= 11479,2 mg
= 11,4792 gram 11,5 gram
Tragakan =
= 12 gram
Sorbitol =
= 40 gram
PVP =
= 4 gram
Na-Benzoat =
= 0,4 gram
Orange Essence =
= 0,2 gram
Sunset Yellow =
= 0,8 gram
Bobot Teoritis = (12 + 40 + 4 + 0,4 + 0,2 + 0,8 + 11,5) gram
= 68,9 gram
Bobot yang didapat = 63,87 gram
Faktor Koreksi Air =
=
= 370,7983
Bobot yang diserahkan =
=
= 10,3350
Bobot untuk Rekonstitusi =
=
= 53,5350
13
Air untuk Rekonstitusi = Faktor Koreksi Air 60 mL
= 370,7983 60 mL
= 310,7983 mL
2. Formula Non-Granulasi
Amoksisilin Trihidrat =
=
= 11479,2 mg
= 11,4792 gram 11,5 gram
Tragakan =
= 12 gram
Sorbitol =
= 40 gram
Na-Benzoat =
= 0,4 gram
Orange Essence =
= 0,2 gram
Sunset Yellow =
= 0,8 gram
Bobot Teoritis = (12 + 40 + 0,4 + 0,2 + 0,8 + 11,5) gram
= 64,9 gram
Bobot yang didapat = 64,7 gram
Faktor Koreksi Air =
=
= 398,7673
Bobot yang diserahkan =
=
= 9,7350
Bobot untuk Rekonstitusi =
=
= 54,9650
14
Air untuk Rekonstitusi = Faktor Koreksi Air 60 mL
= 398,7673 60 mL
= 338,7673 mL
B. Penimbangan
Komposisi Formula Granulasi Formula Non-Granulasi
Amoksisilin Trihidrat 125 mg/5 mL 125 mg/5 mL
Tragakan 3% 3%
Sorbitol 10% 10%
PVP 1% -
Na-Benzoat 0,1% 0,1%
Orange Essence 0,05% 0,05%
Sunset Yellow 0,2% 0,2%
Etanol q.s -
Aquadest ad 400 mL ad 400 mL
VIII. Pembuatan
A. Formula Granulasi
1. Siapkan alat dan timbang bahan.
2. Timbang bahan-bahan yang diperlukan.
3. Kalibrasi botol sebanyak 60 mL.
4. Amoksisilin Trihidrat digerus di dalam lumpang, gerus ad halus.
5. Tambahkan tragakan, sorbitol, PVP, orange essence, Na-Benzoat, dan Sunset
Yellow ke dalam amoksisilin, diaduk ad homogen atau tercampur.
6. Tambahkan etanol setetes demi tetes sambil dikepal hingga membentuk massa
yang kompak pada campuran tersebut.
7. Massa tersebut diayak dengan pengayak nomor 12, lalu dikeringkan di
oven/udara terbuka. Kemudian diayak lagi dengan pengayak nomor 14.
8. Serbuk yang didapat, ditimbang, dan dipisahkan serbuk untuk dikemas.
9. Serbuk yang untuk dikemas, dimasukkan ke dalam botol coklat 60 mL yang
sudah dikalibrasi.
10. Sisa serbuk digunakan untuk evaluasi.
15
11. Setelah direkonstitusi, lakukan evaluasi uji sedimentasi, waktu rekonstitusi,
dan viskositas.
B. Formula Non-Granulasi
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Timbang bahan-bahan yang diperlukan.
3. Kalibrasi botol sebanyak 60 mL.
4. Amoksisilin Trihidrat digerus di dalam lumpang, gerus ad homogen.
5. Tambahkan tragakan, sorbitol, Na-Benzoat ke dalam lumpang tersebut.
6. Sunset Yellow diteteskan ke dalam campuran tersebut, kemudian ditambahkan
Orange Essence, campuran dicampur ad tercampur/homogen.
7. Timbang serbuk untuk diserahkan, lalu dimasukkan ke dalam botol, dan
kemas.
8. Sisa serbuk digunakan untuk uji evaluasi sifat alir, uji sedimentasi, waktu
rekonstitusi
IX. Evaluasi
A. Sifat Alir
1. Cara Langsung
a. Ditimbang 25 gram, lalu ditempatkan pada corong dalam keadaan
tertutup.
b. Lalu buka tutup, biarkan granul mengalir, lalu hitung waktu yang
dibutuhkan untuk mengalir dengan stopwatch (g/det).
Syarat : Pustaka : Aulton 2
nd
hal. 207
Kec. Mengalir (g/s) Aliran
> 10 Free Flowing
4-10 Easy Flowing
1,6-4 Cohesive
<1,6 Very Cohesive
16
2. Cara Tidak Langsung
Sama seperti cara langsung hanya granul yang telah keluar dari corong
ditampung di atas kertas millimeter block, lalu hitung luas diameter dan
tinggi granul. Hitung sudut istirahat dengan persamaan :
Keterangan : r : jari-jari bidang datar kerucut
h : tinggi kerucut
: sudut baring
Syarat : Pustaka : Aulton 2
nd
hal. 134
Sudut diam Keterangan
< 25
o
Sangat baik
25
o
-30
o
Baik
30
o
-40
o
Cukup
>40
o
Buruk
Formula Granulasi
Bobot
(gram)
Waktu
(detik)
Tinggi
(cm)
Jari-jari
(cm)
Kecepatan Alir
(g/detik)
25 3,15 1,5 4,05 20,32 7,94
25 3,16 1,55 4,05 20,94 7,91
25 3,09 1,6 4,05 22,17 8,09
Kecepatan alir rata-rata =
= 7,98 g/detik
Kesimpulan : Sifat alirnya free flowing
17
Formula Non-Granulasi
Bobot
(gram)
Waktu
(detik)
Tinggi
(cm)
Jari-jari
(cm)
Kecepatan Alir
(g/detik)
25 3,32 1,75 4,15 22,86 7,53
25 5,50 1,75 4,05 23,37 4,55
25 2,75 1,60 4,20 20,85 9,09
Kecepatan alir rata-rata =
= 7,06 g/detik
Kesimpulan : Sifat alirnya free flowing
rata-rata :
Granulasi =
= 21,14
Tanpa Granulasi =
= 22,36
Kesimpulan : sifat alir serbuk dengan granulasi secara tidak langsung adalah
sangat baik, dan sifat alir serbuk non-granulasi secara tidak
langsung adalah sangat baik.
18
B. Ukuran Partikel (Metode Ayakan)
Pustaka : Ansel, Howard D (1989 ; 203)
Cara : Serbuk/granul dimasukkan ke dalam ayakan selama 10 menit,
kemudian bobot yang tertinggal di tiap nomor mesh ditimbang.
Formula Granulasi
Nomor Mash Bobot Granul (gram)
20 4,2
20/40 15,1
40/80 18,3
80/100 4,0
100/120 2,3
120 5,8
No.
Mash
Diameter
rata-rata
(m)
Bobot
(gram)
% Bobot :
(
% Bobot x
diameter
20 > 850 4,2
(
) =
8,45%
8,45 x 850 =
7182,5
20/40
15,1
(
) =
30,38%
30,38 x 637,5 =
19367,25
40/80
18,3
(
) =
36,82%
36,82 x 302,5 =
11138,05
80/100
4,0
(
) =
8,05%
8,05 x 165 =
1328,25
100/12
0
2,3
(
) =
4,63%
4,63 x 137,5 =
636,625
19
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 200 400 600 800 1000
%
B
o
b
o
t
Diameter rata-rata
Formula Granulasi
120 < 125 5,8
(
) =
11,67%
11,67 x 125 =
1458,75
Total 49,7 100% 41111,425
Diameter rata-rata partikel (dengan granulasi) :
d
av
=
= 411,1143 m
Formula Non-Granulasi
No.
Mash
Diameter
rata-rata
(m)
Bobot
(gram)
% Bobot :
(
% Bobot x
diameter
20 > 850 0,1
(
) =
0,23%
0,23 x 850 = 195,5
Nomor Mash Bobot Granul (gram)
20 0,1
20/40 0,9
40/80 16,3
80/100 5,2
100/120 3,7
120 18,0
20
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 200 400 600 800 1000
%
B
o
b
o
t
Diameter rata-rata
Formula Non-Granulasi
20/40
0,9
(
) =
2,04%
2,04 x 637,5 =
1300,5
40/80
16,3
(
) =
36,88%
36,88 x 302,5 =
11156,2
80/100
5,2
(
) =
11,76%
11,76 x 165 =
1940,4
100/12
0
3,7
(
) =
8,37%
8,37 x 137,5 =
1150,875
120 < 125 18,0
(
) =
40,72%
40,72 x 125 = 5090
Total 44,2 100% 20833,475
Diameter rata-rata partikel (non granulasi) :
d
av
=
= 208,3348 m
21
C. Waktu Rekonstitusi
Cara : 25 gram suspensi rekonstitusi (kering), disuspensikan dan catat waktu
rekonstritusinya
Formula Granulasi Formula Non Granulasi
381,16 detik 124,09 detik
D. Viskositas dan Sifat Alir
Alat : Viskometer Brookfield tipe LV
KV Viskometer Brookfield tipe LV = 673,7 dyne.cm
RPM :
putaran
t (waktu) = detik
viskositas = (cps) = kv
(
= skala x faktor
Cara :
1. Suspensi yang sudah direkonstitusi dimasukkan ke dalam gelas tinggi untuk
uji viskositas.
2. Tentukan ukuran spindel dan dipasang.
3. Spindel dicelupkan sampai batas.
4. Tentukan RPM, uji viskositasnya.
5. Catat skala dan hitung viskositasnya.
Formula Granulasi
No.
Spindel
RPM Skala Faktor
Viskositas () =
Skala x Faktor
(cPs)
Gaya (F) =
Skala x KV
(dyne /cm)
2 1,5 20 200 4000 13474
2 3 28 100 2800 18863,6
2 6 40 50 2000 26948
2 3 25 100 2500 16842,5
2 1,5 18 200 3600 12126,6
22
Perhitungan :
1. = skala x faktor
= 20 x 200
= 4000 cPs
F = skala x KV
= 20 x 673,7 dyne/cm
= 13474 dyne/cm
2. = skala x faktor
= 28 x 100
= 2800 cPs
F = skala x KV
= 28 x 673,7 dyne/cm
= 18863,6 dyne/cm
3. = skala x faktor
= 40 x 50
= 2000 cPs
F = skala x KV
= 40 x 673,7 dyne/cm
= 26948 dyne/cm
4. = skala x faktor
= 25 x 100
= 2500 cPs
F = skala x KV
= 25 x 673,7 dyne/cm
= 16842,5 dyne/cm
5. = skala x faktor
= 18 x 200
= 3600 cPs
F = skala x KV
= 18 x 673,7 dyne/cm
= 12126,6 dyne/cm
23
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
R
P
M
Gaya (F) (dyne/cm)
Formula Granulasi
Formula Non-Granulasi
No.
Spindel
RPM Skala Faktor
Viskositas () =
Skala x Faktor
(cPs)
Gaya (F) =
Skala x KV
(dyne /cm)
2 0,6 29 500 14500 19537,3
2 1,5 44 200 8800 29642,8
2 3 53 100 5300 35706,1
2 1,5 43,5 200 8700 29305,95
2 0,6 27,5 500 13750 18526,75
Perhitungan :
1. = skala x faktor
= 29 x 500
= 14500 cPs
F = skala x KV
= 29 x 673,7 dyne/cm
= 19537,3 dyne/cm
2. = skala x faktor
= 44 x 200
= 8800 cPs
F = skala x KV
= 44 x 673,7 dyne/cm
24
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
R
P
M
Gaya (F) (dyne/cm)
Formula Non-Granulasi
= 29642,8 dyne/cm
3. = skala x faktor
= 53 x 100
= 5300 cPs
F = skala x KV
= 53 x 673,7 dyne/cm
= 35706,1 dyne/cm
4. = skala x faktor
= 43,5 x 200
= 8700 cPs
F = skala x KV
= 43,5 x 673,7 dyne/cm
= 29305,95 dyne/cm
5. = skala x faktor
= 27,5 x 500
= 13750 cPs
F = skala x KV
= 27,5 x 673,7 dyne/cm
= 18526,75 dyne/cm
25
E. Uji Sedimentasi
Pustaka : Lachman (1994 ; 492)
Cara :
1. Masukkan sediaan suspensi ke dalam tabung sedimentasi.
2. amati volume sedimentasi pada hari ke-0 sampai hari ke-4.
3. hitung derajat sedimentasi (F).
F
Keterangan :
Vu = Volume sedimentasi (ml)
Vo = Volume awal (ml)
Pengamatan Formula Granulasi Formula Non-Granulasi
30 menit Vo 50 50
Vu 50 50
F 1 1
60 menit Vo 50 50
Vu 50 50
F 1 1
90 menit Vo 50 50
Vu 50 50
F 1 1
Hari ke-2 Vo 50 50
Vu 50 50
F 1 1
Hari ke-3 Vo 49 49
Vu 48 48
F 0,98 0,98
Hari ke-4 Vo 49 49
Vu 48 47
F 0,98 0,96
26
Hari ke-5 Vo 49 48
Vu 48 46
F 0,98 0,96
X. Pembahasan
A. Pada percobaan ini, Amoksisilin Trihidrat dibuat sediaan suspensi rekonstitusi
karena merupakan antibiotika yang tidak stabil dalam air jika disimpan dalam
periode yang cukup lama, sehingga dibuat sediaan kering agar tidak terurai oleh
air menjadi lebih stabil.
B. Suspending agent yang digunakan adalah Tragakan. Suspending agent digunakan
untuk membantu terdispersinya partikel padat dalam cairan dan meningkatkan
kestabilan dari suspensi.
C. Sorbitol digunakan sebagai pembasah untuk membasahi zat aktif yang bersifat
hidrofob sehingga dapat mudah terdispersi dengan penambahan suspending
agent, selain itu sorbitol dapat juga bersifat sebagai pemanis.
D. PVP digunakan untuk mengikat serbuk menjadi masa granul yang kompak, tetapi
penggunaan PVP yang terlalu banyak akan menyebabkan granul susah
direkonstitusi karena partikel terikat amat kuat.
E. Pada pembuatan suspensi rekonstitusi ini dengan menggunakan metode granulasi
dan non granulasi. Dengan menggunakan metode ini agar sediaan memiliki
penampilan yang baik, memiliki sifat aliran yang lebih baik, dan tidak terjadi
pemisahan.
F. Pada Formula Granulasi didapat sudut diam sangat baik dan kecepatan alir yang
free flowing. Pada Formula Non-Granulasi didapat sudut diam sangat baik dan
kecepatan alir yang free flowing. Pada kedua formula tersebut didapat kecepatan
alir yang free flowing.
G. Pada uji evaluasi waktu rekonstitusi formula yang granulasi lebih cepat
direkonstitusi, sedangkan formula yang tidak digranulasi membutuhkan waktu
rekonstitusi yang lebih lama. Seharusnya waktu rekontitusi formula yang tidak
digranulasi lebih cepat dibandingkan dengan formula yang digranulasi, karena
luas permukaan formula yang digranulasi lebih sempit dengan adanya PVP
sebagai pengikat.
27
H. Evaluasi ukuran partikel tujuannya untuk menguji keseragaman bobot serta dosis
dalam sediaan. Pada kedua formula yang diuji didapat hasil yang tidak seragam
ukuran partikelnya. Hal tersebut dapat menyebabkan ketidakseragaman dosis
ketika dikonsumsi.
I. Formula Granulasi dan Formula Non-Granulasi adalah sediaan suspensi yang
cukup kental, sehingga pada uji evaluasi digunakan Viskometer Brookfield tipe
LV dengan KV sebesar 673,7 dyne/cm.
F. Dari hasil rheogram untuk Formula Granulasi dan Formula Non-Granulasi
diperoleh kurva yang menunjukkan sifat alir thiksotropik pseudoplastis. Dimana
hal tersebut sesuai dengan karakteristik bahan serta bentuk sediaan suspensi yang
direkonstitusi. Suspending agent yang digunakan adalah tragakan yang memiliki
sifat alir pseudoplastis, sehingga sediaan suspensi yang sudah direkonstitusi
memiliki sifat alir pseudoplastis juga yang ditandai dengan menurunnya
kekentalan jika diberi peningkatan gaya. Selain itu juga menunjukkan sifat alir
thiksotropik dimana sediaan memiliki konsistensi tinggi dalam wadah, namun
dapat dituang dan disebar dengan mudah. Dalam hal ini, suspensi thiksotropik
tidak akan mengendap dengan cepat dalam wadahnya, menjadi lebih cair bila
dikocok, dan akan tersuspensi cukup lama selama ia akan digunakan. Akhirnya
suspensi tersebut memperoleh kembali konsistensinya (kembali mengental)
dengan cepat oleh pendiaman waktu sehingga partikel tetap berada dalam keadaan
tersuspensi.
G. Pada Formula Granulasi lebih stabil dibanding Formula Non-Granulasi karena
memiliki derajat sedimentasi yang mendekati 1 dan lebih besar bila dibandingkan
dengan formula suspensi rekonstitusi non-granulasi.
XI. Rancangan Kemasan
Rancangan kemasan terlampir pada halaman 30-31.
XII. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Sifat alir
a. Formula Granulasi
Kecepatan alir = Free Flowing
Sudut baring = Sangat Baik
28
b. Formula Non-Granulasi
Kecepatan alir = Free Flowing
Sudut baring = Sangat baik
2. Waktu Rekonstitusi
Untuk Formula Granulasi = 381,16 detik
Untuk Formula Non-Granulasi = 124,09 detik
3. Ukuran Partikel
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, kedua formula yang diuji menunjukkan
ukuran partikel yang tidak seragam.
4. Volume Sedimentasi
a. Formula Granulasi : tidak stabil (F = 0,98)
b. Formula Non-Granulasi : tidak stabil (F = 0,96)
c. Formula Granulasi lebih stabil dari Formula Non-Granulasi
B. Saran
1. Sebaiknya sediaan digerus dengan lebih baik agar ukuran partikel yang
didapat lebih seragam dan baik, sehingga lebih cepat saat direkonstitusi.
2. Untuk formula granulasi, sebaiknya dibentuk massa kompak dengan ukuran
partikel yang seragam.
3. Suspending agent yang digunakan (tragakan 3%) sebaiknya diturunkan
konsentrasinya agar sediaan tidak terlalu kental sehingga mudah untuk
dituang.
4. Zat pengawet yang digunakan sebaiknya menggunakan kadar yang sesuai
sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu dan tidak cepat rusak.
XIII. Daftar Pustaka
Howard, Ansel. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. edisi IV. Jakarta : UI-
Press
C. Sweetman, Sean. 2009. Martindale 36th The Complete Drug Reference. London :
Pharmaceutical Press
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. edisi III.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. edisi IV.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
29
Evory, Gerald K, 2010. American Hospital Formulary Service. Drug Information.
USA: America Society of Hospital Pharmacist
Lachman, L, Liberman, H.A. dan Kang, J.L 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri
edisi ketiga, Alih Bahasa: Suyatmi. Jakarta: UI-Press
Lieberman, H.A. 1989. Pharmaceutical Dossage Disperse System. New York :
Marcell Dekker. Inc.
M., Aulton. 1990. Pharmaceutical Dosage Form tablet 2
nd
Reynolds, J. E. F. 1982. Martindale: The Extra Pharmacopia. 28th ed. London : The
Pharmaceutical Press
Wade, Ainley dan Paul J. Weller. 1982. Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th
Edition. London : The Pharmaceutical Press