Anda di halaman 1dari 34

METODE GRAVITASI

PENDAHULUAN
Di antara sifat fisis batuan yang mampu membedakan antara satu macam batuan
dengan batuan lainnya adalah massa jenis batuan. Distribusi massa jenis yang tidak
homogen pada batuan penyusun kulit bumi akan memberikan variasi harga medan gravitasi
di permukaan bumi. Metode medan gravitasi adalah metode penyelidikan dalam geofisika
yang didasarkan pada variasi medan gravitasi di permukaan bumi.
Distribusi massa jenis yang tidak homogen ini dapat disebabkan oleh struktur
geologi yang ada di bawah permukaan bumi. Walaupun kontribusi struktur geologi
terhadap variasi harga medan gravitasi dipermukaan bumi sangat kecil dibandingkan
dengan nilai absolutnya, tetapi dengan peralatan yang baik variasi medan gravitasi di
permukaan bumi dapat terukur dari titik ke titik sehingga dapat dipetakan. Selanjutnya dari
peta tersebut dapat dilakukan interpretasi bentuk atau struktur bawah permukaan.
Variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi tidak hanya disebabkan oleh
distribusi massa jenis yang tidak merata, tetapi juga oleh posisi titik amat dipermukaan
bumi. al ini disebabkan oleh adanya bentuk bumi yang tidak bulat sempurna dan relief
bumi yang beragam. !ntuk itu diperlukan metode"metode tertentu untuk mereduksi
pengaruh selain karena distrbusi massa jenis.
TUJUAN
#raktikum $apangan dan atau Workshop dengan Metode %ravitasi ini bertujuan
untuk&
1. Memberikan pengalaman nyata di lapangan pelaksanaan survei dengan Metode
%ravitasi
2. Memberikan pelatihan dalam hal perencanaan survei, pengumpulan data,
pengolahan data, dan interpretasi data %ravitasi.
3. Memberikan penekanan pentingnya 'team work( atau kerjasama antar anggota tim
survei, dan tanggungjawab masing"masing anggota.
4. Memberikan pengertian bahwa diperlukan kesungguhan ) keseriusan survei agar
tidak hanya mendapatkan 'data sampah(, mengingat slogan 'garbage in garbage
out(, dkl. &Data posisi da data !"a#itasi $a"%s sa&a'sa&a a(%"at )))*
*+
TEORI
1. T+o"i M+da M+da !"a#itasi
,eori medan gravitasi didasarkan pada hukum -ewton tentang medan gravitasi
universal. ukum medan gravitasi -ewton ini menyatakan bahwa gaya tarik antara dua
titik massa m
1
dan m
2
yang berjarak r .gambar +/ adalah
F G
mm
r
r
+*
+ *
0
.+/
dimana F
+*
adalah gaya yang dialami oleh benda m
+
dan % adalah tetapan medan gravitasi.
F
+*
F
*+
m
+

m
*
r
%ambar +. %aya tarik menarik antara m
+
dan m
*
pada jarak r.
%aya persatuan muatan pada sembarang titik berjarak r dari m
+
didefinisikan
sebagai kuat medan gravitasi m
+
. 1ila m
+
adalah massa bumi, maka kuat medan gravitasi
bumi sering disebut dengan percepatan medan gravitasi bumi, yang dapat dirumuskan
sebagai&
g G
M
r
r
0
.*/
dengan M adalah massa bumi.
Medan gravitasi merupakan medan konservatif, yang merupakan gradien dari suatu
fungsi potensial skalar U r . / , sebagaimana berikut&
F r U r . / . / .0/
di mana U r GM r . / ) adalah potensial medan gravitasi bumi.
#otensial medan gravitasi yang disebabkan oleh distribusi massa kontinu .bukan
merupakan titik massa/ dapat dihitung dengan pengintegralan. 2ika massa terdistribusi
secara kontinu dengan densitas . / r
3 di dalam volume V, potensial medan gravitasi pada
sembarang titik # di luar benda adalah
**
U r G
r d r
r r
P
V
. /
. /

3
0
3
3
.4/
ubungan antara besar percepatan medan gravitasi dan potensial medan gravitasi
adalah g U
P
. #ercepatan medan gravitasi bumi bervariasi di permukaan bumi, dan
harganya bergantung pada .a/ distribusi massa di bawah permukaan, sebagaimana
ditunjukkan oleh fungsi densitas . / r
3 dan .b/ bentuk bumi yang sebenarnya,
sebagaimana ditunjukkan oleh batas integral.
2. R+d%(si Data G"a#itasi
#enelaahan tentang konsep reduksi data gravitasi lebih mudah dipahami dengan
cara menelaah terlebihdahulu arti anomali medan gravitasi. Secara matematis dapat
didefinisikan bahwa anomali medan gravitasi di topografi atau di posisi .5,y,6/ merupakan
selisih dari medan gravitasi observasi di topografi terhadap medan gravitasi teoritis di
topografi. Medan gravitasi teoritis yaitu medan yang diakibatkan oleh faktor"faktor non"
geologi dan harganya dihitung berdasarkan rumusan"rumusan yang dijabarkan secara
teoritis. -ilai Medan ini dipengaruhi oleh letak lintang, ketinggian, dan massa topografi di
sekitar titik tersebut. Secara matematis, 7nomali medan gravitasi di topografi dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut &

g.5,y,6/ 8 g
obs
.5,y,6/ 9 g
,eoritis
.5,y,6/ .:/
dengan g .5,y,6/ merupakan anomali medan gravitasi di topografi, dan g
obs
.5,y,6/ adalah
medan gravitasi observasi di topografi yang sudah dikoreksikan terhadap koreksi pasang"
surut, koreksi tinggi alat dan koreksi drift. Sedangkan
/ , , . z y x g
Teoritis
merupakan medan
gravitasi teoritis di topografi.
Medan gravitasi teoritis yang ditentukan lebih awal adalah medan gravitasi normal
yang terletak pada bidang datum .pada ketinggian z 8 3/ sebagai titik referensi geodesi.
;umusan medan gravitasi normal pada bidang datum ini telah ditetapkan oleh The
International Association of geodesy .<7%/ yang diberi nama Geodetic Reference ystem
+=>3 .%;S>3/ sebagai fungsi lintang .2oenil ?ahar, +==3/ yaitu &
*0
g./ 8 =@>30*,@33 .+ A 3,33:03*4 sin
*
" 3,33333:> sni
*
*/ .mgal/ .B/
dengan

adalah garis lintang.


Dari persamaan .B/ terlihat bahwa semakin tinggi letak lintangnya maka semakin
besar percepatan gravitasinya. 2adi medan gravitasi bumi cenderung bertambah besar ke
arah kutub.
2.1. R+d%(si ,"++ Ai" -Uda"a .+/as0
2ika persamaan .B/ sebagai medan gravitasi teoritis disubtitusikan ke persamaan .:/
maka anomali medan gravitasi di topografi yang dihasilkannya belum dapat didefinisikan
secara fisis. al ini disebabkan karena medan gravitasi nomal, g./, masih berada pada
bidang datum .z 8 3/ sedangkan medan gravitasi observasinya, g
obs
.5,y,6/, berada pada
topografi. !ntuk mengatasi masalah ini, diperlukan suatu teknik untuk membawa medan
gravitasi normal yang berada pada bidang datum itu ke permukaan topografi, sehingga
medan gravitasi normal dan medan gravitasi observasi sama"sama berada pada topografi.
,eknik yang digunakan untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan koreksi udara"bebas
.free!air correction/ yang rumusan matematisnya adalah &
g
f.a.
" 3,03>@B: h miligal)m .@/
dengan h merupakan ketinggian stasiun dari datum. #ersamaan .@/ di atas disebut sebagai
koreksi udara"bebas karena hanya memperhitungkan elevasi antara permukaan topografi
.titik"titik observasi/ dengan reference s"heroid dengan mengabaikan massa diantaranya.
Dengan melibatkan reduksi free air sebagaimana di atas, maka g teoritis di
permukaan topografi dapat dituliskan sebagai &
g
,eoritis
.5,y,6/ 8 g./ A g
f.a
.>/
Dengan koreksi udara"bebas ini maka diperoleh anomali medan gra#itasi $dara!
%e%as di topografi yang diformulasikan dalam persamaan berikut
g.5,y,6/
f.a.
8 g
obs
.5,y,6/ 9 g
,eoritis
.5,y,6/ .=/
*4
#ada penghitungan anomali medan gravitasi udara"bebas di atas, massa yang
terletak antara datum dan permukaan topografi tidak diperhitungkan, padahal massa ini
sangat mempengaruhi harga anomali medan gravitasi. Maka persamaan .=/ akan lebih
sempurna jika massa ini turut diperhitungkan. %rand and West, +=B:, mendefinisikan
bahwa massa yang terletak antara permukaan topografi dan bidang datum dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu &
a& 1agian massa yang terletak antara bidang 1ouguer dengan bidang datum dimana efek
dari massa ini disebut efek 1ouguer. 7nomali yang dihasilkan setelah dilakukan
koreksi 1ouguer terhadap anomali udara"bebas disebut anomali medan gra#itasi
'o$g$er sederhana(
%& 1agian massa yang berada di atas bidang 1ouguer dan bagian massa yang hilang di
bawah bidang 1ouguer. Cfek dari massa ini disebut efek medan .terrain effect/.
7nomali yang dihasilkan setelah dilakukan koreksi medan terhadap anomali 1ouguer
sederhana disebut anomali medan gra#itasi 'o$g$er leng)a".
Secara matematis, anomali medan gra#itasi 'o$g$er sederhana di topogra"fi,
/ , , .
. .
z y x g
* '

, dinyatakan oleh persamaan berikut &



/ , , .
. .
z y x g
'

8 g
obs
.5,y,6/ 9 [g
Teoritis
+x,y,z&
.
A g
1
]
.+3/
Sedangkan anomali medan gravitasi 1ouguer lengkap di topografi adalah &

/ , , .
. .
z y x g
* '

8 g
obs
.5,y,6/ 9 [g
Teoritis
+x,y,z&
.
A g
1
" g
,
] .++/
dengan g
1
merupakan koreksi 1ouguer dan g
,
adalah koreksi medan .terrain correction/.
7nomali medan gravitasi 1ouguer lengkap merefleksikan adanya variasi"variasi densitas
dalam kerak.
Dengan dilakukannya koreksi 1ouger tidak menghilangkan anomali massa yang
terdapat di atas datum karena densitas massa yang digunakan dalam perhitungan koreksi
1ouguer adalah densitas rata"rata dengan menganggap massa topografi bersifat homogen.
Seperti halnya koreksi udara"bebas, dengan dilakukan koreksi 1ouguer tidak berarti secara
fisis memindahkan titik"titik observasi ke reference s"heroid, dan tidak pula menimbulkan
*:
diskontinyuitas densitas dari massa"massa yang berada di atas dan di bawah reference
s"heroid.
2.2. .+"/a!ai Mod+1 2o"+(si .o%!%+"
Model pendekatan terhadap koreksi 1ouguer telah mengalami perkembangan dan
pembaharuan. Model yang pertama dikenal adalah model sla% hori6ontal tak hingga
dengan ketebalan h relatif dari datum ke titik amat .stasiun/. 1esarnya koreksi 1ouguer
untuk model sla% hori6ontal tak hingga adalah
g
1
8 * Gh .+*/
dengan adalah densitas massa 1ouguer .massa topografi/ dan h adalah ketinggian stasiun
dari dat$m. 2ika daerah penelitianya sangat luas, dari model ini akan terdapat banyak
massa kosong yang turut menyumbang dalam penghitungan koreksi 1ouguer. Di samping
itu, secara geometris model ini kurang dapat dipertanggungjawab"kan karena bentuk
permukaan bumi tidak datar. Meskipun demikian, untuk daerah penelitian yang sempit
.tidak luas/ dan undulasinya kecil model ini masih signifikan digunakan karena makin
sempit daerahnya maka secara geometris makin rendah derajat kelengkungannya atau
makin mendekati bentuk datar. al ini dapat dilihat dari persamaan .+:/.
*B
7
MS$
1idang 1ouguer
"6
#ermukaan
topografi
D 8 3
%ambar *. ?oreksi 1ouguer model slab hori6ontal tak hingga
Model lain dari koreksi 1ouguer adalah model cangkang bola .s"herical shell/
yang diajukan oleh ?arl .+=@+/. ?arl menganggap bahwa bagian massa 1ouguer berbentuk
cangkang bola dengan ketebalan h dari datum. 1esar koreksi 1ouguer untuk model ini
adalah &
g
1
4 Gh .+0/
Dari persamaan .+0/ terlihat bahwa model cangkang bola tidak merubah bentuk efek
1ouguer model sla% hori6ontal tak hingga .masih linear terhadap dan h/ dan hanya
memperbesar menjadi * kali. Meskipun mendekati geometri permukaan bumi dan cukup
mereduksi massa kosong yang diperhitungkan dalam model sla% hori6ontal tak hingga,
tetapi model cangkang bola ini tidak memberikan batasan radius permukaan guna
meminimalkan perbedaan antara efek yang diperoleh dari model cangkang bola dengan
efek dari model sla% hori6ontal tak hingga.
*@
.
h
;+
;*
Model Eangkang 1ola
.?arl,+=@+/
%ambar 0. ?oreksi 1ouguer model cangkang bola .?arl, +=@+/
Model koreksi 1ouguer yang lebih eksak diusulkan oleh $a Fehr .+==3/ dengan
memodifikasi sla% hori6ontal tak hingga ke suatu topi sferis dengan radius permukaan
+BB,@0: km. Maksud dari pemilihan radius permukaan ini adalah untuk meminimalkan
perbedaan antar efek yang diperoleh dari model topi sferis dengan efek yang diperoleh dari
model sla% hori6ontal tak hingga yang tidak diperhitungkan oleh ?arl. ?oreksi 1ouguer
model topi sferis $a Fehr dinyatakan dalam formula berikut &
g
1
8 * Gh A * G .h " R / .+4/
dengan dan merupakan koefisien"koefisien tanpa dimensi dan R adalah radius bumi
sampai di stasiun. Suku kedua di ruas kanan persamaan .+4/ didefinisikan sebagai koreksi
kelengkungan. ?oreksi kelengkungan ini memodifikasi harga sla% hori6ontal tak hingga ke
suatu topi sferis yang mempunyai radius permukaan sebesar +BB,@0: km dan ketebalannya
sama dengan ketebalan slab hori6ontal tak hingga.
*>
.

;3
;
h
7
+B@ km
1ullard cap
3
Model topi sferis $a Fehr
/ . * * R h G Gh g
'
+
%ambar 4. Model ,opi Sferis $a Fehr
$a Fehr tidak memberikan interpretasi fisis terhadap koreksi kelengkungan yang
diusulkannya. <nterpretasi fisis terhadap koreksi kelengkungan $a Fehr justeru diberikan
oleh Whitman .+==+/ yang mengusulkan bentuk koreksi 1ouguer sebagai berikut &

1
]
1

,
_

+ + +
*
+
*
* *

- Gh Gh g
'
.+:/
dengan - adalah rasio h terhadap R .dengan R 8 R
o
A h dan R
o
adalah radius bumi normal
sampai datum/ dan merupakan sudut dari pusat bumi. Suku kedua persamaan .+:/
merupakan koreksi kelengkungan Whitman. #ada persamaan di atas, suku
*

menunjukkan gaya gravitasi vertikal akibat kelengkungan bumi dengan sudut


kelengkungan

, suku
*
-
menunjukkan efek pemotongan sla% flat pada radius
permukaan 1ullardnya .
/
.
R s
, sedangkan suku - menunjukkan berkurangnya
kelengkungan bumi dengan bertambahnya radius permukaan bumi R .dengan
/ h R R
.
+
atau dengan bertambahnya ketebalan sla% h .
*=
Slab hori6ontal tak hingga
3

Model koreksi 1ouguer
Whitman.+==+/
h
;
;o
%ambar :. Model ?oreksi 1ouguer Whitman .+==+/
#endekatan"pendekatan tehadap koreksi kelengkungan .'$llard ' correction/
dalam bentuk deret pangkat ketebalan h . h dalam meter/ diajukan oleh !S%S dan oleh $a
Fehr sebagai berikut &
!S%S &

0 B * +3 B
+3 : , 4 +3 :00 , 0 +3 4B4 , + h h h ''

+ milligal
.+B/
$a Fehr &

0 B * +3 B
+3 + , : +3 ::*@*: , 0 +3 4B03B , + h h h '' +

milligal
.+@/
Dari beberapa model koreksi 1ouguer di atas, model slab hori6ontal tak hingga
merupakan model yang digunakan dalam penelitian ini. 7lasan pemilihan model ini adalah
disamping praktis penerapannya, juga karena daerah penelitiannya tidak luas dan
undulasinya kecil sehingga penggunaan model ini masih signifikan.
03
2.3. 2o"+(si M+da
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat bagian massa yang berada di
atas bidang 1ouguer dan bagian massa yang hilang di bawah bidang 1ouguer yang pada
kenyataannya merepresentasikan keberadaan bukit dan lembah. Cfek dari massa ini disebut
efek medan .terrain effect/. 7danya lembah akan mengurangi nilai medan gravitasi di titik
pengamatan, demikian pula dengan adanya bukit mengakibatkan berkurangnya medan
gravitasi di titik pengamatan. Massa bukit mengakibatkan terdapatnya komponen gaya ke
atas yang berlawanan arah dengan komponen gaya gravitasi. 2adi adanya lembah dan bukit
di sekitar titik pengamatan akan mengurangi besarnya medan gravitasi sebenarnya di titik
tersebut, sehingga koreksi medan yang diperhitungkan selalu berharga positif. #ada
penelitian ini penghitungan koreksi medan menggunakan metode yang diusulkan oleh
?ane .+=B*/. Metode ini didesain untuk menyeleksi data ketinggian disekitar stasiun
gravitasi dimana koreksi medan akan dicari. #ada model ini dibuat grid dengan stasiun
gravitasi sebagai pusatnya dan daerah perhitungan dibagi atas dua 6ona yaitu 6ona
eksternal dan 6ona internal. Dengan menggunakan metode tersebut akan lebih efisien
dalam perhitubgan koreksi medan. #rogram komputasi dari model ini telah dibuat oleh
1allina .+==3/ dengan menggunakan bahasa Fortran.
2.4. P++t%a D+sitas .at%a
#ada koreksi topografi di atas .koreksi 1ouguer dan koreksi medan/ ada satu nilai
yang belum diketahui yaitu densitas batuan permukaan .densitas topografi/. Densitas
batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah rapat massa butir
pembentuknya, porositas, kandungan fluida yang mengisi pori"porinya, serta pemadatan
akibat tekanan dan pelapukan yang dialami batuan tersebut.
Metode penentuan densitas lapisan permukaan kerak bumi dari data hasil
pengukuran gravitasi dapat dibagi atas dua bagian, yaitu &
a/ Metode yang memanfaatkan data pengukuran gravitasi di permukaan.
b/ Metode yang memanfaatkan data pengukuran gravitasi di bawah permukaan pada
pertambangan dan %oreholes.
0+
#enentuan densitas dengan memanfaatkan data"data hasil pengukuran di permukaan dapat
dilakukan dengan menggunakan metode -ettleton yang dapat ditempuh dengan dua cara,
yaitu &
a/ Secara grafis yaitu dengan membuat profil topografi dan profil anomali 1ouguer untuk
densitas yang berbeda"beda dari tiap"tiap lintasan yang dipilih. arga densitas yang
dipilih sebagai densitas batuan permukaan .atau densitas topografi/ adalah densitas
yang profil anomali 1ouguernya berkorelasi minimum terhadap profil topografi.
b/ Secara analitik yaitu dengan menggunakan persamaan matematis untuk menghitung
koefisien korelasi dari semua data pengukuran gravitasi. Eara ini sangat baik karena
memasukkan semua data pengukuran gravitasi sehingga menjadi kros korelasi dua
dimensi. #ersamaan analitik yang dipakai menghitung koefisien korelasi ) adalah &

[ ][ ]
[ ] [ ]

n
)
n
)
) i i )
n
)
) i i )
h h g g
h h g g
)
+ +
*
+
/ . / .
/ . / .


.+>/

dengan
/ . g
adalah anomali medan gravitasi 1ouguer sederhana yang
diformulasikan oleh persamaan .+3/. 2ika k 8 3 maka harga"harga anomali 1ouguer
dan harga"harga elevasi tidak terkorelasi, yang berarti bahwa densitas yang
diasumsikan merupakan harga densitas massa topografi yang tepat.
%una memperkuat keyakinan terhadap hasil perhitungan densitas dengan
menggunakan metoda di atas diperlukan pula informasi geologi tentang struktur batuan
daerah survei.
METODE
P+"+3aaa S%"#+i da M+tod+ P+!%&p%1a Data
3.1. L%as Da+"a$ S%"#+4
$uas daerah survei disesuaikan dengan target yang diinginkan. 1ila target anomali
berukuran local .cukup kecil/, maka daerah survey tidak perlu terlalu luas, diperkirakan
sekitar : 5 : km
*
dengan spasi titik amat yang cukup rapat .sekitar *33 meter/. 1ila target
0*
merupakan struktur geologi yang cukup besar, maka daerah pengamatan dapat diperluas
menjadi sekitar +3 5 +3 km
*
s)d *3 5 *3 km
*
atau lebih luas lagi. #engamatan pada lokasi
yang diperkirakan merupakan lokasi anomali dibuat lebih rapat. #eta lapangan yang
digunakan disesuaikan dengan luas daerah pengamatan, namun hendaknya tidak lebih kecil
dari + & *:333.
3.2. P+"a1ata 5a! Dip+"!%a(a
#eralatan yang digunakan dalam survey adalah &
+. %ravitymeter $a Eoste G ;omberg Model %"+++> MV; Feedback System yang
mempunyai ketelitian 3.33: mgal.
*. %#S, * buah ,rimbel -avigation 4B33 $S %eodetic System Surveyor Single
FreHuence dan perlengkapannya.
0. 7lat"alat bantu berupa penunjuk waktu .jam tangan/, kompas, pelindung peralatan
.payung/ dan andy ,alky.
3.3. P++t%a Lo(asi P+!%(%"a
al"hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi pengukuran adalah
penyediaan peta topografi dan peta geologi. !ntuk keperluan orientasi medan digunakan
peta topografi skala terkecil yang tersedia.
Setelah tersedia peta yang sesuai kemudian ditentukan lintasan pengukuran dan
%ase stasi$n yang harga percepatan gravitasinya diketahui .diikatkan dengan titik yang
telah diketahui percepatan gravitasinya/. #enentuan lintasan, titk ikat dan %ase stasi$n
diusahakan sedemikianrupa sehingga pelaksanaan pengukuran efektif dan memenuhi
sasaran.
#engambilan data posisi dan titik pengukuran medan gravitasi dilakukan secara
bersama"sama. 1eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan titik pengukuran
yaitu &
+. $etak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal, sehingga apabila dikemudian
hari dilakukan pengukuran ulang akan mudah untuk mendapatkannya.
*. $okasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta.
00
0. $okasi titik pengukuran harus bersifat permanen dan mudah dijangkau oleh peneliti,
serta bebas dari gangguan kendaraan bermotor, mesin dan lain"lain.
4. $okasi titik pengukuran harus terbuka sehingga %#S mampu menerima sinyal dari
satelit dengan baik tanpa ada penghalang. #ada umumnya ruang pandang langit yang
bebas ke segala arah di atas elevasi adalah +3
3
atau +:
3
. Disamping itu titik
pengukuran diusahakan jauh dari obyek"obyek reflektif yang mudah memantulkan
sinyal %#S, untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya m$lti"ath.
3.4. P+&/%ata Base Station -Titi( I(at0 P+!%(%"a M+da G"a#itasi
1esarnya harga medan gravitasi pada suatu base stasiun .titik ikat/ pengukuran
adalah &

/ .
relref rel%s ref %s
g g g g + +
.4.+/
dengan &
%s
g
8 harga medan gravitasi 'ase tation .titik ikat/
ref
g
8 harga medan gravitasi di titik referensi
reli))
g
8 harga pembacaan gravitasi di titik ikat
relref
g
8 harga pembacaan gravitasi di titik referensi
3.6. ,o"&at Data Lapa!a
Data yang diperoleh dari lapangan hendaknya dicatat didalam buku lapangan, tidak
dalam lembaran kertas yang mudah hilang. Format data disesuaikan dengan data yang
diamati, yaitu memuat semua data yang perlu dicatat. Data tersebut antara lain &
+. ari dan tanggal pengamatan, cuaca, operator, dll.
*. -ama stasiun .titik amat/, misalkan $3+"3+, dimana $ menyatakan lintasan, 3+ adalah
nomor lintasan dan 3+ berikutnya adalah nomor titik amat.
0. #embacaan skala gravitymeter.
4. #embacaan feedback.
:. ,inggi alat ukur terhadap titik amat.
B. 1esar pasang surut teoritis .berupa table yang telah disiapkan lebih dulu/.
04
@. Data lainnya berupa keterangan saat pengamatan atau dapat diisi dengan session
pengukuran %#S pada titik tersebut.
#engamatan tersebut dapat dibuat tabel dalam bentuk contoh sebagai berikut &
No Na&a Sta. S(a1a p+&/. ,++d'/a3( Ti!!i a1at Pasa! s%"%t 2+t.
P+!o1a$a Data
#engolahan data gravitasi secara garis besar dibagi menjadi 4, yaitu &
+. #engolahan data awal, yaitu pengolahan dari data mentah lapangan sampai dengan
mendapatkan harga medan gravitasi mutlak dari titik amat. -ilai medan gravitasi
mutlak ini sering juga disebut dengan g observasi .g
obs
/.
*. #engolahan data kedua, yaitu melakukan reduksi data sampai dengan mendapatkan
7nomali 1ouguer $engkap .atau dalam beberapa kasus cukup sampai pada 7nomali
1ouguer Sederhana/.
0. #royeksi ke bidang datar dan pemisahan efek lokal"regional.
4. <nterpretasi baik secara manual maupun dengan permodelan.
?eterangan &
+. !ntuk pengolahan data awal, dapat dengan menggunakan program +++>I03.for
atau +++>I+3.for .bergantung pada penggunaan feedback/. !ntuk dapat
menggunakan program tersebut, tiap titik amat dilakukan pembacaan 0 kali dan
nilai medan gravitasi mutlak titik ikat .base station/ sudah diketahui harganya.
*. #engolahan data kedua dapat dilakukan dengan memanfaatkan program e5cel, atau
membuat program sederhana untuk keperluan tersebut.
0. #royeksi ke bidang datar dapat dilakukan dengan memanfaatkan program yang
sudah ada yang dibuat dalam matlab. Sedangkan pemisahan efek lokal"regional
dilakukan dengan membuat asumsi untuk regionalnya.
4. <nterpretasi dilakukan dengan menggunakan paket program gravpoly atau paket
program praktis lainnya. Metode lainnya yang dapat digunakan adalah cara manual
yang banyak dibahas di dalam bukunya %rant and West.
Diagram alir survei metode gravitasi dapat digambarkan sebagai beikut &
0:
Data $apangan






%ambar B. Diagram alir pengolahan data
7ONTOH 2ASUS
,<-27!7- S<-%?7, ,C-,7-% 7-7$<S<S 7-JM7$< MCD7- %;7V<,7S<
DC?7, #C;M!?77-
STUDI 2ASUS DAERAH 2RINJING'MAGELANG JA8A TENGAH 990
Ja&$i" Sa:ai; I&a& S%4ato; 2i"/ai S...
9
0B
g Jbservasi
?oreksi #asang Surut
?oreksi ,inggi 7lat
?oreksi Drift
?oreksi g normal
?oreksi !dara bebas
?oreksi 1ouguer
?oreksi Medan
7nomali 1ouguer $engkap
#royeksi ke 1idang Datar
?ontinuasi ke 7tas
7nomali
;egional
7nomali
$okal
Model
min K
asil dan #embahasan
?esimpulan
Model Model
,<D7?
L7
<nformasi
%eologi
M
$ab. %eofisika FM<#7 !%M
Fa5 & .3*@4/ :BB+@+.,elp..3*@4/ :***+4, kirbaniNidola.net.id
MM/ 1aca buku #enerapan Metode %eofisika di <ndonesia& %eofisika dekat #ermukaan,
impunan 7hli %eofisika <ndonesia .7%</, *333, <S1-& =@="=:3:0"0"5
A/st"a(
!ntuk mengetahui struktur dekat permukaan telah dilakukan analisis anomali
medan gravitasi di atas sferoida referensi .reference s"heroid/ untuk data pengukuran
medan gravitasi di daerah ?rinjing Magelang. 2uga dilakukan tinjauan teoritis terhadap
konsep"konsep reduksi data gravitasi. #engolahan data dilakukan dengan mereduksi data
medan gravitasi observasi sampai diperoleh anomali medan gravitasi 1ouguer lengkap di
topografi. #royeksi ke bidang datar dilakukan dengan menggunakan metode sumber
ekuivalen titik massa dan metode deret ,aylor. #emisahan anomali 1ouguer lokal"regional
dilakukan dengan metode kontinuasi ke atas .$"/ard contin$ation/ . <nterpretasi terhadap
data anomali 1ouguer lokal diperoleh benda anomali di bawah permukaan dengan densitas
*,>0 gr)cm
0
yang diduga merupakan endapan aliran lava kuno .ancient la#a flo//.
Abstract
%ra#ity anomaly at 0rin1ing, Magelang has %een analyzed a%o#e reference
s"heroid, to in#estigate its near s$rface str$ct$re( Also, theoretical st$dy of conce"ts of
gra#ity data red$ctions has %een ela%orated( 2om"lete 'o$g$er anomaly at irreg$lar
s$rface has %een yielded after rigoro$s red$ction of o%ser#ed data( Pro1ections of the data
to a reg$lar s$rface are "rocessed %y e3$i#alent so$rce and Taylor4s series a""roximation
methods( *ocal and regional 'o$g$er anomalies are se"arated %y $"/ard contin$ation
method( Inter"retation of local 'o$g$er anomaly yields near s$rface str$ct$re %elo/ the
s$r#ey area( 5ensity of the %ody anomaly is 2(67 gr8cm
7
and inter"reted as ancient la#a
flo/(
1. P+da$%1%a
#enelitian yang menitikberatkan analisis anomali medan gravitasi di atas sferoida
referensi sangat penting untuk dilakukan karena mengingat banyak kasus yang ada
mengharuskan interpreter melakukan interpretasi di atas sferoida referensi, sebagai contoh
antara lain interpretasi mineral, interpretasi tubuh gunung .kantung magma/ dan intrusi.
,erdapat perbedaan konsep dalam melakukan interpretasi terhadap anomali massa
di atas sferoida referensi. Sebagai misal, belum ada kesepahaman konsep apakah letak data
anomali 1ouguer lengkap berada pada bidang sferoida referensi ataukah pada permukaan
topografi. ?oreksi udara"bebas secara tidak tepat kadang"kadang dijelaskan sebagai upaya
membawa titik"titik observasi ke sferoida referensi. al ini merupakan permasalahan yang
sampai saat ini masih dipertentangkan oleh para geofisikawan. Jleh karena itu penulis
mencoba menelaah secara teoritis tentang konsep"konsep analisis anomali medan gravitasi
di atas sferoida referensi disertai dengan alasan"alasan fisisnya.
1anyak penelitian yang dilakukan menganggap bahwa dengan dilakukannya
koreksi 1ouguer terjadi diskontinuitas densitas antara di atas dan di bawah sferoida
referensi yang seolah"oleh memaksa agar alam terkondisikan dalam keadaan demikian.
Disamping itu juga terdapat kejanggalan dalam proses membawa anomali medan
gravitasi ke suatu bidang datar tertentu dengan menggunakan metode sumber ekuivalen
0@
titik massa yang diajukan Dampney .+=B=/. ?ejanggalan dalam proses ini dilakukan oleh
Sarkowi .+==>/ yang menyatakan bahwa perbedaan posisi sumber ekuivalen titik massa
tidak mempengaruhi hasil proyeksi ke bidang datar tetapi hanya mempengaruhi lamanya
proses iterasi.
1ertitik tolak dari hal"hal tersebut di atas maka telah dilakukan penyelidikan
gravitasi di daerah ?rinjing"Magelang .2awa ,engah / dengan target yang ingin dicapai
pada penelitian ini adalah mengembangkan konsep dan cara menganalisis anomali medan
gravitasi di atas sferoida referensi disertai dengan alasan"alasan fisis yang mendukungnya,
menyempurnakan dan mengembangkan konsep"konsep dasar pengolahan dan interpretasi
data medan gravitasi, mencari alternatif lain dalam proses membawa anomali medan
gravitasi ke bidang datar tertentu, serta mengetahui struktur bawah permukaan daerah
penelitian dengan menganalisis anomali 1ouguer lengkap lokalnya.
2. G+o1o!i Da+"a$ P++1itia
Dari peta geologi %unung Merapi 9 2awa ,engah yang dikeluarkan oleh Direktorat
Vulkanologi <ndonesia tahun +=>= menunjukkan bahwa daerah sekitar ?rinjing Magelang
.daerah penelitian/ merupakan daerah jatuhan hasil letusan %unung Merapi. 2enis endapan
yang dominan di daerah itu terdiri atas tiga jenis yang meliputi endapan jatuhan piroklastik
Merapi, endapan lahar muda Merapi dan endapan lahar tua Merapi.
Cndapan jatuhan piroklastik merapi berasal dari hancuran kuba lava andesit yang
diendapkan bersamaan dengan terjadinya letusan. ?omposisinya tersusun atas abu, pasir,
kerikil, dan lapili dengan warna bervariasi mulai dari coklat kuning sampai kuning.
Cndapan ini terkonsolidasi diselingi oleh batu apung, skoria dan bongkah andesit yang
bersifat lepas. Di tempat"tempat tertentu diselingi endapan lahar muda Merapi.
Cndapan lahar muda Merapi juga berasal dari hancuran kuba lava andesit yang
bercampur dengan air hujan. Disusun oleh lempung, pasir serta kerikil dan bongkah andesit
dengan bentuk yang membulat sampai menyudut tanggung. Cndapan ini lepas sampai
terkonsolidasi lemah dan semuanya terbentuk dalam beberapa periode.
Cndapan lahar tua Merapi disusun oleh fragmen kerikil sampai bongkah andesit
piroksen dan terkonsolidasi kuat dalam abu sampai pasir.
3. T+1aa$ T+o"itis
3. 1. R+d%(si Data G"a#itasi
#enelaahan tentang konsep reduksi data gravitasi lebih mudah dipahami dengan cara
menelaah terlebih dahulu arti anomali medan gravitasi. Secara matematis dapat
didefinisikan bahwa anomali medan gravitasi di topografi atau di posisi .5,y,6/
merupakan selisih dari medan gravitasi observasi di topografi terhadap medan gravitasi
teoritis di topografi. Medan gravitasi teoritis yaitu medan yang diakibatkan oleh faktor"
faktor non"geologi dan harganya dihitung berdasarkan rumusan"rumusan yang
dijabarkan secara teoritis. -ilai Medan ini dipengaruhi oleh letak lintang, ketinggian,
dan massa topografi di sekitar titik tersebut. Secara matematis, 7nomali medan gravitasi
di topografi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut &
g.5,y,6/ 8 g
obs
.5,y,6/ 9 g
,eoritis
.5,y,6/ .+/
dengan g .5,y,6/ merupakan anomali medan gravitasi di topografi, dan g
obs
.5,y,6/ adalah
medan gravitasi observasi di topografi yang sudah dikoreksikan terhadap koreksi pasang"
0>
surut, koreksi tinggi alat dan koreksi drift. Sedangkan
/ , , . z y x g
Teoritis
merupakan medan
gravitasi teoritis di topografi.
Medan gravitasi teoritis yang ditentukan lebih awal adalah medan gravitasi normal
yang terletak pada bidang sferoid referensi .pada ketinggian z 8 3/ sebagai titik referensi
geodesi. ;umusan medan gravitasi normal pada bidang sferoida referensi ini telah
ditetapkan oleh The International Association of geodesy .<7%/ yang diberi nama
Geodetic Reference ystem +=>3 .%;S>3/ sebagai fungsi lintang .1lakely, +==:/ yaitu &

/ 3 , , . y x g
n
9 g./ 8 =@>30*,@33 .+ A 3,33:03*4 sin
*
" 3,33333:> sni
*
*/ .mgal/
.*/

dengan

adalah garis lintang.


2ika persamaan .*/ sebagai medan gravitasi teoritis disubtitusikan ke persamaan .+/
maka anomali medan gravitasi di topografi yang dihasilkannya belum dapat didefinisikan
secara fisis. al ini disebabkan karena medan gravitasi nomal, g./, masih berada pada
bidang sferoida referensi .z 8 3/ sedangkan medan gravitasi observasinya, g
obs
.5,y,6/,
berada pada topografi. !ntuk mengatasi masalah ini, diperlukan suatu teknik untuk
membawa medan gravitasi normal yang berada pada bidang sferoida referensi itu ke
permukaan topografi, sehingga medan gravitasi normal dan medan gravitasi observasi
sama"sama berada pada topografi. ,eknik yang digunakan untuk mengatasinya yaitu
dengan melakukan koreksi udara"bebas .free!air correction/ yang rumusan matematisnya
adalah &

h
g
h
g
f.a.
" 3,03>@B: h mgal)m .0/
dengan
03>@B: , 3

h
g
mgal)m dan h merupakan ketinggian stasiun dari sferoida
referensi. Dengan koreksi udara"bebas ini maka diperoleh anomali medan gra#itasi $dara!
%e%as di topografi yang diformulasikan dalam persamaan berikut
g.5,y,6/
f.a.
8 g
obs
.5,y,6/ 9g
n
.5,y,6/ .4/

dengan g
n
.5,y,6/ 8[g
n
.5,y,3/ A g
f.a.
] merupakan medan gravitasi normal di topografi,
g
n
.5,y,3/ g./ adalah medan gravitasi normal di bidang sferoid referensi dan g
f.a.
adalah
koreksi udara"bebas. 2adi koreksi udara"bebas merupakan proses membawa medan
gravitasi normal di sferoida referensi menjadi gravitasi normal di permukaan topografi.
#ada penghitungan anomali medan gravitasi udara"bebas di atas, massa yang
terletak antara sferoida referensi dan permukaan topografi tidak diperhitungkan, padahal
massa ini sangat mempengaruhi harga anomali medan gravitasi. Maka persamaan .4/ akan
lebih sempurna jika massa ini turut diperhitungkan. %rand and West, +=B:,
mendefinisikan bahwa massa yang terletak antara permukaan topografi dan bidang sferoida
referensi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu &
a& 1agian massa yang terletak antara bidang 1ouguer dengan bidang sferoida referensi
dimana efek dari massa ini disebut efek 1ouguer. 7nomali yang dihasilkan setelah
dilakukan koreksi 1ouguer terhadap anomali udara"bebas disebut anomali medan
gra#itasi 'o$g$er sederhana(
%& 1agian massa yang berada di atas bidang 1ouguer dan bagian massa yang hilang di
bawah bidang 1ouguer. Cfek dari massa ini disebut efek medan .terrain effect/.
0=
7nomali yang dihasilkan setelah dilakukan koreksi medan terhadap anomali 1ouguer
sederhana disebut anomali medan gra#itasi 'o$g$er leng)a".
Secara matematis, anomali medan gra#itasi 'o$g$er sederhana di topografi,
/ , , .
. .
z y x g
* '

, dinyatakan oleh persamaan berikut &



/ , , .
. .
z y x g
'

8 g
obs
.5,y,6/ 9 [g
n
.5,y,6/ A g
1
.5,y,6/

] .:/
Sedangkan anomali medan gravitasi 1ouguer lengkap di topografi adalah &

/ , , .
. .
z y x g
* '

8 g
obs
.5,y,6/ 9 [g
n
.5,y,6/ A g
1
.5,y,6/ " g
,
.5,y,6/]
.B/
dengan g
1
merupakan koreksi 1ouguer dan g
,
adalah koreksi medan .terrain correction/.
Dengan dilakukannya koreksi 1ouger tidak menghilangkan anomali massa yang
terdapat di atas sferoida referensi karena densitas massa yang digunakan dalam
perhitungan koreksi 1ouguer adalah densitas rata"rata dengan menganggap massa
topografi bersifat homogen. Seperti halnya koreksi udara"bebas, dengan dilakukan koreksi
1ouguer tidak berarti secara fisis memindahkan titik"titik observasi ke sferoida referensi,
dan tidak pula menimbulkan diskontinuitas densitas dari massa"massa yang berada di atas
dan di bawah sferoida referensi.
Model pendekatan terhadap koreksi 1ouguer digunakan model sla% hori6ontal tak
hingga dengan ketebalan h relatif dari sferoida referensi ke titik amat .stasiun/. 1esarnya
koreksi 1ouguer untuk model sla% hori6ontal tak hingga adalah
g
1
8 * Gh .@/
dengan adalah densitas massa 1ouguer dan h adalah ketinggian stasiun dari sferoida
referensi.
?oreksi medan .terrain correction/ dilakukan dengan menggunakan program
komputasi yang dibuat oleh 1allina .+==3/ dalam bahasa Fortran.
#ada koreksi topografi di atas .koreksi 1ouguer dan koreksi medan/ ada satu nilai
yang belum diketahui yaitu densitas 1ouguer. Densitas batuan dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah rapat massa butir pembentuknya, porositas, kandungan fluida
yang mengisi pori"porinya, serta pemadatan akibat tekanan dan pelapukan yang dialami
batuan tersebut. #enentuan densitas dengan memanfaatkan data"data hasil pengukuran di
permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode -ettleton yang dapat ditempuh
dengan dua cara yaitu&
a/ Secara grafis yaitu dengan membuat profil topografi dan profil anomali 1ouguer untuk
densitas yang berbeda"beda dari tiap"tiap lintasan yang dipilih. arga densitas yang
dipilih sebagai densitas batuan permukaan .atau densitas topografi/ adalah densitas
yang profil anomali 1ouguernya tidak berkorelasi terhadap profil topografi.
b/ Secara analitik yaitu dengan menggunakan persamaan matematis untuk menghitung
koefisien korelasi dari semua data pengukuran gravitasi. Eara ini sangat baik karena
memasukkan semua data pengukuran gravitasi sehingga menjadi kros korelasi dua
dimensi. #ersamaan analitik yang dipakai untuk menghitung koefisien korelasi ) adalah
43

[ ][ ]
[ ] [ ]

n
)
n
)
) i i )
n
)
) i i )
h h g g
h h g g
)
+ +
*
+
/ . / .
/ . / .


.>/
dengan
/ . g
adalah anomali medan gravitasi 1ouguer sederhana yang diformulasikan
oleh persamaan .:/. 2ika k 8 3 maka harga"harga anomali 1ouguer dan harga"harga elevasi
tidak terkorelasi, yang berarti bahwa densitas yang diasumsikan merupakan harga densitas
1ouguer yang tepat.
3.2. P"o4+(si (+ .ida! Data" d+!a G"id 4a! T+"at%"
Dalam proses membawa kebidang datar dalam penelitian ini digunakan dua metode
sekaligus yaitu metode sumber ekuivalen titik massa .Dampney, +=B=/ dan metode
pendekatan deret ,aylor. #roses yang ditempuh dengan metode Dampney ini adalah
menentukan sumber ekuivalen titik massa diskrit pada kedalaman tertentu di bawah
permukaan dengan memanfaatkan data anomali 1ouguer lengkap permukaan. ?emudian
dihitung medan gravitasi teoritis yang diakibatkan oleh sumber ekuivalen tersebut pada
reg$lar s$rface sebarang sesuai yang dikehendaki.
#ersamaan dasar dari proses sumber ekuivalen titik massa ini adalah &

{ }


+ +


* ) 0
* * *
/ . / . / .
/ /. , , .
/ , , .
h z y x
d d z h h
G z y x g


.=/
dengan / , , . z y x g anomali medan gravitasi 1ouguer lengkap, / , , . h
distribusi kontras densitas yang meliputi bidang z9h,,
z
sumbu vertikal dengan arah
positif ke bawah, dan
h
kedalaman sumber ekuivalen titik massa dari sferoida referensi
,eknik sumber ekuivalen titik massa didasarkan oleh pendekatan distribusi kontinu
menjadi sebuah deret massa"massa diskrit, sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk tensor
berikut &

) i) i
m a g
.+3/
dengan

]
* ) 0
*
/ .
*
/ .
*
/ .
/ .
h
i
z
) i
y
) i
x
i
z h G
a
i)
+ +


.++/
dengan z 9 h merupakan bidang hori6ontal yang mengandung titik"titik massa
)
m
pada
/ , , . h
) )

dan posisi
i
g
adalah
/ , , . z y x
i i
.
Dengan dihasilkannya massa"massa diskrit
)
m
pada
/ , , . h
) )

, maka anomali
medan gravitasi
/ , , .
3
z y x g
pada ketinggian 6 tertentu dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan berikut &
4+

]

+ +


:
)
) i ) i
)
h z y x
z h m
G z y x g
+
* ) 0
*
3
* *
3
/ . / . / .
/ .
/ , , .

.+*/
al yang menarik dalam proyeksi ke bidang datar adalah masalah penentuan posisi
kedalaman sumber ekuivalen titik"titik massa yang optimum.
1atas bawah dari posisi sumber ekuivalen titik massa diperoleh dari teori yang
dikemukakan oleh 1ullard dan Eooper .+=4>/ dimana mereka berpendapat bahwa jika
titik"titik massa diskrit terletak jauh di bawah permukaan sedemikian sehingga massa
diskrit tersebut berada di bawah sumber sebenarnya maka akan terjadi osilasi yang sangat
besar pada medan gravitasi hasil proyeksi ke bidang datar.
Dalam suatu survey lokal, luas arealnya dapat membatasi posisi kedalaman sumber
ekuivalen titik massa. 2ika .h!z/ relatif lebih besar dari dimensi survey, maka koefisien
i)
a
cenderung mendekati harga a yang diberikan oleh

]
* ) 0
* * * 3
/ . / . / .
/ .
lim
h z y x
z h
a
i ) i ) i
i
h
+ +


/ .
+
lim
3
h z
h

.+0/

2adi tensor A menjadi 'ill!conditioned( dan penyelesaiannya menjadi tidak realistis jika
sumber ekuivalen terlalu jauh di bawah permukaan.
1erkaitan dengan syarat"syarat batas di atas maka Dampney melakukan uji coba
dalam mencari posisi sumber ekuivalen titik massa yang optimum sehingga medan
gravitasi hasil proyeksi ke bidang datar terhindar dari aliasing dan osilasi yang sangat
besar. Dari uji coba itu disimpulkan bahwa harga"harga
/ .
i
z h
harus memenuhi &

x z h x
i
< < B / . : , *
.+4/

Selain metode sumber ekuivalen titik massa, proses membawa anomali medan
gravitasi ke bidang datar dapat juga dilakukan dengan pendekatan deret ,aylor. Metode ini
menggunakan derivatif dari suatu fungsi pada suatu titik untuk mengekstrapolasi fungsi
disekitar titik itu. Medan potensial pada irreg$ler s$rface,
/ , . y x z
, dapat diperoleh dengan
melakukan kontinuasi terhadap medan potensial yang berada pada bidang datar .

3
z
konstan/ berdasarkan deret ,aylor berikut &
/ , , .
O
/ .
/ , , .
3
3
3
z y x U
z n
z z
z y x U
n
n
n
n

.+:/
Dari persamaan .+:/, dengan mengatur suku"suku persamaannya, dapat dilakukan proses
sebaliknya yaitu menghitung medan potensial pada bidang datar,
3
z
, dengan melakukan
kontinuasi terhadap medan potensial yang berada pada irreg$ler s$rface,
/ , . y x z
&
/ , , .
O
/ .
/ , , . / , , .
3
+
3
3
z y x U
z n
z z
z y x U z y x U
n
n
n
n

.+B/
3.3. P+&isa$a Ao&a1i Lo(a1'R+!ioa1.
Dalam penelitian ini proses pemisahan dilakukan dengan metode kontinuasi ke
atas .$"/ard contin$ation&. Metode ini pada dasarnya dipakai untuk menghilangkan efek
4*
lokal sehingga yang didapatkan hanyalah kecenderungan regionalnya. asil yang diperoleh
kemudian dikurangkan terhadap anomali medan gravitasi 1ouguer lengkap yang sudah
terpapar pada bidang datar sehingga diperoleh anomali medan gravitasi 1ouguer lengkap
lokal yang siap diinterpretasi.
#ersamaan yang digunakan dalam melakukan kontinuasi ke atas .1lakely, +==:/
adalah

[ ]
P P
/ P . / P .
/ , P , P .
*
/ , , .
* ) 0
* * *
dy dx
z y y x x
z y x U z
z z y x U
.
.


+ +

.+@/
#ersamaan ini menunjukkan cara penghitungan harga medan potensial pada sembarang
titik di atas permukaan dimana harga"harga medan yang diketahui terdapat.
#rosedur perhitungan persamaan .+@/ akan lebih efisien jika dibuat dalam domain
Fourier. Secara sederhana persamaan .+@/ merupakan konvolusi dua dimensi &


P P / , P , P . / , P , P . / , , . dy dx z y y x x z y x U z z y x U
$ . .

.+>/
dimana

* ) 0 * * *
/ .
+
*
/ , , .
z y x
z
z y x
$
+ +

.+=/
,ransformasi Fourier dari persamaan .+=/ dinyatakan oleh persamaan di bawah

[ ]
1
]
1


r
F
z
F
$
+
*
+

)
e
z
z )


) z
e

, . 3 > z .*3/

dengan
* * *
z y x r + + . Sehingga transformasi Fourier dari medan kontinuasi ke atas
adalah

[ ] [ ] [ ]
$ $
F U F U F
.*+/
4. P+!o1a$a Data
#erhitungan anomali 1ouguer lengkap lokal ditempuh melalui beberapa tahapan
proses yaitu & menentukan harga mutlak medan gravitasi observasi, melakukan koreksi"
koreksi terhadap medan gravitasi observasi yang meliputi koreksi udara"bebas, koreksi
1ouguer, koreksi medan sehingga diperoleh anomali 1ouguer lengkap di permukaan
topografi. Selanjutnya dilakukan proyeksi ke bidang datar terhadap anomali 1ouguer
lengkap di topografi dan diteruskan dengan proses pemisahan anomali lokal"regional untuk
mendapatkan anomali 1ouguer lokal yang siap di interpretasi. asil pengolahan data
ditunjukkan oleh gambar .a/, .b/, .c/, .d/, .e/, dan .f/.
6. It+"p"+tasi
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menginterpretasi data anomali
1ouguer lengkap lokal yang terletak pada bidang datar .gambar f/ adalah metode inversi
kompak .$ast G ?ubik, +=>0/. Metode ini merupakan metode inversi langsung yang akan
40
menghasilkan model yang selalu memiiki respons yang cocok dengan data observasi, dan
iterasinya hanya merupakan proses untuk mencari bentuk benda anomali yang dihasilkan.
#rinsip dasar dari metode ini adalah meminimumkan volume benda anomali yang identik
dengan memaksimumkan kekompakkannya.
<nput dari interpretasi ini adalah data anomali medan gravitasi, kontras densitas,
kedalaman blok paling atas, jumlah lapisan blok, ketebalan blok, dan maksimum iterasi.
Dalam penelitian ini diberikan kontras densitas target,
g
, yang dianggap sebagai
densitas batas. Dasar pertimbangan yang dipakai dalam menentukan kontras densitas target
adalah dengan membandingkan densitas 1ouguer .densitas rata"rata bawah permukaan/
dengan data anomali medan gravitasi yaitu jika data anomali medan gravitasi berharga
positif maka dapat dipastikan densitas benda anomali .target/ lebih besar dari densitas
1ouguer, sehingga kontras densitas target dipastikan berharga positif. Dari perhitungan
diperoleh data anomali medan gravitasi di bagian timur daerah penelitian berharga positif
dan densitas 1ouguer yang diperoleh berharga *,+> gr)cm
0
, sehingga dipastikan densitas
target lebih besar dari *,+> gr)cm
0
. Diambil kontas densitas target sebesar 3,B: gr)cm
0
. 2ika
setelah beberapa kali iterasi ada beberapa blok yang densitasnya melewati densitas batas
maka algoritma akan mengembalikan densitas blok"blok itu menjadi sama dengan densitas
target tersebut. Model interpretasi benda anomali bawah permukaan ditunjukkan oleh
gambar .g/, .h/ dan .i/.
<. P+&/a$asa
Dalam upaya menganalisis data anomali medan gravitasi di atas sferoida referensi
untuk mendapatkan anomali massa di bawah permukaan .baik di atas maupun di bawah
sferoida referensi/ yang menyebabkan distribusi medan gravitasi tersebut harus dipahami
bahwa data medan gravitasi yang akan diinterpretasi berada di permukaan topografi. al
ini didasari oleh suatu pemahaman bahwa dengan dilakukannya koreksi udara"bebas
tidaklah menyebabkan titik observasi berpindah ke sferoida referensi tetaapi koreksi ini
dimaksudkan untuk membawa medan gravitasi normal di sferoida referensi menjadi medan
gravitasi normal di permukaan topografi.
Seperti halnya koreksi udara"bebas, koreksi 1ouguer juga tidak menyebabkan
berpindahnya posisi titik observasi ke sferoida referensi dan juga tidak menyebabkan
terjadinya diskontinuitas densitas dari massa"massa yang terletak di atas dan di bawah
sferoida referensi. Densitas 1ouguer yang diperoleh bersamaan dengan perhitungan
anomali medan gravitasi 1ouguer, merupakan densitas rata"rata untuk seluruh massa baik
yang berada di atas maupun di bawah sferoida referensi. #roses perhitungan densitas
dilakukan secara analitik yaitu dengan menggunakan persamaan matematis untuk
menghitung koefisien korelasi dari semua data pengukuran gravitasi. 1erbeda dengan
metode -ettleton yang menggunakan data gravitasi perlintasan, cara analitik ini sangat
baik karena memasukkan semua data pengukuran gravitasi sehingga menjadi kros korelasi
dua dimensi. arga densitas rata"rata seluruh massa di bawah permukaan daerah penelitian
diperoleh sebesar *,+> gr)cm
0
.
7nomali medan gravitasi hasil proyeksi ke bidang datar yang diperoleh dari metode
sumber ekuivalen titik massa .Dampney, +=B=/ memberikan harga anomali yang berosilasi.
al ini terjadi karena posisi sumber ekuivalen titik massa berada di bawah sumber
sebenarnya dan seperti dikatakan oleh Dampney .+=B=/ dalam jurnalnya bahwa jaka
sumber ekuivalen titik massa ditempatkan di bawah sumber sebenarnya maka akan terjadi
44
osilasi yang sangat besar terhadap anomali medan gravitasi hasil proyeksi ke bidang datar.
2adi penempatan sumber ekuivalen titik massa di bawah sumber sebenarnya merupakan
suatu larangan dalam metode ini. ?ontur yang diperoleh dengan metode Dampney ini
ditunjukkan oleh gambar .d/.
1erkaitan dengan proses pengangkatan ke bidang datar dengan grid yang teratur,
Sarkowi .+==>/ melakukan proses tersebut dengan menggunakan metode yang diajukan
oleh Dampney. Sarkowi, pada salah satu kesimpulannya, menyatakan bahwa perbedaan
kedalaman sumber ekuivalen titik massa tidak mempengaruhi hasil proyeksi medan
gravitasi ke bidang datar tetapi hanya mempengaruhi jumlah iterasi untuk mendapatkan
ralat yang minimum. #ernyataan tersebut tentunya mengandung kesalahan karena alasan"
alasan sebagai berikut &
+. 1erdasarkan teori gravitasi -ewton secara fisis dinyatakan bahwa jarak kuadrat
antara sumber medan terhadap titik pengukurannya berbading terbalik dengan medan
gravitasi sehingga memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap harga
medan gravitasi. Dengan demikian perbedaan kedalaman sumber ekuivalen titik
massa akan mempengaruhi hasil proyeksi medan gravitasi ke bidang datar dimana
semakin besar jaraknya maka semakin kecil medan gravitasinya.
*. 2ika sumber ekuivalen titik massa diletakkan sangat jauh di bawah permukaan maka
akan menyebabkan terjadinya Qill!conditioned4 terhadap tensor
i)
a
yang digunakan
dalam perhitungan.
0. 2ika sumber ekuivalen itu berada di bawah sumber sebenarnya maka akan terjadi
osilasi terhadap medan gravitasi hasil proyeksi ke bidang datar.
#royeksi ke bidang datar dengan menggunakan pendekatan deret ,aylor
memberikan hasil yang lebih realistis. ?ontur anomali medan gravitasi yang diperoleh
ditunjukkan oleh gambar .e/. ?ontur anomali menunjukkan trend anomali positif tinggi di
bagian selatan dan timur daerah penelitian yang berada di daerah sekitar 1aturduwur,
1endaduwur, 1endangisor, ?atji dan ?roja dan terpotong di sepanjang batas selatan dan
batas timur daerah penelitian.
#ola yang hampir sama ditunjukkan oleh kontur anomali 1ouguer lokal seperti
terlihat pada gambar .f/. Daerah dengan pola anomali positif tinggi dijumpai di daerah
yang sama yaitu di sekitar 1aturduwur, 1endaduwur, 1endangisor, ?atji dan ?roja. ?ontur
yang dihasilkan masih cenderung mengarah ke timur dan selatan tetapi terpotong di
sepanjang batas sebelah timur dan selatan daerah penelitian, sehingga untuk penelitian
selanjutnya perlu dilakukan perluasan daerah penelitian ke arah timur dan selatan.
Model interpretasi dengan menggunakan inversi kompak yang ditunjukkan oleh
gambar .g/, .h/, dan .i/ memperlihatkan adanya blok"blok benda anomali yang berada pada
interval kedalaman 3 9 +333 m di bawah permukaan topografi rata"rata dengan kontras
densitas 3.B: gr)cm
0
.

Dari kontras densitas ini berarti bahwa densitas benda anomali
sebasar *.>0 gr)cm
0
yang merupakan hasil penjumlahannya dengan densitas 1ouguer. Dari
model irisan barat"timur .gambar .g/ dan .h// menunjukkan seperti adanya pola aliran
benda anomali dari timur ke barat. Dari harga densitas benda anomali di atas dan model
benda anomali yang diperoleh, diduga benda anomali tersebut merupakan aliran endapan
lava .la#a flo//.
4:
=. 2+si&p%1a
Dari hasil pengolahan data, pembahasan dan informasi dari beberapa literatur dapat
disimpulkan &
a. Dalam upaya menganalisis data anomali medan gravitasi di atas sferoida referensi
harus dipahami bahwa data medan gravitasi yang akan diinterpretasi berada di
permukaan topografi. ?oreksi udara"bebas yang dilakukan terhadap medan
gravitasi observasi tidaklah menyebabkan titik observasi berpindah ke sferoida
referensi tetapi koreksi ini dimaksudkan untuk membawa medan gravitasi normal di
sferoida referensi menjadi medan gravitasi normal di permukaan topografi.
b. #royeksi medan gravitasi yang terletak di topografi ke suatu bidang datar tertentu
dengan menggunakan pendekatan deret ,aylor, cukup memberikan hasil yang
relistis karena hasil yang diperoleh dengan metode ini pada ketinggian topografi
rata"rata secara relatif sama dengan harga anomali medan gravitasi di permukaan
topografi .irreg$ler s$rface/.
c. Densitas benda anomali bawah permukaan diperoleh sebesar *.>0 gr)cm
0
dan
diduga benda anomali tersebut merupakan endapan aliran lava .la#a flo// yang
terdapat di bawah permukaan daerah sekitar 1aturduwur, 1endaduwur,
1endangisor, ?atji dan ?roja.
Da:ta" R%>%(a
1allina, $..;., +==3, Fortran Program for A$tomatic Terrain 2orrection of Gra#ity
Meas$rement, Eomputers G %eoscience Vol. +B, -o.*.
1lakely, ;.2., +==:, Potential Theory in Gra#ity and Magnetic A""lications, Eambridge
!niversity #ress, !S7.
Dampney, E.-.%, +=B=, The ;3$i#alent o$rce Techni3$e, %eophysics V.04, -o.+, p. 0="
:0.
Farid, S., +==>, In#ersi *angs$ng 5ata Gra#itasi 5$a 5imensi Mengg$na)an Metode
In#ersi 0om"a), Skripsi S"+, 2urusan Fisika !%M, Logyakarta.
%rant, F.S., and West, %.F., +=B:, Inter"retations Theory in A""lied Geo"hysics, Mc
%raw"ill, -ew Lork.
$ast, 1.2., and ?ubik, ?., +=>0, 2om"act Gra#ity In#ersion, %eophysics Vol. 4>, p.@+0"
@*+.
-ettleton, $.$., +=@B, Gra#ity and Magnetic in .il Pros"ecting, Mc %raw"ill, -ew Lork.
Muhammad Sarkowi, +==>, Peng$)$ran Gra#itasi "ada G$n$ng Mera"i dan Analisis
Anomali 'o$g$er *eng)a"nya, ,hesis s"*, #ascasarjana !%M, Logyakarta.
,elford, W.M., %eldart, $.#., Sheriff, ;.C., and ?eys, D.7., +=@B, A""lied Geo"hysics,
Eambridge !niversity press, Eambridge.
4B
7R
- 3 0 0 0 . 0 0 - 2 5 0 0 . 0 0 - 2 0 0 0 . 0 0 - 1 5 0 0 . 0 0 - 1 0 0 0 . 0 0 - 5 0 0 . 0 0 0 . 0 0 5 0 0 . 0 0 1 0 0 0 . 0 0
( a ) A n o m a l i m e d a n g r a v i t a s i u d a r a - b e b a s
B u j u r - U T M ( m e t e r )
- 3 5 0 0 . 0 0
- 3 0 0 0 . 0 0
- 2 5 0 0 . 0 0
- 2 0 0 0 . 0 0
- 1 5 0 0 . 0 0
- 1 0 0 0 . 0 0
- 5 0 0 . 0 0
0 . 0 0
L
i
n
t
a
n
g

-

U
T
M

(
m
e
t
e
r
)
- 3 0 0 0 . 0 0 - 2 5 0 0 . 0 0 - 2 0 0 0 . 0 0 - 1 5 0 0 . 0 0 - 1 0 0 0 . 0 0 - 5 0 0 . 0 0 0 . 0 0 5 0 0 . 0 0 1 0 0 0 . 0 0
( b ) A n o m a l i B o u g u e r s e d e r h a n a
B u j u r - U T M ( m e t e r 0
- 3 5 0 0 . 0 0
- 3 0 0 0 . 0 0
- 2 5 0 0 . 0 0
- 2 0 0 0 . 0 0
- 1 5 0 0 . 0 0
- 1 0 0 0 . 0 0
- 5 0 0 . 0 0
0 . 0 0
L
i
n
t
a
n
g

-

U
T
M

(
m
e
t
e
r
)
- 3 0 0 0 . 0 0 - 2 5 0 0 . 0 0 - 2 0 0 0 . 0 0 - 1 5 0 0 . 0 0 - 1 0 0 0 . 0 0 - 5 0 0 . 0 0 0 . 0 0 5 0 0 . 0 0 1 0 0 0 . 0 0
( c ) A n o m a l i B o u g u e r l e n g k a p
B u j u r - U T M ( m e t e r )
- 3 5 0 0 . 0 0
- 3 0 0 0 . 0 0
- 2 5 0 0 . 0 0
- 2 0 0 0 . 0 0
- 1 5 0 0 . 0 0
- 1 0 0 0 . 0 0
- 5 0 0 . 0 0
0 . 0 0
L
i
n
t
a
n
g

-

U
T
M

(
m
e
t
e
r
)
0 . 0 0 5 0 0 . 0 0 1 0 0 0 . 0 0 1 5 0 0 . 0 0 2 0 0 0 . 0 0 2 5 0 0 . 0 0 3 0 0 0 . 0 0 3 5 0 0 . 0 0 4 0 0 0 . 0 0
( d ) A n o m a l i B o u g u e r l e n g k a p p a d a k e t i n g g i a n 0 0 m ( ! a m p n e " 0
B u j u r U T M ( m e t e r )
0 . 0 0
5 0 0 . 0 0
1 0 0 0 . 0 0
1 5 0 0 . 0 0
2 0 0 0 . 0 0
2 5 0 0 . 0 0
3 0 0 0 . 0 0
3 5 0 0 . 0 0
4 0 0 0 . 0 0
L
i
n
t
a
n
g

-

U
T
M

(
m
e
t
e
r
)

- 3 0 0 0 . 0 0 - 2 5 0 0 . 0 0 - 2 0 0 0 . 0 0 - 1 5 0 0 . 0 0 - 1 0 0 0 . 0 0 - 5 0 0 . 0 0 0 . 0 0 5 0 0 . 0 0 1 0 0 0 . 0 0
( e ) A n o m a l i B o u g u e r l e n g k a p p a d a k e t i n g g i a n # 0 0 m ( d e r e t T a " l o r )
B u j u r - U T M ( m e t e r )
- 3 5 0 0 . 0 0
- 3 0 0 0 . 0 0
- 2 5 0 0 . 0 0
- 2 0 0 0 . 0 0
- 1 5 0 0 . 0 0
- 1 0 0 0 . 0 0
- 5 0 0 . 0 0
0 . 0 0
L
i
n
t
a
n
g

-

U
T
M

(
m
e
t
e
r
)

- 3 0 0 0 . 0 0 - 2 5 0 0 . 0 0 - 2 0 0 0 . 0 0 - 1 5 0 0 . 0 0 - 1 0 0 0 . 0 0 - 5 0 0 . 0 0 0 . 0 0 5 0 0 . 0 0 1 0 0 0 . 0 0
( $ ) A n o m a l i B o u g u e r l o k a l p a d a k e t i n g g i a n # 0 0 m ( d e r e t T a " l o r )
B u j u r - U T M ( m e t e r )
- 3 5 0 0 . 0 0
- 3 0 0 0 . 0 0
- 2 5 0 0 . 0 0
- 2 0 0 0 . 0 0
- 1 5 0 0 . 0 0
- 1 0 0 0 . 0 0
- 5 0 0 . 0 0
0 . 0 0
L
i
n
t
a
n
g

-

U
T
M

(
m
e
t
e
r
)

4@
E
ER
1R
7
7R
D
DR
T
g/ Model interpretasi irisan 77R
.h/ Model interpretasi irisan 11R
4>
M
e
d
a
n

g
r
a
v
i
t
a
s
i

.
m
g
a
l
/
?
e
d
a
l
a
m
a
n

.
m
e
t
e
r
/
?
e
d
a
l
a
m
a
n

.
m
e
t
e
r
/
M
e
d
a
n

g
r
a
v
i
t
a
s
i

.
m
g
a
l
/
M
e
d
a
n

g
r
a
v
i
t
a
s
i

.
m
g
a
l
/
.i/ Model interpretasi irisan EER
.j/ Model interpretasi irisan DDR
Sferoida referensi berada pada kedalaman >33 m
4=
?
e
d
a
l
a
m
a
n

.
m
e
t
e
r
/
M
e
d
a
n

g
r
a
v
i
t
a
s
i

.
m
g
a
l
/
?
e
d
a
l
a
m
a
n

.
m
e
t
e
r
/
M
e
d
a
n

g
r
a
v
i
t
a
s
i

.
m
g
a
l
/
INSTRUMENTASI
P+t%>%( p"a(tis p+&a(aia G"a#it4&+t+" La7ost+ ? Ro&/+"!
I. P+da$%1%a
?ebutuhan dan harapan pada suatu kegiatan pengukuran di lapangan ialah dapat
diperolehnya data yang tepat, benar dan akurat, karena data sangat mempengaruhi hasil
akhir yang didapat. !ntuk mengoperasikan gravitymeter dengan baik diperlukan seorang
operator yang cermat, terutama dalam hal pengaturan dan pengamatan untuk memperoleh
data medan gravitasi yang akurat, baik di lapangan maupun di laboratorium. #engetahuan
yang baik tentang alat yang digunakan sangat membantu memperoleh prosedur yang benar
dalam memperoleh data yang akurat.
%ravitymeter $aEoste G ;omberg terdiri dari dua model, yaitu model % dan model
D. Model % mempunyai jangkauan skala yang lebar .sekitar @333 skala, setara dengan
@333 mgal/, sehingga dalam pengoperasiannya tidak perlu diset ulang. Model D
mempunyai ketelitian satu orde lebih tinggi dari model %, tetapi jangkau skala hanya
sekitar *33 mgal. <ni berarti bila digunakan untuk pengukuran yang mempunyai variasi
medan gravitasi lebih dari *33 mgal, gravitymeter perlu diset ulang pada salah satu titik
amat di lapangan. Dalam bagian berikutnya hanya dibahas untuk gravitymeter $aEoste G
;omberg model %.
Setiap gravitymeter $aEoste G ;omberg dalam pengukurannya menggunakan
sistem pengukuran secara relatif. Data yang terbaca dari gravitymeter tidak langsung dalam
satuan mgal, tetapi dalam satuan skala pembacaan, yang dapat dikonversi ke satuan mgal
dengan menggunakan tabel kalibrasi. Sistem pengungkit .lever/ dan sekrup .screw/ pada
gravitymeter ini dikalibrasi secara teliti pada semua jangkauan pembacaan. Faktor kalibrasi
.yaitu tabel kalibrasi/ hanya bergantung pada sistem pengungkit dan sekrup pengukur,
tidak pada pegas lemah sebagaimana pada alat yang lain. Dengan alasan ini, faktor
kalibrasi pada gravitymeter $aEoste G ;omberg tidak berubah terhadap waktu secara
jelas. !ntuk mengeliminasi perubahan, pengecekan terhadap faktor kalibrasi dapat
dilakukan secara berkala.
:3
II. M+>a1a(a G"a#it4&+t+"
II.1. Posisi P+!a&at t+"$adap G"a#it4&+t+"
!ntuk mendapatkan harga pembacaan yang teliti dan cepat, di samping kondisi
gravitymeter yang baik, peranan pengamat dalam melakukan pengamatan amat besar.
!ntuk itu sangat dianjurkan &
+. $etakkan piringan pada titik amat yang ditentukan. 7pabila titik amat tidak mungkin
ditempati piringan .tanah labil, miring, banyak akar pohon, dll/, disarankan titik amat
dipindah, atau letakkan piringan di tempat yang memungkinkan sedekat mungkin
dengan titik amat.
*. $etakkan kotak pembawa gravitymeter di depan titik amat.
0. !sahakan berdiri menghadap alat dengan membelakangi matahari, dengan harapan
sinar matahari tidak mengenai gravitymeter. 7pabila tidak memungkinkan, gunakan
payung untuk melindungi gravitymeter. Demikian pula pada waktu hujan, dianjurkan
untuk berhenti mengukur. 1ila tetap harus dilanjutkan, lindungi gravitymeter dari air.
4. #erhatikan arah angin .terutama bila bertiup kencang/ agar tidak mengganggu
pergerakan benang bacaan.
:. indarkan alat"alat berat .kunci, koin, kacamata dalam saku, dsb./ berada di dekat
gravitymeter pada saat mengukur. Dengan demikian gravitymeter terhindar dari
kemungkinan kejatuhan barang"barang tersebut.
B. 7mbillah sikap serelaks mungkin .disarankan dengan cara berlutut/ pada saat mulai
pengamatan. 2angan membuat banyak gerakan pada saat melakukan pengamatan.
@. Sediakan bantalan bila daerah pengamatan berada pada arean yang berbatu dan
berkerikil.
II.2. M++!a((a G"a#it4&+t+"
,eknik menegakkan gravitymeter dilakukan dengan cara mengatur level
memanjang dan melintang. 1ila terdapat * tipe level .yaitu air dan elektronik/, gunakan
level elektronik. $akukan langkah"langkah berikut untuk membantu menegakkan
gravitymeter secara sempurna dalam waktu singkat.
+. $etakkan piringan dan tekan sisi"sisinya pada permukaan tanah sehingga ketiga
kakinya tertanam pada tanah secara mantap. $akukan ini dengan mengusahakan
gelembung nivo pada piringan berada di tengah.
:+
*. 2ika pengamatan dilakukan pada tanah yang lunak, letakkan sekeping papan, atau
sesuatu yang lain sebagai landasan di antara piringan dan permuakaan tanah. $etakkan
piringan di atas papan tersebut sehingga mendapat kedudukan yang mantap. ,anpa alas
papan .atau lainnya/
0. 1uka penutup kotak pembawa dan periksa temperatur gravitymeter. !ntuk $aEoste G
;omberg %"+++>, temperatur minimumnya adalah ::.@
3
E. ?abel penghubung batteray
sebaiknya dalam keadaan bebas.
4. ?elurakan gravitymeter dengan cara mengangkat pada bagian sekerup penegak dengan
menggunakan ibujari dan jari lainnya menekan badan gravitymeter. $etakkan
gravitymeter di atas piringan secara hati"hati. indarkan gravitymeter goncangan dan
benturan keras dengan.
:. %eser gravitymeter untuk mendapatkan perkiraan posisi tegak dengan cara sedikit
mengangkatnya. $akukan dengan kedua telapak tangan dan ibu jari menempel pada
bagian kiri dan kanan badan gravitymeter, sedang jari lainnya menyangga pada bagian
bawah gravitymeter. 1ila level .elektronik atau gelembung/ telah mendekati posisi
tengah .seimbang/, hentikan pergeseran tersebut.
B. -yalakan lampu gravitymeter.
@. %unakan sekerup penegak untuk mendapatkan posisi tegak sempurna. #engaturan level
ini dengan menggunakan sekerup"sekerup penegak yang berjumlah 0 buah. !sahakan
menggunakan hanya * buah saja, yaitu salah satu sekerup memanjang dan satu sekerup
melintang.
II.3. P+&/a3aa !"a#it4&+t+".
<<.0.+. ,anpa MV; Feedback
Setelah gravitymeter dalam posisi tegak sempurna, pembacaan gravitymeter dapat
dilakukan dengan langkah"langkah sebagai berikut &
+. #utar sekerup pengunci .clamp/ berlawanan jarum jam sampai habis.
*. 7mati posisi benang bacaan pada lensa pengamatan. #erhatikan posisinya setelah
berhenti bergerak, apakah terletak di sebelah kiri atau kanan garis baca .reading line,
untuk $aEoste G ;oimberg %"+++> adalah *.@3/.
:*
0. 7mati dan gerakkan benang bacaan dengan memutar sekerup pembacaan secara
pelahan searah atau berlawanan jarum jam. 1ila benang bacaan terletak di sebelah kiri
putar sekerup pembacaan searah jarum jam dan sebaliknya. entikan putaran saat
benang bacaan berimpit dengan garis baca.
4. !ntuk mendapatkan harga pembacaan yang baik, putaran sekerup pembacaan
disarankan dari arah kiri ke kanan .searah jarum jam/. $angkah ini dapat langsung
dilaksanakan bila benang bacaan terletak di sebelah kiri garis baca. 1ila benang bacaan
terletak di sebelah kanan garis baca, putar sekerup pembacaan berlawanan jarum jam
hingga benang bacaan bergeser ke sebelah kiri garis baca. 1aru kemudian lakukan
putaran balik .searah jarum jam/ sampai benang bacaan berimpit dengan garis baca.
al ini dilakukan untuk menghindari pembacaan semu .backlash/ akibat putaran
sekerup pembacaan yang tidak seragam.
Catatan :
Posisi garis %aca yang %enar adalah )eadaan dimana %atas %a/ah +%agian )iri& dari
%enang %acaan %erim"it dengan garis %aca +lihat gam%ar "ada %$)$ man$al
Gra#itymeter *a2oste < Rom%erg&(
:. #eriksa level memanjang dan melintang, bila level berubah lakukan pembetulan level
untuk mendapatkan posisi tegak sempurna. #eriksa kembali posisi benang bacaan,
apakah masih berimpit dengan garis baca atau berubah. 1ila berubah putar sekerup
pembacaan lagi sampai mendapatkan posisi benang pembacaan yang benar .<ngat
aturan putaran dari kiri ke kanan/.
B. Matikan lampu gravitymeter secara pelahan, jangan membuat gerakan yang mengejut.
@. #utar sekerup pengunci searah jam sampai habis untuk mengunci pegas.
>. 1aca hasil pengukuran pada skala pembacaan.
Catatan :
=angan l$"a $nt$) selal$ mela)$)an "engece)an terhada" %attery dan s$h$ alat,
yait$ dengan mem$tar s/itch MVR Internal Feed%ac) )e "ilihan A $nt$) %attery dan '
$nt$) s$h$( 'ila %attery s$dah mende)ati ang)a 1>, segera ganti dengan %attery yang
"en$h( Unt$) "ra)tisnya, la)$)an "enggantian %attery tia" ? ata$ @ 1am selama
"eng$)$ran di la"angan(
:0
<ngat pengukuran medan gravitasi merupakan pengukuran relatrif dan hasil bacaan masih
dalam satuan skala baca. !ntuk mendapatkan harga dalam mgal perlu dikonversi dengan
menggunakan tabel kalibrasi.
asil pembacaan merupakan hasil dari pengamatan pada titik amat tersebut. !ntuk tiap
titik amat dilakukan prosedur yang sama. $angkah"langkah ini merupakan prosedur bila
pengamatan dilakukan tidak dengan menggunakan MV; feedback. #rosedur pengamatan
dengan menggunakan MV; feedback agak sedikit lain.
<<.0.*. Dengan menggunakan MV; Feedback
+. idupkan MV; feedback dengan memindahkan switchnya ke pilihan yang ditentukan
.03 V atau +3 V/. $ihat keterangannya pada bagian MV; feedback.
*. #ada titik amat yang ditentukan lakukan langkah + s)d B sebagaimana bila tanpa MV;
feedback
0. 7mati besar pembacaan feedback pada DVM .Digital Volt Meter/, pada bagian yang
bertuliskan MV; <nternal Feedback, dengan memindah switchnya ke pilihan D .bila
digunakan +3 V/ atau C .bila 03 V/. #embacaan feedback dilakukan setelah angka
tidak menunjukkan perubahan .sudah konstan atau stabil/ atau paling tidak sudah
lambat perubahannya. !sahakan pembacaan feedback mendekati angka nol, kecuali
digunakan prosedur pengukuran di lapangan dengan memanfaatkan feedback tanpa
mengubah skala pembacaan.
4. $akukan langkah @ dan > sebagaimana pembacaan dengan tanpa feedback.
:4

Anda mungkin juga menyukai