Disusun Oleh : Abdussalam Raharjo 21100111120009 Lamhot Manurung 21100111130024 Achmad Rizal 21100111130045 Fadila Neva Yolanda 21100111130052 M Satriyo Nugroho 21100111130064 Meilin Aprilika BR S 21100111190073 Debi Mahardika W K P 21100111190075 Faiq Nirmala 21100111140092 T M Mifdhal Ridho 21100111140099 Lukas Pamungkas 21100110120024 Denny Kurniawan P 21100110141032 Nur Addy Pujianto L2L 009 045 PROGAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG OKTOBER 2012 RINGKASAN
Saat ini pertumbuhan konsumsi energi Indonesia cukup tinggi yakni mencapai 7% per tahunnya, angka tersebut berada di atas pertumbuhan konsumsi energi dunia yang hanya mencapai 2,6% per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut terbagi untuk sektor industri (50%), transportasi (34%), rumah tangga (12%) dan komersial (4%) (ESDM, 2012). Dimana konsumsi energi Indonesia yang cukup tinggi tersebut hampir 95% dipenuhi dari bahan bakar fosil. Dengan potensi cadangan energi fosil yang sudah terbatas dan semakin menipis, pemenuhan kebutuhan energi akan menghadapi kendala yang besar. Bahkan menurut prediksi Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Sesditjen EBTKE) Djadjang Sukarna (2012), tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara nett importer energi. Mengacu pada kondisi tersebut, pemerintah dan masyarakat sudah seharusnya mencari solusi untuk permasalahan energi yang dihadapi bangsa ini. Salah satunya yakni dengan cara mencari dan mengembangkan energi baru yang terbarukan dan juga ramah lingkungan yang salah satu contohnya yakni energi geothermal. Pengembangan energi baru yang terbarukan, terkhususnya untuk energy geothermal saat ini sedang menjadi fokus program pemerintah. Pemerintah giat untuk menambah titik-titik lokasi yang potensi energy geothermalnya dapat dilakukan eksplorasi dan eksploitasi. Pengembangan energy geothermal sebagai energy baru terbarukan juga sudah disosialisasikan kepada masyarakat luas, mulai dari sosialisasi dari kampus ke kampus sampai dari desa ke desa. Namun sejauh ini warga masyarakat sebagai konsumen akhir belum banyak terlibat secara aktif. Dengan kenyataan tersebut partisipasi masyarakat belum bisa maksimal selama masih diposisikan sebagai penerima manfaat program semata. Selain itu juga sarana sosialisasi yang telah dijalankan oleh pemerintah tidak aplikatif dan kurang menarik bagi masyarakat luas. Sosialisasi yang tidak aplikatif dan juga kurang menarik serta timbulnya kesan ketidak-aktifan masyarakat dalam pengembangan energi terbarukan tersebut dapat diatasi dengan adanya wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran. Pembangunan wisata edukasi yang dimaksud direncanakan dapat memanfaatkan lahan wisata Candi Gedong Songo, yang mana dilokasi Candi tersebut juga ditemukan adanya manifestasi Geothermal yang cukup besar yang dibuktikan dengan kenampakan fumarol dan steaming ground. Nantinya kombinasi antara keindahan alam, kebesaran sejarah, dan juga manifest energi menjadikan lokasi wisata ini cukup menarik perhatian pengunjung. Selain cukup menarik, masyarakat juga dapat berpartisipasi aktif yakni tidak hanya konsumsi, melainkan juga terlibat dalam proses produksi, distribusi, dan hal lain yang bersifat teknis. Seperti terlibat dalam penyediaan bahan baku, peralatan, modal, dan tenaga kerja. Implementasi pembangunan wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran dapat dilakukan melalui beberapa langkah yakni : Membuat perizinan lokasi-lokasi yang akan dijadikan sebagai lokasi wisata edukasi energy, mencari dan bekerja sama dengan investor yang tertarik untuk mengembangkan lokasi wisata edukasi energy, serta bertukar pikiran, bernegoisasi, atau meminta saran dari praktisi pendidikan seperti dengan Jurusan Teknik Geologi Universitas Diponegoro.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi yang cukup tinggi di dunia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% per tahun. Angka tersebut berada di atas pertumbuhan konsumsi energi dunia yaitu 2,6% per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut terbagi untuk sektor industri (50%), transportasi (34%), rumah tangga (12%) dan komersial (4%) (ESDM, 2012). Konsumsi energi Indonesia yang cukup tinggi tersebut hampir 95% dipenuhi dari bahan bakar fosil. Dari total tersebut, hampir 50%-nya merupakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Konsumsi BBM yang cukup tinggi ini menjadi masalah bagi Indonesia. Sebagai sumber energi tak terbarukan, cadangan BBM Indonesia sangat terbatas. Saat ini, Indonesia hanya memiliki cadangan terbukti minyak 3,7 miliar barel atau 0,3% dari cadangan terbukti dunia. Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Sesditjen EBTKE) Djadjang Sukarna (2012), dengan potensi cadangan energi fosil yang sudah terbatas dan semakin menipis, pemenuhan kebutuhan energi akan menghadapi kendala yang besar. Bahkan menurut prediksinya, tahun 2030 Indonesia akan menjadi negara nett importer energi. Menghadapi tantangan cadangan sumber daya fosil yang semakin menipis, menghemat energi merupakan langkah cerdas. Namun demikian, peningkatan konsumsi energi sebagai indikator kemajuan ekonomi Indonesia tetap harus difasilitasi dengan keberadaan sumber energi yang mendukung. Menghadapi tantangan tersebut, Indonesia perlu memperluas pemanfaatan sumber energi lain untuk menggantikan pemakaian energi fosil. Panas bumi (geothermal) merupakan sumber energi yang sangat potensial dan merupakan sumber energi yang dapat diperbarui. Menurut beberapa laporan penelitian, energi geothermal adalah salah satu dari beberapa sumber energi terbarukan yang bisa menyediakan listrik secara kontinu dengan dampak negatif yang kecil terhadap lingkungan. Sumber energi ini juga tidak mengemisikan gas rumah kaca yang berdampak pada global warming. Pembangkit energi geothermal tidak membutuhkan bahan bakar untuk menghasilkan listrik sehingga level emisinya sangat rendah. Pemanfaatan geothermal sebagai sumber energi terbarukan jelas perlu didorong untuk mendukung kebutuhan energi di Indonesia yang akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Pengembangan energi geothermal diharapkan dapat dioptimalkan demi menggantikan sumber energi fosil yang cadangannya semakin menipis. Dengan demikian, Indonesia dapat tetap mewujudkan cita-citanya menjadi negara maju dengan konsumsi energi yang besar, tanpa terhalang hambatan ketersediaan sumber energi fosil yang semakin menipis. Mengacu pada fakta-fakta di atas, kami memiliki gagasan untuk menghadirkan Wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran sebagai salah satu sarana sosialisasi energi geothermal sebagai energi masa depan Indonesia dengan ikut melibatkan masyarakat luas secara aktif dalam proses pelaksanaannya yang mana nantinya diharapkan dapat mendorong pemanfaatan energi panas bumi yang cukup melimpah di Indonesia.
Tujuan Penulisan Tujuan Umum Mewujudkan masyarakat sadar energi terbarukan. Tujuan Khusus 1. Memberikan gagasan baru mengenai model sosialisasi energi masa depan Indonesia. 2. Pemanfaatan daerah wisata Geothermal Ungaran sebagai sarana edukasi bagi masyarakat 3. Mengembangkan dan memopulerkan sumber energi terbarukan. 4. Memajukan perekonomian masyarakat dengan berperan aktif dan ambil bagian dalam pemecahan masalah energi global. 5. Memperluas pengetahuan generasi muda terhadap tantangan energi masa depan. Manfaat Penulisan Pemerintah 1. Menjawab tantangan kebutuhan energi Indonesia di masa mendatang. 2. Mensejahterakan kehidupan masyarakat dengan mengembangkan energi baru yang terbarukan. Pengunjung Wisata Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pemanfaatan energi panas bumi yang ramah lingkungan dan terbarukan serta menjadi variasi wisata edukasi dalam memahami gejala alam yang terjadi di sekitar masyarakat. Masyarakat sekitar Terbukanya lapangan pekerjaan maupun peluang usaha bagi warga sekitar serta dapat juga dijadikan sebagai ajang promosi daerah. Penulis 1. Menstimulasi agar berpikir kritis terhadap permasalahan-permasalahan yang menjadi isu global saat ini. 2. Meningkatkan pengetahuan mengenai edukasi energi baru yang terbarukan. 3. Mendorong agar selalu tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Energi merupakan suatu kebutuhan utama yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Semakin maju suatu negara, semakin besar energi yang dibutuhkan. Hal tersebut juagalah yang terjadi di Indonesia saat ini. Bila ditinjau dari sumber pengadaan energi Indonesia saat ini, sumber migas merupakan sumber energi utama. Namun, penggunaan energi migas sangatlah tidak ramah lingkungan, karena penggunaan dalam jangka besar dan dalam tempo yang cukup lama akan meningkatkan emisi gas karbon dioksida yang mana akan menyebabkan pemanasan global dan juga perubahan iklim. Ditambah lagi energi migas bersifat tidak terbarukan, yang mana diprediksi akan habis. Menurut Rida Mulyana (Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE)), saat ini kebutuhan energi Indonesia pada umumnya berasal dari energi fosil khususnya minyak bumi. Terbukti sekitar 95 persen dari total kebutuhan energi nasional dipenuhi dari energi fosil tersebut, namun disisi lain kenyataan di lapangan cadangan minyak dan gas bumi khususnya Indonesia dan dunia pada umumnya semakin menipis. Kondisi ini diperburuk dengan pertumbuhan tingkat pemakaian energi di Indonesia yang cukup besar yaitu rata-rata 7 persen pertahun selama kurun waktu tahun 2000 sampai 2010, menyebabkan permasalahan energi semakin kompleks. Jika tidak ditemukan sumber-sumber cadangan minyak yang baru di Indonesia, maka diperkirakan dalam waktu tidak lebih dari 23 tahun cadangan minyak bumi akan habis dan Indonesia akan sangat bergantung pada energi impor. Mengacu pada kondisi tersebut, pemerintah dan masyarakat sudah seharusnya mencari solusi untuk permasalahan energi yang dihadapi bangsa ini. Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan energi fosil yang kita ketahui bersama pemakaiannya sangat tidak ramah lingkungan dan tidak terbarukan. Jika kita hanya mengharapkan dari sumber energi fosil saja, maka dapat dipastikan bangsa kita akan mengalami krisis energy yang berkelanjutan. Permasalahan tersebut dapat dipecahkan dengan cara mencari dan mengembangkan energi baru yang terbarukan dan juga ramah lingkungan yang salah satu contohnya yakni energi geothermal.
Solusi Yang Pernah Ditawarkan Program energi baru yang terbarukan memang sudah menjadi agenda nasional. Pemerintah sudah menyusun kebijakan nasional pengembangan energi terbarukan untuk menyediakan sumber energi yang efisien, bersih, handal, namun harganya terjangkau. Pengembangan energi terbarukan juga sudah disosialisasikan kepada masyarakat luas, mulai dari sosialisasi dari kampus ke kampus sampai dari desa ke desa. Langkah ini dilakukan berusaha untuk menjawab tantangan terhadap kebutuhan energi dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Namun sejauh ini warga masyarakat sebagai konsumen akhir belum banyak terlibat secara aktif. Dengan kenyataan tersebut partisipasi masyarakat belum bisa maksimal selama masih diposisikan sebagai penerima manfaat program semata. Selain itu juga sarana sosialisasi yang telah dijalankan oleh pemerintah tidak aplikatif dan kurang menarik bagi masyarakat luas.
Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Dapat Diatasi Pariwisata merupakan sesuatu hal yang berkaitan erat dengan sebuah perjalanan wisata, dengan kata lain dapat dikatakan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat keingintahuan mengenai sesuatu hal. Selama ini bentuk-bentuk pariwisata yang sering ditonjolkan baru berasal dari wisata alam ataupun wisata sejarahnya saja. Padahal ada juga bentuk wisata lainnya yang bisa dikembangkan untuk dijadikan sebagai objek pariwisata seperti wisata edukatif. Wisata Edukatif ini merupakan suatu bentuk perjalanan wisata yang mana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau edukasi suatu bidang ilmu pengetahuan. Wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran diharapkan dapat memecahakan permasalahan pengembangan energi terbarukan yang terjadi saat ini, yakni permasalahan mengenai adanya sosialisasi yang tidak aplikatif dan juga kurang menarik serta timbulnya kesan ketidak-aktifan masyarakat dalam pengembangan energi terbarukan. Pembangunan wisata edukasi yang dimaksud dapat memanfaatkan lahan wisata Candi Gedong Songo, yang mana dilokasi Candi tersebut juga ditemukan adanya manifestasi Geothermal yang cukup besar yang dibuktikan dengan kenampakan fumarol dan steaming ground. Nantinya kombinasi antara keindahan alam, kebesaran sejarah, dan juga manifest energi menjadikan lokasi wisata ini cukup menarik perhatian pengunjung. Selain itu, pembangunan wisata edukasi ini dapat melibatkan masyarakat secara aktif. Masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam pengembangan energi terbarukan meliputi banyak hal yang bersifat produktif. Tidak hanya sebatas konsumsi, melainkan juga terlibat dalam proses produksi, distribusi, dan hal lain yang bersifat teknis. Seperti terlibat dalam penyediaan bahan baku, peralatan, modal, dan tenaga kerja sehingga akan tercipta energi mandiri, dari masyarakat untuk masyarakat.
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Beberapa pihak yang diharapkan mampu untuk bekerjasama hingga program ini dapat terlaksana dengan baik antara lain Dinas Pariwisata Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dan Pemerintah Jawa Tengah, penyedia jasa wisata, jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, dan juga masyarakat sekitar.
Langkah-langkah Strategis Implementasi pembangunan wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran dapat dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut : 1. Membuat perizinan lokasi-lokasi yang akan dijadikan sebagai lokasi wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran kepada Dinas Pariwisata Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang dan Pemerintah Jawa Tengah. 2. Mencari dan bekerja sama dengan investor yang tertarik untuk mengembangkan lokasi wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran tersebut dan juga pihak-pihak yang dapat merawat maupun mengembangkannya. 3. Bertukar pikiran, bernegoisasi, atau meminta saran dari praktisi pendidikan terutama yang berhubungan dengan sumber daya serta dekat dengan lokasi wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran, seperti dengan Jurusan Teknik Geologi Universitas Diponegoro.
KESIMPULAN Gagasan yang Diajukan Gagasan yang diajukan adalah pengembangan energi terbarukan melalui pembangunan wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran yang dibangun dilokasi wisata Candi Gedong Songo yang mana dilokasi Candi tersebut juga ditemukan adanya manifestasi Geothermal yang cukup besar yang dibuktikan dengan kenampakan fumarol dan steaming ground. Nantinya kombinasi antara keindahan alam, kebesaran sejarah, dan juga manifest energi menjadikan lokasi wisata ini cukup menarik perhatian pengunjung. Selain itu juga pembangunan wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran ini diharapkan dapat melibatkan masyarakat sekitar secara aktif meliputi banyak hal yang bersifat produktif. Tidak hanya sebatas konsumsi, melainkan juga terlibat dalam proses produksi, distribusi, dan hal lain yang bersifat teknis.
Teknik Implementasi Metode yang telah dijabarkan dalam langkah-langkah strategis tidak dapat dijalankan apabila tidak ada kerja sama dari pihak-pihak yang terkait. Sangat dibutuhkan keseriusan dan konsistensi dalam menjalankannya. Oleh karena itu, peran aktif dari birokrasi, lembaga yang menangani energi dan juga pariwisata, tenaga professional, dan masyarakat sangat dibutuhkan sebagai langkah awal untuk kesuksesan program pengembangan energi terbarukan. Wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran harus dibangun se-menarik dan se-aplikatif mungkin dengan menggabungkan aspek keindahan alam, kebesaran sejarah, dan manifest energy yang ada. Dan tidak lupa juga harus melibatkan keaktifan dari masyarakat sekitar yang meliputi banyak hal yang bersifat produktif, tidak hanya sebatas konsumsi melainkan juga terlibat dalam proses produksi, distribusi, dan hal lain yang bersifat teknis. Seperti terlibat dalam penyediaan bahan baku, peralatan, modal, dan tenaga kerja sehingga akan tercipta energi mandiri, dari masyarakat untuk masyarakat. Wisata edukasi ini diharapkan akan ramai pengunjung, agar sosialisasi pengembangan energi terbarukan dapt terlaksana sesuai harapan pemerintah. Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh Pembangunan wisata edukasi energi terbarukan Geothermal Gunung Ungaran dapat membantu program pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan. Sehingga, tantangan krisis energi dapat teratasi, perekonomian masyarakat dapat meningkat, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih maju dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA Dipippo, Ronald Ph.D, 1999, Makalah : Small Geothermal Power Plants : Design, Performance And Econonomics, University of Massachusetts Dartmouth, Massachusetts 2. Djiteng, Marsudi Ir, 2005, Pembangkitan Energi Listrik, Jakarta : Erlangga Djojonegoro,W., 1992, Pengembangan dan penerapan energi baru dan terbarukan, Lokakarya "Bio Mature Unit" (BMU) untuk pengembangan masyarakat pedesaan, Jakarta : BPPT Press. Herman, Danny Z., 2006, Makalah : Potensi Panas Bumi Dan Pemikiran Konservasinya, Sub Direktorat Konservasi DIM.