Anda di halaman 1dari 15

1

SKENARIO 2

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

Kunjungan Rumah Pasien Dengan Gangguan Pernapasan

KELOMPOK A-15

Ketua : Heru Tri Purwanto 1102010122

Sekretaris : Herdanti Dwi Putri 1102010121

Anggota : Hilda Herman 1102010040
Hilyatus shalihat 1102010085
Husna Nadia 1102010094
Khoirunnisa Andira 1102010152
Kiki Lestari Suryaningrum 1102010054
Lalu Reza 1102010049
Laras Wiyardhani 1102010
Latifatun Nikmah 1102010

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2013/2014




2


SKENARIO 2
Kunjungan Rumah Pasien Dengan Gangguan Pernapasan


Seorang dokter berkunjung ke ruamh pasien anak laki-laki, berumur 8 tahun dengan keluhan
sesak nafasberulang. Keluhan seperti ini timbul hampir setiap minggu sehingga sangat
mengganggu kegiatan sekolahpasien. Oleh karena itu dokter ingin mengunjungi rumah pasien
untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi pasien dan keluarganya.
Pasien tinggal di sebuah rumah di kawasan padat penduduk dengan ukuran 4x7 m bersama
keluarganya. Keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, pasien dan dua orang kakaknya yang
berumur 12 dan 14 tahun. Selain itu bersama keluarga ini tinggal kakek dan nenek (orang tua
ayah). Kondisi dalam rumah kurang rapih, bersih, kurangpencahayaan dan ventilasi. Kakek
dan ibu pasien mempunyairiwayat asmabronkial. Kakek dan ayah pasien adalah perokok
berat.
Ayah pasien adalah seorang lulusan SMP yang bekerja sebagai seorang buruh bangunan yang
merupakan sumber pencari nafkah dalam keluarga. Ibu pasien adalah seorang lulusan SD
yang bekerj sebagai seorang tukang cuci pakaian rumah tetangganya, sedangkan kakek dan
enenknya tidak bekerja. Kedua orang tua pasien sibuk dengan pekerjaannya sehingga pasien
kurang mendapakan perhatian yang baik. Karena kondisi ekonomi yang kurang pasien sering
terlambat berobat ke dokter.
Sebagai dokter keluarga bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini, dan
bagaimana kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut?
Sebagai dokter muslim, bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini dan
bagaimana hal dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun sebagai anggota
keluarga?










3


KATA SULIT
Asmabronkial adalah

Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa penyebab pasien mengalami sesak napas berulang ?
Adanya perokok berat di rumah pasien
Adanya riwayat asma bronkial pada keluarganya
Faktor ekonomi yang kurang memadai berpengaruh pada keadaan tempat tinggal
pasien
Perhatian yang diberikan keluarga kurang
2. Bagaimana tindakan yang seharusnya dilakukan oleh dokter keluarga terhadap
keluarga tersebut ? edukasi keluarga
3. Apa dampak pasien terlambat berobat ?
Menurunkan kualitas hidup dan aktivitas pasien dan juga mengganggu proses
pembelajaran
4. Apa hak dan kewajiban pasien sebagai individu dan anggota keluarga?
Hak mendapat pengobatan dan perhatian perawatan
Kewajiban mematuhi peraturan pengobatan
5. Bagaimana kaitan keadaan keluarga dengan penyakit yang diderita anggota keluarga
tersebut?
Keluarga tidak tanggap terhadap pengaruh lingkungan sebagai penyebab penyakit
6. Apa kriteria rumah sehat?
Ventilasi baik, pencahayaan cukup, jumlah anggota keluarga disesuaikan dengan
ukuran rumah, MCK baik, keadaan rumah bersih dan rapih.
7. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kesehatan keluarga?
Lingkungan, kebiasaan dan gaya hidup.
8. Bagaimana kriteria keluarga yang baik?
Saling memperhatikan satu sama lain dan menerapkan gaya hidup sehat










4






HIPOTESIS
























SAKIT
INTERNAL
- Kepatuhan pengobatan
- Riwayat keluarga
- Kebiasaan
- Gaya hidup
Perhatian
Pendidikan kurang
Tingkat ekonomi rendah
Ventilasi jelek
Pencahayaan kurang
MCK buruk
tempat tinggal padat
EKSTERNAL
KELUARGA LINGKUNGAN
Edukasi
Pembenahan
5



SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan menjelaskan keluarga
1.1 definisi keluarga
1.2 fungsi keluarga
1.3 struktur keluaga
1.4 hak dan kewajiban keluarga
1.5 bentuk keluarga
1.6 dinamika kehidupan keluarga
1.7 siklus keluarga
1.8 dampak anggota keluarga terhadap timbulnya penyakit di keluarga

2. Memahami dan menjelaskan rumah sehat
3. Memahami dan menjelaskan faktor eksternal yang mempengaruhi timbulnya penyakit
4. Memahami dan menjelaskan hak dan kewajiban anggota keluarga dalam pandangan
islam
5. Memahami dan Menjelaskan konsep dan fungsi keluarga dalam pandangan Islam













6

1.1. DEFINISI KELUARGA
Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
FUNGSI KELUARGA
Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) bahwa
fungsi keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh
BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 1994, yaitu :
1. Fungsi Keagamaan
yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
2. Fungsi Sosial Budaya
Dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilainilai
budaya keluarga
3. Fungsi Cinta Kasih
Diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta
memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
4. Fungsi Melindungi
Bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi Reproduksi
Merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara
dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi
dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik
7. Fungsi ekonomi
Adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah
keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan
penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung
untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara
serasi, selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan
7

yang berubah secara dinamis..
1.2. STRUKTUR KELUARGA
2. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
3. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibuMatrilokal :
sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri.
1.3. BENTUK KELUARGA
TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
b. The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar) : Keluarga yang terdiri dari
tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) : Keluarga yang terdiri
dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya
melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi
hukum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang
dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll)
j. Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family : Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family : Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
8

yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : Keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu
dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan
dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.

Hak dan kewajiban keluarga
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung,
dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
b. Peranan ibu : ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
DINAMIKA KELUARGA
Adanya interaksi (hubungan) antara individu dengan lingkungan sehingga
tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam
lingkungan keluarga maupun kelompok sosial yang sama.
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan anggota
9

keluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga di
lingkungan sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikan
dukungan dalam upaya kesembuhan pasien.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
- Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri
sendiri yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
- Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan
pendapat dan pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
- Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur
bagaimana mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang
sebagai sistem nilai keluarga.
- Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan
orang luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke
masyarakat.
Siklus keluarga
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari
silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan
untuk segera mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga
pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga. Genogram adalah
biopsikososial pohon keluarga, yang mencatat tentang siklus kehidupan
keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta hubungan antar anggota
keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat
perkawinan, anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit
spesifik, tahun meninggal, dan pekerjaan. Juga terdapat informasi
tentang hubungan emosional, jarak atau konflik antar anggota keluarga,
hubungan penting dengan profesional yang lain serta informasi-informasi
lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk
menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan
selalu dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota
keluarga pada kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem
keluarga dinyatakan bahwa keluarga sebagai sistem yang saling
berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap kejadian emosional
keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi
keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
mendapat informasi dengan cepat tentang data yang
terintegrasi antara kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang
sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.





10




Memahami dan Menjelaskan Mekanisme yang mendasari berbagai
gangguan serta Faktor External Yang mempengaruhi masalah kesehatan
keluarga

Timbulnya penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan antara factor penjamu
(host ), factor agen penyakit, dan factor lingkungan
a. Factor host
Host adalah seseorang yang mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit.
Resiko internal :
Genetic
Umur ; sesorang anggota keluarga dengan usia yang lebih tua
cenderung lebih perhatian terhadap anggota keluarga yang lain
Pendidikan : makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
meneriam informasi sehingga makin banyak penetahuan yang dimiliki
Pekerjaan
Sex
Fisiologi tubuh
Keadaan imunologia
Tingkah laku
Resiko eksternal
Lingkungan
Kebudayaan
Kepercayaan
Ras
Social ekonomi
b. Factor agen
Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit
Factor yang mempengaruhi :
c. Factor nutrisi
Kimiawi
Fisik
Biologis
Unhealthy behaviour
d. Factor lingkungan
Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara
keseluruhan memang mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap
kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat dilihat paling
tidak pada lima hal :
1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor
genetic (fungsi reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada
factor genetic tersebut, yang antara lain muncul karena perkawinan (tahap
awal dari siklus keluarga) maka tidaklah sulit dipahami bahwa orang
tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu pula.
11

2. Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak
mempunyai kemampuan mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi
pengalaman membuktikan jika bayi dan anak tersebut maka
perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik perkembangan
fisik maupun perilakunya.
3. Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka
tidaklah sulit diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah
terserang penyakit tersebut
4. Pola penyakit dan kematian
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo
membujang atau bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung
memperlihatkan angka penyakit dan kematian yang lebih tinggi daripada
mereka yang berkeluarga.
5. Proses penyembuhan penyakit
Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis
jauh lebih baik pada keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada
keluarga dengan fungsi keluarga yang sakit
II. Hak Orang Tua (Kewajiban Anak terhadap Orang Tua)
1. Hak Orang Tua yang Masih Hidup
a. Mendapat perlakuan yang baik
Dalil hadits: Berbuat baiklah kepada kedua orang tua lebih utama ketimbang shalat,
shadaqah, puasa, haji, umrah dan jihad di jalan Allah. (HR. Abu Yala dan Thabrani)
b. Mendapat perawatan yang baik dari anak-anaknya hingga maut menjemputnya,
terlebih lagi bila ia telah lanjut usia. Anak tidak dapat membalas kedua orang tuanya
hingga ia mendapati sebagai budak lalu membelinya dan memerdekakannya. (HR.
Muslim)
2. Hak Orang Tua yang telah wafat
Ada seorang laki-laki menghadap Rasulullah SAW dan bertanya, Wahai Rasulullah
masih adakah kewajiban untuk berbuat baik kepada orang tuanya yang telah wafat?
Rasulullah SAW bersabda: Ya, mendoakannya, memintakan ampun untuknya,
menunaikan janjinya, menghormati temannya, menyambungkan kerabat yang tidak
dapat disambung oleh orang tua. (HR. Abu Daud, Ibnu Hibban dan Al Hakim)
III. Hak Anak (Kewajiban Orang Tua terhadap Anak)
1. Mendapat nama yang baik dan mengaqiqahkannya. Untuk perempuan satu ekor
kambing dan untuk laki-laki dua ekor kambing.
Dalil hadits: Setiap bayi tergadaikan oleh aqiqahnya, disembelihkan kambing untuknya
pada hari ke tujuh dan dicukur rambutnya. (HR. Muslim)
2. Bersikap lemah lembut dan sayang pada anak, tidak berbeda apakah itu anak
perempuan ataupun anak laki-laki.
Dalil hadits: Aqra bin Habis melihat melihat Rasulullah SAW mencium cucunya Hasan,
lalu Aqra berkata: Sesungguhnya aku punya sepuluh anak, tetapi aku belum pernah
12

mencium seorang pun diantara mereka Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya orang
yang tidak menyayangi tidak akan disayangi. (HR. Bukhari)
3. Mendapat pendidikan dan pengajaran yang baik.
4. Mendapat makanan dan pakaian yang layak.
5. Dipisahkan ruang tidur anak laki-laki dengan anak perempuan bila sudah beranjak
besar (Aqil Baligh).
Bagi sesama anak yang lebih tua menyayangi yang lebih muda dan yang lebih muda
menghormati yang lebih tua. Saling menolong diantara mereka. Menjaga aib
saudaranya dan juga menasihatinya bila melakukan kekhilafan.
IV. Hak Kerabat dan Sanak Keluarga
1. Dikunjungi/silaturahim
Dalil hadits: Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rizkinya maka
hendaklah dia takut kepada Allah dan bersilaturahim kepada kerabat. (HR. Ahmad dan
Al Hakim)
2. Selamat dari tangan dan lisannya. Maksudnya adalah tidak digunjingkan dan
dianiaya.
3. Bersedekah/memberi hadiah
Shadaqah yang paling utama adalah kepada kerabat yang memutuskan kekerabatan.
(HR. Ahmad, Thabrani dan Baihaqi)
Keluarga dapat diartikan sebagai kelompok sosial yang merupakan produk dari adanya
ikatan-ikatan kekerabatan yang mengikat satu individu dengan yang lainnya. Dengan
pengertian ini keluarga berarti merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat.
Keluarga dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu keluarga luas atau keluarga
besar yang disebut dengan al-ailah, dan keluarga inti atau keluarga kecil yang disebut
dengan istilah al-usrah. Al-ailahdimaknai sebagai lembaga tempat hidup bersama
dengan situasi yang berbeda-beda, tapi di bawah satu formasi keluarga, yang di
dalamnya terbentuk sebuah ikatan bersama. Sedangkan al-usrah adalah kelompok
sosial yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang belum menikah.
Dengan klasifikasi itu, keluarga mempunyai empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi seksual yang membuat terjadinya ikatan di antara anggota keluarga, antara
laki-laki dan perempuan. Kedua jenis kelamin ini secara alami berada pada posisi
yang saling membutuhkan.
2. Fungsi kooperatif untuk menjamin kontinuitas sebuah keluarga.
3. Fungsi regeneratif dalam menciptakan sebuah generasi penerus secara estafet.
4. Fungsi genetik untuk melahirkan seorang anak dalam rangka menjaga
keberlangsungan sebuah keturunan.
Sebelum Islam lahir, sistem kekeluargaan yang digunakan masyarakat Timur (dunia
Arab) adalah sistem kesukuan (nizam al-qabail) yang bersandar pada kerabat
keluarga (al-qarabah al-usriyyah). Sistem ini pada umumnya menyebut sebuah
keluarga dengan nama kepala sukunya. Sistem kekeluargaan seperti ini pada dasarnya
13

diterima Islam, karena kedatangan Islam ke wilayah ini tidak banyak mempengaruhi
sistem kekeluargaan yang ada, bahkan Islam cukup adaptif dengan sistem ini. Hal ini
karena Islam tidak menggunakan sistem tersendiri untuk sebuah sistem kekeluargaan.
Tapi yang menjadi kata kunci untuk memahami sebuah sistem keluarga dalam Islam
adalah istilah zawajatau tazwij. Terma ini dalam Islam dipahami sebagai masa
terpisahnya anak (laki-laki atau perempuan) dari rumah tangga bapaknya. Apabila
seorang anak telah melakukan zawaj, maka ia memiliki otoritas secara otonom untuk
membina rumah tangganya tersendiri. Hal ini karena Islam memandang sinn al-
zawaj sebagai batas seseorang untuk memiliki sikap kemandirian, baik dari segi psikis
maupun fisik.
Fungsi Keluarga
Menurut Jamali Sahrodi, keluarga merupakan sebuah sistem norma
dan tata cara yang diterima umum untuk menyelesaikan sejumlah
tugas yang penting. Oleh sebab itu, keluarga memiliki fungsi-fungsi
sebagai berikut:30
1. Fungsi pengaturan seksual
Fungsi pengaturan seksual, merupakan wahana bagi masyarakat
untuk mengatur dan mengorganisasi keinginan kepuasan seksual.
Tetapi lebih dari itu agar manusia dapat lebih sempurna dalam
mengungkapkan, merasakan, dan menghayati cinta kasih yang
dibangun dengan pasangan hidupnya.
2. Fungsi reproduksi
Dalam urusan reproduksi, mayoritas masyarakat tergantung dan
mempercayakannya pada lembaga keluarga.
3. Fungsi sosialisasi
Kelompok primer yang pertama dari seorang anak adalah bermula
dari keluarga yang fondasi kepribadiaannya ditanam secara kuat,
sehingga ketika mulai tumbuh besar dan bersosialisasi dengan
kelompok lain telah memiliki landasan kepribadian yang kuat.
4. Fungsi afeksi
Keluarga merupakan salah satu tempat untuk berbagi kasih sayang
dan cinta. Akan tetapi, ketiadaan afeksi sangat mengrogoti kemampuan
seorang bayi untuk bertahan hidup. Kebutuhan akan persahabatan
dan keintiman, tanggapan manusiawi yang penuh kasih
sayang sangat penting bagi masyarakat.
5. Fungsi penentuan status
Dalam sebuah keluarga seseorang mendapatkan status berdasarkan
umur, jenis kelamin, urutan kelahiran dan lain sebagainya. Di
30Jamali Sahrodi, Membedah Nalar Pendidikan Islam, hlm. 77-79.
Tadrs Volume 6 Nomor 2 Desember 2011 263
samping itu, keluarga juga berfungsi sebagai dasar untuk memberi
status sosial, seperti seorang kulit putih, orang kelas menengah dan
seterusnya.
6. Fungsi perlindungan
Keluarga berfungsi juga sebagai tempat berteduh dawn berlindung
baik secara fisik, ekonomi, dan psikologis bagi seluruh anggotanya.
7. Fungsi ekonomis
Salah satu tujuan berkeluarga adalah menjalin hubungan bersama,
dalam arti luas seluruh anggotanya bekerja sama memecahkan segala
14

masalah atau persoalan yang dihadapi termasuk persoalan
ekonomi.
1. Menegakkan kukum-hukum Allah SWT.
Menegakkan hukum-hukum Allah SWT. di sini berarti merealisasikan
agama dan keridlaan Allah SWT. dalam kaitannya dengan
segala urusan dan hubungan suami istri. Ini berarti menegakkan
keluarga muslim yang kehidupannya didasarkan atas ibadah kepada
Allah SWT. sebagai suatu upaya perealisasian tujuan akhir pendidikan
Islam.20
Dampak edukatif dari tujuan ini adalah anak tumbuh dan berkembang
menjadi dewasa dalam lingkungan keluarga yang dibangun
berdasarkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT.21,
20Inti tujuan akhir pendidikan Islam adalah tanggung jawab manusia terhadap ibadah
kepada Allah dan pentauhidan-Nya; yakni memurnikan ibadah hanya kepada Allah
semata. Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya: tidak aku ciptakan jin dan manusia,
malinkan hanya untuk beribadah kepada-Ku (Q.S. al-Dzariat: 56) dan Dan sesungguhnya
masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kalian menyembah
seorangpun didalamnya di samping (menyembah) Allah. (Q.S. al-Jin: 18).
21Keimanan akan bertambah dengan menjalankan kataatan, membaca al-Quran dan
merenungkan dampak rahmat Allah SWT. terhadap alam. Sedangkan asas keimanan
adalah memahami rukunnya, menyadari serta membenarkan dan meyakini maknanya
dengan penuh keyakinan. Keyakinan tersebut melahirkan ketentraman jiwa dan
kelurusan tingkah laku berdasarkan keimanan yang dibenarkan oleh qalbu.
Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam, hlm. 184-185.
Tadrs Volume 6 Nomor 256 2 Desember 2011
keinginan menegakkan hukum-hukum Allah SWT. dan menjadikan
syariat-Nya sebagai hakim dalam segala urusan. Dalam suasana
demikian anak mempelajari, bahkan meneladani hal itu secara
wajar tanpa merasa dipaksa atau susah payah. Ia menyerap adat
istiadat kedua orang tuanya dengan cara bertaklid, disertai rasa
puas dan menerima akidah Islam.22
Al-Nahlawi menegaskan bahwa, Aqidah adalah pikiran yang
harus diimani oleh manusia, segala tindakan dan tingkah lakunya
bersumber pada aqidah Islam. Aqidah Islam biasa dikonotasikan
dengan rukun iman beserta cabang-cabangnya, seperti pentauhidan
ketuhanan dan penghindaran segala hal yang menyerupai syirik.
Jadi, iman adalah asas segala aqidah.23
2. Merealisasikan ketentraman jiwa
Allah SWT. berfirman:
Dia-lah Yang menciptakan kalian dari diri yang satu, dan darinya
Dia menciptakan isterinya, agar merasa senang kepadanya . (Q.S.
al-Araf: 189).
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian
cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di
antara kalian rasa kasih dan sayang. (Q.S. al-Rum: 21)
Jika suami istri bersatu atas dasar saling kasih sayang dan ketentraman
jiwa, maka anak akan terdidik dalam suasana bahagia
22Menurut al-Ghazali: jika anak-anaknya sudah terbiasa dengan hal yang baik dan
diajarkan dengan cara yang baik pula, maka mereka akan tumbuh dalam kebaikan,
dan akan memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat (q anfusakum wa ahlkum
nran). Akan tetapi, jika mereka dibiasakan dengan kejahatan dan diabaikan seperti
layaknya hewan buas, ia akan sengsara dan merugi, sedangkan beban dosannya akan
15

dipikulkan di atas pundak orang tua. Penjelasan tersebut dikutip oleh Mulyadhi
Kartanegara, Mozaik Khazanah Islam, Bunga Rampai dari Chicago (Jakarta: Paramadina,
2000), hlm. 74.
23Abdurrahman al-Nahlawi menetapkan gagasan tersebut mengutip pendapatnya
Abu Ala al-Maududi, al-Hadhrah al-Islmiyah (Beirut: Darul Arabiyah Littibaah, tt),
hlm. 90-104.
Tadrs Volume 6 Nomor 2 Desember 2011 257
yang diliputi rasa percaya diri, tentram, penuh kelembutan dan kasih
sayang, mereka akan terhindar dari kegelisahan, keterkekangan
dan penyakit psikis yang melemahkan kepribadiannya.
3. Melaksanakan perintah Rasulullah saw.
Rasulullah saw. memerintahkan supaya kita melahirkan keturunan
yang mumin dan shalih, agar pada hari kiamat kelak beliau
bangga dengan kita terhadap umat-umat lain. Beliau bersabda:
Menikahlah kalian, niscaya kalian akan berketurunan, dan niscaya
kalian akan menjadi banyak. Maka sesungguhnya aku bangga dengan
kalian terhadap umat-umat pada hari kiamat. (al-Hadits)
Ini merupakan dalil yang jelas, bahwa keluarga muslim wajib
mendidik anak-anaknya dengan tujuan agar dapat merealisasikan
ajaran Islam dan rukun iman di dalam jiwa dan tingkah laku mereka.
Banyaknya keturunan yang shalih membawakan kebanggaan
tersendiri.
Di atas pundak kedua orang tua terletak tangung jawab mendidik
dan melindungi anak-anak dari kerugian, kejahatan, dan api
neraka yang menanti setiap insan yang tidak beriman kepada Allah
SWT., mengikuti selain jalan orang-orang mukmin.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga
kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu. (Q.S. al-Tahrim: 6)
Tanggung jawab ini dirasakan semakin penting pada masa sekarang,
sebab bagian anasir kehidupan sosial di luar keluarga dan
masjid tidak selalu menunjang tercapainya tujuan pendidikan
Islam. Misalnya ada sementara acara radio, televisi serta beberapa
majalah menyajikan cerita-cerita yang tidak sepantasnya ditonton
dan dibaca anak-anak. Jika kedua orang tua kurang waspada, niscaya
tidak akan mudah menyelamatkan anak-anak mereka dari
godaan syetan, baik yang berbentuk manusia maupun jin.
4. Merealisasikan kecintaan kepada anak-anak
Kasih sayang kepada anak-anak termasuk salah satu naluri
(fitrah) yang diberikan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai