Anda di halaman 1dari 16

PENYEMBUHAN LUKA

A. Pengertian
Luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang
atau organ tubuh lain. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stres simpatis
3. erdarahan dan pembekuan darah
!. Kontaminasi bakteri
". Kematian sel
Luka memiliki beberapa karakter mekanik di antaranya:
1. Luka memiliki kekuatan yang kecil pada 2#3 minggu pertama $fase
inflamasi dan proliferasi%
2. ada minggu ke#3, kekuatan luka meningkat karena adanya remodelling
3. Luka memiliki "&' kekuatannya pada saat ( minggu, dan sisanya dalam
beberapa minggu setelahnya
!. Kekuatan terus bertambah perlahan hingga (#12 bulan
". Kekuatan maksimal adalah )"' dari *aringan biasa
A. Jenis luka
Luka dapat diklasifikasi berdasarkan kategori tertentu :
1. +erdasarkan ,aktu penyembuhan luka
a. Luka akut, yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan
proses penyembuhan.
b. Luka kronis, yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses
penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen.
2. +erdasarkan proses ter*adinya
a. Luka insisi $Incised wounds%, ter*adi karena teriris oleh instrumen
yang ta*am dan kerusakan sangat minimal. -isal, yang ter*adi akibat
pembedahan.
b. Luka memar $Contusion Wound%, ter*adi akibat benturan oleh suatu
tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada *aringan lunak,
perdarahan dan bengkak.
c. Luka lecet $Abraded Wound%, ter*adi akibat kulit bergesekan dengan
benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak ta*am.
1
d. Luka tusuk $Punctured Wound%, ter*adi akibat adanya benda seperti
peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang
kecil.
e. Luka gores $Lacerated Wound%, ter*adi *ika kekuatan trauma melebihi
kekuatan regang *aringan.
f. Luka tembus $Penetrating Wound%, yaitu luka yang menembus organ
tubuh. +iasanya pada bagian a,al masuk luka diameternya kecil,
tetapi pada bagian u*ung luka biasanya akan melebar $.amper ,2&&)/
libby, 2&11%.
g. Luka +akar $Combustio%, merupakan kerusakan kulit tubuh yang
disebabkan oleh api, atau penyebab lain seperti oleh air panas, radiasi,
listrik dan bahan kimia. Kerusakan dapat menyertakan *aringan ba,ah
kulit $0ulia, 2&&&/ .ud*atmiko, 2&1&%.
3. +erdasarkan 1era*at Kontaminasi
a. Luka bersih $Clean Wounds%, yaitu luka tak terinfeksi, dimana tidak
ter*adi proses peradangan $inflamasi% dan infeksi, dan kulit disekitar
luka tampak bersih. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang
tertutup. Kemungkinan ter*adinya infeksi luka sekitar 1' 2 "'.
b. Luka bersih terkontaminasi $Clean-contamined Wounds%, merupakan
luka dalam kondisi terkontrol, tidak ada material kontamin dalam
luka. Kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3' 2 11'.
c. Luka terkontaminasi $Contamined Wounds%, yaitu luka terbuka kurang
dari empat *am, dengan tanda inflamasi non#purulen. Kemungkinan
infeksi luka 1&' 2 1)'.
d. Luka kotor atau infeksi $Dirty or Infected Wounds%, yaitu luka terbuka
lebih dari empat *am dengan tanda infeksi di kulit sekitar luka, terlihat
pus dan *aringan nekrotik. Kemungkinan infeksi luka !&'.
B. Penutupan luka
3u*uan utama dari penutupan luka yaitu untuk mengembalikan integritas
kulit sehingga mengurangi resiko ter*adinya infeksi, scar dan penurunan
fungsi $-onaco and La,rence, 2&&3%. roses penutupan pada luka terbagi
men*adi 3 kategori, tergantung pada tipe *aringan yang terlibat dan keadaan
serta perlakuan pada luka $1a4id, 2&&!%.
1. enutupan luka primer $5ntensi rimer%
2
enyembuhan primer atau sanatio per primam intentionem ter*adi bila
luka segera diusahakan bertaut, biasanya dengan bantuan *ahitan. Luka
dibuat secara aseptik dengan kerusakan *aringan minimum, dan dilakukan
penutupan dengan baik seperti dengan pen*ahitan. Ketika luka sembuh
melalui instensi pertama, *aringan granulasi tidak tampak dan
pembentukan *aringan parut minimal. arutan yang ter*adi biasanya lebih
halus dan kecil $1a4id, 2&&!%.
2. enutupan luka sekunder $5ntensi .ekunder%
enyembuhan luka kulit tanpa pertolongan dari luar akan ber*alan
secara alami. Luka akan terisi *aringan granulasi dan kemudian ditutup
*aringan epitel. enyembuhan ini disebut penyembuhan sekunder atau
sanatio per secundam intentionem. 6ara ini biasanya memakan ,aktu
cukup lama dan meninggalkan parut yang kurang baik, terutama *ika
lukanya terbuka lebar $-allefet and 1,eck, 2&&7%.
3. enutupan luka primer tertunda $5ntensi 3ersier%
en*ahitan luka tidak dapat langsung dilakukan pada luka yang
terkontaminasi berat atau tidak berbatas tegas. Luka yang tidak berbatas
tegas sering meninggalkan *aringan yang tidak dapat hidup yang pada
pemeriksaan pertama sukar dikenal. Keadaan ini diperkirakan akan
menyebabkan infeksi bila luka langsung di*ahit. Luka yang demikian akan
dibersihkan dan dieksisi $debridement% dahulu, selan*utnya baru di*ahit
dan dibiarkan sembuh secara primer. 6ara ini disebut penyembuhan primer
tertunda.
.elain itu, *ika luka baik yang belum di*ahit, atau *ahitan terlepas dan
kemudian di*ahit kembali, dua permukaan granulasi yang berla,anan akan
tersambungkan. Hal ini mengakibatkan *aringan parut yang lebih dalam
dan luas dibandingkan dengan penyembuhan primer $1iegelmann and
84ans, 2&&!%.
3
Gambar 1. -acam#macam proses penutupan luka
C. ase pen!embu"an luka
.etiap proses penyembuhan luka akan melalui 3 tahapan yang dinamis,
saling terkait dan berkesinambungan, serta tergantung pada tipe9*enis dan
dera*at luka. .ehubungan dengan adanya perubahan morfologik, tahapan
penyembuhan luka terdiri dari:
1. :ase Hemostasis dan 5nflamasi $.ch,art; and <eumeister, 2&&(%
!
:ase hemostasis dan inflamasi adalah adanya respons 4askuler dan
seluler yang ter*adi akibat perlukaan pada *aringan lunak. 3u*uannya
adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda
asing, sel#sel mati, dan bakteri, untuk mempersiapkan dimulainya proses
penyembuhan.
ada a,al fase ini, kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan
keluarnya platelet yang berfungsi hemostasis. latelet akan menutupi
4askuler yang terbuka $clot% dan *uga mengeluarkan substansi
4asokonstriktor yang mengakibatkan pembuluh darah kapiler
4asokonstriksi, selan*utnya ter*adi penempelan endotel yang akan
menutup pembuluh darah. eriode ini hanya berlangsung "#1& menit, dan
setelah itu akan ter*adi 4asodilatasi kapiler karena stimulasi saraf sensoris
$local sensoris nerve ending%, local reflex action, dan adanya substansi
4asodilator : histamin, serotonin dan sitokin.
Histamin selain menyebabkan 4asodilatasi *uga mengakibatkan
meningkatnya permeabilitas 4ena, sehingga cairan plasma darah keluar
dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka. .ecara klinis ter*adi
edema *aringan dan keadaan lokal lingkungan tersebut asidosis. 8ksudasi
ini *uga mengakibatkan migrasi sel lekosit $terutama netrofil% ke ekstra
4askuler. :ungsi netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan
bakteri di daerah luka selama 3 hari dan kemudian akan digantikan oleh
sel makrofag yang berperan lebih besar *ika dibanding dengan netrofil
pada proses penyembuhan luka. :ungsi makrofag disamping fagositosis
adalah $-acKay and -iller, 2&&3%:
a. .intesa kolagen
b. -embentuk *aringan granulasi bersama dengan fibroblast
c. -emproduksi gro,th factor yang berperan pada re#epitelisasi
d. -embentuk pembuluh kapiler baru atau angiogenesis
1engan berhasil dicapainya luka yang bersih, tidak terdapat infeksi
serta terbentuknya makrofag dan fibroblas, keadaan ini dapat dipakai
sebagai pedoman9parameter bah,a fase inflamasi ditandai dengan adanya
"
eritema, hangat pada kulit, edema, dan rasa sakit yang berlangsung sampai
hari ke#3 atau hari ke#!.
Gambar #. :ase Hemostasis dan 5nflamasi $-allefet and 1,eck, 2&&7%
2. :ase roliferasi $:ase :ibroplasia%
:ase proliferasi disebut *uga fase fibroplasia, karena yang menon*ol
adalah proses proliferasi fibroblast. :ase ini berlangsung dari akhir fase
inflamasi sampai kira#kira akhir minggu ketiga. :ibroblast berasal dari sel
mesenkim yang belum berdiferensiasi, menghasilkan mukopolisakarida,
asam aminoglisin, dan prolin yang merupakan bahan dasar kolagen serat
yang akan mempertautkan tepi luka $1iegelmann and 84ans, 2&&!%.
roses kegiatan seluler yang penting pada fase ini adalah memperbaiki
dan menyembuhkan luka dan ditandai dengan proliferasi sel. eran
fibroblast sangat besar pada proses perbaikan, yaitu bertanggung *a,ab
pada persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan
selama proses rekonstruksi *aringan.
ada *aringan lunak yang normal $tanpa perlukaan%, pemaparan sel
fibroblas sangat *arang dan biasanya bersembunyi di matriks *aringan
penun*ang. .esudah ter*adi luka, fibroblast akan aktif bergerak dari
*aringan sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian akan berkembang
$proliferasi% serta mengeluarkan beberapa substansi $kolagen, elastin, asam
hyaluronat, fibronectin dan proteoglikans% yang berperan dalam
membangun *aringan baru $-allefet and 1,eck, 2&&7%.
(
:ungsi kolagen yang lebih spesifik adalah membentuk cikal bakal
*aringan baru $connective tissue matrix% dan dengan dikeluarkannnya
subtrat oleh fibroblast, memberikan tanda bah,a makrofag, pembuluh
darah baru dan *uga fibroblast sebagai satu kesatuan unit dapat memasuki
ka,asan luka. .e*umlah sel dan pembuluh darah baru yang tertanam di
dalam *aringan baru tersebut disebut sebagai *aringan granulasi, sedangkan
proses proliferasi fibroblast dengan aktifitas sintetiknya disebut
fibroplasia. Respons yang dilakukan fibroblast terhadap proses fibroplasia
adalah $-acKay and -iller, 2&&3%:
a. roliferasi
b. -igrasi
c. 1eposit *aringan matriks
d. Kontraksi luka
=ngiogenesis, suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru
didalam luka, mempunyai arti penting pada tahap proleferasi proses
penyembuhan luka. Kegagalan 4askuler akibat penyakit $diabetes%,
pengobatan $radiasi% atau obat $preparat steroid% mengakibatkan lambatnya
proses sembuh karena terbentuknya ulkus yang kronis. 0aringan 4askuler
yang melakukan in4asi kedalam luka merupakan suatu respons untuk
memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di daerah luka, karena
biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksik dan turunnya tekanan
oksigen. ada fase ini fibroplasia dan angiogenesis merupakan proses
terintegrasi dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet
dan makrofag $growth factors%.
roses selan*utnya adalah epitelisasi, dimana fibroblast mengeluarkan
eratinocyte growth factor $K>:% yang berperan dalam stimulasi mitosis
sel epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya
membentuk barrier yang menutupi permukaan luka. 1engan sintesa
kolagen oleh fibroblast, pembentukan lapisan dermis ini akan
disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan *aringan
granulasi dan dermis. ?ntuk membantu *aringan baru tersebut menutup
)
luka, fibroblas akan merubah strukturnya men*adi myofibroblast yang
mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada *aringan. :ungsi
kontraksi akan lebih menon*ol pada luka dengan defek luas dibandingkan
dengan defek luka minimal $1a4id, 2&&!/ -onaco and La,rence, 2&&3%.
Gambar $. :ase
roliferasi
$-allefet and
1,eck, 2&&7%
3. :ase
Remodelling
:ase ini dimulai pada minggu ke#3 setelah perlukaan dan berakhir
sampai kurang lebih 12 bulan. 3u*uan dari fase remodelling adalah
menyempurnakan terbentuknya *aringan baru men*adi *aringan
penyembuhan yang kuat dan berkualitas. :ibroblast sudah mulai
meninggalkan *aringan grunalasi, ,arna kemerahan dari *aringan mulai
berkurang karena pembuluh mulai regresi, dan serat fibrin dari kolagen
bertambah banyak untuk memperkuat *aringan parut. Kekuatan dari
*aringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke#1& setelah
perlukaan. .intesa kolagen yang telah dimulai se*ak fase proliferasi akan
dilan*utkan pada fase remodelling. .elain pembentukan kolagen, *uga akan
ter*adi pemecahan kolagen oleh en;im kolagenase. Kolagen muda
$gelatinous collagen% yang terbentuk pada fase proliferasi akan berubah
men*adi kolagen yang lebih matang, yaitu lebih kuat, dengan struktur yang
lebih baik $proses re#modelling%.
?ntuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan
keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan.
Kolagen yang berlebihan akan ter*adi penebalan *aringan parut atau
hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan
kekuatan *aringan parut dan luka akan selalu terbuka. Luka dikatakan
7
sembuh *ika ter*adi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan *aringan kulit
mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan akti4itas yang normal.
-eskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita, namun
outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung dari kondisi biologik
masing#masing indi4idu, lokasi, serta luasnya luka $1a4id, 2&&!/ -allefet
and 1,eck, 2&&7/ .ch,art; and <eumeister, 2&&(%.
Gambar
%. :ase
Remodelling $-allefet and 1,eck, 2&&7%

&. Gangguan Pen!embu"an Luka
enyembuhan luka dapat terganggu oleh penyebab dari tubuh sendiri
$endogen% dan oleh penyebab dari luar tubuh $eksogen%. enyebab endogen
terpenting adalah gangguan koagulasi yang disebut koagulopati, dan
gangguan sistem imun. .emua gangguan pembekuan darah akan menghambat
penyembuhan luka, sebab homeostatis merupakan titik tolak dan dasar fase
inflamasi. >angguan sistem imun akan menghambat dan mengubah reaksi
tubuh terhadap luka, kematian *aringan dan kontaminasi.
enyebab eksogen meliputi penyinaran sinar ionisasi yang akan
mengganggu mitosis dan merusak sel dengan akibat dini maupun lan*ut.
emberian sitostatik, obat penekan imun misalnya setelah transplantasi organ,
dan kortikosteroid *uga akan mempengaruhi penyembuhan luka. engaruh
setempat seperti infeksi, hematom, benda asing, serta *aringan mati seperti
@
sekuester dan nekrosis sangat menghambat penyembuhan luka $.*amsuhida*at
and 0ong, 1@@)%.
E. Pera'atan Luka
Hasil penelitian tentang pera,atan luka menun*ukkan bah,a lingkungan
luka yang lembab lebih baik daripada lingkungan kering. La*u epitelisasi luka
yang ditutup poly#etylen dua kali lebih cepat daripada luka yang dibiarkan
kering. Hasil penelitian ini menyimpulkan bah,a migrasi epidermal pada
luka superficial lebih cepat pada suasana lembab daripada kering. era,atan
luka lembab tidak meningkatkan infeksi. ada kenyataannya tingkat infeksi
pada semua *enis balutan lembab adalah 2," ', lebih baik dibanding @ '
pada balutan kering. Lingkungan lembab meningkatkan migrasi sel epitel ke
pusat luka dan melapisinya sehingga luka lebih cepat sembuh. Konsep
penyembuhan luka dengan teknik lembab ini merubah penatalaksanaan luka
dan memberikan rangsangan bagi perkembangan balutan lembab.
enggantian balutan dilakukan sesuai kebutuhan, tidak berdasarkan
kebiasaan melainkan disesuaikan terlebih dahulu dengan tipe dan *enis luka.
enggunaan antiseptik hanya untuk yang memerlukan sa*a, karena efek
toksinnya terhadap sel sehat. ?ntuk membersihkan luka hanya diperlukan
normal saline. 6itotoAic agent seperti po4idine iodine, dan asam asetat,
seharusnya tidak secara sering digunakan untuk membersihkan luka, karena
dapat menghambat penyembuhan dan mencegah reepitelisasi. Luka dengan
sedikit debris dipermukaannya dapat dibersihkan dengan kassa yang dibasahi
dengan sodium klorida dengan tidak terlalu banyak manipulasi gerakan. 3epi
luka seharusnya bersih, berdekatan dengan lapisan sepan*ang tepi luka. 3epi
luka ditandai dengan kemerahan dan sedikit bengkak dan hilang kira#kira satu
minggu. Kulit men*adi tertutup hingga normal dan tepi luka menyatu.
=dapun tu*uan dari pera,atan luka antara lain $1udley, 2&&&/ 0ulia,
2&&&%:
1. -emberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka
2. =bsorbsi drainase
3. -enekan dan imobilisasi luka
!. -encegah luka dan *aringan epitel baru dari cedera mekanis
". -encegah luka dari kontaminasi bakteri
(. -eningkatkan hemostasis dengan menekan dressing
1&
). -emberikan rasa nyaman mental dan fisik pada pasien

. K(mplikasi Pen!embu"an Luka
Keloid dan *aringan parut hipertrofik timbul karena reaksi serat kolagen
yang berlebihan dalam proses penyembuhan luka. .erat kolagen disini
teranyam teratur. Keloid yang tumbuh berlebihan melampaui batas luka,
sebelumnya menimbulkan gatal dan cenderung kambuh bila dilakukan
inter4ensi bedah.
arut hipertrofik hanya berupa parut luka yang menon*ol, nodular, dan
kemerahan, yang menimbulkan rasa gatal dan kadang 2 kadang nyeri. arut
hipertrofik akan menyusut pada fase akhir penyembuhan luka setelah sekitar
satu tahun, sedangkan keloid tidak.
Keloid dapat ditemukan di seluruh permukaan tubuh. 3empat predileksi
merupakan kulit, toraks terutama di muka sternum, pinggang, daerah rahang
ba,ah, leher, ,a*ah, telinga, dan dahi. Keloid agak *arang dilihat di bagian
sentral ,a*ah pada mata, cuping hidung, atau mulut.
engobatan keloid pada umumnya tidak memuaskan. +iasanya
dilakukan penyuntikan kortikosteroid intrakeloid, bebat tekan, radiasi ringan
dan salep madekasol $2 kali sehari selama 3#( bulan%. ?ntuk mencegah
ter*adinya keloid, sebaiknya pembedahan dilakukan secara halus, diberikan
bebat tekan dan dihindari kemungkinan timbulnya komplikasi pada proses
penyembuhan luka $.*amsuhida*at and 0ong, 1@@)%.
G. Luka Kr(nik
1. &e)inisi
Luka kronik merupakan luka yang tidak menyembuh melalui
tahapan penyembuhan luka yang normal, dalam ,aktu kurang lebih 3
bulan $+roderick, 2&&@%. Luka kronik dapat disebabkan oleh pengaruh
intrinsik maupun ekstrinsik serta dapat mengenai semua kelompok umur,
baik pasien sehat maupun mereka yang memiliki beberapa penyakit
penyerta. 6ontoh luka kronik antara lain: ulkus dekubitalis, ulkus diabetik,
11
luka yang mengalami desikasi lama, ulkus stasis 4ena, ulkus radiasi, luka
traumatik, atau luka operasi lama. $.ud*atmiko, 2&1&%
2. Pat(l(gi Luka Kr(nik
roses patologi dari luka kronik antara lain $+roderick, 2&&@%:
a. eman*angan fase inflamasi
b. enuaan sel $sel tua yang kurang 4iabel%, dimana ter*adi perubahan
kemampuan sel untuk berproliferasi.
c. Kekurangan reseptor faktor pertumbuhan $growth factor%
d. 3idak terdapat perdarahan a,al yang dapat memicu kaskade
penyembuhan luka
e. eningkatan kadar protease $en;im yang memakan protein%.
3. Penatalaksanaan
a. Pera'atan &asar
era,atan yang baik dan penggunaan kasur anti dekubitus memiliki
peranan dalam mengurangi tekanan pada pasien dengan ulkus
dekubitus. 1emikian pula debridemen kalus secara teratur, pera,atan
kuku, dan sepatu khusus untuk mengurangi tekanan penting untuk
pera,atan kaki diabetik akibat neuropati diabetik. enggunaan 4erban
kompresi dan stoking penting dan efektif dalam mengobati ulkus 4ena.
$Harding and -orris, 2&&2%
b. &ebri*ement !ang a*ekuat
Luka kronik umumnya memiliki banyak *aringan parut, debris, dan
*aringan nekrotik yang menghambat penyembuhan. $.ud*atmiko, 2&1&%
+. Penanganan in)eksi
ada luka kronik harus dicurigai adanya infeksi. Kultur *aringan dan
perhitungan k,antitatif sebaiknya dilakukan. $.ud*atmiko, 2&1&%
*. Penutupan luka !ang baik
1esikasi merupakan faktor yang seringkali menyebabkan gangguan
penyembuhan luka dan epitelisasi pada luka kronik. $.ud*atmiko, 2&1&%
:okus utama dari pera,atan luka kronis dalam beberapa tahun terakhir
adalah mengembangkan metode penutupan luka yang baik sehingga
dapat menciptakan lingkungan yang lembab untuk membantu
penyembuhan luka. Binter menun*ukkan pada model he,an bah,a
proses reepitelialisasi luka akut ber*alan 1," kali lebih cepat *ika luka
ditutup. enutupan luka belum menun*ukkan efek bermakna dalam
studi klinis terhadap pasien dengan luka kronis, namun penerapannya
12
masih memiliki manfaat bagi pasien dengan mengurangi rasa sakit dan
dengan meningkatkan kenyamanan serta efekti4itas biaya. Kema*uan
dalam teknologi penutupan luka belum dapat menemukan ;at yang
dapat mengobati kelainan pada kaskade penyembuhan luka, kecuali
penutupan luka dengan bahan yang mengandung asam hyaluronat, yang
secara khusus membantu penyembuhan luka. $Harding and -orris,
2&&2%
e. Penggunaan )akt(r pertumbu"an t(pikal
:ungsi normal faktor pertumbuhan adalah untuk menarik bermacam
tipe sel ke daerah luka, menstimulasi proliferasi selular, memacu
angiogenesis, serta mengatur sintesis dan degradasi matriks
ekstraseluler. enggunaan faktor pertumbuhan secara topikal belum
memiliki hasil dramatis seperti yang diaharapkan sebelumnya. Hal ini
tidak menge*utkan mengingat proses penyembuhan luka sangatlah
kompleks. .ampai saat ini hanya platelet derived growth factor yang
telah dii*inkan penggunaannya untuk mengobati ulkus kaki yang tidak
terinfeksi samai dengan ukuran " cm
2
pada penderita kaki diabetik
$becaplermin, RegraneA%. enelitian telah menun*ukkan bah,a platelet
derived growth factor *uga memiliki manfaat dalam mengobati ulkus
dekubitus. -eski belum berlisensi, granulocyte colony stimulating
factor telah diteliti bermanfaat dalam mengobati ulkus kaki yang
terinfeksi pada pasien diabetes, mempercepat penyembuhan selulitis
serta menurunkan kebutuhan penggunaan antibiotik. .elain itu,
fibroblast growth factor dinilai dapat mengobati ulkus decubitus dan
epidermal growth factor dapat digunakan pada ulkus 4ena di kaki. 1i
masa yang akan datang faktor pertumbuhan dapat diberikan secara
bertahap, dalam kombinasi, atau pada inter4al ,aktu tertentu agar
semakin mendekati proses penyembuhan luka yang normal. Keragaman
faktor pertumbuhan dan *enis luka kronis menun*ukkan bah,a faktor#
faktor tersebut memiliki potensi sebagai pengobatan baru *ika
kebutuhan indi4idual pasien dapat dikenali.
13
). Penanganan )akt(r l(kal *an sistemik !ang *apat meng"ambat
pen!embu"an luka
-isalnya gangguan 4askular, edema, diabetes, malnutrisi, tekanan
lokal, dan gra4itasi.
g. Penggunaan ,a+uum Assiste* Cl(sure -,AC.
C=6 adalah suatu pendekatan nonin4asi4e yang bertu*uan membantu
penutupan luka melalui pemberian secara topical tekanan subatmosferik
atau tekanan negatif ke permukaan luka. -ekanisme ker*anya adalah
mengurangi eksudat, merangsang angiogenesis, mengurangi kolonisasi
bakteri dan menngkatkan pembentukan *aringan granulasi. Keuntungan
menggunakan C=6 adalah kita dapat menutup luka dengan lebih cepat,
bahkan pada luka yang kecil dapat epitelisasi sendiri. $Harding and
-orris, 2&&2%
1!
&A/A0 PU1/AKA
+roderick, <ancy. 2&&@. ?nderstanding 6hrinic Bound Healing. 3he <urse
ractitioner. Col 3!, <o.1&
1udley H=:, 8ckersley 0R3, et al. 2&&&. Pedoman !indaan "edi dan #edah.
0akarta : 8>6
1a4id L1. 2&&!. $thicon% Wound Closure "anual. -innesota: 8thicon inc. pp: (#
7.
1iegelmann R: and 84ans -6. 2&&!. Bound healing : an o4er4ie, of acute,
fibrotic and delayed healing. &ront in #iosci. @:273#@.
Harding, K>/ -orris, > K patel. 2&&2. .cience, medicine, and the future Healing
chronic ,ounds. +-0 Col 32!
0ulia .. >arner. 2&&&. 'uideline &or Prevention of (urgical Wound Infections
)ospital Infections Program Centers for Infectious Diseases Center for
Disease Control*
http://wonder.cdc.gov/wonder/prevguid/p0000420/p0000420.asp
#head004000000000000 $ diakses 1) -ei 2&11%
Libby .,ope Biersema. 2&11. List of (urgical Wound Classifications Last*
http:99,,,.li4estrong.com9article922&3!"#list#of#surgical#,ound#
classifications9, List of .urgical Bound 6lassifications $ diakses 1) -ei
2&11%
-acKay 1 and -iller =L. 2&&3. <utritional support for ,ound healing. Alt med
rev* 7$!%: 3(&#1.
-allefet and 1,eck =.6. 2&&7. -echanisms in4ol4ed in ,ound healing.
#iomed (cient. (&@#1".
-angram =0, Horan 36, et al. 1@@@. 'uideline for prevention of surgical site
infection. 5nfect 6ontrol Hosp 8pidemiol 1@@@/2&:2!)#7&.
www.medscape.com/viewarticle/414393_4 $ diakses 1) -ei 2&11%
-etcalfe, =nthony 1 and :erguson, -ark B.0. 3issue engineering of replacement
skin: the crossroads of biomaterials, ,ound healing, embryonic
de4elopment, stemcells and regeneration. +* ,* (oc* Interface 2&&) !, !13#
!3)
-onaco 0L and La,rence B3. 2&&3. =cute ,ound healing: an o4er4ie,. Clin
Plastic (urg. 3&: 1#12.
1"
.amper >imene;. 2&&). -rbital Penetrating Wound #y A #ull )orn, =rch .oc
8. Dftamol 2&&)/ 72: (!"#(!7.
www*oftalmo*com.seo.archivos.ma/uetas.0.***D1&A***.articulo*pdf*
$diakses 1) -ei 2&11%
.ch,art; +: and <eumeister -. 2&&(. 3he mechanics of ,ound healing. 5n
&uture Direction in (urgery. .outhern 5llinois. pp: )7#@.
.*amsuhida*at, R and 0ong, B 1. 1@@). #uu A2ar Ilmu #edah, 8disi Re4isi.
0akarta : 8>6. 3: )2#71.
.ud*atmiko, >entur. 2&1&. Petun2u Pratis Ilmu #edah Plasti ,eonstrusi.
0akarta : Eayasan Khasanah Keba*ikan.
1(

Anda mungkin juga menyukai