Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Parasitologi
Dosen Pengampu drg.Yunita Dyah Puspita Santik Oleh: 1. Yetik Marlinda (Rombel 4/6411412132) 2. Difta Khairunnisa (Rombel 4/6411412133) 3. Enik Sugiarti (Rombel 4/6411412145) 4. Khoiriyyah (Rombel 4/6411412146) 5. Kartika Kirana (Rombel 4/6411412151) 6. Diyan Sitimawaddah (Rombel 4/6411412153) 7. Ulfah Husna L (Rombel 4/6411412159) 8. Jony Saputra (Rombel 5/6411412163) 9. Anisah Ayu Sholihati (Rombel 5/6411412171) 10. Eka Novia R. (Rombel 5/6411412172) 11. Anis Fitriani (Rombel 5/6411412181) 12. Ida Julina M. (Rombel 5/6411412182) 13. Lia Ristiyanti (Rombel 5/6411412184) 14. Khasiatun N.K (Rombel 5/6411412189) 15. Lucky Alfi J. (Rombel 6/6411412202) 16. Anggita K. (Rombel 6/6411412209) 17. Gondo W.P (Rombel 6/6411412221) 18. Melyani Dyah N (Rombel 6/6411412225) 19. Tsalist K. M (Rombel 6/6411412228) 20. Rizki Khalalia (Rombel 6/6411412230) JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNNES 2013 1.DEFINISI Sengkenit, cengkenit, kutu babi atau pirah (bahasa Inggris: tick) ialah nama biasa untuk araknid kecil dalam superkeluarga Ixodoidea, bersama dengan hama lain, membentuk Acarina. Sengkenit ialah ektoparasit (parasit luaran) yang hidup dengan makan darah pada mamalia, burung, dan kadang-kadang reptilia dan amfibia. Sengkenit ialah hewan halus yang menghisap darah, yang berkaitan dengan hama, laba laba dan kalajengking. Sengkenit berbentuk bujur. Ia adalah parasit, hidup pada hewan hewan lain. Sengkenit dan hama menyebabkan berbagai penyakit pada manusia dan pada hewan ternak. Sengkenit sering membawa kuman penyakit tertentu dalam badannya dan memindahkan kuman ini ke dalam darah mangsanya dan kadangkala gigitan sengkenit adalah beracun. Tubuh sengkenit terdiri atas kapitulum dan abdomen berupa kantong yang sebenarnya terbentuk dari bagian kepala,toraks dan abdomen. Metamorfosis tidak sempurna. Stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki, sedangkan larva dan nimfa muda mempunyai 3 pasang kaki. Besar sengkenit kira-kira 1 cm, kulitnya kuat dan berbulu pendek.Bagian mulut dilengkapi dengan hipostoma dan kelisera yang bergigi. Perbedaan sengkenit dan tungau Sengkenit (Caplak) mempunyai ukuran makroskopis, bentuk tubuh bulat/oval, dorsoventral, hipostoma ada. Gambaran badan caput, torax, dan abdomen bersatu tanpa segmen. Tubuh sengkenit lebih besar dibandingkan dengan tungau. Tungau (Mites) memiliki ciri ukuran tubuh yang mikroskopis, tubuh oval bagian dorsal cembung,tidak ada hiptostoma, pedipalpi 3 segmen,celiceralia tersembunyi.
Gambar Perbedaan Caplak (Sengkenit) dan Tungau 2. MORFOLOGI Sengkenit mudah dikenali karena ukurannya yang besar hingga 30 milimeter dengan bentuknya yang memiliki tiga pasang kaki (tahap belum dewasa) dan empat pasang kaki (tahap dewasa) serta berwarna coklat gelap. Sengkenit betina bagian punggungnya berbentuk heksagonal. Sedangkan sengkenit jantan memiliki lempeng adanal yang menyolok. Parasit ini paling sering ditemukan di kepala, leher, telinga dan telapak kaki anjing Ciri-ciri umum sengkenit yaitu: Caplak jantan memiliki lempeng adanal yang menyolok. Tubuh terdiri capitulum abdomen yg berupa kantung. Tidak mempunyai antenna. Stadium larva 3 pasang tungkai, stadium dewasa 4 pasang tungkai. Ukuran sampai 1 cm. Kulit (penutup tubuh) kuat dan berambut pendek. Bagian mulut mempunyai hipostoma dengan gigi-gigi mengarah ke belakang serta sepasang chelicera. Hidup sebagai ektoparasit pada mamalia, aves, dan reptile. Hidup dengan menghisap darah dan jaringan tubuh hospes. Berkembang biak pada permukaan tubuh hospes, serta dapat menyebabkan trauma mekanik dan paralisis.
Gambar Morfologi Sengkenit Gambar perbedaan sengkenit lunak dan sengkenit keras
3.SIKLUS HIDUP Sengkenit dan kutu memiliki 4 tahapan siklus hidup mulai dari telur, larva, nimfa dan dewasa.Keduanya juga hidup dengan menghisap darah inang.Namun kutu memiliki lama siklus hidup lebih pendek yaitu mulai 2 minggu sedangkan sengkenit kurang lebih 3 bulan. Sengkenit betina bertelur sampai 5.000 butir telur, selanjutnya telur akan menetas dalam 17-30 hari dan kemudian larva menempel pada inang ke-1 (rambut panjang belakang leher anjing). Larva menghisap darah 26 hari, jatuh, dan berubah menjadi nimfa 523 hari. Lalu nimfa menempel pada inang ke-2, terutama di belakang leher, menghisap darah 49 hari, jatuh, dan berubah menjadi dewasa 11-73 hari. Sengkenit dewasa kemudian menempel pada inang ke-3 yang sering pada hospes telinga dan sela-sela jari kaki anjing, menghisap darah pada 621 hari dan lalu jatuh untuk bertelur. Larva tidak makan dapat hidup sampai dengan 8,5 bulan, sedangkan Sengkenit dewasa dapat bertahan 19 bulan. Seekor sengkenit betina mampu bertelur 100 butir sehari . Setelah menetas, muncul larvanya yang segera mencari induk semang untuk menghisap darah yang pertama . Setelah itu larva berubah menjadi sengkenit muda. Sengkenit muda ini bisa mengalami hibernasi selama bertahun-tahun sebelum berubah menjadi sengkenit dewasa. Sengkenit dewasa pun mampu hidup tanpa menghisap darah selama bertahun-tahun. Sengkenit betina menghisap darah 8-10 hari hingga bobotnya mencapai 100 kali lipat dan kemudian melepaskan diri dari anjing untuk mencari tempat bertelur.
Sengkenit meletakkan telur-telur mereka di berbagai tempat, tetapi tidak pada induk semangnya. Sengkenit muda mencari induk semangnya setelah mereka menetas. Terdapat tiga siklus hidup semang: 1. Larva makan pada satu induk semang, lalu jatuh ke tanah dan berganti kulit 2. Nimpa makan pada induk semang yang kedua 3. Dewasa makan pada induk semang yang ketiga
4.EPIDEMIOLOGI Sengkenit telah dikenal sebagai vector penyakit sejak tahun 1893, ketika Smith dan Kilbourne menemukan species Boophilus annulatus sebagai vector penular demam Texas pada lembu.Pada beberapa species tidak saja dapat menularkan penyakit melalui stadium metamorphosis dari pada sengkenit, tetapi juga melalui telur, kepada generasi berikutnya. Bila penyakit ini menular diantara binatang peliharaan akan menyebabkan kerugian keuangan yang besar. Ricketsia merupakan parasit intrasellular obligate yang mampu hidup di luar jaringan hewan dan dapat ditularkan di antara hewan oleh Rat fleas, Body lice dan Wood tick adalah vector arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang disebabkan ricketsia. Sengkenit tersebar di seluruh Indonesia dengan spesies b.ixodes ricinus Linnaeus pada tahun 1758. Sengkenit ini berhasil dikoleksi dari kambing di Lhokseumawe, dari babi di Padang Sidempuan, dari anjing di sebagian besar kota-kota di Jawa, dari sapi di Madura dan Menado, dari sapi dan anjing di Singaraja(Saim ,1992). Didapatkan juga sengkenit ini dari kambing, anjing dan sambar (Cervus unicolorequinus) di Lampung(Matsimura 1999). Secara umum memang sengkenit tersebut ditemukan pada anjing tetapi sering juga terdapat pada mamalia lainnya (Audy dkk 2000) menemukan tidak saja dari anjing bahkan dari manusia. (Wilson N,1980) bahkan menemukan dari satwa yang lebih beraneka ragam yaitu dari sapi (Bos javanicus) dari kerbau (Bubalusbubalis), dari sambar (Cervus unicolorequinus) dan dari ayam.(Munaf H.B.,1978) Sengkenit dapat menularkan organisme penyebab penyakit dengan 2 cara, antara lain secara transisional dan transovarian. Transisional yaitu tiap stadium tick dapat menularkan mikroorganisme penyebab penyakit. Sedangkan transovarian yaitu tick dewasa betina yang terinfeksi mikroorganisme penyebab penyakit dapat menularkan pada generasi berikutnya melalui saluran telur yang terinfeksi. Sengkenit dapat menularkan mikroorganisme penyebab penyakit diantaranya ialah: Ricketsia (ex: Dermacentor sp: Penyebab mountain spotter fever) Virus: Arbovirus,penyakit Kyasanur Forest disease, Russian Spring summer encephalitis, Bakteri Borellia recurensis penyebab penyakit Relapsing fever ditularkan oleh Ornitoodorus Pasteurella pestis Protozoa (Anaplomosis ditularkan oleh boophilus).
5. PERILAKU SENGKENIT Habitat Sengkenit Habitat sengkenit harus memenuhi dua persyaratan penting untuk kelangsungan hidupnya. Ini adalah penyediaan kelembaban cukup tinggi untuk sengkenit untuk menjaga keseimbangan air dan campuran spesies hewan untuk bertindak sebagai host untuk tiga tahap kutu, larva, nimfa dan dewasa. Sengkenit rentan terhadap pengeringan selama periode intermiten dari host mencari (Questing) dan di daerah yang terkena kegiatan seperti itu hanya mungkin berlangsung beberapa minggu, sedangkan di lingkungan terlindung questing bisa berlanjut selama beberapa bulan. Sengkenit juga rentan terhadap kekeringan selama fase pengembangan yang panjang, ketika mereka terletak pada atau dekat permukaan tanah. Di sini mereka mengubah selama periode bulan ke tahap berikutnya, atau dalam kasus betina dewasa, bertelur. Dalam kedua questing dan mengembangkan fase kutu dapat memperoleh air dari udara subsaturated dengan mengeluarkan dan kemudian kembali menelan higroskopis cairan yang dihasilkan oleh kelenjar saliva Kegiatan ini memungkinkan sengkenit untuk menjaga keseimbangan air yang stabil selama kelembaban relatif mikro mereka tidak jatuh di bawah 80-85% untuk waktu yang lama. Sengkenit ini sehingga dapat hanya bertahan di daerah di mana cover bagus vegetasi dan tikar dari vegetasi yang membusuk terjadi sehingga kelembaban relatif di dasar vegetasi tetap di atas 80-85% sepanjang tahun terkering kali, biasanya musim panas. Namun, habitat tersebut juga dapat terlalu basah dan senkenit tidak akan bertahan hidup di daerah yang terkena banjir untuk waktu yang lama di musim dingin. Habitat juga harus mengandung konsentrasi yang cocok dan berbagai host untuk setiap tahap parasit (larva, anakan dan dewasa betina). Betina dewasa (laki- laki mengambil darah sedikit atau tidak) hanya akan berhasil makan pada hewan besar seperti rusa, domba, sapi dan anjing (pengecualian adalah landak, Erinaceus europaeus, meskipun ukuran kecil). Yang belum dewasa dapat parasitis hampir semua hewan berdarah hangat (termasuk host di atas dan hewan pengerat, burung dan beberapa reptil), tetapi peri kurang sukses di mamalia kecil daripada larva. Persyaratan ini berarti bahwa sengkenit terutama berlokasi di hutan yang mengandung sulung kecil dan mamalia besar, tetapi mereka juga dapat ditemukan di konifer hutan, asalkan ada vegetasi sampah yang memadai pada tanah dan iklim mikro yang lembab. Dalam habitat seperti padang rumput tua dan Moorland, dimana curah hujan cukup tinggi dan cukup padat vegetasi untuk mempertahankan kelembaban yang memadai, sumber utama makanan darah untuk semua tahap biasanya ternak seperti domba dan sapi. Kebiasaan Sengkenit Sengkenit terutama sengkenit betina akan kembung penuh dengan darah,makan di atas leher atau dekat dengan dasar tengkorak induk semang mereka,memasukkan racun yang menimbulkan kelumpuhan,kelumpuhan itu dapat memetikan bila sengkenit itu tidak di ambil.
.
6.KLASIFIKASI Kerajaan : Animalia Filum : Anthropoda Kelas : Arachnida Ordo : Acarina Upaordo : Parasitiformes Superfamili : Ixodidae Genus :Rhipicephalus Spesies :R. Sanguineus
Berdasarkan superfamilinya sengkenit dibedakan menjadi 2 yaitu sengkenit keras dan sengkenit lunak. 1. SENGKENIT KERAS (IXODIDAE) Kutu keras (FamiIi Ixodidae), sengkenit keras, disebut demikian karena scutumnya yang keras, terdapat tersebar secara kosmopolit. Jenis kelamin jantan dan betina biasanya tidak sama. Morfologi Sengkenit Keras Sengkenit memiliki sebuah keping dorsal yang keras yang disebut skutum,dan mempunyai bagian-bagian mulut menonjol di sebelah anterior dan terlihat dari atas. Pada sengkenit keras kepala terdiri atas lapisan dasar atau basis capituli yang penting untuk taksonomi, dan bagian mulut terdiri dari hipostoma, chelicera dan pedipalp. Bagian mulut jika dilihat dari atas, sengkenit keras memiliki perisai di belakangnya. Ini memiliki piring dorsal keras dan bagian- bagian mulut yang memanjang dengan deretan gigi mundur. Hipostoma yang terdapat di tengah-tengah dengan gigi-giginya yang menyerupai kikir berderet melintang melekatkan parasit pada hospes. Sepasang chelicerae yang berchitin dan berbentuk menyerupai tombak terdapat pada sebelah lateral dan berfungsi sebagai alat pemotong untuk memungkinkan masuknya hipostoma. Sepasang pedipalp yang beruas empat tidak masuk ke dalam jaringan, tetapi berfungsi sebagai pembantu. Pada sengkenit keras, perisai yang berkitin, yaitu scutum menutup seluruh permukaan dorsal pada yang jantan dan hanya bagian anterior pada yang betina. Matanya, apabila ada, terdapat di atas atau di dekat tepi lateral sebelah anterior scutum. Lapisan keras yang dimiliki oleh sengkenit berjenis Hard Ticks berfungsi sebagai pelindung dan memungkinkan bagi tubuhnya untuk tumbuh dan berkembang hingga 15 kali lipat tubuh aslinya jika telah terisi dengan darah yang dihisapnya dari induk semang.
Siklus hidup sengkenit keras
Sengkenit keras pada umumnya memiliki 4 (empat) fase dalam siklus kehidupan mereka, yakni : 1. Telur 2. Larva kecil (disebut dengan benih kutu atau seed ticks) 3. Nympha besar 4. Sengkenit Dewasa
Penyelesaian siklus hidup dapat berlangsung dari 6 minggu sampai 2 tahun. Semua tahap terakhir makan telur di darah vertebrata, sebagian besar mamalia. Betina menjadi sangat distensi whiIe makan, periode biasanya 5 sampai 10 hari. Kopulasi berlangsung di whiIe tuan betina makan. Setelah kopulasi, betina membutuhkan lebih banyak darah, turun ke tanah, menemukan tempat yang terlindung, dan dalam beberapa hari deposito massa agar-agar telur yang jumlahnya menjadi ribuan. Oviposisi ini mungkin memakan waktu beberapa hari, setelah yang betina mati. Dalam kondisi yang menguntungkan, telur menetas dalam waktu sekitar satu bulan, tetapi selama cuaca dingin, mereka tidak mungkin menetas selama beberapa bulan. Beberapa hari setelah menetas, larva berkaki enam (juga disebut "kutu benih") memanjat gulma, batang, atau ranting atau berjalan di atas tanah untuk menemukan host yang cocok seperti mamalia kecil. Mereka makan dengan lahap pada darah dari tuan rumah, turun ke tanah, dan meranggas ke tahap nimfa. Nimfa kemudian menunggu hewan, makan, turun ke tanah, dan berganti kulit ke dewasa yang kemudian mengulangi siklus. Terdapat 3 jenis siklus hidup sengkenit keras, yaitu Sengkenit berumah satu yaitu semua stadiumnya (larva, nimfa dan dewasa) tinggal dalam satu inang yang sama, begitu pula proses pergantian kulit (molting) dan perkawinan. Setelah sengkenit dewasa kenyang darah barulah ia menjatuhkan diri dan bertelur di tanah, menetas menjadi larva dan menunggu inangnya dipucuk daun atau rumput. Contohnya sengkenit sapi Boophilus microplus.
Gambar Daur Hidup Sengkenit Berumah Satu
Sengkenit berumah dua yaitu larva dan nimfa tinggal dalam satu inang sedangkan dewasa tinggal dalam inang yang lain, jadi dalam melengkapi siklus hidupnya sengkenit memerlukan dua inang. Contohnya Haemaphysalis dan Hyalomma.
Gambar Daur Hidup Sengkenit Berumah Dua Sengkenit berumah tiga yaitu setiap stadium larva, nimfa, dan dewasa masing-masing memerlukan inang yang berbeda. Larva berada pada inang pertama sampai kenyang menghisap darah, setelah jatuh dan berganti kulit menjadi nimfa segera mencari inang kedua. Nimfa yang kenyang akanmenjatuhkan diri dan berkembang menjadi sengkenit dewasa. sengkenit dewasa makan dan kawin pada inang ketiga. Contohnya Amblyomma (Anonymous, 2009).
Gambar Daur Hidup Sengkenit Berumah Tiga Perilaku sengkenit keras Sengkenit keras hanya menghisap darah satu kali pada tiap-tiap instar mereka. Mereka tinggal diatas induk semang beberapa hari sambil makan, dan jatuh ke tanah untuk berganti kulit. Sengkenit keras memiliki dua atau kali inang semang selama perkembangan hidupnya. Hal yang unik dari sengkenit keras yakni, bila tidak sedang melekat pada hospesnya untuk menghisap darah, sengkenit keras dapat ditemukan di tanah atau tanaman atau semak- semak.Biasanya melekat pada hospes dalam waktu lama, melepaskan diri ke tanah untuk pergantian kulit atau bertelur. Lama menghisap darah tergantung jenis (famili, species), jenis kelamin, stadium. Hidup sebagai ektoparasit, menghisap darah dan makan jaringan. Mengisap darah sekali untuk tiap perkembangan Mid stadium berikutnya. Jantan dan betina mengisap darah saat perlu untuk kopulasi. Jantan akan mati setelah kopulasi (dengan satu atau lebih betina).
Klasifikasi Sengkenit keras Sengkenit keras dibagi menjadi beberapa spesies yaitu sebagai berikut: 1. Black-Legged Tick (Genus Ixodes) Nama lain : Deer Tick atau Kutu Rusa
Ixodes jantan Ixodes betina Genus ini berbeda dengan semua sengkenit yang lainnya karena memiliki sebuah lekukan yaitu lekukan anal di muka anus. Tidak ada mat dan feston. Tarsusnya tidak mempunyai taji. Dimorfisme seksual jelas, bagian ventral jantan ditutupi oleh keping-keping yang tidak jelas. Ixodes ricinus adalah sengkenit biji jarak. Sengkenit ini penting di Eropa tetapi tidak terdapat di Amerika Utara. Sengkenit ini berinduk semang tiga dan terdapat di berbagai hewan termasuk semua jenis hewan piaraan. Sengkenit ini menularkan Babesia divergens, B.bovis dan anaplasmosis pada sapi, louping ill dan demam disebabkan rickettsia yang ditularkan sengkenit pada biri-biri dan demam Q, beberapa ensefalitida dan demam berdarah Bukhovinia. Dapat juga sengkenit ini menyebabkan paralisis sengkenit dan dapat menularkan piemia yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus pada biri-biri. Siklus hidupnya berlangsung 3 tahun. Ixodes scapularis adalah sengkenit berkaki hitam di bagian tenggara Amerika Serikat dan Pantai Timur. Sengkenit ini terdapa pada sapi, biri-biri, kuda, sapi, kucing dan anjing. Sengkenit ini tedapat di sepanjang jalan, jalan setapak, dan jalan besar dan dapat menggigit yang menyakitkan kepada orang. Ixodes pacificus adalah sengkenit berkaki hitam di california. Sengkenit ini umum terdapat pada rusa di california dan pantai barat, tetapi juga terdapat pada sapi, biri-biri, kuda, anjing dan kucing dan dapat menggigit manusia. Ixodes cookei terdapat pada beberapa induk semang di Amerika Utara termasuk sapi dan anjing. Pada fase larva Deer Tick umumnya hidup di indung semang hewan pengerat seperti tikus putih, dan setelah dewasa mereka akan mencari induk semang mamalia lainnya yang lebih besar seperti anjing, kucing dan juga manusia serta rusa, karena itu kutu jenis ini dinamakan juga Kutu Rusa. Seperti pada umumnya fase kutu saat mereka belum mendapati induk semang, Kutu Rusa biasanya akan menunggu di areal rumput dan juga dahan-dahan kayu untuk menunggu induk semang yang melintasi lalu menghinggapinya untuk melanjutkan fase hidupnya. Waktu yang diperlukan bagi kutu jenis ini untuk menyelesaikan keseluruhan siklus hidupnya pada umumnya 2-3 tahun namun dapat juga mencapai hingga waktu 6 tahun. Sengkenit ini membawa bakteri bernama Borrelia burgdorferi (B. burgdorferi) yang dapat menyebabkan penyakit Lyme (Lyme desease), yakni suatu infeksi dengan gejala seperti demam, gatal di sekitar gigitan serta bercak memerah, menggigil dan juga pusing kepala.
2. Brown Dog Tick (Genus Rhipicephalus)
Jantan Betina
Lekuk anus jelas dan terletak di posterior anus Alat mulut sangat panjang dengan basis capitula Panjang palpi ruas kedua sama dengan lebarnyadan tidak menonjol ke lateral Basis capitula menonjol ke lateral Mempunyaifestoon Coxa kaki depan mempunyai celah yang sama Sengkenit jenis ini merupakan kutu yang paling sering dijumpai pada anjing dan sesuai namanya kutu sejenis ini telah seringkali menjadi wabah bagi para breeder anjing. Mekanisme tubuh yang agak berbeda pada kutu jenis lainnya adalah bahwa kutu jenis Brown Dog Tick ini memiliki ketahanan tubuh untuk bertahan hidup di areal indoor (di dalam rumah). Saat sedang tidak berada di induk semang mereka biasa menghinggapi dinding-dinding, pintu rumah, plafon dan juga di bawah karpet serta daerah-daerah yang sangat jarang tersentuh. Meskipun usia dari kutu jenis ini relatif lebih muda daripada jenis sengkenit lainnya, yakni sekitar 14 bulan lamanya, namun pada saat bertelur sang betina dapat menurunkan 3000-7000 butir telur untuk kembali menjadi larva dan melanjutkan siklus hidupnya. Sengkenit jenis ini tidak menghinggapi manusia untuk dijadikan induk semang. Mamalia lain yang biasa dihinggapinya adalah anjing, kucing, kuda, domba dan juga hewan pengerat.Jika pada anjing terdapat jumlah kutu yang terlampau banyak dapat menyebabkan infeksi kulit, kerontokan bulu dan juga kelumpuhan otot (Tick Paralysis) hingga komplikasi pada kegagalan sistem pernafasan.
3. Lone Star Ticks (Genus Amblyomma)
Jantan Betina
Lekuk anus terletak di posterior anus,tidak jelas atau tidak ada Alat mulut sama panjang dengan basis capitulum Pada palpi ruas kedua,panjang = 2xlebar Mempunyai mata Amblyomma americanum yaitu sengkenit bintang terasing disebut demikian karena sengkenit ini mempunyai sebuah bintik putih di tepi posterior dari skutumnya. Sengkenit ini terdapat di Texas, Missouri dan Illinois selatan ke selatan sampai Brazillia. Ia dapat menyerang berbagai mamalia, unggas bahkan manusia. Sengkenit ini berinduk semang tiga, tetapi hewan yang sama dapat sebagai induk semang untuk semua stadium. Yang betina bertelur 1000-8000 butir. Larva menetas dalam waktu 23 sampai 117 hari, menempel pada induk semang, menghisap darah dalam waktu 3 sampai 9 hari dan jatuh. Larva menyilih menjadi stadium nimfa dalam waktu 8-26 hari dan nimfa menempel pada induk semang, menghisap darah dalam waktu 3-8 hari, jatuh dan menyilih menjadi dewasa dalam waktu 13 sampai 46 hari. Yang dewasa menempel pada induk semang yang baru, menghisap darah dalam waktu 9 sampai 24 hari, dan kemudia jatuh untuk bertelur. Larva yang tidak makan dapat hidup sampai 279 hari, nimfa yang tidak makan sampai 476 hari, dan dewasa yang tidak makan sampai 430 hari. A.americanum menularkan demam Q, rocky mountain spotted fever, tularemia dan demam bullis. Selain itu sengkenit tersebt juga dapat menyebabkan paralisis sengkenit. Amblyomma maculantum yaitu sengkenit Pantai teluk. Ia terdapat di sepanjang teluk Mexico dan pantai Atlantik sebelah selatan tetapi pernah sekali terdapat di pasar hewan St. Louis timur. Larva dan nimfanya terdapat terutama pada burung lark dan unggas penghuni tanah juga rodensia. Sengkenit yang dewasa terdapat pada sapi, anjing dan manusia. Sengkenit ini berinduk semang tiga. Ia belum diketahui apakah dapat menularkan penyakit, tetapi dikaitkan dengan adanya paralisis sengkenit.
4. Kutu Anjing Amerika (Genus Dermacentor) Nama lain : American Dog Ticks, Kutu Kayu
Jantan Betina Genus ini merupakan sengkenit ornata Festonnya 11 Palpinya relatif pendek Basis kapitulum berbentuk segi empat disebelah dorsal.
Dermacentor variabilis yaitu sengkenit hutan umum atau sengkenit anjing Amerika. Sengkenit ini berinduk semang tiga. Larva dan nimfa biasanya pada berbagai jenis mencit ular, terutama tikus tanah Microtus pennsylvanicus. Sengkenit dewasa menyukai anjing, tetapi juga menggigit mamalia lain, termasuk manusia. Sengkenit ini terdapat diseluruh Amerika Utara, terutama di sepanjang jalan-jalan kecil dan besar. Yang betina menghisap darah selam 4 sampai 10 hari, menjatuhkan diri dari induk semang dan bertelur 4000 smapai 6500 butir diatas tanah. Telur ini menetas kira-kira20 sampai 57 hari dan larvanya menempel pada rodensia. Larva-larva ini memerlukan waktu 3 sampai 12 hari untuk menghisap darah, sesudah itu mereka jatuh ke tanah dan menyilih dalam waktu 6 sampai 247 hari. Nimfa kemudian menempel pada induk semang rodensia lainnya. Nimfa menghisap darah dalam waktu 3 sampai 12 hari, jatuh dan menyilih dalam waktu 16 sampai 291 hari. Sengkenit dewasa menempel pada induk semang ketiga, menghisap darah dalam waktu 5 sampai 27 hari dan kemudian yang betina jatuh dan bertelur. Larva yang tidak makan dapat hidup sampai 540 hari, nimfa yang tidak makan tahan sampai 584 hari, dan dewasa yang tidak makan tahan sampai 1053 hari. Seluruh siklus hidupnya berlangsung 3 bulan sampai 3 tahun, tergantung keadaan. D.variabilis diketahui merupakan satu-satunya vektor Rocky Mountain spotted fever di Midwest dan bagian timur Amerika Serikat. Sengkenit ini juga menularkan tularemia pada orang dan anaplamosis pada sapi dan dapat menyebabkan paralisis pada anjing. Dermacentor andersoni (atau D.venutus) adalah sengkenit hutan Rocky Mountain. Sengkenit ini umum ada di negara bagian sebelah barat Amerika Serikat. Sengkenit ini berinduk semang tiga. Larva dan nimfa makan rodensia dan lagomorf, yang dewasa pada mamalia besar atau sedang, termasuk kuda, sapi, biri-biri, rusa beruang, coyote, kelinci liar, trenggiling dan manusia. Siklus hidupnya serupa dengan D.variabilis. yang betina bertelur 4000 sampai 8000 butir dan siklus hidupnya berlangsung 1 sampai 3 tahun (biasanya 2 tahun) tergantung dari keadaan. Dua musim dingin dapat dilalui oleh nimfa maupun dewasa yang tidak makan. D.andersoni menularkan penyakit Rocky mountain spotted fever dan tularemia serta anaplasmosis, Colorado tick fever, babesiosis anjing, demam Q dan leptospirosis. Sengkenit ini juga menyebabkan paralisis pada manusia, sapi, biri-biri, bison dan anjing. Dermacentor albipictus adalah sengkenit musim dingin atau sengkenit rusa besar. Sengkenit ini terdapat di bagian utara Amerika Serikat dan seluruh negara bagian sebelah barat sampai Texas, sengkenit ini umum di Kanada. Ia menyukai rusa besar tetapi juga terdapat pada elk, kuda, sapi, rusa dan sebagainya. Kebanyakan terdapat di daerah dataran tinggi dan pegunungan. Sengkenit ini berinduk semang satu dan tidak menyerang pada musim panas. Yang betina bertelur 1500 sampai 4400 butir dalam musim semi. Telur menetas dalam waktu 3 sampai 10 minggu, tetapi larva tetap diam selaama musim panas dan tidak menyerang sampai permulaan udara dingin musim gugur. Larva menyilih pada induk semang, mencapai stadium dewasa kira-kira dalam waktu 6 minggu. Yang betina jatuh tetapi tidak bertelur sampai musim semi. Larva yang tidak makan dapat hidup 50 sampai 346 hati. Dermacentor occidentalis adalah sengkenit Pantai Pasifik. Ia terdapat di Oregon dan kalifornia pada banyak hewan termasuk sapi dan kuda. Sengkenit ini berinduk semang tiga, larva terdapat pada berbagai rodensia dan lagomorf sengkenit ini dapat menularkan anaplasmosis, Colorado tick fever, dan penyakit lainnya.
5. North American Cattle Tick (Genus Boophilus)
Pada jenis ini tidak ada feston atau ornamentasi, tetapi terdapat mata. Palpus dan hipostoma pendek, gepeng, dan bidang dorsal dan lateral bergigi. Basis kapituli sebelah dorsal bersegi enam. Dewasa yang tidak makan kecil dan skutum yang betina sangat kecil. Spirakulum nulat atau telur pada kedua jenis kelamin. Beberapa orang menganggap genus ini dengan Margaropus tetapi kebanyakan orang tidak. Hanya ada beberapa jenis. Boophilus annulatus adalah sengkenit sapi Amerika Utara. Ia terdapat di bagian selatan Amerika Serikat dan Mexico, biasanya pada ruminansia liar tetapi kadang-kadang pada mamalia lain dan bahkan manusia. Sengkenit ini beinduk semang satu. Yang betina bertelur 1800 sampai 4000 butir selama waktu 14 sampai 59 hari. Telur ini menetas dalam waktu 19 sampai 180 hari. Larva menempel ke induk semang dan tinggal disana15 sampai 55 hari, menyilh menjadi stadium nimfa dan dewasa, dan kemudian jatuh. Larva yang tidak makn dapat hidup sampai 8 bulan. Boophilus annulatus membawa membawa demam Texas yang disebabkan oleh Babesia bigemina dan anaplasmosis. Boophilus calcaratus serupa bahkan mungkin identik dengan B.annulatus. Sengkenit ini terdapat di daerah lembah Mediterran dan Timur Dekat, dan juga menularkan Babesia. Boophilus microplus terdapat di Karibia dan mexico ke selatan sampai Argentina dan juga di Afrika, Australia dan Asia. Sengkenit ini juga menularkan Babesia, Anaplasma, Coxiella burnetti, dan Borrelia theileri. Boophilus decoloratus terdapat di daerah Ethiopia dan sengkenit ini manularkan Babesia, Anaplasma dan Borrelia.
6. Rabbit Fever Tick (Genus Haemaphysalis)
Ciri-cirinya : Lekuk anus terletak di posterior anus,tidak jelas atau tidak ada Alat mulut sama panjang dengan basis capitulum Panjang palpi ruas kedua sama denganlebarnya Palpi ruas kedua,menonjol ke lateral Tanpa mata Spesiesnya yang dapat menyerang hewan seperti H.chordeilis,H.leachii, dan H.bispinosa Haemaphysalis leporispalstris yaitu sengkenit demam kelinci. Sengkenit ini terdapat pada cottontails, kelinci, unggas buruan di dataran tinggi, dan kadang-kadang hewan peliharaan di Alaska dan Kanada sampai Argentina. Sengkenit ini berinduk semang tiga. Ia jarang menggigit orang tetapi penting karena sebagai vektor penyakit Rocky mountain spotted fever dan tularemia dalam induk semang reservoir tersebut di atas.
Peranan sengkenit keras Sengkenit keras merupakan parasit dalam kesehatan, ini terlihat dari perannya yang menyebabkan trauma mekanik.Yaitu dari luka pada tempat gigitan yang memudahkan infeksi bakteri, contohnya Rhipichepalus sanguineus. Sengkenit keras juga menyebabkan tick paralysis, ialah beberapa spesies mengeluarkan racun akibat paralisis tipe motorik, dapat terjadi paralisis pernafasan & kematian. Penyakit ini memiliki gejala berat, jika gigitan di kepala, leher, pundak, sepanjang/dekat tulang belakang, maka toksin keluar bersama ludah yang mengandung antikoagulan pada saat menghisap darah, contohnyaDermacentor andersoni, D. variabilis, Amblyoma maculatum (AS, Eropa Timur, Rusia), Izxodes holocyclus (Australia). Sengkenit keras juga merupakan vektor beberapa penyakit, antara lain penyakit Bakterial (Tularemia) oleh Yersinia (Pasteurella) tularensis, dan yang menjadi vector ialah Dermacentorandersoni, D. variabilis, D. silvarum, Mblyoma maculatum. Selain itu, ada pula penyakit protozoal (Human babesionis) yang disebabkan Babesia sp. Dengan Boophilus annulatus sebagai vektornya.Serta penyakit viral(Colorado tick fever dengan vektornya ialah Dermacentor pictus, D. marginatus, Ixodes persulcatusdan disebabkan oleh Arbovirus golongan B.
Gambar Penyakit protozoal Gambar Penyakit bacterial
2. SENGKENIT LUNAK (ARGASIDAE) Kutu lunak berbentuk bulat atau oval dan sedikit memiliki perisai di belakang, kulitnya kasar dan berkerut. Pada kutu lunak dewasa, mulut tidak terlihat dari atas. kutu lunak dapat mengirimkan spirochetes yang menyebabkan demam kambuh. kutu mendapat spirochetes ketika menelan darah hewan yang terinfeksi.
Morfologi sengkenit lunak Pada sengkenit lunak tidak mempunyai scutum, tubuhnya ditutupi kulit lunak. Capitulum di bagian ventral, tidak terlihat dari dorsal. Spirakel di samping tubuh, di atas pasangan coxae ke-4. Sulit membedakan jantan dan betina, bahkan pada stadium dewasa, untuk membedakan kelamin menggunakan anatomi genital, yaitu sengkenit lunak jantan berbentuk bulat atau bulan sabit, sedangkan betina berbentuk celah melintang
Siklus Hidup Sengkenit Lunak
Multihost siklus hidup untuk sengkenit lunak. Berbeda dengan Ixodidae, anggota Argasidae keluarga memiliki dua atau lebih tahap nimfa, masing-masing memerlukan makan darah. Pola ini disebut sebagai siklus hidup multihost. Perkawinan dan bertelur biasanya selalu terjadi, dari induk semang di daerah terlindung (biasanya sarang hewan). Telur menetas menjadi larva (1) berkaki enam di daerah perlindungan orang tua. Mereka mencari induk semang di sekitar daerah terlindung. Setelah menemukan induk semang yang cocok, mereka makan kapanpun dari satu sampai beberapa hari, tergantung pada spesies (2). Setelah makan, larva meninggalkan induk semang dan meranggas ke instar nimfa pertama di daerah terlindung (3a-3b). Pencarian induk semang dan makan keduanya berlangsung dengan cepat (4) (biasanya sekitar satu jam). Induk semang yang kedua biasanya merupakan spesies yang sama, dan sering individu yang sama seperti induk semang yang pertama. Para instar nimfa pertama meninggalkan induk semang dan meranggas ke instar nimfa berikutnya di daerah terlindung (5a-5b). Siklus ini dapat terus menampung hingga tujuh instar nimfa, tergantung pada spesies. Setelah nimfa terakhir instar telah makan (6), ia meninggalkan induk semang dan berganti kulit menjadi dewasa (7a-7b) di daerah terlindung. Pada stadium dewasa dapat terus makan pada induk semang (8), makan dengan cepat dan berpisah setelah makan darah. Betina dari beberapa spesies meletakkan sekumpulan telur setelah makan. Manusia biasanya hanya induk semang yang tidak disengaja untuk sengkenit lunak dan sengkenit hanya makan pada stau tahap.
Perilaku sengkenit lunak Pada sengkenit lunak rahasia dalam kebiasaan mereka, makan di malam hari dan menyembunyikan diri pada siang hari di celah-celah atau retak di dekat sarang atau bertengger dari tuan rumah. Para perempuan mencari makan dan bertelur secara bergantian selama waktu yang relatif panjang. Dengan demikian, kutu lunak tunggal dapat makan, pada host yang berbeda selama satu periode tertentu, yang tajam meningkatkan pembawa penyakit potensial. Banyak kutu lunak memakan burung dan reptil, meskipun yang lain lebih suka mamalia sebagai tuan rumah.
Klasifikasi sengkenit lunak Sengkenit lunak di bagi menjadi 4 dengan morfologi atau bentuk tubuh yang memiliki sedikit perbedaan adalah sebagai berikut : a. Argas
Ciri-ciri: Tepi tubuh tipis dan tajam pada nimfa Integumennya seperti kulit dan seringkali mengandung kancing kecil, bulat dengan sebuah lekuk ditengahnya Dewasa pada garis pemisah dorsal dan ventral yang tajam
Argas percisus merupakan senkenit ayam atau kutu biru (sebenarnya apa yang disebut A.percisus adalah sesuatu janis yang kompleks mencakup A.persicus, A.sanchezi dan A.radiatus). Sengkenit ini panjangnya 0,5-1,3 cm dan lebarnya 0,25-0,6 cm. Sengkenit yang belum menghisap darah kira-kira tebalnya 0,75 mm dan yang sudah menghisap darah tebalnya hampir 3 mm. Sengkenit ini terdapat di bagian-bagian dunia yang curah hujannya ringan. Di Amerika Serikat sengkenit ini didapatkan di negara bagian sebelah selatan dan terutama di barat daya. Siklus hidupnya sangat khas bagi sengkenit argasida pada umunya. Telur diletakkan di celah-celah dan lekukan-lekukan kandang unggas. Telur tersebut menetas dalam waktu 2 minggu sampai 3 bulan tergantung dari suhunya. Larva menempel pada unggas yang bulunya jarang-di bawah sayap, pada paha dan leher, dan tetap disitu untuk menghisap darah kira-kira seminggu.kemudian mereka jatuh dan menyilih menjadi nimfa sesudah beberapa hari. Nimfa menggunakan hampir seluruh waktunya bersembunyi di celah-celah dan lekukan-lekukan kandang. Mereka keluar pada waktu malam hari untuk makan pada unggas, tinggal hanya beberapa menit disitu dan kemudian kembali ke tempat persembunyiannya. Mereka makan dua atau tiga kali dan kemudian menyilih menjadi dewasa. Yang dewasa juga merupakan hampir seluruh waktunya dalam persembunyian, tetapi keluar pada malam hari untuk menghisap darah. Mereka memerlukan 20-45 menit untuk menghisap darah. Yang betina bertelur 25-100 butir atau lebih setiap kali sesudah memakan darah, seluruhnya berjumlah kira-kira 700 butir. Kebiasaan sengkenit ayam stadium nimfa dan dewasa menyerupai kebiasaan kutu busuk. Nimfa dan dewsa mampu hidup dalam keadaan kelaparan selama kira-kira 5 tahun. Sengkenit ayam tidak hanya menghisap darah, tetapi dapa menularkan Borrelia anserina, spiroketa dari spiroketosis unggas. Sengkenit-sengkenit ini juga dapat menggigit manusia.
b. Ornithodoros
Ciri-ciri: Tepi tubuh membulat,tanpa garis batas yang jelas Hipostoma mempunyai gigi yang berkembang Kulit mammilated atau tuberculated
Ornithodoros turicata, O.parkeri, dan O.hermsi terdapat di Rocky Mountain dan negara-negara bagian Pantai Pasifik Amerika Serikat dan O.talaje di Kansas, California, dan Florida ke selatan sampai Argentina. Ornithodoros kadang-kadang terdapat di rumah-rumah dan terkadang di gubug-gubug kayu musim panas di Amerika Serikat bagian barat dan barat daya. Sengkenit ini gigitannya menyakitkan dan dapat membawa demam kambuhan yang disebabkan oleh spiroketa Borrelia recurrentis, O. Hermsi dan O.turica merupakan jenis yang paling penting. Betina yang masak berukuran 5-6 mm x 3-4 mm. Genus ini barangkali lebih penting pada rodensia liar dan manusia daripada ternak. Yang betina bertelur dari bulan Mei sampai Oktober di celah-celah dan lekukan-lekukan kandang. Telur ini menetas dalam waktu 15 sampai 21 hari., dan beberapa hari kemudian, larva makan beberapa kali, tetap menempel pada induk semangnya selama 12 sampai 30 menit setiap kali makan. Mereka menyilih kira- kira dalam waktu 15 hari dan nimfanya makan untuk beberapa hari, menyilih menjadi nimfa instar kedua, makan lagi, dan menyilih menjadi instar ketiga dalam waktu 10-32 hari lagi. Nimfa ini kemudian makan dan menyilih menjadi stadium dewasa. Pembuahan terjadi bila jantan menaruhkan spermanofora pada lubang kelamin betina. Yang betina mulai bertelur dalam waktu kira-kira sebulan. Siklus mulai dari telur ke telur berlangsung kira-kira 4 bulan di laboratorium, menunggu berbulan-bulan sebelum munculnya hewan yang mereka hisap darahnya. Sengkenit dewasa dapat hidup 7 bulan tanpa makan dan nimfa serta larvanya waktunya lebih singkat.
c. Antricola
Ciri-ciri: Tepi tubuh membulat,tapa garis batas yang jelas Hipostoma kecil seperti sekop tanpa gigi yang efektif Kulit pada limfa dan dewasatuberculated Biasanya menyerang kelelawar
d. Otobius
Ciri-ciri: Tepi tubuh mermbulat tanpa batas yang jelas Kulit pada dewasa granuler, pada limfa sangat berduri Biasanya menyerang sapi,kuda atau kelinci
Otobius megnini yaitu sengkinit telinga berduri. Sengeknit ini terdapa di bagian-bagian dunia yang lebih panas, tetapi barangkali merupakan sengkenit asli bagi Amerika. Sengkenit ini tidak ada di daerah-daerah dengan curah hujan tahunan lebih dari 1000 mm. Larva dan nimfa ditemukan di dalam telinga sapi, kuda, keledai, biri-biri, kucing, anjing dan berbagai hewan liar di selatan mulai dari British Columbia sampai exico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Yang betina bertelur di atas tanah. Telur menetas dalam waktu 18 sampai 23 hari dan larva yang baru muncul merayap ke atas pada tumbuh-tumbuhan untuk menemukan hewan sebagai induk semangnya dan berjalan ke dalam lubang telinga. Disini mereka menempel, menghisap darah dan menyilih menjadi nimfa stadium pertama. Nimfa-nimfa ini menempel, menghisap darah kemudian menyilih menjadi nimfa stadium kedua yang juga menghisap darah. Sengkenit ini dapat berada di telinga selama 4 bulan. Nimfa yang kenyang menghisap darah panjangnya 8-10 mm. Kemudian mereka melepaskan diri, keluar dari lubang telinga, jatuh ke tanah dan menyilih menjadi stadium dewasa. Mereka berkopulasi dan yang betina mulai bertelur sampai kira-kira 5 bulan. Selama waktu itu mereka menghasilkan lebih dari 500 telur. Larva yang tidak makan mampu hidup 19 sampai 63 hari pada suhu kamar.
Peranan sengkenit lunak
Sengkenit bersifat ektoparasit intermiten, yaitu lebih banyak kemungkinanmenularkan penyakit dari satu hospes ke hospes lain. Cara infeksi pada manusia antara lain dengan gigitan sengkenit yang infektif, kontaminasi sekret kelenjar (toxal fluid) pada kulit yang akhirnya membunuh sengkenit di kulit. Selain itu, sengkenit lunak juga merupakan vektor penyakit relapsing fever dan penularan penyakit yellow fever. Pada penyakit relapsing fever, vektornya adalahOrnithodoros moubata, O. turicata, O. herasi, O. rudis, O. tajale, dan O. tholozani. Sedangkan vektor pada penularan penyakit yellow fever ialah Ornithodoros moubata.
7. PENGENDALIAN VEKTOR Penanganan Pertama Orang-orang yang berada di daerah pandemi sengkenit harus memeriksa baju dan tubuhnya untuk menghilangkan semua sengkenit yang ada sebelum mereka bisa meletakkan diri. Tanaman-tanaman rendah dan rumput di tempat-tempat rekreasi harus dibersihkan atau dibakar. Sengkenit yang sudah melekatkan dirinya harus ditarik dengan perlahan-lahan supaya kepala dan bagian-bagian mulutnya yang menggigit tidak sampai terputus dan tertinggal dalam luka gigitan. Cara mudah lainnya ialah dengan mendekatkan rokok yang dibakar pada tubuh sengkenit itu atau dengan meneteskan chloroform, ether, karbon tetra chlorida, vaseline atau cat kuku pada tubuh sengkenit itu. Setelah beberapa menit sampai setengah jam sengkenit akan melepaskan gigitannya dan dapat dilepaskan.
Pengendalian secara kimia. Yaitu dengan cara penggunaan akarisida, antara lain spraying (penyemprotan), dipping (perendaman), pour on (penuangan), jetting (penyemprotan dengan tekanan tinggi), atau dengan backrubber (penggosok punggung). Cara penggunaan akarisida untuk pengendalian sengkenit berbeda pada setiap negara. Misalnya di Australia, cara jetting sepanjang punggung dan daerah bahu merupakan cara yang dinilai lebih efektif dibandingkan penyemprotan biasa. Di Selandia Baru dan Inggris digunakan cara dipping, sedangkan di Amerika Serikat, Australia dan Afrika cara dipping dan spraying digunakan untuk pengawasan sebagian infestasi sengkenit. Selang waktu penggunaan akarisida tergantung jenis sengkenit yang menginfestasi. Perlakuan terhadap sengkenit berinang satu diulang selang waktu 2-5 minggu, sedangkan sengkenit berinang dua atau tiga diulang setiap 5-7 hari. Akarisida yang digunakan untuk penyemprotan adalah Lindane 0,03-0,05 %, Toxaphene 0,5 %, Metoxychlor 0,05 %, Coumaphos 0,125 %, Dioxanthion 0,15 %, Malation 0,5 %, atau Ronnel 0,75 %. Untuk dipping digunakan Lindane 0,03 %, Toxaphene 0,5 %, Coumaphos 0, 125 % atau Dioxanthion 0,5 %. Roberts (1963) mengemukakan bahwa larutan akarisida yang digunakan untuk pour on merupakan campuran emulsi akarisida yang pekat dengan minyak disel. Akarisida yang digunakan dengan cara ini antara lain Coumaphos, Fenchlorphos, Fenthion dan Ruelene yang dituangkan sepanjang bagian dorsal punggung dari anterior ke posterior dengan menggunakan gayung atau cawan. Alat backrubber dibuat dari karung goni yang digulung pada rantai besi dan kemudian dialiri akarisida. Akarisida yang biasanya digunakan biasanya bersifat sistemik.
Pengendalian secara biologi atau biokontrol Cara ini dilakukan dengan melibatkan sengkenit, predator atau pemangsa, organisme patogen dan spesies tandingan. Sebagai musuh alam sengkenit, beberapa Hymenoptera kecil seperti Ixodiphagus dan Hunterelus, semut serta burung Bubulcus ibis, Buphagus erythrorhynchus dan B. africanus dapat dilibatkan dalam metode ini. Pemberantasan sengkenit bisa juga dilakukan dengan insektisida. Antara lain dengan menyemprotan residual. Misalnya, untuk menyemprotkan dalam rumah menggunakan Emulsi atau larutan 5% DDT;3% chlordane; 0.5% dieldrin; 0.5% lindane; 0,5% diazinon; 1% malathion. Kadang-kadang baik ditambahkan 0,2-0.5% DDVP karena fumigant effentnya. DDT dipakai untuk penyemprotan daerah yang luas. Untuk penyemprotan daerah-daerah kecil bisa dipakai insektisida lain. Untuk penyemprotan diluar rumah, seperti daerah-daerah dengan banyak tumbuh-tumbuhan bisa dipakai DDT, chlordane, dieldrin, toxhapeno (1/2- 1 kg insektisida untuk setiap aere). Selain itu juga bisa memakai BHC ( gamma isomer) sebanyak 1 / 4 kg/aere sebagai debu suspensi atau emulsi. Hal ini dikarenakan BHC lebih aman untuk ikan.
DAFTAR PUSTAKA Soulsby, E.J.L (1982). Helminths, Arthropods and Protozoa of Domesticated Animals. 7 th Ed. Bailliere Tindal London Porsongnern. P, Jamjanya. T, Thangrabeab. M. (2009). Pathogenicity Of Metarhizium spp. And Paecilomyces Fusmosoroseus to Cattle Tick (Boohilus mikroplus), Rajamanggala University Of Technology Lanna, Chang-Mai, Thailand Anonimous. (2009). Gejala klinis dan dampak umum akibat terkena caplak. http://duniaveteriner.com/2009/12/gejala-klinis-dan-dampak-umum-akibat- terkena-caplak/print akses tanggal 29 September 2010 Anonimous. (2009). Studi literature mengenai ektoparasit bagian empat. http://duniaveteriner.com/2009/12/studi-literatur-mengenal-ektoparasit-bagian- 4/print. Akses tanggal 29 September 2010 Anonimous.(2007).Jurnal.LIPI. http://iirc.ipb.ac.id/jspui/handle/123456789/21742?mode=full&submit_simple=Sh ow+full+item+record. Anonymous. (2009). Caplak sapi atau Boophilus mikroplus. http://robertstynblog.wordpress.com/2009/09/17/caplak-sapi-atau-boophilus- micropluss/ Akses tanggal 29 September 2010 Anonimous. Live Cycle of Nematoda Image.http//www.dpc.cdc.gov/dpdx. Diakses tanggal 18 Mei 2010 Anonimous. Live Cycle of Trematoda Image. http//www.dpc.cdc.gov/dpdx. Bowman, D.D (1999). Georgis Parasitology for Veterinery. 8 th Ed. Saunders an Imprint of Elsevier Science Felix D, Guerrero, Vishavanath M, Nene, John E, George, Stephen C, Barker, Peter Willadsen. (2006). Sequencing a New Target Genome: The Boohhilus Mikroplus (Acari: Ixosodidae) Genome Project. J. Med. Entomol. 43(1): 9-16 Kang. YB, Jang. DH. (1985) Scanning Electron Microscopic Observation On The Surface Structure Of The Tick Boophilus microplus (Cestrini, 1887) Female Specimens. Seoul National University, Kyonggi-Do, Korea Levine, N.D (1990). Parasitologi Veteriner. Terjemahan Gatut Ashadi. Gajah Mada University Press Mei 2010 Nusa Tenggara Barat. Roberts, J.A., 1963. Resistance of cattle to the tick Boophilus microplus (Canestrini). I. Development of ticks on Bos taurus. J. Parasitol. 54, , 663666. Levine, D. Norman. 1977. Buku Pelajaran Parasitologi Veteriner. Gajah mada University Press: Yogyakarta