Anda di halaman 1dari 37

Dosa Besar

Hadist riwayat Abdullah ra., ia berkata:


Aku bertanya kepada Rasulullah saw: Dosa apakah yang paling besar menurut Allah?
Rasulullah saw. bersabda: Engkau membuat sekutu bagi Allah, padahal Dialah yang
menciptakanmu. Aku berkata: Sungguh, dosa demikian memang besar. Kemudian apa
lagi? eliau men!awab: Engkau membunuh anakmu karena takut miskin. Aku tanya
lagi: Kemudian apa? Rasulullah saw. men!awab: Engkau ber"ina dengan istri
tetanggamu
Dosa#dosa yang Dilupakan $anusia
%AK terasa kita sudah berada di u!ung &ase sepuluh hari kedua bulan Ramadan. 'ase
yang disebut maghfirah (ampunan). eberapa hari lagi, kita masuk ke &ase sepuluh
terakhir yakni itqun minannari (pembebasan dari api neraka).
$umpung kita berada pada &ase ampunan, sebaiknya diman&aatkan untuk melakukan
taubat nasuha. %obat sebenar#benarnya tobat, agar dosa#dosa kita diampuni Allah S*%.
erikut ini penulis ungkapkan sebagian kecil dari dosa#dosa manusia, yang kadang#
kadang luput dari perhatian sehingga ketika melakukannya merasa tidak berdosa,
antara lain :
+.%idak bersuci setelah buang air kecil (kencing)
anyak orang setelah kencing tidak membasuhnya dengan air atau benda lain yang
kering dan bersih (kertas tisu, batu, atau potongan kayu kering).
,adis sahih riwayat ukhari dan $uslim, mengungkapkan, -abi $uhammad Saw lewat
pada dua kuburan. Kedua penghuninya sedang disiksa, bukan karena melakukan dosa
besar. .ang seorang tidak suka bersuci setelah buang air kecil, yang seorang lainnya
lagi suka mempro/okasi.
0ada hadis lain, riwayat 1mam ad Daru2utni, disebutkan : Tanazzahu minal bauli
fainna ammata adzabil qabri minhu. ersucilah dari air kencing, karena umumnya
siksa kubur disebabkan oleh hal itu.
3.Kesaksian palsu dan sumpah palsu.
4aman sekarang, kesaksian palsu dan sumpah palsu sudah dianggap lumrah. aik di
tengah kehidupan biasa maupun di sidang#sidang pengadilan. %u!uannya adalah untuk
memenangkan perkara, mendukung atau memo!okkan seseorang, dan sebagainya.
0adahal, kesaksian palsu termasuk dosa paling besar di antara dosa#dosa besar.
Rasulullah Saw, bersabda, "Dosa terbesar di antara dosa-dosa besar adalah
menyekutukan Allah, menyakiti kedua orang tua, perkataan dusta, dan kesaksian
palsu". (,adis sahih riwayat ukhari dan $uslim).
5. $embual.
erkata#kata melebihi dari yang diketahuinya, menceriterakan sesuatu yang tak
pernah diketahui dan tak pernah diker!akannya, termasuk kategori membual (al
kadzdzabu fi ghalibil aqwali). 6rang pembual tidak akan mendapat petun!uk Allah
(Al2uran Surah Al $u7min ayat 38), dan Allah S*% !uga mengutuknya (Al2uran Surah Ali
1mron ayat 9+, Ad" D"ariyat ayat +:). $enurut Rasulullah Saw, seorang $uslim memiliki
semua karakter, kecuali karakter pengkhianat dan pendusta (hadis riwayat 1mam
Ahmad).
Rasulullah Saw menegaskan lagi, bahwa ada tiga golongan yang tidak dia!ak berbicara
oleh Allah S*%. Salah satunya adalah penguasa yang membual (riwayat 1mam $uslim).
;.$enganggap sesuatu mendatangkan sial
Suka ada orang menganggap segala sesuatu sebagai pertanda mendatangkan sial,
sehingga muncul sikap pesimis dan buruk sangka. Rasulullah mengategorikan hal itu
sebagai syirik (riwayat 1mam %urmud"i). -abi Saw bersabda (hadis sahih riwayat
ukhari dan $uslim), bahwa tak ada penularan dan kesialan (la 'adwa wa la thirata).
.ang ada !ustru kata#kata dan dugaan baik yang mengandung optimisme (al fa'lu).
<.$emberi dan menerima suap
Suap atau sogok !uga sudah dianggap lumrah. ,ampir semua bidang kehidupan di
negeri kita sekarang, tak pernah luput dari suap#sogok. Sehingga sogok#menyogok
men!adi =kewa!iban= dan =!alan sukses= untuk mencapai hasil. 0adahal Allah S*%
melaknat pelaku sogok#menyogok dan !uga melaknat penerimanya. a'natullahi alar
rasyi wal murtasyi (hadis sahih 1mam %urmud"i).
9.$erasa aman dari siksa Allah
ebas melakukan perbuatan maksiat. Korupsi, sogok#menyogok, ber!udi, mabuk#
mabukkan, dll. Seolah#olah perbuatan itu tidak akan mendapat hukuman dari Allah
S*%, karena merasa luput dari hukum manusia (dunia). %idak ditangkap polisi, tidak
di!atuhi /onis. ahkan, lepas dari tuduhan dan tuntutan. 6rang semacam itu, menurut
Al2uran, adalah orang#orang merugi (Al2uran Surah Al A7ra& ayat >>). $ereka akan
mendapat a"ab yang tiba#tiba (Al2uran Surah Al An7am ayat ;;), dan mendapat siksa
neraka (Al2uran Surah .unus ayat ?#8).
?.Korupsi
Korupsi di negeri kita sudah dianggap peker!aan =sambilan= dan =mulia=. Apalagi !ika
mencapai triliunan rupiah dan dapat memberi bagian ke berbagai pihak. 1stilahnya
=korupsi ber!emaah=. 0adahal, korupsi !elas#!elas sangat haram. Dosa besar. *alaupun
hasil korupsi di"akatkan atau disedekahkan. Sabda Rasulullah Saw, dalam hadis sahih
riwayat ukhari dan $uslim menyebutkan, =a yaqbalullahu shalatan bi ghairi
thuhurin, wa la shadaqatun min ghululin. Allah tidak menerima salat tanpa wudu dan
bukanlah sedekah !ika hartanya diperoleh dari korupsi.@@@
,. Asep Romli ,.$.Bsumber : !itab "Al !abair" "yekh "yamsuddin #uhammad adz
Apakah Dosa Syirik Tetap Tidak Diampuni Walau Bertaubat ?
Pertanyaan:
syirik adalah dosa yang tidak terampuni oleh Allah. tapi kalau kita mohon ampun
kepada Allah, apakah yang ter!adi? !ika Allah mengampuninya, lalu bagaimana
pengertian dari klausul Allah : =semua dosa akan diampuni oleh Allah kecuali dosa
syirik=. apakah dengan demikian dosa#dosa lain bisa diampuni walau kita tidak
memohon ampun (dosa#dosa besar misalnya)?. %erima kasih. Allahummanshurnaa..
Harry
!awaban:
Assalamu Calaikum *arahmatullahi *abaraktuh
Alhamdulillah, *ashshalatu wassalamu Cala Rasulillah, wa bad.
Dosa syirik itu tidak diampuni adalah apabila seseorang berbuat syirik dan meninggal
sebelum meminta ampun. ila dosa syirik itu dibawa mati, maka tidak akan diampuni
Allah S*%. Sedangkan dosa lainnya, bila sampai mati belum minta ampun, maka bila
Allah S*% menghendaki akan diampuninya dan bila tidak maka tidak diampuni.
Karena itu bila pernah melakukan perbuatan syirik, maka harus segera bertobat dan
minta ampun kepada Allah sebelum a!al men!emput. Karena bila sudah meninggal,
dosanya tidak ada harapan lagi untuk diampuni.
Demikian di!elaskan oleh At#%habari dalam ta&sir ayat surat An#-isaC Allah ber&irman :
Sesun""uhnya Allah tidak men"ampuni perbuatan syirik kepada#$ya dan
men"ampuni selain syirik kepada siapa yan" dikehendakinya. %&S. An#$isa : '()
,adaanallahu *a 1yyakum A!maCin, *allahu AClam ish#shawab,
*assalamu CAlaikum *arahmatullahi *a arakatuh.
39B:<B3::9 :>:;3 *1
*etika +ina tak ,a"i Dian""ap Dosa Besar
Dpenulis: 4ulki&li Ari& E topik: AgamaF
Kitab suci Al#Guran telah melarang perbuatan "ina dengan sangat tegas. Dalam surah
ani 1srail (surah Al#1sra) ayat 53 Allah S*% ber&irman: =Hanganlah kamu sekalian
mendekati "ina, karena sesungguhnya perbuatan "ina itu merupakan &ahisyah dan
!alan yang sangat buruk=.
0engertian &ahisyah dipahami sebagai suatu perbuatan ke!i, kotor dan men!i!ikkan.
Sesungguhnya na&su !ahat yang ada dalam diri manusia selamanya mendorong orang
melakukan perbuatan !ahat, mungkar dan dimurkai %uhan. %idak terkecuali siapapun
termasuk orang#orang salih bahkan para nabi sekalipun, sebagaimana diungkapkan oleh
nabi .usu& alaihi as salam.

-abi .usu& AS, dalam surah .usu& ayat <5 menegaskan bahwa dirinya tidak
terbebaskan membuat kesalahan, karena na&su itu selalu menyuruh berbuat
ke!ahatan. Konon lagi manusia biasa, godaan demi godaan selalu sa!a melekat dengan
dirinya, tidak terkecuali berbuat "ina. Apalagi ketika perbuatan ke!i ini sudah dianggap
ringan dan enteng, dapat dibayangkan ke!ahatan "ina akan mera!alela.

Ke!ahatan "ina dapat ter!adi dan men!angkiti semua lapisan dan golongan
masyarakat. Iebih#lebih !ika kesempatan berbuat dan mencoba terbuka lebar,
sebagaimana di tempat#tempat lokalisasi resmi di kota#kota besar seperti Hakarta,
$edan, Surabaya, dan kota#kota lainnya. Semoga bumi tercinta, Serambi $akah
-anggroe Aceh Darussalam terbebaskan dari ke!ahatan "ina ini.

Sebuah hasil penelitian di suatu kota pela!ar di %anah Air, sangat menge!utkan semua
pihak. Iip *i!ayanto sang peneliti menyebutkan dalam hasil laporan penelitiannya,
>?,:< J mahasiswi telah kehilangan keperawanannya, selama kuliah. Ruslan 1smail
$age, menyebutkan sering terdengar dikalangan mahasiswa istilah KL+;?Mayam
kampusKL+;8M. .aitu ditu!ukan kepada para mahasiswi yang berpro&esi men!a!akan
tubuhnya kepada sang hidung belang. $a!alah kampus Retorika terbitan Senat
$ahasiswa 'isipol Anair menyebutkan !umlah ayam kampus di Anair Sendiri ada :,:3 J
dari total mahasiswi.

%erbanyak mereka (tidak disebutkan angka pasti) berasal dari 'akultas Ekonomi. Ada
;: orang mahasiswi '1S10 sendiri. Dilaporkan pula sebanyak <,? J mahasiswi 'isip Anair
sebagai penganut sek bebas. 0atut diprihatini apabila hidup bergelimang "ina telah
men!adi trend dan telah melanda gaya hidup kaum intelektual. 0ara mahasiswa dan
mahasiswi adalah anak#anak bangsa calon pemimpin masa depan. 0upus sudah harapan
untuk membangun umat dan bangsa, apabila kebe!atan moral dan akhlak telah
melanda hidup mereka. 1ni semua ter!adi ketika "ina dianggap ringan dan enteng.

Sebagai akibat la!u pembangunan dan industrialisasi tanpa diimbangi atau tidak
diikuti oleh pembangunan spiritual, keimanan dan agama yang tangguh, per"inaan !uga
akan tumbuh subur seirama dengan la!u pembangunan itu sendiri. Sebagai contoh
perkembangan industrialisasi di 0ulau atam, !uga mengakibatkan berkembangnya
industri seks disini, secara besar besaran. Dikatakan industri per"inaan di sini
diramaikan oleh pendatang dari seluruh 1ndonesia, bahkan dari kawasan Asia %enggara
lainnya. Sangat ironis memang, karena sesungguhnya bisnis per"inaan sudah
berlangsung lama di Republik ini.

Sehubungan dengan ini sekarang muncul istilah baru peker!a seks komersial (0SK),
sebagai penghalusan makna dan pelaku "ina. Dengan istilah tersebut yang sangat
dirugikan sebenarnya adalah perempuan sendiri. 0er"inaan itu dapat berlangsung
karena andil baik laki laki maupun perempuan.

A!aran agama (1slam), akan dapat membentengi diri melakukan perbuatan be!at dan
terkutuk itu. Dalam sebuah hadist -abi SA*, di!elaskan sebuah pandangan spiritual
tatkala Rasul Saw melakukan per!alanan mikra!. Rasulullab Saw menyaksikan
segerombolan manusia (laki#laki dan perempuan), memperebutkan piringan berisikan
daging. Di hadapan mereka tersedia dua piringan berisi daging. Sebuah piringan
berisikan daging yang gurih dan enak rasanya.

Satu piring lagi berisikan daging yang sudah busuk. .ang sangat mengherankan adalah
gerombolan manusia itu memperebutkan piring berisikan daging#daging yang sudah
berulat dan busuk itu. 1nilah tamsilan bagi orang#orang selama hidup di dunia ini,
gemar melakukan perbuatan ke!i, kotor, dan ber"ina.

Di dunia mereka enggan melakukan nikah secara sah menurut syariat. Selalu asyik
mencari perempuan lacur, atau lelaki lacur. Daging yang rasanya enak tidak mau
dicicipi, daging yang berbau busuk yang suka disantapnya. 1stri yang sah dan halal
dipergauli tidak disukai, tetapi ber&oya#&oya, pelesir dan mengikuti !alan setan itu
yang digemari.

Dalam pandangan spiritual lain tatkala -abi Saw melakukan per!alanan mikra!, !uga
dikisahkan suatu peristiwa lain yang sangat mengerikan pula. Rasulullah Saw
menyaksikan sekelompok manusia yang diikat dengan rantai api neraka, pada buah
dada mereka. $elalui alat kemaluan mereka keluar danur dan nanah yang berbau
busuk sekali. Demikian busuknya nanah tersebut, dikabarkan, penghuni neraka yang
lain mengeluh berat, dan mengharapkan mereka yang berbau busuk itu dipindahkan
!auh dari sisi mereka.

Dalam sebuah hadis lain -abi SA* memperingatkan umatnya: KL+;?MSiapa sa!a yang
ber"ina dengan seorang perempuan (tentu pula dengan suami orang, seorang lelaki)
sewaktu dibangkitkan dari kuburnya kelak, akan merasakan sangat kehausan.

Dalam sebuah hadis lain riwayat 1mam %habrani dari 1bnu Abbas -abi bersabda:
Hauhilah dirimu dari melakukan perbuatan "ina. 0erbuatan "ina itu mendatangkan
empat macam kecelakaan. 0ertama hilang cahaya kebagusan raut wa!ahnya. Kedua
Allah akan menyempitkan ri"kinya. Ketiga Allah sangat memurkainya. Keempat Allah
akan mengekalkannya dari siksaan a"ab neraka. Semoga semua kita akan terlindung
dari melakukan perbuatan be!at, nista, murka, dan terkutuk itu.

Seorang muslim yang sungguh#sungguh meyakini kebenaran 1slam, tentu tidak akan
ragu#ragu terhadap ketentuan Allah dan rasul. Sang muslim itu akan beriman dengan
sepenuh hatinya dan !iwanya. Seorang muslim yang terus sa!a bergelimang dengan
perbuatan "ina, atau melakukan maksiat lainnya, tentu karena akidahnya tidak murni.
Akidahnya masih goyang. Akidahnya belum mantap, bahkan akidahnya rusak
samasekali. Semoga kita tetap men!adi mukmin dan muslim se!ati. Amin.
@) 0enulis adalah Iektor Kepala, pengampu mata kuliah 0endidikan Agama pada A0%
$KA Ani/ersitas Syiah Kuala, Darussalam
anda Aceh.
*e -ran" Pintar, inta A"ar Anak .an" Durhaka en/adi Penurut
Pertanyaan:
assalammu7alaikum, ustad yang ingin saya tanyakan, apakah boleh seorang orang tua
datang ke orang pintar untuk menyembuhkan anaknya yang selalu durhaka dan mulai
kenal dunia malam agar kembali men!adi anak yang baik dan penurut?
apabila hal tsb ditentang oleh a!aran islam lalu sebaiknya apa yang mesti dilakukan?
walau telah dilakukan upaya segala macam ibadah pada Allah,spt sholat malam,
d"ikir,puasa tp belum ada hasil.Apa ada yang kurang dari ibadah3 tersebut?
demikian atas !awaban kami ucapkan terima kasih.
wassalam,
a!
surabaya
A/en"
!awaban:
Assalamu Calaikum *arahmatullahi *abaraktuh
Alhamdulillah, *ashshalatu wassalamu Cala Rasulillah, wa bad.
1stilah Corang pintarC itu punya bias makna, namun biasanya sebutan itu identik
dengan dukun, paranormal, orang yang punya kekuatan ghaib, hamba !in dan
se!enisnya. Kalau yang mereka ini yang dimaksud dengan Corang pintarC, tentu se!ak
niat mendatanginya hingga meminta pertolongan dari mereka pun sudah haram. Sebab
apa yang mereka lakukan itu tidak lepas dari praktek syirik mempersekutukan Allah
S*%. 0adahal dosa syirik itu adalah dosa yang tidak akan pernah diampuni di akhirat,
selama di dunia ini pelakunya belum meminta ampun dan diampuni.
Sesun""uhnya Allah tidak akan men"ampuni dosa syirik, dan Dia men"ampuni
se"ala dosa yan" selain dari itu, ba"i siapa yan" dikehendaki#$ya. Baran"siapa yan"
mempersekutukan Allah, maka sun""uh ia telah berbuat dosa yan" besar. %&S. An#
$isa: '()
Sesun""uhnya Allah tidak men"ampuni dosa mempersekutukan den"an Dia, dan dia
men"ampuni dosa yan" selain syirik ba"i siapa yan" dikehendaki#$ya. Baran"siapa
yan" mempersekutukan den"an Allah, maka sesun""uhnya ia telah tersesat se/auh#
/auhnya. %&S. Allah SWT#$isa : 001)
$eskipun apa yang dimintakan kepadanya adalah hal#hal yang baik, namun karena
praktek orang pintar itu syirik, maka keharamannya !elas dan nyata.
Anak Durhaka
Agar seorang anak tidak men!adi durhaka kepada orang tuanya serta men!adi orang
baik#baik yang shalih, pendidikan agama se!ak kecil adalah hal yang mutlak diberikan.
Dan pendidikan itu tidak boleh hanya sekedar &ormalitas belaka, namun harus
dicontohkan secara benar oleh kedua orang tuanya. Sebab pendidikan dengan contoh
nyata merupakan metode yang paling berhasil. Huga tidak boleh berhenti pada masa
anak#anak sa!a, tetapi pendidikan itu harus terus menerus dilakukan hingga anak itu
rema!a dan dewasa.
Selama itu, kedua orang tua bertanggung#!awab dalam masalah pergaulan sang anak
dengan lingkungannya, termasuk dengan teman#temannya. Sebab biasanya, pergaulan
dengan lingkungan yang buruk inilah yang akan merusak semua nilai yang pernah
dia!arkan.
Kalau anak itu sudah terlan!ur dipengaruhi secara negati& oleh teman dan
linkungannya dan dibiarkan sa!a hingga men!adi parah, tentu men!adi kesalahan orang
tuanya !uga. Dia bertanggung#!awab untuk mengembalikan anaknya ke !alan yang
benar.
Diantara caranya adalah dengan berdoa langsung kepada Allah S*%, meminta dan
memohon kepada .ang $aha Kuasa. Selain itu !uga dengan menga!aknya berdialog
secara baik#baik, bukan dengan dimarahi atau dibentak#bentak. Iangkah lainnya tentu
dengan mengusahakan lingkungan yang kondusi& buat anak, sebab biasanya pengaruh
negati& itu datang dari lingkungan pergaulan yang buruk. %ermasuk dalam hal ini
adalah pengaruh teman dekatnya. Apayakan agar dia bisa punya teman dekat dari
kalangan baik#baik, sehingga diharapkan bisa memberikan pengaruh yang positi&.
Selain itu memang ada !uga dengan cara hukuman, namun upayakan tidak di!adikan
prioritas utama. Sebab bila seseorang terlalu sering diancam dengan hukuman,
mungkin dia akan men!adi kebal.
%api datang ke dukun, paranormal, atau pemu!a !in serta meminta#minta kepadanya
adalah tindakan yang se!ak awal sudah salah. 1tu bukan keputusan yang bi!ak dan !auh
dari penyelesaian. Alih#alih mendapatkan barakah, !ustru diancam dengan dosa syirik
yang tak terampuni. -au"u billahi min "alik.
,adaanallahu *a 1yyakum A!maCin, *allahu AClam ish#shawab,
*assalamu CAlaikum *arahmatullahi *a arakatuh.
http:BBwww.geocities.comB,otSpringsB9??;B!#3.html
*23T423A D-SA B4SA2 4$525T Al#&526A$ DA$ HAD3S
6leh : urhan D!amaluddin
Di dalam a!aran 1slam, dikenal adanya dosa besar dan dosa kecil. -amun tidak didapati
rincian dalam al#Gur7an dan ,adis, dua sumber agama 1slam, tentang kesalahan apa
sa!a yang dikategorikan dosa besar dan dosa kecil.
Dalam al#Gur7an, misalnya surat al#-isa7 ayat 5?, dan surat al#-a!m ayat 53, disebut
kata kaba'ir dan kaba'ir al-ism. $enurut $uhammad 'uad Abd al#a2i, hanya 5 ayat
dalam al#Gur7an yang mengandung kata kaba'ir atau kaba'ir al-ism. Dalam ayat#ayat
itu, yang disebut kaba'ir tidak !elas. Kata kaba'ir atau kaba'ir al-ism, yang biasanya
diter!emahkan dengan dosa besar dan muncul dalam al#Gur7an sebanyak 5 kali itu,
semuanya tidak menyebut kesalahan apa sa!a yang disebut dosa besar.
,adis, yang &ungsinya antara lain men!elaskan yang masih umum dalam al#Gur7an,
tidak banyak membantu kita untuk dapat memahami kesalahan apa sa!a yang disebut
dosa besar. Dalam ,adis, !usteru yang terungkap hanya dosa#dosa yang paling besar
diantara dosa#dosa besar (akbar al-kaba'ir), yaitu syirik, durhaka kepada kedua orang
tua, saksi palsu, mundur dari medan perang melawan orang ka&ir, dan sihir. Hika ada
dosa paling besar, tentu ada dosa besar dan dosa kecil. Dengan demikian, perincian
dosa#dosa besar belum !elas adanya. ahkan, ungkapan#ungkapan dalam al#Gur7an atau
,adis yang mengacu kepada arti dosa#dosa besar belum !elas. 6leh karena itu, tulisan
ini mencoba mengungkap kriteria#keriteria dosa besar, baik melalui sumber pertama
(al#Gur7an) maupun sumber kedua (,adis) Rasulullah, dengan cara menelusuri istilah
atau ungkapan yang digunakan dalam dua sumber a!aran 1slam tersebut.
Sebelum dicoba diuraikan ungkapan#ungkapan yang mengacu kepada arti dosa besar
dalam al#Gur7an dan ,adis, terlebih dahulu dikemukakan beberapa ungkapan yang
biasa diter!emahkan dengan arti dosa dalam bahasa 1ndonesia.
3stilah#3stilah Dosa Dalam Al#&ur6an
Dalam al#Gur7an, terdapat se!umlah istilah atau kata yang biasa diter!emahkan dengan
dosa dalam bahasa 1ndonesia. 1stilah#istilah tersebut ,misalnya: al-itsm, al-zanb, al-
khith'u, al -sayyi'at dan al-hub.
Kata al-itsm dengan berbagai bentuk kata !adiannya, menurut perhitungan $uhammad
'uad 7Abd al#a2i, muncul sebanyak ;; kali dalam al#Gur7an. $enurut Iewis $a7lu&,
kata al-itsm, berarti 'amila ma la yahillu (menger!akan sesuatu yang tidak halal atau
tidak dibolehkan agama). $akna kata al-itsm, seperti diungkap Iewis $a7lu&, umum
sekali, yaitu mencakup semua amal yang dilarang agama. 0adahal al#Gur7an, ketika
menun!uk hal#hal yang dilarang agama, misalnya "ina, mengungkapnya dengan kata
fahisyat. Hadi, tidak selamanya hal#hal yang dilarang agama disebut al-itsm oleh al#
Gur7an. erbeda dengan Iewis $a7lu&, Al#Raghib al#As&ahani, salah seorang pakar
bahasa al#Gur7an, mengemukakan bahwa kata al-itsm berarti sebutan bagi perbuatan#
perbuatan yang menghambat tercapainya pahala. Dengan kata lain, al-itsm adalah
sebutan bagi tindakan yang menghambat terwu!udnya kebaikan.
erbeda dengan Iewis $a7lu& dan al#As&ahani, al#$araghi (penulis ta&sir al-#araghi),
mengatakan bahwa al-itsm sama dengan al-zanb. Sesuatu perkataan atau tindakan
baru dapat disebut al-itsm, demikian al-#araghi, bila mendatangkan bahaya yang
menimpa !asmani, !iwa, akal, dan harta benda (materi). 1bn $andhur, penulis kamus
isan al-Arab, lebih khusus lagi mengartikan al-itsm dengan al-khamar. Alasan yang
dikemukakan 1bn $andhur ialah bait syair Arab yang berbunyi =syaribtu al-itsm hatta
dlalla 'aqliy, kazalika al-itsm tazhabu bi al-'uqul= (saya meminum al-ism, =al-khamar=,
maka ingatanku hilang. $emang khamar dapat menghilangkan ingatan).
Dalam al#Gur7an, terdapat dua tindakan yang dapat dikategorikan al-itsm, yakni
meminum khamar dan bermain !udi, seperti yang terdapat dalam surat al#a2arah
ayat 3+>. $emang, mengartikan al-itsm dengan sesuatu yang menghambat perbuatan
baik, mendatangkan bahaya, dan bahkan secara eksplisit sama dengan khamar, seperti
yang dilakukan oleh ibn $andhur, tidak !auh dari hakikat kata al-itsm, seperti yang
ditun!ukkan oleh al#Gur7an. Seseorang yang meminum khamar dan bermain !udi,
misalnya, dapat mengganggu akti&itas yang positi&, dapat membahayakan kesehatan
!asmani dan rohani,dan dapat menimbulkan perbuatan#perbuatan negati& lainnya.
Dari se!umlah kata al-itsm yang muncul dalam al#Gur7an, terlihat bahwa kata al-ism
digunakan untuk menyebut pelanggaran yang memiliki e&ek negati& dalam kehidupan
seseorang dan masyarakat.
Kata al-zanb dengan berbagai bentuk kata !adiannya disebut sebanyak ;8 kali dalam
al#Gur7an. $enurut Iewis $a7lu&, kata al-zanb berarti tabi'ahu falam yufarriq israh
(menyertai dan tidak pernah berpisah). Kata al-zanab yang dirangkai dengan binatang,
misalnya zanab al-hayawan berarti ekor binatang. Ekor binatang biasanya terletak di
belakang, dekat dengan tempat keluarnya kotoran. Ekor, kalau begitu,
menggambarkan keterbelakangan atau kehinaan. Angkapan zanab al-qawm berarti
masyarakat terkebelakang. Dengan demikian dapat dipahami bahwa ungkapan al-zanb
yang diter!emahkan ke dalam bahasa 1ndonesia dengan dosa, ditu!ukan kepada
perbuatan#perbuatan yang mengandung nilai kehinaan dan keterbelakangan, seperti
letak ekor binatang yang dekat dengan tempat keluarnya kotoran.
Diantara ;8 kata al-zanb yang muncul dalam al#Gur7an adalah terdapat dalam surat Ali
1mran ayat +5<. Dalam ayat ini, Allah men!elaskan bahwa orang#orang yang meminta
ampun dari dosa (al-zanb), karena menger!akan fahisyat, maka Allah akan
mengampuni dosa mereka. Kata fahisyat berarti al-zina atau ma yusytaddu qubhuh
min al-zunub (dosa yang paling !elek atau paling besar). Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa kata al-zanb mengacu !uga kepada perbuatan dosa yang paling !elek
termasuk "ina. Apalagi, diantara ulama ta&sir, misalnya al#$araghi, memang
mengartikan kata fahisyat dalam ayat itu dengan arti "ina.
%indakan lain yang dikatakan al-zanb oleh al#Gur7an adalah mengubur hidup#hidup
anak perempuan, seperti yang dilakukan masyarakat Hahiliyah. %indakan mereka
disebutkan dalam surat al-Takwir ayat >. 0erbuatan masyarakat Hahiliyah seperti
diungkap dalam ayat itu termasuk perbuatan ke!i, sebab tindakan itu tidak mengenal
perikemanusiaan sama sekali. Dalam 1slam, merusak tubuh manusia yang telah
meninggal, !ika tidak ada kepentingan keilmuan atau kepentingan lain, diketegorikan
dosa, apalagi mengubur hidup#hidup manusia.
$endustakan ayat#ayat Allah diungkap pula dengan kata al-zanb, seperti terdapat
dalam surat al-Anfal ayat <;. ,al ini, menurut pandangan Allah, karena dosa
mendustakan ayat#ayat Allah termasuk dosa paling besar. Dalam a!aran 1slam, puncak
a!aran agama adalah tauhid (mengesakan Allah). 6leh karena a!aran tauhid paling
penting dalam a!aran 1slam, maka orang#orang yang menganggap Allah memiliki anak,
seperti dalam surat al-#aidah ayat +8, dikatakan sebagai orang berdosa besar.
Dari sekian banyak ayat yang mengadung kata al-zanb dalam al#Gur7an, dapat
dipahami bahwa kata al-zanb digunakan untuk menyebut dosa terhadap Allah dan dosa
terhadap sesama manusia. Kebanyakan kata al-zanb muncul dalam bentuk yang sangat
umum, sehingga tidak dapat diketahui apakah dosa yang ditun!ukkannya termasuk
dosa besar atau dosa kecil. Antuk mengetahui besar kecilnya dosa yang ditun!uk oleh
kata al-zanb harus didukung oleh petun!uk lain yang terdapat dalam konteks ayat yang
memuat kata al-zanb itu, atau petun!uk dari ,adis Rasulullah.
Al-khith'u !uga termasuk salah satu kata yang sering diter!emahkan ke dalam bahasa
1ndonesia dengan arti dosa. entuk kata ker!a madli (kata ker!a lampau) dari kata al-
khith'u ialah khati'a. 0enggunaan kata khathi'a fi dinih berarti salaka sabila khatha'in
amidan aw ghaira amidin (mengikuti !alan yang salah, baik disenga!a maupun tidak
disenga!a). -ampaknya, kata al-khith'u ini dianggap sama dengan kata al-zanb oleh
Iewis $a7lu&. -amun, Iewis menambahkan pendapat lain bahwa al-khith'u khusus
digunakan untuk mengungkap kesalahan yang tidak disenga!a.
erbeda dengan Iewis, al#Raghib al#As&ahani, mengartikan kata al-khith'u dengan arti
melenceng dari arah yang sebenarnya. 0engertian melenceng seperti diungkap al#
As&ahani ini, memiliki beberapa kemungkinan. 0ertama, niat menger!akan sesuatu
yang salah, kemudian benar#benar diker!akan. Kesalahan seperti ini dinamakan al-
khith'u al-tamm (betul#betul salah). Kedua, niat menger!akan sesuatu yang boleh
diker!akan tetapi yang diker!akan !ustru sebaliknya. Dengan kata lain, benar niatnya,
tetapi tindakannya salah. Ketiga, niat menger!akan yang tidak boleh diker!akan, tetapi
yang dilakukan sebaliknya, yaitu menger!akan perbuatan yang boleh dilakukan. .ang
disebut ketiga ini, salah niatnya tetapi benar tindakannya. Kata al-khith'u dalam al#
Gur7an, menurut perhitungan $uhammad 'u7ad Abd al#a2i, muncul sebanyak 33 kali.
Diantara kata al-khith'u yang muncul dalam al#Gur7an ialah dalam surat al#1sra7 ayat 5+.
Kata al-khith'u dalam ayat ini dirangkai dengan kata kabiran (besar). Kata kabiran
adalah si&at dari kata al-khith'u, sehingga rangkaian dua kata yang disebut terakhir ini
berarti dosa besar. Dengan demikian, kata al-khith'u dalam ayat ini dapat
diter!emahkan sebagai dosa besar !ika dirangkai dengan kata kabiran.
Dari sekian banyak ayat al#Gur7an yang mengandung kata al-khith'u dapat dipahami
bahwa kata ini digunakan untuk menyebut dosa yang cukup ber/ariasi, misalnya dosa
terhadap Allah, dan dosa terhadap sesama manusia. Huga dapat dipahami bahwa al#
Gur7an, ketika menggunakan kata al-khith'u atau al-khathiat, tidak men!elaskan secara
tersurat, apakah dosa yang ditun!ukkannya dosa besar atau dosa kecil. Antuk
membedakan dosa yang ditun!ukkannya, dibutuhkan petun!uk lain, seperti adanya
kata kabiran dalam ayat 5+ surat al-isyra' yang dikutip di depan.
Seperti disebut di depan, kata al-sayyi'at !uga termasuk kata yang diter!emahkan
dalam bahasa 1ndoenesia dengan arti dosa. Kata ini dengan segenap kata !adiannya,
menurut perhitungan $uhammad 'u7ad 7Abd al#a2i, muncul sebanyak +9? kali.
Seorang pakar bahasa al#Gur7an, al#Raghib al#As&ahani, mengartikan kata al-sayyi'at
atau al-su' dengan kullu ma yaghummu al-insan min al-umur al-dunyawiyyat wa al-
ukhrawiyyat wa min al-ahwal al-nafsiyyat wa al-badaniyyat wa al-khari$at min fawat
malin wa $ahin wa faqd hamim (segala sesuatu yang dapat menyusahkan manusia, baik
masalah keduniaan maupun masalah keakhiratan, atau baik masalah yang terkait
dengan ke!iwaan atau !asmani, yang diakibatkan oleh hilangnya harta benda,
kedudukan dan meninggalnya orang#orang yang disayangi).
%ernyata kata al-sayyi'at yang muncul dalam al#Gur7an, semuanya meru!uk kepada arti
yang disebutkan al#As&ahani tersebut. Dalam al#Gur7an, surat Thaha ayat 33, dikatakan
bahwa %uhan memerintahkan -abi $usa untuk memasukkan tangannya ke ketiaknya,
niscaya tangan -abi $usa akan keluar men!adi putih cemerlang tanpa cacad. ,al itu
sebagai mu7!i"at lain yang dimiliki -abi $usa dari %uhannya. Kata al-su', dalam ayat ini
berarti penyakit, yaitu al-barash (belang), yang banyak menimpa tangan, penyakit
yang selalu menyusahkan orang yang ditimpanya. 6leh karena itu, sangat tepat bila
kata al-su' diartikan !uga dengan al-huzn (susah). Sesuatu hal yang !elek !uga
dikatakan al-su', dan karena itu kata al-su' dalam hal ini dilawankan dengan al-husna
(baik), dan al-sayyiat dilawankan dengan kata al-hasanat, seperti terdapat dalam
surat al-%isa' ayat ?>.
Dalam al#Gur7an, perbuatan#perbuatan yang dikategorikan al-su antara lain: per"inaan
(Surat al-%isa' ayat 33), men!adikan syetan sebagai teman (surat al-%isa' ayat 58),
mengubur hidup#hidup anak perempuan seperti yang dilakukan masyarakat Hahiliyah
(surat al-%isa' ayat <8#<>). Dari sekian banyak kata al-su' atau al-sayyi'at yang muncul
dalam al#Gur7an, kelihatannya tidak selalu mengacu kepada arti dosa besar (seperti
yang disebutkan dalam ,adis Rasulullah) atau dosa kecil. %erkadang kata al-su'
digunakan untuk menyebut dosa besar, seperti "ina (surat al-&sra' ayat 53), membunuh
anak perempuan hidup#hidup (surat al-%ahl ayat <>), dan sebagainya. %erkadang !uga
kata al-su' ada yang mengacu kepada dosa kecil, seperti yang muncul dalam surat al#
-isa7 ayat 5+. Disamping itu, ada lagi kata al-su' dalam al#Gur7an yang tidak !elas
mengacu kepada dosa besar atau dosa kecil, seperti yang muncul dalam surat al-A'raf
ayat ><, surat al-'a'd ayat 9, surat (unus ayat 38, surat al-%aml ayat >:, surat )hafir
ayat ;:, dan lain#lain.
Kata al-hub, yang diter!emahkan dengan arti dosa, muncul dalam al#Gur7an sebanyak
satu kali, yaitu dalam surat al-%isa' ayat 3. $enurut al#As&ahani, kata al-hub sama dan
sinonim dengan kata al-itsm. 6leh karena kata al-hub ini muncul hanya satu kali dalam
al#Gur7an, tidak dapat diketahui berbagai makna yang timbul dari kata tersebut,
apakah ia mengacu kepada arti dosa besar atau dosa kecil, atau dosa secara umum.
Khusus dalam surat al-%isa' ayat 3 di atas, karena kata al-hub dirangkai dengan kata
kabiran, maka rangkaian itu diter!emahkan dengan dosa besar.
*riteria Dosa Besar
%idak mudah untuk menentukan kriteria dosa besar dalam al#Gur7an. Kesulitan itu
tetap terasa, walaupun istilah#istilah yang biasa diter!emahkan dalam bahasa
1ndonesia dengan dosa telah di!elaskan sebelum ini. Diantara lima istilah tersebut,
tidak satu pun yang secara eksplisit dapat diter!emahkan ke dalam bahasa 1ndonesia
dengan dosa besar. ila al#Gur7an menyebut dosa besar, maka istilah#istilah tersebut
dirangkai dengan kata kabir atau adim (dua kata yang berarti besar). 6leh karena itu,
ditemukan rangkaian kata#kata: isman adiman, isman kabiran, zanban adiman,
khith'an kabiran, atau huban kabiran, untuk meru!uk dosa#dosa besar. Dengan
demikian, !ika ditemukan kata ism, zanb, khith' sa!a, maka tidak dihukumi sebagai
dosa besar, tanpa melihat indikator lain yang dapat mengantarkan kita memahaminya
sebagai dosa besar.
Sebagai dikatakan di atas, ,adis pun tidak banyak membantu kita men!elaskan
kekaburan itu. .ang disebut dalam ,adis hanyalah dosa#dosa terbesar diantara dosa#
dosa besar. Sedangkan dosa besar itu sendiri masih kabur. Setelah tidak !elas macam#
macam dosa besar, menurut al#Gur7an dan ,adis, maka i!tihadlah yang harus
di&ungsikan untuk mengetahui macam#macam dosa besar. 6leh karena dasar untuk
mengetahui dosa besar itu i!tihad, maka hasilnya men!adi relati&. Hika dampak negati&
yang ditimbulkan suatu tindakan pelanggaran di!adikan tolok ukur untuk mengetahui
dosa besar, kesulitan yang ditemui ialah bahwa dampak negati& itu sendiri relati& !uga.
Suatu pelanggaran, yang dianggap oleh seseorang memiliki dampak yang relati& cukup
besar bagi dirinya, belum tentu dirasakan sebagai hal yang sama oleh orang lain.
Dalam menyelesaikan problem ini, akan digunakan tolok ukur lain, yaitu istilah apa
yang digunakan al#Gur7an ketika mengancam pelanggar suatu aturan. %entu yang
dianalisa adalah bahasa yang digunakan oleh al#Gur7an atau ,adis tersebut.
erdasarkan tolok ukur kebahasaan itu, dosa besar menurut al#aru"i, seperti dikutip
al#Nhimari setidak#tidaknya ada lima belas kategori, yaitu dosa besar yang diancam
dengan hukuman had, dosa besar yang ditandai dengan ungkapan =fahisyah=, dosa
besar karena pelanggaran yang dilakukan termasuk perbuatan syetan, dosa besar
karena Allah tidak menyenangi tindakan itu termasuk pelakunya, dosa besar karena
pelaku dosa diancam dengan laknat, dosa besar karena Allah marah terhadap
pelakunya, dosa besar ditandai dengan ungkapan =shalat yang diker!akan seseorang
ditolak Allah=, dosa besar karena pelakunya dikecam sebagai orang merugi, dosa besar
ditandai dengan ungkapan =bukan dari golongan kami=, dosa besar ditandai dengan
ungkapan =Allah menutup pintu taubat bagi pelaku dosa=, dosa besar ditandai dengan
ungkapan =kemaksiatan menghabiskan kebaikan=, dosa besar ditandai dengan ancaman
wayl, dosa besar karena tindakan itu membatalkan amalan shaleh, dosa besar ditandai
dengan ungkapan =Allah tidak menyenangi pelaku dosa=, dan dosa besar ditandai
dengan ungkapan =tidak perlu ditanyakan resiko yang akan diterima pelaku dosa=.
$acam#macam dosa besar yang dikemukakan al#aru"i tersebut, tidak di!elaskan
semua di sini, karena disamping tidak memungkinkan dari segi tempat yang
disediakan, !uga karena sebagian besar dari dosa#dosa tersebut, sudah disebutkan
dalam ,adis Rasulullah, bahkan ada yang termasuk dosa terbesar. 6leh karena itu
hanya sebagian sa!a yang akan diuraikan di sini.
+. Dosa esar Karena Diancam Dengan ,ukuman ,ad.
%erdapat se!umlah ayat al#Gur7an yang mengancam sebuah pelanggaran dengan
hukuman had, misalnya surat al-*aqarah ayat +?8. Ayat ini membicarakan hukuman
had bagi pembunuh, atau terkenal dengan qishash. Secara eksplisit, memang sudah
dikatakan dalam ,adis bahwa dosa pembunuhan termasuk dosa besar. -amun, tidak
semua pelanggaran yang diancam dengan hukuman had disebut oleh ,adis Rasulullah.
Dalam ,adis disebutkan bahwa dosa besar karena diancam hukuman had hanyalah
"ina, dan saksi palsu. 0adahal dosa besar dengan tolok ukur ancaman had bagi sebuah
pelanggaran cukup banyak, misalnya: membunuh, "ina, qazaf (tuduhan palsu),
mencuri, pengacau di !alan, liwath (homo seksual) .
Kata had berasal dari kata ker!a hadda. Kalimat hadda Allah 'anna al-syarra, berarti
kaffahu wa sharrafahu (men!auhkan atau memalingkan). %egasnya, Allah men!auhkan
kita dari bahaya. Angkapan hadda al-muzniba berarti aqama 'alyhi al-had bima
yamna'u ghairahu wa yamna'uhu min irtikab al-zanb (menerapkan hukuman had
kepada seseorang yang berbuat dosa, agar dia !era dan agar orang lain yang
mengetahui hukuman tersebut dapat !uga !era). Kemudian muncullah istilah had dan
dalam bentuk !amaknya hudud, yang berarti hukuman yang diterapkan di dunia bagi
pelanggar hukum tertentu, seperti pencurian dengan hukuman potongan tangan, "ina
dengan hukuman ra!am, pembunuhan dengan hukuman 2ishash, dan sebagainya.
,ukuman bagi pembunuhan, per"inaan, qazaf, mencuri, mengacau di !alan, dan
liwath (homoseksual) dikategorikan dosa besar, bukan sa!a karena diancam dengan
hukuman had, tetapi karena dampak negati& dari tindakan# tindakan tersebut memang
besar. Di sini, untuk menilai tindakan#tindakan tersebut sebagai dosa besar, bukan sa!a
acuan kebahasaan tetapi !uga acuan dampak negati& yang ditimbulkannya.
0embunuhan, misalnya, memiliki dampak negati& yang cukup besar, sebab
pembunuhan tidak sa!a menghilangkan nyawa orang yang terbunuh. Iebih dari itu,
pembunuhan dapat menambah penderitaan keluarga yang ditinggalkannya, terutama
!ika yang terbunuh itu orang yang men!adi tulang punggung kehidupan keluarga.
Demikian !uga per"inaan, dikategorikan dosa besar, karena disamping diancam dengan
hukuman had, !uga karena dampak negati& yang ditimbulkan "ina cukup besar.
0enyakit kelamin, anak lahir tanpa orang tua sah dan hidup terlantar, cemoohan
masyarakat dan masih banyak lagi yang lainnya, adalah dampak#dampak yang
ditimbulkan per"inaan. +azaf pun tidak kalah besar dampaknya bila dibandingkan
dengan pembunuhan dan per"inaan. 6rang yang dituduh palsu, dalam hal ini wanita
baik#baik yang dituduh ber"ina, nama baiknya akan tercemar, termasuk nama baik
keluarganya. *anita itu !uga akan dikucilkan dari masyarakat, dan akan mengalami
penderitaan batin yang cukup hebat. %idak mudah untuk memulihkan nama baiknya,
dan kalaupun bisa, membutuhkan waktu yang cukup lama dan membutuhkan mental
yang cukup prima. *a!ar bila penuduh palsu diancam dengan hukuman berat, yaitu
dipukul delapan puluh kali (hukuman had), kesaksian mereka ditolak selamanya, dan
mereka dikategorikan orang fasik. Demikian !uga mencuri dan mengacau di !alan,
termasuk yang diancam dengan hukuman had oleh al#Gur7an. ,ukuman#hukuman yang
diancamkan kepada pe"ina, pencuri, penuduh palsu, dan pengacau di !alan tersebut
cukup berat. Dengan melihat ancaman hukuman tersebut, tidak salah !ika
pelanggaran#pelanggaran yang diancam dengan hukuman had dikategorikan dosa besar.
3.Dosa esar Ditandai Angkapan ='ahisyat7.
Dosa besar dapat dikenal !uga dengan adanya ungkapan fahisyat bagi tindakan
pelanggaran. Diantara ayat yang menggunakan kata fahisyat untuk menun!uk suatu
pelanggaran adalah ayat +< surat al-%isa'. Dalam ayat ini, Allah menetapkan bahwa
para isteri yang dituduh menger!akan perbuatan fahisyat, harus dibuktikan
kebenarannya oleh empat orang saksi. Kata fahisyat berarti qabihat dan syani'at (!elek
dan ke!i). anyak mu&assir mena&sirkan kata fahisyat dalam ayat ini dengan arti "ina.
-amun dalam beberapa ayat lain, kata fahisyat muncul dalam makna yang sangat
umum, misalnya dalam ayat ;< surat al#Ankabut. Dalam ayat disebut terakhir,
dikatakan bahwa shalat dapat mencegah seseorang dari perbuatan fahsya' (bentuk
!amak dari fahisyat). Kata fahisyat dalam ayat ini tidak dapat dipahami dengan makna
"ina, karena tidak ada petun!uk yang mengantarkan kita untuk dapat memahaminya
dengan arti "ina. Demikian pula kata fahsya' dalam ayat +9> surat al-*aqarah, ayat 38
surat al-A'raf, ayat 3; surat (usuf, ayat 33 surat al-%isa' dan sebagainya, muncul
dengan makna yang sangat umum. Kata#kata fahsya' atau fahisyat dalam konteks
seperti ini tidak dapat dipahami dengan mengacu kepada arti dosa besar atau dosa
kecil. -amun pada saat tertentu, misalnya ada petun!uk yang tegas yang mengarah
kepada arti dosa besar, kata fahisyat atau fahsya', dapat di!adikan dasar untuk
menghukumi sebuah pelanggaran sebagai dosa besar.
5. Dosa esar Karena 0elakunya Diancam Dengan Iaknat.
Dosa besar terkadang dapat diketahui dengan adanya ungkapan lain yang digunakan al#
Gur7an atau ,adis, selain yang dikemukakan di atas, yaitu pelakunya diancam dengan
laknat, misalnya dalam ayat <+#<3 surat al-%isa. Dalam ayat ini, Allah menyatakan
melaknat orang#orang musyrik dan orang#orang yang percaya kepada Thaghut dan
orang#orang yang mengakui bahwa orang ka&ir $akkah lebih benar !alannya dari orang#
orang beriman. Dalam ayat ini, Allah menggunakan kata =la'ana= yang, dari segi
bahasa, berarti akhaza wa sabba (menyiksa dan mencaci) dan dapat !uga berarti
ab'adahu min al-khair (men!auhkan dari kebaikan). Iebih !auh lagi, kata la'ana berarti
'azzaba (menyiksa). Al#$araghi mengartikan kata la'ana dengan ab'adahu min al-khayr.
Dengan arti bahasa dan istilah dari kata la'ana seperti dikutip di atas, dapat dipahami
bahwa kata la'ana mengakibatkan !auhnya seseorang dari kebaikan, atau tegasnya,
!auhnya seseorang dari rahmat Allah. 6rang yang di!auhi memang ada kemungkinan
karena tidak disenangi, dan dampak dari tidak disenangi orang antara lain tidak
mendapatkan kebaikan orang lain. 6rang tidak disenangi dalam ayat di atas ialah
orang musyrik, dan kemusyrikan termasuk dalam akbar al-kabair (salah satu dosa
terbesar diantara dosa#dosa besar).
6rang#orang yang tidak disenangi Allah, seperti tercantum dalam al#Gur7an cukup
ber/ariasi, misalnya orang#orang ka&ir (Gs. al-Ahzab ayat 9;). ahkan golongan ini
dinyatakan secara tegas akan dimasukkan ke dalam neraka yang apinya menyala#nyala
di akhirat nanti. Nolongan yang tidak disenangi Allah, !uga termasuk orang#orang
.ahudi dan -asrani yang telah melanggar !an!i kepada Allah. ,ati mereka pun enggan
dan kaku, serta keras bagaikan batu, sehingga tidak mau menerima ayat#ayat Allah.
ahkan lebih !auh lagi, mereka berani merubah ayat#ayat Allah (ayat al#Gur7an),
seperti merubah arti dan mengurangi atau menambah huru& dan kata#kata dalam ayat
al#Gur7an tersebut.
Dalam ,adis Rasulullah pun terdapat kata la'ana, yaitu sabda Rasulullah: =la'ana Allah
al-rasyi wa al-murtasyi= (Allah melaknat orang yang menyuap dan yang disuap).
eberapa kata la'ana yang muncul, baik dalam al#Gur7an maupun dalam ,adis memang
mengacu kepada arti dosa besar. Apalagi pelanggaran#pelanggaran yang diungkap
dengan kata la'ana, dampak negati&nya memang besar, sehingga tepat bila kata la'ana
digunakan sebagai dasar untuk menghukumi pelanggaran yang ditun!uknya sebagai
dosa besar.
;. Dosa esar .ang Ditandai Angkapan =Kemaksiatan Dapat $erusak Kebaikan=.
Dosa besar dalam kategori ini tidak ditemukan dalam al#Gur7an, tetapi ditemukan
dalam ,adis Rasulullah. ,adis tersebut berbunyi: =1yyakum wa al-hasad fa inna al-
hasad ya'kul al-hasanat kama ta'kul al-nar al-hathab= (Hauhilah si&at hasad (dengki),
sebab dengki itu dapat memakan amalan baik, sebaimana halnya api membakar kayu).
Dalam kamus Arab, kata hasad digunakan, misalnya dalam ungkapan =hasada fulan
ni'matahu wa 'ala ni'matihi= yang berarti =tamanna zawala ni'matih wa tahawwulaha
ilayhi= (Seseorang berharap hilangnya ni7mat yang didapat orang lain, dan dapat
berpindah ke tangan dia). ,asad, kalau begitu, adalah si&at yang tidak terpu!i.
Kemudian, bagaimana si&at hasad dapat memakan amal#amal baik, sehingga
digambarkan sebagai api membakar kayu? %idak di!elaskan oleh Rasulullah. Dapat
diduga bahwa alasan hasad dapat memakan amal#amal baik, adalah karena orang
kalau sudah hasad, tidak pernah merasa puas dengan nikmat yang diberikan Allah.
ahkan, nikmat Allah yang ada di tangan orang lain diusahakan pindah ke tangannya.
Dalam pandangan orang hasad, kebaikan dan nikmat yang ada di tangannya selalu
dirasakan kurang. ahkan, nikmat tersebut tidak diakui eksistensinya. Hadi, si&at hasad
sama dengan api yang membakar kayu. .ang tersisa hanya arang dan debu. Iama
kelamaan, arang dan debu pun akan hilang tanpa bekas. Nambaran hasad dapat
menghilangkan kebaikan bersi&at abstrak. 0roses hilangnya kebaikan oleh si&at hasad
tidak dapat dilihat. 6leh karena itu, dibutuhkan perumpamaan. Kemudian, Rasulullah
mengambil perumpamaan: ,asad menghilangkan kebaikan sama dengan api membakar
kayu. Dengan cara mempersamakan seperti ini, sesuatu yang awalnya bersi&at abstrak
berubah men!adi kongkrit. 1a men!adi seakan#akan dapat diihat, seperti halnya benda
nyata. Seseorang yang telah hangus amal baiknya, berarti ia tidak memiliki peluang
untuk memperoleh balasan kebaikan dari Allah. Sebaliknya, !usteru balasan keburukan
(neraka) yang akan diperolehnya. ila demikian, dapat dipahami kalau si&at hasad
dikategorikan sebagai dosa besar.
<. Dosa esar Karena Diancam Dengan -ayl (Oelaka).
Dalam al#Gur7an terdapat beberapa ayat yang mengandung kata wayl (celaka), antara
lain dalam surat al-#uthaffifin ayat +#5. Kata wayl menurut kamus bahasa Arab
berarti al-halak (kehancuran). Kata wayl dalam ayat + surat al-#uthaffifin tersebut,
menurut al#$araghi, meru!uk kepada arti kehancuran yang besar. Kehancuran besar
menggambarkan besarnya dampak yang ditimbulkan. Kehancuran besar dalam ayat ini
ialah menimbang dengan timbangan yang besar ketika membeli dan menimbang
dengan timbangan kecil ketika men!ual. %indakan ini !elas mencari keuntungan yang
sebesar#besarnya dalam perdagangan, tanpa memperhatikan kerugian dan penderitaan
orang lain. Setidak#tidaknya, ada dua keuntungan yang diraih oleh orang yang
melakukan penipuan seperti itu: 0ertama, keuntungan dari selisih timbangan barang
yang dibeliM Kedua, keuntungan dari selisih harga !ual barang. 6leh karena itu,
tindakan tersebut sangat menguntungkan diri sendiri dan sangat merugikan orang lain.
Dengan demikian, adalah tepat bila al#Gur7an mengancam pelakunya dengan kata
wayl, yang meru!uk kepada besarnya dosa bagi pelaku tindakan tersebut.
Al#As&ahani mengartikan kata wayl dengan al-qubh (!elek) atau al-tahassur
(penyesalan). 0engertian wayl seperti yang dikemukakan al#As&ahani, secara
etimologis, berbeda dengan pengertian yang diberikan oleh Iewis $a7lu&. -amun pada
hakekatnya, dua pengertian itu memiliki makna yang sama, yaitu meru!uk kepada arti
ke!elekan atau ke!ahatan yang besar, dan dampaknya menimbulkan kehancuran yang
besar pula. 0endusta lagi banyak berbuat dosa, sebagai dikatakan dalam al#Gur7an
surat al#,u!urat ayat ?, tepat diancam dengan wayl. Kedustaan sudah cukup
membahayakan, apalagi ditambah dengan kesenangan melakukan dosa.
9. Dosa esar Ditandai Angkapan=Allah %idak Suka $elihat 0elaku Dosa=.
Dosa besar dalam kategori ini ditandai ungkapan =la yandhuru= (tidak melihat). Kata
nadhara, bentuk kata ker!a lampau dari kata ker!a yandhuru, dalam al#Gur7an
ditemukan lebih seratus kali dengan berbagai bentuk kata !adiannya. Seperti dikatakan
di atas, kata la yandhuru, yang berarti tidak melihat, bukan sa!a berarti tidak melihat
karena tidak bertemu atau tidak menemukan, akan tetapi ungkapan itu memiliki arti
tertentu, yaitu tidak ingin melihat karena merasa tidak senang dengan sesuatu. Dalam
al#Gur7an, tidak ditemukan ungkapan la yandhuru, dalam arti seperti disebut terakhir.
Angkapan la yandhuru dalam arti tersebut terakhir hanya ditemukan dalam ,adis,
misalnya =la yandhuru Allah 'azza wa $alla ila al-ra$uli ata ra$ulan aw imrataan fi
duburiha= (Allah tidak senang melihat seseorang yang menyetubuhi sesama lelaki
(homoseksual) dan bersetubuh dengan perempuan melalui duburnya (sodomi).
Angkapan la yandhuru (tidak mau melihat) seperti dalam ,adis di atas, disebabkan
ketidaksenangan kepada sesuatu. Ketidaksenangan boleh !adi men!urus kepada tidak
mau melihat yang tidak disenangi itu, sebab pada umumnya orang yang tidak senang
kepada sesuatu atau kepada seseorang, boleh !adi ia tidak mau melihat sesuatu atau
seseorang yang dibencinya. Dalam ,adis lain dikatakan: "alasatun la yukallimuhum
Allah yawm al-qiyamat wa la yuzakkihim wa la yandhuru ilayhim wa lahum 'azabun
alim. syaikhun zanin, wa malikun kazzab, wa 'ailun mustakbirun (ada tiga golongan
yang tidak dia!ak bicara oleh Allah di hari 2iyamat, tidak dibersihkan hatinya, dan
akan disiksa dengan siksaan yang pedih, yaitu orang tua yang ber"ina, ra!a pendusta,
dan orang miskin yang sombong).
Kata la yukallimuhum Allah (mereka tidak dia!ak bicara oleh Allah), bukan karena
Allah tidak bertemu dengan orang itu, akan tetapi ungkapan itu memiliki makna
kiasan, yaitu kiasan bahwa Allah tidak senang kepada mereka. ahkan,
ketidaksenangan Allah itu ditegaskan lagi dengan kata berikutnya wa la yandhuru
ilayhim (Allah tidak mau melihat mereka). $engapa Allah tidak senang kepada
mereka ? %entu sa!a karena perilaku mereka sudah melampaui batas. 6rang tua yang
ber"ina, dianggap melampaui batas, sebab orang tua seharusnya memberi contoh yang
baik kepada anak cucu. Ra!a yang berdusta !uga sangat dibenci Allah, sebab ra!a
seharusnya !u!ur dalam men!alankan pemerintahan, bukan malah mengelabui
rakyatnya.
*esimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan sebelum ini, dapat dipahami bahwa al#Gur7an tidak
menyebut secara tegas macam#macam dosa besar. Dalam al#Gur7an hanya terdapat
ungkapan#ungkapan yang dapat mengantarkan kita untuk dapat menghukumi sebuah
pelanggaran itu sebagai sebuah dosa besar. Dengan meresapi se!umlah istilah atau
ungkapan yang men!adi tanda untuk memahami dosa besar, sebagaimana yang
dikemukakan al#aru"i, maka akan muncul puluhan macam dosa besar. Dosa#dosa yang
pernah diucapkan oleh Rasulullah hanyalah sebagian dari dosa#dosa besar yang
terdapat dalam a!aran 1slam. Antuk mengetahui secara rinci macam#macam dosa
besar, kita hanya meru!uk sa!a kepada ungkapan#ungkapan tersebut, baik yang
terdapat dalam al#Gur7an maupun ,adis.
0enulis adalah dosen tetap pada 'akultas Adab 1A1- Sunan Ampel
%amat S#5 dari 1A1- Syari& ,idayatullah Hakarta
http:BBwww.syariahonline.comBnewPindeQ.phpBidB+BcnB><;+
Konsultasi : A2idah
$ikah en"unakan Adat !awa Sirik#kah....
Pertanyaan:
Assalamualaikum ww
0ak Astad
%emanku bertanya tentang =ritual adat3 yang ada di 1ndonesia masalah =pernikahan=
iasanya kalo di adat !awa, itu ada ritual ngin!ek telor sebelum masuk ke rumah
mempelai wanita atau penyerahan keris atau dan lain#lain.....= Di karenakan teman
saya akan menikah..dan orangtua teman saya itu paling anti masalah
begituan....karena di takutkan dari mempelai wanitanya akan melakukan begitu
nantinya...
agaimana menurut 1slam ? Apakah itu syirik ?
Apakah mutlak tidak boleh dilaksanakan ?
Soalnya os rumah gue, anti yang seperti itu.....
%erima kasih....
wassalam
37A$
!awaban:
Assalamu Calaikum *arahmatullahi *abaraktuh
Alhamdulillah, *ashshalatu wassalamu Cala Rasulillah, wa bad.
eberapa ritual dalam tradisi adat memang ada yang masih belum bisa dipisahkan
dengan nilai#nilai kemusyrikan. -amun tidak berarti bahwa semua elemet upacara
adat itu semuanya syirik. Disini, Anda perlu lebih cerdas untuk bisa memilah dan
memilih, manakah yang kental nilai syiriknya dan manakah yang masih mungkin
ditolelir.
Sesungguhnya ketika 1slam datang ke negeri ini, Hawa adalah bangsa yang telah
diislamkan. ukan hanya mayoritas orang !awa itu masuk 1slam, namun para ra!a dan
sistem pemerintahannya pun pernah ber!alan dengan sistem 1slam. -ama HA*A itu
sendiri di negeri Arab identik dengan bangsa 1slam.
-amun harus kita akui bahwa belum semua sendi kehidupan masyarakat !awa itu
terislamkan +:: J. Apalagi memang ada kelompok pembangkang yang tidak mau
mengakui a!aran 1slam pada beberapa daerah dimasa pengislaman !awa. Sehingga
wa!arlah bila disana sini seringkali kita dapati nilai#nilai ke!awaan yang masih belum
tersentuh dengan nilai#nilai tauhid.
1ni semua harus diamati sebagai sebuah proses yang barangkali sempat terhenti. $aka
men!adi tugas generasi muslim keturunan !awa untuk meneruskan proses 1slamisasi
adat !awa secara lebih lengkap lagi. -amun secara umum, bangsa !awa tetaplah
bangsa muslim.
,adaanallahu *a 1yyakum A!maCin, *allahu AClam ish#shawab,
*assalamu CAlaikum *arahmatullahi *a arakatuh.
http:BBhi"but#tahrir.or.idBmain.php?pageRalwaieKidR+53
Kamis, + Desember 3::<
P44,3HA2AA$ 3S,A ATAS *4H3D5PA$
%Ta8sir &S al#3sra6 90:;: <<)
-leh: 2okhmat S. ,abib, .4.3.

!"

&

'

*
"
+

3 -

/anganlah kalian membunuh $iwa yang diharamkan Allah, melainkan dengan suatu
alasan yang benar. "iapa sa$a yang dibunuh se0ara zalim, maka sesungguhnya !ami
memberikan kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi $anganlah ahli waris itu
melampaui batas dalam membunuh. "esungguhnya ia adalah orang yang mendapat
pertolongan. %&S al#3sra6 90:;: <<).
Ayat ini masih merupakan kelan!utan dari ayat#ayat sebelumnya yang berisi beberapa
larangan. Hika dalam ayat sebelumnya, manusia dilarang membunuh anak#anak mereka
dan mendekati perbuatan "ina, dalam ayat ini manusia dilarang membunuh !iwa
manusia lainnya. Ada benang merah yang menghubungkan ketiga larangan itu, yakni
men!aga keberlangsungan kehidupan manusia secara umum. A"#4uhayli menuturkan,
!ika membunuh, baik dilakukan terhadap anak maupun secara umum, dapat
melenyapkan manusia setelah adanya, "ina dapat mengantarkan pada ketidakadaan
manusia dan kelangkaan kelahiran manusia.
0

Ta8sir Ayat
Allah Swt. ber&irman: -al1 taqtul2 an-nafs al-lat3 harrama All1h ill1 bi al-haqq
(Hanganlah kalian membunuh !iwa yang diharamkan Allah, melainkan dengan suatu
alasan yang benar). Kata an-nafs dalam ayat ini bermakna nafs al-ins1n (!iwa manusia)
=
. ,uru& alif dan l1m dalam kata tersebut li al-$ins (untuk menyatakan !enis)
<
, yakni
meliputi semua !enis !iwa manusiaM tua#muda, laki#laki#perempuan, merdeka atau
budak, $uslim atau ka&ir yang terikat per!an!ian
'
M bahkan mencakup pula !anin
manusia yang telah memiliki ruh. erdasarkan ayat inilah, para &u2aha sepakat
tentang haramnya pengguguran !anin (aborsi) setelah ruh ditiupkan.
>

'rasa lan!utan yang men!adi si&atnya: al-lat3 harrama All1h (yang diharamkan Allah)
menurut ar#Ra"i ber&ungsi untuk mempertegas haramnya perbuatan membunuh ('al1
sab3l al-ta'k3d)
1
. Al#Alusi, asy#Syaukani, dan al#Ginu!i berpendapat, yang dimaksud
dengan !iwa yang diharamkan Allah Swt. adalah !iwa yang terpelihara (ma'sh2mah),
baik disebabkan oleh 1slam maupun oleh al-'ahd (per!an!ian).
:
Ayat ini menegaskan: ill1 bi al-haqq7 (melainkan dengan suatu alasan yang benar). Al#
Alusi mengurai, huru& al-ba' memberikan makna sababiyyah, sedangkan istitsna7
memberikan peluang. Dengan demikian, &rasa ini dapat dimaknai: /anganlah kalian
membunuh $iwa dengan sebab apa pun ke0uali dengan sebab yang haq.
(
$enurut lahiriah ayat ini, perbuatan yang tergolong sebagai sebab yang ha2 itu adalah
pembunuhan yang dilakukan secara "alim
?
. 6leh ayat ini, kepada keluarga korban
diberi hak untuk menuntut qish1sh. Selain pembunuhan secara senga!a (al-qatl
al-'amd), zina muhshan dan ku&ur setelah iman !uga merupakan perbuatan yang
dimasukkan dalam sebab yang ha2. Rasulullah saw. bersabda:
S : T 4 ,

'

) 5

%# ,

) 5

0 5

%# 789 (

:; <

<

( -

6
;
=
;

>
?
+ -

Tidak halal darah seorang #uslim 4ditumpahkan5 ke0uali karena tiga hal. orang yang
berzina setelah muhshan6 kufur setelah &slam6 dan membunuh $iwa, lalu dia dibunuh
karenanya. %H2 Ahmad, uslim, dan an#$asa6i).
Ketiga hal inilah yang dipahami oleh para mu&assir sebagai alasan yang dibenarkan
untuk membunuh !iwa.
0@
-amun demikian, masih ada beberapa tindakan lain yang mewa!ibkan hukuman mati.
0erbuatan itu adalah qutha' ath-thar3q atau pembegal yang membunuh dan merampas
harta benda (GS al#$aidah D<F: 55) dan liwUth (homoseksual). Rasulullah saw.
bersabda:
S T ,

# 2

B 2

'

C;

'

# D A 3

% $

"iapa sa$a yang kalian $umpai melakukan perbuatan kaum %abi uth, bunuhlah pelaku
dan obyeknya.
$enurut Gadhi Abu $uhammad, semua perbuatan yang harus di!atuhkan hukuman mati
pada dasarnya dapat dikembalikan pada tiga !enis perbuatan yang disebutkan dalam
,adis -abi saw. di atas. 0erbuatan qath' ath-thar3q dapat dimasukkan ke dalam makna
membunuh !iwa. 0erbuatan "indi2 dan meninggalkan shalat dapat dikategorikan
sebagai ku&ur setelah iman. %indakan menolak membayar "akat dapat pula dimasukkan
ke dalam hal ini sehingga Abu akar ash#Sihiddi2 ra. memerangi para penolak "akat.
00
Selan!utnya Allah Swt. ber&irman: -aman qutila madzl2m7an8 faqad $a'aln1 liwaliyyih
sulth1n7an8 (Siapa sa!a yang dibunuh secara "alim, maka sesungguhnya Kami
memberikan kekuasaan kepada walinya). .ang dimaksud dengan man qutila
madzl2m7an8 adalah orang yang dibunuh tanpa alasan yang dibenarkan syariah
sebagaimana dipaparkan di muka.
$enurut 1bnu Khuwai" $andad, al-waliyy haruslah laki#laki. Sebab, hak perwalian
dikhususkan kepadanya yang ditun!ukkan dengan kata mudzakkar (kata benda !enis
laki#laki). *anita tidak memiliki hak dalam masalah ini. 0endapat yang sama !uga
dikemukakan $alik dan 1smail bin 1sha2.
0=
$u&assir lainnya berpandangan, yang dimaksud kata al-waliyy adalah ahli warisnya
0<
.
Dengan demikian, semua ahli waris#baik laki#laki, perempuan, maupun anak#anak#
memiliki hak yang sama untuk menuntut qish1sh. Demikian pendapat Abu ,ani&ah dan
pengikutnya
0'
. Alasannya, meskipun kata al-waliyy dalam ayat ini secara lahiriah
menun!ukkan mudzakkar, kata tersebut bermakna !enis, yang menyamakan antara pria
dan wanita di dalamnya
0>
. 0endapat ini diperkuat dengan penggunaan kata awliy17 (GS
at#%aubah D>F: ?+M GS al#An&al D8F: ?+) atau awl1 (GS al#An&al D8F: ?<) yang meru!uk
pada laki#laki dan perempuan. aru !ika korban pembunuhan itu tidak memiliki wali,
maka yang bertindak men!adi walinya adalah penguasa.
01

Kata sulth1n dalam &rasa ini bermakna hak yang diberikan kepada wali korban
pembunuhan. $ereka berhak penuh untuk memilih salah satu dari tiga pilihan, yakni:
menuntut hukuman qish1sh, meminta diyat (denda), atau memaa&kan pelaku
pembunuhan
0:
. Demikian pendapat 1bnu Abbas, Asyhab, al#Sya&ii
0(
, $u!ahid, adh#
Dhuhak
0?
. Rasulullah saw. bersabda, sebagaimana dituturkan Abu ,urairah:
A B


"iapa sa$a yang terbunuh, maka walinya memiliki dua pilihan. meminta tebusan
4diyat5 atau membunuh pelakunya. %H2 al#Bukhari).
Allah Swt. ber&irman: &al1 yusrif f3 al-qatl (maka !anganlah ahli waris itu melampaui
batas dalam membunuh). Kata al-isr1f berarti mu$1waz al-hadd (melampaui batas).
$enurut para mufassir, ada beberapa tindakan yang dapat dikategorikan sebagai
tindakan melampaui batas. 9ertama: membunuh lebih dari seorang, padahal pelaku
pembunuhan hanya satu. %indakan ini dulu men!adi tradisi bangsa Arab semasa
!ahiliah. !edua: membunuh orang yang bukan pelaku pembunuhan. Demikian pendapat
ad#Dhuhak, $u!ahid, dan Said bin Hubair. !etiga: membunuh pelaku pembunuhan
dengan cara mencincang. Demikian dinyatakan %hal2 bin ,abib
=@
. Hika dicermati,
ketiga tindakan itu dapat dikategorikan sebagai tindakan melampaui batas.
Allah Swt. mengakhiri ayat ini dengan &irman#-ya: &nnahu k1na mansh2ra7an8
(Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan). $enurut sebagian
mu&assir, dham3r al-h1' kembali kepada al-waliyy. 0ertolongan Allah Swt. kepada wali
korban pembunuhan adalah dengan mewa!ibkan qish1sh atau diyat, dan
memerintahkan penguasa untuk membantu diperolehnya hak ahli waris secara
sempurna
=0
. Karena telah mendapatkan pertolongan#-ya, !anganlah mereka mencari
segala sesuatu selain haknya.
==
Adapun $u!ahid dan Gatadah berpendapat, dham3r al-h1' itu kembali kepada korban
pembunuhan. Di dunia, ia ditolong Allah Swt. dengan adanya kewa!iban hukuman
qish1sh atau diyat atas pembunuhnya. Di akhirat kelak ia ditolong dengan ditutupinya
kesalahannya dan dimasukkannya pembunuhnya ke dalam neraka
=<
. Karena dia telah
ditolong Allah Swt., !anganlah walinya melakukan tindakan yang melampaui batas
dalam urusannya.
='
3slam elindun"i !iwa
Siapa pun yang mencermati ayat ini, pastilah berkesimpulan bahwa 1slam amat
melindungi !iwa manusia. 0erlindungan itu tampak pada beberapa hal. 9ertama:
Iarangan membunuh semua !iwa yang diharamkan Allah Swt., kecuali !ika ada sebab
yang ha2. Selama tidak ada sebab yang dibenarkan syariah, menumpahkan darah
merupakan tindakan terlarang. agi seorang $ukmin, larangan itu sudah cukup
mencegah dirinya melakukan pembunuhan. Apalagi dalam nash#nash lainnya,
membunuh dikategorikan sebagai dosa besar dan pelakunya diancam dengan a"ab yang
amat dahsyat. (GS an#-isa7 D;F: >3).
!edua: Adanya sanksi terhadap pelaku pembunuhan. Dalam ayat ini, Allah Swt. tidak
hanya melarang membunuh, namun !uga men!atuhkan hukuman terhadap pelakunya.
,ukuman itu diserahkan kepada ahli waris korban: antara 2ishUsh atau diyat. GishUsh
merupakan hukuman bunuh yang di!atuhkan atas si pembunuh. Adapun diyat
pembunuhan senga!a sebesar +:: ekor unta, ;: ekor di antaranya dalam keadaan
bunting atau +::: dinar (+ dinarR;,3< gr emas)V
$emang, masih ada pilihan ketiga, yakni memberikan maa&. Akan tetapi, alternati&
pilihan itu sepenuhnya men!adi hak keluarga korban. 0ihak pembunuh tidak boleh
memaksa keluarga korban untuk memilih salah satu di antara tiga pilihan itu. Dengan
begitu, sebelum membunuh, seseorang tidak akan mengetahui secara pasti hukuman
apa yang bakal dia terima. Karena tidak mengetahui, tuntutan 2ishUsh dari keluarga
korban tetap men!adi ancaman yang menakutkan bagi orang yang akan melakukan
pembunuhan. Ketakutan terhadap hukuman 2ishUsh itu bisa mencegah ter!adinya
pembunuhan.
0atut dicatat, hukuman di dunia terhadap setiap pelaku ke!ahatan itu amat penting.
Dalam kasus pembunuhan, misalnya, meskipun telah dinyatakan sebagai perbuatan
terlarang dan pelakunya diancam dengan a"ab neraka, !ika tidak disertai hukuman di
dunia, larangan dan ancaman itu hanya bisa mencegah orang#orang beriman sa!a.
Adapun bagi orang#orang yang tidak beriman atau tipis imannya, larangan dan
ancaman siksa neraka tidak akan berarti apa#apa. Di sinilah pentingnya hukuman di
dunia dalam rangka mencegah pembunuhan oleh orang#orang yang tidak beriman atau
tipis imannya. %epat sekali !ika dinyatakan, diterapkannya hukuman 2ishUsh akan
men!amin berlangsungnya kehidupan (GS GS al#a2arah D3F: +?>).
!etiga: larangan kepada keluarga korban melakukan tindakan melampaui batas. Dalam
kasus pembunuhan, keluarga korban merupakan pihak yang paling dirugikan. *a!ar
!ika dalam ayat ini mereka diberi kekuasaan dalam menentukan pilihan sanksi.
$eskipun demikian, mereka tidak boleh melampaui batas yang telah ditetapkan
syariah. $ereka tidak boleh menuntut qish1sh kecuali terhadap pelaku pembunuhan.
$ereka !uga tidak boleh membunuh pelakunya dengan cara yang ke!i, seperti
mencincang. Hika itu mereka lakukan, kemarahan keluarganya bisa sa!a tersulut.
erikutnya, pertumpahan darah antar keluarga bisa tidak terelakkan karenanya.
Dengan demikian, ketentuan ini pun memberikan pen!agaan terhadap !iwa manusia
dari ancaman pembunuhan yang dilakukan secara "alim. Dengan begitu,
keberlangsungan kehidupan manusia pun dapat ter!aga. Siapa yang tidak
merindukannya? -all1h a'lam bi ash-shaw1b. DF
Catatan Kaki:
+. *ahbah al#4uhayli, Tafs3r al-#un3r, /ol. +<. (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>>+), ?:
3. Al#Gasimi, #ah1sin al-Ta'w3l, /ol. 9 (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>>?), ;<>.
5. 1bn Athiyah al#Andalusi, al-#uharrar al--a$3z f3 Tafs3r al-!it1b al-'Az3z, /ol. 5 (eirut: Dar al#
Kutub al#1lmiyyah, +>>5), ;<3.
;. Abd al#Rahman al#Sa7di, Tays3r al-!ar3m al-'ahman f3 Tafs3r !al1m al-#ann1n, /ol. + (eirut:
Alam al#Kutub, 3:::), 9+<.
<. Abd al#Gadim 4allum, ,ukm al-"yar'i f3. al-&stins1kh, %aql al-A'dha', al-&$h1dh, Athf1l al-An1b3b,
A$hizat. al-&n'1syal-Thayyibah,al-,:ayah wa al-mawt (eirut: Dar al#Ammah, +>>?), 5+.
9. 'akhruddin al#Ra"i, al-Tafs3r al-!ab3r Aw #af1t3h al-)hayb, /ol. 3: (eirut: Dar al#Kutub al#
1lmiyyah, +>>:), +9:
?. Shihab ad#Din al#Alusi, '2h al-#a'1n3, /ol. 8 (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>>;), 9?M al#
Syaukani, ;ath al-+ad3r, /ol. 5 (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>>;), 3??M Abu %hayyib al#
Ginu!i, ;ath al-*ay1n f3 #aq1sh3d al-+ur'1n, /ol. ? (Gathar: 1darat 1hya7 al#%urats al#1slami, +>8>),
589.
8. Al#Alusi, '2h al-#a'1n3, /ol. 8, 9?.
>. -i"ham ad#Din, Tafs3r )har1ib al-+ur'1n wa 'agh1ib al-;urq1n, /ol. ; (eirut: Dar al#Kutub al#
1lmiyyah, +>>9), 5;9.
+:. Ath#%habari, /1mi' al-*ay1n f3 Ta'w3l al-+ur'1n, /ol. 8 (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>>3),
5;9M 1bn 7Athiyah al#Andalusi, al-#uharrar al--a$3z, /ol.5, ;<3M al#aghawi, #a'1lim al-Tanz3l,
/ol. 5 (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>>5), >;M al#a2a7i, %adhm Durar f3 Tan1sub al-Ay1t wa
al-"uwar, /ol. ; (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>><), 5?9.
++. 1bn 7Athiyah al#Andalusi, al-#uharrar al--a$3z, /ol.5, ;<3.
+3. Al#Guthubi, al-/1mi' li Ahk1m al-+ur'1n, /ol. +: (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>>5), +9<#+99M
1bn Hu"yi al#Kalbi, al-Tasyh3l li '<l2m al-Tanz3l ,/ol. + (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>><),
;89.
+5. Al#*ahidi al#-aysaburi, al--as3th f3 Tafs3r al-+ur'1n al-#a$3d, /ol. 5 (eirut: Dar al#Kutub al#
1lmiyyah, +>>;), +:9M Abu akr al#Ha"airi, Aysar al-Taf1s3r li !al1m al-'Aliyy al-!ab3r, /ol. 5 (tt:
-ahr al#Khair, +>>5), +>:M *ahbah al#4uhayli, al-Tafs3r al-#un3r , /ol. +<, 9<.
+;. Abu ,ayyan al#Andalusi, Tafs3r al-*ahr al-#uhith, /ol. 9 (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>>5),
5:.
+<. Al#Guthubi, al-/1mi' li Ahk1m al-+ur'1n, /ol. +:, +99.
+9. Al#4amakhsyari, al-!asy1f, /ol. 3 (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>><), 958.
+?. Ath#%habari, /1m' al-*ay1n, /ol. 8, ?<M 1bnu Katsir, Tafs3r al-+ur'1n al'Azh3m, /ol. 5 (Riyadh: Dar
7Alam al#Kutub, +>>?), <3M al#Samar2andi, *ahr al-'<l2m, /ol. 3 (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah,
+>>5), 39?.
+8. Al#Guthubi, al-/1mi' li Ahk1m al-+ur'1n, /ol. +:, +99.
+>. Al#aghawi, #a'1lim al-Tanz3l, /ol. 5, >;.
3:. Al#Guthubi, al-/1mi' li Ahk1m al-+ur'1n, /ol. +:, +99M al#Syat2ithi, AdhwU7 al#ayUn &W 1dhUh al#
Gur7an, /ol. 5 (eirut: Dar al#'ikr, +>><), 8?#88.
3+. Al#Ginu!i, ;ath al-*ay1n f3 #aq1sh3d al-+ur'1n, /ol., 589M al#Gasimi, #ah1sin al-Ta'w3l, /ol. 9,
;<>M -id"am al#Din al#-aysaburi, Tafs3r )har1ib al-+ur'1n wa 'agh1ib al-;urq1n, /ol. ; (eirut:
Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>>9), 5;?
33. Al#4amakhsyari, al-!asy1f, /ol. 3, 958M al#Alusi, '2h al-#a'1n3, /ol. 8, 98M al#Gasimi, #ah1sin al-
Ta'w3l, /ol. 9, ;<>.
35. Al#aghawi, #a'1lim al-Tanz3l, /ol. 5 (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>>5), >;M al#Kha"in,
ub1b al-Ta'w3l f3 #a'1n3 al-Tanz3l, /ol. 5 (eirut: Dar al#Kutub al#1lmiyyah, +>><), M al#Ginu!i,
;ath al-*ay1n f3 #aq1sh3d al-+ur'1n, /ol., 589M -i"ham ad#Din al#-aysaburi, Tafs3r )har1ib al-
+ur'1n, /ol. ;, 5;?.
3;. Al#Alusi, '2h al-#a'1n3, /ol. 8, 98
http:BBwww.syariahonline.comBnewPindeQ.phpBidB+BcnB99:>
Konsultasi : A2idah
Apakah 2amalan Bintan" %+odiaC) Boleh Dipela/ari Dan DiperCaya?
Pertanyaan:
Astad",
$au nanya nih, saya suka lihat saudara sepupu saya sering melihat tayangan ramalan
bintang di atau di ma!alah rema!a.
0ertanyaannya : apakah ramalan bintang itu ilmu yang boleh dipela!ari atau
diharamkan islam ?
Ari
!awaban:
Assalamu Calaikum *arahmatullahi *abaraktuh
Alhamdulillahi rabbil Calamin, washshalatu wassalamu Cala sayyidil mursalin, wa
baCdu,
,ukum ramalan itu haram sebab mengandung unsur syirik di dalamnya. ahkan ada
sebuah dalil yang menyebutkan bahwa saking haramnya, hingga sekedar bertanya
kepada peramal tanpa percaya pun sudah syirik.
Sehingga urusan ramalan bintang yang sumbernya adalah mitologi yunani memang
bukan masalah sepele. Sayangnya, ramalan syirik seperti itu masih sa!a ada menghiasi
ma!alah dan koran, bahkan sekarang sudah masuk ke dunia yang lebih canggih seperti
S$S dan internet. Kami yakin mereka melakukannya bukan karena semata#mara
percaya, melankan hanya sekedar ha/ing &un.
,anya sa!a masalahnya, kalau ada keterangan yang menyebutkan bahwa sekedar
mendatangi peramal sa!a sudah dianggap syirik meski tidak percaya, maka kasusnya
sama sa!a. Sekedar membaca#baca dan bermain dengan ramalan bintang itu sudah
dianggap syirik.
Karena itu, !anganlah membeli ma!alah, koran atau media apapun yang ada ramalan
bintangnya, sebab sedikit banyak kita punya andil atas media yang syirik itu. Sekecil
apapun.
Ramalan "odiak itu sebenarnya bersumber dari mitos yunani yang dahulu disuplai oleh
syetan. udaya yunani kuno itu menerima kabar dari syaithan dengan !alan melihat
letak bintang untuk menentukan atau mengetahui peristiwa#peristiwa di bumi, seperti
letak benda yang hilang, nasib seseorang, perubahan musim, dan lain#lain. 1nilah yang
biasa disebut ilmu perbintangan atau tan!im. Sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu 7Alaihi *a Sallam :
*emudian melemparkan benda itu kepada oran" yan" di bawahnya sampai
akhirnya kepada dukun atau tukan" sihir. Terkadan" setan itu terkena panah
bintan" sebelum menyerahkan berita dan terkadan" berhasil. ,alu setan itu
menambah berita itu den"an seratus kedustaan. %H2. Bukhari dari Abi Hurairah
radliyallahu 6anhu)
$eskipun demikian, masih banyak orang yang mempercayai dan mau mendatangi
peramal atau astrolog atau para dukun, bukan sa!a dari kalangan orang yang
berpendidikan dan ekonomi rendahan bahkan dari orang#orang yang berpendidikan dan
berstatus sosial tinggi. 0erbuatan orang yang mendatangi atau yang didatangi dalam
hal ini para dukun sama#sama mendapatkan dosa dan ancaman keras dari -abi
Shallallahu 7Alaihi *a Sallam berupa dosa syirik dan tidak diterima shalatnya selama ;:
malam.
-abi Shallallahu 7Alaihi *a Sallam bersabda :
Baran"siapa yan" mendatan"i dukun dan menanyakan tentan" sesuatu lalu
membenarkannya, maka tidak diterima shalatnya '@ malam. %H2. uslim dari
seba"ian istri $abi Shallallahu 6Alaihi Wa Sallam)
0ada kesempatan lain, -abi Shallallahu 7Alaihi *a Sallam !uga mengancam mereka
tergolong orang#orang yang ingkar (ku&ur) dengan apa yang dibawa beliau Shallallahu
7Alaihi *a Sallam :
Baran"siapa yan" mendatan"i dukun %peramal) dan membenarkan apa yan"
dikatakannya, sun""uh ia telah in"kar %ku8ur) den"an apa yan" dibawa $abi
Shallallahu 6Alaihi Wa Sallam. %H2. Abu Dawud)
Ancaman dalam hadits di atas berlaku untuk yang mendatangi dan menanyakan, baik
membenarkan atau tidak. (Syaikh Abdurrahman Alu Syaikh +>?>)
,adaanallahu *a 1yyakum A!maCin, *allahu AClam ish#shawab,
*assalamu CAlaikum *arahmatullahi *a arakatuh.
http:BBwww.mail#archi/e.comBdaarut#tauhiidXyahoogroups.comBmsg::<5+.html
9daarut#tauhiid; 2iya en/elma Syirik
sho&y na&sany
%hu, :9 Apr 3::9 35:53:+8 #:?::
&yi.... mudah3an berman&aat.
buat yang mo weekend.... ,a/e a nice holiday.


2iya en/elma Syirik

Riya adalah si&at tercela, ia sangat membahayakan per!alanan seorang salik (pe!alan
menu!u Allah), karena bisa memberangus nilai ibadahnya. ahkan riya dikatagorikan
syirik kha&i (tersembunyi).

,asrat mendapatkan sesuatu dari makhluk, sebagai wu!ud riya yang dapat mengotori
niat ibadah seseorang. Riya !uga dapat membuat seseorang !adi muna&ik bahkan
men!adi musyrik. Karena itu berhati#hatilah dengan si&at riya yang sangat
membahayakan.

Y$ereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka
menyebut Allah kecuali sedikit sekaliE (An -isaa7: +;3)

Bahaya riya

Setiap manusia mempunyai kecenderungan ingin dipu!i, dan keinginan itu merupakan
proses pembentukan riya dalam diri seseorang. Si&at riya sangat lembut dan halus,
bagaikan gumpalan asap yang memenuhi !iwa dan mengalir kesegenap pembuluh
darah, dampaknya dapat menutup pandangan akal dan iman seseorang. ila si&at itu
dibiarkan berkembang mewarnai hidupnya, maka sudah dapat dipastikan, tidak mampu
membendung riya men!elma !adi syirik. Sabda -abi saw. yang diriwayatkan oleh Ad"
D"ahabi.
Y$aka takutlah kamu sekalian akan riya, karena sessungguhnya riya itu adalah
menyekutukan (syirik) kepada AllahE
Si&at riya sangat berbahaya bagi orang yang men!alankan ibadah, karena menelusup
ke sela#sela niat. 0adahal niat merupakan pangkal dari murni tidaknya suatu ibadah.
ila amal ibadah seseorang tidak mencerminkan kemurnian (keikhlasan), akan sia#sia.
Sebab, Allah tidak pernah menyuruh hamba#hamba#-ya untuk berbuat ibadah, kecuali
yang dilandasi niatan ikhlas (murni). Sesungguhnya setiap amal ibadah seorang hamba,
tidak dilihat dari sisi lahiriahnya, melainkan apa yang terlintas dalam hatinya, yaitu
niatan ikhlas.
arangsiapa mencampur adukkan niat ibadah dengan keinginan na&sunya, sekalipun
surga yang diinginkannya, niscaya gugurlah segala amal ibadahnya. 0ahala dan surga
adalah makhluk Allah. $engapa masih mengharap sesuatu selain Allah.

Y$aka perumpamaan orang (yang beramal serta riya) itu seperti batu licin yang
diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hu!an lebat, Allah men!adikan dia
bersih (tidak bertanah) (Al a2arah : 39; )

$engapa harus mencari pu!ian dan san!ungan dari makhluk. ukankah setiap
perbuatan yang bersi&at baik dan terpu!i, dengan sendirinya pasti terpu!i dan
tersan!ung. egitu pula sebaliknya, setiap perbuatan yang tercela, walau berusaha
mencari pu!ian dan san!ungan, tetap sa!a tercela. .ang sudah pasti, Allah tidak
menerima amal ibadah yang disertai pamrih. Karena Allah D"at .ang Suci. Seseorang
yang mengharap per!umpaan dengan#-ya, hendaklah memakai busana yang suci lahir
dan batin.
Karena itu, barangsiapa beribadah mencari selain Allah, seperti popularitas,
mengharap pu!i dan san!ung, Allah akan meninggalkan dan tidak peduli pada amal
ibadahnya orang#orang yang bersi&at riya.
0erlu digaris bawahi, Allah tidak mau YdimaduE(didua#kan). Allah adalah D"at yang
Esa. 1a tidak butuh amal ibadah seorang hamba yang menduakan#-ya. Siapa pun
menger!akan ibadah yang disertai riya, berarti telah menyekutukan Allah alias syirik.

2iya dalam Shalat

%umbuh riya pada !iwa orang yang shalatnya diawali moti/asi mengharap sesuatu
dari manusia, $isalnya melakukan shalat, dengan harapan dikenal sebagai orang yang
shaleh dan ahli ibadah. Atau mendirikan shalat karena ingin dikenang sebagai orang
yang mendekatkan diri kepada Allah (ta2arrub).
Seseorang tidak akan mengetahui riya yang tumbuh pada !iwa orang lain, karena
si&at riya sangat halus dan lembut. 1a menelusup dalam diri setiap manusia. %idak ada
yang mengetahui riya, kecuali diri orang yang bersi&at riya.
Si&at riya pada orang yang melakukan shalat dapat muncul dari awal persiapan
sampai akhir shalat. Shalatnya men!adi tidak khusyu7 dan tidak bernilai, sebab
shalatnya tidak dilakukan dengan tulus dan murni karena panggilan Allah.
Sungguh sangat tercela, shalat orang yang dilandasi dengan riya. etapa nista orang
yang dapat dikelabui oleh setan, dengan pandangan dan bayangan kemuliaan. Sungguh
celaka orang yang mengotori niat shalatnya dan melalaikan seruan Rasulullah saw.

ZSesungguhnya orang#orang muna&ik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk bershalat, mereka berdiri dengan
malas. $ereka bermaksud riya (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali (An -isaa7: +;3).

Rasulullah saw. bersabda :
Yarangsiapa yang menyempurnakan shalatnya ketika dilihat manusia dan
menguranginya diwaktu sendirian. $aka itulah penghinaan terhadap %uhannya (Allah)E
(,R. At %habrani dan Al aiha2i)

2iya saat Dakat

Si&at riya !uga tumbuh pada !iwa orang yang memiliki harta, si&at tersebut dapat
merubah seseorang men!adi kikir. 4akat dan sedekah yang ditunaikan acap kali
diwarnai si&at riya. %idak ada "akat dan sedekah baginya, kecuali hasrat dipu!i dan
disan!ung.
Oiri#ciri orang semacam itu, saat memberi selalu disertai kata#kata yang
menyakitkan hati si penerima. Oara menghitung "akat harta, "akat in&ak, "akat &itrah
dan "akat lainnya, cenderung menyimpang dari ketetapkan syari7at 1slam.
6rang yang mena&kahkan hartanya karena riya, bukan termasuk golongan orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian. ahkan mereka termasuk golongan orang
yang merugi. Karena mereka telah mengambil setan#setan dari !enis manusia sebagai
temannya. 0adahal setan adalah seburuk#buruk teman bagi manusia.

YDan (!uga) orang#orang yang mena&kahkan harta#harta mereka karena riya kepada
manusia, dan orang#orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian.
arangsiapa yang mengambil setan itu men!adi temannya, maka setan itu adalah
teman yang seburuk#buruknyaE (An -isaa7: 58).

2iya saat ibadah

YDan !anganlah kamu men!adi seperti orang#orang yang keluar dari kampungnya
dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi
(orang) dari !alan AllahE Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka ker!akan. (Al
An&aal: ;?).

Kemurahan Allah tercurah pada setiap orang yang mengamalkan ibadah. Apapun yang
diniatkan dalam melaksanakan ibadah, niscaya akan dapat hasilnya sesuai dengan
niatannya.

Sebagaimana -abi saw bersabda:
Yarangsiapa yang beramal karena ingin didengar (cari popularitas), maka Allah akan
mendengarkannya. Dan barangsiapa yang beramal karena ingin dilihat (mencari pu!i
dan penghormatan), maka Allah akan memperlihatkannya.E (,R. $uslim bersumber
dari 1bnu [Abbas. ra.)
YDan sesungguhnya bagi setiap amal manusia akan mendapatkan apa yang
diniatkan=. (,R. ukhari bersumber dari Amar bin Khaththab ra.)

Riya akan menghanguskan semua amal ibadah yang telah dilakukan dengan susah
payah. Si&at riya !uga dapat tumbuh subur di lingkungan santri, dengan menga!ak
berangan#angan men!adi ulama besar dan terhormat yang disegani masyarakat. ukan
bercita#cita men!adi hamba Allah yang shaleh, tetapi cenderung menginginkan
kemuliaan di dunia dan kemegahan dera!at.
egitu pula di kalangan ahli "ikir, si&at riya tumbuh dengan lintasan !iwa ingin meraih
aura ruhani, sehingga mampu mengelabui di setiap desah "ikirnya. ahkan !iwanya
akan membu!uk hati untuk mempercepat "ikir bahkan menuntut keistimewaan atau
YkaromahE agi ahli "ikir, tak ada hi!ab yang men!elma syirik, kecuali riya7. Karena itu
ikhlaskan niat agar benar#benar bersih dari noda syirik.

YAku tidak butuh sekutu dalam segala#galanya. Karena itu barangsiapa yang
mengamalkan suatu amalan, lalu dia menyekutukan#Ku dalam amalnya itu dengan
selain#Ku, maka Aku tinggalkan amalnya itu padanya dan pada sekutunya. (,adis
Riwayat $uslim. Dari Abu ,urairah ra).

Penawar si8at riya

0enawar si&at riya sesungguhnya ada pada diri orang yang
bersangkutan. .aitu dengan menyingkirkan segala keinginan yang bersi&at duniawi
maupun ruhani, karena semua itu hanyalah hiasan bagi orang yang sedang menu!u
Allah.

Z0adahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepadanya dalam men!alankan agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan "akat dan yang demikian itulah agama yang lurus=
(Al ayyinah: <).
$aka satu#satunya !alan menu!u keselamatan hati adalah mawas diri, dan mengikis
habis si&at#si&at tercela terutama riya. %entu dengan cara senantiasa melatih dan
meningkatkan kadar keimanan.

ZDan !anganlah kamu men!adi seperti orang#orang yang keluar dari kampungnya
dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya kepada manusia serta menghalangi
(orang) dari !alan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka ker!akan.E(Al
An&aal: ;?).

$erupakan karakter dasar manusia yang selalu ingin dipu!i dan dihormati, sehingga
riya berkembang dalam diri. -amun bagi orang yang memiliki kesadaran diri,
kesadaran spiritual, dan keimanan yang baik yang menyadari bahwa hanya Allah yang
berhak dipu!i dan menerima pu!ian dari setiap makhluk. ,anya Dia#lah D"at yang patut
dipu!i. Apabila hasrat ingin dipu!i muncul di dalam hati dan sulit dikendalikan maka
ingatlah kepada Allah swt. dan tumbuhkan niat ikhlas dalam beribadah kepada#-ya.
arangsiapa yang hendak meraih kemuliaan dan kebesaran %uhannya di dunia
maupun di akhirat, beramallah dengan amalan#amalan yang baik (shaleh) dengan
memurnikan akidahnya dalam beribadah kepada-ya, dan tidak syirik dengan sesuatu
apapun. Allah adalah D"at yang Esa, maka Allah cinta kepada hamba#hamba#-ya yang
mengesakan niatnya dalam melaksanakan amal ibadah yang diserukan#-ya. 1tu sebagai
tanda bersih hatinya dari si&at riya. Hika hati tidak bersih dari si&at tersebut, maka riya
akan men!elma !adi syirik.

=Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala
dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki#-ya. arangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.= (An -isaa7:
;8)


Kalam ,ikmah :

+. Setiap manusia mempunyai kecenderungan ingin dipu!i, dan keinginan itu
merupakan proses pembentukan riya dalam diri seseorang.
3. Hika hati tidak bersih dari si&at tersebut, maka riya akan men!elma !adi syirik.
5. $engapa harus mencari pu!ian dan san!ungan dari makhluk. ukankah setiap
perbuatan yang bersi&at baik dan terpu!i, dengan sendirinya pasti terpu!i dan
tersan!ung.
;. Riya akan menghanguskan semua amal ibadah yang telah dilakukan dengan susah
payah.


Dikutip dari $a!alah =KAS.A'=
KAS.A' adalah ma!alah Ka!ian %auhid dan ,akikat yang terbit setiap dua bulan sekali.
Saat ini sedang beredar Edisi < yang mengangkat tema
=,1HRA, $E-NNA0A1 $A[R1'A%AIIA,E
Akan beredar KAS.A' Edisi 9 dengan mengusung %E$A :
=OA,A.A $A,A$$AD SA*E
KAS.A' dapat diperoleh di toko buku atau lapak#lapak koran terdekat atau dapat
langsung menghubungi agian $arketingBSirkulasi (Sdr. Ahmad Ri/ai) %elp
(:3+)8??+::>; atau kun!ungi websitenya : www.akmaliah.com dan DE$A1I 0R6%EO%EDF
http:BBrepublika.co.idBsuplemenBcetakPdetail.asp?
midR<KidR+?>5;5KkatPidR+:<KkatPid+R+;?KkatPid3R39>
Humat, 39 -opember 3::;
H ShiddiE al#!awi
3slam en"har"ai *ehidupan
Euthanasia secara bahasa berasal dari bahasa .unani eu yang berarti =baik= dan
thanatos yang berarti =kematian=. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah qatlu ar-
rahma atau tafsir al-maut. Sementara menurut istilah kedokteran, euthanasia berarti
tindakan agar kesakitan atau penderitaan yang dialami seseorang yang akan meninggal
diperingan.
Ada dua macam euthanasia, yakni euthanasia akti& dan euthanasia pasi&. Dan menurut
, Shiddi2 al#Hawi dari ,i"but %ahrir 1ndonesia (,%1), syariat 1slam sebenarnya telah
mampu mengatasi segala persoalan, termasuk menyangkut euthanasia ini, baik yang
akti& maupun yang pasi&.
=1slam tidak membenarkan dilakukan tindakan euthanasia akti&. Sedangkan pada
euthanasia pasi& dengan menghentikan perobatan melalui pencabutan alat#alat bantu,
hukumnya boleh dan tidak haram,= kata Shiddi2 ketika ditemui pada seminar
euthanasia, di Hakarta, beberapa waktu lalu. Kendati begitu, euthanasia tetap men!adi
bahan perdebatan di kalangan medis, tokoh agama, dan hak a"asi manusia. $asalah
etika dan moral pun lebih mengemuka. erikut ini petikan wawancara *artawan
'epublika .usu& Assidi2, dengan Shiddi2 al#Hawi mengenai hal itu:
Seperti apa sebenarnya konsep 3slam men"enai kehidupan dan sekali"us /u"a
kematian?
0erlu diketahui terlebih dahulu bagaimana kehidupan itu berawal. Dari berbagai nash
Guran dan &akta yang ada, menun!ukkan bahwa bayi di dalam !anin baru mendapatkan
ruh setelah +3: hari. %api sesungguhnya sebelum +3: hari, Allah S*% sudah
memberikan kehidupan. Kehidupan itu ditandai dengan adanya keperluan terhadap
nutrisi, pergerakan, di&erensiasi sel#sel, dan seterusnya. 1tu adalah tanda#tanda
kehidupan. Hadi dari : sampai +3: hari, sudah ada kehidupan tapi belum ada nyawa.
Dari situ diketahui, antara ruh dan kehidupan bukan sesuatu yang identik. -amun
kemudian ada bukti yang kedua bahwa ruh dan kehidupan !uga punya kaitan. 0ada
surah A"#4umar disebutkan =..Allah#lah yang mewa&atkan !iwa#!iwa manusia dan Allah
pulalah yang memegang !iwa manusia ketika dia tidur.= Dalam buku =mansipasi Adakah
Dalam &slam karya Al#aghdadi, dikatakan ayat ini menun!ukkan ketika manusia tidur,
sebenarnya tidak memiliki nyawa. 0en!elasannya adalah bahwa di saat kita tidur,
kehidupan masih ada, normal, kita pun berna&as. %api menurut nash Guran, manusia
!ustru sedang tidak bernyawa waktu tidur.
ukti ketiga, ketika nyawa manusia dicabut oleh Allah, ternyata masih dimungkinkan
adanya tanda#tanda kehidupan pada sebagian organ. Karena itu bila ada orang yang
mengalami gegar otak atau mati batang otak, organ tubuhnya masih bisa ber&ungsi dan
bisa ditransplantasikan kepada orang lain. $eski sebenarnya sudah tidak bernyawa,
tapi masih ada organ#organnya yang memiliki tanda#tanda kehidupan.
Dari pen!elasan ini diketahui bahwa nyawa dan kehidupan tidaklah identik, akan tetapi
ada hubungannya, bahwa nyawa itu hanya mau bersemayam pada manusia yang
memiliki daya dukung untuk hidup. ila seorang manusia organ tubuhnya sudah hancur,
!elas tidak lagi punya kemampuan untuk hidup. Dan nyawa dengan sendirinya tidak
bisa bersemayam di sana.
enyan"kut euthanasia, ba"aimana 3slam memandan" persoalan ini?
erdasarkan literatur, para ulama membagi euthanasia ke dalam dua kategori, yaitu
euthanasia akti& dan pasi&. $ungkin di sini pende&inisiannya agak berbeda dengan yang
diterapkan pada bidang kedokteran. Euthanasia akti& adalah tindakan dokter untuk
mempercepat kematian pasien misalnya dengan memberikan suntikan mematikan ke
dalam tubuh pasien. Sementara euthanasia pasi&, adalah tindakan dokter untuk
menghentikan pengobatan pasien.
Euthanasia akti& secara !elas diharamkan dalam 1slam. %indakan dokter mempercepat
kematian pasien termasuk kategori pembunuhan secara senga!a yang merupakan
tindak pidana. *alaupun niatnya baik untuk meringankan penderitaan pasien namun
hukumnya tetap haram, tak peduli ada permintaan sendiri dari pasien atau
keluarganya.
Dalil#dalilnya !uga sangat !elas. Seperti pada surat An#-isaa ayat >3 =..dan tidak layak
bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah
(tidak senga!a)..= Selain itu dalam surat Al#An7aam ayat <+ disebutkan =..dan !anganlah
kamu membunuh !iwa yang diharamkan Allah (untuk membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar.=
erdasar dalil#dalil tersebut !elaslah hukumnya bagi dokter melakukan euthanasia
akti&. %indakan itu adalah dosa besar. 6leh sebab itu dokter yang melakukan
euthanasia akti&, misalnya dengan memberikan suntikan mematikan, menurut hukum
pidana 1slam, dapat di!atuhi hukuman qishash (hukuman mati karena membunuh).
Dalih yan" dipakai selama ini saat hendak melakukan euthanasia akti8 adalah "una
men"uran"i penderitaan pasien. Apakah alasan tersebut bisa diterima menurut
3slam?
%idaklah dapat diterima alasan euthanasia akti& yang sering kali dikemukakan yakni
kasihan melihat penderitaan pasien sehingga kemudian dokter memudahkan
kematiannya. Alasan ini hanya melihat aspek lahiriah (empiris), padahal dibalik itu ada
aspek#aspek lainnya yang tidak diketahui dan tidak di!angkau manusia. Dengan
mempercepat kematian pasien dengan euthanasia akti&, pasein tidak mendapatkan
man&aat dari u!ian sakit yang diberikan Allah kepadanya, yaitu pengampunan dosa.
Tidak diterimanya alasan itu /u"a berlaku pada euthanasia pasi8?
Euthanasia pasi& adalah praktek menghentikan pengobatan. %indakan itu dilakukan
berdasarkan keyakinan dokter bahwa pengobatan yang dilakukan tidak ada gunanya
lagi dan tidak memberikan harapan sembuh pada pasien. Karena itu dokter
menghentikan pengobatan pada pasien misalnya dengan cara menghentikan alat
pernapasan buatan dari tubuh pasien.
agaimana hukumnya menurut 1slam? Hawabannya sangat tergantung kepada
pengetahuan kita tentang hukum berobat itu sendiri. .akni apakah berobat itu wa!ib,
mandub, mubah atau makruh. Dalam masalah ini masih ada perbedaan pendapat.
$enurut !umhur ulama, mengobati itu hukumnya sunah. -amun sebagian ulama ada
yang mewa!ibkan berobat.
Dari beberapa hadis nabi, !elas diketahui bahwa pengobatan atau berobat hukumnya
sunah, termasuk dalam hal ini memasang alat bantu bagi pasien. %erkait hal ini, Abdul
Gadim 4allum mengatakan !ika para dokter telah menetapkan si pasien telah mati
organ otaknya, maka dokter berhak menghentikan pengobatan, seperti melepas alat
bantu pernapasan dan sebagainya. Sebab pada dasarnya penggunaan alat#alat bantu
itu termasuk akti/itas pengobatan yang hukumnya sunah, bukan wa!ib.
-amun untuk bebasnya tanggung !awab dokter, disyaratkan adanya i"in dari pasien,
walinya atau washi#nya (orang yang ditun!uk untuk mengawasi dan mengurus pasien).
Hika pasien tidak punya wali dan washi, i"in perlu ada dari pihak penguasa.
53 sudah men"eluarkan 8atwa haram euthanasia. enurut Anda?
$ungkin perlu diteliti lagi. Seperti sudah dikemukakan, ada euthanasia akti& untuk
mempercepat kematian pasien. Kita sepakat itu tidak boleh karena sama sa!a dengan
pembunuhan disenga!a. %api mengenai euthanasia pasi& dalam arti untuk
menghentikan pengobatan, saya kira perlu ditin!au lagi lantaran ada pendapat dari
beberapa ulama yang membolehkan euthanasia setelah matinya batang otak.
( yus )
http:BBmoslemyouthcrew.comBindeQ.phpB3::9B+3B:9Bsyirik#tauhid#aliran#sesatB
embedah *esyirikan
December :9th, 3::9 E Kategori: tauhid
Syirik sebagai sebuah penyakit, selalu ber!angkit di setiap
generasi. $enimpa indi/idu maupun masyarakat. Se!arah
kehidupan mencatat, bahwa kesyirikan dalam le/el
masyarakat berlangsung awal sekali di "aman -abi -uh
Alaihis#Salam. Se!arah manusia sebelumnya adalah lurus,
bersih dan bertauhid kepada Allah. Se!ak -abi Adam generasi insane senantiasa hani&
(lurus) beribadah kepada Allah semata. Sampai syaitan mendatangi manusia,
membisikkan rayuan persekutuan kepada Allah. $emberikan sebuah umpan yang
terbukti !itu mengantar manusia kepada kerendahan adalah pengagungan orang#shalih
lebih dari kapasitasnya, disembah, dimohon, di!adikan perantara dalam berseru
kepada Allah %a[ala. Ampan ini terbukti man!ur diterapkan di setiap generasi, hingga
"aman -abi kita $uhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. erlan!ut pula hingga detik
ini, dan sampai waktu yang Allah sa!a yang mengetahui.
Di le/el indi/idu , tentunya telah berlangsung di sepan!ang se!arah menusia itu sendiri.
'enomena nyata ter!adinya kesyirikan di tingkat indi/idu dan kita temukan banyak di
sekitar kita ter!erumusnya manusia dalam penyembahan terhadap hawa na&sunya.
1barat sebuah penyakit, baik ia menimpa indi/idu maupun masyarakat, kesyirikan tak
boleh sedikitpun dibiarkan, ditumbuhkembangkan, terlebih \diuri#uri[ (dilestarikan).
Ancaman Allah berkaitan dengan akti/itas kesyirikan ini sangatlah mengerikan, dahsyat
dan luar biasa sehingga tak boleh disepelekan. 1a berkaitan dengan masa depan abadi
kehidupan manusia.
YSesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni yang selain
syirik kepada yang dikehendakiZ.
(An#-isa ;8)
%iada ampunan Allah bagi pelaku kesyirikan adalah musibah terbesar bagi hidup
manusia. Syirik mensuramkan masa depan manusia di dunia maupun akhirat.
0entingnya hal itu, memberikan konsekuensi bagi seorang muslim untuk mengetahui
dan mengenal hal#hal yang bermuatan kesyirikan untuk bisa men!auhi se!auh#!auhnya.
ila kesyirikan dipilah pilah menurut besarnya, maka dapat dikategorikan men!adi 3
macam, yaitu :
+. syirik %Akbar) besar
3. syirik %Ash"or) keCil
Apa beda keduanya ?
Syirik akbar atau besar secara mudahnya adalah men!adikan tandingan di sisi Allah
dalam hal ibadah, atau memalingkan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah.
Kesyirikan bisa dalam bentuk berdo[a kepada selain Allah, bernad"ar, ber2urban,
tawakal, meminta pertolongan dan ibadah yang lain. 1bnu $as[ud pernah bertanya
kepada Rasulullah YApakah dosa terbesar?Z, !awab Rasulullah :
YEngkau men!adikan sekutu bagi Allah padalah Dia (Allah) telah menciptakan engkauZ.
(,R ukhari dan $uslim)
Kategori syirik (Akbar) inilah yang mengeluarkan seseorang dari keislamannya dan tak
akan diampuni oleh Allah ta[ala. Syirik akbar ini tak hanya semacam sa!a, namun
ternyata ada bermacam#ragam. Diantara model syirik besar :
Syirik dalam doFa %Syirku ad duFa):
yaitu dengan memohon kepada selain Allah, tanpa kecuali. Kepada siapa dan apa pun
selain Allah S*% seseorang berdo[a, maka dia telah mensekutukan Allah ta[ala dan
keluar dari 1slam. *alaupun yang diminta do[a adalah malaikat, para -abi, wali dan
orang shalih, tetaplah perbuatan syirik.
YHanganlah engkau berdo[a kepada selain Allah yang tak dapat memberikan man&aat
dan bahaya, apabila kalian melakukannya niscaya kalian men!adi orang#orang yang
merugiZ
(GS .unus +:9)
Syirik dalam niat %Syirku an niyah):
yaitu beramal kebaikan hanya untuk meraih dunia, materi semata. eramal shalih,
menuntut ilmu, bersedekah dan amalan yang lain tidak diniatkan mencari pahala di sisi
Allah S*% namun ia inginkan kedudukan, prestise, pu!ian, harta, isteriBsuami dan hal#
hal keduniaan. Allah S*% ber&irman :
Yarangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya maka akan kami
sempurnakan amalan#amalan mereka di dunia , dan mereka tidak dirugikan merekalah
yang tiada bagian di akhirat kecuali neraka, dan terhapus apa yang mereka buat dan
batillah apa yang mereka ker!akanZ.
(GS ,ud +<)
Syirik keCintaan %Syirku al mahabbah):
model ini adalah mencintai selain Allah S*% sebagaimana mencintai Allah. $embagi
atau memadu cinta adalah model syirik yang satu ini. Ointa kepada Allah namun cinta
pula kepada selain Allah S*%. Ointa yang dimaksud adalah cinta ibadah, yang berisi
ketundukan, dan perendahdirian. Dengan cinta ini seorang rela untuk tunduk, patuh
taat, mendekatkan diri, su!ud ruku[ meninggalkan perintah Allah S*%, melanggar
aturan Allah S*%. Allah S*% ber&irman tentang hal ini : Ydan diantara manusia ada
yang men!adikan selain Allah sebagai sekutu#sekutu, mereka mencintai tandingan#
tandingan tadi sebagaimana mencintai Allah ta[alaZ.
Syirik ketaatan %syirk ath thoFah)G
syirik model ini adalah syirik dalam menaati ulama, para syaikh, kyai dan ustad" dalam
hal kemaksiatan kepada Allah ta[ala. Di negeri ini, syirik ketaatan sangat luas
menyebar, segala hal yang dikatakan pemuka agamanya (kyai) mesti benar, tak ada
yang salah. %ak heran, bila sihir dikatakan halal dan bagus, maka para pengikut pun
mengangguk dan taat. Iihat &enomena pasukan berani mati beberapa waktu yang lalu.
$ereka dilengkapi dengan kekebalan, tahan peluru, bisa merayap di dinding dan
macam#macam kegan!ilan yang lain, !elas ini adalah syihir. Anehnya lagi sihir yang
beginian diperoleh dari mereka yang dikatakan ulama. Syirik ketaatan seperti yang
di&irmankan Allah :
Y$ereka men!adikan ahli#ahli ilmu dan ahli ibadah mereka sebagai tuhan#tuhan selain
AllahZ
(At %aubah 5+)
Ketaatan ibadah tetapi dikatakan sebagai maksiat adalah dengan mentaati rahib dan
ruhban (kyai atau ulama) dalam menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah dan
mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah S*%. 0erbuatan ini telah disinggung
dalam sabda -abi kita yang mulia sholallohu alaihi wasallam :
Y%idak ada ketaatan makhluk dalam memaksiati Al Kholi2Z
(,R Ahmad)
Syirik al hulul:
yaitu keyakinan bahwa Allah bersatu bersama makhluknya. Keyakinan hulul adalah
a2idahnya 1bnu Arabi seorang penganut a!aran su&i yang dikubur di Damsyik. Sampai#
sampai 1bnu Arabi ini melantunkan syair kesyirikannya dengan menyatakan Yukanlah
an!ing dan babi melainkan tuhan kami].dan bukanlah Allah kecuali pendeta di
gere!aZ. Sebuah keyakinan yang sangat ekstrim, menyesatkan a2idah kaum muslim.
Di 1ndonesia, kita mungkin pernah mendengar kisah semisal dengan ungkapan
Ymanunggaling kawula gustiZ (bersatunya tuhan dengan makhluk) yang dipopulerkan
oleh Syaikh Siti !enar dan a!aran ini menyebar dalam keyakinan Ke!awen, ]*allahu
a[lam. $en!adi sebuah hal memprihatinkan dan disayangkan bahwa buku#buku milik
1bnu Arabi ini kini tersebar, di!ual murah di took#toko buku. %entu ini sangat berbahaya
bagi keyakinan dan a2idah kaum muslimin.
Syirik at#tasharru8 :
yaitu keyakinan bahwa sebagian wali#wali memiliki kemampuan untuk mengubah alam,
dan mengatur perkara#perkara alam semesta seperti wali kutub, wali ghauts. Sehingga
dengan keyakinan seperti ini mereka berdo[a dan memohon kepada wali#wali tersebut.
Keyakinan ini benar#benar ada dan bukan hanya isapan !empol belaka. %ak !auh dari
kita berada, di wilayah Hog!akarta, tepatnya di daerah 1mogiri kita akan mendapatkan
keyakinan seperti ini. 6rang#orang disekitar makam punya acara bulanan yang
didalamnya ada do[a Ywali kutubanZ. 6rang di desa tersebut biasa beristigotsah,
berdo[a dan memohon dalam acara tersebut kepada para wali kutub dan al ghauts. Di
daerah lain yang a!aran tasawu& berkembang pesat, akan kita dapati hal yang semisal.
Kesyirikan orang "aman sekarang memang lebih parah bila disbanding orang masa
lampau. $usyrikin di masa lampau bila ditanya :
YSiapakah yang mengatur segala urusan? $aka mereka akan mengatakan AllahZ
(GS .unus 5+)
dengan kondisi yang demikian maka keadaan musyrikin di "aman dulu lebih baik dari
pada pelaku syirik at#tasharru&.
Keseluruhan syirik besar tersebut menghapuskan amalan dan mengeluarkan seseorang
dari agama 1slam. 'irman Allah S*% :
YDan sungguh telah Kami wahyukan kepadamu dan orang#orang sebelummu apabila
engkau berbuat syirik niscaya akan hapus amalan#amalan kamu dan men!adilah engkau
orang yang merugiZ.
(GS A" 4umar 9<)
Alangkah berbahaya syirik akbar ini, yang semestinya menyita perhatian kita agar kita
tidak ter!erumus ke dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai