Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi infrastruktur memegang peranan penting dalam
pembangunan yang berlangsung dengan sangat pesat. Seiring dengan isu global warming dan
penerapan konsep pembangunan hijau, dalam bidang rekayasa material terus diupayakan
berbagai inovasi ramah lingkungan untuk menciptakan penelitian dalam bidang bahan
bangunan terutama untuk komponen struktur. Semen portland (portland cement) merupakan
salah satu material komponen struktur yang paling populer dan merupakan kebutuhan
yang paling besar di bidang konstruksi, sehingga penggunaannya sebagai bahan
yang berkelanjutan menjadi tujuan penting pada saat ini. Keberadaan kegiatan produksi semen
pada suatu daerah selain memberikan banyak manfaat terutama di bidang konstruksi, juga
menjadi ancaman ekologis yang serius. al ini dapat dilihat mulai dari proses pengambilan
bahan baku (eksplorasi terus!menerus), proses produksi serta dampak polusi yang
ditimbulkan. "atu kapur sebagai bahan baku pembuatan semen portland merupakan sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan jika pengambilannya dilakukan secara terus!
menerus maka keberadaan bahan baku tersebut akan habis. Selain itu dampak yang terjadi
adalah terus meningkatnya pemanasan global. #enurut $nternational %nergy &uthority'
(orld %nergy )utlook, produksi semen portland adalah penyumbang karbon dioksida sebesar
tujuh persen dari keseluruhan karbon dioksida yang dihasilkan oleh berbagai sumber, hal ini
terjadi karena dari satu ton semen portland yang diproduksi menghasilkan satu ton karbon
dioksida (Putranto, *+,,). )leh karena itu, perlu dipikirkan dan dikaji bahan baku alternatif
agar produksi semen di masa mendatang masih tetap ada dan proses produksinya lebih ramah
lingkungan.
%kosemen adalah salah satu jenis produk semen yang hampir sama dengan semen
portland dan karena bahan bakunya menggunakan bahan berbasis limbah serta ramah
lingkungan maka disebut ekosemen. "eberapa alternatif yang dapat digunakan sebagai
pengganti bahan baku batu kapur yang berbasis limbah dan ramah lingkungan antara lain ' abu
terbang batu bara (fly ash), abu hasil kalsinasi sampah dan abu sisa pengolahan kayu
(Susanti, *++-). Selain itu beberapa penelitian menunjukkan bahwa limbah makanan laut
seperti kulit udang (chitosan) dan kulit kerang dapat dijadikan sebagai pengganti batu kapur.
Kerang laut (&nadara grandis) adalah salah satu dari jenis kerang yang banyak ditemukan di
perairan $ndonesia. Kerang ini banyak dikonsumsi masyarakat karena banyak
mengandung protein. .umlah kerang yang cukup berlimpah akan sebanding dengan jumlah
limbah kulitnya yang selama ini sebagian besar hanya dibuang dan sebagian kecil
dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahan baku pembuatan kosmetik, dan kerajinan
tradisional. /imbah kulit kerang mengandung senyawa kimia yang bersifat po00olan yaitu 0at
kapur (1a)) sebesar 22,3+4, alumina, dan senyawa silika (Siregar, *++-), sehingga dapat
dijadikan sebagai alternatif bahan baku utama atau bahan subtitusi pembuatan semen. 5engan
demikian optimalisasi pemanfaatan limbah kulit kerang ini diharapkan dapat mengurangi
limbah yang mencemari lingkungan dan dapat memberi nilai tambah terhadap limbah kulit
kerang tersebut. Penelitian ini akan mengkaji pemanfaatan limbah kulit kerang sebagai bahan
baku untuk pembuatan ekosemen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Semen dan Sejarah Pembuatan Semen
Semen merupakan bahan yang sangat penting yang digunakan untuk konstruksi bangunan,
komposisinya terdiri dari oksida kalsium, alumina, silica dan besi. Senyawa!senyawa ini
diperoleh dari pembakaran batu kapur (limestone), tanah liat (silistone) dan pasir besi (iron sand)
serta adanya penambahan bahan aditive yaitu gypsum (1aS)6. **)) yang berfungsi untuk
memperlambat proses pengerasan semen yang di tambahkan bersamaan dengan klinker pada unit
finish mill.
Pada saat ini berbagai macam semen telah beredar di pasaran, hal ini terbukti dengan adanya
permintaan konsumen terhadap beberapa jenis atau tipe semen. 7ipe semen yang paling banyak
di gunakan oleh konsumen adalah semen tipe $ yaitu semen Portland untuk penggunaan umum,
dan tidak memerlukan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis semen lain.
Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku batu kapur8gamping sebagai
bahan utama dan lempung8tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa
padatan berbentuk bubuk8bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau
membatu pada pencampuran dengan air. "ila semen dicampurkan dengan air, maka terbentuklah
beton. "eton nama asingnya, concrete!diambil dari gabungan prefiks bahasa /atin 93 com, yang
artinya bersama!sama, dan crescere (tumbuh), yang maksudnya kekuatan yang tumbuh karena
adanya campuran 0at tertentu. "atu kapur8gamping adalah bahan alam yang mengandung
senyawa kalsium oksida (1a)), sedangkan lempung8tanah liat adalah bahan alam yang
mengandung senyawa' silika oksida (Si)*), aluminium oksida (&l*):), besi oksida (;e*):)
dan magnesium oksida (#g)). <ntuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai
meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah
dengan gips (gypsum) atau po00olan dalam jumlah yang sesuai. asil akhir dari proses produksi
dikemas dalam kantong80ak dengan berat rata!rata 6+ kg atau =+ kg.
Secara umum semen didenifisikan sebagai perekat hidrolis yang dihasilkan dari penggilingan
clinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dan kalsium sulfat sebagai bahan tambahan.
Semen disebut sebagai bahan perekat hidrolisis karena senyawa!senyawa yang terkandung di
dalam semen tersebut dapat bereaksi dengan air dan membentuk 0at baru yang bersifat perekat
terhadap batuan, oleh karena sifat hidrolisis tersebut, maka semen bersifat'
,. 5apat mengeras apabila bercampur dengan air
*. 7idak dapat larut dalam air
:. Plastis sementara, apabila dicampur dengan air
6. #elepas panas, apabila dicampur dengan air
=. 5apat melekat batuan apabila dicampur dengan air
Proses Pembuatan semen sudah dikenal sejak 0aman mesir kuno, bahan ini hasil kalsinasi
gypsum yang tidak murni. Sedangkan bangsa romawi membuat semen dengan menggunakan
bahan perekat dari abu gunung berapi yang digiling bersama!sama dengan kapur murni. "ahan
perekat tersebut merupakan anorganik yang terdiri dari batu gamping, gypsum, po00oland.
"ahan perekat tersebut akhirnya dikenal dengan semen.
Setelah revolusi industri di eropa pada pertengahan abad >?$$$, banyak dikembangkan
berbagai macam penelitian penting, pada tahun ,3==, .ohn Smeaton dari inggris menemukan
hydraulic lime yang dibangun untuk gedung %ddy Store /ighthouse. Pada tahun ,3-3 james
parker dari $nggris melakukan pembaharuan dengan menggunakan semen hidraulik.
Pembuatannya dilakukan dengan cara membakar batu kapur dan batu silica. Semen hidrolik
dikenal dengan nama @oman 1ement yang banyak dipakai pada periode tersebut.
Pada tahun ,9*6, .ohn &spenden seorang tukang batu dari $nggris membuat patent dengan
cara pembuatan batu!batuan, semen yang dipakai akhirnya dikenal dengan nama Portland
cement, karena bentuk dari semen yang tekah mengeras mirip dengan Portland Stone yang
merupakan bahan bangunan pada waktu itu.
Kira!kira *+ tahun kemudian setelah pembaharuan oleh .ohn &spenden, barulah dimulai
produksi semen dengan kualitas dapat diandalkan. 5alam hal ini penelitian tentang pembuatan
semen, prestasi $.1 .ohnson yang meletakkan dasar!dasar proses kimia dalam pembuatan semen
tidak dapat dilupakan. 7ahun ,9=+ dibangun empat buah pabrik di $nggris dengan produk
1ement Portland dengan kualitas baik. 5an sejak saat itu diberbagai negara %ropa dan &merika
bermunculan pabrik semen yang kemudian disusul oleh jepang pada tahun ,93== dan negara!
negara lain di indonesia.
Pada tahun ,-+9 sudah memulai diperkenalkan rotary kiln sebagai inovasi dari shaf kiln.
7ahun ,-,+ pabrik semen pertama didirikan di $ndonesia. 7ahun ,-,9, ?icat menyatakan bahwa
untuk membuat semen yang tahan air tidak hanya dibutuhkan batu kapur, tetapi memerlukan
batu yang mengandung aluminium, silica, magnesium, dan oksidasi besi dengan perbandingan
tertentu.
2.2. Siat dan Kua!ita" Semen
*.*.,. Sifat ;isika Semen
,. idrasi Semen
idrasi pada semen terjadi apabila ada kontak antara mineral alam dalam semen
dengan air. ;aktor!faktor yang mempengaruhi reaksi hidrasi antara lain'
a. .umlah air yang ditambahkan
b. 7emperatur
c. Kehalusan semen
d. "ahan tambahan
;aktor!faktor tersebut akan mengakibatkan terbentuknya pasta semen yang dalam
jangka waktu tertentu akan mengalami pengerasan (setting).
*. Panas idrasi
Panas hidrasi merupakan panas yang dihasilkan oleh reaksi hidrasi (reaksi eksotermis)
jika semen dicampur dengan air.
:. Setting 7ime dan ardening
Pengikatan semen terutama ditentukan oleh terlalu cepatnya reaksi antara 1:& yang
terdapat dalam semen dan air. #aka, untuk mengatur waktu pengikat perlu ditambahakan bahan
penghambat untuk mencegah hidrasi, yaitu gypsum. Setting time sangat dipengaruhi oleh
temperatur dan kelembaban relatif. Setting time akan menurun jika klinker tidak terbakar
sempurna, partikel semen halus, tingginya kandungan alumina, alkali, dan soda kaustik. Setting
time akan meningkat jika klinker dibakar pada temperatur yang sangat tinggi, partikel semen
kasar, gypsum, yang ditambahkan berlebih, tingginya kadar silica, natrium klorida (Aa1l),
"arium klorida ("a1l*), Sulfida (S):), senyawa sulfat dan air sadah.
6. ;alse Set
;alse set merupakan hasil dari dehidrasi gypsum yang disebabkan karena pemanasan
berlebih. ;alse set merupakan proses pengerasan semen yang tidak normal apabila air
ditambahkan ke dalam semen, sehingga dalam beberapa menit kekuatan (rigidity) segera terjadi.
Pengerasan ini disebabkan oleh adanya 1aS)6.,8**) dalam semen. Plastisitas akan diperoleh
kembali jika campuran jika campuran tersebut diaduk kembali. Pada suatu saat, meskipun tidak
mengurangi kekuatan semen, hal ini akan menimbulkan kesulitan pada waktu proses pembuatan
beton. ;alse set ini dapat dihindari dengan mengatur temperatur semen saat penggilingan di
dalam 1ement #ill agar gypsum tidak berubah menjadi 1aS)6.,8**). selain itu gypsum yang
digunakan harus cukup dan belum dehidrasi.
=. Kuat 7ekan
Kuat tekan adalah kemampuan suatu material menahan beban. Kuat tekan ini sangat
diperlukan dalam menentukan miB design dari beton untuk suatu kontruksi tertent. Kuat tekan
akan meningkat jika nilai /ime Saturation ;actor (/S;) tinggi, nilai alumina @atio rendah, nilai
Silica @atio tinggi, kandungan S): rendah, dan tingkat kehalusan semen tinggi. 1:S
memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan kekuatan awal, sedangkan 1*S
memberikan kontribusi kekuatan semen pada umur yang lebih lama. 1:& mempengaruhi kuat
tekan sampai tingkat tertentu pada umur *9 hari dan selanjutnya, pada umur berikutnya pengaruh
komponen ini makin kecil, sedangkan 16&; tidak berpengaruh terhadap kekuatan semen.
2. Kelembaban
Selama penyimpanan atau pengangkutan, semen mudah menyerap uap air dan karbondioksida
(1)*) dari udara, sehingga akan menurunkan kualitas semen.
3. Penyusutan
Penyusutan yang terjadi pada pasta semen di dalam campuran beton terbagi menjadi : macam,
yaitu'
,. idration Shrinkage
*. 5rying Shrinkage
:. 1arbonation Shrinkage
9. 5aya 7ahan Semen 7erhadap &sam dan Sulfat
Syarat ini diperlukan hanya untuk high sulfat 1ement yang dimaksudkan untuk
mengontrol kekuatan semen melaui sulfat. 5aya tahan beton pada asam pada umumnya sangat
lemah, sehingga mudah terdekomposisi atau terurai oleh asam!asam kuat seperti asam klorida
(1l), amoniak (A:), dan asam sulfat (*S)6).
-. Soundness
&gar beton mempunyai daya tahan yang lebih baik, semen juga harus memiliki
kelenturan yang baik. Selama proses hidrasi, akan terjadi ekspansi abnormal yang dapat
menyebabkan beton menjadi retak. %kspansi yang sangat besar terjadi di dalam semen apabila
kandungan free lime, magnesium oksida (#g)), Aatrium )ksida (Aa)), dan Kalium )ksida
(K*)) sangat tinggi atau gypsum yang ditambahkan pada penggilingan akhir telalu banyak.
,+. Kehalusan ("laine)
Kehalusan semen merupakan salah satu syarat fisika semen, karena akan menentukan
luas permukaan partikel!partikel semen pada saat hidrasi. Semakin halus semen, panas hidrasi,
kebutuhan air per satu satuan berat semen akan semakin tinggi, serta reaksi hidrasi akan semakin
cepat.
*.*.*. Sifat Kimia Semen
a. ilang Pijar (/)$)
ilang pijar pada semen terutama disebabkan karena terjadinya penguapan air kristal
yang berasal dari gypsum serta penguapan karbon dioksida (1)*). Pada semen yang
baru dibuat, nilai /)$ maB =4 untuk semen )P1 dan ,:,=4! ,=4 untuk semen PP1.
b. Silica @atio (S@)
arga silica @atio berkisar anatara *,6* C+,+=. Perubahan Silica @atio(S$#) dapat
menyebabkan perubahan pada pembentukan 1oating pada "urning Done dan burnability
1linker. Silica @atio (S@) yang rendah akan menyebabkan'
,. @aw meal mudah dibakar
*. 7emperatur klinkerisasi rendah
:. 1enderung membentuk ring coating dalam Kiln, apalagi jika /ime saturated ;ree
(/S;) juga rendah
6. Kekuatan awal tinggi, tetapi dengan pertambahan waktu sedikit sekali
kenaikannya.
=. 1:S banyak .
c. &lumina @atio (&@)
arga &lumina @atio (&@) berkisar antara ,,2, jika alumina ratio (&@) tinggi, maka
akan menurunkan silica ratio (S@), sehingga akan menghasilkan semen dengan waktu
pengikatan yang cepat.
2.#. Pr$"e"%Pr$"e" Pembuatan Semen
*.:.,. Proses "asah
Penggilingan bahan mentah dilakukan dengan menambahkan sejumlah air ke dalam raw
mill, sehingga kadar air dalam bahan mentah meningkat dari 24!,,4 menjadi :=4!6+4.
Keluaran dari raw mill ini disebut slurry yang kemudian mengalami homogenisasi di dalam
miBing basin, tangki koreksi dan slurry basin. 5ari slurry basin, slurry di umpankan ke dalam
kiln untuk membentuk klinker pada suhu ,6=+ , setelah itu didinginkan dengan cooler,
kemudian klinker bersama dengan gypsum digiling di dalam 1ement #ill, sehingga diperoleh
semen. Keuntungan proses basah pada pembuatan semen, yaitu'
,. Pencampuran dan koreksi komposisi slurry lebih mudah karena berupa larutan.
*. ;luktuasi kadar air tidak terlalu mempengaruhi proses
:. Proses basah baik digunakan jika kadar air raw materialnya cukup tinggi
Kerugian proses basah pada pembuatan semen, yaitu'
,. Pada saat pembakaran diperlukan banyak bahan bakar, karena menggunakan panas ,=++!
,-++ kcal8kg track, dengan suhu eBit gas ,=+!*=+ .
*. Kiln yang digunakan lebih panjang karena proses pengeringan terjadi di dalam kiln.
:. @ata!rata kapasitas kiln pada proses basah lebih rendah.
*.:.*. Proses Semi basah8kering
<ntuk umpan kiln digunakan moule8granular (butiran), pellet (cake) yang dibuat dengan
filter press, sehingga kadar airnya menjadi ,=4!*=4 dengan konsumsi panas sekitar ,+++!*+++
kcal8kg track. &gar kapasitas produksi meningkat maka long rotary kiln dilengkapi dengan grate
preheater.
*.:.:. Proses Kering
Pada proses pembuatan semen dengan proses kering, bahan mentah digiling dan
dikeringkan dalam raw mill, sehingga dihasilkan raw miB dan selanjutnya dihomogenisasi
dengan silo. Kemudian raw miB mengalami reaksi kalsinasi awal di dalam preheater dan
calciner. asil kalsinasi diumpankan ke dalam kiln pada suhu C,6=+. dan didinginkan dalam
cooler hingga suhunya C,++.. setelah itu, klinker dan gypsum digiling di dalam cement mill,
sehingga menghasilkan semen. Keutungan proses kering'
,. Kebutuhan panas lebih rendah, sehingga konsumsi bahan bakar lebih sedikitKiln yang
digunakan
*. relatif lebih pendek
:. @ata!rata kapsitas kiln lebih besar
Kerugian proses kering yaitu'
a. ;luktuasi kadar air sangat menganggu operasi di raw mill
b. Pengotor berupa alkali klorida dan sulfat menyebabkan penebalan atau penyempitan pada
saluran!saluran atau riser pipe kiln (clogging).
b.&. Bebera'a A!at% A!at Utama Da!am indu"tri Semen
b.6.,. Preheater
Preheater dikembangkan untuk terjadinya proses pemanasan bahan baku untuk mencapai
awal mula proses kalsinasi atau pelepasan 1)*. Salah satu jenis preheater yang digunakan
adalah cyclone. 1yclone preheater merupakan rangkaian cyclone yang disusun satu diatas yang
lainnya. Eas dari kiln masuk dari bawah cyclone melalui riser duct. 5i dalam duct, raw meal
berkumpul di bagian atas stage. @aw meal di bawa oleh gas kiln dan dimasukkan ke dalam kiln,
pada saat gas di bawa menuju k atas, gas panas di transferkan ke raw meal yang mana akan
mendapatkan pemanasan kedepan.
Ketika gas dengan raw meal bercampur sebagai suspensi masuk ke dalam cyclone, raw
meal di pisahkan dari gas dengan proses cyclonic dan gas menuju ke atas cyclone raw meal
sedangkan yang lainnya jatuh ke bawah masuk ke kiln. Setiap cyclone, sambungan duct dan pipa
raw meal akan membentuk stage. Proses akan diulang beberapa kali sebagaimana hal nya stage.
Pada stage terakhir atau pada puncak cyclone, raw meal dari kiln feed dimasukkan dari sistem
kiln feed dan gas dikeluarkan ke preheater fan yang diakibatkan oleh tarikan dari sistem tersebut.
5i setiap stage perpindahan panas terjadi ketika raw meal bersuspensi dalam gas yang mana
kondisinya sangat baik untuk terjadinya perpindahan panas. Eas dari kiln masuk dari bawah
cyclone dengan suhu sekitar ,+++.. @aw meal masuk ke preheater dari atas stage dengan suhu
sekitar 2+., gas meninggalkan preheater dengan suhu :=+. setelah melewati 6 preheater dan
raw meal akan masuk ke kiln pada suhu sekitar 9++!9=+..
Eambar Preheater tower
b.6.*. 1alciner
1alciner anya sebagai pengembangan preheater untuk tempat terjadinya proses
pemanasan awal di luar kiln, jadi calciner merupakan tempat terjadinya proses kalsinasi atau
pelepasan 1)* dari 1): di dalam umpan raw miB di luar kiln. 5i dalam pemanas suspensi
cyclone lamanya gas berpindah adalah 6+!2+ detik, pada kondisi ini raw meal dipanaskan dari
temperatur 2+. menjadi sekitar 9++!9=+.. kalsinasi dimulai pada suhu 2++.. oleh sebab
itu raw meal masuk ke kiln secara parsial telah terjadi kalsinasi sebesar -+!-=4. @eaksi
keseluruhan dari kalsinasi terjadi di dalam kiln. Kalsinasi merupakan proses endotermis selama
temperatur raw miB konstant. Panas dibutuhkan untuk memenuhi reaksi kalsinasi sebagaimana
reaksi di bawah ini
1a1): 1a) F 1)* ! 6*+ kkal
Pada reaksi kalsinasi, raw meal diambil dari sisa tetapi, satu stage pada preheater dan
dimasukkan ke vessel yang mana panas kalsinasi disediakan oleh pembakaran bahan bakar di
dalamnya. <dara untuk pembakaran dapat berasal dari kiln atau dari grate cooler. Preheater fan
menarik produk dari hasil pembakaran dan 1)* dipisahkan melalui calciner dan melalui cyclone
preheater. raw meal dipisahkan dari gas dan diumpankan ke kiln. Pencapain 5erajat kalsinasi
berhubungan secara langsung dengan jumlah bahan bakar yang dibakar di dalam calciner.
Sebagaimana aturan thumb menyatakan ketika 2+4 bahan bakar di dalam calciner, derajat
kalsinasi mencapai -+!-=4. 7emperatur raw miB mulai naik ketika proses kalsinasi sempurna
yang mana merupakan karateristik dari aliran. )leh sebab itu kalsinasi yang dicapai sengaja
dibatasi hingga -+4.
b.6.:. @otary Kiln
@otary kiln terjadi banyak operasinya didalamnya. @otary kiln cocok untuk semua proses
untuk industri semen baik basah, semi!basah, semi kering dan kering. Panjang kiln atau ratio
panjang sampai ke diameter tergantung jumlah operasi yang terjadi di dalam kiln. Secara alami
proses basah kiln mempunyai kiln yang terpanjang karena distu terjadi banyak operasi mulai dari
pengeringan sampai pembentukan. Kiln pada proses kering dengan precalciner merupakan kiln
yang terpendek karena di dalam kiln tersebut hanya terjadi sekitar ,+4 proses kalsinasi dan
proses pembentukan. Semua kiln memilki mempunyai 0ona cooler yang pendek pada
keluarannyan. Pada kiln dengan jenis planetary cooler, klinker masuk ke pipa cooler yang
berdekatan dengan kiln shell.
Panjang kiln ditentukan oleh berapa jumlah penyangga yang dibutuhkan. Kiln pada
proses basah dan kering mempunyai jumlah penyangga = atau lebih. Precalciner kiln proses
kering dapat memiliki * yang mana merupakan jumlah yang paling kecil, secara umum kiln Gkiln
ini mempunyai : penyangga (support). @otary kiln merupakan slinder yang berputar, dipasang
dengan kemiringan * G 6 derajat, setiap penyangga mempunyai * roller dan 6 bearin. Pada 0ona
pembakaran terdapat 3+4 batu!bata alumina atau magnesit, sisanya merupakan :=4 alumina.
7ingkat bahan isian di dalam kiln, hal ini merupakan hal yang penting dari titik perpindahan
panas ke bahan isian, biasanya tingkat bahan isian yaitu sekitar =!94
&da beberapa perbedaan dalam perancangan dan perbaikan sistem pada kiln, tetapi semua itu
yang menjadi hal utama yaitu kinerja perubahan material di dalam kiln tersebut, berikut adalah
beberapa proses yang terjadi di dalam kiln'
,. Penguapan air bebas, pada temperatur di atas ,++
*. Penghilangan air yang diserap oleh material tanah liat ,++! :++
:. Penghilangan air yang mengikat secara kimia 6=+ !-++
6. Kalsinasi 1a1): 3++!9=+
=. Pembentukan 1*S, alumina dan besi 9++ !,*=+
2. Pembentukan cairan dalam fasa cair H,*=+
3. Pembentukan 1:S ,::+. ! ,6=+
9. Pendinginan 1linker sebagai fasa padat ,:++ !,*6+
-. Pendinginan 1linker ,*=+ !,++
b.6.:.,..enis G .enis Kiln
a. (et Process Kiln
(et Proses Kiln dengan ratio panjang per diameter (/85) diatas 6+ m, merupakan alat utama
pada pabrik untuk memproduksikan klinker pada abad *+, kiln ini merupakan kiln yang relatif
sederhana, dengan keutungan utama yaitu persiapan slurry menjadi lebih mudah di giling,
ditangani dan di campur, disimpan, dipompa, dan diukur, dan juga lebih mengurangi tingkat
emisi debu. 5i dalam proses basah sistem pemanasan awal adalah roda logam yang bergantung
di daerah dingin ujung kiln, yang mana menyerap gas panas dari material yang melewatinya.
@oda sebenarnya menyediakan area permukaan yang lebih besar untuk berkontak antara gas
panas dengan material yang melekat diatas roda. #asalah utama pada kiln wet processs adalah
efisiensi bahan bakar yang rendah karena air akan dihilangkan dari slurry. al ini hanya menjadi
masalah serius ketika harga bahan bakar meningkat selama tahun ,-3+an, dan hanya beberapa
wet kiln process yang masih beroperasi pada saat itu.
b. /ong 5ry Kiln
Secara 5imensi, /ong 5ry Kiln sama dengan long wet kiln, kiln!kiln ini dikembangkan
dan menjadi populer terutama di &merika <tara. Keuntungan pada kiln ini adalah secara
potensial meningkatkan konsumsi bahan bakar karena kondisi feed dalam keadaaan kering.
"agaimanapun tanpa ada peralatan alat pembantu perpindahan panas dalam area preheater 0one ,
temperatur keluaran kiln 3++ atau lebih ini berarti bahwa penyemprotan air pendingin
diperlukan dan sangat sedikit keuntungan yang dicapai daripada wet process kiln. Selain itu
produksi long dry kiln lebih besar daripada long wet kiln.
c. 7ravelling Erate Preheater Kiln (/epol)
/epol kiln ditemukan pada tahun ,-*9 oleh )tto /ellep dan dipasarkan oleh Polysius,
kombinasi kedua namanya di singkat dengan I/epolJ. Kiln ini merupakan peningkatan besar
eifesiensi perpindahan panas pada kiln, sekitar =+4 lebih diatas wet kiln proses yang terkenal
pada saat itu. 5engan sengat mudah pasar menerima teknologi ini. 7eknologi kiln tersebut
mencapai tahap :+++ ton per hari dengan konsumsi bahan bakar :,: #.8kg(9++ kcal8kg). Kiln!
kiln ini mempunyai bagian rotary kiln yang pendek perbandingan /85 yaitu ,* dan ,=,
pemrosesan di bawa oleh grate di tutupi oleh ,=+ mm G *++ mm lapisan dari pellet raw meal.
Eas keluaran dari kiln yaitu ,+++ dan juga melewati lapisan nodule8pellet yang memeberikan
pemenasan awal pada material sebelum masuk ke dalam rotary kiln dengan suhu sekitar 9++..
Eas keluar dari bagian grate dengan suhu sekitar ,++ , termasuk sangat eifisiensi dalam
pemanfaatan panas kembali, untuk beberapa sistem grate preheater kiln, pellet umpan kiln
mengalami dua pemisahan pembagain gas , pertama untuk pemanasan dan yang kedua untuk
pemnasan awal dan awal kalsinasi. Pellet di bentuk sebagai umpan kiln yang dibuat dari raw
meal dicampur dengan ,:4 kandungan air di dalam pan granulator, atau di produksi di slurry
raw meal setelah melewati filter press, dieBtruder dan dimasukkan ke dalam selinder pellet.
d. 1yclone Preheater Kiln
1yclone preheater pertama dipatenkan pada tahun ,-:6 di 1eko!Slovakia oleh pekerja
;./ Smidht, akan tetapi kiln preheater pertama dibuat dan dipersiapkan pada tahun ,-=, oleh
K5. Sistem penunjang cyclone separator ini bermaksud mempromosikan perpindahan panas
antara gas panas keluaran kiln pada suhu ,+++ dan dimasukkan ke dalam umpan raw meal.
1yclone preheater Kiln mempunyai beberapa stage antara , dan 2, dengan meningkatkan
efesiensi bahan bakar dan dengan beberapa stage preheater yang dapat kita lihat padam yang
banyak digunakan yaitu 6 stage suspension preheater, dimana gas meninggalkan sistem preheater
pada suhu sekitar :=+ .
@otary kiln yang digunakan relatif pendek, dengan /85 biasanya ,=, material masuk ke
dalam kiln yang sudah dipanaskan sekitar 9++ dan sebagian reaksi kalsinasi terjadi (*+4 to
:+4) dengan beberapa beberapa reaksi pembentukan klinker sudah dimulai.
/amanya waktu material di dalam preheater sekitar :+ second dan di kiln sekitar :+
menit dan kecepatan kiln yaitu * rpm. Pressure drop berkisar :++ mm sampai 2++ mm*),
dengan kecepatan gas *+ m8s di dalam preheater dan cyclone. Kapasitas kiln di atas :=++ ton per
hari, dengan pemakaian bahan bakar sekitar 3=+ sampai 9++ mm Kcal8Kg (:,* !:,= #.8Kg).
dengan kapasitas yang lebih kiln di buat dengan sistem * menara preheater untuk menjaga
ukuran cyclone bagian dari masalah ekonomi dan kebutuhan eifisiensi.
e. Precalciner Kiln
5i dalam precalciner kiln, udara pembakaran untuk bahan bakar tidak diambil lebih jauh
melalui kiln, tetapi diambil dari cooler dengan menggunakan tertiary air duct yang dirancang
khusus untuk pembakaran vessel di dalam preheater tower. Secara khusus, 2+4 dari jumlah
bahan bakar di bakar di dalam calciner, dan raw meal di atas -+4 terjadi kalsinasi sebelum
material sampai ke dalam rotary kiln, sejak calciner beroperasi pada temperatur sekitaran
temperatur kalsinasi raw meal (9++!-++), tidak terdapat pembakaran sebagaimana
mestinya. %fesiensi 1alciner bergantung pada keseragaman aliran udara dan keseragaman
dispersi bahan bakar dan raw meal di udara, secara khusus, rata!rata waktu tinggal dihitung pada
laju gas pada unit awal awal adalah , atau * sekon laju batu bara dan minyak, dan * dan : sekon
untuk gas alam, beberapa tahun terakhir cenderung telah digunakan calciner vessel untuk
mengurangi beberapa masalah pembakaran pada rancangan yang telah ada dan memberikan
fleksibiltas yang lebih besar untuk penggunaan jumlah bahan bakar yang lebih rendah.
Precalciner kiln dapat menghasilkan keluaran yang besar mencapai ,+.+++ ton per hari,
dengan penggunaan bahan bakar spesifik yaitu : m.8Kg (3++ kcal8kg). Pada preheater kiln
terdapat beberapa perbedaan konfigurasi dengan satu, dua atau tiga menara preheater beroperasi
dengan satu atau dua vessel calciner di luar dari konfigurasi atau chamber, ukuran kiln biasanya
kecil /85 yaitu ,+ atau ,6, dan kecepatan kiln :,= rpm, dan waktu tinggal dalam kiln biasanya *+
G *= menit.
2.(. Taha'an Pr$"e"
&dapun urutan proses pembuatan semen di P7. /afarge 1ement $ndonesia adalah '
,. Persiapan bahan baku
"ahan baku pembuatan semen terdiri dari '
a. "atu kapur (/imestone)
b. 7anah liat (Siltstone)
c. 7anah alumina (Shale)
d. Pasir besi ($ron sand)
e. Po00oland untuk semen PP1
f. Eypsum
*. Penggilingan "ahan "aku (<nit @aw #ill)
Peralatan utama untuk penghalusan bahan baku (raw material) adalah raw mill. @aw mill
yang di gunakan pada P7. /afarge 1ement $ndonesia (/1$) adalah jenis tube8hori0ontal mill.
@aw mill merupakan silinder baja tertutup yang diputar oleh motor induksi dengan kecepatan
,6,= rpm dengan power motor *.=++ k( per motor dengan kapasitas *6+ ton8jam. @aw mill
memiliki diameter dalam shell 6,99 meter dan panjang shell ,=,:- m, yang terdiri dari : ruang
pengering (dryng chamber), ruang pengggiling $ (grinding chamber $), dan ruang penggiling $$
(grinding chamber $$).
"ahan baku (limestone, siltstone, dan shale) dimasukkan ke dalam hopper yang
dilengkapi weight feeder. Kedua material dikirim dengan belt conveyor ke raw mill, sedangkan
pasir besi ditambahkan melalui hopper setelah melewati weight feeder dan langsung jatuh ke belt
conveyor yang telah berisi kedua material diatas. Perbandingan kedua bahan baku tersebut
adalah 3*4 limestone, ,94 siltstone, 24 shales dan 64 iron sand.
#aterial yang masuk ke raw mill dikeringkan pada chamber $ (dryng chamber) dengan
menggunakan panas dari cyclone preheater pada temperatur :++!6++, yang dialirkan dengan
menggunakan fan. Setelah pengeringan maka kadar air material dalam dryng chamber mencapai
*!=4. #aterial dari dryng chamber masuk ke dalam grinding chamber $ yang berisi bola!bola
mill berdiameter -+ mm, 9+ mm, 3+ mm, 2+ mm dan =+ mm dengan beratnya berturut G turut
adalah :+ ton, :+ ton, *2 ton, ** ton dan ,2 ton dengan berat totalnya ,*6 ton, karena adanya
perputaran dari raw mill, menyebabkan grinding media (ball mill) menumbuk material hingga
halus. Setelah halus pada grinding chamber $ maka material akan masuk pada grinding chamber
$$, di dalam grinding chamber $$ terdapat bola!bola mill yang berukuran =+ mm, 6+ mm, :+ mm
dan *= mm, dengan berat bola mill berturut!turut yaitu *= ton, =+ ton, 62 ton, dan :6 ton dengan
berat total ,== ton.
#aterial yang telah digiling masuk ke dalam grit separator, disini material akan
dipisahkan antara yang kasar dan yang halus, sebagian material yang menjadi debu akan
terkumpul di cyclone dust collector dengan bantuan fan. #aterial lain keluar melalui central
discharge masuk ke bucket elevator dengan bantuan air slide. 5engan menggunakan bucket
elevator material dimasukkan ke dalam cyclone separator. Pada cyclone separator ini material
dipisahkan dengan menggunakan sistem centrifugal, akibat putaran itu material G material yang
halus dan kasar terpisah menjadi dua bagian, material yang halus masuk ke kiri dan kanan
cyclone sedangkan material yang kasar jatuh ke bawah di tengah!tengah cyclone dan
dimasukkan kembali ke dalam drying chamber, grinding chamber $, dan grinding chamber $$
untuk dihaluskan.
#aterial yang halus pada grinding chamber $$ dihisap dengan ke grit separator, disini
dipisahkan lagi antara material yang kasar dengan debu (halus), material yang telah menjadi
debu akan terkumpul di cylone dust collector dengan bantuan fan, sedangkan material yang kasar
dengan bantuan air slide menuju bucket elevator dan dimasukkan ke dalam cyclone separator.
Selanjutnya material yang halus (debu) yang berasal dari cylone dust collector dan dari cyclone
separator dengan bantuan air slide di salurkan ke dalam dua buah screw pump, dan dengan
bantuan air compressor dimasukkan ke dalam blending silo yang berjumlah * buah dengan
kapasitas masing!masing ,.9++ ton.
5i dalam blending silo material (raw meal) diaduk hingga homogen. Pengadukan
dilakukan dengan menggunakan udara yang berasal dari tiga buah compressor di bawah blending
silo. Proses pengadukan dilakukan selama tiga jam, pada satu jam pertama dilakukan
penghembusan udara dari ketiga compressor secara bergantian masing!masing penghembusan
selama ,= menit, kemudian pada dua jam terakhir digunakan seluruh compressor secara
bersamaan. Sebelum material dimasukkan ke dalam storage silo, terlebih dahulu di analisa kadar
/S; (lime saturation factor) atau kadar kejenuhan kapur, S@ (silica ratio), dan &@ (alumina
ratio).
5ebu halus yang tidak dapat ditangkap oleh cyclone dust collector akan ditarik oleh
bantuan udara dengan menggunakan fan menuju bag filter. Sedangkan sebagian gas (udara)
panas yang berasal dari preheater dialirkan air cooling conditional tower. 5i dalam menara
tersebut dilakukan penyemprotan air sehingga debu yang terikut dengan gas panas akan
terperangkap dan jatuh ke bawah, sedangkan gas (udara) panas turun suhunya sekitar ,2+ .
5ebu yang masih lolos bersama gas (udara) dialirkan ke bag filter. "ag filter bekerja pada
suhu lebih kecil dari ,*+. udara yang masuk kedalam bag filter akan disaring dengan
menggunakan cloth yang kemudian gas (udara) bersih tersebut akan dibuang ke atmosfer. 5ebu
yang berasal dari air conditional cooling tower dan bag filter dengan menggunakan screw
conveyor dialirkan ke hopper lalu dengan bantuan screw pump di masukkan ke blending silo dan
sebagian lagi diumpankan ke weight feeder hopper (kiln feed).
:. Proses Pemanasan awal, Pembakaran dan Pendinginan (<nit Kiln)
Pada unit Kiln, proses pembuatan semen dapat dibagi menjadi : bagian yaitu '
a. Proses Pemanasan &wal (Preheater)
Preheater berguna untuk pemanasan awal raw meal sehingga pemanasan selanjutnya
dalam kiln lebih mudah. Preheater adalah tempat terjadinya pertukaran panas antara material
dengan gas panas pada kiln. 5ari perjalanan material dari atas ke bawah melalui susunan
preheater, material menyerap panas dari gas datangnya dari bawah yaitu dari kiln (process
counter current), karena menyerap panas maka sebagian material akan terurai dan menguap,
diantaranya akan melepaskan *) dan 1)*.
#aterial yang berasal dari storage silo diumpankan ke kiln feed hopper, setelah melalui
weight feeder dengan bantuan air lift dan screw conveyor, material masuk ke suspension
preheater. Preheater terdiri dari 6 stage preheater yang diataur secara vertical. Pada stage $
terdapat dua pasang preheater $, sedangkan pada stage ke $$ dan $$$ terdapat masing!masing
sepasang preheater $$, sepasang preheater $$$ dan sepasang preheater $? serta sebuah dual
decarbonation furnace (55;). Pada setiap stage dipasang preheater ganda agar pengaturan
jumlah material yang masuk ke preheater lebih mudah dan pemisahan material pada setiap stage
lebih baik.
#aterial yang berupa raw meal bersama gas panas masuk ke preheater $ akibat gaya
dorong dari udara panas dan gaya berat material yang masuk melalui bagian samping preheater
maka material akan membentuk spiral (pusingan), dan terjadi pemisahan antara gas panas dan
material. Eas panas yang keluar dari preheater $ bertemperatur sekitar :++ ! 6++, sebagian
dialirkan ke raw mill, coal mill dan sebagian lagi dialirkan ke cooling tower.
Selanjutnya material yang keluar dari preheater $ langsung masuk ke gas duct preheater
$$$ pada temperatur sekitar 3*+! 39+ dan dialirkan ke preheater $$. 5ari preheater $$ material
masuk gas duct cyclone $? bersama dengan gas panas yang bertemperatur sekitar 9++!
93=menuju preheater $$$, gas panas yang keluar melalui gas duct preheater $$$ terus menuju ke
preheater $$ kemudian ke Preheater $ sedangkan material yang melalui bagian cyclone $$$ masuk
ke dual decarbonation furnace pada temperatur sekitar -=+! ,+++. Pada preheater $ yang
bertemperatur sekitar :++ ! 6++terjadi pelepasan air sampai mencapai kadar air di dalam
material berjumlah +,:4. Pada cyclone $$ yang bertemperatur 2++!2:+terjadi kalsinasi sekitar
,=4. Pada cyclone $$$ yang bertemperatur 39+!9+=terjadi kalsinasi sekitar *6!*=4, dan pada
cyclone $? yang bertemperatur 92=!99+terjadi kalsinasi 93!994, sedangkan kalsinasi
sempurna akan ,++4 akan terjadi di dalam rotary kiln. Kalsinasi merupakan reaksi pelepasan
1)* dari bahan baku melalui reaksi'
1a1): K 1a) F 1)* . . . . . . . . . . . . . . . . (,)
#g1): K #g) F 1)* . . . . . . . . . . . . . . . . (*)
K*1): K K*) F 1)* . . . . . . . . . . . . . . . . (:)
Aa*1): K Aa*) F 1)* . . . . . . . . . . . . . . . . (6)
Ketiga tahap proses tersebut merupakan unit terpenting dalam proses pembuatan semen, karena
pada unit ini akan terjadi reaksi senyawa!senyawa pembentuk clinker.
b. Proses Pembakaran (Kiln)
#aterial yang telah mengalami kalsinasi sebesar 9+!-+4 masuk ke dalam rotary kiln
secara perlahan!lahan untuk untuk dilakukan pembakaran sehingga menyempurnakan reaksi
kalsinasi dan pembentukan clinker. Pembakaran material di dalam rotary kiln sampai mencapai
temperatur ,6=+. @otary kiln merupakan silinder bundar dengan diameter 6,6 m dengan
panjang 29 m. diletakkan pada bidang hori0ontal dengan kemiringan = L dan kecepatan putaran
maksimum : rpm. @otary kiln dilapisi dengan batu tahan api (fire brick) yang ketebalannya +,*
m dan berfungsi untuk menjaga ketahanan film shell dan mengurangi kehilangan panas selama
terjadinya pembakaran. "atu tahan api ini terdiri dari berbagai jenis yang letaknya tergantung
pada temperatur, kondisi kimia, dan sifat G sifat fisik bahan yang melalui dinding bagian dalam
kiln. Secara garis besar, proses pembakaran di dalam kiln terdiri dari tiga daerah 0ona, yaitu'
,. 5aerah kalsinasi (calsinacing 0one 9*+ ! -++) Kalsinasi akan sempurna di dalam kiln
dengan naiknya suhu sehingga dapat menguraikan 1)*.
*. 5aerah pembentukan clinker (Sintering Done -++ ! ,6++)
Pada daerah ini terjadi pembentukan senyawa! senyawa' 1*S, 1:S, 16&; dan 1:&.
:. 5aerah pendinginan (cooling 0one ,6++!,,+)
5aerah pendinginan terletak di ujung keluar material kiln. 5i daerah ini material
mengalami pendinginan karena bercampur dengan udara sekunder dari cooler yang
masuk ke kiln.
c. Proses Pendinginan (1ooling)
Setelah mengalami pembakaran di dalam rotary kiln. #aterial berbentuk lahar panas
didinginkan secara mendadak. Pendinginan dilakukan di dalam cooler sampai temperaturnya
sampai 9+dan membentuk bulatan!bulatan keras, pendinginan di dalam cooler dilakukan
dengan menghembuskan udara pendigin oleh ,+ buah fan. <dara pendinginan clinker dipisahkan
dalam tiga bagian yaitu'
a. Ke kiln untuk pembakaran bahan bakar yang disebut secondary air duct
b. 5iailrkan melalui tertier duct menuju preheater
c. 5ibuang ke atsmosfer melalui cerobong asap (chimney), setelah disaring dengan bag
filter dengan kapasitas yang besar.
7ujuan dilakukan pendinginan adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan pada perlatan
angkut akibat tingginya temperatur. Setelah mengalami pendinginan, clinker yang berukuran
besar dihancurkan dengan menggunakan breaker (hammer chrusher). 1linker yang telah hancur
diangkut dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator di masukkan ke clinker silo
yang berkapasitas :+.+++ ton.
Pada kondisi operasi tertentu rotary kiln yang tidak normal akan mengakibatkan clinker
kurang sempurna dalam pembakaran sehingga menghasilkan clinker dalam kualitas rendah, dan
ini harus dipisahkan dari clinker yang berkualitas baik. 1linker yang berkualitas baik
ditempatkan dalam clinker silo, sedangkan clinker yang berkualitas rendah ditempatkan dalam
low burn silo yang berkapasitas *+++ ton, cinker ini nantinya digunakan sebagai campuran
dengan clinker yang berkualitas baik. Selanjutnya clinker diangkut dengan menggunakan belt
conveyor ke unit pengggilingan cement mill.
6. Proses Penggilingan 1linker (<nit 1ement #ill)
Proses akhir pembuatan semen adalah penggilingan clinker yang dicampur dengan gypsum.
Sebelum clinker digiling di dalam cement mill terlebih dahulu clinker dimasukkan ke dalam
pregrinder yaitu roller press. @oller press berfungsi untuk menghancurkan clinker sehingga
ukurannya menjadi *!= mm. hal ini dilakukan untuk membuat cement mill tidak bekerja terlalu
keras dalam proses penggilingan clinker.
1linker yang berasal dari roller crusher yang berasal dari clinker silo diangkut dengan chain
conveyor diumpankan ke unit cement mill. <nit ini mempunyai dua buah cement mill yaitu
cement mill $ dan cement mill $$. 1ement mill merupakan silinder baja dengan panjang shell
,:,2= m yang masing!masinng diputar oleh motor induksi dengan kecepatan ,2,6 rpm. Power
motor induksi yang dihasilkan cement mill yaitu *-++ kw per motor. di dalam cement mill
memliki * ruang yang diisi dengan bola masing!masing dengan ukuran yang berbeda, ruang
pertama diisi dengan dengan ball mill 3+ !-+ mm sebanyak =6 ton dan 6+!2+ mm dengan berat
sebanyak =* ton bertujuan untuk penggilingan kasar sedangkan ruang ke $$ diisi dengan ball mill
yang berdiameter *+!:+ mm sebanyak -* ton yang bertujuan untuk penggilingan halus8akhir.
1linker, po00olan dan gypsum yang diangkut ke unit cement mill ditempatkan dalam masing!
masing hopper untuk diumpankan melalui weight feeder ke cement mill. 5i dalam cement mill
dibuat * jenis semen yaitu )P1 ()rdinary Portland 1ement) dan PP1 (Po00olan Portland
1ement) adapun komposisi keduanya yaitu'
7abel Perbandingan Komposisi semen )P1 dan PP1 (11@ P7. /1$ Plant S&$, *+,*)
Komposisi )P1 PP1
1linker -24 3=4
Eypsum 64 64
Po00olan +4 ,64
/ime Stone +4 34
Pada saat penggilingan material didalam cement mill ditambahkan suatau bahan kimia yang
disebut grinding acid yang berfungsi sebagai'
,. #eningkatkan efisiensi penggilingan, yaitu dengan meningkatkan produk mill,
meningkatkan kehalusan (blaine), menurunkan power comsumption, dan biaya
penggilingan.
*. #eningkatkan work ability (flow) dari mortar dan concentrate
:. #eningkatkan kuat tekan semen
6. #engurangi biaya produksi semen, karena penurunan biaya penggilingan dan peluang
penambahan bahan pengganti klinker, baik yang bersifat reaktif, seperti po00oland, blast
furnace, dan fly ash maupun bahan yang tidak reaktif seperti limestone.
#aterial yang halus yang telah menjadi semen dipisahkan dengan menggunakan separator
yang dibawa melalui bucket elevator, semen yang masih yang kasar akan dikembalikan lagi ke
dalam cement mill sedangkan yang halus akan dilewatkan melaui bag filter dan dengan bantuan
air slide dan bucket elevator cement dibawa ke penyimpanan semen (cement silo).
=. Pengantongan dan Pengapalan
Semen dari cement silo dengan bantuan chain conveyor, bucket elevator dan air slide dibawa
ke unit pengepakan (packing plant). Pengeluaran semen dari cement silo dilakukan dengan
dengan cara pengontrolan valve pada unit aerasi, yaitu sistem pengeluaran dengan menggunakan
hembusan udara yang berasal dari roots blower. embusan udara dilakukan dari bawah cement
silo, hal ini untuk mempermudah pengeluaran semen. Pada packing plant, semen mula!mula
dimasukkan ke distribution hopper kemudain diteruskan ke chute, chute ini mempunyai katup
(valve) yang berguna untuk mengatur aliran semen masuk ke cement packer. Pengantongan
semen diisi melaui spout yang berjumlah 9 buah yang terdapat pada cement pucker. .umlah
semen yang memasuki kantong dapat diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan. Semen
yang telah siap dikantongkan dalam kemasan 6+ kg perkantong dapat dikirim ke truck dengan
mengunakan belt conveyor.
BAB III
U)AIAN P)*SES
#.1. E+$"emen
Kata %kosemen diambil dari penggabungan kata ME+$!$giN dan MSemenN. 5iawali penelitian
di tahun ,--*, para peneliti .epang (yang tergabung dalam A%5)) telah meneliti kemungkinan
abu hasil pembakaran sampah, endapan air kotor dijadikan sebagai bahan semen. 5ari hasil
penelitian tersebut diketahui bahwa abu hasil pembakaran sampah mengandung unsur yg sama
dg bahan dasar semen pada umumnya. Pada tahun ,--:, Proyek itu kemudian dibiayai oleh
Kementrian Perdangan $nternasional dan $ndustri .epang. Pada tahun *++,, pabrik pertama di
dunia yang mengubah sampah menjadi semen, resmi beroperasi di 1hiba. Pabrik tersebut mampu
menghasilkan ekosemen ,,+,+++ ton8tahunnya. Sedangkan sampah yang diubah menjadi abu
yang kemudian diolah menjadi semen mencapai 2*,+++ ton8tahun, endapan air kotor dan residu
abu industri yang diolah mencapai *9,+++ ton8tahun.
#.2. Penggunaan Abu In"inera"i untu+ "emen
5i .epang sampah terbagi menjadi berbagai macam, salah satunya adalah sampah terbakar
(terdiri atas sampah organik, kertas, dll) dan sampah tidak terbakar (plastik, dll). Setiap
tahunnya, penduduk .epang membuang sekitar :3 juta ton untuk sampah terbakar. Kemudian
dari :3 ton8tahun sampah terbakar tersebut untuk kemudian akan dibakar (di!insenerasi), dan
menghasilkan abu (inceneration ash) mencapai 2 ton8tahunnya. 5ari abu inilah yang kemudian
dijadikan sebagai bahan dari pembuatan ekosemen. &bu ini dan endapan air kotor mengandung
senyawa* dalam pembentukan semen biasa. Oaitu, senyawa* oksida seperti 1a), Si)*, &l*):,
dan ;e*):. )leh karena itu, abu insinerasi ini bisa berfungsi sebagai pengganti clay (tanah liat)
yang digunakan pada pembuatan semen biasa.
7abel , Perbandingan Semen biasa dengan Semen $nsenerasi
1a) Si)* &l*): ;e*): S): 1l
Semen
"iasa 2*P2= *+P*= :P= :P6 *P: =+P,++ ppm
&bu
$nsenerasi ,*P:, *:P62 ,:P*- 6P3 ,P6 ,=+.+++ ppm
Sumber ' Taiheyo Engineering Corp
Oang jadi masalah adalah kandungan 1l yang begitu tinggi pada abu insinerasi dan logam berat
yang masih terkandung yang dapat mengakibatkan trouble pada sistem operasi dan mengurangi
kualitas dan material safety pada semen. Sedangkan kandungan 1a) yang masih kurang pada
abu insinerasi dapat dicukupi dengan penambahan limestone (batu kapur). 5alam pembuatan
ekosemen ini, chlorine dan logam berat yang terkandung pada abu insinerasi akan diekstrak
menjadi artificial ore (1u, Pb, dll) yang kemudian direcyle.
#.#. Pr$"e" Pembuatan E+$"emen
Secara umum, produksi semen biasa (Portland) meliputi drying, pulveri0ing dan
pencampuran limestone, clay, Quart0ite dan bahan raw material lainnya dan kemudian dibakar
dengan rotary klin. Pada pembuatan ekosemen, secara prinsip sama dengan pembuatan semen
biasa. Perbedaannya terletak pada abu insinerasi, sewage sludge, dan limbah lainnya yang
digunakan sebagai raw material sebagai pengganti clay dan sebagian limestone (batu kapur).
&dapun Prosesnya sebagai berikut '
1. Pre'r$,e""ing
Raw material (incineration ash dan endapan air kotor rumah tangga) diproses terlebih dahulu,
seperti dengan pengeringan (drying), crushing, dan logam yang masih terkandung dalam raw
material dipisahkan dan direcycle.
2. )a- .ateria! Dr/ing and Pu!0eri1ing
Setelah dikeringkan, raw material dihancurkan pada Raw grinding/drying mills bersamaan
dengan natural raw material (limestone).
#. )a- .ateria! .i2ing
Kemudian dimasukkan ke dalam Homogenizing Tank bersamaan dg fly ash (abu yang dihasilkan
oleh pembangkit listrik batubara) dan blast furnace slag (/imbah yang dihasilkan industri besi).
5ua Homoginezing tank ini diatur dan ditujukan untuk pencampuran semua raw material dan
kemudian mensuply ke proses selanjutnya. Pencampuran ini dimaksudkan untuk
memperoleh predetermined chemical composition(penentuan komposisi kimia yang diinginkan).
&. 3iring
Setelah itu dimasukkan ke dalam rotary klin, untuk kemudian dibakar pada suhu diatas ,,:=+ 1.
Pada proses ini, dioksin dan senyawa berbahaya lainnya yang terkandung pada inceneration ash
akan terurai dengan aman. Eas limbah dari rotary klin kemudian didinginkan secara cepat hingga
suhu *++ 1 untuk mencegah terbentuknya dioksin kembali. Pada proses ini pula logam berat yg
masih terkandung dipisahkan dan dikumpulkan ke dalam bag filter sebagai debu yang
mengandung chlorine. 5ebu ini kemudian dialirkan keHeavy Metal Recovery rocess! Pada
proses ini, chlorine yang masih terkandung akan dihilangkan dan menghasilkan sebuah articial
ore seperti tembaga dan timbal yang kemurniannya mencapai := 4 atau lebih.
Pada proses firing ini akan menghasilkan clinker (intermediate stage pada industri semen) yang
kemudian dikirim ke clinker tank!
(. Pr$du,t Pu!0eri1ing Pr$,e""
Eypsum ditambahkan bersama clinker dan campuran tersebut akan dihancurkan (pulveri0ing)
pada finish millsyang kemudian akan menghasilkan produk ekosemen.
#.&. Kenda!a
Salah satu kendala utama pengembangan ekosemen adalah proses produksinya yang relatif
mahal apabila dibandingkan dengan produksi semen konvensional. al ini disebabkan oleh
proses pemisahan klor pada produksi ekosemen yang memakan banyak biaya. Keberadaan klor
sendiri diakibatkan karena adanya plastik vinil yang ikut tercampur pada sampah organik. Pada
pembuatan abu insenarasi, plastik vinil akan ikut terurai menjadi klor. Klor akan menurunkan
kekuatan konkrit ekosemen apabila tidak dipisahkan. al tersebut membuat pemisahan plastik
dari sampah organik secara seksama menjadi kunci utama pada produksi ekosemen.
#.(. Kua!ita" E+$"emen
ingga saat ini ada dua macam tipe ekosemen (berdasarkan penambahan alkali dan
kandungan chlorine) yaitu tipe biasa dan 7ipe @apid ardening. %kosemen tipe biasa
mempunyai kualitas sama baiknya dengan semen portland biasa. 7ipe ekosemen ini digunakan
sebagai ready mi"ed concrete. Sedangkan ekosemen tipe ;ast ardening memiliki kekuatan
concrete dan pengerasan (hardening) yang lebih cepat dibanding semen portland tipe high!early
strenght .%kosemen tipe ini digunakan pada architectural block, e"terior wall material, roof
material, wave dissipating concrete block, dll. %kosemen ini telah melewati proses .apanese
$ndusrial Standard (.$S).
Perbandingan %kosemen dengan semen portland
4ambar 2. Perbandingan kekuatan ekosemen dibandikan dengan semen Portland
#.5. .anaat E+$"emen
5engan adanya pengubahan sampah menjadi semen, menambah alternatif pengolahan
sampah yang lebih bernilai ekonomis, dan biaya pengolahan sampah di .epang menjadi lebih
murah. "ila sebelumnya 6+,+++ yen8ton (pengolahan sampah konvensional) menjadi :-,+++
yen8ton (pengolahan sampah hingga menjadi semen). Selain itu, teknologi ekosemen sangatlah
ramah akan lingkungan. Pada pembuatan ekosemen, sebagian 1a) diperoleh dari abu insenerasi
sehingga mengurangi penggunaan batu kapur (1a1):), yang selama ini sumber polusi gas 1)*.
7ak salah, jika kemudian teknologi ekosemen mendapat penghargaan dari menteri lingkungan
.epang atas peranannya mencegah pemanasan global.
#.6. Pe!uang di Ind$ne"ia
$ndonesia belum bisa lepas dari masalah sampah. #ulai dari penolakan warga masyarakat
sekitar 7P& akibat kepulan asap dan bau yang ditimbulan pengolahan sampah saat ini hingga
kejadian yang tidak pernah dilupakan, tragedi leuwih gajah yang merenggut *6 nyawa tak
bersalah. Sudah banyak upaya yang dilakukan, termasuk dengan mengubahnya menjadi sumber
energi (metan) namun akibat kurangnya prospek dari segi ekonomi, akhirnya perkembangannya
masih jalan ditempat. 5engan berhasilnya .epang, mengolah sampah menjadi semen, tentu
menjadi peluang sangat besar untuk dikembangkan di $ndonesia. 5i .akarta saja sampah yang
dihasilkan oleh warganya mencapai 2+++ ton lebih8hari. Selain itu secara prinsip, pembuatan
ekosemen hampir sama dengan pembuatan semen biasa, sehingga jika bisa dilakukan kerja sama
dengan pihak industri semen, maka akan jadi kerjasama yang menguntungkan baik pihak
pemerintah maupun pihak industri. 5ari pihak pemerintah penanganan sampah bisa teratasi dan
dari pihak industri mampu mengurangi penggunaan limestone (*2 4).
Aamun yang terpenting adalah kemauan pemerintah, khususnya pemerintah kota8daerah,
untuk mengelola sampah dengan baik dan memulai untuk mencoba memisahkan sampah antara
sampah organik, anorganik, botol dan kaleng menjadi kebudayaan bangsa $ndonesia secara luas.
Sehingga peluang pemanfaatan sampah menjadi semen atau produk yang lain bisa oleh pihak
industri bisa lebih ekonomi.
DA3TA) PUSTAKA
http'88elalone.wordpress.com8*+,+8+*8,-8hal!hal!penting!dalam!hal!teknik!kimia!dan!kimia!
murni8
Oanti, &gus (ira. *+,*. Menghitung #ebutuhan $ekam adi untuk Memprodeuksi %!% &uta Ton
er Tahun #linker di T! 'afarge $emen (ndonesia. &ceh <tara. <nimal

Anda mungkin juga menyukai