Anda di halaman 1dari 5

BAB III

STRATIGRAFI



Stratigrafi Regional

Secara regional di Jawa Tengah dapat dikenali adanya 2 zona
pegunungan, yaitu zona Pegunungan Serayu Selatan terletak di bagian selatan
dan zona Pegunungan Serayu Utara di bagian Utara (Van Bemmelen, 1949).
Perbedaan yang nyata antara kedua zona tersebut terletak pada stratigrafi,
lingkungan pengendapan, genesa, dan tektoniknya. Menurut Asikin (1981),
Formasi yang ada di Jawa Tengah dibagi atas tiga rangkaian stratigrafi, yaitu
rangkaian stratigrafi formasi-formasi sebelum Tersier, selama Tersier dan
Kwarter. Terdiri atas Formasi Karangsambung, Formasi Totogan, Formasi
Waturanda, Formasi Penosogan, Formasi Halang, Anggota Breksi Formasi
Halang dan Formasi Peniron.

Berdasarkan letak geografis daerah penelitian, secara regional menurut
Van Bemmelen (1949), daerah penelitian terletak pada bentang fisiografis
Pegunungan Serayu Selatan dan termasuk ke dalam cekungan Jawa Tengah yang
memanjang dari barat ke timur, dan dibatasi oleh paparan sunda di utara dan
rangkaian gunung api kuarter di selatan (Van Bemmelem, 1949).

Penelitian mengenai stratigrafi jalur Pegunungan Serayu Selatan telah
banyak dilakukan, dan telah banyak mengalami penyempurnaan. Selain peneliti
terdahulu, telah banyak pula lembaga-lembaga pendidikan pemerintah dan
swasta yang melakukan penelitian geologi detail di daerah jalur Pegunungan
Serayu Selatan, mempelajari tatanan tektonik yang kompleks di daerah ini.

















Secara singkat, berikut diuraikan urut-urutan pengendapan sedimen yang
berumur tertua sampai termuda yang menempati zona Pegunungan Serayu
Selatan menurut Van Bemmelen (1949) (Tabel)


Kolom stratigrafi regional menurut Van Bemmelen (1949)








Sedangkan menurut Sukendar (1992) diuraikan urut-urutan
pengendapan sedimen dari yang berumur tertua sampai termuda yang
menempati zona Pegunungan Serayu Selatan (Tabel). Acuan ini yang dijadikan
sebagai data bagi penulis menguraikan stratigrafi pada daerah oenelitian.

Formasi Karangsambung

Dicirikan oleh litologi batulempung yang terkesikkan dengan kuat,
dengan bongkahan batulempung, batupasir, konglomerat aneka bahan,
batugamping dan batuan beku; bersisipan batupasir gampingan, napal tufan dan
tuf kaca. Satuan ini merupakan kumpulan endapan olisostrom yang terjadi
akibat pelongsoran karena gaya berat di bawah permukaan laut, yang
melibatkan sedimen yang belum mampat, dan berlangsung pada lereng parit
dibawah pengaruh pengendapan turbidit. Umur satuan ini adalah Eosen Tengah-
Oligosen dan diendapkan pada lingkungan laut dalam dan batial.
Formasi Totogan

Formasi ini terdiri dari breksi denngan komponen batu lempung, batu
pasir, batu gamping, dan napal, massa dasar batulempung bersisik dan terdapat
campuran yang tidak beratur dari batulempung, napal, tuff, strukturnya juga
tidak teratur. Tebal lapisan ini melebihi 150 meter dan menipis kearah selatan
dan terletak selaras dengan formasi Karangsambung. Umur formasi ini adalah
Oligosen sampai Miosen awal dengan lingkunan pengendapan batial atas.

Formasi Waturanda

Formasi ini terdiri atas breksi gunung api dan batupasir wacke dengan
sisipan batulempung dibagian atas. Sisipan batupasir wacke tebal antara 60-300
cm dan ketebalan breksi rata-rata 5 meter. Breksi berkomponen andesit dan
basal berukuran 3 cm sampai beberapa meter, massa dasar batupasir dan tuff,
mempunyai struktur sedimen perlapisan bersusun, perlapisan sejajar dan
konvolut. Di beberapa tempat ada permukaan erosi yang jelas, umur satuan ini
Miosen awal dan endapkan di lingkungan laut dalam. Dilihat dari struktur
sedimennya dapat disimpulkan bahwa sebagian dari formasi ini diendapkan oleh
arus turbidit.

Formasi Penosogan

Formasi ini terdiri atas perselingan batupasir, batulempung, tuff, napal,
kalkarenit, berlapis baik dengan tebal lapisan 5-60 meter. Bagian bawah terdiri
dari batupasir wacke, makin keatas terdapat komponen batulempung, batupasir,
dan pecahan koral berukuran kerikil. Bagian tengah terdiri dari napal dan
kalkarenit denga sisipan tuff, komponen kalkarenitnya umumnya berupa
kepingan cangkang koral dan foraminifera. Bagian atas terdiri dari tuff kaca
berselingan dengan napal tuffaan. Struktur sedimen diantaranya lapisan
bersusun, perlapisan sejajar, konvolut, gelembur gelombang dan flute cast. Umur
formasi ini diperkirakan Miosen Tengah dan diendapkan di lingkungan batial
atas.

Analisis arus purba di daerah Tambak (bagian Barat daerah Kebumen)
dengan cara mengukur sumbu struktur sedimen tikas seruling pada batu pasir
dan kalkarenit di bagian bawah formasi ini, menghasilkan tafsiran bahwa arus
serta sumbernya dating dari Utara (Iskandar, 1974). Bagian bawah formasi ini
berupa sedimen turbidit proksimal, kemudian distal dan bagian atas kembali
prksimal. Formasi ini terletak selaras diatas Formasi Waturaanda.

Formasi Halang

Formasi ini terdiri atas perselingan batupasir, batulempung, napal dan
tuff dengan sisipan breksi. Bagian bawah terdiri dari batupasir gampingan
dengan sisipan napal dan breksi, massa dasar berupa batupasir-batulempung
gampingan. Bagian tengah terdiri dari perselingan batupasir gampingan dan
napal, dengan sisipan breksi, kalkarenit dan tuff. Bagian atas didominasi oleh
batupasir gampingan, sisipan tuff, batulanau, napal, dan konglomerat. Struktur
sedimen yang dijumpai pada formasi ini yaitu lapisan bersusun, perlapisan
sejajar, konvolut, gelembur gelombang, dan bekas galian binatang (bioturbasi).
Umur formasi ini akhir Miosen Tengah - Pliosen Awal (N15-N18) dengan
lingkungan pengendapan batial atas, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Formasi Halang merupakan kumpulan sedimen turbidit bersifat distal sampai
proksimal dan diendapkan di bagian bawah sampai tengah pada kipas bawah
laut.

Anggota Breksi Formasi Halang

Breksi gunung api dengan komponen basal dan sebagian andesit,
bermassa dasar batupasir tuffaan, dibeberapa tempat bagian dasar satuan ini
mengandung komponen batugampig dan napal. Masadasar berukuran pasir
sedang sampai kasar, di beberapa tempat terdapat lava basal yang mengandung
lubang bekas gas yang diantaranya terisi kalsit. Secara mendatar satuan ini
berubah menjadi konglomerat yang berselingan dengan batupasir dan napal.
Satuan ini menjemari dengan Formasi Halang umurnya diduga bagian akhir
Miosen Tengah Pliosen Awal.

Anda mungkin juga menyukai