Anda di halaman 1dari 21

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

KACANG HIJAU (Vigna radiata, L.) MELALUI


PEMBERIAN PUPUK ORGANIK HAYATI
Doe Mahdin, Moh Ikbal Bahua, Fitriah Jamin
ABSTRAK
MAHDIN DOE. NIM. 613409018. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang
Hijau (Vigna radiata, L.) Pemberian Pupuk Organik Hayati (Dibimbing oleh
Mohammad Ikbal Bahua dan Fitria S. Jamin).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik hayati dan
perlakuan pupuk organik hayati yang terbaik pada pertumbuhan dan produksi
tanaman kacang hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kabila
Kabupaten Bone Bolango, yang dimulai pada Bulan April 2013 sampai Bulan
Juni 2013. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan lima
perlakuan. Dosis pupuk organik hayati (petrobio) yang digunakan terdiri atas 5
taraf yaitu: 0, 60, 120, 180, dan 240 kg/ha yang diulang sebanyak tiga kali. Data
hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis of varians (ANOVA) dan
dilanjutkan dengan uji BNT jika terdapat pengaruh perlakuan pupuk organik
hayati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik hayati pada pertumbuhan dan
produksi tanaman kacang hijau berpengaruh nyata pada umur 14 HST, 28 HST,
42 HST, dan 56 HST untuk semua parameter tinggi tanaman, jumlah daun, umur
berbunga, jumlah polong, berat 1000 butir, dan berat biji perhektar. Perlakuan
pupuk petrobio terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi
tanaman kacang hijau terdapat pada dosis pupuk P 240 kg/ha.
Kata kunci : pupuk organik hayati, pertumbuhan dan produksi tanaman kacang
hijau
PENDAHULUAN
Pada umumnya kacang hijau (Vigna radiata,L) banyak dikonsumsi oleh
masyarakat selain beras, karena tergolong tinggi penggunaannya dalam
masyarakat, maka kacang hijau ini memiliki tingkat kebutuhan yang cukup tinggi.
Dengan teknik budidaya dan penanaman yang relatif mudah budidaya tanaman
kacang hijau memiliki prospek yang baik untuk menjadi peluang usaha bidang
agrobisnis. Kacang hijau ditanam di lahan sawah pada musim kemarau setelah
padi atau tanaman palawija yang lain. Adapun kegiatan dalam budidaya tanaman
semusim secara umum dimulai dari persiapan lahan, penanaman benih, pengairan,
pemupukan, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit, pemanenan serta
penanganan pasca panen.
Produksi kacang hijau Indonesia tahun 2000 hanya 289.876 ton, sedangkan
tahun 2001 meningkat menjadi 301.000 ton, namun pada tahun 2002 produksi
menurun lagi menjadi 288.089 ton (BPS, 2003). Untuk daerah Sumatera Barat
produktivitas kacang hijau pada tahun 2000 mencapai 1,14 ton/ha menurun
menjadi 1,13 ton/ha pada tahun 2002 (Dinas Pertanian Sumatera Barat, 2003).
Masih rendahnya produksi dan produktivitas yang dicapai petani dalam
pengembangan budidaya kacang hijau disebabkan oleh teknik budidaya yang
belum optimal, pemupukan dan persediaan air kurang memadai, adanya serangan
hama dan penyakit, serta adanya gangguan gulma yang merupakan pesaing dari
kacang hijau. Pengaruh yang merugikan dari gulma terhadap tanaman budidaya
dapat berupa persaingan dalam pemanfaatan unsur hara, air, cahaya serta ruang
tempat tumbuh. Kemampuan persaingan antara tanaman dengan gulma
dipengaruhi oleh jenis gulma, kerapatan gulma, saat dan lamanya persaingan,
cara budidaya, dan varietas yang ditanam serta tingkat kesuburan tanah. ( Fitrina,
2005 ).
Kacang hijau (Vigna radiata,L.) merupakan salah satu tanaman
leguminosae yang cukup penting di Indonesia setelah tanaman kedelai dan kacang
tanah. Dalam setiap 100 gram biji kacang hijau mengandung 345 kal kalori, 22
gram protein, 1,2 g lemak, 62,9 g karbohidrat, 125 mg kalsium, 320 mg fosfor,
6,7 mg besi, 157 SI vitamin A, 0,64 mg vitamin B 1, 6 mg vitamin C dan 10 g air
(Evita, 1997).
Perkembangan produksi kacang hijau di Provinsi Gorontalo meningkat,
berdasarkan data BPS (2009), yaitu pada tahun 2009 produksi kacang hijau yang
dihasilkan di propinsi Gorontalo sebesar 286 ton/ha, kemudian pada tahun 2010
produksinya menurun yaitu 280 ton/ha, dengan luasan panen dari tahun 2009
2010 terjadi peningkatan yakni dari 229 ha menjadi 614 ha.
Pemupukan adalah ilmu yang bertujuan menyelediki tentang zat-zat apakah
yang perlu diberikan kepada tanah sehubungan dengan kekurangan zat-zat
tersebut yang terkandung didalam tanah yang perlu guna pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dalam rangka produksinya agar tercapai hasil yang tinggi.
Oleh karena itulah dalam hal pemupukan (pemberian/penambahan bahan-
bahan/zat-zat kepada kompleks tanah tanaman untuk memperlengkapi keadaan
makanan/unsur hara dalam tanah yang tidak cukup mengikuti benar-benar
teknologi dan segala ketentuannya yang merupakan hasil penyeledikan bertahun-
tahun dengan memadukan beberapa cabang keilmuan (kimia, botani, fisika, tanah,
mikrobiologi, geologi, mineralogi.
Pupuk hayati bukanlah pupuk biasa yang secara langsung meningkatkan
kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke dalam tanah. Pupuk hayati
menambahkan nutrisi melalui proses alami, yaitu fiksasi nitrogen atmosfer,
menjadikan fosfor bahan yang terlarut, dan merangsang pertumbuhan tanaman
melalui sintesis zat-zat yang mendukung pertumbuhan tanaman. Pupuk hayati
mengandung berbagai mikroba yaitu Azospirillum sp., Azotobacter sp., Rhizobium
sp., Bacillus megaterium, Pseudomonas sp., Bacillus subtilis), Lactobacillus
plantarum, Cellulomonas sp., Saccharomyces cereviceae. (Chusnia, et al.,).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pertumbuhan dan produksi kacang hijau pada perlakuan pupuk
organik hayati ?
2. Pupuk organik hayati manakah yang terbaik mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi kacang hijau ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pertumbuhan dan produksi kacang hijau pada perlakuan pupuk
organik hayati.
2. Mengetahui pupuk organik hayati yang terbaik dalam mempengaruhi
pertumbuhan produksi kacang hijau.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat dijadikan bahan pengambil kebijakan oleh dinas pertanian dalam
program budidaya kacang hijau dengan penggunaan pupuk organik hayati.
2. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam menggunakan pupuk organik
hayati.
3. Menjadi refrensi tambahan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas
Pertanian, Jurusan Agroteknologi, Universitas Negeri Gorontalo, di bidang
budidaya pertanian dan pemupukan.
1.5 Hipotesis
1. Diduga Pupuk organik hayati berpengaruh nyata pada pertumbuhan dan
produksi kacang hijau.
2. Terdapat perlakuan pupuk organik hayati yang terbaik dalam mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi kacang hijau.
METODELOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dutohe Kecamatan, Kabila Kabupaten,
Bone Bolango. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari Bulan April sampai dengan
Bulan Juni 2013.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah bajak, cangkul, parang,
gembor, meteran, tali rapiah, timbangan, dan sprayer. Sedangkan bahan yaitu
benih kacang hijau (Vima 1), pupuk organik hayati (Petrobio).
Metode Yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari
5 perlakuan dan 3 ulangan. Anjuran umum pemupukan berimbang menggunakan
pupuk petrobio PT. Petrokimia Gresik untuk tanaman kacang hijau adalah 60
kg/ha. Adapun 5 perlakuannya yaitu :
1. K
0
= Tanpa pupuk (kontrol)
2. K
1
= Dosis pupuk 60 kg/ha
3. K
2
= Dosis pupuk 120 kg/ha
4. K
3
= Dosis pupuk 180 kg/ha
5. K
4
= Dosis pupuk 240 kg/ha
Variabel Yang Diamati
Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Tinggi Tanaman (cm). Pengukuran tinggi tanaman menggunakan meteran,
dilakukan dari pangkal batang sampai titik tumbuh. Waktu pengukuran dimulai
umur tanaman 2 minggu setelah tanam sampai memasuki masa generatif.
2. Jumlah Daun (helai). Setelah tanaman berumur 1 minggu di mulai menghitung
jumlah helaian daun yang telah membuka sempurna, daun dibagian atas yang
masih menggulung tidak dihitung.
1. Umur berbunga (hari). Umur berbunga pada saat tanaman berbunga mekar
pada masing-masing petakan dan 60 % tanaman kacang hijau berbunga, yang
diambil satu tanaman contoh.
2. Jumlah polong (buah). Jumlah polong dihitung pada akhir penelitian pada
setiap perlakuan.
3. Berat 1000 biji kering (gram). Perhitungan berat 1000 biji kering diambil dari
setiap perlakuan pada akhir penelitian.
4. Berat biji perhektar (kg). Perhitungan berat biji perhektar didasarkan berat biji
pertanaman.
Prosedur Penelitian
Langkah awal sebelum melakukan penelitian yaitu melakukan survey atau
meninjau langsung lokasi penelitian yang akan dijadikan sebagai tempat
penelitian. Tanah yang akan digunakan pada penelitian ini di analisis
dilaboratorium tanah PT. PG Gorontalo Tolangohula. tujuan analisis tanah ini
untuk mengetahui kandungan unsur hara yang tersedia pada tanah. Prosedur
penelitian ini meliputi :
1. Persiapan lahan
Lahan dibersihkan dari sampah dan gulma, kemudian dilakukan pengukuran
luas lahan 13 m x 9 m, plot yang akan dipergunakan yaitu: 2 m x 2 m, jarak antar
perlakuan 50 cm, serta jarak antar ulangan 100 cm. Tanah digemburkan dengan
menggunakan cangkul.
2. Penyediaan benih
Pemilihan benih yang akan ditanam dengan cara melakukan perendaman
benih, benih yang terapung dibuang dan benih yang tenggelam dipakai saat
penanaman.
3. Penanaman
Biji kacang hijau yang akan ditanam sebelumnya telah diseleksi. Jarak
tanam yang digunkan 40 cm x 20 cm dengan 2 butir benih perlubang tanam.
Kedalaman lubang tanam sekitar 2 cm 3 cm.
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali dalam satu hari, jika turun hujan tidak
dilakukan.Penyiraman bertujuan agar kelembaban tanah di sekitar daerah
perakaran tetap terjaga dan penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur dua minggu dengan
menggunakan tangan atau alat yang disediakan dilahan dan penyiangan dilakukan
pada sore hari. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh
disekitar tanaman.
c. Pemupukan
Pemberian pupuk untuk tanaman kacang hijau pada saat tanam diberikan
secara tugal.
Tabel 1. Rincian pemberian pupuk petrobio pada saat tanam. Pupuk petrobio
kg/ha.
Perlakuan Saat Tanam
Tanpa Pupuk -
K1 60
K2 120
K3 180
K4 240
Tabel 2. Rincian pemberian pupuk petrobio pada saat tanam. pada ukuran setiap
petak. Pupuk petrobio g/tanaman.
Perlakuan Saat Tanam
Tanpa Pupuk -
K1 0,48
K2 0,96
K3 1,44
K4 1,99
5. Panen
Panen kacang hijau dapat dilakukan secara serempak, 50% dari populasi
menunjukan kriteria panen. Waktu panen dilakukan pada waktu polong berwarna
cokelat atau hitam dan masih utuh.
6. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap 2 minggu dimulai dari tanaman berumur 2,4,6,
dan 8 MST, pengamatan meliputi pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun, umur
berbunga, jumlah polong, berat 1000 biji, dan berat biji perhektar.
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisi secara statistik dengan menggunakan sidik
ragam. Jika perlakuan yang berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT
taraf 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian.
Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun,
umur berbunga, jumlah polong, berat 1000 butir, berat biji perhektar.
Tinggi tanaman.
Hasil pengamatan tinggi tanaman berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
pertumbuhan tinggi tanaman, baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Hijau
perlakuan (kg/ha) Rata-rata Tinggi Tanaman (cm)
14 HST 28 HST 42 HST 56 HST
0 14,03 a 31,94 a 60,2 a 67,44 a
60 16,51 b 34,63 b 64,1 b 72,03 b
120 17,67 c 37,91 c 66,3 c 75 c
180 19,2 d 41,06 d 69,3 d 79,37 d
240 20,99 e 43,69 e 70,83 e 82,03 e
BNT 5 % 0,74 1,22 1,36 2,32
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
uji 5% terhadap tinggi tanaman kacang hijau
Tabel 3 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
tinggi tanaman dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 1
Gambar 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman untuk Setiap Pengamatan
Jumlah daun
Hasil pengamatan jumlah daun berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
pertumbuhan jumlah daun, baik pada umur 14 HST, 28 HST, terkecuali pada
umur 42 HST tidak berpengaruh nyata, dan berpengaruh nyata pada umur 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata jumlah daun Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan
(kg/ha) Rata-rata jumlah daun (helai)
14 HST 28 HST 42 HST 56 HST
0 5,76 a 12,67 a 16,95 19,43 a
60 6,81 b 13,52 ab 17,81 20,09 b
120 7,57 b 13,86 b 17,52 20,19 b
180 8,65 c 15 c 18,52 20,8 c
240 8,86 c 16 c 19,24 21,57 d
BNT 5 % 0,92 1,52 TN 0,41
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap jumlah daun kacang hijau
0
50
100
R
a
t
a
-
r
a
t
a

t
i
n
g
g
i
t
a
n
a
m
a
n

(
c
m
)
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
uji 5% terhadap tinggi tanaman kacang hijau
Tabel 3 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
tinggi tanaman dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 1
Gambar 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman untuk Setiap Pengamatan
Jumlah daun
Hasil pengamatan jumlah daun berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
pertumbuhan jumlah daun, baik pada umur 14 HST, 28 HST, terkecuali pada
umur 42 HST tidak berpengaruh nyata, dan berpengaruh nyata pada umur 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata jumlah daun Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan
(kg/ha) Rata-rata jumlah daun (helai)
14 HST 28 HST 42 HST 56 HST
0 5,76 a 12,67 a 16,95 19,43 a
60 6,81 b 13,52 ab 17,81 20,09 b
120 7,57 b 13,86 b 17,52 20,19 b
180 8,65 c 15 c 18,52 20,8 c
240 8,86 c 16 c 19,24 21,57 d
BNT 5 % 0,92 1,52 TN 0,41
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap jumlah daun kacang hijau
0 60 120 180 240
Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
uji 5% terhadap tinggi tanaman kacang hijau
Tabel 3 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
tinggi tanaman dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 1
Gambar 1. Rata-Rata Tinggi Tanaman untuk Setiap Pengamatan
Jumlah daun
Hasil pengamatan jumlah daun berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
pertumbuhan jumlah daun, baik pada umur 14 HST, 28 HST, terkecuali pada
umur 42 HST tidak berpengaruh nyata, dan berpengaruh nyata pada umur 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata jumlah daun Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan
(kg/ha) Rata-rata jumlah daun (helai)
14 HST 28 HST 42 HST 56 HST
0 5,76 a 12,67 a 16,95 19,43 a
60 6,81 b 13,52 ab 17,81 20,09 b
120 7,57 b 13,86 b 17,52 20,19 b
180 8,65 c 15 c 18,52 20,8 c
240 8,86 c 16 c 19,24 21,57 d
BNT 5 % 0,92 1,52 TN 0,41
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap jumlah daun kacang hijau
240
Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)
Tabel 4 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
jumlah daun dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Selama Pengamatan
Umur berbunga
Data hasil pengamatan umur berbunga serta analisa sidik ragam dapat
dilihat pada lampiran . dari analisis sidik ragam diketahui bahwa pupuk organik
berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Hal ini dijelaskan pada Tabel 5 dan
Gambar 3.
Tabel 5. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan (kg/ha) Rata rata umur berbunga (hari)
0 36,33 b
60 36 b
120 34,67 a
180 33,67 a
240 34,33 a
BNT 5 % 1,23
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga kacang hijau.
Tabel 5 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % memberikan hasil tertinggi terhadap umur berbunga dan berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.
0
10
20
30
R
a
t
a
-
r
a
t
a

j
u
m
l
a
h
d
a
u
n

(
h
e
l
a
i
)
Tabel 4 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
jumlah daun dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Selama Pengamatan
Umur berbunga
Data hasil pengamatan umur berbunga serta analisa sidik ragam dapat
dilihat pada lampiran . dari analisis sidik ragam diketahui bahwa pupuk organik
berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Hal ini dijelaskan pada Tabel 5 dan
Gambar 3.
Tabel 5. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan (kg/ha) Rata rata umur berbunga (hari)
0 36,33 b
60 36 b
120 34,67 a
180 33,67 a
240 34,33 a
BNT 5 % 1,23
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga kacang hijau.
Tabel 5 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % memberikan hasil tertinggi terhadap umur berbunga dan berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.
0 60 120 180 240
Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)
Tabel 4 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
jumlah daun dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau Selama Pengamatan
Umur berbunga
Data hasil pengamatan umur berbunga serta analisa sidik ragam dapat
dilihat pada lampiran . dari analisis sidik ragam diketahui bahwa pupuk organik
berpengaruh nyata terhadap umur berbunga. Hal ini dijelaskan pada Tabel 5 dan
Gambar 3.
Tabel 5. Rata-rata Umur Berbunga Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan (kg/ha) Rata rata umur berbunga (hari)
0 36,33 b
60 36 b
120 34,67 a
180 33,67 a
240 34,33 a
BNT 5 % 1,23
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap umur berbunga kacang hijau.
Tabel 5 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % memberikan hasil tertinggi terhadap umur berbunga dan berbeda nyata
dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.
240
Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)
Gambar 3. Rata-rata umur berbunga tanaman kacang hijau selama pengamatan
Jumlah polong
Hasil pengamatan jumlah polong berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
pertumbuhan jumlah polong, baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata Jumlah polong Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan (kg/ha) Rata-rata jumlah polong (buah)
0 13,05 a
60 13,33 ab
120 13,62 bc
180 13,81 c
240 13,9 c
BNT 5 % 0,37
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap jumlah polong kacang hijau.
Tabel 6 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
32
33
34
35
36
37
R
a
t
a
-
r
a
t
a

u
m
u
r

b
e
r
b
u
n
g
a
(
h
a
r
i
)
Gambar 3. Rata-rata umur berbunga tanaman kacang hijau selama pengamatan
Jumlah polong
Hasil pengamatan jumlah polong berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
pertumbuhan jumlah polong, baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata Jumlah polong Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan (kg/ha) Rata-rata jumlah polong (buah)
0 13,05 a
60 13,33 ab
120 13,62 bc
180 13,81 c
240 13,9 c
BNT 5 % 0,37
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap jumlah polong kacang hijau.
Tabel 6 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
0 60 120 180 240
Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)
Gambar 3. Rata-rata umur berbunga tanaman kacang hijau selama pengamatan
Jumlah polong
Hasil pengamatan jumlah polong berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
pertumbuhan jumlah polong, baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-rata Jumlah polong Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan (kg/ha) Rata-rata jumlah polong (buah)
0 13,05 a
60 13,33 ab
120 13,62 bc
180 13,81 c
240 13,9 c
BNT 5 % 0,37
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap jumlah polong kacang hijau.
Tabel 6 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
240
jumlah polong dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau selama pengamatan
Berat 1000 butir
Hasil pengamatan berat 1000 butir berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
produksi berat 1000 butir , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata berat 1000 butir Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan (kg/ha) Rata-rata berat 1000 butir (gram)
0 45,33 a
60 66 b
120 71 b
180 78,33 c
240 88 d
BNT 5 % 5,22
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap berat 1000 butir kacang hijau.
Tabel 7 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
12,5
13
13,5
14
R
a
r
a
-
r
a
t
a

j
u
m
l
a
h
p
o
l
o
n
g

(
b
u
a
h
)
jumlah polong dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau selama pengamatan
Berat 1000 butir
Hasil pengamatan berat 1000 butir berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
produksi berat 1000 butir , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata berat 1000 butir Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan (kg/ha) Rata-rata berat 1000 butir (gram)
0 45,33 a
60 66 b
120 71 b
180 78,33 c
240 88 d
BNT 5 % 5,22
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap berat 1000 butir kacang hijau.
Tabel 7 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
0 60 120 180 240
Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)
jumlah polong dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Rata-rata jumlah polong tanaman kacang hijau selama pengamatan
Berat 1000 butir
Hasil pengamatan berat 1000 butir berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
produksi berat 1000 butir , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata berat 1000 butir Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan (kg/ha) Rata-rata berat 1000 butir (gram)
0 45,33 a
60 66 b
120 71 b
180 78,33 c
240 88 d
BNT 5 % 5,22
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap berat 1000 butir kacang hijau.
Tabel 7 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
240
Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)
berat 1000 butir dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Rata-rata berat 1000 butir tanaman kacang hijau selama pengamatan
Berat biji per hektar
Hasil pengamatan berat biji perhektar berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
produksi berat biji per hektar , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata berat biji perhektar Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan
(kg/ha) Rata-rata berat biji perhektar (butir)
0
363,81 a
60
379,99 b
120
382,85 b
180
391,42 c
240
395,71 c
BNT 5 % 7,51
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap berat biji perhektar kacang hijau.
Tabel 8 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
0
50
100
R
a
t
a
-
r
a
t
a

b
e
r
a
t

1
0
0
0
b
u
t
i
r

(
g
r
a
m
)
berat 1000 butir dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Rata-rata berat 1000 butir tanaman kacang hijau selama pengamatan
Berat biji per hektar
Hasil pengamatan berat biji perhektar berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
produksi berat biji per hektar , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata berat biji perhektar Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan
(kg/ha) Rata-rata berat biji perhektar (butir)
0
363,81 a
60
379,99 b
120
382,85 b
180
391,42 c
240
395,71 c
BNT 5 % 7,51
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap berat biji perhektar kacang hijau.
Tabel 8 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
0 60 120 180 240
Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)
berat 1000 butir dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Rata-rata berat 1000 butir tanaman kacang hijau selama pengamatan
Berat biji per hektar
Hasil pengamatan berat biji perhektar berdasarkan analisis sidik ragam
menunjukan bahwa perlakuan pupuk organik petrobio berpengaruh nyata pada
produksi berat biji per hektar , baik pada umur 14 HST, 28 HST, 42 HST dan 56
HST, yaitu pada perlakuan dosis pupuk organik petrobio 240 kg/ha seperti
dijelaskan pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata berat biji perhektar Tanaman Kacang Hijau.
perlakuan
(kg/ha) Rata-rata berat biji perhektar (butir)
0
363,81 a
60
379,99 b
120
382,85 b
180
391,42 c
240
395,71 c
BNT 5 % 7,51
Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata
pada taraf uji 5% terhadap berat biji perhektar kacang hijau.
Tabel 8 di atas dapat dijelaskan, bahwa berdasarkan hasil uji BNT pada taraf
= 5 % menunjukan perlakuan K
4
240 kg/ha memberikan hasil tertinggi terhadap
240
berat biji per hektar dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Rata-rata berat biji perhektar tanaman kacang hijau selama pengamatan
Pembahasan
Tinggi tanaman
Hasil analisis sidik ragam menunjukan pertumbuhan tinggi tanaman Kacang
Hijau pada 14 HST, 28 HST, 42 HST, dan 56 HST berpengaruh nyata, yaitu rata
rata tertinggi pada perlakuan K
4
dengan dosis pupuk petrobio 240 kg/ha,
sedangkan rata-rata pertumbuhan kacang hijau terendah terdapat pada perlakuan
K
0
atau kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk organik
petrobio sangat baik digunakan untuk menambah unsur hara tanah dalam
membantu pertumbuhan tinggi tanaman.
Hasil analisis tanah dilokasi penelitian menunjukan bahwa kandungan hara
C organik (1,16) dikategorikan rendah, sehingga dengan pemberian pupuk yang
lebih tinggi yaitu 240 kg/ha unsur hara didalam tanah yang dibutuhkan oleh
tanaman terpenuhi sehingga dapat menghasilkan tinggi tanaman yang maksimal
atau yang tertinggi.
Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari (Perwita Sari
2010). Pengukuran tinggi tanaman dilakukan selama usia tanam antara lain umur,
27, 37, 47, dan 57 hari setelah tanam. Hasil analisis pada (Lampiran 13). Anova
(analisis variansi) menunjukkan multi isolat Rhizobium toleran masam yang
dikemas dalam formula pupuk mempunyai pengaruh berbeda terhadap tinggi
340
350
360
370
380
390
400
R
a
t
a
-
r
a
t
a

b
e
r
a
t

b
i
j
i
p
e
r
h
e
k
t
a
r

(
b
u
t
i
r
)
berat biji per hektar dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Rata-rata berat biji perhektar tanaman kacang hijau selama pengamatan
Pembahasan
Tinggi tanaman
Hasil analisis sidik ragam menunjukan pertumbuhan tinggi tanaman Kacang
Hijau pada 14 HST, 28 HST, 42 HST, dan 56 HST berpengaruh nyata, yaitu rata
rata tertinggi pada perlakuan K
4
dengan dosis pupuk petrobio 240 kg/ha,
sedangkan rata-rata pertumbuhan kacang hijau terendah terdapat pada perlakuan
K
0
atau kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk organik
petrobio sangat baik digunakan untuk menambah unsur hara tanah dalam
membantu pertumbuhan tinggi tanaman.
Hasil analisis tanah dilokasi penelitian menunjukan bahwa kandungan hara
C organik (1,16) dikategorikan rendah, sehingga dengan pemberian pupuk yang
lebih tinggi yaitu 240 kg/ha unsur hara didalam tanah yang dibutuhkan oleh
tanaman terpenuhi sehingga dapat menghasilkan tinggi tanaman yang maksimal
atau yang tertinggi.
Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari (Perwita Sari
2010). Pengukuran tinggi tanaman dilakukan selama usia tanam antara lain umur,
27, 37, 47, dan 57 hari setelah tanam. Hasil analisis pada (Lampiran 13). Anova
(analisis variansi) menunjukkan multi isolat Rhizobium toleran masam yang
dikemas dalam formula pupuk mempunyai pengaruh berbeda terhadap tinggi
0 60 120 180 240
Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)
berat biji per hektar dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Rata-rata berat biji perhektar tanaman kacang hijau selama pengamatan
Pembahasan
Tinggi tanaman
Hasil analisis sidik ragam menunjukan pertumbuhan tinggi tanaman Kacang
Hijau pada 14 HST, 28 HST, 42 HST, dan 56 HST berpengaruh nyata, yaitu rata
rata tertinggi pada perlakuan K
4
dengan dosis pupuk petrobio 240 kg/ha,
sedangkan rata-rata pertumbuhan kacang hijau terendah terdapat pada perlakuan
K
0
atau kontrol. Hal ini mengindikasikan bahwa perlakuan pupuk organik
petrobio sangat baik digunakan untuk menambah unsur hara tanah dalam
membantu pertumbuhan tinggi tanaman.
Hasil analisis tanah dilokasi penelitian menunjukan bahwa kandungan hara
C organik (1,16) dikategorikan rendah, sehingga dengan pemberian pupuk yang
lebih tinggi yaitu 240 kg/ha unsur hara didalam tanah yang dibutuhkan oleh
tanaman terpenuhi sehingga dapat menghasilkan tinggi tanaman yang maksimal
atau yang tertinggi.
Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari (Perwita Sari
2010). Pengukuran tinggi tanaman dilakukan selama usia tanam antara lain umur,
27, 37, 47, dan 57 hari setelah tanam. Hasil analisis pada (Lampiran 13). Anova
(analisis variansi) menunjukkan multi isolat Rhizobium toleran masam yang
dikemas dalam formula pupuk mempunyai pengaruh berbeda terhadap tinggi
240
Perlakuan Pupuk Petrobio (kg/ha)
tanaman pada umur 57 hari. Hal ini ditunjukkan oleh uji F bahwa Fhit lebih
besar dari Ftabel, tinggi tanaman tampak berbeda nyata dilihat bahwa lebih besar
dari, berarti ada pengaruh nyata terhadap tinggi kedelai. Sedangkan pada umur 27
dan 37 hari, Fhit lebih kecil dari Ftabel sehingga Kombinasi multi isolat
Rhizobium dan formula pupuk hayati tidak berbeda nyata terhadap tinggi
tanaman.
Menurut Hakim et al., (Dewanto 2013). Dengan Pemberian pupuk organik
dapat memperbaiki sifat-sifat tanah seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Bahan organik merupakan perekat butiran lepas, sumber hara tanaman dan sumber
energi dari sebagian besar organisme tanah. Selanjutnya Soepardi, (Hutauruk
2002). Bahan organik yang ditambah ke dalam tanah dapat memberi pengaruh
positif terhadap tanaman melalui berbagai pengaruhnya terhadap perubahan sifat-
sifat tanah secara keseluruhan. Penambahan bahan organik akan menyumbangkan
berbagai unsur hara terutama unsur hara N, P, dan S, hormon pertumbuhan tinggi
tanaman, meningkatkan kapasitas menahan air, dan meningkatkan aktivitas
organisme tanah pada semua jenis tanah.
Jumlah daun
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan k
4
dengan dosis
pupuk petrobio 240 kg/ha berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan Jumlah Daun
tanaman Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf =5% .Pengaruh pupuk
Petrobio pada pertumbuhan Jumlah Daun nampak pada setiap tingakatan
perlakuan dosis pupuk petrobio yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa
perlakuan pupuk petrobio pada umur 14 HST, 28 HST, berpengaruh nyata,
terkecuali pada umur 42 HST tidak berpengaruh nyata, dan berpengaruh nyata
pada umur 56 HST dengan dosis 240 kg/ha dapat menghasilkan pertumbuhan
Jumlah Daun tanaman sebesar 8,86 cm, 16,00 cm, 19,24 cm, dan 21,57 cm.
Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari (Yadi Slamet, et
al., 2011). Hasil pengukuran pengaruh pemangkasan dan pemberian pupuk
organik terhadap jumlah daun tanaman mentimun pada umur 15 dan 30 HST dari
hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemangkasan memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap jumlah tanaman pada umur 15 dan 30 HST dan sedangkan
pemberian pupuk organik ber- pengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman
umur 30 HST sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata
terhadap jumlah daun tanaman umur15dan 30 HST. Hasil uji BNT 0,05 (Tabel 4)
menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman mentimun umur 15 HST tertinggi
diperoleh pada perlakuan pemangkasan 2 daun dan 2 cabang (P2) sebesar 13,83
cm, berbeda nyata dengan perlakuan pemangkasan 1 daun dan 1 cabang (P1)
sebesar 12,89 cm dan tanpa pemangkasan (P0) sebesar 11,42 cm. Sementara itu,
jumlah daun tanaman mentimun umur 30 HST ter- tinggi diperoleh pada
perlakuan pada perlakuan pe- mangkasan 2 daun dan 2 cabang (P2) sebesar 17,17
cm, berbeda nyata dengan perlakuan pemangkasan 1 daun dan 1 cabang (P1)
sebesar 16,00 cm dan tanpa pemangkasan (P0) sebesar 14,20 cm.
Kuswandi (Nerty Soverda et al., 2010). Dengan meningkatnya jumlah
klorofil dan jumlah daun yang terbentuk maka proses fotosintesis berjalan dengan
baik dan fotosintat yang dihasilkan akan lebih tinggi maka pertumbuhan pun
semakin baik. Dengan demikian peningkatan laju pertumbuhan tanaman akan
cenderung menghasilkan bobot kering pupus tanaman yang lebih banyak.
Selanjutnya Gardner, et al., (Nerty Soverda et al., 2010). menyatakan bahwa
untuk memperoleh laju pertumbuhan tanaman yang maksimal harus terdapat
cukup banyak daun dalam tajuk untuk menyerap sebagian besar radiasi matahari
jatuh keatas tajuk tanaman yang digunakan untuk proses fotosintesis.
Umur berbunga
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan K
4
dengan dosis
pupuk petrobio 240 kg/ha berpengaruh nyata terhadap Umur berbunga tanaman
Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf =5% . Pengaruh pupuk
Petrobio pada pertumbuhan Umur berbunga nampak pada setiap tingakatan
perlakuan dosis pupuk petrobio yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa
perlakuan pupuk Petrobio dengan dosis 240 kg/ha menghasilkan rata-rata waktu
Umur berbunga sebesar 34,33.
Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari Nerty Soverda et
al., (2010). Berdasarkan hasil analisis sidik ragam dan uji Lanjut BNT pada taraf
5 % menunjukkan bahwa pemberian perlakuan pupuk hayati tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap umur berbunga. Namun, dari hasil
pengamatan sebagian besar tanaman kedelai mulai berbunga ada umur 32 HST.
Menurut Gardner, et al. (1991) bahwa tanaman kedelai termasuk peka
terhadap perbedaan panjang hari, khususnya pada saat pembentukan bunga.
Proses pembentukan bunga dikendalikan oleh faktor lingkungan, terutama
fotoperiode dan temperatur, maupun oleh faktor genetik atau internal, terutama
pengatur pertumbuhan, hasil fotosintesis, dan pasokan nutrisi dan mineral
(misalnya, nitrogen).
Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh
pada tangkai ketiak daun lebih banyak. Hal ini akan merangsang pembentukan
bunga (Adisarwanto, 2006).
Jumlah polong
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan K
4
dengan dosis
pupuk petrobio 240 kg/ha berpengaruh nyata terhadap Jumlah polong tanaman
Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf =5%. Pengaruh pupuk Petrobio
pada pertumbuhan Umur berbunga nampak pada setiap tingakatan perlakuan dosis
pupuk petrobio yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan pupuk
Petrobio dengan dosis 240 kg/ha dapat menghasilkan Jumlah polong sebesar
13,90.
Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari Perwita Sari
(2010). menunjukkan ada perbedaan terhadap jumlah polong isi pada pemberian
pupuk hayati rhizobium. Hampir semua perlakuan sama tinggi kecuali perlakuan
B2 (Multi isolat rhizobium ILeTRIsoy 3 + pupuk P (SP36) + Dolomit + Mo
(bentuk pelet) cenderung terendah dan tanaman tertinggi diperoleh perlakuan A3
(Multi isolat rhizobium ILeTRIsoy 4) serta perlakuan D3 (Multi isolat rhizobium
ILeTRIsoy 4 + pupuk P (SP36) + Dolomit + Mo (tidak dalam bentuk pelet).
Ridho et al., (1998). Menjelaskan 73 pemberian inokulasi Rhizobium yang
berperan dalam merangsang terbentuknya nodul, nodul membantu penyediaan
unsur N dan unsur ini memicu pembentukan protein dan protoplasma serta
klorofil yang pada akhirnya mampu membantu proses pembentukan polong.
Selain itu formula pupuk yang diberikan pada saat tanam dan saat berbunga
membantu pertumbuhan pada saat vegetatif dan fase generatif (pembentukan
polong isi dan pembentukan biji), karena Rhizobium dapat mengikat nitrogen
yang berfungsi sebagai penyusun protoplasma, molekul klorofil, asam nukleat dan
asam amino penyusun protein (Ashari, 2006).
Berat 1000 butir
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan K
4
dengan dosis
pupuk petrobio 240 kg/ha berpengaruh nyata terhadap Berat 1000 Biji tanaman
Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf =5%. Pengaruh pupuk Petrobio
pada Berat 1000 Biji nampak pada setiap tingakatan perlakuan dosis pupuk
petrobio yang diberikan. Hasil ini menjelaskan bahwa perlakuan pupuk Petrobio
dengan dosis 240 kg/ha dapat menghasilkan Berat 1000 Biji sebesar 88,00 g.
Berdasarkan hasil penelitian sejalan dengan penelitian dari (Esrita 2007).
perlakuan pemberian organik padat tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah
polong pertanaman dan bobot 1000 biji, diduga disebabkan kandungan unsur hara
pada pupuk dasar yang digunakan belum mencukupi untuk kebutuhan
pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Berat kering biji yang dihasilkan dari setiap perlakuan memiliki efektifitas
yang sama, ini membuktikan bahwa rhizobium mampu menangkap N
2
bebas dan
menyediakannya bagi kebutuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan Sutanto (2002)
koloni bakteri Rhizobium bersimbiosis dengan akar tanaman legum membentuk
nodul yang berperan dalam penangkaan nitrogen. Rhizobium mampu mencukupi
80 % kebutuhan nitrogen tanaman legum dalam meningkatkan produksi antara 10
25 %. Sehingga keberadaan pupuk kimia dapat digantikan dengan pupuk hayati
multi isolat Rhizobium toleran masam.
Berat biji per hektar
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan K
4
dengan dosis
pupuk petrobio 240 kg/ha berpengaruh nyata terhadap Berat biji perhektar
tanaman Kacang hijau pada setiap pengamatam pada taraf =5%. Pengaruh pupuk
Petrobio pada Berat biji perhektar nampak pada setiap tingakatan perlakuan dosis
pupuk petrobio yang diberikan. Hasil ini menunjukan bahwa perlakuan pupuk
Petrobio dengan dosis 240 kg/ha dapat menghasilkan Berat biji perhektar sebesar
395,71 kg/ha.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemberian pupuk organik hayati pada pertumbuhan dan produksi tanaman
kacang hijau berpengaruh nyata pada umur 14, 28, 42, dan 56 HST untuk
semua parameter tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, jumlah polong,
berat 1000 biji, berat biji perhektar.
2. Perlakuan pupuk organik hayati terbaik yang berpengaruh pada pertumbuhan
dan produksi tanaman kacang hijau yakni terdapat pada pemberian dosis pupuk
organik hayati 240 kg/ha.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka pada
penelitian ini, disarankan sebagai berikut :
1. Penggunaan pupuk organik hayati oleh petani diupayakan agar menggunakan
dosis pupuk sebesar 240 kg/ha untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki
pertumbuhan tanaman kacang hijau.
2. Melalui usaha penyuluhan pertanian penggunaan pupuk organik hayati pada
tanaman kacang hijau dapat disosialisasikan kepada petani.
3. Hasil penelitian ini diupayakan dapat menambah informasi tentang budidaya
kacang hijau di Provinsi Gorontalo.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan pupuk organik
hayati dengan kombinasi pupuk anorganik lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan pusat statistik.2009.Gorontalo dalam Angka. BPS Gorontalo.
Chusnia W, Tini Surtiningsih, dan Salamun 2012 : 2. Kajian aplikasi pupuk
hayati dalam meningktakan pertumbuhan dan produksi tanaman kacang
hijau (vigna radiata L) pada polybag. Jurnal :Dipublikasikan program
S1 biologi, depertemen biologi, fakultas sains dan teknologi, Universitas
Airlangga, Surabaya 2012.
Dewanto F.G, J.J.M.R.Londok, R.A.V. Tuturoo, dan W. B. Kaunang, Januari
2013 : 6. pengaruh pemupukan organik dan anorganik terhadap
produksi tanaman jagung sebagai isu sumber pakan. JURNAL :
Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115. Jurnal
Zootek (ZootekJournal), Vol.32, No. 5 2013
Esrita, desember 2006 februari 2007 : 49. Respon tanaman kacang hijau
(Vigna radiata L) terhadap pupuk organik lengkap.JURNAL :
Dipublikasikan Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2007.
Evita, 2007 : 5. Pengaruh beberapa dosis kompos sampah kota terhadap
pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Jurnal agronomi, 13 No. 2, Juli
Desember 2009.
Fitrina, 2005 : 2 Pengaruh Kerapatan Awal Umbi Teki (Cyperus rotundus L.) dan
Dosis Pupuk K Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau
(Phaseolus radiatus L.) Artikel : Instansi Badan Bimas Ketahanan
Pangan Provinsi Sumatera Barat Jalan Raden Saleh No. 4 Padang.
Hasanudin, 2012. Pemberian liquid sludge kelapa sawit dan pupuk SP-36
terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (vigna radiata,
L).SKRIPSI : Dipublikasikan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau
Pekanbaru 2012.
Hutauruk Sixtus dan Benedicta L, juni november 2002 : 156. pertumbuhan dan
produksi tanaman bunga matahari (Heliantus annuus L) pada topsoil
beberapa jenis tanah yang diberi dua taraf perlakuan bahan organik.
Fakultas Pertanian, Universitas Katolik St Thomas SU, di Desa
Tanjungsari, Kecamatan Tuntungan.
Rachmat, S 2011 belajar bertani.
http://blajartani.blogspot.com/2011_04_01_archive.html 2 april 2013
Perwita. S. 2010 : 54-55. Efektivitas beberapa formula pupuk hayati Rhizobium
toleran masam pada tanaman kedelai ditanah masam ultisol. SKRIPSI
: Dipublikasikan Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang 2010.
Soverda, N. dan Tiur Hermawati 2010 : 10. respon tanaman kedelai (Glycine
max (L) merill terhadap pemberian berbagai konsentrasi pupuk hayati.
JURNAL : Dipublikasikan, Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat
Jambi, 36361
Sutedjo M.M, 2010. Pupuk dan cara pemupukan.Cet 8 Rineka cipta : Jakarta
Syafrina, S. 2009 : 16-17 Respon pertumbuhan dan produksi kacang hijau
(vigna radiata L) pada media sub soil terhadap pemberian beberapa
jenis. SKRIPSI : Dipublikasikan fakultas pertanian universitas sumatera
utara medan 2009.
Wahyuni, S.R, Titiek Islami, Husni Thamrin Sebayang, dan Budi Hariyono
Desember 2008 hingga April 2009 : 2. pengaruh pupuk hayati petrobio
dan pupuk N, P, K pada pertumbuhan awal tanaman jarak pagar
(Jatropha curcas L.). Jurnal : Dipublikasikan Alumni Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian Unibraw, Dosen Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian Unibraw, Peneliti Balai Penelitian
Tanaman Tembakau dan Serat Balittas.
Wangiyana W, narita amni rosadi, dan farida, 2012 : 22. pertumbuhan dan hasil
dua varietas kedelai (Glycine max (L) meriil) beberapa kombinasi pupuk
hayati dan organik dilahan sawah entisol lombok barat. JURNAL :
Dipublikasikan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Mataram, Fakultas Pertanian Universitas Naudhlatul Wathan,
Mataram. Agroteksos Vol 22 No 1. April 2012.
Yadi S, La karimuna, dan Laodesa baruddin 2011 : 111. Pengaruh pemangkasan
dan pemberian pupuk organik terhadap Produksi tanaman mentimun
(Cucumissativusl.) JURNAL : Dipublikasikan Alumni Program Studi
Agronomi Pasca Sarjana Unhalu, Dosen Program Studi Agronomi
Program Pasca Sarjana Unhalu 2011.

Anda mungkin juga menyukai