Selo Soemardjan Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk di dalam nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat Koenig Perubahan sosial merujuk pada modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia Gillin dan Gillin Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan peruabahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat. Hans Garth dan C. Wright Mills Perubahan sosial adalah apapun yang terjadi dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur sosial Soerjono Soekanto Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembagalembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilainilai, sikap sikap dan polapola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat Munandar Soelaiman Perubahan Sosial adalah merupakan menyangkut dorongandorongan perubahan sosial yang inheren dalam kontruksi tatanan sosial yang bersangkutan. Di mana dimaknai bahwa perubahan sosial adalah dimulai dengan organisasi sosial sebagai sebuah kontinuitas dan disorganisasi sosial, yang di antaranya mengakumulasi kekacauan, kontrol sosial yang tidak efektif, daerah toleransi, kontrol sosial yang efektif, kemudian berbentuk hukum tangan besi Sunyoto Usman Perubahan Sosial ataupun transformasi sosial mencakup pemberdayaan masyarakat beserta aspekaspeknya, di mana antara unsurunsur yang terdapat di dalamnya seperti masyarakat, nilai, serta paradigma yang terdapat di dalamnya mempunyai salingketerkaitan yang mempengaruhi satu sama lain Karl Marx Perubahan Sosial pula diartikan oleh Karl Marx sebagai revolusi, di mana rakyat proletar bersatu berjuang untuk mendapatkan kembali hakhaknya yang telah dikuras oleh kaum borjuis, untuk selanjutnya dapat membentuk sebuah tatanan kehidupan yang sosialis tanpa sekatsekat pemisah antara satu dengan yang lainnya. Perubahan sosial yang dimaksud dalam konsep ini adalah mencakup perubahan dari feodal ke kapitalisme lalu kemudian berakhir kepada sosialisme, namun sebelumnya diawali dengan produksi yang melebihi konsumsi, yang lama kelamaan menyebabkan individuindividu berproduksi untuk maksud maksud pertukaran dan menjual lebih dari sekedar untuk keinginankeinginan langsung mereka dengan demikian mendorong munculnya kelas saudagar. Lalu kemudian perubahan menentukan datang bersamaan dengan pengenalan caracara produksi yang baru mencakup pengumpulan sejumlah tenaga kerja di dalam tempat yang sama agar dapat bekerjasama dalam menjalankan alatalat dan mesinmesin yang lebih besar dan lebih kompleks. Karena alatalat ini harus disediakan, maka muncullah sebuah kelas yang sama sekali baru yakni kelas borjuis, yang memasok alatalat tersebut, bahan bakunya, bahan mentahnya beserta pemikiranpemikirannya kepada yang menjalankan alatalat tersebut dalam hal ini yakni buruh, lalu kemudian membayarkan upah atasnya. Dari sini dapat diketahui jika munculnya kelas borjuis tersebut adalah konsekuensi dari munculnya alatalat tersebut (Tom Campbell,1981:134). Jadi dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Perubahan Sosial Budaya adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam masyarakat pada kurun waktu tertentu yang berupa perubahan cara hidup maupun pola-pola kehidupan masyarakat tersebut yang disebabkan baik karena perubahan peruabahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru di dalam masyarakat.
TEORI PERUBAHAN SOSIAL Prof. Dr. Kamanto Sunarto membagi teori perubahan sosial terbagi atas dua pembabakan besar
Teori Perubahan Sosial Klasik Pola linear, di mana perkembangan masyarakat adalah mengikuti suatu pola yang pasti, yakni di mulai dari tahap teologis dan militer, tahap metafisika dan yuridis, dan kemudian tahap ilmu pengatahuan dan industri. Pemikiran pertama mengenai pola perkembangan linear dapat kita temukan dalam buku karya Auguste Comte yang berjudul Etzioni-Halevy. Menurutnya, kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami, pasti, sama, dan tak terelakkan. Dalam teorinya, comte mengemukakan adanya tiga tahap yang dilalui peradaban. Tahap pertama (teologis dan militer), comte melihat bahwa semua hubungan social senantiasa bertujuan untuk menundukkan komunitas lain. Semua konsepsi teoritik dilandaskan pada pemikiran mengenai kekuatan adikodrati. Pengamatan dituntun oleh imajinai seseorang. Saat itu, hasil penelitian tidak dibenarkan. Tahap kedua (metafisik dan yuridis), merupakan tahap yang menjembatani masyarakat militer dengan masyarakat Industri. Pengamatan masih dilakukan melalui imajinasi, namun kekuatan adikodrati diganti dengan sesuatu yang abstrak. Pada tahap ketiga (tahap positif), industri mendominasi hubungan social dan produksi telah menjadi tujuan utama masyarakat. Imajinasi telah telah tergeser oleh ilmu pengetahuan. Pada zaman ini, orang berusaha mendapatkan hukum atau teori-teori berdasarkan fakta-fakta yang kemudian dinalar dengan akalnya. Pola siklus, mengemukakan jika perkambangan masyarakat diumpamakan seperti roda yang berputar, terkadang berada di atas, namun sebentar akan berada di bawah. Di sini pula terdapat pembagian yang antara lain sebagai kalangan non elite dan kalangan elite. Menurut Oswald Spengler, masyarakat berkembang laksana roda yang berputar, salah satu sisinya kadang berada diatas, terkadang juga dibawah. Tak ada sisi yang selamanya diatas, dan tak ada sisi yang selamanya dibawah. Ada juga yang mengibaratkan perubahan social laksana air laut yang pasang surut. Begitu juga kebudayaan yang tumbuh, berkembang dan pudar laksana perjalanan gelombang air laut, yang terkadang muncul secara tiba-tiba, berkembang dan kemudian lenyap tanpa sisa. Ada juga yang mengibaratkannya dengan tahap perkembangan seorang manusia. Mereka melewati masa kanak-kanak, muda, dewasa, tua dan akhirnya punah. Sepertihalnya kebudayaan-kebudayaan yang kini telah punah, seperti kebudayaan Yunani, Romawi dan mesir. Menurut spengler, kebudayaan-kebudayan barat juga akan mengalami hal serupa pada nantinya. Vilfredo Pareto, membagi masyarakat dengan dua tingkatan atau lapisan, kaum elite dan nonelite. Elite yang terdiri dari kaum aristokret masih terbagi menjadi dua bagian lagi, elite yang berkuasa dan elite yang tidak berkuasa. Gabungan dari beberapa pola, pada pola ini adalah memandang bahwa sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan yang terus menerus antara kelaskelas dalam masyarakat sebenarnya mengandung benih pandangan siklus karena setelah suatu kelas berhasil menguasai kelas lain menurutnya siklus serupa akan berulang kembali. Karl marx berpendapat bahwasanya sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan terus-menerus antara kelas-kelas yang dalam masyarakat yang sebenarnya mengandung benih pandangan siklus karena setelah satu kelas berhasil menguasai yang lainnya, teori tersebut akan terulang kembali. Namun, kita juga dapat menemukan teori karl Marx yang bersifat linear. Ia berpendapat bahwasanya perkembangan kapitalisme akan memicu konflik antara kaum buruh dan kaum borjuis yang akan dimenangkan kaum buruh yang kemudian akan membentuk masyarakat komunis.
Teori Perubahan Sosial Modern Teori modernisasi menganggap bahwa negaranegara terbelakang akan menempuh upayaupaya yang dilakukan oleh negaranegara maju untuk selanjutnya mengejar ketertinggalannya menuju era lepas landas kepada era kemajuan melalui proses modernisasi. Teori ketergantungan mengemukakan bahwa negaranegara yang terbelakang atau dikategorikan sebagai negara III adalah hidup dengan ketergantungan secara ekonomi kepada negaranegara maju serta tidak dapat untuk tidak melepaskan ketergantungannya tersebut. Teori sistem dunia bahwa dalam tata dunia global sesungguhnya terbagi atas 3 (tiga) yakni negaranegara inti seperti Amerika dan Jepang, kemudian negaranegara semiperiferi yang terkategori bersifat ketergantungan dengan negaranegara inti namun memiliki kekuatan yang tidak dapat diremehkan seperti negaranegara di Eropa pada umumnya, dan negara periferi seperti Indonesia, India, Afrika, dan sebagainya. Pada teori ini negaranegara inti mendominasi sistem dunia sehingga mampu memanfaatkan sumber daya negara lain untuk kepentingan mereka sendiri, sedangkan kesenjangan yang berkembang antara negara negara inti dengan negaranegara lain sudah sedemikian lebarnya sehingga tidak mungkin tersusul lagi (Kamanto Sunarto,2004:203).
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN SOSIAL
Faktor Internal, berasal dari dalam masyarakat itu sendiri Bertambahnya jumlah penduduk Salah satu masalah sosial yang menjadi sorotan utama masyrakat dunia adalah mengenai pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Tentu saja dengan semakin tingginya tingkat pertumbuhan penduduk suatu daerah, mengakibtakan semakin banyak masalah yang ditimbulkannya. Sebagai contoh adalah masalah kurangnya sumber penghasilan. Dengan semakin banyaknya jumlah penduduk akan meningkatkan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan yang mengakibatkan semakin tingginya permintaan akan suatu pekerjaan. Padahal sekarang ini, lapangan pekerjaan semakin sedikit dan terbatas. Konsekuensinya, banyak penduduk yang menjadi pengangguran yang lantas banyak menimbulkan masalah seperti pencurian, perampokan, penculikan. Kondisi inilah yang akan mengubah pola interaski masyrakat sehingga menimbulkan dinamika sosial masyarakat. Adanya penemuan baru Kita telah mengetahui bahwa manusia adalah makhluk yang dinamis artinya manusia selalu berusaha setiap saat untuk memperbaiki kehidupannya dengan segala cara. Salah satu caranya adalah dengan cara terus menemukan hal-hal baru yang nantinya dapat berguna bagi kehidupan masyarakat di dunia. Dengan pemuan tersebut, kehidupan manusia sedikit banyak akan dapat terbantu, sehingga pekerjaan manusia dapat dilakukan dengan lebih mudah. Adanya inovasi pada berbagai kehidupan sosial dan budaya masyarakat akan memberi pengaruh yang luas pada berbagai kehidupan masyarakat. Pengaruh itu berdampak pada terciptanya perilaku sosial yang baru sekaligus menggeser norma-norma sosial yang lama. Untuk dapat memahami penjelasan di atas, simak contoh berikut ini : Penemuan telepon telah mengakibatkan dinamika sosial di dalam masyarakat. Dulu sebelum telepon ditemukan, masyarakat yang letaknya berjauhan tidak dapat berkomunikasi secara langsung dan membutuhkan waktu yang lama. Namun dengan adanya telepon, semua orang entah jaraknya puluhan ribu kilometer dapat berkomunikasi dengan langsung tanpa harus bertatap muka. Terjadinya pemberontakan atau revolusi Perubahan yang terjadi secara cepat dan mendasar yang dilakukan oleh individu atau kelompok akan berpengaruh besar pada struktur masyarakat dan lembaga- lembaga kemasyarakatan mulai dari lembaga Negara sampai keluarga mengalami perubahan yang mendasar. Contohnya adalah revolusi Prancis yang merupakan pemberontakan masyarakat kelas bawah yang tertindas terhadap kekuasaan kerajaan yang bertindak sewenang-wenang. Revolusi ini telah merubah pola kehidupan masyarakat yang dulunya tertindas menjadi lebih bebas. Ideologi bisa diartikan sebagai seperangkat kepercayaan nilai dan norma yang saling berhubungan yang dapat mengarahkan pada tujuan tertentu. Ideologi memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk arah perubahan sosial. Ideologi juga dapat diartikan sebagai pedoman hidup masyarakat, jika ideology tersebut berubah maka yang akan terjadi adalah pola hidup masyarakat pun akan ikut berubah. Ada bermacam macam ideology yang eksis di dunia yang dikelompokkan menjadi ideologi konservatif atau tradisional, liberal, dan radikal. Untuk mendorong terjadinya perubahan sosial di masyarakat, biasanya ideology-ideologi ini dituangkan ke dalam kebiajakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang mengnut salah satu ideologi tersebut.
Faktor Eksternal Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia Penyebab perubahan yang bersumber dari lingkungan alam fisik, kadang kala disebabkan oleh masyarakat itu sendiri. Terjadinya banana alam seperti banjir dan tanah longsor menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah tersebut terpaksa harus berpindah meninggalkan daerah tersebut dan mencari tempat tinggal baru sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru yang tentunya telah memiliki kebiasaan-kebiasaan sosial tersendiri. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadi perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat. Peperangan antara satu Negara dan Negara lain bisa mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan baik pada lembaga kemasyarakatan maupun struktur masyarakatnya. Biasanya Negara yang menang memaksakan nilai-nilai dan cara-cara dan lembaga masyarakat yang dianutnya kepada Negara yang dikalahkannya. Contohnya Negara Irak setelah kalah perang melawan pimpinan koalisi AS. AS berusaha memaksakan penerapan system demokrasi menggantikan system Kediktatoran Rezim Sadam Hussein Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Di jaman yang semakin terbuka tidak ada Negara atau masyarakat yang menutup dirinya dari interaksi dengan bangsa atau masyarakat lain. Interaksi yang dilakukan antara 2 masyarakat atau bangsa mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Selain masyarakat yang satu bisa mempengaruhi masyarakat yang lainnya, juga bisa menerima pengaruh dari masyarakat lain. Dengan demikian akan timbul suatu nilai-nilai budaya yang baru sebagai akibat asimilasi atau akulturasi budaya (percampuran budaya). Menurut Piotr Sztompka, perubahan sosial atau masyarakat berubah karena ideas, pandangan hidup, pandangan dunia, dan nilainilai. Hal senada pula diungkapkan oleh Max Weber bahwa perubahan sosial adalah disebabkan oleh tiga faktor yakni pengakuan terhadap peranan besar ideologi sebagai variabel independen bagi perkembangan masyarakat, adanya tokohtokoh besar (great individuals) yang sering pula disebut dengan pahlawan, munculnya social movement (gerakan sosial) (Norman Birnbaum,1953:125-141).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN SOSIAL
Faktor Pendukung Kontak dengan kebudayaan lain, Sistem pendidikan formal yang maju, Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginankeinginan untuk maju, Toleransi, Sistem terbuka lapisan masyarakat, Penduduk yang heterogen, Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidangbidang kehidupan tertentu, Orientasi ke masa depan, Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
Faktor Penghambat Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat, Sikap masyarakat yang sangat tradisional, Adanya kepentingankepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests, Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan, Prasangka terhadap halhal baru atau asing atau sikap yang tertutup, Hambatanhambatan yang bersifat ideologis, Adat atau kebiasaan, Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki (Soerjono Soekanto,1990:361-366)
DIMENSI-DIMENSI PERUBAHAN SOSIAL Perubahan sosial terjadi ada yang tanpa melalui perencanaan, ada pula yang melalui perencanaan. Yang tidak terencana diistilahkan dengan unplanned social change, sedangkan yang melalui proses perencanaan diistilahkan dengan planned social change ataupun social planning (Ira Kaufman,1977).
STRATEGI PERUBAHAN SOSIAL Dalam aktivitas sosial ada beberapa strategi yang biasanya dimainkan sampai kemudian terjadi perubahan sosial, di antaranya: Rekonstruksi/Revolusi/peoples power, ini merupakan bagian dari strategi perubahan sosial yang sangat menggunakan kekuasaan, serta menjadi puncak dari seluruh perubahan sosial yang ada. Persuasif/persuasif strategy, ini merupakan strategi media massa. Dengan menjadikan propaganda sebagai intrumen untuk merubah keadaan masyarakat, maka diharapkan tercipta tatanan sosial yang sesuai dengan keinginan namun tanpa menimbulkan efekefek yang tidak diharapkan dari sebuah perubahan sosial. Menanamkan kembali normanorma yang diinginkan/normative reeducative, yang berarti aturan yang berlaku di masyarakat berupa normanorma untuk kemudian terlembagakan yang nantinya akan senantiasa diperjuangkan agar selalu terjaga dari tidak diindahkannya.
PROSES PERUBAHAN SOSIAL Proses perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat, biasanya menimbulkan gejolak sebagai tanda adanya gate yang baru kemudian berubah menjadi saling protek ataupun asimilasi maupun akulturasi budaya dan nilainilai. Ada kalanya unsurunsur baru dan lama yang bertentangan secara bersamaan mempengaruhi normanorma dan nilainilai yang kemudian berpengaruh pula kepada masyarakat. Itu berarti adanya gangguan yang kontinu terhadap keserasian masyarakat. Keadaan tersebut berarti bahwa keteganganketegangan serta kekecewaan di antara para warga tidak mempunyai saluran pemecahan. Apabila ketidakserasian dapat dipulihkan kembali setelah terjadi suatu perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan penyesuaian sosial (adjustment). Bila sebaliknya yang terjadi maka dinamakan ketidak penyesuaian sosial (maladjustment) yang mungkin mengakibatkan terjadinya anomie (Soerjono Soekanto,1990:367). Sebagaimana hal demikian diungkapkan oleh Jalaluddin Rakhmat, bahwa dalam perubahan sosial adalah terdapat tiga proses yang menjadikannya, antara lain : bagaimana ideas mempengaruhi perubahan perubahan sosial, bagaimana tokohtokoh besar dalam sejarah menimbulkan perubahan besar di tengah tengah masyarakat, dan sejauh manakah peranan gerakangerakan sosial dan revolusi menimbulkan perubahan struktur sosial dan normanorma sosial (Jalaluddin Rakhmat,2000:103).
ARAH PERUBAHAN SOSIAL Di dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, perubahan sosial adalah dimaksudkan untuk mengubah tatanan kehidupan yang sudah demikian membosankan, mempengaruhi segala lini yang ada hingga akhirnya memasung kebebasan dalam berekspresi, bereksplorasi. Sehingga menimbulkan kemiskinan terstruktur, pembodohan berjamaah, serta keterbelakangan yang fundamental. Arah perubahan sosial yang didamba dambakan oleh sejumlah social planner adalah untuk bagaimana caranya sehingga jajaran pemegang kekuasaan kemudian tergantikan dengan yang menginginkan perubahan. Barang siapa yang bertentangan dengan kehendak masyarakat banyak maka ia akan tersingkirkan dan tidak terpakai lagi. Namun keadaan berkata lain, sistim yang begitu ketat serta jaringan kokoh yang lama telah dibangun kurang memungkinkan untuk itu semua. Maka diimpikanlah caracara yang dapat membawa kepada keadaan yang diidam idamkan itu. Karl Marx pernah menggambarkan cara tersebut dengan indahnya melalui konsep revolusi sebagai bentuk perlawanan rakyat kecil untuk mendapatkan kembali hakhaknya yang telah dirampas oleh kaumkaum yang memiliki harta yang berkelebihan. Namun inti dari pada perubahan sosial ini adalah bukan terletak kepada revolusi namun lebih mengarah kepada hasil yang akan dicapai nantinya. Sehingga wajar jika kemudian berkembang caracara perubahan sosial melalui tahapan-tahapan berjenjang dengan tingkat resiko yang paling kecil sampai yang berubah menjadi bencana kemanusiaan.
DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL
Dampak Positif Perubahan Sosial Menjadikan masyarakat lebih tahu perkembangan jaman sehingga membuat masyarakat lebih maju Dari penjelasannya mengenai dinamika social budaya di atas, kita dapat mengetahui bahwa dinamika sosial budaya dapat membuat suatu masyarakat semakin makju walaupun ada beberapa masyarakat yang malah menjadi mundur karena adanya dinamika sosial budaya. Namun bagi masyarakat yang dapat menanggapi dinamika sosial budaya dengan baik, dinamika sosial budaya adalah sesuatu yang dapat membuat hidup mereka lebih maju, lebih mengerti dunia luar, tidak ketinggalan jaman oleh tren di dunia. Contoh, dulu sebelum internet ditemukan, masyarakat tentu sulit untuk mencari informasi mengenai dunia luar dengan cepat. Namun dengan adanya internet, masyarakat menjadi sangat terbantu untuk mencari informasi mengenai dunai luar. Dengan banyaknya pengetahuan yang dimiliki membuat masyarakat menjadi lebih maju dan lebih tahu mengenai perkembangan jaman. Menjadikan Masyarakat Hidup lebih Makmur Kita tahu bahwa dinamika sosial budaya dapat terjadi dimana saja dan melalui apa saja. Salah satunya adalah dengan melalui ideologi yang dianut suatu Negara. Jika ideology yang dianut suatu Negara tidak cocok dengan kepribadian warga Negara tersebut, pastilah warga Negara tersebut akan hidup dengan tidak makmur. Namun jika ideology tersebut diganti dengan ideology yang lebih cocok dengan kepribadian warga negaranya, pastilah warga Negara tersebut akan dapat hidup lebih makmur. Contoh, ketika Indonesia menganut sistem liberal maupun sistem sosialis, masyarakat Indonesia tidak dapat hidup dengan makmur karena tidak sesuai dengan kepribadian bangsa yang saling gotong royong. Setelah Indonesia menganut sistem pancasila yang sangat cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia, bangsa Indonesia dapat hidup dengan makmur sampai sekarang ini. Menjadikan Sebuah Masyarakat menjadi Masyarkat yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari Perubahan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat biasanya menyangkut mengenai norma, nilai dan kebiasaan masyarakat tersebut. Norma, nilai dan kebiasaan tersebut adalah suatu pedoman hidup bagi masyarakat tersebut. Jika terjadi suatu perubahan yang dapat diterima oleh masyarakat tersebut terhadap norma, dan nilai yang berlaku, tentulah seluruh anggota masyarakat akan mengubah hidupnya. Dengan adanya perubahan norma inilah, yang akan membuat masyarakat menjadi lebih baik, baik di bidang kehidupannya, kedisiplinannya, maupun di bidang kebersihannya.
Dampak Negatif Perubahan Sosial Memusnahkan Kebudayaan Asli Suatu masyarakat Biasanya jika suatu masyarakat telah mengubah nilai- nilai sosialnya dan telah terbiasanya dengan nilai-nilai sosial yang baru, mereka akan lupa dan meninggalkan nilai-nilai sosial yang lama. Walaupun nilai-nilai sosial yang baru belum tentu lebih baik daripada nilai-nilai sosial yang baru. Contoh, dulu wanita Indonesia berpakaian dengan menggunakan kemben, namun dengan adanya dinamika sosial budaya wanita Indoesia telah berubah dengan berpakaian ala orang barat dan wanita Indonesia yang berpakaian kemben semakin sedikit. Menjadikan Suatu Masyarakat Menjadi Masyarakat yang lebih buruk Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Perubahan sosial tidak hanya memunculkan dampak positif, namun juag memunculkan dampak negative bgai masyarakat yang dikenainya. Dengan dampak negative yang dibawanya inilah yang dapat membuat suatu masyarakat menjadi lebih buruk. Salah satu kasusnya adalah dugem remaja. Dengan adanya arus globalisasi yang membawa kebudayaan barat datang ke Indonesia, membuat sebagian besar remaja Indonesia ikut terpengaruh. Salah satu kebudayaannya adalah dugem. Kebiasaan dugem ini dibawakan oleh bangsa barat yang mengakibatkan remaja Indonesia banyak yang ikut-ikutan dugem. Ironisnya, kebiasaan dugem inilah yang membuat moral remaja Indonesia menurun yang mengakibatkan masyarakat semakin buruk