Anda di halaman 1dari 16

APLIKASI SEISMIK MULTI ATRIBUT

UNTUK ANALISIS KARAKTERISASI RESERVOIR


PROPOSAL TUGAS AKHIR
Oleh :
ADDIAN MIRSHA
(123 09 006)
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahap ekplorasi merupakan tahap yang sangat penting dalam industri migas. Pada tahap ini
kita meneliti kemungkinan kehadiran hidrokarbon dengan pendekatan secara geologi dan geofisika.
Geologi berperan dalam melakukan interpretasi secara umum yang meliputi studi geologi regional,
stratigrafi, analisa cekungan, kehadiran source rock, reservoir, seal, jalur migrasi, dan sebagainya.
Setelah semua data diperoleh, mulai dari data seismik, sumur wild cat, interpretasi geologi, maka
sampai pada tahap rencana penempatan lokasi sumur eksplorasi berikutnya. Sumur ini diharapkan
selain menghasilkan data baru yang lebih akurat juga diharapkan mampu memproduksi hidrokarbon.
Peran geofisika disini adalah memberikan gambaran physical propertiesreservoir dengan cakupan
yang luas, sehingga lokasi sumur berikutnya dapat ditentukan. Untuk mendapatkan gambaran lokasi
sumur yang baik atau secara geologi lokasi tersebut mempunya porositas dan permeabilitas yang
tinggi, maka perlu dilakukan karakterisasi reservoir.
Metode seismik banyak digunakan untuk memberikan gambaran lapisan di bawah permukaan
sebagai gambaran geologi bawah permukaan dan sifatsifat batuan reservoir. Berbagai metode juga
dikembangkan untuk melakukan interpretasi sebagai tahap akhir dalam mendapatkan gambaran
atau deskripsi keadaan bawah permukaan. Kemajuan teknologi memungkinkan untuk melakukan
gambaran litologi reservoir hidrokarbon secara lebih akurat dengan memadukan data lapangan yang
didapat dengan metode yang paling tepat untuk keadaan data tersebut.
Interpretasi seismic merupakan salah satu tahapan yang penting dalam eksplorasi
hidrokarbon dimana dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik hasil pemrosesan
kedalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi bawah permukaan sebenarnya agar lebih
mudah untuk dipahami. Pada tahapan interpretasi seismic ini dibutuhkan pengetahuan dasar yang
baik dari ilmu geofisika dan geologi mengenai keberadaan dan karakterisasi sebuah reservoir
hidrokarbon.
Atribut seismik merupakan ukuran kuantitatif dari karakteristik seismik (Chopra dan Marfurt,
2005). Kelebihan dari atribut seismic ini dapat mencirikan karakteristik statis dan dinamis pada
daerah reservoir yang terkait dengan deposisi hidrokarbon, generation, migration dan trap. Metoda
seismik atribut merupakan salah satu metoda untuk menganalisis karakteristik reservoir dalam
eksplorasi hidrokarbon. Karakterisasi reservoir didefinisikan sebagai proses untuk menggambarkan
karakter reservoir secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan semua data yang ada.
Atribut seismik sering diterapkan pada analisis eksplorasi dengan menggunakan data seismik.
Kenyataannya, tidak satupun atribut seismik yang dapat mengungkapkan seluruh jenis litologi suatu
lapisan. Oleh karena itu, diperlukan kombinasi dari berbagai atribut (multi-atribut) dan data lain
untuk menggambarkan karakteristik reservoir.
Oleh sebab itu, penulis berkeinginan untuk menjadikan tema ini sebagai bahan tugas akhir
yang merupakan kredit yang diperlukan bagi mahasiswa Program Studi Teknik Geofisika Institut
Teknologi Bandung. Tugas akhir meliputi analisis, penelitian dan investigasi dalam kerangka metode
geofisika, dan hal tersebut dapat diperoleh melalui dunia industri yang berkaitan dengan bidang
Teknik Geofisika.Dengan harapan melakukan Tugas Akhir di perusahaan dapat memberikan
pengalaman dan kesempatan berharga bagi mahasiswa sebelum masuk ke dunia kerja.
B. TUJUAN
Tujuan penelitian dari Tugas Akhir yang akan dilakukan adalah :
1. Mempelajari dan memahami prinsip dan penggunaan metode seismik multi-atribut
2. Mengaplikasikan metode seismik multi-atribut dalam menentukan distribusi reservoir
dan deskripsi properti yang terkandung di dalamnya.
3. Mengidentifikasi karakteristik reservoir baik struktural maupun stratigrafinya dengan
melakukan optimalisasi data seismik.
4. Menerapkan pemahaman teori pada keadaan nyata yang ada di lapangan, yaitu di dunia
industri.
A. DEFISNISI DAN KLASIFIKASI ATRIBUT SEISMIK
Brown (2000) mendefinisikan atribut seismik sebagai derivatif suatu pengukuran seismik
dasar. Sehingga klasifikasi atribut seismik menurut Brown didasarkan pada informasi dasar
gelombang seismik seperti waktu, amplitudo, frekuensi dan atenuasi. Perhitungan atribut secara
matematis akan merubah informasi penampang untuk menghasilkan tampilan
menonjolkan amplitudo atau sudut dan mengorbankan yang lainnya. Penampang dan peta baru
yang dihasilkan dari perhitungan atribut diharapkan mampu mencitrakan aspek geologi yang lebih
baik dibandingkan hasil penampang konvensional.
Terdapat beberapa macam informasi dasar dari seismic atribut antara lain
instantaneous phase, instantaneous frequency
sebagai dasar untuk mengklasifikasikan atribut seismik. Pengklasifikasian atribut
dilihat pada gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Klasifikasi Seismik Atribut
BAB II
TEORI DASAR
DEFISNISI DAN KLASIFIKASI ATRIBUT SEISMIK
Brown (2000) mendefinisikan atribut seismik sebagai derivatif suatu pengukuran seismik
dasar. Sehingga klasifikasi atribut seismik menurut Brown didasarkan pada informasi dasar
gelombang seismik seperti waktu, amplitudo, frekuensi dan atenuasi. Perhitungan atribut secara
matematis akan merubah informasi penampang untuk menghasilkan tampilan
menonjolkan amplitudo atau sudut dan mengorbankan yang lainnya. Penampang dan peta baru
yang dihasilkan dari perhitungan atribut diharapkan mampu mencitrakan aspek geologi yang lebih
baik dibandingkan hasil penampang konvensional.
pa macam informasi dasar dari seismic atribut antara lain amplitude,
instantaneous frequency, dll. Atribut-atribut seismik tersebut dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengklasifikasikan atribut seismik. Pengklasifikasian atribut seismik dapat
Gambar 1. Klasifikasi Seismik Atribut (Brown,2000)
Brown (2000) mendefinisikan atribut seismik sebagai derivatif suatu pengukuran seismik
dasar. Sehingga klasifikasi atribut seismik menurut Brown didasarkan pada informasi dasar
gelombang seismik seperti waktu, amplitudo, frekuensi dan atenuasi. Perhitungan atribut secara
matematis akan merubah informasi penampang untuk menghasilkan tampilan baru yang
menonjolkan amplitudo atau sudut dan mengorbankan yang lainnya. Penampang dan peta baru
yang dihasilkan dari perhitungan atribut diharapkan mampu mencitrakan aspek geologi yang lebih
amplitude,
atribut seismik tersebut dapat digunakan
seismik dapat
1. Amplitude Attribute
Amplitudo merupakan atribut yang paling mendasar dari trace seismik. Awalnya
kepentingan interpreter untuk amplitudo terbatas, untuk itu kehadirannya tidak
berdasarkan magnitudo yang pada seismic time umumnya digunakan untuk analisa
struktural. Saat ini pengolahan data seismik umumnya diarahkan untuk
mendapatkan "Preserved true Amplitude" analisis sehingga dapat dilakukan analisis
stratigrafi. Seismik amplitude sering digunakan untuk menentukan DHI, facies dan
pemetaan properties dari reservoir. Perubahan lateral dari amplitudo dapat digunakan
untuk membedakan satu faciesdengan facieslainnya (Sukmono, 2010). RMS dan
Average-Absolute Amplitude dapat dihitung sebagai berikut :
RHS AmplituJc = _
1
N
o

2 N
=1
.... (1)
A:crogc Absolutc AmplituJc =
1
N
= |o

|
N
=1
.... (2)
Dimana : N = banyaknya sample dari amplitudo
a = magnitudo amplitude
2. Complex Attribute
Perhitungan dari complex seismic attribute didasarkan pada transformasi yang
memisahkan antara amplitude dan sudut fasa (Sukmono, 2010). Complex attribute ini
tidak menghasilkan suatu informasi fundamental yang baru, karena hanya merupakan
manipulasi secara matematis saja dari penampang seismik. Tetapi, bisa mendapatkan
suatu display yang lebih baik dari aspek geologi.
Real Seismic trace (f(t)), imaginary trace(
(t)
) dan trace kompleks (F
(t)
), dapat
dinyatakan pada (Sukmono, 2010) :

(t)
= A
(t)
cos ....(3)

(t)
= A
(t)
sin ....(4)
F
(t)
=
(t)
+ i
(t)
....(5)
Dimana : F
(t)
= trace kompleks
f
(t)
= trace seismic riil
f*
(t)
= conjugate atau imajiner dari f
(t)
A
(t)
= amplitudo

(t)
= fasa sesaat
Trace seismic merupakan penampang real, dengan menggunakan Transformasi
Hilbert akan didapatkan jejak imajiner. Jejak real dan imajiner merupakan hasil proyeksi
dari rotasi vektor di bidang real dan imajiner. Panjang vektornya A
(t)
dan sudut yang
dibentuk terhadap horizontal adalah
(t)
.
Trace kompleksnya didapat dengan cara menggabungkan trace real dengan trace
imajiner sehingga diperoleh:
F
(t)
=
(t)
+ i
(t)
= A
(t)
c
0(t)
.... (6)
Analisa trace kompleks akan memisahkan informasi secara alami dari amplitude dan
fasa. Atribut amplitude sering juga disebut sebagai kuat refleksi. Atribut fasa juga akan
memberikan informasi mengenai frekuensi sesaat. Informasi dari amplitude dan fasa
sesaatj ika digabungkan akan memberikan atribut lainnya yaitu frekuensi rata-rata yang
terbebani dan apparent polarity.
2.1 Kuat Refleksi
Kuat refleksi adalah akar dari total energi sinyal seismik yang diberikan pada waktu
sesaat. Maka dapat dilihat sebagai amplitudo yang independen dari fase. Kuat
refleksi berfungsi sebagai selubung trace seismic untuk setiap sampel waktu (Sukmono,
2010).
A
(t)
= _
(t)
2
+
(t)
2
.... (7)
Besaran ini tidak tergantung pada fasa. Nilai dari kuat refleksi selalu positif dengan
nilai magnitude mendekati nilai yang sesungguhnya dari data real. Kuat refleksi yang
tinggi berhubungan dengan perubahan litologi yang cukup kuat, seperti ketidakselarasan
atau perubahan lingkungan pengendapan.
Dalamkarakterisasi reservoir kuat refleksi sangat membantu dalammenentukan
(Sukmono, 2010):
1. Korelasi regional dari reflektor-reflektor utama seperti batas sekuen, batas batuan
dasar, pre-rift, syn-rift, post-rift, batas lingkungan pengendapan, dll.
2. Mengekspos perbedaan reflector secara signifikan dari perubahan lingkungan
pengendapan dan ketidakselarasan jika terdapat cluster reflektor.
3. Memperkirakan struktur sesar pada batuan karbonat yang memiliki nilai AI (Akustik
Impedansi) yang tinggi dan homogen.
2.2 Apparent Polarity, Frekuensi Sesaat, dan Fasa Sesaat.
Apparent polarityadalah tanda dari trace real ketika trace kuat refleksi mencapai
nilai maksimumlokal (Tanner et al, 1979). Perhitungannya mengasumsikan wavelet
dengan fasa nol yang akan memberikan tanda positif bila koefisien refleksinya positif dan
tanda negative bila koefisien refleksinya negatif. Nilai dari maksimumlokal (m) dihitung
dengan :
Value (m) =Kuatrefleksi (m) x tanda(m) .... (8)
Analisa dari apparent polaritymengasumsikan reflector tunggal, wavelet dengan
fasa nol dan tidak ada ambiguitas pada saati nversi fasa.
Fasa sesaat penting untuk menelusuri kemenerusan suatu lapisan (Sukmono, 2010).
Fasa sesaat cenderung untuk menyeimbangkan antara reflektor yang kuat dengan
reflektor yang lemah. Fasa tidak berhubungan dengan kuat refleksi, dengan demikian
akan mampu menyoroti reflektor yang lemah. Display dari fasa akan sangat efektif dalam
mendeteksi ketidakmenerusan Besaran ini juga sangat membantu dalam mengenali
adanya sesar, pembajian, bentuk diskordan dan bentuk-bentuk lapisan dengan
kemiringan yang berbeda. Dalam batas sequen seismik, besaran ini sangat membantu
mengenali bentuk-bentuk lapisan pengendapan seperti onlap, offlap, bentuk-bentuk
progadasi dan lain-lain.
Frekuensi sesaat akan memberikan informasi mengenai frekuensi dari reflektor, efek
absorpsi, perekahan, dan ketebalan dari endapan. Low frequency shadow biasanya
berhubungan dengan reflektor yang berada dibawah zona gas, kondensat atau terkadang
reservoir minyak. Secara umum perubahan dari frekuensi rendah terjadi hanya pada
reflektor yang secara langsung berada dibawah zona gas, tetapi untuk reflektor yang
lebih dalam akan terlihat normal kembali.
Interpretasi detail stratigrafi dari sistem tract juga akan lebih mudah jika
dibandingkan dengan menggunakan reflektifitas. Fasa sesaat juga sangat berguna dalam
mengidentifikasi dan memetakan dari flatspot yang berhubungan dengan kontak antara
gas-air atau gas-minyak.
2.3 Spectral Decomposition
Konsep yang mendasari spectral decomposition adalah berdasarkan fakta bahwa
suatu seismik refleksi dari lapisan batuan yang tipis (pada atau di bawah resolusi vertikal
seismik) akan memberikan suatu respon karakteristik frekuensi tertentu. Jika frekuensi
diasosiasikan dengan ketebalan pada bagian dari zona target maka hal tersebut dapat
memberikan informasi gambaran yang lebih detail jika dibandingkan dengan processing
seismik konvensional. Dengan menggunakan spectral decompositionmaka dapat dilihat
spektrum amplitudo dan fase ke dalam spesifik panjang gelombang. Gambaran efek
lapisan tipis batuan dari gelombang seismik refleksi digambarkan dalam gambar 3.
Karakteristik frekuensi diperoleh dari suatu ketebalan batuan dan densitas dari lapisan
material serta kecepatan sinyal yang melaluinya. Lapisan material tersebut berasal dari
sejumlah perlapisan batuan dengan karakteristik frekuensi tersendiri. Untuk
mendapatkan frekuensi pada setiap lapisan, suatu ketebalan dari lapisan harus
dimasukkan ke dalam selang frekuensi sampai diperoleh frekuensi maksimumyang
diinginkan.
Gambar2. Efek lapisan tipis batuan pada gelombang seismik refleksi
(http://www.oilandgasevaluationreport.com/2010/03/articles/technology/spectral-decomposition-
a-powerful-tool-for-the-seismic-interpreter/, 2010)
Dalam observasi karakteristik frekuensi dengan menggunakan metode spectral
decomposition, yang pertama dilakukan adalah melakukan interpretasi seismik yaitu
dengan picking horizon dari data seismik 3D dan memilih jendela (window) untuk
menghasilkan suatu bagian volume dari zona target. Gelombang seismik refleksi pada
zona tersebut akan terproses ke dalam karakteristik frekuensi pada tiap kedalaman
lapisan. Efek tersebut disebut tuning cube, dengan sumbu z dari data seismik berubah
menjadi besaran frekuensi. Secara matematis hal tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan tranformasi fourier. Dari proses tuningcube dapat dipilih frekuensi yang
sesuai untuk melihat tampilan gambar geologi yang diharapkan. Tiap frekuensi yang
dipilih akanmenampilkan model animasi spectral decomposition yang menggambarkan
kondisi geologi pada lapisan zona target.
B. MULTI-ATRIBUT SEISMIK
Seismik multi atribut adalah istilah untuk semua metode geostatistik yang menggunakan lebih
dari satu atribut untuk memprediksi beberapa property fisik dari bumi.Atributes awal, atau
attributes asli dapat digabungkan melalui cara statistic, neural network, atau manipulasi
matematis untuk mendapatkan atribut gabungan atau multi atribut (Taner, 2001). Beberapa
atribut seismik adalah penggabungan untuk mendekati sifat fisik bumi.Beberapa sifat fisik
yang umum untuk didekati adalah gamma ray yang digunakan untuk membedakan pasir dan
serpih dengan memprediksi porositas batuan di daerah objek yang hanya memiliki data
seismik tanpa data sumur.
Tiga subkategori utama teknik analisis multi-atribut geostatistik, yaitu :
1) Perpanjangan cokriging untuk memasukkan lebih dari satu atribut sekunder untuk
memprediksi parameter utama.
2) Metode yang menggunakan matriks kovariansi untuk memprediksi parameter dari
jumlah linear input atribut.
3) Metode tersebut yang menggunakan jaringan syaraf tiruan (Anns) atau teknik optimasi
nonlinier untuk menggabungkan atribut menjadi estimasi parameter yang diinginkan.
C. KARAKTERISASI RESERVOIR
Secara umum karakterisasi reservoir dipengaruhi oleh beberapa parameter (Kelkar, 1982) :
1. Distribusi ukuran dan pori-pori butiran
2. Porositas dan permeabilitas dari reservoir
3. Pori-pori fluida
4. Distribusi facies dan pengendapan lingkungan
5. Deskripsi basin dan tubuh reservoir
Dalam hal karakterisasi reservoir ini, seismik atribut berguna untuk beberapa hal yaitu:
1. Delineasi dari geometri reservoir
2. Korelasi
3. Deskripsi physical properties
4. Identifikasi fluida
Pilihan untuk menentukan metode seismik atribut yang di gunakan dalam
mengkarakterisasi reservoir tergantung dari karakter geologi dari reservoir itu sendiri dan
quantity-quality dari data seismik yang ada.
BAB III
TOPIK YANG DIAJUKAN
Adapun topik yang saya ajukan untuk penelitian tugas akhir saya adalah :
Aplikasi Seismik Multi-atribut untuk Karakterisasi Reservoir
Mengenai tema yang saya ajukan dalam proposal ini bersifat fleksibel, disesuaikan dengan
keperluan dan kepentingan serta ketersediaan data dari pihak BP BERAULTD. Apabila pihak
perusahaan menginginkan adanya perubahan dari tema yang saya ajukan maka saya akan terbuka
dan mempertimbangkan terhadap perubahan yang diajukan oleh perusahaan selama bersifat masih
dalam satu topik mengenai interpretasi seismik.
BAB IV
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian Tugas akhir ini saya ajukan untuk terlaksana pada Mei Juli 2013selama kurang
lebih dua bulan dan kemudian dilanjutkan pengerjaan laporannya di kampus Institut Teknologi
Bandung. Laporan akan diberikan pada bulan ketiga.
Adapun lokasi penelitian tugas akhir ini diharapkan dapat dilakukan di lingkungan
perusahaan BP BERAU LTD.
Jadwal penelitian Tugas Akhir yang saya ajukan adalah sebagai berikut :
No RencanaKegiatan
Mei Juni Juli Agustus
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1
Inisiasi Permasalahan
Pengenalan Software
2
Analisa Permasalahan dan
pemecahan
3
Pelaksanaan dan
pengolahan data
4
Evaluasi masalah dan
kesimpulan
5 Laporan
BAB V
KESEPAKATAN
Pelaksanaan Tugas Akhir saya bersedia untuk mentaati segala peraturan yang ditetapkan
oleh pihak BP BERAULTD, selaku perusahaan penyelenggara penyedia fasilitas dan data, guna
terciptanya pelaksanaan Tugas Akhir yang kondusif dan tercapainya tujuan Tugas Akhir ini sehingga
dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak.
BAB VI
PENUTUP
Demikian proposal penelitian Tugas Akhir ini saya buat dengan harapan Bapak/Ibu berkenan
memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat melaksanakan Tugas Akhir ini di BP BERAULTD.
Di dalam pelaksanaannya, pengerjaan dan tujuan dari Tugas Akhir ini akan disesuaikan
berdasarkan skala prioritas sesuai dengan data-data dan fasilitas yang ada diperusahaan. Semoga
nantinya kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi semua pihak. Sebagai bahan
pertimbangan berikut saya lampirkan surat pengantar dari program studi Teknik Geofisika, transkrip
IPK, dan Curriculum Vitae.
Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih. Saya harap BP BERAU LTD
dapat membalas proposal ini secepatnya.
Bandung, Januari 2013
Menyetujui, Hormat saya,
Dosen Pembimbing Mahasiswa
Dr. Ir. Sigit Sukmono, MSc. Addian Mirsha
NIP. 19640715 198903 1 005 NIM. 12309006
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Geofisika
Dr. Ir.Agus Laesanpura, MS.
NIP. 19620923 199903 1 002
BAB VII
REFERENSI
Avseth, P., Mukerji, T., and Mavko, G., 2008, Quantitative Seismic Interpretation: Applying Rock
Physics Tool to Reduce Interpretation Risk, Cambridge University Press, Cambridge.
Chopra, S and Marfurt, Kurt J., 2007, Seismic Attributes for Prospect Identification and Reservoir
characterization, SEG Geophysical Development Series No. 11, p. 9.
Chopra, S and Marfurt, Kurt J., 2005, Seismic Attributes ---A Historical Perspective, GEOPHYSICS, Vol.
70, No. 5 (September-October)
Barnes, A. E., 2001, Seismic Attributes in Your Facies, pp. 41-47, September Issue.
Kelkar, M., 1982, Applied Geostatistics for Reservoir Characterization, In: Sukmono, S., 2010,
Introduction to Seismic Reservoir Analysis, Diktat Kuliah, Institut Teknologi Bandung,
Bandung, h. 4.
Sukmono, S., 2010, Seismic Attributes for Sequence Stratigraphy and Seismic Geomorphology
Analysis,
Diktat Kuliah, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Taner, M. T., 2001, Seismic Attributes, CSEG Recorder, pp. 48-56, September Issue.

Anda mungkin juga menyukai