Anda di halaman 1dari 5

1

Teori Kedaulatan

Makna Kedaulatan
Secara Sempit
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi suatu Negara

Secara Luas
Kedaulatan adalah hak khusus untuk menajalankan kewenangan tertingi atas suatu wilayah
atau suatu kelompok orang, seperti Negara atau daerah tertentu. Istilah kedaulatan dalam
bahasa Indonesia berarti kekuasaan atau dinasti pemerintahan. Kedaulatan umumnya
dijalankan oleh pemerintah atau lembaga politik sebuah negara.
Kedaulatan negara dasarnya tidak bersifat mutlak (absolute) karena ada sejumlah faktor lain
yang membatasinya.

Kedaulatan memiliki empat sifat dasar, yaitu:
1. Permanen
Kedaulatan itu tetap ada selama negara tetap berdiri.

2. Asli
Hukum kedaulatan itu tdak berasal dari kekuasaan yang lebih tinggi.

3. Bulat
Tidak dapat dibagi-bagi, maksudnya bahwa kedaulatan itu merupakan satu-satunya
kekuasaan yang tertinggi dalam negara.

4. Tidak Terbatas
Kedaulatan itu tidak di batasi oleh siapa pun sebab apabila kedaulatan ini terbatas, tentu
saja bahwa ini merupakan kekuasaan yang tertinggi akan lenyap.

MACAM MACAM TEORI KEDAULATAN

Teori kedaulatan negara yang dikemukakan oleh para ahli kenegaraan adalah sebagai berikut.

a. Teori Kedaulatan Tuhan.

Adalah kedaulatan dimana kekuasaan tertinggi suatu negara berasal dari tuhan (agama yang dianut
suatu negara). Teori kedaulatan Tuhan mengajarkan bahwa negara dan pemerintah mendapat
kekuasaan tertinggi dari Tuhan. Pemimpin negara secara kodrati telah ditetapkan oleh Tuhan.
Oleh karena itu, rakyat wajib taat dan patuh terhadap para pemimpin.









Raja atau penguasa negara mendapat kekuasaan tertinggi dari Tuhan
sehingga kehendak raja atau penguasa juga merupakan kehendak Tuhan.
Teori ini berkembang pada abad pertengahan, antara abad V sampai abad
XV. Tokoh-tokoh nya antara lain Agustinus, Thomas Aquinas, Marsilius
dan F. J. Sthal. Teori ini terjadi di negara-negara otoriter. Kedaulatan
berasal dari Tuhan yang diberikan kepada raja atau penguasa.

Agustinus
2












.









b. Teori Kedaulatan Raja




















c. Teori Kedaulatan Negara

Berdasarkan teori ini, kekuasaan tertinggi terletak pada negara. Negara sebagai lembaga tertinggi
yang memiliki kekuasaan. Kedaulatan negara muncul bersama dengan berdirinya suatu negara.
Kedaulatan Negara merupakan kedaulatan yang berasal dari dari negara itu sendiri. Negaralah
yang menciptakan hukum, jadi rakyat harus tunduk kepada negara. Tokoh-tokohnya adalah Jean
Bodin , George Jellinek dan Paul Laband.

Saat itu raja dianggap sebagai wakil Tuhan. Tapi, karena merasa
mewakili Tuhan dalam melaksanakan kekuasaan, raja sering merasa
berkuasa dan berbuat semaunya, tanpa memikirkan rakyat. Keadaan ini
mendorong timbulnya pandangan atau teori baru mengenai kedaulatan,
yaitu kedaulatan negara.
Teori-teori teokrasi ini dijumpai, bukan saja di dunia barat tapi juga di
timur.


Sehingga dapat dikatakan bahwa kekuasaan
teokrasi dimiliki oleh hampir seluruh negara
pada beberapa peradaban. Apabila pemerintah
negara itu berbentuk kerajaan (monarki) maka
dinasti yang memerintah disana dianggap
turunan dan mendapat kekuasaannya dari
Tuhan. Misalnya jika Tenno Heika di Jepang
dianggap berkuasa sebagai turunan dari Dewa
matahari.
F. J. Sthal
Marsilius Thomas Aquinas

Machiavelli

Thomas Hobbes
Teori kedaulatan raja merupakan perwujudan dari teori kedaulatan Tuhan.
Kekuasaan tertinggi di tangan raja atau penguasa. Oleh karena itu, raja
dianggap keturunan dewa atau wakil Tuhan di bumi yang mendapat
kekuasaan langsung dari Tuhan sehingga kekuasaan raja mutlak dan tidak
dapat diganggu gugat.
Bahwa kekuasaan yang tertinggi ada pada raja hal ini dapat digabungkan
dengan teori pembenaran negara yang menimbulkan kekuasaan mutlak pada
raja/ satu penguasa.

Teori ini memandang bahwa raja memiliki kekuasaan yang mutlak
dan tidak terbatas dalam menjalankan pemerintahan. Penganjur teori
ini adalah Machiavelli dan Thomas Hobbes. Dengan adanya
kedaulatan yang dimiliki oleh para raja maka raja berkuasa dengan
sewenang-wenang. Bahkan Raja Louis XIV dari Prancis dengan
sombongnya pernah berkata Lettat Cest Moi (negara adalah saya),
yang menjadi sumbu dari pergerakan Revolusi Perancis.

3



















































Jean Bodin
Menurut Jean Bodin perlu diperhatikan bahwa pada hakekatnya teori
kedaulatan negara iru atau Staats-souvereiniteit, hanya menyatakan
bahwa kekuasaan tertinggi itu ada pada negara, entah kekuasaan itu
bersifat absolut, entah sifatnya terbatas, dan ini harus dibedakan dengan
pengertian ajaran Staats-absolutisme.
Karena dalam ajaran Staats-souvereiniteit itu pada prinsipnya hanya
dikatakan bahwa kekuasaan tertinggi ini mungkin bersifat absolut, tetapi
mungkin juga bersifat terbatas.

George Jellinek
Sedang dalam ajaran Staats-absolutisme dikatakan bahwa kekuasaan
negara itu bersifat absolut, jadi berarti tidak mungkin bersifat terbatas,
dalam arti baahwa negara itu kekuasaannya meliputi segala segi
kehidupan masyarakat, sehingga mengakibatkan para warga negara itu
tidak lagi mempunyai kepribadian.
Menurut George Jellinek mengatakan bahwa hukum itu adalah
merupakan penjelmaan daripada kehendak atau kemauan negara. Jadi
juga negaralah yang menciptakan hukum, maka negara dianggap satu-
satunya sumber hukum, dan negaralah yang memiliki kekuasaan tertinggi
atau kedaulatan. Di luar negara tidak ada satu organpun yang berwenang
menetapkan hukum.


Paul Laband

d. Teori Kedaulatan Hukum

Adalah suatu kedaulatan yang memiliki atau bahkan memegang kekuasaan
tertinggi didalam suatu negara adalah hukum. Oleh sebab itu baik raja,
rakyat, bahkan negara harus runduk kepada hukum. Hukum dan aktifutas
pemerintahan merupakan kehendak negara.

Imanuel Kant
Tokoh dari teori ini adalah Imanuel Kant, Hugo Krabe, dan Leon Duguit.
Teori kedaulatan hukum menekankan bahwa kekuasaan tertinggi dalam
negara terletak pada hukum, baik hukum tertulis maupun tidak tertulis. Oleh
karena itu, pelaksanaan pemerintahan dibatasi oleh norma sehingga tidak
bersifat absolut.

Hugo Krabe
Menurut teori ini, hukum adalah pernyataan
penilaian yang terbit dari kesadaran hukum
manusia. Dan hukum merupakan sumber
kedaulatan.

Leon Duguit
Kesadaran hukum inilah yang membedakan mana yang adil dan mana yang tidak adil. Teori ini
dipakai oleh Indonesia dengan mengubah Undang-Undang Dasarnya, dari konsep kedaulatan
rakyat yang diwakilkan menjadi kedaulatan hukum. Kedaulatan hukum tercantum dalam UUD
1945 Kedaulatan ada ditangan rakyat dan dilaksanakan oleh Undang-Undang Dasar.

4

e. Teori Kedaulatan Rakyat

Teori kedaulatan rakyat mengajarkan bahwa kekuasaan negara tertinggi terletak di tangan rakyat.
Teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa kedaulatan yang dipegang raja atau penguasa itu
berasal dari rakyat. Kekuasaaan tertinggi berada di tangan rakyat.










Teori ini menjadi inspirasi banyak negara termasuk Amerika Serikat dan Indonesia, dan dapat
disimpulkan bahwa trend dan simbol abad 20 adalah tentang kedaulatan rakyat.

Menurut teori ini, rakyatlah yang berdaulat dan mewakilkan atau menyerahkan kekuasaannya
kepada negara. Kemudian negara memecah menjadi beberapa kekuasaan yang diberikan pada
pemerintah, ataupun lembaga perwakilan. Tetapi karena pada saat dilahirkan teori ini banyak
negara yang masih menganut sistem monarki, maka yang berkuasa adalah raja atau pemerintah.
Bilamana pemerintah ini melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan kehendak rakyat, maka
rakyat akan bertindak mengganti pemerintah itu. Kedaulatan rakyat ini, didasarkan pada kehendak
umum yang disebut volonte generale oleh Rousseau. Apabila Raja memerintah hanya sebagai
wakil, sedangkan kedaulatan penuh ditangan rakyat dan tidak dapat dibagikan kepada pemerintah
itu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan kedaulatan rakyat mempunyai makna sebagai berikut:
1. Kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat;
2. Kekuasaan pemerintah atau penguasa berasal dari rakyat,;
3. Pemerintah atau pengusa bertanggung jawab kepada rakyat dan bekerja untuk
kesejahteraan rakyat.

Sumber ajaran kedaulatan rakyat adalah demokrasi. Teori ini memunculkan timbulnya suatu teori
pembagian kekuasaan seperti dalam ajaran trias politika yang dikemukakan oleh Montesquieu.
Teori trias politika menganjurkan agar kekuasaan pemerintahan negara dipisahkan menjadi tiga
lembaga, yaitu legislatif (membuat dan menetapkan undang-undang), eksekutif (melaksanakan
undang-undang), dan yudikatif (mengawasi pelaksanaan undang-undang). Suatu negara yang
menganut teori kedaulatan rakyat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Negara memiliki lembaga perwakilan rakyat sebagai badan/majelis yang mewakili atau
mencerminkan kehendak rakyat.
2) Pelaksanaan pemilu untuk mengangkat dan menetapkan anggota lembaga perwakilan
diatur oleh undang-undang.
3) Kekuasaan atau kedaulatan rakyat dilaksanakan oleh badan atau majelis yang bertugas
mengawasi pemerintah.
4) Susunan kekuasaan badan atau majelis itu ditetapkan dalam undang-undang dasar.


JJ. Rousseau
Teori ini lahir dari reaksi pada kedaulatan raja. Yang menjadi bapak dari
ajaran ini adalah JJ. Rousseau yang pada akhirnya teori ini menjadi
inspirasi Revolusi Perancis. Teori kedaulatan rakyat ini sebagai cikal
bakal dari ajaran demokrasi. Sebagai pelopor teori ini adalah Jean
Jacques Rousseau (1712-1778). Menurut beliau bahwa raja memerintah
hanya sebagai wakil rakyat, sedangkan kedaulatan penuh ditangan
rakyat dan tidak dapat dibagikan kepada pemerintah itu
5

JENIS KEDAULATAN MENURUT RELASINYA

1. Kedaulatan Kedalam
Adalah kekuasaan tertinggi didalam suatu negara untuk mengatur negaranya sendiri sesuai
fungsinya. Sifatnya, memaksa rakyat atau warga negara terutama yang berkaitan dengan
pelaksanaan peraturan atau undang-undang.
2. Kedaulatan Keluar
Adalah kekuasaan tertinggi didalm negara untuk mengadakan hubungan atau kerja sama
Internasional dengan negara-negara lain dalam rangka kepentingan negara itu.

Bagi suatu negara, memiliki kedaulatan berarti berhak atas ketiga poin berikut.
1. Menjadi negara yang berdiri sejajar dengan negara-negar merdeka lain.
2. Memiliki kekuasaan atau hak untuk mengatur dan mengurus negaranya sendiri tanpa
campur tangan negara lain.
3. menjadi negara yang meimiliki kekuasaan atau hak untuk berinteraksi dan bekerjasama
dengan negara lain.

Meski tiap negara merdeka memiliki kedaulatan masing-masing, tapi mereka menyadari bahwa
mereka membutuhkan negara lain. Hal ini disebabkan tidak ada satu negara pun yang mampu
memenuhi sendiri semua kebutuhannya.
Kondisi keterbatasan itulah yang mendorong berdirinya organisasi atau lembaga-lembaga
internasional, seperti Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Hal ini menunjukan pula betapa
pentingnya arti hubungan dan kerja sama dengan bangsa lain bagi setiap bangsa, baik untuk saat
ini maupun masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai