Anda di halaman 1dari 10

Nama : Agil Bahtiar Sugiarto

Nim :PO7134112417

Liquor Crebospinalis (LCS)
A. Pengertian
Liquor Cerebrospinalis adalah cairan yang menyelimuti susunan syaraf pusat. Fungsinya
adalah sebagai pelindung terhadap otak maupun tulang belakang. Selain itu juga berfungsi
sebagai pengatur eksitabilitas dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-
metabolit (karena otak tidak mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan
terhadap tekanan. Pemeriksaan LCS ditujuakan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak
maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses, enchefilitis maupun infeksi virus pada daerah
tersebut. Analisa LCS sendiri dibagi menjadi menjadi 3 bagian yaitu makroskopis, mikroskopis
dan kimia.

B. Cara Pengambilan
1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal
(lutut di tarik ke arah dahi)
2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 yaitu dengan menentukan
garis potong sumbu kraniospinal ( kolumna verterbralis ) dan garis antara
kedua spina ishiadika anterior superior ( SIAS ) kiri dan kanan. Pungsi dapat
pula di lakukan anatara L4 dan L5 atau antara L2 dan L3 namun tidak boleh
pada bayi
3. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm
dengan larutan Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan tutup dengan
duk steril di mana daerah pungsi lumbal di biarkan terbuka
4. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah
memakai sarung tangan steril selama 15 30 detik yang akan menandai titik
pungsi tersebut selama 1 menit
5. Tasukan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah di tentukan. Masukan
jarum perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan
mulut jarum terbuka ke atas samapai menembus duramater. Jarak antara kulit
dan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaan
gizi. Umumnya 1,5 2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada
umur 3 5 tahun. Pada remaja jaraknya 6 8 cm
6. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran
cairan yang lebih baik, jarum di putar hingga mulut jarum mengarah ke
kranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan
7. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester.
8. Hasil punksi lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara
lain :
a. Tabung I berisi 1 mL
Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena
mungkin mengandung darah pada saat penyedotan.
b. Tabung II berisi 7 mL
Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik.
c. Tabung III berisi 2 mL
Digunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff.count dan protein
kualitatif/kuantitatif.

C. Cara Pemeriksaan dan Interpretasi Hasil Pemeriksaan

1. Makroskopis
Pemeriksaan makroskopis meliputi
Warna
Kekeruhan
pH
Konsistensi (bekuan)
Berat jenis

Metode : Visual (Manual)
Tujuan : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi
warna, kejernihan, bekuan, pH dan BJ.
Alat : - Tabung reaksi
- Beaker gelas
- Kertas indikator pH universal
- Refraktometer abbe
Spesimen : Cairan LCS
Prinsip : pada keadaan normal wujud LCS seperti air, dengan
membandingkannya dapat dinilai adanya perubahan pada LCS.

Cara Kerja :
a. Tes Warna, Kekeruhan, dan Bekuan
-Tabung reaksi diisi aquadest secukupnya sebagai pembanding
-Contoh bahan diisikan pada tabung reaksi yang sama ukurannya dengan
Pembanding
-Kedua tabung diletakkan berdekatan dengan latar belakang kertas putih
-Bandingkan contoh bahan dengan aquadest.

b. Tes Berat Jenis
-Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece
BJ.

Interprestasi hasil :
-Warna
Diamati warna pada LCS dengan aquades sebagai pembanding
-Kejernihan / kekeruhan
0 = jernih
+ 1 = berkabut
+ 2 = kekeruhan ringan
+ 3 = kekeruhan nyata
+ 4 = sangat keruh
-Bekuan
Tidak ada (negatif) atau ada bekuan (positif)


No Parameter Penilaian Normal
1. Warna Tidak berwarna, Kuning muda,
Kuning, Kuning tua, Kuning coklat,
merah, hitam coklat
Tidak berwarna
2. Kejernihan Jernih, agak keruh, keruh, sangat
keruh, keruh kemerahan
Jernih
3. Bekuan Tidak ada bekuan, ada bekuan Tidak ada bekuan
4. Ph 7,3 atau setara dengan pH
plasma/serum

5. BJ 1.000 1.010 1.03 1.008

Hal yang perlu diperhatikan :
Warna
Normal warna LCS tampak jernih, wujud dan viskositasnya sebanding air.
-Merah muda perdarahan trauma akibat pungsi
-Merah tua atau coklat perdarahan subarakhnoid akibat hemolisis dan akan
terlihat jelas sesudah disentrifuge
-Hijau atau keabu-abuan pus
-Coklat terbentuknya methemalbumin pada hematoma subdural kronik
-Xanthokromia (kekuning-kuningan) pelepasan hemoglobin dari eritrosit yang
lisis (perdarahan intraserebral/subarachnoid); juga disebabkan oleh kadar protein
tinggi (> 200 mg/dl)

Kekeruhan
Normal tidak ada kekeruhan atau jernih. Walaupun demikian LCS yang jernih
terdapat juga pada meningitis luetika, tabes dorsalis, poliomyelitis, dan meningitis
tuberkulosa.

Keruh ringan seperti kabut mulai tampak jika :
-lekosit 200-500/ul3
-eritrosit > 400/ml
-mikroorganisme (bakteri, fungi, amoeba)
-aspirasi lemak epidural sewaktu dilakukan pungsi
-media kontras radiografi.

Konsistensi bekuan
-
-Normal tidak terlihat bekuan
-Bekuan banyaknya fibrinogen yang berubah menjadi fibrin.
Disebabkan: trauma pungsi, meningitis supurativa, atau meningitis tuberkulosa.
-24 jam.

-LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat
diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah,
terutama bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.
-Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan
terdiri atas benang fibrin.

2. Mikroskopis
Syarat pemeriksaan :
dilakukan dlm waktu < 30, karena bila > 30 jml sel akan berkurang yang disebabkan:
-Sel mengalami sitolisis
-Sel akan mengendap, shg sulit mendapat sampel yang homogen
-Sel terperangkap dalam bekuan
-Sel cepat mengalami perubahan morfologi

a. Hitung Jumlah Sel
Metode : Bilik Hitung
Prinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit
dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung
di bawah mikroskop.
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.
Alat dan Reagensia :
-Mikroskop
-Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma
leukosit
-Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan
aquadest 90 mL.
-Spesimen : LCS

Cara Kerja :
-Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat
-Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
-Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.
-Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua
kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.

Perhitungan :
Sel = Jumlah sel ditemukan x 1 x 1 x pengenceran
Jumlah kotak L T

= ..sel/mm
3
LCS

Ket : T = tinggi bilik hitung : 1/10 mm
L = luas 1 satuan kotak yang dipakai
Interpretasi : Jumlah sel normal = 0 5 sel/mm
3
LCS


b. Hitung Jenis Sel
Metode : Tetes tebal dengan pewarnaan Giemsa
Tujuan : Untuk membedakan dan mengetahui jumlah masing-masing jenis
sel mononuklear dan polinuklear dalam cairan LCS.
Alat dan Reagensia :
-Objek Gelas
-Kaca Penghapus
-Sentrifuge
-Tabung reaksi
-Metanol absolute
-Giemsa
-Timer

Spesimen : LCS
Cara Kerja :
-Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.
-Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm
-Supernatant dibuang dan endapan diambil
-Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
-Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolute
-Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit
-Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.

Perhitungan :
Jenis sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah %
MN
PMN
Jumlah
Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%

3. Bakterioskopi
Dari pemeriksaan bakteliologi terhadap LCS, bakteri yang sering muncul ialah :
Mycobacterium tuberculosa, Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan
Haemophillus influenzae.
Dengan melakukan pemeriksaan bakteriologi, sering sudah di dapatkan petunjuk ke arah
etiologi radang. Pemeriksaan yang paling diperlukan adalah pewarnaan Gram dan Ziehl Neelsen.
Specimen yang dipakai untuk pewarnaan ini sebaiknya memakai sedimen dari LCS. Untuk
pewarnaan tahan asam (Ziehl Neelsen) baik juga dipakai specimen bekuan halus dekat
permukaan LCS.

a. Pewarnaan Gram
Cara kerja :
-Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% steril
-Dibuat apusan dari bahan sedimen LCS
-Difiksasi di atas api Bunsen
-Apusan bakteri yang telah jadi ditetesi gram A selama 3 menit, dicuci
denan air mengalir, dan dikeringanginkan
-Kemudian ditetesi gram B selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, dan
dikeringanginkan
-Kemudian ditetesi gram C selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, dan
dikeringanginkan
-Kemudian ditetesi gram D selama 2 menit, dicuci dengan air mengalir, dan
dikeringanginkan
-Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000 x, kemudian dicatat
bentuk dan warna susunan, dan sifat sel bakteri



b. Pewarnaan Ziehl-Neelsen
Cara kerja :
-Letakan sediaan yang telah difiksasi pada rak dengan apusan menghadap
ke atas
-Teteskan larutan carbol fuchsin 0,3% (ZN A) sampai menutupi seluruh
permukaan sediaan sputum
-Panaskan dengan nyala api spiritus sampai keluar uap selama 3-5 menit
(tidak boleh mendidih/kering)
-Singkirkan api spiritus, diamkan selama 5 menit
-Bilas dengan air mengalir pelan sampai zat warna merah yang bebas
terbuang
-Tetesi sediaan dengan larutan asam alcohol 3% (ZN B) sampai warna
merah fuchsin hilang
-Bilas dengan air mengalir pelan
-Teteskan larutan methylen blue 0,3% ( ZN C)pada sediaan sampai
menutupi seluruh permukaan
-Diamkan 10 20 detik
-Bilas dengan air mengalir pelan
-Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000 x, kemudian dicatat
bentuk dan warna susunan, dan sifat sel bakteri

4. Kimiawi

Pemeriksaan rutin yang dilakukan :
-penetapan protein secara kualitatif
-kadar protein
-kadar glukosa
-kadar klorida


a. Protein Kualitatif

Perbandingan antara albumin dan globulin LCS leih kecil daripada dalam plasma
Konsentrasi protein :
-Permeabilitas sawar darah-otak oleh radang
-Meningitis yang berat

Test Pandy
Prinsip : reagen pandy memberikan reaksi terhadap protein (albumin dan
globulin) dalam bentuk kekeruhan. Pada keadaan normal tidak terjadi
kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti kabut.

Alat dan reagen yang dipakai :
-Tabung serologi (garis tengah 7 mm)
-Kertas putih
-Reagen Pandy (larutan phenol jenuh dalam air)

Cara pemeriksaan :
-Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Pandy
-Tambahkan 1 tetes LCS
-Kemudian dilihat segera ada tidaknya kekeruhan.

Interprestasi hasil ;
Negatif : tidak ada kekeruhan
Positif : terlihat kekeruhan yang jelas
+1 : opalescent (kekeruhan ringan seperti kabut)
+2 : keruh
+3 : sangat keruh
+4 : Kekeruhan seperti susu

Nilai normal : (-) / (+1)

Test Nonne Apelt
Prinsip : reagen Nonne memberikan reaksi terhadap protein globulin dalam
bentuk kekeruhan yang berupa cincin. Ketebalan cincin berhubungan dengan
kadar globulin, makin tinggi kadarnya maka cincin yang terbentuk makin tebal.

Alat dan reagen yang dipakai :
-Tabung serologi (garis tengah 7 mm)
-Reagen Nonne (larutan ammonium sulfat jenuh dalam air)

Cara pemeriksaan :
-Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Nonne
-Tambahkan 1 ml LCS dengan cara pelan-pelan sehingga terbentuk 2 lapisan,
di mana lapisan atas adalah LCS. Diamkan selama 3 menit
-Kemudian dilihat pada perbatasan kedua lapisan dengan latar belakang gelap



Interprestasi hasil :
Negatif : tidak terbentuk cincin antara kedua lapisan
+1 : cincin yang terbentuk menghilang setelah dikocok (tidak ada
bekasnya).
+2 : setelah dikocok terjadi opalesensi
+3 : mengawan setelah dikocok

Normal : (-)

b. Protein Kuantitatif
Metode : Biuret
Prinsip : Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam
medium alkali membentuk komplek warna yang dapat
diukur dengan spektrofotometer.
Tujuan : Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS.
Alat :
-Tabung reaksi
-Mikropipet 20 Ldan 1000 L
-Tip kuning dan biru
-Fotometer

Reagensia :
Reagen Kerja : Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L,
NaOH 1,15 mol/L, deterjen.
Reagen standard : 8,0 g/dL
Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila
disimpan pada suhu ruang.
Spesimen : LCS
Cara Kerja :
-Masukkan ke dalam tabung berlabel :
Blanko Standar Sampel
Standar
Serum
Reagen kerja
-
-
1000 l
20 l
-
1000 l
-
20 l
1000 l

-Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang
-Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer dengan panjang
gelombang 578 nm terhadap blanko reagent.
Perhitungan :
Total Protein = Absorben sampel x konsentrasi standar (8,0 g/dL)
Absorben standard
= ..............g/dL x 1000
= ......mg/dL
Nilai Normal : 15 45 mg/dl

c. Glukosa Kuantitatif
tuberculosis, dan bakteri piogen.
:
GOD-PAP
Prinsip :Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan hidrogen
peroksida yang bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol dengan
pengaruh katalis peroksidase menghasilkan quinoneimine yang
berwarna merah.
Tujuan :Untuk menentukan kadar glukosa dalam LCS
Reaksi : Glukosa + O
2
+ 2 H
2
O
glukosa oxidase
Glukonate + H
2
O
2.
2
H
2
O
2
+ 4-Aminoantipyrine + Phenol
POD
Quinoneimine + 4 H
2
O
Alat :
-Tabung reaksi kecil
-Timer
-Mikropipet 10 dan 1000 l
-Tissue
-Tip kuning dan biru
-Rak Tabung
-Fotometer

Reagensia :
-Reagen kerja Glukosa
-Reagen standar Glukosa 100 mg/dl
-Stabilitas :Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan
pada suhu 2-8
o
C.
-Spesimen :LCS

Cara kerja:
-Dipipet ke dalam tabung:
Blanko Standar Sampel
Standar
Serum
Reagen kerja
-
-
1000 l
10 l
-
1000 l
-
10 l
1000 l
-Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
-Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan
panjang gelombang 546 nm.

Pengamatan dan Pembacaan :
-Absorben blanko aquabidest : 0,000
-Dicatat Absorben pengukuran reagent blanko, standar dan sampel

Perhitungan :
Glukosa = Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mg/dL)
Absorben standard
= ..............mg/dL
Nilai Normal : 45 70 mg/dL

Chlorida Kuantitatif
Metode :TPTZ
Prinsip :Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II), 2,4,4-tri-(2pyridil)-S-
triazide kompleks (TPTZ) membentuk merkuri (II) chlorida. TPTZ bebas
bereaksi dengan ion besi (II) menghasilkan warna biru kompleks. Perubahan
absorben pada 578 nm sebanding dengan kadar chlorida.
Tujuan : Untuk menentukan kadar Chlorida dalam LCS
Alat : -Tabung reaksi kecil
- Timer
-Mikropipet 10 dan 1000 l
-Tissue
-Tip kuning dan biru
-Rak Tabung
-Fotometer

Reagensia :
-Reagen warna : 2,4,6-tri-(2-pyridil)-S-triazide (TPTZ) dan merkuri (II)
kompleks 0,96 mmol/L dan besi (II) sulfat 0,5 mmol/L
-Standard Chlorida : Natrium chlorida 100 mmol/L atau 355 mg/dL
-Spesimen : LCS

-Cara Kerja :
-Dipipet ke dalam tabung:





-Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.
-Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko
dengan panjang gelombang 546 nm.

Perhitungan :
Chlorida = Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mmol/L)
Absorben standard
= ..............mmol/L
Nilai Normal : 98 - 106 mmol/L

Blanko Standar Sampel
Standar
Serum
Reagen kerja
-
-
1000 l
10 l
-
1000 l
-
10 l
1000 l

Anda mungkin juga menyukai