Anda di halaman 1dari 30

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN ASMA BRONKHIAL
DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR





DISUSUN OLEH :

WAHID WAHYU WIDODO
NIM. P.09112






PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN ASMA BRONKHIAL
DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan



DISUSUN OLEH :

WAHID WAHYU WIDODO
NIM. P.09112




PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Wahid Wahyu Widodo
Nim : P. 09112
Proram Studi : DIII Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah :
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar - benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.


Surakarta, April 2012
Penulis

Yeni Wulandari
NIM P.09057

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Wahid Wahyu Widodo
Nim : P. 09112
Proram Studi : DIII Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN ASMA BRONKIAL DI
RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Jumat/27 Agustus 2012


Pembimbing : Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK. 201186080



iv
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :
Nama : Wahid Wahyu Widodo
Nim : P. 09112
Proram Studi : DIII Keperawatan
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA TN.A DENGAN ASMA BRONKIAL DI
RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperewatan Stikes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Senin/ 7 mei 2012

DEWAN PENGUJI
Penguji 1 : Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK. 201186080
Penguji II : Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK. 201187065
Penguji III : Amalia Senja, S.Kep.,Ns (.....................................)
NIK. 201189090

Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S. Kep.,Ns
NIK. 201084050
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG
MAWAR I RSUD KARANGANYAR.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yangn terhormat:
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns ,selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat membina ilmu di Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Nurul Devi Ardiani, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
vi
4. Semua dosen Program Studi DIII Kepearwatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
5. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi, doa dan memberikan
semangat untuk menyelesaikan pendidikan.
6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII kepearwatan Stikes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
sempurnanya karya tulis ini dan semoga dengan segala keterbatasan penulis dalam
menyusun karya tulis ini, bermanfaat bagi semua pihak terutama dalam bidang
keperawatan.

Surakarta, April 2012

Wahid Wahyu Widodo

vii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan .............................................................. 3
C. Manfaat Penulisan ............................................................ 4
BAB II LAPORAN KASUS ............................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ...................................................................... 11
B. Simpulan .......................................................................... 15
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Log Book
Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah





ix
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wahid Wahyu Widodo
Tempat, Tanggal Lahir : Sumbawa Besar, 12 Juli 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Kampung Rinjani Rt. 02 Rw. III Labuhan
Sumbawa
Riwayat pendidikan :
1. SD : SDN 1 Sumbawa Lulus 2003
2. SMP : SMPN 1 Labuhan Badas Lulus 2006
3. SMA : MAN I Sumbawa Lulus 2009
Riwayat Pekerjaan : Tidak Ada
Riwayat Organisasi : Tidak Ada





x





LAMPIRAN









1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), sebanyak
300 juta orang di dunia mengidap penyakit asma dan 225 ribu orang
meninggal karena penyakit asma pada tahun 2005 lalu. Hasil penelitian
International Study on Asthma and Alergies in Childhood pada tahun yang
sama menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma
meningkat dari sebesar 4,2% menjadi 5,4 %. Menurut Depkes RI (2008)
asma mempunyai tingkat fatalitas yang rendah namun jumlah kasusnya cukup
banyak ditemukan dalam masyarakat. WHO memperkirakan 100-150 juta
penduduk dunia menderita asma, jumlah ini diperkirakan akan terus
bertambah sebesar 180.000 orang setiap tahun. Apabila tidak dicegah
dan ditangani dengan baik, maka diperkirakan akan terjadi
peningkatan prevalensi yang lebih tinggi lagi pada masa yang akan datang
serta mengganggu proses tumbuh kembang anak dan kualitas hidup. ( Myla
Citrawati 2011).
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel
dimana trakea dan bronkus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu. Asma dimanifestasikan penyempitan jalan nafas, yang
mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi. Tingkat penyempitan jalan nafas
dapat berubah secara spontan atau karena terapi. Asma berbeda dengan
2

penyakit paru obstruktif dalam hal asma adalah proses revresible.
Eksaserbasi akut dapat saja terjadi, yang berlangsung dalam beberapa menit
sampai jam, diselingi priode bebas gejala. Jika asma dan bronkitis terjadi
bersamaan, obstruksi yang diakibatkan menjadi gabungan dan disebut
bronkitis asmatik kronik (smeltzer, 2002).
Pada orang dewasa sehat, rata-rata jumlah maksimum udara yang dapat
dikandung oleh kedua paru adalah sekitar 7,5 liter pada pria dan 4,5 pada
wanita, pada Tn.A asma dengan gangguan ventilasi dimana diameter
bronkeolus lebih banyak berkurang selama ekspirasi dibanding inspirasi,
karena peningkatan tekanan dalam paru selama ekspirasi menekan paksa
bagian luar bronkeolus. Oleh karena bronkeolus sudah tersumbat sebagian
sumbatan selanjutnya adalah akibat tekanan eksternal yang mengakibatkan
obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Penderita asma dapat melakukan
inspirasi dengan baik namun sangat sulit saat ekspirasi.(Guyton and Hall,
2006)
Oksigen merupakan suatu komponen yang sangat penting di dalam
memproduksi molekul Adenosin Trifosfat ( ATP ) secara normal. ATP adalah
sumber bahan bakar untuk sel agar dapat berfungsi secara optimal. ATP
memberikan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan keperluan
berbagai aktintra venaitas untuk memelihara efektintra venaitas segala fungsi
tubuh. Oksigen(O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme. Oksigen memegang peranan penting dalam semua
proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan
3

tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat
menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh. (Fatmawati 2009).
Oksigen adalah peroses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya,
terbentuklah karbondioksida, energi. Akan tetapi penambahan CO2 yang
melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktintra venaitas sel. (wahit, 2008).
Berdasarkan pengkajian karakteristik oksigenasi pada Tn. A dada
terasa sesak, nafas pendek (dyspnea), bernafas tampak menggunakan otot
bantu pernafasan, terpasang O2 tiga liter permenit menggunakan nasal kanul.
Dan dari data tersebut penulis tertarik untuk membandingkan konsep teori
dengan keadaan klinik. Maka penulis mengambil judul Laporan Kasus
Asuhan keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn.A Dengan
Asma Bronkhial Di Ruang Mawar I RSUD Karanganyar.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn.A
dengan asma bronkial di RSUD Kabupaten Karanganyar.


4

2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn.A dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.
b. Penullis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.A
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma
bronkial.
c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn.A
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma
bronkial.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn.A dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn.A dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkail.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi gangguan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi yang terjadi pada Tn.A asma bronkial.

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Pendidikan
Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi laporan kasus
bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah dalam
bidang/profesi keperawatan.


5

2. Manfaat Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam memberikan asuhan keperawatan Tn.A
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma bronkial.
3. Manfaat bagi rumah sakit
Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk membuat
kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan asuhan
keperawatan pada Tn.A asma bronkial
4. manfaat bagi keluarga.
Menambah wawasan bagi keluarga agar mampu merawat Tn.A dengan
asma bronkial di rumah untuk memenuhi kebutuhan oksigeneasi.


6
BAB II
LAPORAN KASUS

Pengkajian dilakukan pada tanggal 5 april 2012 jam 08.00 WIB dengan
metode pengkajian autoanamnesa, dan alloanamnesa. Pada saat dilakukan
pengkajian ke Tn.A data yang diperoleh, Tn.A bernama Tn. A umur 64 tahun,
agama katolik, pendidikan SD, pekerjaan tani, alamat Banjarsari Jumapolo
Karanganyar, diagnosa medis Asma Bronkial. Identitas penanggung jawab, nama
Tn. A, umur 48 tahun, pendidikan SD, pekerjaan tani, hubungan dengan Tn.A
anak kandung.
Dari pengkajian keluhan utama didapatkan hasil Tn.A mengatakan sesak
nafas. Riwayat penyakit sekarang klien mengatakan saat melakukan kegiatan
bertani klien merasa sesak nafas, kemudian klien istirahat sebentar untuk minum
jamu, tetapi sesak nafas klien tidak hilang, kemudian keluarga membawa klien
periksa ke dokter, lalu pada tanggal 4 april 2012, jam 11.45 klien dirujuk ke
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar untuk mendapatkan pengobatan lebih
lanjut. Di IGD klien mendapat terapi O2 3 liter permenit, infus RL 20 tetes
permenit, dan injeksi dexametason 1gr, kemudian klien dibawa ke ruang Mawar I.
Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu didapatkan hasil klien
mengatakan pernah mengalami sesak nafas selama 6 bulan akibat kerja terlalu
berat dan alergi terhadap debu, klien mengatakan tidak memiliki riwayat
hipertensi, Diabetes Mellitus dan riwayat penyakit kronik lainnya.
7

Pada riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan tinggal serumah
dengan istri dan kedua anaknya, di lingkungan keluarganya tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti yang diderita Tn.A dan tidak
memiliki penyakit hipertensi, Diabetes Mellitus dll.
Pada riwayat kesehatan lingkungan, klien mengatakan rumah klien tidak
dekat dengan tempat pembuangan sampah, didalam rumah terdapat ventilasi yang
baik, lantai tanah berdebu.
Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil keadaan umum klien
tampak sadar penuh, dan klien tampak berpakaian rapi dan bersih. Pada
pengkajian tanda-tanda vital klien didapatkan hasil pengkajian, tekanan darah
140/80 mmHg, nadi 80 kali permenit, pernapasan 28 kali permenit, suhu 36,7
O
C.
Mata konjungtintra venaa anemis, hidung terpasang O2

3 liter permenit dan tidak
terdapat polip, mukosa bibir tampak kering. Pada pemeriksaan fisik dada paru
didapatkan hasil, dada inspeksi simetris antara kanan- kiri, pada saat bernafas
klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan, dan nafas pendek (dyspnea),
palpasi vocal fremitus kanan dan kiri sama, suara saat diperkusi sonor, auskultasi
terdapat suara tambahan whezing.
Analisa data pada Tn.A dengan diagnosa medis asma bronkial didapatkan
data fokus yaitu data subyektif klien mengatakan sesak nafas, dan data obyektif
pernafasan klien 28 kali permenit, hidung terpasang O2

3 liter permenit, klien
bernafas menggunakan otot bantu pernafasan dan nafas pendek (dyspnea),
auskultasi terdapat suara tambahan mengi. Dari pengkajian tersebut didapatkan
masalah klien pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi.
8

Intervensi keperawatan yang dilakukan pada Tn. A, dengan tujuan setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali dalam 24 jam pola nafas pada Tn.A
efektif dengan kriteria hasil, klien mengatakan sudah tidak sesak nafas lagi,
respirasi sudah tampak normal 16-24 kali permenit, O2 sudah tidak terpasang, dan
tidak menggunakan otot bantu nafas saat bernafas. Rencana keperawatan yang
akan dilakukan pada Tn.A observasi pola nafas Tn.A untuk mengetahui pola
nafas Tn.A, atur posisi Tn.A semifowler untuk memberikan kenyamanan pada
Tn.A saat mengambil nafas, berikan terapi O2

3 liter permenit untuk memenuhi
kebutuhan O2 Tn.A, berikan terapi obat bronkhodilator sesuai advis dokter untuk
terapi pengobatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn.A Tn.A pada hari kamis
tanggal 5 april 20012 pada jam 08.30 wib mengobservasi pola nafas Tn.A,
didapatkan data subyektif Tn.A mengatakan saat bernafas dada masih terasa
sesak, dan obyektif klien bernafas menggunakan otot bantu nafas, nafas 28 kali
permenit. Jam 08.35 wib mengatur posisi semifowler maka didapatkan data
obyektif Tn.A tampak nyaman dengan posisi yang diberikan semifowler. Jam
08.45 memberikan O2 3 liter permenit maka didapatkan data subyektif klien
mengatakan nyaman dengan tekanan O2 yang diberikan 3 liter permenit, data
obyektif Tn.A tampak terpasang O2 3 liter permenit, klien tampak nyaman dengan
O2 3 liter permenit, klien tampak tidak sesak nafas. Pada jam 09.00 memberikan
terapi nebulizer, kombinasi antara obat flixotide 0,5 mg dan fentolin 2,5 mg,
didapatkan data obyektif klien tampak melakukan inhalasi sampai obat habis,
klien tampaak batuk. Jam 09.15 memberikan terapi obat bronkhodilator,
9

aminophylin, dexametason dan amoxan masing-masing 1gram injeksi intra vena
per 12 jam, didapatkan data obyektif obat masuk melalui selang infus, Tn.A
tampak tenang, Tn.A terlihat tidak sesak nafas.
Pada tindakan keperawatan hari jumat tanggal 6 april 2012 jam 08.30
mengobservasi pola nafas Tn.A, didapatkan data obyektif klien bernafas sudah
tidak menggunakan otot bantu nafas, respirasi 24 kali permenit. Jam 08.35
mengingatkan Tn.A untuk mengatur posisi semifowler, didapatkan data obyektif
klien tampak mengubah posisi semifowler, klien tampak nyaman dengan posisi
semifowler. Pada jam 08.45 memberikan terapi O2 3 liter permenit didapatkan
data obyektif klien tampak terpasang O2 3 liter permenit, klien tampak tidak
sesak nafas. Pada jam 09.00 memberikan terapi nebulizer, kombinasi antara obat
flixotide 0,5mg dan fentolin 2,5mg, didapatkan data obyektif klien tampak
melakukan inhalasi sampai obat habis, klien tampaak batuk, 09.15 memberikan
terapi obat bronkhodilator aminophylin, dexametason dan amoxan masing-masing
1gram injeksi intra vena per 12 jam, didapatkan data obyektif obat masuk
melalui selang infus, Tn.A tampak tenang, Tn.A terlihat tidak sesak nafas.
Pada tindakan keperawatan hari sabtu tanggal 7 april 2012 jam 08.30
mengobservasi pola nafas Tn.A didapatkan data obyektif klien bernafas tidak
menggunakan otot bantu nafas, respirasi sudah normal 20 kali permenit, jam
08.35 mengingatkan Tn.A untuk mengatur posisi semifowler, didapatkan data
obyektif klien tampak mengubah posisi semifowler, klien tampak nyaman dengan
posisi semifowler. Pada jam 09.00 memberikan terapi nebulizer, kombinasi antara
obat flixotide 0,5 mg dan fentolin 2,5 mg, didapatkan data obyektif klien tampak
10

melakukan inhalasi sampai obat habis, klien tampaak batuk. Jam 09.15
memberikan terapi obat bronkhodilator aminophylin, dexametason dan amoxan
masing-masing 1gram injeksi intra vena per 12 jam, didapatkan data obyektif
obat masuk melalui selang infus, Tn.A tampak tenang, Tn.A terlihat tidak sesak
nafas.
Dari implementasi yang dilakukan pada hari kamis tanggal 5 april 2012
didapatkan catatan perkembangan Tn.A pada jam 13.00 wib subyektif Tn.A
mengatakan masih merasakan sesak nafas, dan obyektif Tn.A tampak bernafas
menggunakan otot bantu nafas, respirasi 28 kali permenit. Analisa masalah belum
teratasi, perencanaan akan diberikan terapi O2 3 liter permenit, berikan terapi
nebulizer, dan berikan terapi obat bronkodilator.
Dari implementasi yang dilakukan pada hari jumat tanggal 6 april 2012
maka didapatkan catatan perkembangan Tn.A pada jam 13.00 wib subyektif Tn.A
mengatakan sesak nafas berkurang, dan obyektif Tn.A tampak tenang, respirasi 24
kali permenit. Analisa masalah teratasi sebagian, perencanaan yang akan
diberikan terapi O2 3 liter permenit, berikan terapi nebulizer, berikan terapi obat
bronkodilator.
Dari implementasi yang dilakukan pada hari sabtu tanggal 7 april 2012
maka didapatkan catatan perkembangan Tn.A pada jam 13.00 wib subyektif Tn.A
mengatakan sesak nafas berkurang, dan obyektif Tn.A tampak tenang, respirasi
sudah dalam batas normal 20 kali permenit. Analisa, pemberian oksigen
dihentikan, masalah teratasi sebagian, perencanaan yang akan diberikan posisi
11

nyaman dan suasana lingkungan yang bersih, berikan terapi nebulizer, berikan
terapi obat bronkodilator.
12
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn.A Dengan Asma Bronkial Di
Ruang Mawar I RSUD Karanganyar. Prinsip dari pembahasan ini dengan
memfokuskan kebutuhan dasar manusia didalam asuhan keperawatan.
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel
dimana trakhea dan bronkus berespon dalam secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu. Asma dimanifestasikan penyempitan jalan nafas, yang
mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi. Tingkat penyempitan jalan nafas
dapat berubah secara spontan atau karena terapi. Asma berbeda dengan
penyakit paru obstruktif dalam hal asma adalah proses revresibel.
Eksaserbasi akut dapat saja terjadi, yang berlangsung dalam beberapa menit
sampai jam, diselingi periode bebas gejala. Jika asma dan bronkitis terjadi
bersamaan, obstruksi yang diakibatkan menjadi gabungan dan disebut
bronkitis asmatik kronik (Bruner and sudarth, 2002)
Patofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos
bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah
hipersensitintra venaitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara.
Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai
berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk
13

sejumlah antibodi Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada
asma, antibodi ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibodi Ig E orang tersebut
meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel
mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan
dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding
bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen
bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan
tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat. Pada asma, diameter
bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi
karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan
bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka
sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang
menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma
biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sesekali
melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama
serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal
ini bisa menyebabkan barrel chest. (Doengoes, 2000)
14

Manifestasi klinis dari asma diantaranya adalah dispnea episodic dan
sesak nafas, mengi keras episodik, batuk berulang. (Valentina L, 2008).
Pada Tn.A tanda gejala yang dirasakan adalah sesak nafas. Karena
berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Tn.A didapatkan data,
konjungtiva anemis, bibir kering, saat bernafas tampak menggunakan otot
bantu nafas, nafas pendek (dyspnea), bernapas 28 kali permenit.
Berdasarkan hasil pengkajian Tn.A, penulis merumuskan masalah
keperawatan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi. Dan
masalah pola nafas tersebut lebih diprioritaskan dari beberapa masalah
keperawatan yang muncul pada Tn.A. Alasan penulis memprioritaskan
masalah pola nafas tidak efektif karena pola nafas yang dirasakan Tn.A
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan
gangguan oksigenasi, dimana pola nafas tersebut lebih terdahulu untuk
diatasi.
Oksigenasi yaitu peroses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya,
terbentuklah karbondioksida, energi. Akan tetapi penambahan CO2 yang
melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktintra venaitas sel. (Wahit, 2008).
Dari hasil pengkajian pada Tn.A dapat disimpulkan bahwa Tn.A
mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi, karena pada
pengkajian serta berbagai refrensi yang ada tanda dan gejala yang timbul pada
15

Tn.A sebagai berikut sesak nafas. Berdasarkan pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada Tn.A didapatkan data, konjungtiva anemis, bibir kering, saat
bernafas tampak menggunakan otot bantu nafas, nafas pendek (dyspnea),
bernapas 28 kali permenit.
Ketidakefektifan pola napas yaitu inspirasi dan ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi yang adekuat (Nanda, 2005).
Pada saat melakukan penyusunan tugas akhir penulis mengalami
berbagai kesulitan yaitu dalam mendapatkan referensi, penulis mengalami
keterbatasan waktu dalam pengelolaan Tn.A, tetapi dengan kegigihan serta
usaha yang dilakukan oleh penulis akhirnya KTI dapat selesai tepat waktu.

B. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang didapatkan dari sumber-sumber yang
mendukung serta data-data dari Tn.A hingga penulis dapat membahas dari
pengkajian, intervensi, implementasi, penegakan diagnosa, hingga evaluasi.
Maka penulis mampu menyimpulkan isi dari pembahasan yang telah
dilakukan pada Tn. A yaitu
a. Dari pengkajian yang telah dilakukan Tn.A mengatakan sesak napas saat
bernapas, bernafas menggunakan otot bantu pernapasan, bernapas 28 kali
permenit, napas pendek (dyspnea).
b. Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Tn. A maka penulis
menegakkan diagnosa keperawatan yaitu, Pola Napas Tidak Efektif
Berhubungan Dengan Hipoventilasi.
16

c. intervensi yang dilakukan pada Tn.A yaitu kaji pola napas Tn.A, atur posisi
Tn.A semifowler, berikan terapi O2 3 liter permenit, berikan terapi
nebulizer dan berikan terapi obat sesuai advis dokter.
d. Setelah itu penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai intervensi yang
telah disusun sebelumnya. Tindakan yang dilakukan yaitu mengkaji pola
napas Tn.A, mengatur posisi semifowler pada Tn.A, memberikan terapi O2
3 liter permenit, kemudian memberikan terapi nebulizer, dan setelah itu
memberikan terapi obat sesuai advis dokter.
e. setelah melakukan tindakan keperawatan maka penulis melakukan evaluasi
tindakan yang telah diberikan pada Tn.A guna mengetahui perkembangan
masalah yang dirasakan oleh Tn.A, setiap akhir jaga selama 3 hari di rumah
sakit. Dan hasilnya masalah pola napas Tn.A teratasi sebagian, dan sebagian
intervensi dihentikan.
f. Analisa kondisi hari sabtu tanggal 7 april 2012 maka didapatkan catatan
perkembangan Tn.A pada jam 13.00 wib subyektif Tn.A mengatakan sesak
nafas berkurang, dan obyektif Tn.A tampak tenang, respirasi sudah dalam
batas normal 20 kali permenit






17

C. Saran
Setelah penulis melakukan studi kasus tentang pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, penulis mengemukakan saran yaitu:
1. Bagi rumah sakit
Hal ini diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan
kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim
kesehatan maupun klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
asuhan keperawatan yang optimal pada umumnya dan pada asma bronkial
khususnya.
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih maksimal,
khususnya pada klien asma bronkial. Perawat diharapkan dapat
memberikan pelayanan profesional dan komprehensif.
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih
berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional,
terampil, inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Asma. www.Asthma Pdpersi.Com,
diakses 11 April 2012.

Brasher Valentina L., (2008), Aplikasi Klinis Patofisiologi & Pemeriksaan
Manajaemen, Edisi 2, Penerjemah dr. H. Kuncara, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.

Doenges, Marylinn E. (2000). Penerbit Buku Kedoteran EGC, Jakarta.

Fatwa Imelda., (2009) Proses Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

Guyton Arthur C & Hall Jhon E., (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit
Buku Kedokteran EGC Jakarta.

Mila Citrawati. (2011). Asuhan Keperawatan Dengan Asma Bronkial.
www.abstrak prevalensi-asma bronkial.com, di akses 14 April 2012

Nanda. 2005. Definisi Dan Klasifikasi. Penerbit Buku: Prima Medika. Jakarta.

Smeltzer Suzzanne C., Bare Brenda G., (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Bruner & Sudarth, Vol 1, Edisi 8, Penerjemah Agung Wahyu SKep
dkk, Penerbir Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Wahit Iqbal., (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Wilkinson. Judith M., (2007), Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi
NIC DAN Kiteria Hasil NOC, Edisi 7, Penerjemah Widyawati SKep., Mkes
dkk, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai