Anda di halaman 1dari 15

Tuesday, 8 December 2009

FOTOTROPISME
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FOTOTROPISME

(1507100052)
Program Studi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2009

ABSTRAK


Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Factor yang
mempengaruhi garak fototropisme adalah hormon auksin yang sensitive terhadap arah
datangnya cahaya. Praktikum ini dilakukan di laboratorium botani kampus Biologi ITS.
Praktikum dimulai satu minggu sebelum pengamatan dengan menggunakan dua jenis biji
tanaman, yaitu biji kacang kedelai (Soya max) dan kacang hijau ( Phaseolus radiatus). Biji
dikecambahkan pada tiga jenis tempat, tempat gelap dan tertutup total, tertutup sebagian dan
terbuka sebagai control. Setelah satu minggu didapatkan tanaman pada tempat tertutup
memiliki batang yang tinggi, daun yang pucat. Tanaman di tempat tertutup sebagian yang
batangnya membelok ke arah lubang yang terkena cahaya dan tanaman yang dibiarkan
terbuka memiliki daun yang hijau.

Kata kunci: fototropisme, Phaseolus radiatus, cahaya






PENDAHULUAN
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tidak dapat berpindah tempat secara aktiv.
Pergerakan tanaman hanya dilakukan oleh sebagian organ-organnya saja. Pergerakan ini
dipengaruhi oleh factor rangsangan dari luar seperti cahaya, sentuhan dan gravitasi bumi juga
dari dalam bagian tumbuhan sendiri seperti pergerakan sitoplasma sel. Fototropisme adalah
gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Gerak bagian tumbuhan yang menuju
kearah cahaya disebut fototropisme positif. Misalnya gerak ujung batang tumbuhan yang
membelok ke arah datangnya cahaya (Anonim,2009). Pada banyak spesies dapat diketahui
bahwa tanaman dapat mengatur pemunculan daunnya secara aktif menuju arah datangnya
cahaya. Fenomena inilah yang disebut dengan fototropisme(Kahlen,2009). Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui arahperkecambahan biji karena pengaruh cahaya.



TINJAUAN PUSTAKA

Gerak Pada Tumbuhan

A.Gerak Etionom
Gerak etionom merupakan reaksi gerak
tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan
antara arah respon gerakan dengan asal
rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan
menjadi gerak taksis, tropisme, dan nasti.
Jika yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan
maka disebut gerak tropisme. Jika yang
bergerak seluruh bagian tumbuhan maka disebut
gerak taksis. Jika gerakan itu tidak
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan
disebut gerak nasti.
1.Tropisme
Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang
arah geraknya dipengaruhi arah datangnya
rangsangan. Bagian yang bergerak itu misalnya
cabang , daun, kuncup bunga atau sulur. Gerak
tropisme dapat dibedakan menjadi tropisme
positif apabila gerak itu menuju sumber
rangsang dan tropisme negatif apabila gerak
itu menjauhi sumber rangsang. Ditinjau dari
macam sumber rangsangannya, tropisme dapat
dibedakan lagi menjadi fototropisme,
geotropism, hidrotropisme, kemotropisme, dan
tigmotropisme.
a. Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan
karena rangsangan cahaya. Gerak bagian
tumbuhan yang menuju kearah cahaya disebut
fototropisme positif. Misalnya gerak ujung
batang tumbuhan yang membelok kea rah
datangnya cahaya.
b. Geotropisme
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan
karena pengaruh gravitasi bumi (geo = bumi).
Jika arah geraknya menuju rangsang disebut
geotropisme positif, misalnya gerakan akar
menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi
rangsang disebut geotropisme negatif,
misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
c. Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan
karena rangsangan air (hidro = air). Jika
gerakan itu mendekati air maka disebut
hidrotropisme positif. Misalnya, akar tanaman
tumbuh bergerk menuju tempat yang banyak
airnya ditanah. Jika tanaman tumbuh menjauhi
air disebut hidrotropisme negatif. Misal,
gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh keatas
air.
d. Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan
karena rangsangan zat kimia. Jika gerakannya
mendekati zat kimia tertentu disebut
kemotropisme positif. Misalnya, gerak akar
menuju zat didalam tanah. Jika gerakannya
menjauhi zat kimia tertentu disebut
kemotropisme negatif, contohnya gerak akar
menjauhi racun.
e. Tigmotropisme
Gerak bagian tumbuhan karena adanya
rangsangan sentuhan satu sisi atau
persinggungan disebut trigmotropisme. Gerakan
ini tampak jelas pada gerak membelit ujung
batang ataupun ujung sulur dari Cucurbitaceae
dan Passiflora. Contoh tanaman yang bersulur
adalah ercis, anggur, markisa, semangka, dan
mentimun.
2.Nasti
Nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan, tetapi ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri.
a. Fotonasti
Fotonasti gerak nasty yang disebabkan oleh rangsangan cahaya. Misal, gerakan mekarnya
bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) di sore hari.
b. Niktinasi
Niktinasi (nyktos = malam) merupakan gerak
nasty yang disebabkan oleh suasana gelap, sehingga disebut juga gerak tidur. Misalnya,
pada malam hari daun-daun tumbuhan Leguminosae
atau polong-polongan seperti bunga merak
(Caesalpinia pulcherrima) dan daun kupu-kupu
(Bauhinia purpurea) akan menutup dan akan membuka
keesokan harinya ketika matahari terbit.
c. Tigmonasti atau Seismonasti
Tigmonasti / seismonasti adalh gerakan
nasty yang disebabkan oleh rangsang sentuhan
atau getaran. Contoh gerak menutupnya daun
sikejut atau putrid malu (Mimosa pudica), jika
disentuh. Jika hanya satu anak daun dirangsang
dengan sentuhan, rangsangan itu diteruskan ke
seluruh tumbuhan sehingga anak daun lain ikut
mengatup.
d. Termonasti
Termonasti merupakan gerak nasti yang
disebabkan oleh rangsan suhu, seperti mekarnya
bunga tulip dan crocus. Bunga-bunga tersebut
mekar jika mendadak mengalami kenaikan
temperature, dan akan menutup kembali bila
temperatur menurun.
e. Haptonasi
Haptonasi merupakan gerak nasti yang
terjadi pada tumbuhan insektivora yang
disebabkan oleh sentuhan serangga. Daun pada
tumbuhan insektivora misalnya Dionaea,
sejenis tumbuhan perangkap lalat (Venuss flytrap)
sangat sensitif terhadap sentuhan. Bila ada
serangga yang menyentuh bagian dalam daun,
daun akan segera menutup sehingga serangga
akan terperangkap di antara kedua belhan daun.
f. Nasti Kompleks
Nasti komoleks merupakan gerak nasti yang
disebabkan oleh beberapa factor sekaligus,
seperti karbondioksida, pH, temperature, dan
kadar kalsium. Contohnya gerak membuka dan
menutupnya stomata pada daun.
3.Taksis
Taksis adalah gerak seluruh tubuh atau
bagian dari tubuh tumbuhan yang berpindah
tempat dan arah perpindahannya dipengaruhi
rangsangan. Gerakan yang arahnya mendekati
sumber rangsangan disebut sebagai taksis
positif dan yang menjauhi sumber rangsangan
disebut taksis negatif. Sedangkan macam atau
sumber rangsangan taksis meliputi cahaya, zat
kimia, dan rangsang listrik.
Bila rangsangan berupa zat kimia, gerak
yang timbul disebut kemotaksis. Contohnya
gerak gamet jantan berflagela (spermatozoid)
yang dihasilkan oleh anteridium lumut kearah
gamet betina (sel telur) di dalam arkegonium.Bila rangsangan berupa cahaya disebut
fototaksis, rangsangan listrik disebut galvanotaksis.Fototaksis dan galvanotaksis biasanya
terjadi pada organism tingkat rendah.
(Anonim,2009)

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dan Pertumbuhan Tumbuhan
Banyak faktor alasan atau penyebab yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
tumbuh-tumbuhan, tanaman, pohon, dll. Apabila faktor tersebut kebutuhannya tidak
terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi / dorman yaitu berhenti
melakukan aktifitas hidup. Faktor pengaruh tersebut yakni :
1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi
dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22
derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari
batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti

2. Faktor Kelembaban
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan.
Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan
air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel
yang lebih cepat.
3. Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis
(khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman
itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah,
justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan.
4. Faktor Hormon
Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin
untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan
sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang (Anonim,2009).
METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah biji kacang kedelai (Soya max)
dan kacang hijau ( Phaseolus radiatus), air, plastic kresek hitam, alumunium foil, kapas, botol
Nescafe, dan baskom kecil (untuk merendam biji).
Biji kacang kedelai dan kacang hijau dipilih yang baik dengan merendamnya di dalam air
selama 1 jam. Biji yang tenggelam merupakan biji yang baik dan yang akan digunakan pada
praktikum ini. Disiapkan 6 buah botol Nescafe yang bersih dan dialasi bawahnya dengan
kapas dan dibasahi dengan air secukupnya. Masing-masing biji dimasukkan tiga botol dengan
ketentuan: Gelas I ditutup semua denga menggunakan kresek hitam agar tidak terkena cahaya
sama sekali. GelasII ditutup namun diberi lubang yang memungkinkan cahaya masuk sedikit
pada pinggir botol. Gelas III dibiarkan terbuka sebagai control. Masing-masing gelas diisi
dengan biji sebanyak 10 biji pilihan dan bagian atas ditutup dengan menggunakan alumunium
foil. Setelah satu minggu tumbuhan diamati perbedaan tiap perlakuan.

PEMBAHASAN
Percobaan fototropisme ini bertujuan untuk mengetahui arah perkecambahan biji karena
pengaruh cahaya. Biji yang digunakan pada percobaan ini adalah biji kacang kedelai (Soya
max) dan kacang hijau ( Phaseolus radiatus). Kedua jenis biji ini tergolong biji bertipe dikotil.
Perlakuan dimulai dengan merendam biji selama 1 jam di dalam air. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan biji yang baik yang dicirikan dengan adanya biji yang tenggelam. Selain itu
perendaman biji bertujuan juga untuk mengakhiri masa dormansi biji dengan masuknya air ke
dalam biji. Kehadiran air di dalam sel ini mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal.
Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin dan auksin meningkat.
Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel di bagian yang aktif melakukan
mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besar dan kulit
atau cangkang biji terdesak dari dalam, yang pada akhirnya pecah. Pada tahap ini diperlukan
prasyarat bahwa cangkang biji cukup lunak bagi embrio untuk dipecah (Anonim,2009).
Selanjutnya biji diletakkan pada gelas yang diberi kapas basah yang pada bagian dasarnya.
Pemberian air dalam kapas bertujuan untuk memberi tempat lembab pada biji. Kadar air
dalam lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat
yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih
mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang
lebih cepat (Anonim,2009).
Namun, kadar air yang berlebihan pada kapas juga tidak baik pada pertumbuhan biji. Hal ini
dikarenakan jika biji terlalu banyak terendam air maka jumlah oksigen yang dapat dijangkau
biji akan semakin sedikit. Oksigen yang cukup diperlukan biji untuk berkecambah. Selain itu
banyaknya air akan meningkatkan kemungkinan tumbuhnya mikroorganisme lain yang tidak
diinginkan seperti jamur, bakteri dan lainnya. Selanjutnya gelas I ditutup dengan
menggunakan kresek hitam secara keseluruhan dimaksudkan agar tidak ada cahaya yang
masuk ke dalam botol yang akan berpengaruh terhadap proses perkecambahan dan
pertumbuhan biji. Gelas II ditutup dengan kresek hitam juga namun diberi sedikit lubang
yang memungkinkan masuknya cahaya walaupun sedikit. Sedangkan gelas III dibiarkan
sebagai kontrol, yaitu masuknya cahaya yang optimal untuk proses pertumbuhan. Semua
toples ditutup dengan alumunium foil untuk mencegah terjadinya penguapan air sehingga
kondisi kapas tetap lembab. Selain itu juga untuk menutup kemungkinan masuknya cahaya.
Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah munculnya radikel
menembus kulit benih.
Para agronomis menyatakan bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya
struktur penting embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk
menghasilkan kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum.
Morfologi Kecambah
Melihat pada keberadaan kotiledon atau organ penyimpanan, perkecambahan dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.
Perkecambahan epigeal ditunjukkan oleh benih dari golongan kacang-kacangan dan pinus,
sedangkan perkecambahan hipogeal ditunjukkan oleh benih dari golongan koro-koroan, dan
rerumputan.
Perkecambahan Epigeal
Perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang menghasilkan kecambah dengan
kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah (Gambar 1). Dalam proses perkecambahan,
setelah radikel menembus kulit benih, hipokotil memanjang melengkung menembus ke atas
permukaan tanah. Setelah hipokotil menembus permukaan tanah, kemudian hipokotil
meluruskan diri dan dengan cara demikian kotiledon yang masih tertangkup tertarik ke atas
permukaan tanah juga. Kulit benih akan tertinggal di permukaan tanah, dan selanjutnya
kotiledon membuka dan daun pertama (plumula) muncul ke udara. Beberapa saat kemudian,
kotiledon meluruh dan jatuh ke tanah. Beberapa contoh benih dengan perkecambahan epigeal
adalah kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, dan lamtoro.
PERSYARATAN PERKECAMBAHAN BENIH
faktor internal : kemasakan benih
faktor eksternal. air, udara, suhu, dan cahaya.
Kemasakan benih
Makin tinggi tingkat kemasakannya persentase perkecambahannya juga makin tinggi
Persentase perkecambahan maksimum dicapai oleh benih yang telah masak fisiologis. Faktor
Eksternal:
1. Ketersediaan Air : (Kapasitas Lapang)
2. Udara (Oksigen dan CO2) : O2 udara normal (20%) baik untuk perkecambahan
3. Suhu lingkungan : berpengaruh pada proses metabolisme sel,
Sehingga berpengaruh pada perkecambahan
Istilah suhu kardinal: (suhu minimum, optimum, maksimum)
4. Cahaya : beberapa jenis perlu/tidak pertlu cahaya.
Contoh perlu cahaya : Alisma plantago
Bellis perrenis
Veronica arvensis
Tidak perlu cahaya : Mirabilis jalapa, Tulipa gesneriana, Gladiolus communis
Cahaya/tanpa: Sorghum helepense, Theobroma cacao, Datura stramomium

Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah perecambahan yang menghasilkan kecambah dengan
kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah. Dalam proses perkecambahan, plumula
dan radikel masing-masing menembus kulit benih. Radikel menuju ke bawah dilinungi oleh
koleoriza, dan plumula menuju ke atas dilindungi oleh koleoptil. Setelah kolepotil menembus
permukaan tanah dari bawah mencapai udara, lalu membuka dan plumula terbebas dari
lindungan koleoptil dan terus tumbuh dan berkembang, sedangkan koleotil sendiri berhenti
tumbuh (Gambar 2). Beberapa contoh benh dengan perkecambahan epigeal adalah padi,
jagung, dan sorgum.

Faktor Eksternal:
1. Ketersediaan Air : (Kapasitas Lapang)
2. Udara (Oksigen dan CO2) : O2 udara normal (20%) baik untuk perkecambahan
3. Suhu lingkungan : berpengaruh pada proses metabolisme sel,
Sehingga berpengaruh pada perkecambahan
Istilah suhu kardinal: (suhu minimum, optimum, maksimum)
4. Cahaya : beberapa jenis perlu/tidak pertlu cahaya.
Contoh perlu cahaya : Alisma plantago
Bellis perrenis
Veronica arvensis
Tidak perlu cahaya : Mirabilis jalapa, Tulipa gesneriana, Gladiolus communis
Cahaya/tanpa: Sorghum helepense, Theobroma cacao, Datura stramomium
5. Fitokrom: Suatu senyawa pigmen protein yang fotoreversibel (dapat berubah karena
perubahan cahaya) (Anonim,2009).

Setelah dibiarkan selama satu minggu didapatkan hampir semua biji kedelai tidak ada yang
tumbuh dan semua biji kacang hijau tumbuh. Biji kacang kedelai terlihat membusuk dan
terdapat belatung dan berbau tidak sedap. Hal ini dimungkinkan karena terlalu banyaknya
kadar air yang diberikan pada kapas sehingga keadaan air yang menggenang mengakibatkan
biji membusuk. Kahadiran mikroorganisme yang merusak biji juga dimungkinkan karena
tempatnya yang tidak steril.
Biji kacang kedelai yang dibedakan menjadi 3 kelompok memiliki perbedaan dalam hal
tinggi tanaman dan warna daun serta batang. Pada biji yang diletakkan pada gelas yang
tertutup warna daun terlihat sangat pucat. Sedangkan pada tanaman dengan sedikit lubang
warna daun sedikit lebih hijau kekuningan dan warna hijau ditemukan pada daun yang
diletakkan pada gelas yang tidak dituutp denga kresek. Hal ini berhbungan dengan pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan tanaman. Peran cahaya pada pertumbuhan tanaman adalah
sebagai berikut:
1. Cahaya merupakan Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
2. Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
3. Fotosintesis adalah sebagai sumber energi bagi reaksi cahaya, fotolisis air menghasilkan
daya asimilasi
4. Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton. Tidak semua radiasi matahari mampu
diserap tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang 400 s/d 700 nm.

5. Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan
transpirasi.
6. Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi, menaikkan suhu. (Anonim,2009)

Dari beberapa hal tersebutlah yang menyebabkan mengapa warna daun pada tanaman yang
diletakkan pada tempat yang tertutup berwarna pucat karena tidak dapat memproduksi
klorofil sebagai pigmen warna daun. Jika biji tumbuha tersebut dibiarkan tetap berada di
ruang gelap aia akan mati karena kehabisan nutrisi yang tidak dapat diproduksinya dengan
jalan fotosintesis. Sedangkan pertumbuhan kecambah tersebut mendapatkan nutrisi yang
berasal dari kotiledon. Jika kotiledon telah habis maka tidak ada lagi nutrisi yang digunakan
untuk tumbuh.
Sedangkan ditinjau dari arah bengkok batang tanaman, tanaman pada gelas yang diberi
lubang sebagian menunjukkan arah belok batang menuju lubang tersebut. Inilah yang disebut
dengan fototropisme. Yaitu gerak bagian tumbuhan yang menuju kearah cahaya dan ini
termasuk fototropisme positif. Pembelokan ini disebabkan juga oleh factor hormone auksin.
Auksin dapat mengatur pertumbuhan sel-sel tumbuhan, yang berinteraksi dengan senyawa-
senyawa tumbuhan lainnya. Hormon inilah yang kemudian mengontrol dan mengarahkan
bentuk akhir tumbuhan, atas ataupun bawah. auksin dapat mengatur pertumbuhan sel-sel
tumbuhan, yang berinteraksi dengan senyawa-senyawa tumbuhan lainnya. Hormon inilah
yang kemudian mengontrol dan mengarahkan bentuk akhir tumbuhan, atas ataupun bawah.
Di dalam tumbuhan yang sedang tumbuh, auksin dihasilkan pada ujung pertumbuhan,
meningkatkan elongasi sel-sel tumbuhan. Konsentrasi auksin lebih besar pada sisi batang
yang lebih gelap, sehingga sel-sel di bagian tersebut tumbuh lebih panjang dibandingkan sel-
sel yang terkena cahaya. Makanya, pepohonan membengkok ke arah cahaya.

Di dalam tumbuhan yang sedang tumbuh, auksin dihasilkan pada ujung pertumbuhan,
meningkatkan elongasi sel-sel tumbuhan. Konsentrasi auksin lebih besar pada sisi batang
yang lebih gelap, sehingga sel-sel di bagian tersebut tumbuh lebih panjang dibandingkan sel-
sel yang terkena cahaya. Makanya, biji yang berkecambah membengkok ke arah cahaya.


KESIMPULAN
Kesimpulan yang di dapat pada percobaan fototropisme ini adalah bahwa biji yang
berkecamabah batangnya akan membengkok karah datangnya cahaya. Biji yang berkecambah
pada ruang yang gelap cenderung memilki daun yang pucat dan batang yang lebih tinggi.
Sedangkan yang berkecambah pada ruang terbuka memiliki warna daun yang hijau dan
batang yang lebih pendek.


DAFTAR PUSTAKA
Kahlen.2009. Modeling leaf phototropism in a cucumber canopy.Germany
Pramono,Eko.2008. Perkecambahan benih. Universitam Lampung. Lampung
Anonim,2009.Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia.diakses pada
tanggal 21 Nopember 2009
























BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup (organisme) mampu menerima dan menanggapi rangsangan
yang disebut iritabilitas. Salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa gerak.
Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian
dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat
adanya pertumbuhan.
Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada tumbuhan, antara lain:
cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan tersebut, ada yang
menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak menentukan arah gerak tumbuhan.
Rangsangan yang menentukan arah gerak akan menyebabkan tumbuhan bergerak menuju
atau menjauhi sumber rangsangan. Pada tumbuhan, rangsangan disalurkan melalui benang
plasma (plasmodesmata) yang masuk ke dalam sel melalui celah antar sel (noktah) yang
terdapat pada dinding sel.
Tumbuhan bereaksi terhadap perubahan lingkungan dengan perwujudan yang tampak
antara lain pada pertumbuhannya. Respon terhadap perubahan lingkungan yang diwujudkan
sebagai pertumbuhan mengakibatkan bagian tertentu lebih cepat tumbuh dibandingkan yang
lainnya. Respon ini dapat menghasilkan gerak yang nyata walaupun umumnya lebih lambat
dari pada gerak nasti. Di antara gerak akibat tumbuh yang dikenal adalah gerak tropisme.
Arah gerak tumbuhan karena rangsang cahaya disebut fototropisme.

Fototropisme yang dilakukan tumbuhan inilah yang kemudian ingin dilihat dalam
percobaan ini. Percobaan kali ini menggunakan tumbuhan yang menggunakan median air dan
menempatkannya pada tempat yang mendapatkan rangsangan cahaya matahari. Kemudian
melihat gerak tumbuhan yang akan dipengaruhi oleh rangsangan cahaya yang berasal dari
berbagai arah. Kemudian akan dilihat gerak tumbuhan yang menjauhi atau mendekati arah
rangsangan yang ada. Fototropisme yang merupakan gerak tumbuhan akibat adanya
rangsangan cahaya oleh cahaya matahari inilah yang melatarbelakangi dilakukannya
percobaan kali ini.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui arah gerak
tumbuhan yang diletakkan di tempat yang gelap.
BAB II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu diadakan pada:
Hari/tanggal : Senin /14 Juni 2010 Sampai Senin/21 Juni 2010.
Waktu : Pukul 9.00 s.d. selesai.
Tempat : Laboratorium Tadris Biologi lantai II Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan
Lampung.
B. Alat dan Bahan
Adapun dalam praktikum ini menggunakan alat berupa karet gelang, koran bekas,
plastik dan bahan yang digunakan berupa biji jagung.
C. Cara Kerja
1. Membuat media untuk meletakkan biji jagung dengan cara 2 lembar koran yang sudah
dibasahi diletakkan diatas plastik. Kemudian letakkan biji jagung di atas koran yang
telah dibasahi.
2. Kemudian tutup lagi dengan 3 lembar koran yang sudah dibasahi.
3. Gulung seperti pipa dan pada kedua ujung diikat dengan karet.
4. Meletakkan ditempat yang gelap.
5. Mengamati selama beberapa hari.
BAB III. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. Hasil praktikum
B. Pembahasan
Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan
kegiatan hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan
oleh hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif, artinya tidak memerlukan
adanya pindah tempat (tetap berada di tempat tumbuhnya). Gerak dapat terjadi karena adanya
pengaruh rangsangan (stimulus).
Rangsangan yang mempengaruhi terjadinya suatu gerak pada tumbuhan, antara lain:
cahaya, air, sentuhan, suhu, gravitasi dan zat kimia. Rangsangan tersebut, ada yang
menentukan arah gerak tumbuhan dan ada pula yang tidak menentukan arah gerak tumbuhan.
Rangsangan yang menentukan arah gerak akan menyebabkan tumbuhan bergerak menuju
atau menjauhi sumber rangsangan. Pada tumbuhan, rangsangan disalurkan melalui benang
plasma (plasmodesmata) yang masuk ke dalam sel melalui celah antar sel (noktah) yang
terdapat pada dinding sel.
Gerak pada tumbuhan dibagi 3 golongan, yaitu:
1. Gerak higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air.
Misalnya: gerak membukanya kotak spora, pecahnya buah tanaman polong.
2. Gerak etionom
Gerak etionom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar. Gerak etionom
disebut juga gerak esionom.
Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah respon gerakan dengan asal
rangsangan, gerak etionom dapat dibedakan menjadi gerak taksis, tropisme, dan nasti. Jika
yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan maka disebut gerak tropisme. Jika yang bergerak
seluruh bagian tumbuhan maka disebut gerak taksis. Jika gerakan itu tidak dipengaruhi oleh
arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti (Anonim, 2008).
a. Gerak tropisme
Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi arah
datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak itu misalnya cabang, daun, kuncup bunga atau
sulur. Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi tropisme positif apabila gerak itu menuju
sumber rangsang dan tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi sumber rangsang. Ditinjau
dari macam sumber rangsangannya, tropisme dapat dibedakan lagi menjadi fototropisme,
geotropism, hidrotropisme, kemotropisme, dan tigmotropisme (Anonim, 2008).
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan cahaya. Gerak bagian
tumbuhan yang menuju kearah cahaya disebut fototropisme positif. Misalnya gerak ujung
batang tumbuhan yang membelok ke arah datangnya cahaya.
Geotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi (geo =
bumi). Jika arah geraknya menuju rangsang disebut geotropisme positif, misalnya gerakan
akar menuju tanah. Jika arah geraknya menjauhi rangsang disebut geotropisme negatif,
misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air (hidro = air). Jika
gerakan itu mendekati air maka disebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar tanaman
tumbuh bergerk menuju tempat yang banyak airnya ditanah. Jika tanaman tumbuh menjauhi
air disebut hidrotropisme negatif. Misal, gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh keatas
air.
Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia. Jika
gerakannya mendekati zat kimia tertentu disebut kemotropisme positif. Misalnya, gerak akar
menuju zat didalam tanah. Jika gerakannya menjauhi zat kimia tertentu disebut kemotropisme
negatif, contohnya gerak akar menjauhi racun.
Gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsangan sentuhan satu sisi atau
persinggungan disebut trigmotropisme. Gerakan ini tampak jelas pada gerak membelit ujung
batang ataupun ujung sulur dari Cucurbitaceae dan Passiflora. Contoh tanaman yang bersulur
adalah ercis, anggur, markisa, semangka, dan mentimun.
b. Gerak Nasti
Gerak Nasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang artinya tidak dipengaruhi oleh
rangsangan. Jenis gerak nasti dibagi menjadi(Sam Arianto, 2008).
Tigmonosti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang mekanisme berupa
sentuhan atau tekanan.Contohnya : menutupnya daun putri malu.
Termonasti, gerak nasti karena pengaruh rangsang cahaya. Contoh : gerak
membukanya buka tulip.
Fotonasti, gerak nasti karena pengaruh rangsang cahaya. Contoh : gerak mekarnya
bunga pukul empat, bunga waru, dan bunga kupu kupu.
Niktinasti, gerak menutup atau rebahnya tumbuhan karena pengaruh gelap atau
menjelang malam. Contoh : gerak tidur daun lamtoro pada malam hari.
Nasti Kompleks, gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa factor sekaligus yang
saling terikat. Contoh : Membuka dan menutupnya sel pada stomata.
c. Gerak Taksis
Taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh bagian tumbuhan
akibat dari adanya rangsangan (Sam Arianto, 2008).
Macam macam taksis yaitu : Kemotaksis, gerak taksis yang disebabkan oleh zat
kimia. Contohnya pergerakan sel gamet jantan pada tumbuhan lumurt bergerak menuju sel
gamet betina. Fototaksis, gerak taksis yang disebabkan oleh cahaya matahari. Contohnya
pergerakan ganggang hijau chlamy domonos yang langsung bergerak menuju cahaya yang
intensitasnya sedang.
3. Gerak endonom
Gerak endonom yaitu gerak yang belum/tidak diketahui sebabnya. Karena belum
diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang menggerakkannya gerak
otonom, misalnya aliran plasma sel.
Dalam pengamatan, pada hari ke-3 sampai ke-5 biji jagung masih berkecambah. Pada
hari ke-7, telah tumbuh daun dan menjadi tanaman jagung. Daun jagung yang diamati tidak
berwarna hijau tetapi malah berwarna pucat kekuning-kuningan. Hal ini karena tanaman
jagung tersebut disimpan/ diletakkan di tempat yang gelap sehingga tidak terkena cahaya
matahari. Batang dan daun tanaman jagung yang diamati tidak tegak lurus, melainkan agak
condong karena tanaman tersebut diletakkan didalam lemari, dan tempat untuk meletakkan
jagung tersebut tidak terlalu gelap karena sebelah sisi dari lemari terbuat dari kaca. Sehingga
cahaya masih dapat masuk ke tempat tersebut walaupun tidak secara langsung. Oleh sebab
itu, batang dan daun tanaman jagung tersebut membelok ke arah datangnya cahaya. Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman jagung tersebut melakukan gerak iritabilitas. Gerak bagian
tumbuhan karena rangsangan cahaya disebut gerak fototropisme. Jika diamati lebih lanjut,
tanaman tersebut mendekati arah datangnya cahaya matahari, dan tidak menjauhi datangnya
cahaya. Oleh sebab itu, tanaman tersebut melakukan gerak fototropisme positif.
http://amintabin.blogspot.com/2010/07/laporan-praktikum-gerak-pada-tumbuhan.html
Amin tabin, 2011.

Anda mungkin juga menyukai