Anda di halaman 1dari 33

PERTAMINA

BBG (Bahan Bakar Gas)



Bahan Bakar Gas (BBG) adalah gas bumi yang
telah dimurnikan dan aman, bersih andal, murah,
dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

FIRMAN SUDRAJAT
3/21/2013

Pembentukan Minyak Bumi



Apakah Minyak Bumi itu ?
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering menggunakan
sumber energi sebagai bahan bakar di antaranya: batu bara,
bensin, minyak tanah, minyak diesel, solar LPG, lilin dsb. Bahan-
bahan tersebut diperoleh dari minyak bumi.
Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan
jasad renik (mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah
sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Dimana dua ratus juta yang
lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang. Laut yang didiami
jasad renik berkulit keras sangat banyak jumlahnya jika jasad
renik itu mati, kemudian membusuk sehingga jumlahnya makin
lama makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan
dari sungai, atau batuan-batuan yang berasal dari pergeseran
bumi. Di sini kemudian terjadi pembusukan oleh bakteri anaerob,
dan akibat pada tekanan tinggi sedimen, maka setelah berjuta-
juta tahun terbentuklah minyak bumi dan gas alam tersebut.
Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu
yang lama, maka minyak bumi digunakan pada sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui (anrenewable).

Pada umumnya minyak bumi tampak hitam legam, pekat serta
kurang menarik seperti pada contoh ini. Minyak bumi baru dapat
digunakan sebagai bahan bakar minyak (BBM) maupun sebagai
produk-produk lain setelah melalui proses pengolahan

Pada umunya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang
tidak berpori dalam pergerakannya ke atas . Hal ini menjelaskan
mengapa minyak bumi juga di sebut Petroleum . (Petroleum
berasal dari bahasa Latin petrus artinya batu dan oleum
artinya minyak). Untuk memperoleh minyak bumi atau petroleum
ini, dilakukan pengeboran.
Komponen apa saja yang ada pada minyak bumi ?
Komponen minyak bumi (minyak mentah) antara lain 84% Karbon,
14% Hidrogen, 1-3% Belerang.
Bumi terbentuk sekitar 5 milyar tahun yang lalu dan
merupakan bagian dari proses terjadinya alam semesta
Beginilah keadaan permukaan bumi 600 juta tahun yang lalu
ketika mulai ada bentuk bentuk kehidupan berupa binatang dan
tumbuh tumbuhan bersel tunggal



Pada masa mesozoikum (200 juta) tahun yang lalu Reptilia
raksasa seperti Dinosaurus mulai terdapat di permukaan bumi
pada masa paleoson ( 69 juta tahun yang lalu ) menyusul seperti
Badak Raksasa, Ikan Paus dan Gajah Raksasa berkembang
dengan pesat



pada masa Pleistosan. Manusia purba menyusul sebagai
penghuni Permukaan bumi dengan menggunakan perkakas
berburu yang Primitive dan menghuni gua gua dan gubuk
gubuk sederhana Dalam cara hidup demikian , hanya yang
terkuat akan mampu
bertahan.



Pada zaman sebelum masehi peradaban manusia
mulai berkembang. Piramida Piramida , benteng
benteng serta perumahan mulai Dibangun Minyak bumi
yang merembes ke permukaan tanah di gunakan untuk
penerangan sebagai obat dan juga sebagai penolak bala


Revolusi pada abad ke 19 di mungkinkan karena batubara
dan tenaga listrik yang berasal dari tenaga air mulai
dimanfaatkan sebagai sumber energi

Setelah Kolonel Drake menemukan minyak untuk pertama
kalinya di Pennsylvania, USA. Pada tahun 1859 , seluruh
dunia dilanda demam pencarian minyak

Pada tahun 1885 Ziklker berhasil menemukan
minyak di Telaga Said Sumatera Utara
Sejak di temukannya , minyak bumi mulai memegang
peranan utama sebagai sumber energi dalam mempercepat
perkembangan
Industrialisasi dan transportasi yang mengantar dunia
pada kehidupan Modern

Sejarah mencatat bahwa minyak dan Gas bumi
sebagai sumber daya energi merupakan pendukung utama
atas keberhasilan manusia untuk mencapai suatu taraf
kehidupan modern dengan segala kenyamanan dan
kemewahannya

Di seluruh dunia minyak berperan dalam menerangi rumah
rumah, melumasi mesinmesin, menggerakkan kendaraan
kendaraan serta tidak ternilai kegunaannya dalam bidang
kesenian , manufaktur dan Kehidupan seharihari



Selain sebagai sumber energi minyak dan gas bumi
memiliki nilai tambah dan masih tetap berperan penting
dalam mendukung peradaban manusia Di masa yang akan
datang .

Bila penggunaan minyak dan gas bumi pada khususnya
serta sumber daya energi lainnya pada umumnya dilakukan
secara bertanggung jawab maka kita akan dapat tetap
menikmati lingkungan yang aman , nyaman dan
menyenangkan

Minyak dan gas bumi sebagai sumber daya energi yang
tidak terbarukan Perlu di hemat dan di versifikasikan
energi perlu di galakkan


Pengusahaan dan pemanfaatan minyak serta sumber daya
energi lainnya secara tidak bertanggung jawab dan
pembuangan Limbah secara sembarangan , akan
mengakibatkan pencemaran yang merupakan awal
malapetaka yang dasyat, berupa musnahnya semua bentuk
kehidupan dari permukaan bumi

Apabila sekarang kita tidak dapat menggunakan lagi ,
maka kita akan mengalami kemunduran satu siklus
peradaban





Bagaimana para ahli menemukan lokasi minyak bumi?
- Awalnya, para ahli menggunakan petunjuk di permukaan bumi.
Minyak bumi biasanya di temukan di bawah permukaan yang
berbentuk kubah. Lokasi bias di darat yang dulunya lautan dan di
Lepas Pantai.
- Mereka kemudian melalukan survey seismic untuk menentukan
struktur batuan di bawah permukaan tersebut .
- Selanjutnya , mereka melalukan pengeboran kecil untuk
menentukan ada tidaknya minyak. Jika ada, maka di lakukan
beberapa pengeboran untuk memperkirakan apakah jumlah
minyak bumi tersebut ekonomis untuk di ambil atau tidak .
Pengeboran untuk mengambil minyak bumi (dan gas alam) di lepas
pantai dapat di lakukan dengan dua cara, yaitu :
Survei seismic
Para ahli membuat ledakan kesil dipermukaan. Ledakan akan
menimbulkan gelombang sentakan , yang akan di pantulkan
kembali oleh setiap lapisan bebatuan . Pantulan tersebut di
tangkap oleh sensor dan di analisis dengan bantuan di bawah
permukaan tersebut.

Anjungan minyak lepas pantai untuk kegiatan eksplorasi minyak
Karena Migas tidak hanya terdapat di darat, tetapi juga di
lautan yang bila dibor dari darat tidak terjangkau, maka
terpaksalah dibuat anjungan minyak lepas pantai sebagai sarana
pemboran dan produksi walaupun dengan resiko biaya yang
relatip mahal
- Menanamkan jalur pipa di dasar laut dan memompa minya (dan
gas alam) ke daratan. Cara ini di gunakan apabila jarak lading
minyak ke darat cukup dekat
- Membuat anjungan di mana minyak bumi (dan gas alam)
selanjutnya di bawa oleh kapal tangker menuju daratan

Didarat, minyak bumi (dan gas alam) di bawa ke kilang
minyak (refinery) untuk diolah.


Pengolahan Minyak Bumi

Minyak bumi di temukan bersama sama dengan gas alam. Minyak
Bumi yang telah di pisahkan dari gas alam di sebut juga minyak
mentah (crude oil). Minyak mentah dapat di bedakan menjadi :

- Minyak Mentah Ringan (light crude oil) yang mengandung kadar
logam dan belerang rendah , bewarna terang dan bersifat encer
(viskositas rendah)
- Minyak Mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar
logam dan belerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga
harus di panaskan agar meleleh
Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan
komponen utama alkana dan sebagian kecil alkena, alkuna,
sikloalkana, aromatic, dan senyawa anorganik. Meskipun
kompleks , namun terdapat cara mudah untuk memisahkan
komponen komponennya , yakni berdasarkan perbedaan nilai
titik didihnya. Proses ini di sebut distilasi bertingkat .
Selanjutnya untuk mendapatkan produk akhir sesuai yang
diinginkan, maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu
diolah lebih lanjut melalui proses konversi, pemisahan perngotor
dalam fraksi, dan pencampuran fraksi




1. Distilasi Bertingkat

Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak
di pisahkan menjadi komponen komponen murni,
melainkan ke dalam fraksi fraksi, yakni kelompok
kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu .
Hal ini di karenakan jenis komponen hidrokarbon
begitu banyak dan isomer isomer hidrokarbon
mempunyai titik didih yang berdekatan.
Proses distilasi bertingkat ini di jelaskan sebagai
berikut :

- Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan
uap air bertekanan tinggi sampai suhu -600C. Uap
minyak mentah yang dihasilkan kemudian di alirkan ke
bagian bawah menara distilasi
- Dalam Menara distilasi, uap minyak mentah bergerak
ke atas melewati pelat pelat (tray). Setiap pelat
memiliki banyak lubang yang di lengkapi dengan tutup
gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
- Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan
menjadi dingin . Sebagian uap akan mencapai ketinggian
di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk
zat cair . Zat cair yang di peroleh dalam suatu kisaran
suhu tertentu ini disebut fraksi
- Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan
titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian bawah
menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa
dengan titik didih rendah terkondensasi di bagian atas
menara

Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya di
alirkan ke bagian kilang minyak untuk proses konversi

Untuk setip barel minyak mentah, kilang minyak dapat
menghasilkan sekitar 57% bensin; 38% bahan baker
diesel; bahan bakar jet; kerosin dan minyak baker; 4%
LPG; dan sisanya residu padat.

2. Proses konversi
Proses konversi adalah penyusunan ulang struktur
molekul hidrokarbon , yang bertujuan untuk
memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan
kualitas sesuai permintaan pasar . Sebagai contoh,
untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang tinggi,
maka sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah /
dikonversi menjadi fraksi rantai pendek . Demikian
pula, sebagian besar fraksi rantai lurus harus di
konversi menjadi rantai bercabang / alisiklik /
aromatic dibantingkan rantai lurus .
Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak
adalah :

Perekahan (cracking)
Perekahan adalah pemecahan molekul besar menjadi
molekul-molekul kecil. Contohnya , perekahan fraksi
minyak ringan / beratmenjadi fraksi gas, bensin,
kerosin , dan minyak solar/diesel.
Reforming
Reforming bertujuan mengubah struktur molekul
rantai lurus menjadi rantai bercabang / alisiklik /
aromatic. Sebagai Contoh , komponen rantai lurus
(C3-C6) dari fraksi bensin diubah menjadi
aromatic.
Alkilasi
Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil
menjadi molekul besar.Contohnya penggabungan
molekul propena dan butena menjadi komponen
fraksi bensin .
Coking
Coking adalah proses perekahan fraksi residu padat
menjadi minyak baker dan hidrokarbon
intermediate (produk antara). Dalam proses ini,
dihasilkan kokas (coke). (Kokas di gunakan di
industri aluminium sebagai electrode untuk
ekstraksi logam Al).
3. Pemisahan pengotor dalam Fraksi

Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor antara
lain senyawa organic yang mengandung
S,N,O;air;logam;dan garam anorganik. Pengotor dapat
di pisahkan dengan cara melewatkan fraksi melalui :
Menara asam sulfat, yang berfungsi untuk
memisahkan hidrokarbon tidak jenuh, senyawa
nitrogen, senyawa oksigen, dan residu padat seperti
aspal.
Menara absorpsi, yang mengandung agen pengering
untuk memisahkan air.
- Scrubber, yang berfugsi untuk memisahkan
belerang / senyyawa belerang.
4. Pencampuran Fraksi

Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan
produk akhir sesuai yang di inginkan . Sebagai contoh :
Fraksi bensin di campur dengan hidrokarbon rantai
bercabang / alisiklik / aromatic dan berbagai aditif
untuk mendapatkan kualitas tertentu.
Fraksi minyak pelumas di campur dengan berbagai
hidrokarbon dan aditif untuk mendapatkan kualitas
tertentu
Fraksi nafta dengan berbagai kualitas (grade)
untuk industri petrokimia .

Selanjutnya produk-produk ini siap di pasarkan ke
berbagai tempat , seperti pengisisan bahan baker
dan industri petrokimia


Kegunaan Minyak Bumi

Kegunaan fraksi fraksi yang diperoleh dari minyak bumi
terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan
viskositas, dan juga sifat kimianya.
a. Gas
Umumnya gas terdiri dari campuran metana, etana ,
propane atau isobutana, campuran gas ini kemudian
dicairkan pada tekanan tinggi dan diperdagangkan
dengan nama LPG (Liquipied Petroleum Gas ). Gas yang
terdapat dalam LPG umumnya campuran propane,
butana, dan isobutana. LPG biasanya dikemas dalam
botol-botol baja yang beratnya 15 kg,dan dipakai
sebagai bahan bakar rumah tangga.
b. Bensin
Bensin diperoleh sebagai hasil destilasi pada suhu 70-
140. bensin banyak digunakan sebagai bahan bakar
mobil dan motor
c. Napta
Napta dikenal sebagai bensin berat, dan diperoleh
sebagai hasil destilasi yang mempunyai trayek titik
didih antara 140-180.
Napta digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan
senyawa-senyawa kimia yang lain misalnya :etilena dan
senyawa aromatik yang sering digunakan untuk zat
aditif pada bensin.
d. Kerosin
Kerosin mempunyai trayek didih antara 180-250. dalam
kehiduan sehari-hari, kerosin diperdagangkan dengan
nama minyak tanah.
e. Minyak Diesel
Minyakm diesel mempunyai trayek titik didih 25-350C
minyak diesel dipergunakan sebagai bahan bakar pada
motor-motor diesel.
f. Fraksi yang menghasilkan minyak pelumas
Paraffin cair dan padat, teristimewa terdapat di
Sumatera dan Kalimantan, paraffin dipergunakan
sebagai bahan bakar
g. Residu
Residu yaitu zat-zat yang masih tertinggal dalam
ketel. Menghasilkan petroleumasfalt yang dipakai pada
konstruksi jalan
Daerah Daerah Penambangan Minyak Bumi Di Indonesia

Indonesia sebagai anggota OPEC merupakan salah satu negara
pengekspor minyak bumi ke negara-negara lain.
Lapangan-lapangan minyak yang sudah lama di antaranya Biruen (aceh
Utara) sampai Tanjung Pura (Sumut) dengan tambang-tambangnya di
pase, peurelak dan pangkalan susu. Di Riau mulai dari sungai Rokan
sungai Siak dengan pusatnya di Pekanbaru, Jambi (Sumsel). Dengan
pusat-pusatnya si Plaju dan sungai Gerong. Di Kalimantan terdapat di
daerah Balikpapan. Di Maluku terdapat di di pulau Seram, Irian Jaya di
daerah Kepala Burung, sedangkan di jawa terdapat di Kerawang
Surabaya dengan daerah penambangan di Cepu, Blora dan Wonokromo.
Lapangan-lapangan minyak baru dalam repelita satu adalah:
a. Lapangan minyak bumi Sinta terletak di lepas pantai lampung
selatan. Pada tahun 1973 produksinya mencapai 13.684.228 barel
b. Lapangan minyak bumi Arjuna, di lepas pantai utara pulau jawa,
tahun 1973 produksinya mencapai 23.357.059 barel
c. Lapangan minyak bumi Jatibarang. Tahun 1975 produksinya
mencapai 7.285.265 barel
d. Lapangan minyak bumi kasim 3 terletak di bagian barat
semenanjung kepala Burung. Pada tahun 1973 produksinya mencapai
3.425.062 barel
Kilang minyak bumi di Indonesia ada 8 yaitu; Pangkalan Brandan.
Dumai, Sungai Pakuning, Palju, sungai gerong, Wonokromo, Cepu dan
Balikpapan, ke delapan kilang minyak tersebut, tahun 1975
menghasilkan 120.198.00 barel pabrik pengilangan baru terdapat di
Cilacap



Mutu Bensin

Bensin teristimewa yang berisi alkana berantai lurus ternyata kurang
baik dipakai sebagai bahan bakar motor, karena bensin tersebut
berkompresi tinggi, sehingga menyebabkan knocking/ketukan pada
mesin, ketukan tersebut menyebabkan mesin sangat bergetar dan
menjadi sangat panas, sehingga merusak motor. Tetapi menggunakan
bahan bensin alkana bercabang, misalnya isooktana, peristiwa knocking
akan berkurang, untuk menyatakan mutu bensin dipergunakan istilah
bilangan oktana. sebagai contoh bensin standar yang terdiri dari
campuran angka oktan 100. bila kerja suatu bensin sama dengan untuk
kerja campuran 80% isooktana dan 20% normal heptana, maka angka
oktannya bensin itu adalah 80.
Bensin mobil yang diperdagangkan di Indonesia adalah premium yang
memilki bilangan oktana 80, dan bensin super memiliki bilangan oktana
98, untuk meningkatkan mutu bensin dilakukan dengan mencampurkan
senyawa-senyawa tertentu pada bensin itu misalnya; tetra etil lead
(TEL), ketika terbakar senyawa TEL cenderung bersenyawa dengan
radikal karbon bercabang, hal ini memperlambat proses kerja letupan,
agar lebih efisien. Untuk menghindari akumulasi Pb dalam silinder
piston, maka ditambah 1,2 dibroma etana; (CH2BrCH2Br), zat ini dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa PbBr2 yang mudah menguap.
Senyawa timbal ini di udara sangat berbahaya, karena jika masuk dan
berkumpul di dalam tubuh dapat menyebabkan anemia, sakit kepala,
atau perusakan pada otak, yang dapat menyebabkan
kebutaan/kematian. Agar kadar PbBr2 tidak terlalu tinggi, harus
diusahakan tidak menggunakan zat antiknock sebagai gantinya
digunakan senyawa hidrokarbon baik aromatik/alifatik. Dari berbagai
Pengamatan diketahui bahwa pemakaian hidrokarbon jenuh dengan
katalis ALCL3 dan H2SO4 dapat menghasilkan hidrokarbon bercabang
yang tidak terlalu banyak menimbulkan pencemaran lingkungan.


Dampak Pembakaran Bensin Yang Tidak Sempurna Terhadap
Lingkungan


Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan
menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat
mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel
yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran udara.

Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya
pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin
darah, sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun.
Langkah langkah mengatasi dampak dari pembakaran bensin :
- Produksi bensin yang ramah lingkungan, seperti tanpa aditif Pb
- Penggunaan EFL (Electronic Fuel Injection) pada system bahan baker
- Penggunaan converter katalik pada system buangan kendaraan
- Pengijauan atau pembuatan taman dalam kota
- Penggunaan bahan baker alternative yang dapat di perbaharui dan
yang lebih ramah lingkungan , seperti tenaga surya dan sel bahan baker
(fuel cell)

Industri Petrokimia

Industri Petrokimia adalah industri yang memproduksi bahan-bahan kimia
dengan cara derivatisasi bahan baku minyak bumi, gas alam, serta residu
minyak bumi secara komersial

Beberapa industri lanjutan yang sangat erat hubungannya dengan Petrokimia;
1. Industri plastik
2. Industri serat sintetis
3. Indsutri bahan pelumas
4. Industri pertisida
5. Industri pembuat Pelarut

Bahan dasar bagi industri Petrokimia:
a. Jenis paraffin dan olefin, seperti hidrokarbon dengan jumlah atom (1,2,3
dan 4) pembuatan asam asetat, karet dan fiber.
b. Jenis aromat (hidrokarbon aromatik) benzena, pembuatan plastik, penol
dan karet

Beberapa contoh proses kimia yang diterapkan pada industri pertokimia:
1. Alkilasi, yaitu penambahan gugus alkil pada suatu bahan induk, misalnya
bahan dasar detergen
2. Dealkilasi, penghilangan gugus alkil, misalnya pembuatan kapur barus
(naftalen) dari minyak bumi
3. Dehidrasi, penghilangan gugus H2O, misalnya pembuatan eter dan alcohol
4. Eterifikasi, pembuatan senyawa ester, misalnya pembuatan etil asetat, vinil
asetat
5. polimerisasi, pembentukan polier dari bahan yang lebih sederhana, misalnya
pembuatan plastik / karet sintetis.

Gas alam

Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan
bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat
ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara.
Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh
bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut
biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan
akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
Komposisi kimia
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga
mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana
(C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang
mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk
sumber gas helium.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global
ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan
ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer
bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek
rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung
sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal
dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya
sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut).

Komponen %
Metana (CH4) 80-95
Etana (C2H6) 5-15
Propana (C3H8) and Butane (C4H10) <>

Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air
dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung
dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber
ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor)
utama dari gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur
yang signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas
(gas asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak
berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan
ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan
thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah
diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa
proses dapat menyebabkan tercekiknya pernafasan karena ia dapat
mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang dapat membahayakan.
Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan
menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung
mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang
tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik
campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan
ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang
berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%.
Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak
mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang
diluar rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.
Kandungan energi
Pembakaran satu meter kubik gas alam komersial menghasilkan 38 MJ (10.6
kWh).

A. Sejarah
Catatan pertama mengenai pemakaian gas yang dapat dibakar
adalah pada tahun 900 SM di Tiongkok, di mana gas bumi disalurkan
melalui pipa bambu dan digunakan untuk penerangan. Penggunaan
modern pertama kalinya, tercatat dengan mulai diproduksinya gas
batubara pada tahun 1665 di Inggris, sedangkan penggunaan untuk
penerangannya dimulai pada tahun 1792. Tidak lama kemudian,
terbentuk perusahaan gas untuk membuat dan memperdagangkannya.
Penemuan gas biru pada tahun 1780 dan gas produser merupakan
langkah penting dalam perkembangan industri baru ini.

B. Jenis bahan bakar gas
1. Gas bumi
Gas bumi atau gas alam bukan saja merupakan gas bakar yang
paling penting, tetapi juga merupakan bahan baku utama untuk
berbagai sintesis kimia. Produk dari gas bumi yang terutama misalnya
berbagai hidrokarbon danLPG. Dengan semakin naiknya nilai minyak
bumi, maka proses pemulihan hasil gas makin ditingkatkan.
2. Gas tanur kokas
Gas tanur kokas dihasilkan dari hasil sampingan
proses distilasi batubara. Biasanya gas jenis ini banyak digunakan
dalan industri baja.
3. Gas produser
Gas produser dihasilkan dengan cara melewatkan udara ke
bahan karbon, misalnya batubara, dan dihasilkan karbon monoksida.
Reaksinya eksotermis, dan dapat dituliskan sebagai berikut:
2C + O
2
2CO
Nitrogen dalan udara tidak bereaksi dan larut dalam gas hasil,
sehingga mengakibatkan nilai kalori gas menjadi rendah. Gas jenis ini
biasa digunakan untuk tenaga turbin gas yang memang tidak
memerlukan bahan bakar dengan nilai kalori tinggi, namun
sebelumnya tar dari gas harus diambil terlebih dahulu.
Gas jenis ini cukup berguna, namun harus diperhatikan bahwa
kandungan karbon monoksidanya dapat menimbulkan keracunan.
4. Gas air (Gas biru)
Gas air kadang-kadang disebut juga dengan gas biru karena jika
gas ini dibakar ia akan memberikan nyala yang berwarna biru. Gas ini
dihasilkan dari reaksi antara uap air dengan batubara atau kokas pijar
pada suhu di atas 1000 C. Reaksi yang terjadi adalah:

C + H
2
O CO + H
2

C + 2H
2
O CO
2
+ 2H
2

Nilai kalori dari gas ini masih rendah, dan biasanya untuk
meningkatkannya ditambahkan minyak yang diatomisasikan ke dalam
gas air panas. Hasilnya adalah berupa gas air berkarburasi dan
mempunyai nilai kalor yang lebih tinggi.

C. LATAR BELAKANG
Bahan Bakar Gas (BBG) adalah gas bumi yang telah dimurnikan
dan aman, bersih andal, murah, dipakai sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor. Komposisi BBG sebagian besar terdiri dari gas metana (
CH4) dan etana (C2H6) lebih kurang 90% dan selebihnya adalah gas
propana (C3H8), butana (C4H10), pentana (C5H10), nitrogen dan
karbon dioksida. BBG lebih ringan daripada udara dengan berat jenis
sekitar 0,6036 dan mempunyai nilai oktan 120. Agar setiap kendaraan
BBG dapat membawa gas sebanyak mungkin, BBG dimasukkan ke dalam
tangki dengan dimampatkan sekitar 200 bar dan masih berbentuk gas.
Sudah sekitar 11 tahun Bahan Bakar Gas (BBG) dipasarkan
secara komersial sebagai bahan bakar kendaraan bermotor di
Indonesia, namun perkembangan penjualannya berjalan sangat lambat.
Konsumsi BBG hanya 0,33 % dari total konsumsi bahan bakar
kendaraan di wilyah Pantai Utara (Pantura) Jawa. Beberapa penyebab
kelambanan pengembangan dan pemasyarakatan BBG antara lain:
1. Dari sisi produsen. Harga jual BBG lebih rendah dari biaya
pengadaannya sehingga produsen enggan mengembangkan usaha ini.
Apabila harga jual BBG dinaikan akan makin sulit bersaing dengan
Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harganya disubsidi.
2. Dari sisi konsumen. Conversion kit dari BBM ke BBG dirasakan
terlalu mahal, SPBG sulit diperoleh dan masyarakat sudah terbiasa
menggunakan bahan bakar cair.
Disisi lain, upaya penghematan konsumsi BBM melalui program
diversifikasi energi sudah merupakan agenda nasional yang
mendesak mengingat:
- Indonesia akan menjadi net oil importer dalam waktu yang tidak
lama lagi. Ketika stasus net importer tiba, kita tidak bisa
menghindar dari keharusan mengkonsumsi BBM dengan harga
sesuai pasar yakni sekitar 3 kali lipat dari harga BBM saat ini.
- Anggaran subsidi BBM terus meningkat. Pada APBN 1998/2000,
jumlahnya mencapai Rp 39,89 trilyun dan tahun 2000
diperkirakan lebih dari Rp. 45 trilyun.
- Anggaran subsidi tersebut sebagian digunakan untuk mengimpor
BBM yang pada tahun 2000 (s/d bulan September) nilainya
sudah mencapai US$ 2,34 milyar.

D. PEMAKAIAN BBG
Teknologi BBG untuk kendaraan bermotor telah lama diterapkan
di Italia sejak tahun 1934 dan menyusul negara negara lainnya seperti :
Amerika, Selandia Baru, Kanada, Argentina, Malaysia, Brazilia,
Muangthai dan Rusia. Di Indonesia, BBG telah diuji coba oleh suatu tim
Evaluasi Teknis Proyek Percontohan Bahan Bakar Gas dengan hasil baik
dan layak untuk dipakai pada kendaraan bermotor. Segala macam
tipe/merk kendaraan dapat menggunakan BBG, untuk itu perlu dipasang
peralatan tambahan yang disebut Conversion Kit . Bila diperlukan,
kendaraan BBG dapat kembali menggunakan Bahan Bakar Minyak hanya
dengan memutar tombol penyeleksi bahan bakar (2 sistem).

E. Kebijakan Harga BBG
Harga jual BBG lebih murah bila dibandingkan dengan harga jual
minyak premium dan minyak solar. Kunci utama untuk mengurangi
konsumsi BBM dan meningkatkan pemanfaatan BBG terletak pada
kebijakan harga. Sebab, seandainya harga BBM disesuaikan sampai ke
tingkat yang wajar (sesuai harga keekonomian), maka anggaran subsidi
dapat diminimalisir, efisiensi konsumsi BBM oleh masyarakat akan
meningkat dan sumber-sumber energi lain yang biaya pengadaannya
(harga keekonomiannya) lebih murah dari BBM dapat berkembang
menyesuaikan harga pasar. Daya beli masyarakat yang rendah,
kebiasaan mengkonsumsi BBM dengan harga murah dan kelangkaan
energi alternatif telah menimbulkan resistensi yang luar biasa
terhadap upaya pengurangan/pencabutan subsidi BBM.
Dari hasil kajian, biaya pengadaan BBG jauh lebih murah dari BBM
khususnya solar dan premium, apabila harga jual BBG dan BBM
ditentukan oleh mekanisme pasar, maka BBG yang harganyan sekitar
Rp. 850/lsp, akan mampu bersaing dengan BBM yang harganya sekitar
Rp. 2000/liter. Namun pencabutan subsidi BBM (menaikkan harga BBM
3 kali lipat) sangat tidak realistis. Karena itu perlu solusi jalan tengah
dengan melakukan pengalihan subsidi BBM kepada BBG sampai harga
kedua jenis energi tersebut dapat ditentukan oleh mekanisme pasar.
Usulan subsidi BBG tersebut, sama sekali tidak akan membebani
Pemerintah. Sebaliknya Pemerintah justru diuntungkan karena yang
terjadi bukanlah penambahan anggaran subsidi melainkan hanya
mengalihkan alokasi subsidi dari BBM ke BBG dengan jumlah lebih kecil
untuk setiap volume BBM yang di substitusi BBG.

F. Konsep Pengembangan BBG
Beberapa konsep dasar dalam rangka pengembangan BBG adalah:
1. Mengkondisikan agar BBG dan BBM dapat bersaing secara fair yakni
membiarkan harga kedua jenis energi tersebut ditentukan oleh
mekanisme pasar atau untuk sementara waktu kedua-duanya
disubsidi.
2. Pemberian insentif bagi pemilik kendaraan yang berminat memakai
BBG.
3. Pengembangan BBG sebaiknya berdasarkan per wilayah bukan per
kota dan berskala luas (investasi besar-besaran).
4. Pemasaran BBG sebaiknya menggunakan pendekatan product driven
(resources base approach) bukan market driven.
5. Pengembangan dan pemasaran BBG sebaiknya dilakukan secara
terencana, terpadu dan komprehensif (tidak parsial).
Tanpa konsep-konsep dasar tersebut, BBG akan sulit dikembangkan
di Indonesia secara meluas sebagai energi substitusi BBM untuk
kendaraan bermotor.

G. Keuntungan BBG
Bahan Bakar Gas menawarkan beberapa keuntungan :
1. Lebih ekonomis
2. Mengurangi biaya pemeliharaan mesin
3. Aman didalam penggunaanya
4. Memberikan pembakaran yang bersih
5. Mengurangi polusi udara
6. Sudah dapat diproduksi di dalam negeri
7. BBG memiliki beberapa keunggulan terhadap BBM, antara lain
karena cadangan gas bumi relatif masih cukup besar dan biaya
pengadaannya lebih murah dari BBM.
8. Kendaraan yang menggunakan BBG akan memperpanjang usia
pemakaian minyak pelumas, mesin dan busi, ramah lingkungan dan
aman bagi pemakai.
9. Konsumsi BBM untuk sektor transportasi adalah yang paling
dominan (mencapai 52%) dibandingkan untuk industri (19%), listrik
(7%) dan rumah tangga (22%). Jadi substitusi BBM dengan BBG
akan mengurangi konsumsi BBM secara signifikan.

Anda mungkin juga menyukai