Anda di halaman 1dari 4

STOIKIOMETRI

Nabella Respatyana
133020092
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan
ABSTRAK
Stoikiometri adalah hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi. Metode yang
mendasarinya adalah metode variasi kontinyu, dalam metode ini dilakukan pengamatan yang kuantitas molarnya sama
sedangkan kuantitas pereaksinya bervariasi. Bila digambarkan grafik aluran sifat fisika yang diukur terdapat kuantitas
pereaksinya, maka akan diperoleh suatu titik maksimum dan titik minimum yang sesuai dengan titik stoikiometri sistem,
yaitu yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa.
Key words : Stoikiometri, Variasi Kontinyu, Titik Maksimum, Titik Minimum
PENDAHULUAN
Stoikiometri membahas tentang hubungan
massa antara unsur dalam suatu senyawa dan
antara zat dalam suatu reaksi. Pengukuran massa
dalam reaksi kimia dimulai oleh Lavoisier yang
menemukan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi
perubahan massa (hukum kekekalan massa).
Selanjutnya Proust menemukan bahwa unsur-unsur
membentuk senyawa dalam perbandingan tertentu
(hukum perbandingan tetap). Selanjutnya dalam
rangka menyusun teori atomnya,
Dalton menemukan hukum dasar kimia yang ketiga,
yang disebut hukum kelipatan perbandingan. Ketiga
hukum tersebut merupakan dasar dari teori kimia
yang pertama. Menurut Dalton, setiap materi terdiri
atas atom, unsur terdiri atas atom sejenis,
sedangkan senyawa terdiri dari atom-atom yang
berbeda dalam perbandingan tertentu. Namun
demikian, Dalton belum dapat menentukan
perbandingan atom atom dalam senyawa (rumus
kimia zat). Penetapan rumus kimia zat dapat
dilakukan berkat penemuan Gay
Lussac dan Avogadro. Setelah rumus kimia
senyawa dapat ditentukan, maka perbandingan
massa antaratom (Ar) maupun antarmolekul (Mr)
dapat ditentukan. Pengetahuan tentang massa
atom relatif dan rumus kimia senyawa merupakan
dasar dari perhitungan kimia.
Tujuan percobaan stoikiometri adalah
untuk menentukan hasil reaksi kimia dari
percobaan selain itu agar praktikkan dapat dengan
mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan
mempelajari stoikiometri.
Prinsip percobaan stoikiometri adalah
berdasarkan metode Variasi Kontinyu, dimana
dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan
kwantitas molar totalnya sama. Tapi masing-masing
kwantitas pereaksi berubah-rubah. Salah satu sifat
fisika dipilih diperiksa seperti: massa, volume, suhu
dan daya serap. Oleh karena itu kuantitas pereaksi
berlainan, perubahan harga sifat fisika dari sistem
ini dapat digunakan untuk meramalkan stoikiometri
sistem.
METODOLOGI
Bahan dan Alat
Alat yang dipergunakan dalam percobaan
stoikiometri ini adalah batang pengaduk, filler, gelas
kimia, gelas ukur, pipet seukuran, termometer.
Bahan yang digunakan dalam percobaan
stoikiometri ini adalah CH3COOH 1 M, CuSO4
0.35 M, NaOH 0.5 M, NaOH 1 M.
NaOH 0.5 M CH3COOH 1 M
a.

5 ml NaOH + 25 ml CH3COOH NaOH +
CH3COOH
b.

10 ml NaOH + 20 ml CH3COOH NaOH +
CH3COOH

c.

15 ml NaOH + 15 ml CH3COOH NaOH +
CH3COOH
d.

20 ml NaOH + 10 ml CH3COOH NaOH +
CH3COOH
e.

25 ml NaOH + 5 ml CH3COOH NaOH +
CH3COOH

CuSO4 0.35 M NaOH 1 M
a.

5 ml CuSO4 + 25 ml NaOH CuSO4 + NaOH
b.

10 ml CuSO4 + 20 ml NaOH CuSO4 + NaOH
c.

15 ml CuSO4 + 15 ml NaOH CuSO4 + NaOH


d.

20 ml CuSO4 + 10 ml NaOH CuSO4 + NaOH
e.

25 ml CuSO4 + 5 ml NaOH CuSO4 + NaOH
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu
yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi
kimia. Jadi stoikiometri adalah perhitungan kimia
yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang
terlibat dalam reaksi. Reaksi stoikiometri adalah
suatu reaksi kimia dimana pereaksi dalam reaksi
tersebur habis bereaksi, sehingga tidak ada mol
sisa dalam pereaksi atau tidak ada pereaksi
pembatas. Dalam percobaan kali ini praktikan
membutuhkan parameter, parameter yang
digunakan adalah parameter suhu karena
berdasarkan hasil diatas, perubahan yang menjadi
faktor utama adalah perubahan suhu yang
digunakan untuk menentukan stoikiometri dari
larutan tersebut, maka dari itu kita membutuhkan
parameter suhu.
Jadi setelah melakukan percobaan
stoikiometri ini akan didapat titik maksimum
stoikiometri dan titik minimum stoikiometri. Titik
maksimum stoikiometri adalah titik yang
menunjukan suhu campuran tertinggi dari beberapa
suhu campuran lainnya yang diukur dari dua zat
yang bereaksi dengan volume yang sama, titik
maksimal yang dicapai pada angka yang
dihasilkan dari suatu larutan
dengan perbandingan suhu dan kuantitas molar
pereaksinya. Sedangkan titik minimum stoikiometri
adalah titik yang menunjukan suhu campuran
terendah dari beberapa suhu campuran lainnya
yang diukur dari dua zat yang bereaksi dengan
volume yang sama.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Stoikiometri
NaOH 0.5 M CH3COOH 1 M TM
T(
TA
T(
T
T(
mmol
NaOH
mmol
CH3COOH
mmol NaOH
mmol CH3COOH V(ml) T( V(ml) T(
5 ml 26 25 ml 26 26 27 1 2.5 25 0.1
10 ml 26 20 ml 26 26 28 2 5 20 0.25
15 ml 27 15 ml 26 26.5 29 2.5 7.5 15 0.5
20 ml 26 10 ml 26 26 29 3 10 10 1
25 ml 26 5 ml 26 26 27 1 12.5 5 2.5
(Sumber: Nabella Respatyana, Meja 7, Kelompok D, 2013)
Tabel 2. Hasil Pengamatan Stoikiometri
CuSO4 0.35 M NaOH 1 M TM
T(
TA
T(
T
T(
mmol
CuSO4
mmol
NaOH
mmol CuSO4
mmol NaOH V(ml) T( V(ml) T(
5 ml 26 25 ml 26 26 28 2 1.75 25 0.07
10 ml 26 20 ml 26 26 27 1 3.5 20 0.175
15 ml 26 15 ml 26 26 28 2 5.25 15 0.35
20 ml 26 10 ml 26 26 27 1 7 10 0.7
25 ml 26 5 ml 26 26 27 1 8.75 5 1.75
(Sumber: Nabella Respatyana, Meja 7, Kelompok D, 2013)

Gambar 1. Grafik Sistem Stoikiometri NaOH CH3COOH

Gambar 2. Grafik Sistem Stoikiometri CuSO4 NaOH
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
0 1 2 3

T

mmol NaOH
mmol CH
3
COOH
NaOH - CH
3
COOH
Series1
Tmax = (1 : 3)
Tmin = (2,5 : 1)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0 0.5 1 1.5 2

T

mmol CuSO
4

mmol NaOH
Grafik CuSO
4
- NaOH
Series1
Tmax = (0,7 : 2)
Tmin = ( 1,75 : 1)
Setelah dilakukan percobaan terhadap
larutan NaOH 0.5 M dan CH3COOH 1 M
didapatkan titik maksimum stoikiometri yaitu (1 : 3)
di 20 ml NaOH dan 10 ml CH3COOH dan titik
minimum stoikiometri yaitu (2,5 : 1) di 25 ml NaOH
dan 5 ml CH3COOH. Lalu di percobaan terhadap
larutan CuSO4 0.35 m dan NaOH 1 M didapatkan
titik maksimum stoikiometri yaitu (0,7 : 2) di 15 ml
CuSO4 dan 15 ml NaOH dan titik minimum
stoikiometri yaitu (1,75 : 1) di 25 ml CuSO4 dan 5 ml
NaOH.
Dalam percobaan larutan NaOH 0.5 M dan
CH3COOH 1 M didapatkan titik maksimum
stoikiometri di larutan 20 ml NaOH dan 10 ml
CH3COOH, seharusnya titik maksimum tersebut
ada ketika campuran 15 ml NaOH dan 15 ml
CH3COOH karena jumlah ml yang seimbang
sehingga bisa mengalami keseimbangan terhadap
titik tertingginya. Dan mengapa pada larutan 25 ml
NaOH dan 5 ml CH3COOH didapatkan titik
minimumnya, karena saat dimana jumlah ml larutan
yang semakin tidak seimbang. Semakin banyak ml
larutan NaOH dan semakin sedikit ml larutan
CH3COOH maka akan semakin terlihat titik
minimum yang akan didapatkan.
Mengapa bisa terjadi kesalahan, kerana
ada beberapa faktor yang terjadi yaitu ketika
pengukuran suhu menggunakan termometer.
Termometer mengenai dinding gelas kimia, atau
alas gelas kimia dan tangan, atau pada saat
memegang termometer kurang ke atas, selain itu
suhu ruangan yang kurang stabil serta ketika
memegang pipet dan gondongnya tersentuh itu pun
salah satu faktor yang bisa membuat suhu menjadi
berubah. Atau lupa mencuci larutan yang
sebelumnya.
Aplikasi dalam bidang pangan mengenai
stoikiometri adalah mengetahui suhu zat untuk
pengawetan dan penyimpanan makanan untuk di
terapkan pada saat pembuatan makanan instan
atau makanan yang berkemasan kaleng.
Menentukan kadar kalori, vitamin, lemak, mineral
dengan perhitungan suhu stoikiometri. Juga untuk
mengetahui normalitas suatu larutan dalam
makanan.
KESIMPULAN
Sesuai dengan praktikum stoikiometri
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
ketika larutan NaOH 0.5 M dan CH3COOH 1 M
didapatkan titik maksimum stoikiometri yaitu (1 : 3)
di 20 ml NaOH dan 10 ml CH3COOH dan titik
minimum stoikiometri yaitu (2,5 : 1) di 25 ml NaOH
dan 5 ml CH3COOH. Lalu di percobaan terhadap
larutan CuSO4 0.35 m dan NaOH 1 M didapatkan
titik maksimum stoikiometri yaitu (0,7 : 2) di 15 ml
CuSO4 dan 15 ml NaOH dan titik minimum
stoikiometri yaitu (1,75 : 1) di 25 ml CuSO4 dan 5 ml
NaOH.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Kleinfelter Wood. 1998. Kimia
Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta

Resparti. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Kimia.
Jakarta : Rineaka Cipta

Sutrisno. 2011. Penuntun Praktikum Kimia
Dasar. Universitas Pasundan:
Bandung

Anda mungkin juga menyukai