Anda di halaman 1dari 12

BAGIAN IKM DAN IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA
PABRIK GABUS


Disusun Oleh:
SACHRIANA SAID C 111 09 409
A. DHINI ALFIANDARI C 111 09 409

Pembimbing:
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014






BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering
disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan
karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
1
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan
dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan
kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan
kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya.
1
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan sistem perlindungan tenaga
kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus diperhatikan di Pabrik gabus. Hal
tersebut dapat mengurangi angka resiko terjadinya kecelakan kerja. Prosedur
keselamatan harus terpampang dengan jelas di dinding pabrik. Harus diperhatikan
jangan sampai terjadi seorang pekerja terjatuh ketika mengangkat gabus yang telah
selesai dikelola karena lantai yang basah. Harus tersedia alat pelindung diri (APD)
seperti masker agar pekerja terhindar dari debu yang berasal dari gabus untuk
menghindari penyakit-penyakit yang dapat timbul. Pendingin ruangan (AC) yang
sesuai dengan keadaan diruang kerja. Alat penyedot debu (blower) yang berfungsi
dengan baik sehingga tidak ada penumpukan debu di dalam ruangan.Ventilasi alami
supaya ada pertukaran udara dari luar ruangan. Perlu adanya Alat Pemadam
Kebakaran (APAR).
1
Berdasarkan landasan diatas maka timbul pemikiran dan keinginan untuk
mensurvei kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja pabrik gabus. Selain itu
survai ini juga merupakan salah satu kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah
K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).


1.2. TUJUAN PENELITIAN

1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja pabrik
gabus PT KALPINDO.

1.2.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui faktor hazard yang dialami pekerja pabrik gabus.
2. Mengetahui upaya penanggulangan kecelakaan kerja
3. Untuk mengetahui ketersediaan obat P3K atau tenaga kesehatan untuk pekerja pabrik
gabus.
4. Untuk mengetahui resiko penyakit yang dapat muncul berhubungan dengan pekerjaan
pekerja pabrik gabus.
5. Memberikan masukan terhadap perusahaan dalam upaya pencegahan/ penanggulangan
masalah yang timbul.





























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.1.1 Kesehatan Kerja
Definisi kesehatan kerja mengacu pada Komisi Gabungan ILO/WHO dalam
kesehatan kerja pada tahun 1950 yang disempurnakan pada tahun 1995 adalah upaya
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan
sosial semua pekerja yang setinggi-tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan; melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan
yang merugikan kesehatan; penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya, dan
disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaannya .
2

2.1.2 Kecelakaan kerja
Kecelakaan menurut Fank E. Bird yaitu suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian pada manusia (menyebabkan orang cedera), kerusakan
properti, lingkungan ataupun kegiatan proses kerja, sebagai akibat dari kontak dengan
sumber energi seperti mekanis, kimia, kinetik dan fisik yang melebihi batas
kemampuan tubuh, alat atau struktur .
3

2.1.3 Bahaya
Bahaya atau hazard adalah keadaan atau situasi yang potensial dapat menyebabkan
kerugian seperti luka, sakit, kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan kerja, atau
kombinasi seluruhnya
3


2.1.4 Bahaya Kesehatan
Sedangkan bahaya atau hazard kesehatan adalah hazard yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan. Dari sudut pandang kesehatan kerja, sistem kerja,
mencakup empat komponen kerja, yaitu pekerja, lingkungan kerja, pekerjaan,
pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja.Setiap komponen kerja dapat menjadi
sumber atau situasi yang berpotensi menimbulkan kerugian bagi kesehatan
pekerja.Kerugian kesehatan dapat berupa cedera atau gangguan kesehatan baik fisik
maupun mental. Sumber atau situasi yang potensial tersebut dikenal sebagai hazard
atau faktor risiko kesehatan.Pada kondisi tertentu hazard kesehatan dapat menjadi
nyata dan menimbulkan cedera atau gangguan kesehatan. Peluang hazard kesehatan
untuk menimbulkan gangguan kesehatan disebut sebagai risiko kesehatan
2

Menurut Kurniawidjaja, 2010 Bahaya atau hazard dapat digolongkan berdasarkan
jenisnya yaitu:
Hazard Tubuh pekerja
Hazard tubuh pekerja (somatic hazard), merupakan hazard yang berasal dari dalam
tubuh pekerja yaitu kapasitas kerja dan status kesehatan pekerja. Contohnya seorang
pekerja yang buta warna bila mengerjakan alat elektronik yang penuh dengan kabel
listrik yang warna-warni, hazard somatiknya dapat membahayakan dirinya maupun
orang lain orang lain dikelilingnya bila ia salah menyambung warna kabel tertentu
karena tindakan ini berpotensi menimbulkan kebakaran atau ledakan.
Hazard Perilaku Kesehatan
Hazard perilaku kesehatan (behavioral hazard), yaitu hazard yang terkait dengan
perilaku pekerja. Contohnya antara lain model rambut panjang diruang mesin berputar
telah mengakibatkan seorang pekerja di tambang batubara tertarik dalam mesin dan
hancur tubuhnya karena tergiling mesin penggiling bongkahan batu (crusher).
Hazard Lingkungan Kerja
Hazard lingkungan kerja (environmental hazard) dapat berupa faktor fisik, kimia, dan
biologik.Faktor fisik, kimia dan biologik yang berada ditempat kerja berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan bila kadarnya atau intensitas pajanannya tinggi
melampaui toleransi kemampuan tubuh pekerja.Hazard di lingkungan kerja antara
lain:
- Bahaya fisik berpotensi menimbulkan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Jenis-jenis bahaya yang termasuk dalam golongan fisik serta pekerja berisiko terpajan
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Bahaya mekanik, antara lain adalah terbentur, tertusuk, tersayat, terjepit, tertekan,
terjatuh, terpeleset, terkilir, tertabrak, terbakar, terkena serpihan ledakan,
tersiram, dan tertelan.
2. Bising, berasal dari bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
menganggu kesehatan, kenyamanan, serta dapat menyebabkan gangguan
pendengaran (ketulian). Ditempat kerja bising dapat berasal dari berbagai
tempat seperti pada area produksi, area generator, area kompresor, area dapur,
area umum seperti pasar atau stasiun, hingga area perkantoran, dari suara
mesin, suara benturan alat hingga suara gaduh manusia.
3. Getar atau vibrasi . Getar dapat menimbulkan gangguan pendengaran,
muskoloskeletal, keseimbagan, white finger dan hematuri mikroskopik akibat
kerusakan saraf tepi dan jarinagn pembuluh darah. Getaran dapat memajani
seluruh tubuh (whole body vibration) seperti pada pekerja pemotong rumput
yang membawa mesin di punggungnya dan pengemudi.
4. Suhu ekstrem panas . Tekanan panas yang melebihi kemampuan adaptasi, dapat
menimbulkan heat cramp, heat exhaustion dan heat stroke, dan kelainan kulit.
contoh peralatan kerja mengeluarkan suhu ekstrem panas adalah tempat
pembakaran (furnace), dapur atau tempat pemanasan (boiler), mesin
pembangkit listrik (generator) atau mesin lainnya.
5. Suhu ekstrem dingin . Pajanan suhu ekstrem dingin dilingkungan kerja dapat
menimbulkan frostbite yang ditandai dengan bagian tubuh mati rasa diujung
jari atau daun telinga, serta gejala hipotermia yaitu suhu tubuh di bawah 35oC
dan dapat mengancam jiwa. Pekerja yang berisiko seperti penyelam, pekerja
di cold storage, di ruang panel yang menggunakan alat elektronik dalam suhu
ekstrem dingin, pemotong dan pengemas daging atau makanan laut yang
dibekukan.
2.2 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang
dirancanguntuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat
kerja agar tidakmenderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja dengan
mematuhi/taat padahukum dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, yang
tercermin pada perubahan sikapmenuju keselamatan di tempat kerja,program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat
bagipekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya
kecelakaan danpenyakit kerja akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan
cara mengenali hal-halyang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja
akibat hubungan kerja, dantindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.
1,2
Keselamatan kerja merupakan sebuah keniscayaan dalam dunia kerja hari ini.Kondisi
ini bukan hanya disebabkan oleh aturan atau regulasi pemerintah dalam bidang ketenaga-
kerjaan yang semakin ketat tapi juga demi keberlanjutan bisnis dari perusahaan itu sendiri.
Secara umum, kesehatan dapat diartikan sebagai perlindungan terhadap tubuh dan pikiran dari
penyakit yang berasal dari material, proses dan prosedur yang digunakan di tempat kerja.
Sedangkan keselamatan dapat definisikan sebagai perlindungan dari luka fisik.Batasan antara
kesehatan dan keselamatan sebuah kondisi yang dikenal dengan sakit. Kedua kata ini sering
digunakan secara bersama-sama untuk mengindikasikan penampakan fisik dan kesehatan
mental dari individu di tempat kerja.
1

Dalam konteks yang sedikit berbeda, keselamatan kerja dapat diartikan sebagai
adalah merupakan segala sarana dan upaya untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan
kerja. Dalam hal ini keselamatan yang dimaksud bertalian erat dengan mesin, alat kerja dalam
proses landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan
keselamatan kerja adalah melindungi keselamatan tenaga kerja didalam melaksanakan
tugasnya, melindungi keselamatan setiap orang yang berada di lokasi tempat kerja dan
melindungi keamanan peralatan serta sumber produksi agar selalu dapat digunakan secara
efisien.
4
Dessler (1992) mengatakan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja
diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu
5
:
1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit
kerja pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan. Mereka melakukan hal itu
untuk memperingan penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
2. Hukum. Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur
ikhwal keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman terhadap pihak-pihak yang
melanggar ditetapkan cukup berat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan itu,
perusahaan dapat dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata
bertanggungjawab atas kecelakaan dan penyakit fatal.
3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan dapat jadi
cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja. Asuransi
kompensasi karyawan ditujukan untuk member ganti rugi kepada pegawai yang
mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Schuler dan Jackson (1999) mengatakan, apabila perusahaan dapat
melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka
perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut
4
:
1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.
2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.
3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena
menurunnya pengajuan klaim.
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan ras
kepemilikan.
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra perusahaan.
7. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.

2.3 PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
Pencegahaan kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan tanggung jawab para
menejemen yang wajib memelihara kondisi kerja yang selamat sesuai dengan
ketentuan pabrik. Di pihak lain, para kepala pabrik wajib senantiasa mencegah
jangan sampai terjadi kecelakaan.
Umumnya kejadian kecelakaan kerja disebabkan kesalahan manusia ( human
error), dibawah ini merupakan beberapa perbuatan yang mengusahan
keselamatan kerja, antara lain :
a. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman dan penuntun yang diberikan .
b. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan kepada
atasan.
c. Setiap peraturan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja harus dipatuhi
secermat mungkin.
d. Semua karyawan harus bersedia saling mengisi atau mengingatkan akan perbuatan
yang akan menimbulkan bahaya.
e. Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja dipakai (digunakan)
bila perlu.
6

2..4. KETERSEDIAAN OBAT P3K
Kotak pertolongan pertama kecelakaan (P3K) seharusnya wajib dimiliki di
setiap tempat pekerjaan. Hal ini sangat bermanfaat dalam keadaan darurat ataupun
kecelakaan. Tujuan dari P3K adalah untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah
kematian, mencegah cacat yang lebih berat, dan menunjang penyembuhan.
7





































BAB III
METODOLOGI

3.1. BAHAN DAN CARA
3.1.1. Peralatan yang diperlukan
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey (survey jalan
sepintas) dalam rangka untuk survey kesehatan dan kedokteran kerja pada pekerja pabrik
gabus PT KALPINDO, diantaranya:
a. Alat tulis menulis
Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey jalan sepintas.
b. Kamera
Berfungsi sebagai alat untuk memotret keadaan-keadaan yang terdapat pada industri
konveksi.
c. Check list
Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai survey jalan sepintas
yang dilakukan.
3.1.2. Cara Pemantauan
Kami merencanakan untuk memantau dan mengidentifikasi faktor yang berhubungan
dengan penyakit akibat kerja pada unit rekam medik. Pemantauan ini dilakukan dengan
metode walk through survey dengan menggunakan kuesioner dan check list.

3.2. LOKASI
Lokasi survey kesehatan dan kedokteran kerja yang dijalankan adalah pada pabrik
gabus PT KALPINDO jl.kima 9

3.3. BIAYA
Biaya yang digunakan pada survey ini adalah swadaya.
3.4. JADWAL
Waktu pelaksanaan survey ini dilaksanakan pada tanggal 08 Juli 2014
JADWAL KEGIATAN
NO Tanggal Kegiatan
1. 14 Juli 2014 Melapor ke bagian K3 RS Ibnu Sina
Pengarahan kegiatan
2. 14 Juli 2014 Pembuatan proposal
3 15 Juli 2014 Walk Through Survey
4 15-16 Juli 2014 Pembuatan laporan Walk Through Survey
5. 17 Juli 2014 Presentasi laporan Walk Through Survey






































DAFTAR PUSTAKA

1. Hughes, Phill, Ed Ferret. Introduction to Health and Safety at Work, 5th edition. Oxford
and Massachusets: Elsevier, 2011.
2. Kurniawidjaja, L. M. (2010). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja Jakarta: UI Press
3. Ramli, Soehatman. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3
OHS Risk Management. Jakarta: Dian Rakyat
4. Musoffan, Wildan. Analisa Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Upaya
Identifikasi Potensi Bahaya. Jakarta: Universitas Gunadarma, 2007.
5. Sakinah, Rifah. Penilaian Resiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Industri
Informal (Konveksi). http://k3kesmasauinalauddin.com/2012/04/k3-rifah-sakinah.html,
diakses pada 14 Juli 2014 pukul 20.00.
6. Silalahi, Benet et al. 1985. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja, Jakarta : PT.
Pustaka Binaman Pressindo.
7. Putri, DRO. Penerapan K3 pada Industri Konveksi.
http://k3tium.wordpress.com/2012/11/14/makalah-observasi-k3-di-konveksi-
busana/html, diakses pada 14 Juli 2014 pukul 21.00.

Anda mungkin juga menyukai