Anda di halaman 1dari 23

Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis

Tinjauan Pustaka
1


Pendarahan pada Arteri Subclavia dan
Arteri Carotis Communis

Louis Ryandi
102013411
B5

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

Abstrak
Darah dalam tubuh dibutuhkan untuk proses metabolime. Darah tersebut mengalir
melalui pembuluh darah. Pembuluh darah terbagi menjadi dua jenis yaitu arteri dan vena.
Darah tersebut dipompa oleh jantung ada yang ke paru-paru ada juga yang ke seluruh tubuh.
Proses peradaran darah tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,
resistensi, kekentalan darah, besarnya pembuluh darah dan panjang pembuluh darah tersebut.
Apabila salah satu faktor tersebut terganggu, proses peredaran darah juga ikut terganggu
seperti pada orang yang pingsan akibat berputar-putar diudara dikarenakan aliran darah
bergerak ke ujung-ujung distal pembuluh darah di ekstremitas atas maupun ekstremitas
bawah sehingga jumlah darah yang masuk ke otak berkurang.

Kata kunci : Faktor-faktor peredaran darah





Korespondensi: Louis Ryandi,
louis.ryandi@hotmail.com
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
2

Abstract

Blood in the body needed for metabolic processes. The blood flowing through blood
vessels. Blood vessels are divided into two types, arteries and veins. The blood pumped by the
heart there is to the lungs there is also throughout the body. The circulatory process is
influenced by several factors such as temperature, pressure, resistance, blood viscosity, the
magnitude of the blood vessels and the length of the blood vessel. If one of these factors is
impaired, the blood circulation also disrupted as the person who fainted due to swirling in
the air due to the blood flow moving to the distal ends of the blood vessels in the upper
extremities and lower extremities so that the amount of blood that enters the brain is reduced.

Key word : Circulatory factors

Pendahuluan
Pada manusia dari kepala hingga kaki, diperdarahi oleh pembuluh-pembuluh darah.
Darah yang berada di dalam pembuluh darah dipompakan oleh jantung ke paru-paru dan
seluruh tubuh. Ke arah paru-paru dipompakan oleh ventrikel dextra, sedangkan ke seluruh
tubuh, dipompakan oleh ventrikel sinistra.
1
Salah satu cabang pembuluh darah adalah a.
subclavia dan a. carotis communis. Jika terjadi pendarahan pada kedua pembuluh darah ini,
dapat menyebabkan berbagai gangguan. Oleh karena itu perlu berhati-hati dalam melakukan
aktivitas supaya tidak menciderai salah satu pembuluh darah ini.

Isi
Arteri Subclavia
2

Arteri subclavia terbagi menjadi 2 bagian, yaitu arteri subclavia dextra dan arteri
subclavia sinistra. Arteri subclavia dextra berasal dari arteri brachiocephalica, yang berada di
belakang kanan articulatio sternoclavicular. Nantinya akan menuju ke atas dan lateral di
belakang musculus scalenus anterior, dan di batas luar pada sela iga 1 akan menjadi arteri
axilllaris.
Arteri subclavia sinistra berasal dari arcus aorta, yang berada di belakang arteri carotis
communis sinistra. Nantinya akan naik menuju ke leher dan melengkung ke lateral pada
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
3

articulatio sternoclavicular. arteri subclavia di bedakan menjadi 3 bagian (lihat gambar 1)
berdasarkan adanya musculus scalenus anterior, yaitu : bagian pertama terdiri dari arteri
vertebral, truncus thyrocervical, arteri thyroidea inferior, arteri suprascapular dan arteri
cervical superficial, dan arteri thoracica interna. Bagian kedua terdiri dari truncus
costocervicalis, arteri intercostal superior, dan artei cervical profunda. Bagian ketiga nantinya
akan memanjang dari batas lateral scalenus anterior hingga batas luar pada sela iga 1,
sehingga namanya akan berubah menjadi arteri axillaris.

Bagian Pertama
Arteri vertebral berasal dari batas atas arteri subclavia dan atas leher di antara longus
colli dan musculus scalenus anterior. Arteri vertebral akan lewat di depan processus
transversus vertebrae cervical 7 dan masuk ke foramen processus transversus verterbrae
cervical 6. Kemudian akan ke atas menembus foramen processus transversus verterbrae
cervical 6 bagian atas. Setelah muncul dari processus transversus pada tulang atlas, kemudian
melengkung balik ke belakang lateral tulang atlas. Lalu akan ke arah medial, menembus
duramater, dan masuk ke canalis vertebrae. Arteri vertebral ini akan naik menuju tulang
tengkorak dengan melewati foramen magnum untuk memperdarahi otak.
Truncus thyrocervical itu lebar dan pendek, berasal dari depan bagian pertama dari
arteri subclavia, di batas medial dari musculus scalenus anterior. Nantinya akan memberi
cabang untuk arteri thyroidea inferior, arteri cervical superficial, dan arteri suprascapularis.
Arteri thyroidea inferior naik ke atas sepanjang tepi medial scalenus anterior menuju
ke cartilago cricoidea. Kemudian belok ke arah medial dan turun kea rah bawah untuk
melewati belakang carotid sheath. Arteri thyroidea inferior akan sampai di tepi posterior
glandula thyroid dan sangat dekat hubungannya dengan nervus laringeus reccurens.
Arteri cervical superficial dan arteri suprascapularis berjalan ke arah lateral di
seberang scalenus anterior untuk masuk ke segitiga posterior pada leher.
Arteri thoracica interna berasal dari tepi bawah bagian pertama dari arteri subclavia.
Nantinya akan masuk ke thorax dengan turun ke balakang cartilago costae 1 di depan pleura.
Kemudian akan menyeberang diagonal bersama dengan nervus phrenicus, dari tepi lateral
menuju tepi medial.


Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
4

Bagian Kedua
Truncus costocervicalis berasal dari belakang arteri subclavia bagian kedua dan
terbagi menjadi arteri intercostal superior dan arteri cervical profunda. Arteri intercostal
superficial akan ke atas untuk memperdarahi ateri posterior intercostal 1 dan ruang
intercostal 2. Sedangkan arteri cervical profunda akan lewat ke belakang untuk memperdarahi
otot leher bagian belakang.
Arteri Carotis Communis
4

Arteri carotis communis berdasarkan arahnya dibedakan menjadi arteri carotis
communis dextra dan arteri carotis communis sinistra. Arteri carotis communis dextra berasal
dari arteri brachiocephalica di belakang articulatio sternoclavicular kanan. Arteri carotis
communis sinistra berasal dari arcus aorta pada mediastinum posterior. Arteri carotis
communis akan berjalan ke atas menuju leher dari articulatio sternoclavicular ke tepi atas
cartilago thyroid, kemudian akan terbagi menjadi 2 cabang (lihat gambar 2) yaitu arteri
carotis external dan arteri carotis internal.
Arteri carotis external merupakan salah satu cabang akhir dari arteri carotis
communis. Arteri carotis communis akan memperdarahi leher, kepala, dan kulit kepala.
Arteri carotis communis juga memperdarahi lidah, dan maxilla. Arteri ini dimulai dari tepi
atas cartilago thyroid dan berakhir di glandula parotis di belakang collum mandibula dan
terbagi menjadi arteri temporal superficial dan arteri maxillaris.
Gambar 1. Arteri Subclavia
3

Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
5

Cabang dari arteri carotis external yaitu pada batas aspek posterior / lateral terdapat
arteri pharyngeus ascendens, arteri occipitalis, dan arteri thyroidea superior. Pada batas aspek
anterior terdapat arteri auricularis posterior, arteri thyroidea superior, arteri lingualis, arteri
facialis, arteri maxillaris interna dan arteri temporalis superficial.
Arteri pharyngea ascendens merupakan cabang pertama atau kedua, berjalan di
pharynx sebelah dalam. Arteri pharyngea ascendens beranastomosis dengan arteri palatina
descendens (cabang dari arteri maxillaris), arteri palatina ascendens dan arteri tonsillaris
(cabang dari arteri facialis), dan arteri linguae dorsalis (cabang dari arteri lingualis). Nantinya
arteri ini akan memperdarahi otot-otot prevertrebralis, auris media dan meninges.
Arteri occipitalis berasal dari aspek posterio arteri carotis externa. Letaknya superior
terhadap arteri facialis. Arteri ini berjalan di medial dan sejajar dengan musculus digastricus
venter posterior, juga berjalan dalam sulcus arteriae occipitalis os temporale. Arteri
occipitalis bersama dengan arteri carotis interna dan N. IX-XI akan memperdarahi kulit
kepala.
Arteri auricularis posterior merupakan cabang posterior kecil (cabang preterminal
akhir).nantinya akan naik ke posterior di antara meatus acusticus externus dan
proc.mastoideus. arteri ini memperdarahi otot-otot disekitarnya, kelenjar parotis, dan
auricula/cavum timpani dan kulit kepala.
Arteri thyroidea superior merupakan cabang paling anterior. Arteri ini berjalan
anteroinferior di sebelah dalam m.infrahyoideus untuk mencapai kelenjar tiroid. Arteri ini
memperdarahi kelenjar tiroid, musculus infrahyoideus. Nantinya akan menjadi A.laryngeus
superior untuk meperdarahi larynx.
Arteri lingualis berada di aspek anterior. Nantinya akan melengkung ke
superoanterior dan berjalan di sebelah dalam N.XII, m.stylohyoideus, m.digastricus venter
posterior, dan m.hypoglossus. arteri ini mempercabangkan arteri sublingualis dan arteri
lingualis profunda. Arteri ini akan memperdarahi lidah dan faring.
Arteri facialis berada tepat di superior a.lingualis dan setinggi angulus mandibula.
Arteri ini nantinya akan menjadi arteri palatina ascendens, arteri submentalis dan arteri
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
6

tonsillaris. Di daerah wajah akan memperdarahi a.labialis inf & sup. Di lateral hidung akan
memperdarahi a.angularis. arteri ini akan memperdarahi wajah, palatum dan faring.
Arteri maxillaris interna merupakan cabang terbesar arteri carotis externa. Arteri ini
keluar dari glandula parotis atau dorsal collum mandibulae. Menurut perjalanannya dibagi
menjadi pars mandibularis, pars pterygoidea, dan pars pterygopalatina. Pars mandibularis
terdapat a.alveolaris inferior yang akan memperdarahi a.mylohyoid, ramus dentalis, dan
a.mentalis. Pars pterygoidea terdapat a.temporalis profundus pars posterior dan anterior,
a.masseterica, a.buccalis. Pars pterygopalatina terdapat a.alveolaris superior posterior
(memperdarahi gigi morale dan premorale) dan a.infraorbitalis yang memperdarahi
a.alveolaris superior anterior (memperdarahi gigi insisivus dan caninus), a.palatina
descendens (memperdarahi palatum durum dan mukosanya).
Arteri temporalis superficial merupakan cabang terkecil. Memberi darah pada 1/3
depan dari kulit kepala dan 1/3 depan bagian wajah. Cabang dari arteri ini adalah arteri
transversa facialis. Arteri transversa facialis melintasi tepat di atas ductus parotideus,
memperdarahi kelenjar parotis.










Gambar 2. Arteri Carotis Communis
5

Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
7

Mikroskopis Pembuluh Darah
Sistem vascular darah terdiri atas lingkaran pembuluh yang aliran darahnya
dipertahankan oleh jantung yang memompa terus-menerus. System arteri membentuk jalinan
yang menuju kapiler yang merupakan tempat utama pertukaran gas dan metabolit antara
jaringan dan darah. System vena mengembalikan darah dari kapiler ke jantung. Sebaliknya,
system vascular limfe semata-mata adalah system drainase pasif untuk mengembalikan cairan
ekstravaskuler yang berlebihan, yaitu limfe, kedalam sistem vascular darah. System vascular
limfe tidak mempunyai mekanisme pompa intrinsik.
Keseluruhan system sirkulasi memiliki struktur dasar umum:
- Satu lapis terdiri atas selapis sel epitel sangat gepeng yang disebut endotel, ditunjang
oleh membrane basal jaringan kolagen halu; mereka membentuk tunika intima.
- Satu lapis muscular intermeiat, tunika media.
- Satu lapis jaringan penyokong luar disebut tunika adventisia.

Jaringan dinding pembuluh besar tidak dapat disokong oleh difusi nutrient dari
lumennya dan karenanya dipasok oleh arteri kecil yang disebut vaso vasorum yang berasal
dari pembuluh utama itu sendiri atau dari arteri berdekatan. Vasa vasorum membentuk
jalinan kapiler di dalam tunika adventisia yang dapat meluas sampai ke dalam tunika media.
6
Pada arteri besar, tunika intima terdiri dari atas selapis sel endotel gepeng ditunjang
oleh selapis jaringan kolagen dengan banyak elastin berupa serat dan lembaran tidak utuh.
Jaringan penyokong subendotel menganung sebaran fibroblast dan sel lain dengan cirri
struktur ultra mirip sel otot polos, dikenal sebagai sel miointimal. Tunika media sangat tebal
dan sangat elastis. Dengan perbesaran kuat, tampak terdiri atas lembaran-lembaran elastin
tidak utuh yang kosentris dipisahkan oleh jaringan kolagen dan relative sedikit serat otot
polos. Tunika adventisia berkolagen mengandung vaso vasorum kecil, yang juga menembus
sampai belahan luar tunika media.
6

Arteri sedang mempunyai struktur dasar yang sama dengan arteri elastis, namun
jaringan elastisnya hanya berupa lembaran elastis bertingkap, lamina elastika interna,
memisahkan tunika intima dari tunika media, dan lamina elastika eksterna yang kurang
berbatas tegas pada perbatasan tunika adventisia dan media. Tunika media terdiri atas selapis
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
8

tebal otot polos yang tersusun melingkar, terpulas kuning dalam mikrograf. Tunika adventisia
lebar terutama terdiri atas kolagen dengan banyak elastin, terpulas hitam dalam mikrograf.
6

Arteriol dapat didefinisikan sebagai pembuluh system arteri dengan diameter lumen
kurang dari 0,3 mm, meskipun membedakan arteri muscular kecil dengan arteriol besar agak
dipaksakan. Tunika intima sangat tipis dan terdiri atas lapisan endotel, sedikit jaringan
penyokong kolagen dan lamina elastika interna tipis. Tunika media hampir seluruhnya terdiri
atas sel otot polos dalam 6 lapis kosentris. Tunika adventisia mungkin setebal tunika media
dan menyatu dengan jaringan kolagen sekitar. Tidak ada lamina elastika eksterna.
6

Pada arterio kelcil, tunika media masing-masing terdiri atas 2 lapis sel otot polos. Yang
tampak dari tunika intima adalah inti dari sel endotel gepeng. Adventisia secara berangsur
menyatu dengan jaringan penyokong sekitar. Jaringan penyokong berekatan dengan sejumlah
akson simpatis pengandung vesikel dan sebuah sel penyokong schwann. Lapis aventisia
berangsur menyatu dengan jaringan kolagen longgar di sekitarnya.
6

Kapiler terdiri dari selapis sel endotel gepeng yang melapisi lumen kapiler. Lapis
sitoplasma tipis itu sulit dilihat dengan mikroskop cahaya. Inti sel endotel gepeng menonjol
ke dalam lumen kapiler; pada sediaan potongan memanjang inti ini tampak memanjang
sedangkan melintang tampak berbentuk lebih bulat. Tidak terdapat lapis muscular dan
adventisia. Sel-sel gepeng yang disebut perisit memeluk sel endotel kapiler dan dapat
berfungsi kontraktil.
6
Pada kapiler jenis utuh, 4 sel endotel tampak melingkari lumen kapiler, membrane
plasmanya saling merapat dan diikat oleh sebaran taut kedap fasia okludens. Lembaran
sitoplama kecil disebut lipatan marginal melintasi taut antar sel pada permukaan lumen.
Endotel kapiler ditunjang oleh membrane basal tipis dan serabut kolagen berdekatan. Sebuah
perisit ini ditunjang oleh membrane basalnya seniri. Ala jaringan penyokong berdekatan
tampak sebuah fibroblas dan serabut kolagen berdiameter lebih besar yang terpotong
melintang dan memanjang.
6
Pada kapiler berfenestra hanya memiliki tunika intima dari sel-sel endotel, dan
dikelilingi lamina basal lengkap. Fenestra itu ditutupi suatu membran atau diafragma yang
lebih tipis dari membran unit: dikatakan mereka merupakan daerah yang memungkinkan
pertukaran. Tetapi, pada glomerulus ginjal, fenestra itu tidak ditutupi membran. Kapilar
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
9

berfenstra terdapat pada kebanyakan kelenjar endokrin, vili intestinales, pleksus koroideus
ventrikel otak, dan glomus carotikum.
7
Sinusoid adalah kapiler berdiameter lebar yang ditemukan dalam hati, limpa,
limfonous, sumsum tulang belakang dan beberapa kelenjar endokrin. Umumnya sinusoid
memiliki garis bentuk tidak teratur, yang sesuai dengan susunan sel dari jaringan tempatnya
berbeda.
7
Venula menyertai arteriol dan variasi diameter lumen antara 10 sampai 50m.
Dindingnya hanya terdiri atas tunika intima. Lapisan endotelnya utuh, seperti lamina
basalnya. Sel-sel jaringan ikat belum berdiferensiasi, yaitu perisit, terletak di dalam lamina
basal: mereka sangat bercabang-cabang dan cabangnya meninggalkan lamina basal dan
berhubungan dengan sel-sel endotel. Tidak ada tunika media dan adventisia pada venula.
7
Vena yang mempunyai katup terdiri dari tonjolan tunika intima dinding vena yang berbentuk
setengah lingkaran; tonjolan ini terdiri atas jaringan fibro-elastis yang kedua belahnya dilapisi
endotel. Setiap katip biasanya terdiri atas 2 lembaran, dengan tepian bebasnya mengarahke
arah aliran darah. Katup hanya terdapat pada vena berdiameter lebih dari 2 mm, terutama
yang terdapat di tungkai.
Pada vena, tunika intima terdiri atas lapisan endotel plus; dalam vena yang tidak
dipenuhi darah, endotel ini mungkin melipat-lipat. Tunika media itu tipis bila dibandingkan
dengan arteri dan terdiri atas 2 atau lebih lapis serat otot polos yang tersusun melingkar.
Tunika adventisia adalah lapis paling tebal dari dinding pembuluh dan terdiri atas serat
kolagen tebal tersusun memanjang yang menyatu dengan jaringan kolagen.
6
Vena besar juga memiliki ketiga tunika, tetapi tunika adventisianya adalah yang
paling berkembang di antara macam-macam pembuluh darah. Mereka dilapisi endotel utuh.
Tunika medianya mungkin tidak ada atau jumlahnya tidak banyak: susunannya sama seperti
vena biasa. Tunika adventisianya tebal dan terdiri atas otot polos longitudinal, seratpserat
kolagen dan elastin.
7
Pada dinding ventrikel, tunika intima jantung disebut endokardium, dan sukar diamati
pada pembesaran ini. Tunika media jantung disebut miokardium fan paling tebal pada
dinding ventrikel. Miokardium terdiri atas otot jantung, yang strukturnya cock dengan
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
10

kebutuhan fungsional jantung. Tunika adventisia jantung, epikardium dikelilingi ruang
potensial, rongga perikardium, yang dibungkus oleh kantong fibrosa, yaitu perikardium.
Perikardium parietal melekat secara longgar pada struktur mediastinal sekitarnya. Lapis
parietal dan viseral dari perikardium saling bergeser dengan bebas sehingga gerak jantung
secara relatif tidak terganggu.
Serat purkinje merupakan sel-sel penghantar lebih besar dari sel miokard, dan
kadangkala berinti 2. Sitoplasma pucat yang luas mengandung relatif sedikit miofibril, yang
tersusun secara tidak teratur tepat di bawah membran plasma sel. Sitoplasma kaya glikogen
dan mitokondria namun berbeda dengan sel otot jantung lain. Sel-sel purkinje dihubungkan
oleh desmosom dan taut rekah, bukan oleh diskus interkalaris seperti pada miokard biasa.
6
Pada katup jantung, Derivat endokardium terdapat di pangkal aorta dan arteria
pulmonalis atau di antara atrium dan ventrikel. Katup terdiri atas jaringan ikat jarang sebagai
pusatnya yang diapit di antara jaringan ikat padat permukaan atas dan bawah katup.
Permukaan katup dilapisi endotel. Katup ini sebagian besar avaskular. Katup
atrioventrikularis memiliki korda tendinea sebagai tambahan, yang melekat pada belahan
ventrikel. Bangunan ini terdiri atas berkas-berkas kolagen dengan fibroblas di antaranya.
7

Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah merupakan suatu sistem tertutup yang mengatur dan
mengendalikan darah di dalam tubuh. Dikatakan tertutup karena pada keadaan normal tidak
ada darah yang berada di luar wadah aliran darah. Wadah itu bisa berupa pembuluh nadi,
pembuluh balik, kapiler atau rongga (=sinus) di organ tertentu.
8

Darah terus menerus mengaliri sistem sirkulasi ke dan dari jantung, melalui dua
lengkung vaskular (pembuluh darah) terpisah, dengan keduanya berasal dari dan berakhir di
jantung. Sirkulasi darah tersebut bisa dibedakn menjadi dua yaitu sirkulasi pulmonal
(sirkulasi paru) dan sirkulasi sistemik. Sirkulasi pulmonal terdiri dari lengkung tertutup
pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan paru. Sementara itu sirkulasi
sistemik adalah sirkuit pembuluh yang mengangkut darah antara jantung dan sistem tubuh
lain.
9

Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
11

Darah yang kembalik ke sirkulasi sistemik, masuk ke atrium kanan melalui dua vena
besar (vena cava superior dan inferior), salah satu mengembalikan darah dari level diatas
jantung dan yang lain dari level dibawah jantug. Testes darah yang masuk ke atrium kanan
telah kembali dari jaringan tubuh, dimana O2 ditambahkan ke dalamnya. Darah yang
teroksigenasi ini mengalirkan dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan yang memompanya
keluar artei pulmonalis, yang segera membentuk dua cabang, satu berjalan ke masing-masing
dari kedua paru. Karena itu, sisi kanan jantung menerima darah dari sirkulasi sistemik dan
memompanya ke dalam sirkulasi paru.
10

Di dalam paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 extra dan menyerap passokan
segar O2 sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis yang datang dari
kedua paru. Darah kaya O2 yang kembali ke atrium kiri ini selanjutnya mengalirkan ke
dalam ventrikel kiri, rongga pemompa yang mendorong darah ke seluruh sistem tubuh
kecuali paru, jadi kiri jantung menerima darah dari sirkulasi sistemik. Satu arteri besar yang
membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang-cabang menjadi arteri-
artei besar yang mendarahi berbagai organ tubuh.
10

Berbeda dari sirkulasi paru, dimana semua darah mengalirkan ke paru, sirukulasi
sistemik dapat dipandang sebagai suatu rangkaian jalur sejajar. Sebagian darah yang dipompa
oleh ventrikel kiri mengalir ke otot, sebagian ke ginjal, sebagian ke otak, dan sebagainya.
Karena itu, keluaran ventrikel kiri terdistribusi sedemikian sehingga setiap bagian tubuh
menerima darah segar, darah arteri yang sama tidak mengalir dari organ ke organ.
10

Karena itu, tetes darah yang kita telusuri mengalir hanya ke satu organ sistemik. Sel-
sel jaringan didalam organ tersebut menyerap O2 dari darah untuk menghasikan energi
dalam prosesnya sel jaringan membentuk CO2 sebagai produk ssa yang ditabahkan ke dalam
darah. Tetesan darah yang sekarang hilang kandungan O2 nya sebagiam dan mengalami
peningkatan kandugan CO2 kembali ke sisi kanan jantung, yang kembali memompanya ke
paru. Satu sirkuit selesai.
10




Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
12

Fungsi Pembuluh Darah : Arteri, Vena, Arteriol, Kapiler
11

Arteri terspesialisasi khusus untuk berfungsi sebagai tempat jalur cepat untuk darah
dari jantung menuju ke organ. Hal itu karena radius yang dimiliki arteri berukuran besar, dan
pada arteri tahanan untuk aliran darah kecil. Selain itu, arteri bertindak sebagai reservoir
tekanan untuk memberikan tenaga pendorong untuk darah ketika jantung sedang relaksasi.
Vena terdiri dari dinding yang lebih tebal dari arteri. Vena berfungsi sebagai tempat
jalur darah dari organ menuju jantung, selain itu juga berfungsi sebagai reservoir darah.
Arteriol merupakan pembuluh utama yang memberikan hambatan di dalam sistem
vaskularisasi karena jari-jari arteriol cukup kecil untuk memberikan hambatan yang besar
untuk mengalirkan darah. Walaupun kapiler mempunyai jari-jari yang lebih kecil dari
arteriol, tetapi hambatan yang dapat dilakukan kapiler tidak bisa seperti arteriol. Radius
arteriol dapat diubah-ubah bergantung pada kebutuhan organ dan digunakan untuk mengatur
tekanan darah.
Kapiler mempunyai dinting endotel yang sangat tipis. Hal itu dikarenakan kapiler
berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran materi antara sel jaringan dengan darah.
Kapiler juga menentukan distribusi cairan extraseluler antara plasma dengan cairan
insterstisial.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aliran Balik Vena
12

Vena memiliki jari-jari besar sehingga resistensinya terhadap aliran darah rendah.
Selain itu karena luas potongan melintang total sistem vena secara bertahap berkurang seiring
dengan menyatunya vena-vena kecil menjadi pembuluh darah yang semakin besar tapi
semakin sedikit, aliran darah menjadi lebih cepat ketika mendekati jantung. Selain berfungsi
sebagai saluran beresistensi rendah untuk mengembalikan darah dari jaringan ke jantung,
vena sistemik juga berfungsi sebagai reservoir darah. Karena kapasitas penyimpannya, vena
sering disebut pembuluh darah penyimpan. Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis dan
lebih sedikit otot polos dibandingkan dengan arteri. Juga, berbeda dari arteri, vena memiliki
elastisitas yang rendah karena jaringan ikat vena lebih banyak mengandung serat kolagen
daripada elastin. Otot polos vena tidak banyak memiliki tonus miogenik. Karena sifat-sifat
tersebut, vena sangat mudah teregang dan tidak banyak memperlihatkan recoil elastik.
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
13

Kapasitas vena merupakan volume darah yang dapat ditampung oleh vena yang
bergangtung kepada daya regang (distensibilitas) dinding vena (seberapa banyak pembuluh
darah ini dapat diregangkan untuk menampung darah) dan pengaruh tekanan eksternal yang
memeras vena. Istilah aliran balik vena merujuk kepada volume darah yang masuk ke
masing-masing atrium per menit dari vena. Terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan
aliran balik vena yaitu vasokontriksi vena yang dipicu oleh saraf simpatis, aktivitas otot
rangka, efek katup vena, aktivitas pernafasan, dan efek penghisapan oleh jantung. Sebagian
dari faktor sekunder ini mempengaruhi aliran balik vena dengan mempengaruhi gradien
tekanan antara vena dan jantung.

Stimulasi simpatis menyebabkan vasokontriksi vena, yang secara moderat
meningkatkan tekanan vena yang akan meningkatkan gradien tekanan untuk mendorong lebih
banyak darah yang tersimpan di vena ke dalam atrium kanan sehingga aliran balik vena
meningkat dengan mengurangi kapasitas vena. Dengan berkurangnya kapasitas vena, maka
lebih sedikit darah yang mengalir dari kapiler tetap berada divena, karena berlanjut mengalir
ke jantung yang menyebabkan peningkatan curah jantung karena bertambahnya volume
diastolik akhir. Perlu diketahui perbedaan akibat dari vasokontriksi di arteriol dan vena.
Vasokontriksi arteriol segera mengurangi aliran melalui pembuluh ini karena meningkatnya
resistensi (darah yang masuk dan mengalir melalui arteriol yang menyempit menjadi lebih
sedikit), sementara vasokontriksi vena segera meningkatkan aliran melalui pembuluh ini
karena berkurangnya kapasitas vena (penyempitan vena memeras keluar lebih banyak darah
yang sudah ada divena, meningkatkan aliran darah melalui pembuluh ini).
1
Efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena. Banyak vena besar di ekstremitas
terletak di antara otot-otot rangka sehingga kontraksi otot menekan vena. Kompresi vena
eksternal ini mengurangi kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga memeras
cairan di vena agar mengalir ke jantung. Efek pompa ini yang dikenal sebagai pompa otot
rangka, adalah salah satu cara pengembalian darah tambahan dari vena ke jantung selama
berolah raga. Meningkatnya aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar vena dan
masuk ke jantung. Meningkatnya aktivitas simpatis dan vasokontriksi vena yang
ditimbulkannya pada saat berolah raga, semakin meningkatkan aliran balik vena. Pompa otot
rangka juga melawan efek gravitasi pada sistem vena.

Melawan efek gravitasi pada sistem vena. Ketika seseorang berbaring, gaya gravitasi
berlaku seragam sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun ketika berdiri, efek gravitasi
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
14

tidaklah seragam. Selain tekanan biasa akibat kontraksi jantung, pembuluh-pembuluh yang
berada dibawah jantung mengalami tekanan dari berat kolom darah yang terbentang dari
jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan. Terdapat dua konsekuensi penting
peningkatan tekanan ini. Pertama, vena-vena yang dapat teregang akan melebar akibat
meningkatnya tekanan hidrostatik sehingga kapasitasnya bertambah. Meskipun mendapat
efek gravitasi yang sama namun arteri tidak terlalu mudah teregang dan tidak mengembang
seperti vena. Banyak darah yang masuk dari kapiler cenderung berkumpul di vena-vena
tungkai bawah yang mengembang dan tidak kembali ke jantung. Karena aliran balik vena
berkurang maka curah jantung menurun dan volume sirkulasi efektif menciut. Kedua,
peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi karena efek gravitasi menyebabkan
banyak cairan keluar dari anyaman kapiler di ekstremitas bawah, menimbulkan edema lokal
(yaitu kaki dan pergelangan kaki membengkak). Dalam keadaan normal terdapat dua
mekanisme kompensasi yang melawan efek gravitasi ini. Pertama, penurunan tekanan arteri
rerata yang terjadi ketika seseorang berpindah dari posisi berbaring menjadi tegak memicu
vasokonstriksi vena melalui saraf simpatis yang mendorong maju sebagian dari darah yang
menumpuk. Kedua, pompa otot rangka menginterupsi kolom darah dengan mengosongkan
secara total segmen-segmen tertentu vena sehingga bagian tertentu dari suatu vena tidak
mengalami beban dari seluruh kolom vena dari jantung ke bagian vena tersebut.
Secara vasokontriksi vena tidak dapat mengompensasi secara lengkap efek gravitasi
tanpa aktivitas otot rangka. Karenanya, ketika seseorang berdiri diam untuk waktu lama maka
aliran darah ke otak berkurang karena berkurangnya volume sirkulasi efektif, meskipun
terjadi refleks untuk mempertahankan tekanan arteri rerata. Berkurangnya aliran darah ke
otak dapat menyebabkan pingsan, yang mengembalikan orang tersebut ke posisi horizontal,
sehingga menghilangkan efek gravitasi pada sistem vaskular dan memulihkan sirkulasi
efektif.

Efek katup vena pada aliran balik vena. Vasokontriksi vena dan kompresi vena
eksternal mendorong darah menuju jantung. Darah hanya dapat terdorong maju karena vena-
vena besar dilengkapi oleh katup-katup satu arah yang berjarak 2 sampai 4 cm satu sama lain;
katup ini memungkinkan darah mengalir maju menuju jantung tapi menghambatnya menglir
balik ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi pada posisi
tegak dengan membantu meminimalkan aliran balik darah yang cenderung terjadi ketika
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
15

seseorag berdiri dan secara temporer menunjang bagian-bagian dari kolom darah ketika otot
rangka melemas.

Efek aktivitas pernafasan pada aliran balik vena. Akibat aktivitas bernapas, tekanan di
dalam rongga dada rata-rata 5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer. Dalam
mengembalikan darah ke jantung dari bagian-bagian bawah tubuh, sistem vena berjalan
melewati rongga dada, tempat pembuluh ini mendapat tekanan subatmosfer tersebut. Karena
sistem vena di tungkai dan abdomen mendapat tekanan atmosfer normal maka terbentuk
gradien tekanan eksternal antara vena-vena bawah (pada tekanan atmosfer) dan vena-vena
dada (5 mm Hg lebih rendah daripada tekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini memeras
darah dari vena-vena bawah ke vena-vena dada, meningkatkan aliran balik vena. Mekanisme
fasilitasi aliran balik vena ini disebut pompa respirasi, karena terjadi akibat aktivitas
bernapas. Peningkatan aktivitas bernapas serta efek pompa otot rangka dan vasokontriksi
vena meningkatkan aliran balik vena sewaktu olahraga.

Efek penghisapan jantung pada aliran balik vena. Tingkat pengisian jantung tidak
semata-mata bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi vena. Jantung juga berperan
dalam proses pengisian dirinya. Selama kontraksi ventrikel, katup AV tertarik ke bawah,
memperbesar rongga atrium. Akibatnya tekanan atrium secara transien turun di bawah 0 mm
Hg sehingga gradien tekanan vena terhadap atrium meningkat dan aliran balik vena
bertambah. Selain itu, ekspansi cepat rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel menciptakan
tekanan negatif sesaat di ventrikel sehingga darah tersedot dari atrium dan vena; jadi,
tekanan negatif di ventrikel meningkatkan gradien tekanan vena terhadap atrium dan terhadap
ventrikel sehingga aliran baik vena semakin meningkat. Karena itu, jantung berfungsi sebagai
pompa hisap untuk mempermudah pengisian jantung.
Komponen darah
Meskipun secara makroskopis berbentuk cair, sebenarnya darah terdiri dari bagian
yang cair dan padat. Apabila diperiksa di bawah mikroskop, tampak banyak benda bundar
kecil di dalamnya, yang dikenal sebagai korpuskulus darah atau sel darah. Sel-sel darah
merupakan bagian yang padat, sedangkan cairan tempat sel-sel ini berada merupakan bagian
cair yang disebut plasma. Sel-sel darah membentuk 45% seluruh volume darah dan plasma
membentuk 55% seluruh volume darah.
13
Plasma atau bagian cair darah adalah cairan jernih berwarna kekuningan. Komponen
plasma : Air membentuk sekitar 90% volume plasma. Air dalam plasma berfungsi menyuplai
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
16

air segar untuk mencuci sel-sel tubuh dan memperbaharui air yang terdapat di dalam sel-sel
tersebut. 60% berat badan kita adalah air dan pada pria dengan berat badan 70 kg, hal itu
berarti sekitar 46 lliter. Dari 46 liter tersebut, sekitar 29 liter terdapat di dalam sel (cairan
intrasel) dan 17 liter terdapat di luar sel (cairan ekstrasel). Cairan ekstrasel terbagi atas cairan
di dalam pembuluh darah (3 liter) dan cairan pencuci sel yang disebut cairan interstisial (14
liter). Garam mineral mencakup garam-garam klorida, fosfat, dan karbonat dari natrium,
kalium, dan kalsium. Keseimbangan akurat berbagai garam ini diperlukan untuk fungsi
normal jaringan tubuh, dan terdapat sekitar 0,9% zat anorganik.garam-garam didalam plasma
diperlukan untuk membentuk protoplasma dan berfungsi sebagai zat buffer (dapar) yang akan
menetralisir asam atau basa di dalam tubuh dan mempertahankan pH normal darah.
13
Protein plasma terdiri atas albumin, globulin, fibrinogen, protombin, dan heparin.
Protein
plasma membuat konsistensi darah lengket, yang disebut viskositas, yang diperlukan untuk
mencegah cairan berlebihan menembus dinding kapiler masuk ke dalam jaringan. Kelebihan
cairan di dalam jaringan dikenal sebagai edema. Viskositas darah juga berperan
mempertahankankan tekanan darah. Albumin dibentuk di hati, sedangkan globulin dihasilkan
oleh sejenis sel darah putih yang disebut limfosit. Fibrinogen dan protombin diproduksi di
dalam hati dan keduanya diperlukan untuk mekanisme pembekuan darah. Plasma tanpa
fibrinogen disebut serum. Serum bisa ditemukan sebagai cairan kuning yang keluar dari luka
setelah bekuan darah terbentuk. Heparin juga dihasilkan oleh hati dan berfungsi mencegah
pembekuan di dalam pembuluh darah. Zat-zat nutrisi dalam bentuk yang paling sederhana
adalah glukosa, asam amino, asam lemak serta gliserol, diabsorpsi dari saluran cerna ke
dalam darah. Mereka merupakan hasil akhir metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Gas terlarut seperti oksigen, karbondioksida, dan nitrogen.
13
Kemudian terdapat juga sisa produk jaringan : urea, asam urat, dan kreatinin
merupakan produk sisa metabolisme protein. Mereka diproduksi di dalam hati dan dibawa
oleh darah untuk
kemudian diekskresi oleh ginjal. Serta enzim yang merupakan zat kimia yang dihasilkan
tubuh, yang akan menyebabkan perubahan kimiawi pada zat-zat lain tanpa terlibat langsung
dalam reaksi perubahan tersebut.
13
Eritrosit merupakan diskus bikonkaf (lihat gambar 3), bentuknya bulat dengan
lekukan pada sentralnya dan berdiameter 7,65 m. Eritrosit terbungkus dalam membrane sel
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
17

dengan permeabilitas tinggi. Membrane ini elastic dan fleksibel, sehingga memungkinkan
eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar
300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen pernapasan yang mengikat oksigen. Volume
hemoglobin mencapai sepertiga volume sel.
13












Struktur kimia hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul yang tersusun dari suatu protein,globin. Globin terdiri
dari empat rantai polipeptida yang melekat pada empat gugus hem yang mengandung zat
besi. Hem berperan dalam pewarnaan darah. Pada hemoglobin orang dewasa (HgA), rantai
polipeptidanya terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai beta yang identik, masing-masing
membawa gugus hemnya. Jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen akan
bergabung dengan rantai alfa dan beta untuk membentuk oksihemoglobin. Oksihemoglobin
berwarna merah terang. hematokrit adalah presentase volume darah total yang mengandung
eritrosit. Hematokrit dapat bertambah atau berkurang bergantung pada jumlah eritrosit atau
faktor-faktor yang mempengaruhi volume darah seperti asupan cairan atau air yang hilang.
Fungsi sel darah merah mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan
hemoglobin terhadap oksigen. Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbon
dioksida untuk ditranspor ke paru-paru, tetapi sebagian besar karbon dioksida yang dibawa
plasma berada dalam bentuk ion bikarbonat. Pengaturan produksi sel darah merah diatur
eritropoietin, suatu hormone glikoprotein yang diproduksi terutama oleh ginjal. Kecepatan
produksi eritropoietin berbanding terbalik dengan persediaan oksigen dalam jaringan. Faktor
apapun yang menyebabkan jaringan menerima volume oksigen yang kurang akan
Gambar 3. Sel-sel Darah Dalam Tubuh
14
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
18

mengakibatkan peningkatan produksi eritropoietin, sehingga semakin menstimulasi produksi
sel darah merah.
13

Leukosit atau sel darah putih
Jumlah normal sel darah putih adalah 7.000 sampai 9.000 per mm3 yang berfungsi
untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda asing, termasuk bakteri dan virus. Sebagian
besar aktivitas leukosit berlangsung dalam jaringan dan bukan dalam aliran darah. Leukosit
memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori membrane kapilar
dan masuk ke dalam jaringan. Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid (gerakan
seperti gerakan amuba). Pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit
bergerak mendekati (kemotaksis positif) atau menjauhi (kemotaksis negative) sumber zat.
Semua leukosit adalah fagisitik, tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada neutrofil dan
monosit. Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang dibedakan berdasarkan ukuran,
bentuk nucleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula sitoplasma
disebut granulosit, sel tanpa granula disebut agranulosit. Granulosit terbagi berdasarkan
warna granula sitoplasmanya menjadi :
13
1. Neutrofil mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil memiliki granula
kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya. Nukleusnya memiliki tiga
sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Diameternya
mencapai 9 m sampai 12m. Neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel
ini sampai dijaringan terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri,
virus, atau agens penyebab cedera lainnya.
2. Eusinofil mencapai 1 sampai 3% jumlah sel darah putih. Eusinofiil memiliki
granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan pewarnaan oranye kemerahan.
Sel ini memiliki nucleus berlobus 2, dan berdiameter 12 m sampai 15 m.
eusinofil adalah fagositik lemah. Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi
atau penyakit parasit, tetapi akan berkurang selama stress berkepanjangan. Sel ini
berfungsi dalam detoksikasi histamine yang diproduksi sel mast dan jaringan yang
cedera saat inflamasi berlangsung.
3. Basofil mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit. Basofil memiliki sejumlah
granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan akan
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
19

berwarnakeunguan sampai hitam serta memperlihatkan nucleus berbentuk S.
diameternya sekitar 12 m sampai 15 m. Basofil menyerupai fungsi sel mast.

Terdapat juga Agranulosit yang merupakan leukosit tanpa granula sitoplasma. Terdiri
dari 2 jenis yaitu :
13
1. Limfosit mencapai 30%jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian besar limfosit
dalam tubuh ditemukan di jaringan limfatik. Limfosit mengandung nucleus bulat
berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya
bervariasi, ukuran terkecil 5 m sampai 8 m, ukuran terbesar 15 m. limfosit
berasal dari sel-sel batang sumsum tulang merah, tetapi melanjutkan diferensiasi
dan proliferasiya dalam organ lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis.
2. Monosit mencapai 3sampai 8% jumlah total leukosit. Monosit adalah sel darah
terbesar, diameternya rata-rata berukuran 12 m sampai 18 m. nukleusnya besar,
berbentuk seperti telur atau seperti ginjal, yang dikelilingi sitoplasma berwarna
biru keabuan pucat. Monosit sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap
bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran
darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap).

Keping darah atau Trombosit
Berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm3. Bagian ini merupakan fragmen sel
tanpa nucleus yang berasal dari megakariosit raksasa multinukleus dalam sumsum tulang.
Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus
suatu membrane plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan
proses koagulasi darah. Trombosit berfungsi dalam hemostasis (penghentian pendarahan) dan
perbaikan pembuluh darah yang robek.
13

Pembentukan Sel Darah Merah

Pembentukan sel darah pada umumnya diawali dari stem cell pluripotent yang
terdapat pada sumsum tulang belakang. Selanjutnya stem cell ini akan berdiferensiasi bisa
menjadi myleoid yang nantinya akan menjadi megakariosit (membentuk keping darah),
granulosit prekursor (membentuk basofil, neutrofil, dan eosinofil), eritrosit prekursor
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
20

(membentuk sel darah merah), dan monosit prekursor (membentuk monosit). Selain menjadi
myleoid juga dapat menjadi lymphoid yang nantinya akan membentuk limfosit T dan B.
9


Sel darah merah dibentuk di sumsum tulang belakang yang diawali oleh stem cell
yang selanjutnya menjadi myleoid lalu eritroblast. Eritroblast masih memiliki inti dan organel
yang selanjutnya berkembang menjadi retikulosit yang hanya memiliki organel. Nantinya
organel pun akan hilang menjadi eritrosit. Pembentukan sel darah merah dikontrol oleh ginjal
dengan eritropoeitin yang distimulus oleh kurangnya oksigen dalam darah.
9


Eritrosit terdiri dari hemoglobin yang mengandung heme dan globin. Eritrosit ini
setelah berumur sekitar 120 hari akan dihancurkan oleh makrofag di hati atau limpa. Eritrosit
akan menjadi heme dan globin. Globin adalah protein yang akan diubah menjadi asam amino
dan selanjutnya dipakai kembali oleh tubuh. Sedangkan heme adalah zat yang beracun
sehingga harus didaur ulang. Heme ini dapat dipecah menjadi ion ferro (Fe
2+
)

yang akan
diikat oleh transferrin di plasma dan dibawa ke hati untuk disimpan dalam bentuk Ferritin.
Ferritin ini dapat dipakai kembali untuk pembentukan eritrosit di sumsum tulang karena dapat
diubah menjadi heme kembali. Selain menjadi ion ferro, heme juga diubah menjadi biliverdin
yang kemudian menjadi bilirubin. Bilirubin ini akan dibawa ke hati melalui protein albumin.
Setelah masuk ke hati bilirubin ini akan ditangkap oleh protein Y dan ligandin. Di hati
bilirubin yang tidak terkonyugasi akan diubah menjadi bilirubin yang terkonyugasi dengan
asam glukoronat. Dari bilirubin yang tidak larut air, non polar menjadi bilirubin yang polar
dan larut air.
15


Setelah terkonyugasi bilirubin akan disekresikan melalui saluran empedu ke usus
halus melalui suatu sistem transport di membran plasma kanalikulus empedu yaitu MRP-2
(multidrug resistance-like protein 2) atau multispesific organic ion transporter (MOAT). Di
usus halus bilirubin akan diubah menjadi urobilinogen oleh bakteri usus dengan beta-
glukoronidase. Urobilinogen akan dibawa ke ginjal untuk dibuang melalui urin (urobilin) dan
akan dibawa ke usus besar untuk dibuang melalui feses (sterkobililin). Sterkobilin inilah yang
memberi warna khas pada feses.
9



Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
21

Mekanisme Pembekuan Darah

Pembekuan darah disebut juga hemostasis yaitu merupakan proses berhentinya
pendarahan. Proses ini bermanfaat terutama pendarahan pada mikrosirkulasi (kapiler, arteriol,
dan venula). Pada pendarahan pembuluh dasar besar perlu bantuan penekanan pada daerah
pendarahan. Hemostasis meliputi 3 langkah yaitu spasme vaskular, pembentukan sumbat
trombosit, dan pembekuan darah.
9,15

a. Spasme vaskular
Putus/robeknya pembuluh darah menyebabkan darah melakukan vasokontriksi.
Mekanisme belom jelas, mungkin karena sinyal parakrin yang dihasilkan oleh
endotel pembuluh darah yang putus/robek. Vasokontriksi tersebut menyebabkan
aliran darah melambat dan mengurangi jumlah darah yang hilang akibat
pendarahan.
9,15

b. Pembentukan sumbat trombosit
Pada keaadan normal trombosit inaktif tidak terpapar kolagen. Pada saat terjadi
luka maka trombosit tersebut dapat terpapar kolagen sehingga menjadi aktif.
Trombosit yang aktif akan melepaskan ADP dan trombosan A2. Kedua senyawa
ini berguna untuk mengaktifkan trombosit lain yang lewat di sekitarnya sehingga
trombosit-trombosit tersebut akan saling berikatan satu sama lain membentuk
sumbat trombosit. Di lain sisi ADP juga akan membuat endotel menghasilkan
prostacyclin dan NO (nitrit oksida) agar trombosit hanya berikatan pada bagian
yang rusak, tidak pada bagian yang lain. Fungsi sumbat trombosit ini adalah untuk
membentuk sumbat yang semakin lama semakin kuat, vasokontriksi pembuluh
darah melalui vasokonstriktor yang kuat (tromboksan A2) dan memperkuat
koagulasi darah.
9,15


c. Koagulasi darah
Merupakan proses perubahan bentuk darah dari cair menjadi padat. Berfungsi
untuk menguatkan sumbat trombosit yang telah terbentuk, sehingga nantinya
aliran darah terhenti pada daerah pendarahan (merupakan mekanisme hemostatis
terkuat). Langkah kuncinya adalah perubahan fibrinogen menjadi fibrin yang
dikatalisis oleh trombin. Trombin memiliki fungsi yang sangat besar dalam
Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
22

pembekuan darah. Setelah darah membeku dan perdarahan sudah dihentikan,
darah harus kembali mencair. Pengenceran bekuan darah ini diperankan oleh
faktor XII (Hagemen Factor) yang mengaktivasi plasmin sebagai agen yang
menghancurkan bekuan darah. Proses pengenceran ini berlangsung lebih lama dari
proses pembekuan darah.
9,15

Pembahasan Kasus







Pada kasus ini, terjadinya pendarahan pada salah satu pembuluh darah sangat
berbahaya. Kejadian seperti kasus di atas, dapat menyebabkan kematian jika tidak dapat
ditangani dengan baik dan mengalami keterlambatan. Arteri subclavia merupakan salah satu
cabang pembuluh darah yang mendarahi tangan. Sedangkan arteri carotis communis
merupakan salah satu cabang yang mendarahi ke bagian kepala (wajah, bibir, dll). Untuk itu
kita perlu lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan agar tidak terjadi pendarahan yang
fatal.

Kesimpulan
Peredaran manusia dibagi menjadi dua yaitu sirkulasi sitemik dan pulmonal. Sirkulasi
sistemik dimulai dari ventrikel kiri yang menuju ke aorta-aorta besar salah satunya adalah
arcus aorta. Arcus aorta akan memberikan cabang arteri carotis communis sinistra dan arteri
subclavia sinistra yang sangat penting di dalam tubuh manusia. Perdarahan pada percabangan
kedua arteri tersebut dapat berakibat fatal.
Skenario 8
Seorang laki-laki berusia 27 tahun diantar ke IGD RS dalam keadaan tidak sadar sejak
15 menit yang lalu akibat kecelakaan. Dari pemeriksaan didapatkan pasien mengalami
fraktur pada articulatio sternoclavicula dan menciderai a. subclavia sehingga
menyebabkan perdarahan. Selain itu, juga didapatkan cidera pada cartilago thyroid
hingga merusak pembuluh darah didekatnya yaitu a. carotis communis. Hal ini
menyebabkan gangguan pada percabangan dua pembuluh darah tersebut.


Pendarahan pada Arteri Subclavia dan Arteri Carotis Communis
Tinjauan Pustaka
23

Daftar Pustaka

1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia;2009.h.128-9.
2. Snell RS. Clinical anatomy. 7
th
ed. USA: Lipincott Williams & Wilkins;2004.p.755.
3. Putz R, Pabst R. Sobotta: atlas of human anatomy. 14
th
ed. Germany: Urban &
Fischer;2006.p.152.
4. Snell RS. Clinical anatomy. 7
th
ed. USA: Lipincott Williams & Wilkins;2004.p.736.
5. Putz R, Pabst R. Sobotta: atlas of human anatomy. 14
th
ed. Germany: Urban &
Fischer;2006.p.19.
6. Burkitt HG, Young B, Heath JW. Buku ajar dan atlas wheather histology fungsional.
Jakarta: EGC; 1995.p.140-51.
7. Craigmyle MBL. Atlas berwarna histology. Jakarta: EGC; 1990.p.45-52.
8. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo;2008.h.52.
9. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.
10. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006. h. 101-12.
11. Sherwood L. Introduction to human physiology. 8
th
ed. USA: Brooks/Cole;2013.p.366-
89.
12. Sherwood L. Introduction to human physiology. 8
th
ed. USA: Brooks/Cole;2013.p.389-
393.
13. Sacher, Ronald A. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Edisi ke-11. Jakarta:
EGC; 2004
14. http://masihtertulis.blogspot.com/2011/03/soal-no-17-un-2011-transportasi.html,
diunduh pada tanggal 15 Juni 2014.
15. Murray RK. Biokimia Harper. Edisi ke-27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h.288-303.

Anda mungkin juga menyukai