Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan
adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif. Penyebab
gangguan skizoafektif tidak diketahui, tetapi empat model konseptual telah dikembangkan.
Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia atau tipe gangguan mood. Gangguan skizoafektif
mungkin merupakan tipe psikosis ketiga yang berbeda, yang bukan merupakan gangguan
skizofrenia maupun gangguan mood. Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan
skizoafektif adalah kelompok heterogen gangguan yang menetap ketiga kemungkinan
pertama.
1

Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala gangguan
mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit yang sama, baik
secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. ila gejala skizofrenik dan
manik menonjol pada episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif
tipe manik. !an pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol.
"
Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi, perubahan dalam
berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu
manik maupun depresif.
",#

Kriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan !S$%&'%(), merupakan suatu
produk beberapa re*isi yang mencoba mengklarifikasi beberapa diagnosis, dan untuk
memastikan bahwa diagnosis memenuhi kriteria baik episode manik maupun depresif dan
menentukan lama setiap episode secara tepat.
1

Pada setiap diagnosis banding gangguan psikotik, pemeriksaan medis lengkap harus
dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik. Semua kondisi yang dituliskan di dalam
diagnosis banding skizofrenia dan gangguan mood perlu dipertimbangkan. Sebagai suatu
kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara
prognosis pasien dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai
suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang lebih

buruk
daripada pasien dengan gangguan depresif maupun gangguan bipolar, tetapi memiliki
prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia.
1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Gangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun gangguan
afektif. Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang jelas dan pada saat
bersamaan juga memiliki gejala gangguan afektif yang menonjol. Gangguan skizoafektif
terbagi dua yaitu, tipe manik dan tipe depresif.
1,#

Sejarah
!i tahun 1+1# George ,. Kirby dan pada tahun 1+"1 -ugust ,och keduanya
menggambarkan pasien dengan ciri campuran skizofrenia dan gangguan afektif .mood/.
Karena pasiennya tidak mengalami perjalanan demensia prekoks yang memburuk, Kirby dan
,och mengklasifikasikan mereka di dalam kelompok psikosis manic%depresif 0mil
Kraepelin. !i tahun 1+## 1acob Kasanin memperkenalkan istilah 2gangguan skizoafektif3
untuk suatu gangguan dengan gejala skizofrenik dan gejala gangguan mood yang bermakna.
Pasien dengan gangguan ini juga ditandai oleh onset gejala yang tiba%tiba, seringkali pada
masa remajanya. Pasien cenderung memiliki tingkat fungsi premorbid yang baik, dan
seringkali suatu stressor yang spesifik mendahului onset gejala. )iwayat keluarga pasien
sering kali terdapat suatu gangguan mood. Kasanin percaya bahwa pasien memiliki suatu
jenis skizofrenia. !ari 1+## sampai kira%kira tahun 1+45, pasien yang gejalanya mirip dengan
gejala pasien%pasien Kasanin secara ber*ariasi diklarifikasi menderita gangguan skizoafektif,
skizofrenia atipikal, skizofrenia dalam remisi, dan psikosis sikloid.
6
Epidemiologi
Pre*alensi seumur hidup dari gangguan skizoafektif adalah kurang dari 1 persen,
kemungkinan dalam rentang 5,7 sampai 5,8 persen. 9amun, angka tersebut adalah angka
perkiraan, karena di dalam praktik klinis diagnosis gangguan skizoafektif sering kali
digunakan jika klinisi tidak yakin akan diagnosis. Pre*alensi gangguan telah dilaporkan lebih
rendah pada laki%laki dibandingkan para wanita: khususnya wanita yang menikah: usia onset
untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki%laki seperti juga pada skizofrenia.
2
;aki%laki dengan gangguan skizoafektif kemungkinan menunjukkan perilaku antisosial dan
memiliki pendataran atau ketidaksesuaian afek yang nyata.
Etiologi
Sulit untuk menentukan penyebab penyakit yang telah berubah begitu banyak dari
waktu ke waktu. !ugaan saat ini bahwa penyebab gangguan skizoafektif mungkin mirip
dengan etiologi skizofrenia. <leh karena itu teori etiologi mengenai gangguan skizoafektif
juga mencakup kausa genetik dan lingkungan.
Penyebab gangguan skizoafektif adalah tidak diketahui, tetapi empat model
konseptual telah diajukan.
1. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau suatu tipe
gangguan mood.
". Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama%sama dari skizofrenia
dan gangguan mood.
#. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang berbeda,
tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu gangguan mood.
6. Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok
gangguan yang heterogen yang meliputi semua tiga kemungkinan pertama. Sebagian
besar penelitian telah menganggap pasien dengan gangguan skizoafektif sebagai suatu
kelompok heterogen.
Tanda dan ejala
Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala gangguan
mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit yang sama, baik
secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. ila gejala skizofrenik dan
manik menonjol pada episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif
tipe manik. !an pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol.
"
Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi, perubahan dalam
berpikir, perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu
manik maupun depresif.
",#

Gejala klinis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa
.PP!G1%&&&/=
#
,arus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas .dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas/=
3
a/ 2thought echo3 > isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya .tidak keras/, dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda : atau 2thought insertion or withdrawal3 > isi yang asing dan
luar masuk ke dalam pikirannya .insertion/ atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya .withdrawal/: dan 2thought broadcasting3> isi pikirannya
tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya:
b/ 2delusion of control3 > waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar: atau 2delusion of passivitiy3 > waham tentang dirinya tidak
berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar: .tentang 3dirinya3 > secara
jelas merujuk kepergerakan tubuh ? anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus/. 2delusional perception3 > pengalaman indrawi yang tidak
wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat.
c/ ,alusinasi -uditorik= Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien pasein di antara
mereka sendiri .diantara berbagai suara yang berbicara/, atau jenis suara
halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d/ @aham%waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa .misalnya
mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan
dunia lain/.
e/ ,alusinasi yang menetap dan panca%indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide%ide berlebihan .over-valued ideas/
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau
berbulan%bulan terus menerus.
f/ -rus pikiran yang terputus .break/ atau yang mengalami sisipan .interpolation/,
yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak rele*an, atau neologisme.
g/ Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh%gelisah .excitement/, posisi tubuh
tertentu .posturing/, atau fleksibilitas cerea, negati*isme, mutisme, dan stupor.
h/ Gejala%gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial: tetapi harus
4
jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.
-danya gejala%gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih .tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik .prodromal/. ,arus ada suatu
perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan .overall quality/ dan
beberapa aspek perilaku pribadi .personal behavior/, bermanifestasi sebagai hilangnya minat,
hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri .self-absorbed
attitude/ dan penarikan diri secara sosial.
Diagnosis
Konsep gangguan skizoafektif melibatkan konsep diagnostik baik skizofrenia maupun
gangguan mood, beberapa e*olusi dalam kriteria diagnostik untuk gangguan skizoafektif
mencerminkan perubahan yang telah terjadi di dalam kriteria diagnostik untuk kedua kondisi
lain.
Kriteria diagnostik utama untuk gangguan skizoafektif .(abel 1/ adalah bahwa pasien
telah memenuhi kriteria diagnostik untuk episode depresif berat atau episode manik yang
bersama%sama dengan ditemukannya kriteria diagnostik untuk fase aktif dari skizofrenia.
!isamping itu, pasien harus memiliki waham atau halusinasi selama sekurangnya dua
minggu tanpa adanya gejala gangguan mood yang menonjol. Gejala gangguan mood juga
harus ditemukan untuk sebagian besar periode psikotik aktif dan residual. Pada intinya,
kriteria dituliskan untuk membantu klinisi menghindari mendiagnosis suatu gangguan mood
dengan ciri psikotik sebagai suatu gangguan skizoafektif.
Ta!el "# Kriteria Diagnosti$ %nt%$ angg%an S$i&oafe$tif 'DS()I*+
Kriteria Diagnosti$ Unt%$ angg%an S$i&oafe$tif
-. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana, pada suatu waktu.
(erdapat baik episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode campuran
dengan
gejala yang memenuhi kriteria - untuk skizofrenia.
,atatan- 0pisode depresif berat harus termasuk kriteria -1= mood terdepresi.
. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama
sekurangnya " minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol.
A. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk sebagian
bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit.
5
!. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat .misalnya, obat
yang disalahgunakan, suatu medikasi/ atau suatu kondisi medis umum.
Sebutkan tipe:
Tipe !ipolar- jika gangguan termasuk suatu episode manik atau campuran .atau
suatu manik
suatu episode campuran dan episode depresif berat/
Tipe depresif- jika gangguan hanya termasuk episode depresif berat.
(abel dari !S$%&', !iagnostic and Statistical $anual of $ental !isorders. 0d. 6.
!S$%&' juga membantu klinisi untuk menentukan apakah pasien menderita
gangguan skizoafektif, tipe bipolar, atau gangguan skizoafektif, tipe depresif. Seorang pasien
diklasifikasikan menderita tipe bipolar jika episode yang ada adalah dari tipe manik atau
suatu episode campuran dan episode depresif berat. Selain itu, pasien diklasifikasikan
menderita tipe depresif.
7
Pada PP!G1%&&&, gangguan skizoafektif diberikan kategori yang terpisah karena cukup
sering dijumpai sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja. Kondisi%kondisi lain dengan
gejala%gejala afektif saling bertumpang tindih dengan atau membentuk sebagian penyakit
skizofrenik yang sudah ada, atau di mana gejala%gejala itu berada bersama%sama atau secara
bergantian dengan gangguan%gangguan waham menetap jenis lain, diklasifikasikan dalam
kategori yang sesuai dalam B"5%B"+. @aham atau halusinasi yang tak serasi dengan suasana
perasaan .mood/ pada gangguan afektif tidak dengan sendirinya menyokong diagnosis
gangguan skizoafektif.
Ta!el .# Pedoman Diagnosti$ angg%an S$i&oafe$tif !erdasar$an PPDJ)III
!iagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala%gejala
definitif adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan gangguan
afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan .simultaneously/,
atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode
penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode
penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik
atau depresif.
(idak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia
dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyaki yang berbeda.
ila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah
mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis B"5.6 .!epresi
6
Pasca%skizofrenia/. eberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif
berulang, baik berjenis manik .B"7.5/ maupun depresif .B"7.1/ atau
campuran dari keduanya .B"7."/. Pasien lain mengalami satu atau dua
episode manik atau depresif .B#5%B##/

B"7.5 Gangguan skizoafektif tipe manic Pedoman !iagnostik
Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manic yang tunggal maupun
untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manic.
-fek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak
begitumenonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.
!alam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua,
gejalaskizofrenia yang khas .sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, B"5.%
pedomandiagnostic .a/ sampai .d/
Diagnosis Banding
Semua kondisi yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan
mood perlu dipertimbangkan di dalam diagnosis banding gangguan skizoafektif. Pasien yang
diobati dengan steroid, penyalahgunaan amfetamin dan phencyclidine .PAP/, dan beberapa
pasien dengan epilepsi lobus temporalis secara khusus kemungkinan datang dengan gejala
skizofrenik dan gangguan mood yang bersama%sama. !iagnosis banding psikiatrik juga
termasuk semua kemungkinan yang biasanya dipertimbangkan untuk skizofrenia dan
gangguan mood. !i dalam praktik klinis, psikosis pada saat datang mungkin mengganggu
deteksi gejala gangguan mood pada masa tersebut atau masa lalu. !engan demikian, klinisi
boleh menunda diagnosis psikiatrik akhir sampai gejala psikosis yang paling akut telah
terkendali.
1,#
Perjalanan Pen/a$it dan Prognosis
Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis
di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan
gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif memiliki
prognosis yang jauh lebih buruk daripada pasien dengan gangguan depresif, memiliki
prognosis yang lebih buruk daripada pasien dengan gangguan bipolar, dan memiliki
prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia. Generalitas tersebut telah
didukung oleh beberapa penelitian yang mengikuti pasien selama dua sampai lima tahun
7
setelah episode yang ditunjuk dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan, dan juga
perjalanan gangguan itu sendiri.
!ata menyatakan bahwa pasien dengan gangguan skizoafketif, tipe bipolar,
mempunyai prognosis yang mirip dengan prognosis pasien dengan gangguan bipolar & dan
bahwa pasien dengan premorbid yang buruk: onset yang perlahan%lahan: tidak ada faktor
pencetus: menonjolnya gejala pskotik, khususnya gejala defisit atau gejala negatif: onset yang
awal: perjalanan yang tidak mengalami remisi: dan riwayat keluarga adanya skizofrenia.
;awan dari masing%masing karakeristik tersebut mengarah pada hasil akhir yang baik.
-danya atau tidak adanya gejala urutan pertama dari Schneider tampaknya tidak meramalkan
perjalanan penyakit.
@alaupun tampaknya tidak terdapat perbedaan yang berhubungan dengan jenis
kelamin pada hasil akhir gangguan skizoafektif, beberapa data menyatakan bahwa perilaku
bunuh diri mungkin lebih sering pada wanita dengan gangguan skizoafektif daripada laki%laki
dengan gangguan tersebut. &nsidensi bunuh diri di antara pasien dengan gangguan
skizoafektif diperkirakan sekurangnya 15 persen.
PENATALAKSANAAN
$odalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan di rumah
sakit, medikasi, dan inter*ensi psikososial. Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk
gangguan skizoafektif adalah bahwa protokol antidepresan dan antimanik diikuti jika
semuanya diindikasikan dan bahwa antipsikotik digunakan hanya jika diperlukan untuk
pengendalian jangka pendek. 1ika protokol thymoleptic tidak efektif di dalam mengendalikan
gejala atas dasar berkelanjutan, medikasi antipsikotik dapat diindikasikan. Pasien dengan
gangguan skizoafektif, tipe bipolar, harus mendapatkan percobaan lithium, carbamazepine
.(egretol/, *alproate .!epakene/, atau suatu kombinasi obat%obat tersebut jika satu obat saja
tidak efektif.
7
Psi$ofarma$a
S$i&oafe$tif0 Episode (ani$ ' fase a$%t +
Kriteria akut yaitu
1. (otal skor ositive and !egative Symptom Scale- "xcited #omponent $% &!SS-"#'
yaitu P6> gaduh gelisah: P4> permusuhan: G6> ketegangan: G8> ketidakkooperatifan:
G16> buruknya pengendalian impuls minimal satu butir skornya 6 atau lebih.
8
(. Kategori nilai the agitation-#almness "valuation Scale % &#"S' adalah 1 atau " .1>
agitasi berat yaitu meningkatnya akt*itas fisik banyaknya pembicaraan, dapat terjadi
kekerasan fisik bila diminta diam pasien tidak dapar mengontrol agitasinya, memerlukan
perhatian aau super*ise terus menerus atau perlu pengikatan: "> agitasi sedang yaitu
peningkatan akti*itas fisik derajat sedang , banyak bicara dan mungkin mengancam
secara *erbal, tidak ada kekerasan fisik, dapat mengontrol tanda%tanda agitasi bila
diminta, memerlukan super*isi atau perawatan standar/
). 9ilai *oung +ania rating Scale % *+,S' adalah "5 dan dua butir skornya 6 yaitu
iritabilitas, pembicaraan, &si, dan perilaku agresif.
-. 9ilai 6 pada #linical .lobal /mpression- severity of illness %#./-S/' psikofarmaka.
Inje$si
<lanzapine "C 7%15 mg? hari dengan diazepam "C15mg?hari
1ral
(erapi kombinasi =
1. <lanzapine 1C"5%#5 mg?hari atau risperidone "C1%#mg?hari atau Duetiapine hari &
."55mg/, hari && .655mg/, hari &&& .E55mg/ dan seterusnyaz atau aripirazol 1C15%#5
mg?hari.
". ;ithium Karbonat "C655 mg, dinaikkan sampai kisaran terapeutik 5,8%1," m0D?;+
biasanya dicapai dengan dosis lithium karbonat 1"55%1855 mg?hari, atau di*alproat
dengan dosis #C"75 mg? hari .atau konsentrasi plasma 75%1"7 mikrog?;/
#. ;orazepam #C 1%"mg?hari bila perlu
Psi$oterapi
!apat diberikan psikoterapi indi*idual, jarang dilakukan terapi kelompok ,karena biasanya
mereka sering tidak nyaman dan kurang mampu bertoleransi dalam terapi kelompok terutama
bila dengan pasien yang beraneka ragam diagnosisnya. ila akan dilakukan, lebih baik pada
pasien yanzg dirawat inap, bukan saat rawat jalan. Psikiterapi indi*idual yang dapat diberikan
berupa psikoterapi suportif, client centered therapy0 atau terapi perilaku. Psikoterapi
9
suportifnya sebaiknya yang berfokus pada akti*itas sehari%hari. !apat juga dibahas tentang
relasi pasien dengan orang%orang terdekatnya. Ketrampilan sosial dan okupasional juga
banyak membantu agar pasien dapat beradaptasi kembali dalam kehidupan sehari%harinya.
BAB III
KESI(PULAN
Gangguan skizoafektif merupakan suatu gangguan jiwa yang gejala skizofrenia dan
gejala afektif terjadi bersamaan dan sama%sama menonjol. Pre*alensi gangguan telah
dilaporkan lebih rendah pada laki%laki dibandingkan para wanita: khususnya wanita yang
menikah: usia onset untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki%laki seperti juga
pada skizofrenia. (eori etiologi mengenai gangguan skizoafektif mencakup kausa genetik dan
lingkungan. (anda dan gejala klinis gangguan skizoafektif adalah termasuk semua tanda dan
gejala skizofrenia, episode manik, dan gangguan depresif. !iagnosis gangguan skizoafektif
hanya dibuat apabila gejala" definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif bersama%sama
menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam
10
episode yang sama. Sebagian diantara pasien gangguan skizoafektif mengalami episode
skizoafektif berulang, baik yang tipe manik, depresif atau campuran keduanya. (erapi
dilakukan dengan melibatkan keluarga, pengembangan skill sosial dan berfokus pada
rehabilitasi kognitif. Pada farmakoterapi, digunakan kombinasi anti psikotik dengan anti
depresan bila memenuhi kriteria diagnostik gangguan skizoafektif tipe depresif. Sedangkan
apabila gangguan skizoafektif tipe manik terapi kombinasi yang diberikan adalah antara anti
psokotik dengan mood stabilizer. Prognosis bisa diperkirakan dengan melihat seberapa jauh
menonjolnya gejala skizofrenianya, atau gejala gangguan afektifnya. Semakin menonjol dan
persisten gejala skizofrenianya maka pronosisnya buruk, dan sebaliknya semakin persisten
gejala%gejala gangguan afektifnya, prognosis diperkirakan akan lebih baik.
DA2TA3 PUSTAKA
1. $aramis, @.S. Aatatan &lmu Kedokteran 1iwa. -irlangga Fni*ersity Presss = Surabaya.
1++6.
". Kaplan, &. ,. and Sadock, 1. . Sinopsis Psikiatri &lmu Perilaku Psikiatri Klinis, 0disi
Ketujuh. inarupa -ksara Publisher= 1akarta.
#. Stuart, G. @. dan Sundeen, S. 1. uku Saku Keperawatan 1iwa, 0disi #. Penerbit uku
Kedokteran 0GA. 1++8.
6. <lfson, $ark. (reatment Patterns for Schizoaffecti*e !isorder and Schizophrenia
-mong $edicaid Patients. !iakses melalui= www.psychiatryonline.org?data?1ournals?
7. -merican Psychiatric -ssociation. !iagnosis dan Statistical $anual of $ental disorders
.!S$ &' ($/. -merican Psychological -ssociation .-P-/= @ashington !A. 1++E.
11
12

Anda mungkin juga menyukai