Anda di halaman 1dari 8

Fery Handoko / 115020300111053

Praktikum Audit Kelas CE


Kasus Pendahuluan
Pertanyaan Diskusi
1. Partner : bertugas untuk melakukan pengendalian mutu KAP, secara khusus
ditugasi untuk melakukan pengorganisasian, pengimplementasian, dan
pengontrolan sistem pengendalian mutu KAP, Mereka mengemban penuh
atas kegiatan-kegiatan kantor akuntan publik dan praktiknya serta memegang
peran utama dalam pengembangan klien.
Manajer : Manager pada umumnya tidak berada dikantor klien untuk
melakukan audit secara harian. Manager dapat bertanggungjawab atas
penyeliaan/supervisori dua atau lebih perikatan audit sekaligus. bertugas
membuat prosedur dan program audit serta mereview keselurhan pekerjaan
yang dilakukan oleh senior audit dan staf auditor
Senior Auditor : Auditor senior (senior auditor) -disebut juga auditor
penanggungjawab (in charge auditor)- adalah auditor yang memenuhi syarat
untuk memikul tanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta
penyusunan rancangan laporan auditor, yang akan dikaji ulang dan disetujui
oleh manager auditor dan partner. bertugas menjalankan program audit yang
telah dibuat oleh manajer, memimpin staf auditor untuk menjalankan audit
sesuai dengan prosedur tersebut, dan membuat review tentang keseluruhan
pekerjaan yang dilakukan oleh staf auditor
Staf Auditor : Auditor staff kerap kali melakukan tugas-tugas audit yang
rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang sangat terbatas sehingga
perlu diselia secara teliti. bertugas menjalankan program-program audit
secara nyata di lapangan untuk selanjutnya direview dan diperiksa oleh senior
auditor
2. Tujuan dari dimilikinya Partner-in-charge yaitu:
Sebagai kepala tim yang akan melakukan perikatan audit
Membantu memberikan pertimbangan untuk menerima atau menolak
perikatan audit
Membantu dalam pengambilan keputusan selama proyek audit
dilaksanakan.
Fery Handoko / 115020300111053
Praktikum Audit Kelas CE
Tujuan dari dimilikinya Consulting Partner yaitu:
Sebagai pemberi rekomendasi dan review terhadap hasil akhir.
Memberikan nasihat mengenai klien yang benar-benar baru atau masih
belum pernah ditangani oleh KAP sebelumnya.
3. KAP harus melakukan rotasi partner. Di Indonesia merupakan salah satu
negara yang mewajibkan pergantian kantor akuntan dari partner audit
diberlakukan secara periodic. Peraturan tentang pergantian ini sudah muncul
pada tahun 2002 dalam bentuk Keputusan Menteri Keuangan no. 423 tahun
2002 tersebut dikatakan bahwa:
Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat
dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut
dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku
berturut-turut.
Selanjutnya di pasal 59 ayat 5 dan 6 dinyatakan bahwa:
(5) KAP yang telah memberikan jasa audit umum untuk 5 (lima) tahun buku
berturut-turut atau lebih dan masih mempunyai perikatan audit umum untuk
tahun buku berikutnya atas laporan keuangan dari suatu entitas pada saat
berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini, hanya dapat melaksanakan
perikatan dimaksud untuk 1 (satu) tahun buku berikutnya,
(6) Akuntan Publik yang telah memberikan jasa audit umum untuk 3 (tiga)
tahun buku berturut-turut atau lebih dan masih mempunyai perikatan audit
umum untuk tahun buku berikutnya atas laporan keuangan dari suatu entitas
pada saat berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini, hanya dapat
melaksanakan perikatan dimaksud untuk 1 (satu) tahun buku berikutnya.
Dalam Sarbanes-Oxley act Seksi 203: Adanya kewajiban rotasi bagi KAP
maupun partner in-charge dari KAP (dibatasi lima tahun) dalam melakukan
audit bagi klien yang sama.
Dengan demikian, sebuah kantor akuntan publik hanya boleh menugaskan
satu orang partner untuk memimpin audit di satu klien yang sama selama lima
tahun berturut-turut. Yang dimaksud sebagai rotasi wajib adalah
pemberlakuan batasan periode tahun sebuah kantor akuntan publik boleh
Fery Handoko / 115020300111053
Praktikum Audit Kelas CE
mengaudit satu klien yang sama, hal ini dilakukan sehubungan dengan
Meningkatkan Independensi Auditor.
Dengan dilakukan rotasi partner maka diyakini akan meningkatkan
keindependensian auditor dalam hal pelaksaan audit. Perilaku auditor diduga
tidak akan sama pada aturan rotasi yang berbeda, terutama jika ada aturan
rotasi atau tidak ada aturan rotasi. Ketiadaan aturan rotasi akan memberi
insentif kepada auditor untuk selama mungkin mempertahankan hubungannya
dengan klien, walaupun mungkin tindakan tersebut mencederai independensi
mereka. Sehingga adanya aturan rotasi yang membatasi masa tugas auditor
akan ketergantungan auditor terhadap klien menjadi terbatas dan
kemungkinan pelanggaran independensi juga akan menurun.
4. Menurut kami kegiatan marketing yang dilakukan oleh KAP untuk
menambah akuisisi klien baru tidak bertentangan dengan prinsip indepedensi
auditor dengan syarat kegiatan marketing yang dilakukan oleh KAP hanya
digunakan untuk meperkenalkan KAP yang bersangkutan kepada publik dan
jasa-jasa apa yang dapat dikerjakan oleh KAP tersebut, dan kegiatan
marketing seperti advertensi ini pun sudah tidak dilarang oleh IAI hal ini
sesuai dengan aturan Etika Profesi nomor 502 tahun 2000 yang
memperbolehkan KAP melakukan promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.
Independensi itu sendiri dibagi menjadi dua tertera pada Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik (Iai) No. 100, yaitu:
a) Independensi penampilan: independensi yang terkait dengan
pencitraan yang dilakukan oleh auditor terhadap publik. Pencitraan
ini terkait dengan asumsi dan ekspektasi dari public mengenai
fungsi audit dan auditor itu sendiri.
b) Independensi fakta: Independensi auditor yang terkait dengan
objektifitas seseorang auditor di dalam penentuan audit judgement.
Auditor harus dapat memeprtimbangkan fakta yang ada dan dapat
bersikap tidak memihak dalam memberikan pendapatnya. Sikap ini
merupakan sikap yang cenderung personal dan merupakan
merupakan sikap mental dari diti pribadi akuntan publik.
Fery Handoko / 115020300111053
Praktikum Audit Kelas CE
Sesuai dengan ketentuan PSA No. 4 dalam SA Seksi 220 No. 7
mengenai penunjukan dan independensi auditor, mengatakan untuk
menekankan indepedensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor
di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, rapat umum
pemegang saham, atau komite audit.
5. KAP besar mengakuisisi KAP menengah atau lebih kecil disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:
a) Faktor pengalaman:
Kantor Akuntan Publik (KAP) kecil atau menengah mungkin
mempunyai pengalaman yang jauh lebih banyak di dalam proses
pengauditan klien-klien yang bukan merupakan klien bidikan
utama kantor akuntan public besar. Contohnya adalah: kanotr
akuntan public kecil atau menengah lebih banyak melakukan audit
di ranah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sehingga KAP
tersebut mempunyai banyak pengalaman di ranah operasional
tersebut diharapakan dapat memperbesar.
b) Faktor Ekspansi Klien:
Faktor ini sangat terkait dengan faktor nomor 1 diatas, KAP besar
diharapkan pada pilihan untuk lebih membuka diri dan
mengekspansi klien yang jauh lebih luas, tidak hanya dari klien
yang mempunyai ukuran yang besar saja namun juga
mengekspansi klien-klien yang mempunyai unit bisnis kecil tapi
mempunyai kelebihan dalam segi kuantitas perusahaan yang jauh
lebih banyak daripada perusahaan besar.
c) Faktor Budaya:
Kebanyakan KAP yang mempunyai nama besar adalah KAP asing
yang sangat awam dengan budaya di Indonesia sehingga jalan
termudah untuk bekerja sesuai dengan budaya yang ada di daerah
(Indonesia) adalah dengan mengakuisisi KAP likal yang mungkin
dari segi ukuran masih kecil atau menengah.
Keuntungan yang mungkin diperoleh oleh KAP menengah kebawah
dengan adanya akuisisi:
Fery Handoko / 115020300111053
Praktikum Audit Kelas CE
a) Standarisasi
Yang paling mencolok adanya akuisisi antara KAP besar dengan
menengah kebawah adalah adanya standarisasi yang coba
diterapkan oleh KAP besar tersebut di dalam setiap penugasan
audit maupun dar internal KAP yang diakusisi itu sendiri sehingga
KAP menengah kebawah yang telah diakuisisi mau tidak mau
harus mengikuti syarat-syarat penjaminan mutu yang dibuat oleh
KAP besar.
Namun tidak semua akuisisi ini menimbulkan dampak yang positif bahkan
dapat juga menimbulkan dampak negative bagi KAP menengah kebawah
yang telah diakuisisi, diantaranya:
a) Perubahan Budaya Organisasi
Perubahan budaya organisasi KAP karena harus mengikuti syarat-
syarat penjaminan mutu dari KAP yang telah mengakuisisinya
akan mengakibatkan perubahan budaya organisasi yang
mempunyai implikasi ditinggalkannya KAP yang bersangkutan
dengan klien-klien lamanya.
6. Perpindahan seorang individu dari area satu ke area lain ataupun dari jasa satu
ke jasa lain menurut saya akan muncul permasalahan (dampak negative).
Namun dari kegiatan kerja yang fleksibel ini terdapat juga dampak
positifnya:
Dampak positifnya yaitu:
a) Menambah wawasan dan kemampuan SDM secara umum
Sumber Daya Manusia yang melakukan pekerjaan yang tidak tetap dan
sering di rolling akan meningkatkan keinginan SDM tersebut untuk terus
belajar dan menghindari kebosanan karena mengerjakan pekerjaan yang
sama secara terus-menerus.
b) Pemerataan kemampuan SDM
Faktor ini terkait dengan faktor diatas, individu yang belajar karena
tuntutan pekerjaan yang harus dilakukannya terus berubah akan
meningkatkan kemampuannya mengerjakan segala urusan di dalam
proses yang telah dilakukannya.
Fery Handoko / 115020300111053
Praktikum Audit Kelas CE
Dampak negatifnya yaitu:
a) Kurang terpesialisasi
Hal ini mrupakan damapak buruk dari adanya faktor Menambah
wawasan dan kemampuan SDM secara umumkarena setiap
individu dituntut untuk mengerjakan semua tugas audit sehingga
menyebabkan individu menjadi kurang terspesialisasi terhadap
pekerjaan yang menjadi core tugasnya.
b) Rendahnya kualitas laporan hasil audit
Hal ini merupakan dampak dari poin diatas, adanya pekerjaan yang
kurang terspesialisasi menyebabkan laporan audit yang diperoleh
menjasi kurang berkualitas.
Latihan
1. Menurut Standar Pengendalian Mutu (PSPM No. 1) disebutkan bahwa setiap
KAP diwajibkan menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu,
khususnya mengenai hal-hal berikut:
a) Independensi Auditor
b) Penugasan Personel
c) Konsultasi
d) Supervisi
e) Pemekerjaan
f) Pengembangan Profesional
g) Promosi
h) Penerimaan dan keberlanjutan klien
i) Inspeksi
Dari pembahasan mengenai gambaran umum KAP Adi Susilo dan rekan
itu sendiri minimal kita dapat mengambil dua poin:
1. Kebijakan pemekerjaan
SDM yang digunakan di dalam melakukan pemeriksaan audit
minimal mempunyai tingkat pendidikan S1 dari perguruan tinggi
terkemuka. Hal ini dilakukan untuk menjamin mutu dari auditor
yang melakukan audit.
2. Kebijakan inspeksi
Fery Handoko / 115020300111053
Praktikum Audit Kelas CE
Adanya partner-in-charge yang mempunyai tanggung jawab untuk
melaksanakan pekerjaan (proyek) audit dan membawahi auditor
senior yang juga melakukan review dari hasil pekerjaan auditor
junior dan staf.
Rekomendasai dari saya adalah agar KAP tersebut dapat
melengkapi syarat-syarat yang direkomendasikan oleh PSPM
sehingga kualitas penugasan sampai dengan pelaporan audit dapat
ditingkatkan.

2. Persiapan spesifik yang dilakukan oleh KAP Adi Susilo dan rekan untuk
menerima klien
Perusahaan publik, sesuai dengan peraturan SOX atau Sarbanes Oxley Act
yaitu:
a) Mensyaratkan bahwa manajemen mensertifikasi kewajaran
statemen keuangan dan pengungkapan yang dimuat dalam laporan
berkala, dan statemen keuangan dan pengungkapan-pengungkapan
secara wajar menyajikan dalam segala hal yang material, operasi
dan kondisi keuangan dari issuer.
b) Mensyaratkan manajemen memberikan penilaian pengendalian
intern dan auditor eksternal melaporkan pengendalian tersebut.
c) Mensyaratkan adanya kode etik pejabat (officer code of ethic)
untuk perusahaan publik.
d) Mensyaratkan manajemen melaporkan efektivitas pengendalian
intern dan auditor menyajikannya dalam penilaian manajemen.
Adapun juga langkah yang dipersiapkan dalam menerima klien perusahan
publik pada PSA No. 62, yaitu:
a) Pemahaman atas Dampak Peraturan Perundang-Undangan, Auditor
harus memperoleh pemahaman tentang kemungkinan dampak
peraturan perundang-undangan terhadap laporan keuangan yang
umumnya diperkirakan oleh auditor berdampak langsung dan
material atas penentuan jumlah yang tercantum dalam laporan
keuangan.
Fery Handoko / 115020300111053
Praktikum Audit Kelas CE
b) Pertimbangan atas Resiko, Sebagai contoh, jika suatu entitas
pemerintahan didesentralisasikan tanpa pemantauan memadai, risiko
salah saji material pada tingkat laporan keuangan dapat meningkat.

Anda mungkin juga menyukai