Anda di halaman 1dari 3

Kresna Harimurti

A24100146
Tugas untuk perbaikan nilai kuis minggu ke-4
MORFOLOGI SEL BAKTERI DAN FUNGI TANAH
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang
khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan
air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel
bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan.
Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding
sel bakteri melalui serangkaian pengecatan. Menurut Edi et al. (2007), morfologi bakteri dapat
diamati dengan cara membuat preparat mikroskopik dan untuk tujuan tertentu, preparat
mikroskop harus diwarnai. Preparat mikroskop ada dua macam yaitu preparat basah dan preparat
kering. Beberapa cara pewarnaan atau pengecetan yang perlu diketahui dalam mengamati
morfologi teruyama bakteri adalah pewarnan sederhana, pewarnaan gram, pewarnaan acid fast
atau pewarnaan negatif. Sebelum melakukan pewarnaan dilakukan pembuatan olesan dan fiksasi
pada bakteri yang akan diamati. Olesan adalah pemberian bakteri pada kaca benda sedangkan
fiksasi adalah perlakuan pada bakteri. Bakteri tersebut dimatikan sedemikian rupa tetapi selnya
mati tanpa terjadi perubahan bentuk sel dan struktur yang berbeda dalam sel, dan memudakan
menempel, pada kaca benda.
Berbagai macam tipe morfologi bakteri dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna
sederhana. Istilah pewarna sederhana dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya
digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-
pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat
warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen
kromoforiknya bermuatan positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu
fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka
semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer.
Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas
bagi suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994).
Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan gram negatif
yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri
tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel. Gram-positif adalah bakteri
yang mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan
berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop. Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga akan
berwarna merah bila diamati dengan mikroskop. Dinding sel bakteri Gram negatif mempunyai
susunan kimia yang lebih rumit dari pada bakteri Gram positif. Perbedaan klasifikasi antara
kedua jenis bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu
pada metode pewarnaan gram bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap
setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram,
suatu pewarnaan penimbang (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu yang membuat
semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna
untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel
mereka.
Morfologi/bentuk bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: Kokus (Coccus)
adalah bakteri yg berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
> Mikrococcus, jika kecil dan tunggal > Diplococcus, jka bergandanya dua-dua > Tetracoccus,
jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar > Sarcina, jika bergerombol membentuk
kubus > Staphylococcus, jika bergerombol > Streptococcus, jika bergandengan membentuk
rantai. > Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut: ~ Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua ~
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai . ~Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang
berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut: Vibrio, (bentuk koma), jika
lengkung kurang dari setengah lingkaran. ~ Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran.
Bentuk tubuh/morfologibakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium dan usia. Oleh
karena itu untuk membandingkan bentuk serta ukuran bakteri, kondisinya harus sama. Pada
umumnya bakteri yang usianya lebih muda ukurannya relatif lebih besar daripada yang sudah
tua.
Menurut Simanungkalit (2007) mikoriza yang bersimbiosis dengan akar tanaman
memiliki dua morfologi utama yaitu vesikula dan arbuskul. Vesikula merupakan suatu struktur
berbentuk lonjong atau bulat, mengandung cairan lemak dan berdinding tipis, yang berfungsi
sebagai organ penyimpanan makanan atau berkembang menjadi klamidospora, yang berfungsi
sebagai organ reproduksi. Vesikula selain dibentuk secara interseluler ada juga yang secara
intraseluler. Pembentukan vesikel diawali dengan adanya perkembang sitoplasma hifa yang
menjadi lebih padat, multinukleat dan mengdanung partikel lipid dan glikogen. Sitoplasma
menjadi semakin padat melalui proses kondensasi, dan organel semakin sulit untuk dibedakan
sejalan dengan akumulasi lipid selama maturasi (proses pendewasaan). Vesikel biasanya
dibentuk lebih banyak di luar jaringan korteks pada daerah kolonisasi yang sudah tua, dan
terbentuk setelah pembentukan arbuskul. Arbuskul adalah struktur hifa yang bercabang-cabang
seperti pohon-pohon kecil yang mirip haustorium (membentuk pola dikotom), berfungsi sebagai
tempat pertukaran nutrisi antara tanaman inang dengan jamur. Struktur ini mulai terbentuk 2-3
hari setelah kolonisasi, diawali dengan penetrasi cabang hifa lateral yang dibentuk oleh hifa
ekstraseluler dan intraseluler ke dalam dinding sel inang.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta (ID):Djambatan
Edi Husen, Rasti Saraswati, & R.D.M. Simanungkalit. 2007. Metode Analisis Tanah. Bogor
(ID):Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

Anda mungkin juga menyukai