Anda di halaman 1dari 15

PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT

TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT


TUBERKULOSIS DI INDONESIA










SRI TANTI EKA PUTRI SUBARJO
P17434113034


PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2014

Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
1

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini yang
berjudul Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Upaya Pencegahan Penyakit
Tuberkulosis di Indonesia, dengan baik.
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi persyaratan ujian praktek mata
kuliah Komunikasi mahasiswa DIII Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang jenjang semester II. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami sangat menerima suara pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Semarang, Juni 2014

Penyusun

Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................... 1
Daftar Isi ................................................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................... 5
D. Manfaat ........................................................................................................................ 5
BAB 2 Tinjauan Pustaka ...................................................................................................... 6
A. Pengertian Pengetahuan dan Sikap ................................................................... 6
B. Tubekulosis Paru ....................................................................................................... 8
BAB 3 Pembahasan ............................................................................................................. 11
A. Bagi Penderita ........................................................................................................... 11
B. Bagi Masyarakat ....................................................................................................... 11
C. Bagi Petugas Kesehatan ....................................................................................... 12
BAB 4 Penutup .................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 14


Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang No. 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan, Bab
1, Pasal 1, menyatakan bahwa :
Tiap-tiap warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dan perlu diikutsertakan dalam usaha kesehatan Pemerintah.
Dalam Undang-undang ini jelas dinyatakan apa yang menjadi hak dan apa-apa
yang menjadi kewajiban setiap warga negara Indonesia dalam bidang kesehatan,
yaitu berhak memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (jasmani, rohani
dan sosial), dan wajib aktif ikut serta dalam semua usaha kesehatan yang dilakukan
Pemerintah.
Agar setiap warga negara aktif ikut serta dengan penuh rasa kesadaran, serta
atas dasar pengertian, maka setiap warga negara perlu mengetahui dan mengerti
usaha usaha apa saja yang dilakukan Pemerintah serta hal hal apa saja yang kiranya
dapat disumbangkan untuk membantu terlaksananya usaha usaha itu atau
tercapainya tujuan yang di harapkan dengan usaha tersebut.
Untuk maksud inilah penyusun mencoba memberanikan diri menyusun
makalah yang memberikan gambaran secara sederhana. Perlu kita sadari bahwa baik
burukya keadaan kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab kita semua.
Tanggung jawab segenap anggota masyarakat.
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan global. Sepertiga dari
populasi dunia sudah tertular dengan TBC dimana sebagian besar penderita TBC
adalah usia produktif (15-55 tahun). Hali ini menyebabkan kesehatan yang buruk
diantara jutaan orang setiap tahun dan menjadi penyebab utama kedua kematian
dari penyakit menular di seluruh dunia, setelah HIV/AIDS.
Di Indonesia, TBC merupakan masalah kesehatan yang harus di tanggulangi
oleh Pemerintah. Data WHO (2008) mencatat bahwa Indonesia berada pada
Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
4

peringkat ke-5 di dunia penderita TBC terbanyak setelah India, China, Afrika Selatan
dan Nigeria. Peringkat ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007 yang
menempatkan Indonesia pada posisi ke-3 kasus TBC tebanyak setelah India dan
China (Depkes, 2012).
Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional pada tahun 2007 menunjukan prevalensi
TBC paru cenderung meningkat sesuai bertambahnya umur dan prevalensi tertinggi
pada usia lebih dar 65 tahun. Prevalensi TBC paru 20% lebih tinggi dari pada laki laki
dibandingkan perempuan, tiga kali lebih tinggi di pedesaan dibandingkan perkotaan
dan empat kali lebih tinggi pada pendidikan rendah dibandingkan pendidikan tinggi.
Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Tuberkulosis Paru di atas prevalensi
nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, DKI Jakarta, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat, dan Papua
(Depkes,2008).
Mengutip pada hasil survey prevalensi TBC tahun 2004 mengenai
pengetahuan, sikap dan perilaku menunujukkan bahwa 96% keluarga merawat
anggota keluarga yang menderita TBC dan hanya 13% yang menyembunyikan
keberadaan mereka. Meskipun 76% keluarga pernah mendengar tentang TBC dan
85% mengetahui bahwa TBC dapat disembuhkan, akan tetapi hanya 26% yang dapat
menyebutkan dua tand adan gejala utama TBC. Cara penularan TBC dipahami oleh
51% keluarga dan hanya 19% yang mengetahui bahwa tersedia obat TBC gratis
(Depkes, 2011). Dari hasil survey tersebut masih ada keluarga yang belum memiliki
pengetahuan yang cukup tentang penyakit tuberkulosis.

B. Rumusan Masalah
TBC masih menjadi masalah kesehatan global. Angka kematian dan kesakitan
akibat kuman Mycobacterium tuberculosis di Indonesia sangat tinggi sebesar 1,7 juta
orang meninggal karena TBC (Depkes, 2011). Berdasarkan latar belakang di atas,
penyusun menyusun rangkuman dari beberapa penelitian tentang pengetahuan,
Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
5

sikap dan perilaku masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit TBC di
Indonesia.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menguraikan hubungan tingkat pengetahuan sikap terhadap upaya
pencegahan penyakit TBC di Indonesia
2. Tujuan Khusus
a. Menguraikan pengetahuan tentang upaya pencegahan penyakit TBC pada
masyarakat Indonesia.
b. Menguraikan sikap tentang upaya pencegahan penyakit TBC pada
masyarakat Indonesia.
c. Menguraikan upaya pencegahan penyakit TBC pada masyarakat Indonesia.

D. Manfaat
Hasil rangkuman ini dapat menambah informasi di bidang analis kesehatan
mengenai penyakit TBC tentang pentingnya pengetahuan dan sikap terhadap upaya
pencegahan penyakit TBC. Dan dapat pula digunakan sebagi landasan untuk
penelitian yang akan datang mengenai aspek lain tentang pencegahan penyakit TBC.

Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengetahuan dan Sikap
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan suatu kejasin tertentu. Pengindaan terjadi melalui
pancaindra manusia. Sebagian besar pengetahuan manusian diperoleh melalui mata
dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam terbentuknya suatu tindakan. Dengan demikian terbentuknya perilaku
terhadap seseorang karena adanya pengetahuan yang ada pada dirinya
terbentuknya suatu perilaku baru. Dalam arti seseorang terlebih dahulu diberi
stimulus yang berupa informasi tentang upaya pencegahan penyakit TBC sehingga
menimbulkan pengetahuan yang baru dan selanjutnya menimbulkan respon batin
dalam bentuk sikap pada oang tersebut terhadap informasi upaya pencegahan
penyakit TBC yang diketahuinya. Akhirnya rangsangan yakni infomasi upaya
pencegahan penyakit TBC yang telah diketahuinya dan disadari sepenuhnya tersebut
akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan atau sehubungan
dengan stimulus atau informasi upaya pencegaha penyakit TBC.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,
yaitu:
a) Tahu ( know )
Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya.
b) Memahami ( comprehension )
Diartikan sebagi suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang di ketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.
c) Aplikasi ( aplication )
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondsi real.
Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
7

d) Analisis ( analysis )
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen komponen tetapi masih di dalam satu stuktur organisasi, dan masih
ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis ( synthesis )
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi ( evaluation )
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek.

2. Sikap
Merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas ,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Kesiapan untuk bereaksi
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagi suatu penghayatan terhadap objek
merupakan sikap reaksi tertutup.
Sikap dalam hal ini merupakan sikap seseorang dalam menghadapi penyakit
tuberkulosis dan upaya pencegahanya. Sikap merupakan kecenderungan seseorang
untuk menginterpretasikan sesuatu dan bertindak atas dasar hasil interpretasi yang
di ciptakanya. Sikap seseorang terhadap sesuatu di bentuk oleh pengetahuan, antara
lain nilai-nilai yang diyakini dan norma-norma yang d anut (Kurniasari, 2008).
Notoatmojo (2007) membagi sikap dalam berbagai tingkatan :
a. Menerima ( receiving )
Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan mempehatikan stimulus yang diberikan
(objek).
b. Merespon ( responding )
Indikasi suatu sikap yang berbentuk tindakan setelah terjadinya tingkat
menerima.
c. Menghargai ( valuing )
Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
8

Indikasi sikap responden yang terjadi setelah terjadinya tingkatan merespon.
d. Bertanggung jawab ( responsible )
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

B. Tubekulosis Paru
1) Pengertian
TBC adalah penyakit radang parenkim paru dan merupakan penyakit menular
yang di sebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang paling umum
mempengauhi paru-paru. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui cairan
dari tenggorokan dan paru-paru seseorang dengan penyakit pernapasan aktif
(WHO, 2012).

2) Etiologi
Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk basil
berukuran panjang 1-4 milimikron dengan tebal 0.3 sampai 0.6 milimikron. Sebagian
besar komponen bakteri adalah berupa lemak/lipid sehingga kuman mampu tahan
terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Bersifat aerob,
maka dari itu bakteri ini senang tinggal di daerah apeks paru paru yang kandunga
oksigennya tinggi.

3) Penularan
Ditularkan melalui udara (droplet nuklei) saat seorang pasien TBC batuk dan
percikan ludah yang mengandung bakteri tesebut terhirup oleh orang lain saat
benapas. Masa inkubasinya selama 3-6 bulan. Setiap satu BTA positif akan
menularkan kepada 10-15 orang lainnya, sehingga kemungkinan setiap kontak
untuk tertulat TBC adalah 17%. Hasil studi untuk lainnya melapokan bahwa kontak
terdekat (misalnya keluarga serumah) akan dua kali lebih beresiko dibandingkan
kontak biasa (tidak serumah) (Widiyono, 2008).

Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
9

4) Gejala gejala penyakit/ Manifestasi Klinis
Tuberkulosis paru memiliki gejala sepeti demam tingkat rendah, keletihan,
anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat malam, nyeri dada, dan batuk
menetap. Batuk pada awalnya mungkin nonproduktif, tetapi dapat berkembang ke
arah pembentukan sputum mukopurulen dengan hemoptisis (Smeltzer, 2002).
Menurut Werdhani (2007), gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala
umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gejala
sistemik/umum:
a. Batuk selama >3 minggu (dapat disertai dengan darah)
b. Demam yang tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam.
c. Penurunan nafsu makan dan berat badan
d. Perasaan tidak enak (malaise), lemah

5) Penyebaran penyakit TBC
Mycobacterium tuberculosis yang berasal dari dahak pasien yang mengering,
betebangan dalam debu debu di udara bebas akan terhirup oleh orang lain dan
menambah jumlah penderita baru. Idak Berkecamuknya penyakit TBC disebabkan
oleh adanya sumber penularan dan adanya orang-orang yang rentan dalam
masyarakat. Kerentanan akan TBC ini terjadi karena daya tahan tubuh yang rendah
yang disebabkan karena gizi yang buruk, terlalu lelah, kedinginan dan pola hidup
yang tidak teratur. Karena itulah penyakit TBC lebih banyak terdapat pada golongan
masyarakat dimana keadaan sosio-ekonominya rendah, dimana erdapat
kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang cara-cara hidup yang sehat.
Banyaknya penderita TBC dalam masyarakat sangat mengancam kesehatan warga
masyarakat yang lainnya.

6) Faktor Risiko
Suryo (2010) menjelaskan bahwa faktor risiko yang menyebabkan penyakit
TBC adalah sebagai berikut:
Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
10

a) Umur
b) Jenis kelamin
c) Tingkat pendidikan
d) Pekerjaan
e) Kebiasaan merokok
f) Kepadatan hunian kamar tidur
g) Pencahayaan
h) Ventilasi
i) Kondisi rumah
j) Kelembapan udara
k) Status gizi
l) Keadaan sosial ekonomi
m) Perilaku


Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
11

BAB III
PEMBAHASAN

A. Bagi Penderita
Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut saat batuk,
dan membuang dahak tidak di sembarang tempat. Bagi penderita dengan TBC aktif
dilakukan pengobatan khusus dan tepat, yaitu obat-obat kombinasi yang telah
ditetapkan oleh dokter untuk diminum dengan tekun dan teratur, selama 6 sampai
12 bulan. Perlu diwaspadai adanya kebal terhadap obat-obat, dengan pemeriksaan
lebih lanjut dokter.
Perkumpulan Pemberatasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), 2010 menjelaskan
tentang pencegahan penularan penyakit TBC bagi penderita, yaitu:
1) Tidak meludah di sembarang tempat
2) Menutup mulut saat batuk atau bersin
3) Berperilaku hidup bersih dan sehat
4) Berobat sesuai aturan sampai sembuh
5) Memeriksakan balita yang tinggal serumah agar segera di berikan
pengobatan pencegahan.
B. Bagi Masyarakat
Pencegahan penularan dapat dilakukan sejak dini, yaitu dengan meningkatkan
ketahanan terhadap bayi, dengan memberikan vaksinasi BCG. Pencegahan penularan
juga dapat dicegah dengan melaksanakan desinfeksi, seperti cuci tangan, kebersihan
rumah yang ketat, perhatian khusus, terhadap muntahan atau ludah anggota
keluarga yang terjangkit penyakit TBC (piring, tempat tidur, pakaian), dan
menyediakan ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
Apabila dengan sadar melakukan kontak dengan tanpa anisipasi atau tiba tiba
segera dilakukan Tes Tubekulin bagi individu atau seluruh anggota keluarga. Apabila
Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
12

cara ini menunjukan hasil negatif, perlu di ulang pemeriksaan tiap bulan selama 3
bulan, dan perlu pemeiksaan intensif.
Perkumpulan Pemberatasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), 2010 menjelaskan
tentang pencegahan penularan penyakit TBC bagi masyarakat, yaitu:
1) Makan makanan yang bergizi seimbang sehingga daya tahan tubuh
meningkat untuk membunuh kuman TBC
2) Tidur dan istirahat yang cukup
3) Tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkoba
4) Lingkungan yang bersih baik tempat tinggal dan sekitarnya
5) Membuka jendela agar masuk sinar matahari di semua ruangan
6) Imunisasi BCG bagi balita
7) Menyarankan apabila ada yang dicurigai sakit TBC agar segera
memeriksakan diri dan berobat sesuai aturan sampai sembuh
C. Bagi Petugas Kesehatan
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang
penyakit TBC, yang meliputi gejala, bahaya, dan akibat yang ditimbulkannya terhadap
kehidupan masyarakat pada umumnya. Petugas kesehatan juga harus segera
melakukan pengisolasian dan pemeriksaan terhadap orang orang yang terinfeksi,
atau dengan memberikan pengobatan khusus kepada penderita TBC. Pengobatan
dengan cara dirawat di rumah sakit hanya dilakukan bagi penderita denga kategori
berat dan memelukan pengembangan program pengobatannya, sehingga tidak di
kehendaki pengobatan jalan.

Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
13

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat tentang pengobatan, pencegahan TB paru perlu
dilakukan karena hal ini dapat mengurangi angka penderita TBC di Indonesia
kedepannya dan termasuk aktif ikut serta dalam program Pemerintah di bidang
kesehatan, demikian pada perilaku, penyuluhan tentang TB paru harus dilakukan
secara maksimal.
Sikap masyarakat tentang penyakit TB paru perlu karena keuntungan ada pada
penderita maupun masyarakat, hal ini diikuti dengan perilaku pasien aktif dalam
melakukan pengobatan dan pencegahan TB paru. Perlunya kesadaran masyarakat
untuk memeriksakan dahak dan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas dalam upaya penanggulangan penyakit tanpa memiliki rasa malu dan
takut divonis menderita TB Paru termasuk aktif ikut serta dalam usaha kesehatan
Pemerintah.

B. Saran
Agar pemberantasan TB paru dapat dilakukan dengan baik perlu dilakukan
penyuluhan secara intensif kepada masyarakat pentingnya dalam melakukan
pengobatan TB paru secara tuntas dan benar. Penyuluhan berhasil agar melibatkan
tokoh masyarakat, tokoh agama dan aparat desa.

Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Di
Indonesia
14

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2007 : Jakarta. 2008
__________________________ . Laporan Riset Kesehatan Dasar 2010 : Jakarta. 2010
__________________________. TBC Masalah Kesehatan Dunia.
http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1444-tbc-masalah-
kesehatan-dunia.html. Diakses tanggal 22 Juni 2014
__________________________. Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB) : Jakarta.
2009
Entjang, Indan. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : Citra Aditya Bakti. 2000
Kurniasari, N. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Penderita TBC Dengan Keteraturan
Dalam PengobatanTBC di UPDT Puskesmas Cibogo Kabupaten Subang Tahun
2008.
http://library.esaunggul.ac.id/opac/files/NANIN%KURNIASARI%202005311015.
pdf . Diakses tanggal 22 Juni 2014
Notoatmojo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010
_______________. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2012
Werdhani, R.A. Patofisiologi, Diagnosis, dan Klasifikasi Tuberkulosis Tahun 2007.
http://staff.ui.ac.id/internal/0107050183/material/PATO_DIAG_KLAS.pdf.
Diakses tanggal 22 Juni 2014
WHO Internasional. Global Tuberculosis Report 2012.
http://www.who.int/tb/publications/global_report/en/. Diakses tanggal 22 Juni
2014
_________________________. Tuberculosis. http://www.who.int/topics/tuberculosis/en/.
Diakses tanggal 22 Juni 2014
Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga. 2008

Anda mungkin juga menyukai