sistem
berbasis digital, dengan kemampuan mengubah dari data digital ke tegangan analog.
DAC0808 adalah sebuah digital to analog converter 8-bit monolothic yang mempunyai
waktu settling sekitar 150 ns. Tidak diperlukan setting arus referensi (IREF)dalam berbagai
penerapan. Pada pengaturan skala penuh arus output yang dikeluarakan umumnya 255 (IREF/256).
Arus power supply dari DAC0808 tidak bergantung pada kode bit dan akan menunjukkan
karakteristik DAC yang tetap konstan pada keseluruhan jangkauan tegangan. DAC0808 mempunyai
jangkauan tegangan power supply: 4,5V sampai 18V dengan konsumsi daya berkisar 33 mW pada
tegangan 5V. Untuk penggunaan interface ADC0808 dapat dihubungkan langsung ke level logika
CMOS, TTL dan DTL.

Gambar : Konfigutasi Pin DAC0808
A1-A8, input digital 8 bit, data inputan yang akan dikonversikan ke besaran tegangan analog.
VREF(-), VREF(+) input tegangan referensi yang digunakan untuk mengatur
levelouput tegangan analog.
Compensation, pin compensation dihubungkan dengan menggunakan capasitor ke
VEE atau ground untuk mempertahankan batas fase yang bersesuaian.

Gambar : Koneksi rangkaian DAC dan konverter arus ke tegangan
Pengubahan besaran analog ke digital ditentukan oleh besar tegangan input maksimum yang
diukur dalam Volt, mVolt atau uVolt, sedang nilai konversi digitalnya juga bebas ditentukan hal ini
tergantung berapa bita yang digunakan untuk mengkonversinya. Begitu pula untuk pengubah digital
ke analog juga sama dan hasil konversi tergantung pula pada besar tegangan referensinya.
Bila kita gunakan tegangan tertinggi untuk konversi 15 volt maka setiap kenaikan nilai konversi
adalah 1 volt jadi bila nilai digital 0100 hasil konversinya adalah 4x1volt = 4 volt. Seandainya nilai
tertinggi dibuat 4,5 volt maka setiap kenaikan adalah 0,3 volt sehingga bila nilai digital 0100 hasil
konversinya adalah 40,3volt = 1,2 volt.

Gambar : Pengubah digital ke analog (DAC) 4 bit
Dari penjelasan diatas dapat ditentukan jumlah harga tegangan atau aplitudo sebagai hasil
konversi adalah tergantung pada jumlah bit digital yang dikonversikan, dan besar kecilnya harga
analog hasil konversi juga ditentukan oleh besar kecilnya tegangan referensi.
Makin banyak jumlah bit yang digunakan untuk konversi maka akan semakin banyak jumlah harga
amplitudo yang di dapat, dan dengan semakin banyaknya jumlah tersebut akan menyebabkan
tingkat kehalusan konversi semakin tinggi. Sebagai contoh untuk konversi tegangan analog 10 volt
dengan menggunakan jumlah bit 10, maka akan didapatkan jumlah harga amplitudo 1024 dengan
demikian akan diperoleh perbedaan setiap tingkat konversi adalah 10volt dibagi (1024-1) yaitu sama
dengan 9,77 milivolt dan bila digunakan 8 bit maka perbedaan setiap tingkat konversi adalah 39,21
milivolt.
Contoh: Tentukan hasil konversi digital ke analog 5 bit bila input 11111, dimana untuk nilai input
00001 tegangan output 0,2 volt!
Jawab: Jumlah harga amplitudo untuk DAC 5 bit adalah 32, sedang harga konversi setiap tingkat 0,2
volt maka tegangan untuk konversi 11111 adalah nilai tertinggi yaitu sama dengan (32-1)x0,2volt =
6,2 volt.
Dengan cara lain dapat pula kita hitung berdasarkan konversi tiap tingkat, yaitu sebagai berikut:
1111B = 3,2 volt + 1,6 volt + 0,8 volt + 0,4 volt + 0,2 volt = 6,2 volt.
Secara struktur dari contoh diatas dapat kita tuliskan sebagai berikut:
Tingkat 24 23 22 21 20
Bit Digital 1 1 1 1 1
Konversi (24x0,2) =3,2 V (23x0,2) =1,6 V (22x0,2) =0,8 V (21x0,2) =0,4 V 0,2 V
Dari contoh diatas dapat kita tuliskan rumus konversi secara umum sebagai berikut:

dimana : Vo = tegangan output hasil konversi
N = jumlah bit konversi
a = logika digit hasil konversi

Vk = besar konversi setiap tingkat (volt)
SUMBER :
http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/03/adc-analog-to-digital-converter.html
http://ferrywahyu.wordpress.com/2012/01/31/analog-to-digital-converter/
http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/02/36-digital-to-analog-converter.html


ADC ( Analog to Digital Converter )
Bagi temen-temen yang masih nulis Tugas Akhir atau KTI.
Aku punya beberapa referensi, kamu bisa lihat di Tags

Sekarang yang saya bahas adalah komponen ADC o8o4
ADC adalah kepanjangan dari Analog to Digital Converter yang artinya Pengubah dari
analog ke digital. Fungsi dari ADC adalah untuk mengubah data analog menjadi data digital
yang nantinya akan masuk ke suatu komponen digital yaitu mikrokontroller AT89S51. Inputan
dari ADC ini ada 2 yaitu input positif (+) dan input negatif (-). ADC 0804 ini terdiri dari 8 bit
microprocessor Analog to Digital Converter.
V (+) dan V (-) adalah inputan tegangan analog differensial sehingga data tegangan yang
akan diproses oleh ADC adalah selisih antara Vi (+) dan Vi (-). Vref adalah tegangan referensi
ADC yang digunakan untuk mengatur tegangan input pada Vi+ dan Vi-. Besarnya tegangan
referensi ini adalah setengah dari tegangan input maksimal. Hal ini bertujuan agar pada saat
inputan maksimal data digital juga akan maksimal. Frekuensi clock dari ADC dapat diatur
dengan komponen R dan C eksternal pada pin Rclk dan Cclk dengan ketentuan :
Fclk = 1 / (1,1 RC)
Chip select fungsinya untuk mengaktifkan ADC yang diaktifkan dengan logika low. Read
adalah inputan yang digunakan untuk membaca data digital hasil konversi yang aktif pada
kondisi logika low. Write berfungsi untuk melakukan start konversi ADC diaktifkan pada
kondisi logika low. Instruksi berfungsi untuk mendeteksi apakah konversi telah selesai atau
tidak, jika sudah selesai maka pin instruksi akan mengeluarkan logika low. Data outputan
digital sebanyak 8 byte (DB0-DB7) biner 0000 0000 sampai dengan 1111 1111, sehingga
kemungkinan angka decimal yang akan muncul adalah 0 sampai 255 dapat diambil pada pin
D0 sampai D7. DB0-DB7 mempunyai sifat latching.


Gambar 2.2 Konfigurasi Pin ADC 0804
Deskripsi Fungsi Pin ADC 0804
a. WR, pulsa transisi high to low pada input input write maka ADC akan melakukan konversi
data, tegangan analog menjadi data digital. Kode 8 bit data akan ditransfer ke output lacht
flip flop.
b. INT, bila konversi data analog menjadi digital telah selesai maka pin INT akan mengeluarkan
pulsa transisi high to low. Perangkat ADC dapat diopersikan dalam mode free
running dengan menghubungkan pin INT ke input WR.
c. CS, agar ADC dapat aktif , melakukan konversi data maka input chip select harus diberi logika
low. Data output akan berada pada kondisi three state apabila CS mendapat logika high.
d. RD, agar data ADC data dapat dibaca oleh sistem mikroprosessor maka pin RD harus diberi
logika low.
e. Tegangan analog input deferensial, input Vin (+) dan Vin (-) merupakan input tegangan
deferensial yang akan mengambil nilai selisih dari kedua input. Dengan
memanfaatkaninput Vin maka dapat dilakukan offset tegangan nol pada ADC.
f. Vref, tegangan referensi dapat diatur sesuai dengan input tegangn pada Vin (+) dan Vin (-),
Vref = Vin / 2.
Vresolusi = Vin max / 255.
g. CLOCK, clock untuk ADC dapat diturunkan pada clock CPU atau RC eksternaldapat
ditambahkan untuk memberikan generator clock dari dalam CLK In menggunakan schmitt
triger.
http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/03/adc-analog-to-digital-converter.html

Anda mungkin juga menyukai