Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN REPRODUKSI PADA KAMBING BETINA JONIS BORR-

GOAT FARM, DESA JERU, KECAMATAN TUMPANG, KABUPATEN


MALANG
Proposal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
Disusun oleh :
Ghani Soma
NIM !"!""#""$
%AKULTAS PETERNAKAN
UNI&ERSITAS BRA'IJA(A
MALANG
)"$
BAB I
PENDA*ULUAN
+ La,a- Bela.an/
Kebutuhan protein hewan masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus
meningkat sesuai dengan bertambahnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran
masyarakat akan gizi seimbang yang didukung dengan ilmu teknologi dan
pengetahuan. Kondisi seperti ini menyebabkan permintaan konsumen akan daging
terus meningkat, karena daging mengandung protein hewani yang dibutuhkan oleh
manusia.
Kambing tergolong ruminansia keci, memamah biak dan merupakan hewan
mamalia yang menyusui anakny. Kambing selain sebagai penghasil daging, juga
menghasilkan kulit dan susu (Anonim, 200!. Kebutuhan konsumsi dalam negeri
sekitar ",# juta ekor tiap tahunnya, sementara data pada tahun 200$ menunjukkan
populasi ternak kambing nasional sekitar %&,' juta ekor mengalami trend rata(rata
pertumbuhan &,02) pertahun sejak 200*, sedangkan populasi kambing di +awa
,imur terjadi peningkatan dari tahun 200& sebanyak 2.*"'.*$" ekor pada tahun 200"
sebanyak 2.*2.'#' ekor, sehingga ternak kambing mengalami potensi untuk
pemenuhan protein hewani masyarakat Indonesia (Anonim, 200&!
-udidaya ternak kambing dengan si.ata alaminya sangat cocok di daerah
pedesaan yang sebagian besar penduduknya adalah petani mempunyai prospek
pengembangan yang sangat baik, dimana system pemeliharaannya tidak terlalu rumit
dan ternak kambing termasuk ternak yang cepat berkembangbiak. -eternak kambing
mempunyai prospek yang baik, disamping menghasilkan daging, ternak kambing
masih dapat memberikan hasil sampingan berupa susu dan pupuk kandang, maka
pemeliharaan kambing untuk meningkatkan produkti.nya perlu lebih diperhatikan.
/itinjau dari aspek perkembangan ternak kambing sangat potensial bila diusahakan
secara komersial (Kusmaningsih, 200"!.
Kambing 0eranakan 1tawah (01! adalh salah satu jenis kambing yang banyak
terdapat di pulau jawa. Kambing ini merupakan hasil persilangan antara Kambing
Kacang dan Kambing 1twah yang mempunyai bentuk tubuh dan si.at(si.at diantara
keduanya (Anonim, 200!. Kelebihan kambing 01 dibandingkan dengan moyangnya
adalah kemampuan beradaptasi denagn lingkunagan, sehingga cenderung disukai oleh
peternak. Kambing 01 merupaakn kambing dwiguna yang dapat menghasilkan
daging dan dapat juga diperah. 2arna bulu belang hitam, merah coklat, dan kadang(
kadang putih. 3uka cembung, daun telinga panjang dan terkuai ke bawah, tanduk
pendek dan kecil.
+oni4s -oer(5oat 6arm yang berada di /esa +eru, Kecamatan ,umpang,
Kabupaten 3alang merupakan peternakan rakyat yang mengusahakan pembibitan
kambing. Inseminasi -uatan dilakukan pada calon induk yang di dapat oleh -apak
+oni 7usanto baik dari pasar kambing maupun dari peternak lain. Induk(induk bunting
tersebut, kemudian dipelihara hingga beberapa bulan dan dijual dan dijual kembali
dalam keadaan indukan bunting tua.
+) Rumusan Masalah
0ermasalah utama yang perlu dikaji lebih dalam dilokasi 0K8 adalah sejauh
mana managemen reproduksi Kambing 01 yang terdapat di +oni4s -oer(5oat 6arm di
/esa +eru, Kecamatan ,umpang, Kabupaten 3alang
+$ Tu0uan
,ujuan dari 0K8 yang dilaksanakan adalah untuk mengetahui managemen
reproduksi kambing 01 yang berada di +oni4s -oer(5oat 6arm. 7elain itu juga dapat
memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang managemen reproduksi kambing
dari peternak.
+1 Man2aa,
9asil dari 0K8 ini diharapkan dapat memberikan man.aat bagi mahasiswa,
peternak dan pihak lain yang berkepentingan.
%. 3an.aat bagi mahasiswa :
a. 3enambah pengalaman, keterampilan dan wawasan dalam hal
managemen reproduksi ternak kambing.
b. 3emperoleh data dan in.ormasi yang selanjutnya dapat digunakan
dalam praktek(praktek yang berhubungan dengan reproduksi
ternak kambing.
2. 3n.aat bagi peternak sebagai petunjuk dalam pertimbangan lebih lanjut
dalam mengambil langjah(langkah berikutnya dalam hal reproduksi ternak
kambing.
*. 3an.aat bagi pihak(pihak yang berkepentingan sebagai in.ormasi terkait
dan masukan dalam upaya penanganan reproduksi yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
)+ Kam3in/ Pe-ana.an E,a4ah 5PE6
Kambing 01 merupakan hasil persilangan antara kambing kacang dengan
kambing etawah. Kambing 1tawah sendiri merupakan kambing yang berasal dari
+amnapari India. Kambing 01 merupakan ternak dwiguna yaitu penghasil daging dan
susu. Kambing 01 telah dapat beradaptasi dengan kondisi dan habitat Indonesia.
3enurut Anonim (200! kambing 01 memiliki ciri(ciri antara kambing Kacang dan
Kambing 1tawah, yaitu :
%. -agian hidung keatas melengkung
2. 0anjang telinga antara %"(*0 cm, bunting kebawah dan sedikit kaku
*. 2arna bulu ber;ariasi antara hitam dan coklat
&. Kambing jantanmemiliki bulu yang agak tebal dan agak panjang dibawah
leher dan pundak, sedangkan bulu kambing betina agak panjang terdapat ekor
keatas garis kaki
". -obot badan hidup kambing 01 jantann sekitar &0 kg dan kambing 01 betina
sekitar *" kg.
Kambing 01 juga disebut juga sebagai kambing potong unggul karena
memiliki cita rasa daging yang berkualitas baik, banyak disukai dan perkawinannya
tak kenal musim, sehingga dapat dikelola sepanjang tahun (Anonim, 200!. Kambing
betina mulai dewasa kelamin umur #( bulan. Kambing pada usia tersebut sudah
dapat dikawinkan. 3asa birahi kambing hanya terjadi beberapa saat, yaitu terjadi 2&(
& jam dan satu siklus estruskambing memerlukan waktu 20(2% hari. 7atu ekor
pejantan dapat mengawini 20(2" ekor betina dalam sehari dan dapat melakukan
perkawinan *(& kali sebanyak 2(* hari seminggu (Anonim, 200!
)+) E2isiensi Re7-o8u.si
1.isiensi reproduksi adalah tingkat kee.isienan penampilan reproduksi ternak
yang menyangkut semua aspek reprodukti.itas (9ardjosubrono, %''&!. 0enampilan
reproduksi yang berupa e.isiensi reproduksi seekor ternak dpengarui oleh tingka
kegagalan reproduksi. Kegagalan reproduksi dapat disebabkan oleh .actor anatomic,
.isiologik dan .actor manajemen (,oelihere, %''*!
3enurut 8indsay (%'2! e.isiensi reproduksi ternak dapat diukur melalui
si.at(si.at reproduksinya, antara lain :
Angka kawin per kebuntingan atau Service per Conception (S/C)
Angka kebuntingan atau Conception Rate (CR)
Angka kelahiran
Non Return Rate (<==!
)+)+ An/.a Ka4in Pe- Ke3un,in/an a,au Ser!"e per #on"ept!on 5S9C6
Service per Conception dapat menggambarkan tingkat kesuburan
ternak(ternak di suatu peternakan. (Anonimus, 200! menyatakan bahwa agar
berlangsung konsepsi yang baik, perlu diketahui waktu yang tepat untuk
mengawinkan ternak. 2aktuyang tepat untuk mengawinkan kambing adalah
pada waktu tercapainya masa subur yang optimal.
3enurut ,oelihere (%''*! nilai 7>? makin rendah dari suatu kelompok
ternak, maka makin tinggi kesuburan kambing betina dalam kelompok
tersebut. 7ebaliknya makin tinggi nilai 7>? makin rendah kesuburan ternak
dalam kelompok tersebut. 3enurut (8indsay, %'2!, 7>? adalah jumlah
perkawinan atau inseminasi debagi jumlah terjadinya kebuntingan.
)+)+) An/.a Ke3un,in/an a,au #on"ep!on Rate
Angka kebuntingan adalah persentase kebunmtingan ternak betina
setelah perkawinan pertama melalui inseminasi pertama (8indsay, %'2!+
0atodiharjo (%''2! menyatakan bahwa angka konsepsi yang baik sekitar #0)
pada inseminasi pertama atau '0) kambing bunting pada inseminasi ketiga.
8indsay (%'2! menyatakan bahwa CR yang baik adalah 0). Angka
konsepsi ditentukan oleh tiga .actor, yaitu : kesuburan pejantan, kesuburan
betina dan pelaksanaan perkawinan. 0engamatan terhadap birahi yang lebih
sering akan meningkatkan konsepsi, sebab beberapa ternak dapat
menunjukkan lama birahi yang singkat (,oelihere, %''*!
)+)+$ An/.a Kelahi-an
Angka kelahiran adalah persentase perkawinan kambing yang
menghasilkan anak dan memiliki kesempatan untuk menghasilkan anak yang
hidup secara optimal (8indsay, %'2!. 3enurut pendapat 9arjjopranjoto
(%''&! kambing dianggap baik e.isiensi reprosuksinya apabila angka
kelahiran &"(#"). 7edangkan menurut 8indsay (%'2! angka kelahiran
kambing yang baik adalah sekitar $").
$%$%& Non Ret'rn Rate (NRR)
Non Return Rate (NRR) adalah presentase jumlah ternak yang tidak
kembali estrus setelah dikawinkan dan merupakan kriteria umum yang
dipergunakan secara luas untuk penentuan kebuntingan, khususnya pada
peternak Kambing 01. 0enentuan kebuntingan dengan melihat NRR terdapat
kelemahan, yaitu : tidak semua ternak dapat diamati secara teliti, sehingga
tidak semua terna yang dapat kembali estrus dapat diketahui. Ada juga
kejadian, ternak bunting dapat menunjukkan estrus (diagnosis 0alsu <egati.!
dan kambing tidak bunting atau mengalami abortus menunjukkan anestrus
(/iagnosis 0alsu 0ositi.! (8indsay, %'2!.
)+$ De,e.si Bi-ahi
3enurut <uryadi (2000! periode birahi ditetapkan sebagai periode waktu
dimana ternak betina mau menerima kehadiran ternak jantan untuk kawin.
0elaksanaan deteksi minimal dua kali sehar, karena deteksi birahi yang teratur dapat
diketahui awal birahi, sehingga dapat menentukan waktu yang optimal untuk
mengawinkan atau menginseminas.
)+1 Pela.sanaan Pe-.a4inan
0elaksanaan perkawinan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu alami dan
inseminasi buatan (I-!. 3enurut ,oelihere (%''*! kawin alam memberikan
kemudahan antara lain dapat dilakukan tanpa bantuan manusia dengan kemampuan
seekor pejantan mampu melayani "0 sampai $0 ekor dalam satu tahun dan dapat
digunakan untuk deteks birahi. 7elain itu kawin alam juga relati;e lebih mudah bila
dibandingkan dengan inseminasi buatan.
)+! Peme-i.saan Ke3un,in/an
7esuai pendapat ,oelihere (%''*! yang menyatakan bahwa pemeriksaan
kebuntingan pada kambing secara palpasi abdominal merupakan salah satu cara yang
paling praktis dilaksanakan dilapangan. -ahaya keguguran lebih banyak terjadi pada
pemeriksaan kebuntingan mud, karena kantong amnion dapat pecah atau embrio
dapat rusak akibat tekanan yang berlebihan. 0emeriksaan kebuntingan dapat
dilakukan dengan tepat setelah kebuntingna berumur #0 hari.

)+: Ja-a. Be-ana.
Inter;al beranak merupakan periode antara dua beranak yang beruntun, dan
terdiri atas periode perkawinan dan periode bunting. 8ama kambing bunting
ditemukan konstanpada sekitar %&#hari, meskipun kisaran yang dilaporkan antara %&*
sampai %"* hari (/e;endra dan -urn, %''&!
7elang beranak merupakan salah satu cara untuk mengukur kriteria e.isiensi
ternak. 7elang beranak adala periode antara dua waktu beranak yang berhasil,
merupakan jumlah waktu dari lama waktu kebuntingan dan lama kosong
(8indsay,%'2
BAB III
METODE KEGIATAN
$+ Lo.asi 8an 'a.,u Ke/ia,an
Kegiatan 0K8 ini dilaksanakan pada tanggal %& +uli sampai %& Agustus 20%"
di +oni4s -oer(5oat 6arm, di /esa +eru Kecamatan ,umpang, Kabupaten 3alang.
$+) Khala;a. Sasa-an
Khalayak sasaran dalam 0K8 ini adalah +oni4s -oer(5oat 6arm, di /esa +eru
Kecamatan ,umpang, Kabupaten 3alang dengan jumlah kambing betina sebanyak
$" ekor, tiga ekor anak dan tiga ekor kambing pejantan.
$+$ Me,o8e Ke/ia,an
0enganbilan data pada pelaksanaan 0K8 ini dilakukan dengan metode
obser;asi partisipasi, yaitu pengambilan dilakukan dengan terlibat secara langsung
atau magang kerja di peternakan yang bersangkutan selama satu bulan dan
wawancara terhadap pimpinan peternak maupun pegawai kandang.
BAB I&
PEMBA*ASAN
1+ Kea8aan Umum Lo.asi P-a.,e. Ke-0a La7an/
8okasi pelaksanaan 0K8 adalah di Jonis Boer-Goat Farm. 0eternakan ini
terletak di /esa +eru, Kecamatan ,umpang, Kabupaten 3alang. Kecamatan ,umpang
memiliki spesi.ikasi topogra.i dengan ketinggian sekitar #00mdpl, suhu berkisar
antara 2&(*0 derajat ?elsius dan kelembapan antara $"("). Keadaan ini sangat
cocok untuk pemeliharaan kambing 1tawah. 3enurut (Anonim, 200! menyatakan
bahwa kambingmerupakan ternak yang dijumpai dibeberapa daerah, termasuk daearh
tropis yang basah dan lembab. 7elain itu, kambing mudah beradaptasi dengan
berbagai @ingkungan dan mampu bertahan hidup dengan keadaan paling buruk.
,ernak A ternak yang ada di lokasi pada saat pelaksanaan 0K8, antara lain
berdiri dari #2 ekor Kambing 01 bunting, %* ekor Kambing 01 dara, * ekor anak
Kambing dan * ekor pejantan.
1+) E2isiensi Re7-o8u.si
1.isiensi reproduksi adalah tingkat kee.isiendisan penampilan reproduksi
ternak yang mengangkut semua aspek reprodukti.itas (9ardjokusumo, %''&!.
0enampilan reproduksi yang berupa e.isiensi seekor ternak dipengaruhi oleh tingkat
kegagalan reproduksi.
0engamatan s.isiensi reproduksi di lokaasi 0K8 antara lain :
Angka kawin per kebuntingan
Angka kebuntingan
Angka kelahiran
<==
,abel 0enampakan =eproduksi ,ernak Kambing
<o 3ateri 9asil 0uskata
% 7>? %,&2 %(*(,hoelihere, %''*!
2 ?= "') #0('0) (partodiharjo, %''2!
* Angka kelahiran "') &"(#" (9ardjopranjoto, %''&!
& <== ") &"(#") (,oelihere, %''*!
1+$ De,e.si Bi-ahi
/eteksi birahi yang digunakan di lokasi 0K8 adalah dengan cara pengamatan
;isual. 0elaksanaan deteksi birahi dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari
bersama dengan pemberian pakan. 3enurut nuryadi, 200 periode birahi detetapkan
sebagai periode waktu dimana ternak menerima kehadiran ternakjantan untuk kawin.
0elaksanaan deteksi birahi minimal dua kali pada pagi dan sore hari, karena deteksi
birahi yang teratur dapat diketahui awal birahi, sehingga dapat menentukan waktu
yang optimal untuk mengawinkan atau untuk mengenminisasi.
BAB &
KESIMPULAN DAN SARAN
!+ Kesim7ulan
0elaksanaan analisis dan e;aluasi tentang menajemen reproduksi pada
Kambing 01 +on4s -oer(5oat 6arm. 0eternakan ini terletak di /esa +eru, Kecamatan
,umpang, Kabupaten 3alang dapat disimpulkan bahwa :
%. 1;isiensi reproduksi kambing 01 secara berurutan S/C, CR, angka kelahiran
dan NRR adalah %,&2@ "')@ "')@ ")
2. /eteksi birahi yang dilakukan oleh peternak sudah cukup baik, namun untuk
pengamatan silent hea masih kurang teliti.
*. Kambing betina pada peternakan inin dikawinkan pada umur %0(%2 bulan,
perkawinan dilakukan dengan cara I-
&. Kambing betikna yang habis beranak sudah dapat dikawinkan kembali
sesudah '0 hari atau sesudah menyapih anaknya
!+) Sa-an
%. Kemampuan dan perhatian peternak mengenai pemeriksaan kebuntingan perlu
lebih ditingkatkan
2. 0erlunya pemberian pakan yang lebih baik untuk meningkatkan produkti;itas
ternakB
*. 0erlu perbaikan recorin! reproduksi ternak betina bunting.
DA%TAR PUSTAKA
Anonym, 200 Pemeliha-aan Te-na. Kam3in/ 8i Pe8esaan+ -alai pengkajiandan
0engembangan ,eknologi 0ertanian 7ulawesi ,engah %#*.
/e;enda, ? dan 3, -urn, %''&. P-o8u.si Kam3in/ 8i Dae-ah T-o7is. I,-.
-andung
9ardjopranjoto, %''&. A7li.asi Pemulia3ia.an Te-na. Di La7an/. +akarta
8indsay, %'2. Re7-o8u.si Te-na. Di In8onesia. 6akultas 0eternakan dan
0erikanan Cni;ersitas -rawijaya. 3alang
<uryadi, 2000. Dasa-<8asa- Re7-o8u.si Te-na.. 6akultas 0eternakan. Cni;ersitas
-rawijaya. 3alang
0artodihardjo, %''2. Ilmu Re7-o8u.si *e4an. 3utiara 7umber 2idya. +akarta
,hoilehere, 3. =. %''*. Inseminasi Bua,an Pa8a Te-na.. 0enerbit Airlangga.
+akarta

Anda mungkin juga menyukai