Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN III

IMOBILISASI ENZIM SECARA PENGIKATAN ION



IV Tujuan Percobaan
Mempelajari cara imobilisasi enzim protease dan amilase secara
pengikatan ion menggunakan bahan pengamobil resin penukar ion.

IIV Alat dan Bahan
2.1 Alat
1. Neraca ohauss
2. Gelas ukur 100 ml
3. Gelas ukur 25 ml
4. Batang pengaduk
5. Spektronik-20
6. Erlenmeyer 100 ml
7. Rak tabung reaksi
8. Pipet tetes
9. Penangas air
10. Corong kaca
11. Stopwatch
12. Botol semprot
13. Kuvet

2.2 Bahan
1. Larutan pati 1 %
2. Larutan iodium 10 %
3. Enzim Alfa Amilase
4. Resin penukar anion
5. Aquadest
6. Kertas saring
7. Aluminium foil










III. Prosedur Kerja
A. Imobilisasi Enzim Amilase
1. Memasukkan enzim amilase sebanyak 2,5 ml ke dalam erlenmeyer 100
ml, kemudian menambahkan aquadest sebanyak 25 ml.
2. Memasukkan 5 gram resin penukar anion ke dalam erlenmeyer,
kemudian mengaduk campuran selama 1 jam.
3. Campuran selanjutnya, memasukkan ke dalam kolom kromatografi dan
menampung cairan yang keluar dari kolom.
4. Memasukkan kembali hingga 2 kali cairan yang keluar dari kolom.
5. Mengeluarkan enzim amilase amobil dari kolom, kemudian menimbang
untuk mengetahui beratnya dan menentukan rendemennya
menggunakan persamaa (1), serta menyimpan untuk dilakukan
pengujian aktivitas dan retensi aktivitas.

B. Imobilisasi Enzim Protease dari Getah Biduri
1. Mengambil 10 gram enzim protease getah tanaman biduri, kemudian
memasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml dan menambahkan aquadest
sebanyak 50 ml, kemudian mengocok hingga enzim larut.
2. Menyiapkan kolom kromatografi yang bersih, kemudian mengisi
dengan resin penukar kation dan mencuci dengan aquadest hingga
bersih.
3. Memasukkan larutan enzim sedikit demi sedikit ke dalam kolom yang
berisi resin penukar ion, dan menampung cairan yang keluar dari kolom
(eluat).
4. Cairan yang keluar dari kolom memasukkan ulang hingga 3 kali,
kemudian mengeluarkan enzim protease amobil yang dihasilkan dan
menimbang untuk mengetahui beratnya.
5. Menghitung rendemen enzim protease amobil yang dihasilkan
menggunakan persamaan (1), menyimpan untuk dilakukan pengujian
aktivitas dan retensi aktivitas protease amobil yang dihasilkan.

C. Penentuan Aktivitas Amilase Amobil Hasil Imobilisasi
1. Memasukkan larutan pati 1 % ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
yang berkode A, B dan C, kemudian menambahkan 0,1 ml larutan
iodium 10 % ke dalam masing-masing tabung reaksi.
2. Menambahkan 1 ml enzim amilase ke dalam tabung reaksi A,
menambahkan 1 gram amilase amobil ke dalam tabung reaksi B dan
menambahkan 1 ml aquadest ke dalam tabung reaksi C.
3. Mengocok ketiga tabung reaksi selama 5 menit, kemudian memasukkan
ke dalam air mendidih selama 10 menit.
4. Kemudian menyaring, filtrat yang dihasilkan mengukur serapannya
pada panjang gelombang maksimum larutan pati dalam iodium
(mengukur dulu serapan larutan pati 1 % dalam iodium 10 % pada
panjang gelombang 360 nm 700 nm).
5. Menentukan aktivitasnya, yaitu nilai serapan awal tanpa enzim (tabung
reaksi C) nilai serapan setelah penambahan enzim (tabung reaksi A
dan B)/ menit/ ml atau gram.

D. Penentuan Aktivitas Protease
1. Mengambil 5 ml larutan santan kelapa kemudian memasukkan ke
dalam tabung reaksi yang berkode A dan B.
2. Menambahkan 1 gram enzim protease hasil ekstraksi dari getah biduri
pada tabung A, dan menambahkan 1 gram protease amobil pada tabung
B.
3. Mengocok kedua tabung reaksi selama 1 menit, kemudian memasukkan
ke dalam penangas air dengan suhu 60 C dan mengamati waktu yang
diperlukan terbentuknya penggumpalan protein pada santan kelapa.
4. Menentukan aktivitas protease, yaitu waktu yang diperlukan terjadi
penggumpalan protein santan kelapa.




IV. H
a
s
i
l

P
e
n
g
a
m
a
t
a
n











V. Analisa Data
5.1. Imobilisasi enzim alfa amilase dengan resin penukar anion
Berat enzim amilase = 5,8175 gram (5 mL)
No. Perlakuan Hasil Pengamatan
1. 5 ml enzim amilase + 50 ml
aquadest + pengadukkan 1 jam
+ penyaringan sebanyak 2 kali
Enzim amilase amobil
Filtrat berwarna kuning
2. 15 ml larutan pati 1 % + 0,15
ml larutan iodium 10% + 3 ml
enzim alfa amilase + panaskan
pada air mendidih selama 10
menit + mengukur absorbansi
pada panjang gelombang 500
nm.
Larutan berwarna kuning dengan
nilai A sebesar 0,604
3. 15 ml larutan pati 1 % + 0,15
ml larutan iodium 10% + 3 g
enzim alfa amilase amobil +
panaskan pada air mendidih
selama 10 menit + mengukur
absorbansi pada panjang
gelombang 500 nm.
Larutan bening dengan nilai A
sebesar 0,044
4. 15 ml larutan pati 1 % + 0,15
ml larutan iodium 10% + 3 ml
aquadest + panaskan pada air
mendidih selama 10 menit +
mengukur absorbansi pada
panjang gelombang 500 nm.
Larutan berwarna biru dengan
nilai A sebesar 1,783
Berat resin penukar anion = 10 gram
Berat enzim amobil = 18,5 gram
Rendemen enzim amobil =


x 100 %
=



= 116,9590 %

5.2. Penentuan aktivitas alfa amilase amobil hasil imobilisasi
Penentuan serapan pada panjang gelombang 500 nm
No No. Tabung
A B D
1. 0,604 0,044 1,783

Rendemen amobil =


x 100 %
=

x 100 %
= 1372,7272%












VI. Pembahasan
Imobilisasi enzim secara pengikatan ion termasuk salah satu teknik
imobilisasi enzim kelompok pengikatan enzim pada pembawa tidak larut
air. Teknik ini juga termasuk teknik yang sederhana seperti halnya
imobilisasi enzim secara penyerapan fisik. Perbedaanya hanya terdapat pada
bahan pengamobil. Imobilisasi cara penyerapan fisik bahan pengamobilnya
harus bermuatan baik bermuatan positif maupun bermuatan negativ.
Beberapa jenis bahan pengamobil yang dapat digunakan antara lain resin
penukar kation dan anion, karboksimetil dan sefadeks.
Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari cara imobilisasi
protease dan amilase secara pengikatan ion menggunakan bahan pengamobil
resin penukar ion. Resin penukar ion dapat digunakan dalam metode
pemisahan atau pemekatan dengan menggunakan penukaran kesetaraan.
Resin penukar ion merupakan polimer tinggi organik yang mengandung
gugus fungsional ionik, resin ada umumnya adalah polimer berupa butiran
dengan berbagai ukuran. Pembuatan resin adalah dengan cara memasukkan
gugus yang diionisasi kedalam matriks polimer organik, yang paling umum
adalah polistirena yang bertindak sebagai adsorben. Dan menggunakan
enzim amilase untuk diimobilisasi secara pengikatan ion dengan bahan
pengamobil resin penukar anion.
Prinsip amobillisasi dengan teknik ini adalah enzim akan terikat
secara ionik pada pembawa yang mengandung residu penukar ion.
Polisakarida sintesis memiliki pusat penukar ion yang dapat digunakan
sebagai pembawa. Pengikatan ionik antara enzim dengan pembawa mudah
dilakukan jika dibandingkan dengan pengikatan enzim sacara kovalen.
Amobilisasi enzim dengan pengikatan ionik dapat mengakibatkan terjadinya
sedikit perubahan konformasi dan sisi aktif enzim.
Enzim amilase merupakan biokatalisator yang mampu mengkatalisis
berbagai macam reaksi. Alfa-amilase adalah salah satu enzim yang berperan
dalam proses degradasi pati, sejenis makromolekul karbohidrat. Struktur
molekuler dari enzim ini adalah -1,4-glukanohidrolase. Bersama dengan
enzim pendegradasi pati lain, pululanase, -amilase termasuk ke dalam
golongan enzim kelas 13 glikosil hidrolase (E.C.3.2.1.1).Alpha-amilase ini
memiliki beberapa sisi aktif yang dapat mengikat 4 hingga 10 molekul
substrat sekaligus (Krystal W, 2010).
Percobaan ini dilakukan dengan cara memasukkan resin penukar
anion ke dalam erlenmeyer yang berisi campuran antara enzim amilse
dengan aquadest, dimana tujuan dari penambahan aquadest untuk
megencerkan larutan dan kemudian mengaduk campuran selama 10 menit.
Pengocokan ini dilakukan untuk mengikat enzim pada karier atau pembawa,
dalam hal ini resin penukar anion (membentuk ikatan ion). Selanjutnya
dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring untuk
memperoleh enzim alfa amilase amobil. Resin penukar anion yang
digunakan pada percobaan ini akan mengikat anion-anion pada enzim
amilase sehingga akan terjadi pertukaran ion ketika enzim amilase
dicampurkan dengan resin penukar anion. Cairan yang keluar dari
penyaringan ditampung dan kemudian dimasukkan kembali hingga dua kali
dilakukan untuk menyeimbangkan kolom penukar ion terlebih dahulu .
Setelah penyaringan selesai dilanjutkan dengan penimbangan enzim
alfa amilase imobil, sehingga dapat diperoleh rendemen 116,9590 %.
Pada perlakuan selanjutnya penentuan aktivitas amilase amobil hasil
imobilisasi, menyiapkan 3 tabung reaksi yang berkode A, B, dan C
memasukkan larutan pati 1 % sebanyak 15 ml pada masing masing tabung
reaksi. Kemudian menambahkan 3 tetes larutan iodium 10%. Penambahan
larutan iodium ini bertujuan agar dapat mengidentifikasi perubahan warna
yang terjadi pada amilum. Dimana molekul amilosa membentuk spiral
disekitar molekul iodium, sehingga menimbulkan warna biru tua dari
antaraksi keduanya, yang berarti ada pemecahan pati. Larutan iodium
digunakan disini sebagai indikator adanya amilum/pati, uji positifnya
menunjukkan terjadinya perubahan warna menjadi biru tua. Pati jika
direaksikan dengan Iodium akan menghasilkan senyawa kompleks yang
berwarna biru/ungu. Iodine akan berada di bagian tengah polimer amilosa
yang berbentuk heliks. Akan tetapi struktur atatu ikatan antara iodium
dengan pati belum diketahui dengan pasti. Intensitas warna biru yang terjadi
tergantung para panjang unit polimer amilosa. Kondensasi iodine dengan
karbohidrat dapat menghasilkan warna yang khas. Hal ini disebabkan karena
dalam larutan pati, terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks
karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk
ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium
yang dapat masuk ke dalam spiralnya (Fesenden, 1986)
Pada tabung reaksi A menambahkan 3 ml enzim amilase, tabung
reaksi B menambahkan 3 g amilase amobil, dan tabung reaksi C
menambahkan 3 ml air destilata. Selanjutnya mengocok tersebut dapat
tercampur dengan sempurna. Selanjutnya memasukkan ke dalam air
mendidih selama 10 menit, di atas suhu 50C enzim secara bertahap
menjadi inaktif karena protein terdenaturasi. Dengan bertambahnya suhu
dapat mengakibatkan kecepatan reaksi bertambah. Saat suhu meningkat,
proses denaturasi semakin lama merusak reaksi aktif dari molekul enzim. Ini
terjadi karena tidak melipatnya rantai protein setelah pemutusan dari rantai
lemah jadi kecepatan reaksi jadi lambat.
Menurut Colby (1985), mengatakan bahwa Alpha amilase pada
umumnya aktif bekerja pada kisaran suhu 25
0
C 95
0
C. Penambahan ion
kalsium dan klorida dapat meningkatkan aktivitas kerja dan menjaga
kestabilan enzim ini.
Metode pengikatan ion dalam pembuatan enzim amobil memiliki
banyak kelebihan diantaranya bahan pengamobil dapat direkaperi atau
digunakan berulang dan ikatan antara bahan pengamobil dengan molekul
protein enzim cukup kuat karena melibatkan adanya ikatan kimia ( ikatan
ion ) selain itu dilihat dari molekul resin yang berupa bahan padat
memungkinkan adanya molekul enzim yang teradsorpsi dipermukaan
molekul resin sehingga metode ini lebih maksimal untuk membentuk enzim
amobil jika dibandingkan dengan metode penyerapan fisik. Sedangkan
kekurangan dari imobilisasi enzim secara pengikatan ion yaitu mudah bocor.
Pada perlakuan Selanjutnya filtrat disaring dan mengukur serapan
pada spektrometer, pengukuran serapan dilakukan pada panjang gelombang
500 nm. Dari hasil pengamatan yang diperoleh panjang gelombang
maksimumnya tabung A, B, dan C masing masing yaitu 0,604, 0,044 dan
1,783 Sedangkan penentuan aktivitas amilase pada resin penukar anion
retensi yang diperoleh yaitu 1372,7272%.

























VII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembuatan enzim amobil dengan metode pengikatan ion dapat
menggunakan resin penukar ion, karena molekul enzim memiliki
muatan positif dan negatif yang dapat dipertukarkan dengan molekul
bermuatan dalam resin.
2. Aktivitas enzim alami lebih tinggi dibandingkan aktivitas enzim
amobil. Hal ini disebabkan pada enzim alami, pusat aktif enzimnya
tidak terhalang oleh bahan pengamobil dan enzim alami tidak terikat
oleh suatu pengikat enzim seperti pada enzim amobil.
3. Rendemen enzim alfa amilase amobil yang di peroleh adalah
116,9590 %
4. Penentuan aktivitas amilase pada resin penukar anion retensi yang
diperoleh yaitu 1372,7272%
















DAFTAR PUSTAKA
Colby, S.D (1985). Biochemistry, A Synopsis. Lange Medical Publikations.
California
Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 1989. Kimia Organik Jilid 2.
Terjemahan. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Mappiratu. 2014. Penuntuk Praktikum Imobilisasi Enzim Dan Sel. Jurusan Kimia
FMIPA UNTAD. Palu
Poliana J, MacCabe AP. 2007. Industrial Enzymes; Structure, Function, and
Applications. Springer. Dordrecht
Krystal W. 2010. Amylase, Alpha. http://id.wikipedia.org/wiki/Alfa-amilase Diakses
pada 24 Maret 2014.


















Laporan Praktikum
IMOBILISASI ENZIM DAN SEL
PERCOBAAN III
IMOBILISASI ENZIM SECARA PENGIKATAN ION




Oleh

Nama : Dina Apriana Putri Husni
Stambuk : G 301 11 001
Kelompok : I (Satu)
Asisten : Moh. Sidiq




LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DAN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSTAS TADULAKO
PALU
2014
LEMBAR ASISTENSI

Nama : Dina Apriana Putri Husni
Stambuk : G 301 11 001
Asisten : Moh. Sidiq

Hari/tanggal Perbaikan Paraf

Anda mungkin juga menyukai